Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERBANKAN SYARIAH

Mata Kuliah : Hukum Dagang


Dosen Pengampu : Atira S.Pd..M.Pd
HES 1 Semester 4 Tahun Akademik 2021/2022

Oleh :
Liani Alpi Latif (20256119022)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI MAJENE


JURUSAN HUKUM EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH
TAHUN AJARAN 2021/2022

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bisnis keuangan syariah pada saat ini dapat dikatakan sebagai bisnis yang

memiliki prospek bagus. Sistem perbankan syariah lebih stabil dibandingkan dengan

bank konvensional dalam menghadapi krisis keuangan global. Selain itu, kinerja

keuangan bank syariah menunjukkan kondisi yang konsisten dan efisien jika

dibandingkan dengan bank konvensional (Sudarsono, 2009). Masa depan perbankan

Islam akan sangat ditentukan oleh kemampuan manajemen perbankan Islam dalam

menghadapi berbagai perubahan, seperti globalisasi, pesatnya informasi dan teknologi

serta inovasi keuangan. Kondisi ini berpotensi meningkatkan risiko terhadap

perbankan Islam dimana semua risiko ini mutlak harus dikelola (Wahyudi, dkk, 2013:

2). Ibarat satu koin, imbal hasil dan risiko akan senantiasa melekat pada suatu bisnis.

Karenanya, penerapan manajemen risiko yang andal sama pentingnya dengan

penetapan berbagai strategi bisnis untuk optimalisasi imbal hasil (Wahyudi, dkk,

2013: xi). Islam juga mengajarkan pentingnya melakukan manajemen risiko, seperti

yang tertera dalam ayat berikut: Artinya: “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya

sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan

mengetahui apa yang ada dalam rahim. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui

(dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. dan tiada seorangpun yang dapat

mengetahui di bumi mana Dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi

Maha Mengenal.” (QS. Luqman:34) Terdapat beberapa jenis risiko yang dapat terjadi

pada perbankan syariah maupun konvensional, salah satunya adalah risiko

operasional. Risiko operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh proses

internal yang kurang memadai, kegagalan proses internal, kesalahan manusia,

2
kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadiankejadian eksternal yang mempengaruhi

operasional Bank (Bank Indonesia, 2011). Salah satu sebab terjadinya risiko

operasional adalah faktor kesalahan manusia atau Sumber Daya Manusia (SDM).

Pertumbuhan industri perbankan syariah yang sangat pesat tidak diimbangi dengan

ketersediaan SDM yang memadai, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Parakkasi

(2008) menjelaskan menurut beberapa pakar ekonomi, hanya sekitar 25-30 persen

SDM di lembaga keuangan syariah yang berlatar belakang kompetensi syariah.

Sedangkan menurut Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), SDM perbankan dan

keuangan syariah yang berasal dari lulusan program ekonomi syariah masih minim,

sebagian besar yang ada sekarang merupakan lulusan program studi konvensional.

Kondisi seperti ini bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangan industri

perbankan dan keuangan syariah dan juga dapat mengakibatkan risiko operasional

yang disebabkan oleh kesalahan SDM perbankan syariah. Terlebih risiko operasional

dianggap tinggi dalam daftar risiko-risiko yang dihadapi oleh bank syariah. Menurut

survei yang dilakukan oleh Khan dan Ahmed (2001 dalam Greuning dan Iqbal, 2011: 167)

menunjukkan bahwa manajer bank syariah menganggap risiko operasional sebagai risiko

yang paling penting. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai manajemen risiko

operasional di bank syariah.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perbankan Syariah
Istilah dan Pengertian Perbankan Syariah , mahasiswa harus mendapatkan gambaran

mengenai cakupan ajaran Islam yang meliputi seluruh aspek hidup manusia. Kita juga telah

membahas bahwa walaupun di zaman Nabi SAW belum ada institusi bank, tetapi ajaran

Islam sudah memberikan prinsip-prinsip dan filosofi dasar yang harus dijadikan pedoman

dalam aktifitas perdagangan dan perekonomian. Karena itu, dalam menghadapi masalah

muamalah kontemporer yang harus dilakukan hanyalah mengidentifikasi prinsipprinsip dan

filosofi dasar ajaran Islam dalam bidang ekonomi, dan kemudian mengidentifkasi semua hal

yang dilarang. Setelah kedua hal ini dilakukan, maka kita dapat melakukan inovasi dan

kreativitas (ijtihad) seluas-luasnya untuk memecahkan segala persoalan muamalah

kontemporer, termasuk persoalan perbankan.

Adiwarman Karim (2004,p18) menyatakan bahwa “Perbankan adalah satu lembaga yang
melaksanakan tiga fungsi utama, yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan
memberikan jasa pengiriman uang”. Definisi bank tersebut, memberi tekanan bahwa bank
dalam melakukan usahanya terutama menghimpun dana dalam bentuk simpanan yang
merupakan sumber dana bank. Demikian pula dari segi penyaluran dananya, hendaklah bank
tidak semata- mata ingin memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya bagi pemilik, tapi
juga harus pula diarahkan pada peningkatan taraf hidup masyarakat. Definisi tersebut
merupakan komitmen bank dalam melakukan usahanya di Indonesia. Sedangkan dalam
ensiklopedi Islam yang dimaksud dengan bank syariah adalah lembaga keuangan uang usaha
pokoknya membarikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran
uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip Syariah Islam. Fauzi Solihin
dalam Journal The Winners Vol.2 (2001,p173-174) menjelaskan bahwa tujuan didirikan bank
syariah adalah sebagai berikut:
1. Mengarahkan kegiatan ekonomi umat bermu’amalat secara Islam, khususnya mu’amalat
yang telah berhubungan dengan praktek riba dan menimbulkan dampak negatif terhadap
kehidupan ekonomi umat.

4
2. Untuk menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi, dengan jalan meratakan pendapatan
melalui kegiatan investasi agar tidak terjadi kesenjangan/gap yang besar antara Aghniya
(pemilik modal) dengan Dhuafa (orang yang membutuhkan modal).
3. Untuk meningkatkan kualitas hidup umat, dengan jalan membuka peluang berusaha yang
lebih besar (produktif) terutama kepada kelompok kecil dan menengah.
4. Membantu menanggulangi kemiskinan, berupa pembinaan nasabah yang lebih
menonjolkan sifat kemitraan dan kebersamaan dalam pengembangan usaha.
5. Untuk menjaga kestabilan ekonomi moneter pemerintah, yaitu dengan sistem perbankan
yang bebas bunga diharapkan mampu menghindari inflasi dan persaingan yang tidak sehat
antar lembaga keuangan, khususnya dari pengaruh gejolak moneter baik dari dalam maupun
dari luar negeri.
B. Faktor-Faktor Berdirinya Bank Syariah
Sedangkan dasar pemikiran didirikannya bank syariah bersumber dari adanya larangan
riba di dalam Al Qur’an sebagai berikut:
Cَ CCِ‫ ل‬C‫ َذ‬Cٰ Cۚ C‫س‬
C‫ا‬C‫ و‬Cُ‫ل‬C‫ ا‬CCَ‫ ق‬C‫ ْم‬Cُ‫ ه‬Cَّ‫ َأ ن‬CCِ‫ ب‬C‫ك‬ َّ ‫ل‬C‫ ا‬Cُ‫ ه‬C Cُ‫ ط‬CَّC‫ ب‬C‫خ‬Cَ Cَ‫ ت‬Cَ‫ ي‬C‫ ي‬C‫ ِذ‬Cَّ‫ل‬C‫ ا‬C‫ ُم‬C‫ و‬Cُ‫ ق‬Cَ‫ ي‬C‫ ا‬C‫ َم‬C‫ ِإ اَّل َك‬C‫ن‬Cَ C‫ و‬C‫ ُم‬C‫ و‬Cُ‫ ق‬Cَ‫ اَل ي‬C‫ ا‬Cَ‫ ب‬CِّC‫ر‬C‫ل‬C‫ ا‬C‫ن‬Cَ C‫ و‬Cُ‫ ل‬C‫ ْأ ُك‬Cَ‫ ي‬C‫ن‬Cَ C‫ ي‬C‫ ِذ‬Cَّ‫ل‬C‫ا‬
Cِّ C‫ َم‬C‫ ْل‬C‫ ا‬C‫ن‬Cَ C‫ ِم‬C‫ن‬Cُ C‫ ا‬Cَ‫ ط‬C‫ ْي‬CC‫ش‬C

C‫ ا‬CC‫ َم‬Cُ‫ ه‬CCَ‫ ل‬Cَ‫ ف‬C‫ى‬Cٰ Cَ‫ ه‬Cَ‫ ت‬C‫ ْن‬C‫ ا‬CCَ‫ ف‬C‫ ِه‬CِّC‫ ب‬C‫ر‬Cَ C‫ن‬Cْ C‫ ِم‬Cٌ‫ ة‬CCَ‫ ظ‬C‫ ِع‬C‫و‬Cْ C‫ َم‬Cُ‫ ه‬C‫ َء‬C‫ ا‬CC‫ َج‬C‫ن‬Cْ C‫ َم‬Cَ‫ ف‬Cۚ C‫ ا‬CCَ‫ ب‬CِّC‫ر‬C‫ل‬C‫ ا‬C‫ َم‬CَّC‫ ر‬CC‫ َح‬C‫ َو‬C‫ َع‬CC‫ ْي‬Cَ‫ ب‬C‫ ْل‬C‫ ا‬Cُ ‫ هَّللا‬CَّC‫ ل‬C‫ َأ َح‬C‫و‬Cَ Cۗ C‫ ا‬Cَ‫ ب‬CِّC‫ر‬C‫ل‬C‫ ا‬C‫ ُل‬C‫ ْث‬C‫ ِم‬C‫ ُع‬C‫ ْي‬Cَ‫ ب‬C‫ ْل‬C‫ ا‬C‫ ا‬C‫ َم‬Cَّ‫ِإ ن‬

C‫ َن‬C‫ و‬C‫ ُد‬Cِ‫ل‬C‫ ا‬C‫خ‬Cَ C‫ ا‬Cَ‫ه‬C‫ ي‬Cِ‫ ف‬C‫ ْم‬Cُ‫ ه‬Cۖ C‫ ِر‬C‫ ا‬Cَّ‫ن‬C‫ل‬C‫ ا‬C‫ب‬
Cُ C‫ ا‬C‫ح‬Cَ C‫ص‬ َ ‫ ِئ‬Cَ‫ل‬CٰC‫ ُأ و‬Cَ‫ ف‬C‫ َد‬C‫ ا‬C‫ َع‬C‫ن‬Cْ C‫ َم‬C‫ َو‬Cۖ Cِ ‫ هَّللا‬C‫ ى‬Cَ‫ ِإ ل‬Cُ‫ ه‬C‫ ُر‬C‫ َأ ْم‬C‫و‬Cَ C‫ف‬
Cْ ‫ َأ‬C‫ك‬ Cَ Cَ‫ ل‬C‫َس‬

“Orang-orang yang memakan riba itu tidak akan berdiri melainkan sebagaimana berdirinya

orang yang dirasuk setan dengan terhuyung-huyung karena sentuhannya. Yang demikian itu

karena mereka mengatakan : “Perdagangan itu sama dengan riba”. Padahal Allah SWT telah

menghalalkan perdagangan dan mengharamkan riba. Oleh karena itu barang siapa telah

sampai kepadanya peringatan dari Tuhannya lalu ia berhenti (dari memakan riba), maka

baginyalah apa yang telah lalu dan mengulang lagi (memakan riba) maka itu ahli neraka

mereka akan kekal di dalamnya”. (Q.S. al-Baqarah : 275).

C‫ ٍم‬C‫ ي‬Cِ‫ َأ ث‬C‫ ٍر‬C‫ ا‬Cَّ‫ ف‬C‫ َك‬CَّC‫ ل‬C‫ ُك‬C‫ب‬


Cُّ C‫ح‬Cِ Cُ‫ اَل ي‬Cُ ‫ هَّللا‬C‫و‬Cَ Cۗ C‫ت‬
ِ C‫ ا‬Cَ‫ ق‬C‫ َد‬CَّC‫ص‬C‫ل‬C‫ ا‬C‫ ي‬Cِ‫ ب‬C‫ر‬Cْ Cُ‫ ي‬C‫ َو‬C‫ ا‬Cَ‫ ب‬CِّC‫ر‬C‫ل‬C‫ ا‬Cُ ‫ هَّللا‬C‫ق‬
ُ C‫ َح‬C‫ ْم‬Cَ‫ي‬

“Allah (telah) menghapus (barakah) riba dan ia menyuruh sedekah”. (Q.S. al- Baqarah : 276)

Sehingga dapat diketahui, bahwa riba adalah: Pembayaran lebih yang disyaratkan oleh

orang yang meminjamkan, atau penukaran suatu barang dengan barang sejenis tetapi lebih

banyak jumlahnya karena yang menukarkan mensyaratkan demikian. Riba tetap haram

5
walaupun tidak berlipat ganda. Tidak hanya dilarang dalam agama Islam saja, riba juga tidak

diterima/diragukan oleh umat Yahudi dan Kristen yang terlihat di ayat-ayat dalam kitab

mereka, yaitu :

 Yahudi : ”Janganlah engkau membungakan uang kepada saudaramu baik uang

maupun makanan atau apapun yang dapat dibungakan (Kitab Ulangan 23:19)”

 Kristen : ”Dan jika kamu meminjamkan sesuatu kepada orang karena kamu berharap

akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu?; orang berdosapun meminjamkan

kepada orang berdosa supaya mereka menerima kembali sama banyak; tetapi kasihanilah

musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan

balasan maka upahmu akan besar dan akan menjadi anak anak Tuhan Yang Maha Tinggi

(Lukas 6:34-35)”.

1. Al-Qur’an

a. Q.S.al–Baqarah (2): 29

َ ‫َش ْي ٍء‬
ٌ‫علِيم‬ ِّ‫ت ۚ َوه َُو بِ ُكل‬
ٍ ‫اوا‬ ِ ْ‫ق لَ ُك ْم َما فِي اَأْلر‬
َ ‫ض َج ِميعًا ثُ َّم ا ْستَ َو ٰى ِإلَى ال َّس َما ِء فَ َس َّواه َُّن َس ْب َع َس َم‬ َ َ‫ه َُو الَّ ِذي َخل‬

Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak

(menciptakan) langit, lalu dijadikanNya tujuh langit, dan Dia Maha mengetahui segala

sesuatu

b. Q.S. al-Baqarah: 198;

‫ْس َعلَ ْي ُك ْم ُجنَا ٌح اَ ْن تَ ْبتَ ُغوْ ا فَضْ اًل ِّم ْن َّربِّ ُك ْم‬
َ ‫ۗ لَي‬

Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari Tuhanmu.

c. Q.S. al-Baqarah (2): 168; 169;

‫ء َوَأ ْن‬Cِ ‫) ِإنَّ َما يَْأ ُم ُر ُك ْم بِالسُّو ِء َو ْالفَحْ شَا‬168 ( ‫ين‬ ِ ْ‫يَا َأيُّهَا النَّاسُ ُكلُوا ِم َّما فِي اَألر‬
ِ ‫ض َحالال طَيِّبًا َوال تَتَّبِعُوا ُخطُ َوا‬
ِ َ‫ت ال َّش ْيط‬
ٌ ِ‫ان ِإنَّهُ لَ ُك ْم َع ُد ٌّو ُمب‬

َ‫( تَقُولُوا َعلَى هَّللا ِ َما اَل تَ ْعلَ ُمون‬

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan

janganlah kamu mengikuti langkahlangkah syetan; karena sesungguhnya syetan itu adalah

6
musuh yang nyata bagi kamu. Sesungguhnya syetan hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan

keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.

d. Q.S.al–Baqarah (2): 273 Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai,

darah, daging babi, dan binatangyang(ketikadisembelih)disebut (nama) selain Allah1 . tetapi

Barangsiapa dalam Keadaan terpaksa (memakannya) sedang Dia tidak menginginkannya dan

tidak (pula) melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang.

e. Q.S.al-A’ra>f: 157 (yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, Nabi yang Ummi yang

(namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang

menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang

mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka

segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada

pada mereka2 . Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya

dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka Itulah

orang-orang yang beruntung.

f. Q.S.al–Baqarah (2): 278 Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan

tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orangorang yang beriman.

2. Al-Sunnah;

a. H.R. Bukhari 1 Dan ‘Aishah berkata: “perempuan yang paling beruntung adalah

perempuan Ansha>r, karena mereka tidak merasa malu untuk mempelajari agama”.

b. H.R. al-Tirmidhiy2 Nabi saw bersabda; “pedagang yang jujur dan terpercaya itu sejajar

(tempatnya di surga) dengan para nabi, para siddiqin, dan para shuhada’”

1
Al-Bukhari>y, “shahih al-Bukhari”bab al-haya fi al-‘Ilmi dalam Mausu’ah al-Hadis| al-Syarif, edisi
ke-2 (Ttp.:Global Islamic Software Company, 1991-1997)
2
Al-Tirmidhi>y, “Sunan al-Tirmidhiy” , hadith No. 1130. Bab: Ma jaa fi al-Tujjar wa tasmiyatu al-Nabi
iyyahuhum. Kitab: al-Buyu’ ‘an Rasulillah. dalam Mausu’ah al-Hadis| al-Syari

7
c. H.R. al-Tirmidhiy3 Hadis diriwayatkan dari Abdullah bin Dina>r bahwa sesungguhnya

ia telah mendengar Abdullah ibn Umar r.a.berkata: “ada seorang lelaki diceritakan kepada

Rasul Allah saw bahwa ia telah tertipu dalam perdagangan/bisnis”, maka Rasul saw.

bersabda: ”siapapun kalian bila melakukan perdagangan/bisnis, maka harus mengatakan

“tidak boleh ada yang menipu”, maka apabila melakukan kegiatan perdagangan/bisnis, maka

ia akan mengatakan; “tidak ada penipuan”.

B.karakteristik bank syariah

a. Prinsip syariah Islam dalam pengelolaan harta menekankan pada keseimbangan antara

kepentingan individu dan masyarakat. Harta harus dimanfaatkan untuk hal-hal produktif

terutama kegiatan investasi yang merupakan landasan aktifitas ekonomi dalam masyarakat.

Tidak setiap orang mampu secara langsung menginvestasikan hartanya untuk menghasilkan

keuntungan. Oleh karena itu, diperlukan suatu lembaga perantara yang menghubungkan

masyarakat pemilik dana dan pengusaha yang memerlukan dana (pengelola dana). Salah satu

bentuk lembaga perantara tersebut adalah bank yang kegiatan usahanya berdasarkan prinsip

syariah.

b. Bank syariah adalah bank yang berasaskan antara lain pada asas kemitraan, keadilan,

transparansi dan universal serta melakukan kegiatan usaha perbankan berdasarkan prinsip

syariah. Kegiatan bank syariah merupakan implementasi dari prinsip ekonomi Islam dengan

karakteristik antara lain sebagai berikut :

1) Pelarangan riba dalam berbagai bentuknya

2) Tidak mengenal konsep nilai waktu dari uang (time value of money)

3) Konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas

4) Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang bersifat spekulatif

3
Muslim, “Shahih Muslim” , hadith No. 2826. Bab: Man Yakhda’ Fi Al-Bai’. Kitab: al-Buyu’, dalam
Mausu’ah al-Hadis| al-Syarif, .

8
5) Tidak diperkenankan menggunakan dua harga untuk satu barang

6) Tidak diperkenankan dua transaksi dalam satu akad

c. Bank syariah beroperasi atas dasar konsep bagi hasil. Bank syariah tidak menggunakan

bunga sebagai alat untuk memperoleh pendapatan maupun membebankan bunga atas

penggunaan dana dan pinjaman karena bunga merupakan riba yang diharamkan.

d. Tidak secara tegas membedakan sektor moneter dan sektor riil sehingga dalam usahanya

dapat melakukan transaksi-transaksi sektor riil, seperti jual beli dan sewa menyewa.

e. Dapat memperoleh imbalan untuk jasa tertentu yang tidak bertentangan dengan prinsip

syariah.

f. Melakukan kegiatan sesuai syariah. Suatu transaksi sesuai dengan prinsip syariah apabila

telah memenuhi seluruh syarat berikut ini :

1. Transaksi tidak mengandung unsur kedzaliman

2. Bukan riba

3. Tidak membahayakan pihak sendiri atau pihak lain

4. Tidak ada penipuan (gharar)

5. Tidak mengandung materi-materi yang diharamkan

6. Tidak mengandung unsur judi (maisyir)

g. Kegiatan bank syariah antara lain sebagai :

1) Manajer investasi yang mengelola investasi atas dana nasabah dengan menggunakan

akad mudharabah atau sebagai agen investasi.

2) Investor yang menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun dana nasabah yang

dipercayakan kepadanya dengan menggunakan alat investasi yang sesuai dengan prinsip

syariah dan membagi hasil yang diperoleh sesuai nisbah yang disepakati antara bank dan

pemilik dana.

9
3) Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran seperti bank non syariah

sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

4) Pengemban fungsi sosial berupa pengelola dana zakat, infaq, shadaqah serta

pinjaman kebajikan (qardhul hasan) sesuai ketentuan yang berlaku.

h. Dalam penghimpunan dana, bank syariah menggunakan prinsip wadiah, mudharabah

dan prinsip lain yang sesuai dengan syariah. Sedangkan penyaluran dana menggunakan :

1) Prinsip musyarakah dan atau mudharabah untuk investasi pembiayaan.

2) Prinsip murabahah, salam, dan atau istishna untuk jual beli.

3) Prinsip ijarah dan atau ijarah muntahiyah bittamlik untuk sewa-menyewa.

4) Prinsip lain yang sesuai syariah.

I. Laporan keuangan terdiri dari :

Laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan bank syariah sebagai investor beserta

hak dan kewajibannya. Laporan ini meliputi :

1. Laporan Laba Rugi

2. Neraca

3. Laporan Arus Kas

4. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan keuangan yang mencerminkan perubahan dalam investasi terikat yang dikelola

oleh bank syariah untuk kemanfaatan pihak-pihak lain berdasarkan akad mudharabah atau

agen investasi yang dilaporkan dalam laporan perubahan dana investasi terikat.

Laporan keuangan yang mencerminkan peran bank syariah sebagai pemegang amanah

dana kegiatan sosial yang dikelola secara terpisah yang dilaporkan dalam :

1) Laporan Sumber dan Penggunaan Dana ZIS

2) Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardh

10
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.uinsby.ac.id/20258/1/Perbankan%20Syariah.pdf
file:///C:/Users/X441N/Downloads/782-2140-2-PB.pdf
https://jurnalapapun.blogspot.com/2014/11/karakteristik-bank-syariah.html

11

Anda mungkin juga menyukai