Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.2 (2022.1)

Nama Mahasiswa : Nadia

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 041361045

Tanggal Lahir : 03 Oktober 1999

Kode/Nama Mata Kuliah : ESPA4314 / Perokonomian Indonesia

Kode/Nama Program Studi : 54 / Manajemen

Kode/Nama UPBJJ : 81 / Majene

Hari/Tanggal UAS THE : Minggu / 26 Juni 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Nadia


NIM : 041361045
Kode/Nama Mata Kuliah : ESPA4314 / Perokonomian Indonesia
Fakultas : Ekonomi
Program Studi : SI Manajemen
UPBJJ-UT : Majene

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian UAS
THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun,
serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas
Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan
oleh Universitas Terbuka.
Majene, 26 Juni 2022

Yang Membuat Pernyataan


Nadia
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. Pertanyaan :
1) Apakah yang menyebabkan terjadinya krisis moneter di Indonesia?
Penyebab terjadinya krisis moneter di indonesia berasal dalam maupun dari dalam maupun luar .
Penyebab internal krisis adalah (Rachbini, 2001):
 delisit transaksi beralan Indonesia yang cenderung membesar dari tahun ke
tahun.mAkibatnya, tekanan terhadap nupiah menjadi semakin kuat manakala beban
pembayaran terhadap impor dan kewajiban terhadap perusahaan jasa-jasa asing semakın
besar. Selama ini, defisit transaksi berjalan ditambal dengan arus modal masuk yang
cukup besar dalam bentuk investasi langsung dan imvestasi portofolio. Tetapi setelah
krisis kepercayaan terjadi, investor asing tidak ingin menanggung kerugian maka ia
membawa modalnya ke luar.
 Tingkat akumulasi inflasi Indonesia yang sangat tinggi. Selama kurun waktu empat tahun
(1992-1996) inflasi kumulatif sebesar 39,1 persen,msedangkan inflasi Amerika Serikat
hanya 14,3 persen. Tetapi pada saat yang sama depresiasi kumulatif rupiah senantiasa
ditahan oleh otoritas moneter sebesar 15.57 persen. Oleh karena itu rupiah sebenarnya
overvaluasi karena depresiasi ditahan yakni sekitar 9,2 persen. Pemegang otoritas
moneter merasa sangat yakin fundamental ekonomi Indonesia sangat baik sehingga
mercka tidak perlu melakukan kebijakan devaluasi.
 Utang luar negeri Indonesia yang terlalu banyak. Kebijakan utang luar negeri yang
dilakukan sejak 1965 telah membuat pemerintah terlena dengan risiko yang harus
ditanggung di masa depan. Pada pertengahan tahun 1980-an sesungguhnya kita telah
harus menghentikan utang luar negeri karena ouflow negatif. Utang pokok dan cicilan
yang harus dibayarkan setiap tahun lebih besar daripada utang yang diterima setiap
tahun. Kebijakan utang pemerintah ini ditiru oleh sektor swasta yang celakanya lagi tidak
dikontrol oleh pemerintah. Mereka berbondong-bondong membuat utang luar negeri
karena banyak modal negara maju yang menganggur. Mereka tidak membuat
perhitungan cara pengembaliannya di kemudian hari.

Selain faktor internal, faktor eksternal juga mendorong terjadinya krisis moneter.
 pergerakan finansial di tiga kutub dunia (AS, Eropa dan Jepang). Pada paruh kedua
dekade 1990-an terjadi pergerakan finansial dari Jepang dan Eropa ke AS karena masalah
perekonomian yang dialami Jepang dan proses ekonomi-politik penyatuan mata uang
Eropa.
 institusi finansial berbentuk negara dan lembaga keuangan yang berkembang secara
global mengalami perkembangan luar biasa sehingga memiliki otoritas yang lebih besar
daripada negara berkembang seperti Indonesia.
 Spekulasi yang mengiringi gejolak finansial global.

2) Mengapa Indonesia lamban keluar dari krisis?


Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan lambannya Indonesia ke luar dai krisis
dibandingkan dengan negara Asia lain.
 gelombang krisis di Indonesia telah menimbulkan kerusakan sistemik yang sangat luas
dan dalam, bukan hanya di bidang ekonomi tetapi juga di bidang sosial, politik, hukum.
keamanan dan ketertiban umum.
 Institusi anstitusi yang menjadi pilar kehidupan ekonomi di Indonesia temyata rapuh.
sehingga krisis yang awalnya serupa dengan Malaysia dan Thailand
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

berakhir dengan cara yang berbeda di Indonesia.


 Tekad politik atau kesungguhan untuk ke luar dari krisis tidak sekuat negara yang lain. Hal
ini tercermin dari tindakan yang dilakukan oleh vested interest group di kalangan elit
kekuasaan untuk mewujudkan kepentingan kelompok dan kebijakan-kebjakan yang tidak
sejalan dengan pemulihan ekonomi.
Selain ketiga alasan tersebut, dukungan publik terhadap kebijakan pemerintah yang rendah.
persaingan antarelit politik, program restrukturisasi ekonomi yang belum berjalan baik dan
jeratan utang luar negeri membuat kita tidak hanya harus memperbaiki sistem ckonomi tetapi
juga ekonomi politik Indonesia.

2. Pertanyaan :
1) Apakah tujuan kedua kebijakan tersebut digulirkan pemerintah?
Pada periode sebelum krisis yakni tahun 1983 sampai 1997 terdapat beberapa kebijakan
perbankan yang berpengaruh luas terhadap perekonomian. Paket kebijakan yang pertama adalah
Paket Kebijakan Juni 1983 (Pakjun'83) dan yang kedua adalah Paket Kebijakan Oktober 1988
(Pakto'88). Paket Kebijakan Juni 1983 ditujukan untuk mendorong ekspor non-migas sebagai
antisipasi alas merosotnya penerimaan devisa dari minyak. Kebijakan ini diharapkan dapat
mendorong perbankan untuk menerapkan prinsip-prinsip manajemen yang berorientasi pada
pasar. Bentuk-bentuk subsidi bunga dibatasi dan hanya diberikan untuk skala prioritas tertentu,
sedangkan penentuan suku bunga kredit non pnioritas diserahkan pada pasar.
2) Apakah isi kedua kebijakan tersebut?
Isi Paket Kebijakan Juni 1983 adalah:
a. Penghapusan pagu kredit sehingga perbankan dapat memberikan kredit secara lebih
fleksibel sesuai dengan kemampuan.
b. Bank diberi kebebasan dalam menentukan suku bunga, baik deposito, tabungan maupun
kredit dalam meningkatkan mobilisasi dana dari dan kepada masyarakat.
c. Pengaturan volume kredit,likuiditas dapat mengurangi ketergantungan bank-bank
kepada bank sentral dengan memperkenalkan alat kebijakan moneter berupa Sertifikat
Bank Indonesia (SBI) dan fasilitas diskonto.

lsi Paket Kebijakan Oktober 1988 adalah:


a. Pembukaan pasar bagi industri perbankan nasional dengan cara membei kemudahan
perizinan bagi bank devisa dan kemudahan untuk membuka kantor cabang.
b. Penelapan pajak atas bunga deposito sebesar 15 persen, sama halny dengan pajak
keuntungan dari sekuritas dan obligasi.
c. Penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) dari 15 persen utang lancar menjadi 2 persen dari
DPK (Dana Pihak Ketiga).
d. Penentuan BMPK (Batas Maksimum Pemberian Kredit) dengan batasan sampai dengan 20
persen dari total modal kepada peminjam tunggal atau 50 persen kepada peminjam grup.
e. Penempatan dana BUMN di bank-bank pemerintah sampai 50 persen dan 20 persen pada
setiap bank lainnya.
f. Diperbolehkannya bank-bank untuk melakukan diferensiasi produk DPK baik dalam tabungan
maupun deposito.
g. Adanya kelonggaran persyaratan untuk memperoleh 1zin perdagangan valuta asing.

BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

3) Efektifkah kebijakan tersebut untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Terangkan jawaban


anda
Sebelum krisis ekonomi dan finansial melanda Indonesia, perbankan Indonesia mengalami
pertumbuhan yang cukup pesat. Perkembangan ini ditandai dengan meningkatnya jumlah bank di
wilayah Indonesia. Akan tetapi perkembangan ini diikuti dengan pertumbuhan tingkat suku
bunga riil yang negatif. Hal itu karena tingkat bunga nominal yang dikoreksi dengan inflasi.
Peristiwa b0oming minyak merupakan salah satu sebab kebijakan moneter yang diambil oleh
pemerintah berfungsi ganda yakni sebagai alat untuk pengendalian tekanan inflasi dan juga
sebagai alat mempengaruhi alokasi dana.
Kebijakan pemerintah yang diterapkan pada tahun 1974 dan 1983 mendorong diterapkannya
plafon kredit bagi setiap bank, tingkat reserve requirement yang tinggi, dan kredit yang selektif.
Kebijakan tersebut menyebabkan lembaga keuangan menjadi tertokus pada bank-bank milik
pemerintah yang bertugas melayani BUMN.

3. Pertanyaan :
1) Uraikan konsep lingkaran setan kemiskinan (the vicious circle of poverty) yang anda ketahui
Investasi rendah Kekurangan modal Produktifitas rendah
.

Tabungan rendah Pendapatan rendah

Gambar. Lingkarang setan kemiskinan


Dari Gambar di atas bisa dilihat ada bentuk hubungan yang tidak berujune pangkal, tidak jelas mana
sebab dan mana akibat. Setiap bagian bisa jadi menjadi sebab sekaligus menjadi akibat. Lingkaran
setan inilah yang membuat kita sulit menanggulangi kemiskinan secara tuntas.
Ada beberapa indikator yang sering digunakan untuk mengukur kemiskinan, yaitu indikator
kemiskinan relatif, kemiskinan absolut, kemiskinan kultural, dan kemiskinan struktural. Seseorang
dapat dikatakan berada dalam kelompok kemiskinan relatif jika pendapatannya berada di bawah
tingkat pendapatan di sekitarnya, atau dalam kelompok masyarakat tersebut ia berada di lapisan
paling bawah. Jadi, walau pendapatannya bisa mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pokoknya,
namun karena dibandingkan dengan pendapatan rata-rata masyarakat pendapatannya relatif rendah,
maka ia tetap masuk kategori miskin. Indikator kenmiskinan relatif ini digunakan di AS.

2) Apakah strategi pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan?


Program-program penanggulangan kemiskinan terscbut dapat dikatakanmbaik dalam
perencanaan, namun dalam pelaksanaannya ada bebera kekurangan yang perlu dibenahi seperti :
a. Skema kredit yang dikucurkan oleh pemerintah dalam ranoka penanggulangan kemiskinan
memiliki berbagai ketentuan yang mengatur agar penyalurannya tidak salah sasaran. Sebagai
contoh ketentuan tersebut adalah pembatasan nilai pinjaman bagi kelompok/individu.
termasuk bagi kelompok yang sudah maju/berkembang. Ketentuan ini dinilai baik agar dalam
penyaluran tetap sesuai dengan skema dalam
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

program tersebut (dalam hal ini kasus pada P4K). Namun demikian, bagi kelompok yang
sudah sukses dalam pengembangan usaha dan sudah tidak memenuhi kriteria skema kredit
dalam program ini, kelompok ini akan mengalami kesulitan mendapatkan pinjaman modal
kerja untuk pengembangan usaha lebih lanjut, dikarenakan tidak ada jenjang program lain
yang terintegrasi dengan program P4K ini.
b. Sistem pertanggungjawaban yang saling mengikat antarkelompok (tanggung renteng) yang
diterapkan dalam P4K justru menghambat laju perkembangan pada kelompok yang potensial
dan berkembang dengan baik. Namun karena ada kelompok lain yang tidak maju, misalnya
gagal dalam pengembalian kredit, maka kelompok yang sudah berkembang juga akan
tertutup akses kredit akibat ketentuan tanggung renteng dalam pengembalian kredit
program. Hal ini justru menciptakan trade off dalam penanggulangan kemiskinan karena
menghambat perkembangan potensi untuk lebih maju bagi kelompok yang sukses dalam
pengembalian kredit.
c. Banyak kelompok yang merasakan bahwa terjadi ketidaktepatan pencairan kredit (timing) di
mana pada saat mereka memerlukan modal kerja dengan segera karena ada peningkatan
order usaha. Namun Karena adanya administrasi program dan penyeragaman waktu dalam
penurunan dana kredit sehingga dari sisi usaha banyak kelompok yang kehilangan potensi
potential loss) untuk meningkatkan produksi. Sebagai conto, kelompok kerajinan makanan
akan berpotensi mendapat keuntungan apabila mampu memenuhi pesanan pada musim
libur dan hari raya (Ramadhan dan Idul Fitri). namun karena pada bulan tersebut pengajua
kredit untuk modal kerja belum terpenuhi sehingga skala produksi mereka tidak mampu
memenuhi kebutuhan/permintaan pasar. Dengan demikian, banyak kelompok yang
mengalami kehilangan potensi akibat administrasi pencairan kredit yang tidak fleksibel.
d. Kurangnya integrasi program dan koordinasi antar instansi pengelola program menyebabkan
permasalahan ketidaktepatan alokasi (mis-alokasi) dana program. Hal ini ditemukan pada
beberapa kasus, di mana satu individu bisa mendapatkan lebih dari dua program
pemberdayaan dan penanggulangan kemiskinan, sementara banyak komunitas yang tidak
mendapatkan. Ini lebih dikarenakan tidak adanya koordinasi intensif antarinstansi pelaksana
program, khususnya dalam hal proses verifikasi kelompok/individu yang terlibat dalam
program.

Anda mungkin juga menyukai