ABSTRAK
Keberlanjutan dan penguatan pelaksanaan reformasi birokrasi memiliki peran penting dalam
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Salah satu aspek terpenting dari proses
Reformasi Birokrasi tersebut adalah upaya untuk terus mengembangkan profil sumber daya
manusia aparatur yang berkinerja tinggi, berintegritas, profesional, menguasai teknologi
informasi dan bahasa asing, serta memiliki jiwa hospitality melalui Penataan Sistem
Manajemen Sumber Daya Manusia Aparatur, yang salah satu programnya adalah
Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia.
Badan Pendidikan Dan Pelatihan Kementerian Pertahanan (Badiklat Kemhan) sebagai unsur
pendukung di bidang Diklat Aparatur melalui empat Pusdiklatnya yaitu Pusdiklat Manajemen
Pertahanan, Pusdiklat Bahasa, Pusdiklat Teknis Fungsional Pertahanan, dan Pusdiklat Bela
Negara menyelenggarakan Diklat-diklat pengembangan sumber daya manusia Pertahanan
dengan terus berupaya meningkatkan kualitas penyelenggaraan Diklat guna meningkatkan
kompetensi sumber daya manusia aparatur Kementerian Pertahanan sesuai kebutuhan
organisasi. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tata kelola penyelenggaraan Pendidikan
dan Pelatihan aparatur di lingkungan Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian
Pertahanan masih perlu dioptimalkan sebagai upaya pengembangan kemampuan sebagai
lembaga Diklat maupun sebagai salah satu upaya pengembangan sumber daya manusia
aparatur.
Optimalisasi tata kelola penyelenggaraan diklat meliputi Optimalisasi kelembagaan,
Peningkatan kualitas program dan kurikulum, Penataan sarana dan prasarana dan
pemanfaatan teknologi informasi, Mewujudkan evaluasi diklat yang berkualitas,
Meningkatkan kompetensi tenaga kediklatan, dan hal-hal lain perlu dilakukan untuk
meningkatkan kinerja penyelenggara diklat pada Badan Pendidikan dan Pelatihan
Kementerian Pertahanan.
A. Pendahuluan
Kesadaran terhadap peran sentral Sumber Daya Manusia, menjadi bagian tidak
terpisahkan dari Reformasi Birokrasi yang mulai di gulirkan pada tahun 2007.
Reformasi Birokrasi (RB) dilakukan dengan memprioritaskan pada penataan dan
penajaman terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi),
ketatalaksanaan (bussiness process) dan sumber daya manusia aparatur. Sasaran
Reformasi Birokrasi adalah efektif dan efisien dalam penyelenggaraan pemerintahan,
melayani publik dengan prima, dan bersih dan bebas KKN. Ada 8 (delapan) area
perubahan dalam Reformasi Birokrasi salah satunya adalah Penataan Sistem
Manajemen Sumber Daya Manusia Aparatur, yang salah satu programnya adalah
Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia.
Sejalan dengan impian untuk mewujudkan Indonesia Emas Tahun 2045 yang
didukung oleh Birokrasi Berkelas Dunia, pemerintah saat ini terus melakukan
percepatan pelaksanaan Reformasi Birokrasi. Salah satu aspek terpenting dari proses
Reformasi Birokrasi tersebut adalah upaya untuk terus mengembangkan profil ASN
yang berkinerja tinggi, professional, stratejik, dan inovatif, melalui manajemen ASN
yang berbasis sistem merit sejak proses perencanaan, rekruitmen, pengembangan
kompetensi, penilaian kinerja, pengembangan karier, sistem penggajian, hingga
pemberhentiannya.
Dikutip dari laman Lembaga Administrasi Negara (LAN), saat ini Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi bersama Lembaga
Administrasi Negara (LAN) tengah melakukan penyempurnaan sistem Pendidikan
dan Pelatihan (Diklat) untuk meningkatkan kapasitas ASN. Dalam acara Presidential
Lecture bagi CPNS yang bertajuk ‘Bersatu Dalam Harmoni : Menuju Birokrasi
Berkelas Dunia Tahun 2024” yang dikenal dengan istilah SMART ASN Tahun 2024,
di Istora Senayan, Jakarta, beberapa waktu yang lalu, Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi menyatakan: “Kami sedang mendorong
transformasi Diklat konvensional menjadi Diklat berbasis Human Capital
Management
melalui…
3
Berdasarkan…
4
Berdasarkan latar belakang pemikiran dan tuntutan reformasi birokrasi tersebut, setiap
lembaga pemerintah dituntut melakukan perubahan secara terpadu, sistematis dan
Sedangkan…
5
manusia…
6
C. Kompetensi Aparatur
Jaminan utama bagi masa depan bangsa, bukanlah sumber daya alam yang dimiliki
suatu negara, akan tetapi kualitas sumber daya manusia suatu bangsa. Studi World
Bank menyatakan bahwa di negara-negara maju, kekayaan sumber daya manusia
adalah proporsi terbesar dari total kekayaan negaranya. Beberapa contoh seperti
Singapura, Swiss, New Zaeland dan banyak negara lainnya yang bisa maju bukan
karena sumber daya alamnya, tetapi karena keunggulan sumber daya manusianya.
Oleh karenanya ASN dituntut untuk terus mengembangkan kompetensi, baik
kompetensi manajerial, teknis, maupun sosiokultural melalui adopsi ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Berbicara kualitas birokrasi tidak akan terlepas dari kompetensi aparatur yang ada.
Bahkan hampir dalam setiap kegiatan khususnya berkaitan dengan kediklatan kata-
kata kompenten atau kompetensi ini akan selalu menjadi bagian yang ada di
dalamnya. Untuk itu, maka dipandang perlu untuk menyamakan persepsi tentang hal
tersebut. Menurut kamus Oxford kompetensi berasal dari kata competence (n) yang
berarti being competent, ability, legal capacity. Sedangkan Competent (adj) diartikan
sebagai : a person having ability, power, authority, skills, knowledge , etc, to do what
is needed. Sehingga bisa diartikan bahwa Kompetensi Aparatur adalah kemampuan
baik pengetahuan, keterampilan dan sikap yang secara umum harus dimiliki oleh
aparatur dalam melaksanakan tugas, tanggung jawab dan wewenangnya sesuai dengan
standar kompetensi jabatan yang dimilikinya.
Agar aparatur dapat mempunyai kompetensi yang diharapkan maka diperlukan
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Diklat) berbasis kompetensi yang
berkelanjutan. Dalam rangka pencapaian tujuan Diklat tersebut maka
penyelenggaraan Diklat haruslah terus menerus ditingkatkan kualitasnya. Berbagai
komponen penyelenggaraan Diklat seperti kelembagaan instansi Diklat, program
Diklat dan kurikulum, sarana dan prasarana dan pemanfaatan teknologi informasi,
evaluasi Diklat, tenaga kediklatan, dan hal-hal lain terkait dengan penyelenggaraan
Diklat harus dikelola dan dimonitor secara itensif agar betul-betul mengarah pada
peningkatan kompetensi peserta Diklat. Tentunya peningkatan kualitas
penyelenggaraan …
7
Salah satu agenda terpenting pembangunan pada era reformasi birokrasi saat ini
adalah menciptakan tata pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa, dan profesional
yang mampu melaksanakan pembangunan secara efektif dan efesien serta
memberikan pelayanan prima kepada publik. Demikian juga halnya dengan
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, dimana tujuan dari setiap pelaksanaannya
tidak akan terlepas dari pentingnya kualitas birokrasi sebagai aktor penting pelaksana
pembangunan. Untuk itu, pembangunan kualitas birokrasi harus mendapatkan
dukungan dari semua pihak, dan dilakukan secara konsisten, sehingga cita-cita
mewujudkan good governance akan dapat dicapai dengan baik.
Profesionalisme penyelenggara Diklat adalah sebuah keniscayaan disemua level,
permasalahan dalam mewujudkan penyelenggaraan Diklat yang sesuai dengan tujuan
dan sasaran Diklat yang efektif dan efisien adalah sangat bergantung dari kesiapan
dan ketersediaan berbagai komponen kediklatan. Akan tetapi melihat hasil dan
evaluasi proses penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan aparatur yang telah
dilaksanakan saat ini, banyak pihak yang merasakan perlunya dilakukan optimalisasi
tata kelola Diklat aparatur yang telah dilaksanakan mulai dari penataan kelembagaan,
peningkatan kualitas program dan kurikulum, penataan sarana dan prasarana dan
pemanfaatan teknologi informasi, mewujudkan evaluasi Diklat yang berkualitas,
meningkatkan kompetensi tenaga kediklatan, dan hal-hal lain terkait dengan
penyelenggaraan Diklat.
Optimalisasi tata kelola Diklat aparatur tersebut diharapkan dapat meningkatkan
kualitas, efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan, dan lulusan Diklat aparatur.
Dengan tata kelola yang baik maka akan menjamin terciptanya komitmen mutu,
akuntabilitas, jauh dari korupsi, dan menjunjung tinggi etika publik.
Tanpa mengabaikan semua komponen kediklatan lainnya, agar penyelenggaraan
Diklat aparatur di Badiklat Kemhan dapat berjalan sesuai yang diharapkan maka
optimalisasi tata kelola yang harus dilakukan meliputi:
1. Optimalisasi…
8
1. Optimalisasi Kelembagaan
a. Tata kelola Organisasi.
Tata kelola organisasi yang ideal akan menciptakan hubungan yang
lebih efisien dan efektif antar satker dalam organisasi, tidak adanya
tumpang tindih tugas dan fungsi, kejelasan atas kualitas kerja dan
pelayanan, serta memastikan seluruh permasalahan yang muncul dalam
operasional kegiatan organisasi dapat diselesaikan tepat waktu oleh
pihak-pihak yang berwenang. Tata kelola organisasi menunjukkan
bagaimana organisasi mengatur pelaksanaan seluruh tugas dan
wewenang dalam suatu struktur organisasi yang efektif yang
dilengkapi dengan perangkat organisasi yang diperlukan agar
operasionalisasi organisasi dapat dilaksanakan.
Tata kelola merupakan rangkaian kegiatan untuk memperbaiki totalitas
sistem organisasi lembaga Diklat yang terdiri dari aspek-aspek
kelembagaan Diklat yang statis (struktur organisasi, uraian jabatan,
syarat jabatan), dan aspek ketatalaksanaan dan proses yang dinamis
seperti pedoman kerja, tata hubungan kerja, dan koordinasi di dalam
dan dengan organisasi luar. Disamping itu tata kelola juga diperlukan
untuk mendorong lembaga Diklat agar lebih berfokus pada upaya
inovasi program dan metode pelaksanaan Diklat yang efektif dalam
peningkatan kompetensi aparatur. Dalam praktek kediklatan saat ini,
kita masih menemui beberapa permasalahan terkait dengan
kelembagaan Diklat diantaranya:
1) Belum optimalnya akreditasi lembaga Diklat
2) Belum optimalnya rekruitmen peserta Diklat
3) Belum optimalnya penyusunan pedoman kerja meliputi
petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis
4) Belum optimalnya penempatan serta pemberdayaan alumni
atau lulusan Diklat dalam rangka meningkatkan kinerja
organisasi.
b. Nilai-nilai budaya kerja.
Dalam pengembangan tata kelola organisasi yang baik, budaya
organisasi merupakan salah satu unsur penting yang diperlukan dalam
menjaga dan meningkatkan produktivitas pegawai dan memelihara
retensi…
9
Mendapatkan…
10
dilakukan…
11
dengan…
12
Dengan…
13
tujuan…
14
data …
15
data SIDA.
Tenaga Kediklatan sebagaimana dijelaskan diatas dipersyaratkan untuk
memiliki sertifikat Diklat (Management Of Training/MOT) bagi pengelola
Diklat, memiliki sertifikat Diklat (Training Officer Course/TOC) bagi
Penyelenggara Diklat, dan memiliki sertifikat Diklat (Training Of Trainer)
bagi Tenaga Pengajar/Widyaiswara atau pendidikan lain yang sejenis,
memiliki kompetensi untuk mengampu materi pembelajaran dan menguasai
metodologi pembelajaran.
E. Penutup.
1. Kesimpulan. Berdasarkan uraian dan penjelasan diatas maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
a. Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan di lingkungan Badan
Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan, masih perlu
dioptimalkan sebagai upaya pengembangan sumber daya manusia
dalam rangka percepatan mewujudkan Reformasi Birokrasi Badiklat
Kemhan.
b. Program Diklat Badiklat Kemhan dengan kurikulum Diklat yang ada
saat ini, belum sepenuhnya berbasis kompetensi dan penyusunannya
belum berdasarkan pada kebutuhan pengembangan kompetensi
individu maupun organisasi.
c. Ketersedian sarana dan prasarana kerja dan pemanfaatan Teknologi
informasi (TI) belum sepenuhnya diarahkan untuk meningkatkan
kualitas penyelenggaraan Diklat dan kualitas kerja pegawai.
d. Kualitas dan kuantitas tenaga kediklatan yang terdiri dari Pengelola
Diklat, Tenaga Pengajar, Penyelenggara Diklat belum terpenuhi sesuai
yang dipersyaratkan dalam rangka akreditasi lembaga Diklat, hal ini
membawa konsekuensi dipergunakannya tenaga pengajar yang tidak
sesuai dengan yang dipersyaratkan sesuai kurikulum utamanya dalam
Diklat Prajabatan dan Diklat Kepemimpinan.
e. Merujuk pada Peraturan LAN No. 8 tahun 2018, tentang Pedoman
Penyelenggaraan e-learning untuk pengembangan kompetensi ASN,
maka Pengembangan kompetensi melalui e-learning ini dapat
dilaksanakan dalam penyelenggaraan Diklat di lingkungan Badiklat
Kemhan …
16
DAFTAR PUSTAKA
Website
http://sumberdaya.ristekdikti.go.id/index.php/2018/05/04/formula-4c-untuk-bertahan-pada-
era-revolusi-industri-4-0/#