Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN DERMATITIS

Dibuat oleh :
ALFIONITA RAHMAWATI PUTRI
(1911010002)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIII


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PIRWOKERTO
TAHUN 2021/2022
A. Pengertian
 Dermatitis adalah peradangan hebat yang menyebabkan pembentukan lepuh atau
gelembung kecil (vesikel) pada kulit hingga akhirnya pecah dan mengeluarkan cairan.
Istilah eksim juga digunakan untuk sekelompok kondisi yang menyebabkan perubahan
pola pada kulit dan menimbulkan perubahan spesifik dibagian permukaan. Istilah ini
diambil dari bahasa Yunani yang berarti “mendidih” atau mengalir keluar (Michell dan
Hepplewhite, 2005).
 Dermatitis adalah peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai respon terhadap
pengaruh faktor eksogen atau faktor endogen menimbulkan kelainan klinis berubah eflo
resensi polimorfik .
 Dermatitis atau lebih dikenal sebagai eksim merupakan penyakit kulit yang mengalami
peradangan karena bermacam-macam sebab dan timbul dalam berbagai jenis, terutama
kulit yang kering, umumnya berupa pembengkakan, memerah dan pada gatal pada kulit.
B. Etiologi
Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen) misalnya bahan kimia contoh
detergen, asam basa, oli, semen (fisik) sinar dan suhu. Mikroorganisme (contohnya : bakteri
jamur ) dan dapat dari dalam endogen misalnya dermatitis atopik
Sejumlah kondisi kesehaatan, alergi, faktor genetik, fisik, setres dan iritasi dapat menjadi
penyebab eksim. masing-masing jenis eksim biasnaya memiliki penyebab berbeda pula
seringkali kulit yang pecah-pecah dan meradang yang disebabkan eksim menjadi infeksi.
Jika kulit tangan adastrip merah seperti goresan, kita mungkin mengalami selulit infeksi
bakteri yang terjadi dibawah jaringan kulit. Silulit muncul karena peradangan pada kulit
yang terlihat seseorang yang sistem kekbalan tubuhnya tidak bagus. Segera periksa ke
dokter jika kita mengalami selulit dan eksim.
C. Tanda Gejala
Subjektif ada Tanda-tanda radang akut terutama priritus (sebagai pengganti dolor) .
Selain itu terdapat pula kenaikan suhu (kolor), kemerahan (rubor), edema atau
pembengkakan dan gangguan fungsi kulit (function laisa). Obyektif biasnaya batas kelainan
tgas an terdapat lesi polimorfi yang dapat timbul secara serentak atau berturut-turut. Pada
permulaan eritema dan genetalia ekterna. Infiltrasi biasnaya terdiri atas papul
Dermatitis madidans (basah) berarti terdapat eksdusi. Terdapat sumber dermatitis, artinya
terdapat sesikel-vesikel fungtiformis yang berkelompokyang kemudian membesar
D. Patofisiologis
Pada dermatitis kontak iritan kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan
oleh bahan iritan memlalui kerja kimiawi maupun fisik. Bahan iritan merusak lapisan
tanduk. dalam beberapa menit atau bebrapa jam bahan-bahan iritan tersebut akan berdisfusi
melalui membran untuk merusak lisosom, miokandria dan komponen-komponen inti sel.
Dengan rusanya membran lipid keratinosit maka fosfolipase akan diaktifkan dan
membeskan asam arakidonik akan membeskan protaglandindan leukotrin yang akan
menyebabkan dilatasi pembuluh darah dan transudasi dari faktor sirkulasi komplemen dan
system kinin. Juga akan menarik neutrofil dan limfosit serta mengaktifkan sel mast yang
akan membebaskan histamin. Prostaglandin dan leukotrin. PAF akan mengaktivasikan
platelets yang akan menyebabkan perubahan vaskuler. Diacil gliserida akan merangsang
ekspresi gen dan sintesis protin. Pada dermatitis kontak iritan terjadi kerusakan keratisonit
dan keluarnya mediator-mediator. Sehingga perbedaan mekanismesnya denan dermatitis
kontak alergik sangat tipis yaitu dermatis iritan tidak melalui fase sentitasi
E. Pathway

Alergen
Sabun detergen ,
zat kimia

Sasitasasi sel T oleh


saluran linfe Terpajan ulang
Iritasi Primer

Sel efektor
Mengiritasi Kulit Kerusakan mengeluarkan
integrasi kulit limfokin

Gejala klinis : gatal,


panas, kemerahan

Gangguan pola
tidur

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
a. Darah : HB, Leukosit, Hitung jenis, Trombosit elektrolit, protein total, albumin,
globulin
b. Urin : Pemeriksaan Hiispatologi
2. Penunjang (pemeriksaan Histopologi)
G. Penatalaksanaan
Pada prinsipnya penatalaksanan yang baik adalah mengidentifikasi penyebab dan
menyarankan pasien untuk menghindarinya, terapi individual yang sesuai dengan tahap
penyakitnya dan perlindungan pada kulit.
1. Pencegahan
2. Pengobatan
a. Pengobatan topikal
b. Pengobatan sistematik
H. Focus Pengkajian
a. Identitas pasien
b. Keluhan utama
Biasnaya pasien mengeluh gatal, rambut rontok
c. Riwayat kesehatan
1. Riwayat penyakit sekarang
2. Riwayat penyakit dahulu
3. Riwayat Keluarga
4. Riwayat Psikososial
5. Riwayat pemakaian obat
d. Pola Fungaioal
1. Pola presepsi dan penanganan kesehatan
2. Pola nutrisi dan metabolisme
3. Pola eliminasi
4. Pola Aktivitas
5. Pola Istirahat / tidur
6. Pola kognitif / presepsi
7. Pola persepsi dan konsep diri
8. Pola peran hubungan
9. Pola sekualisasi/reproduksi
10. Pola koping-toleransi
11. Pola keyakinan
I. Diagonsa Keperawatan
1. Keruskan integrasi kulit b.d kekeringan pada kulit
2. Gangguan pola tidur b.d pruritus
J. Intervensi Keperawatan
Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi
Keruskan integrasi kulit Setelah dilakukan tindakan  Lakukan inspeksi lesi
b.d kekeringan pada kulit asuhan kepearwatan kulit klien setiap hari
dapat kembali normal dengan  Pantau adanya tanda-
kriteria hasil : tanda infeksi
 Uah posisi pasien setiap
 Kenyamanan pada kulit 2-4 jam
 Drajat penglepasan kulit  Bantu mobilitas pasien
berkurang sesuai kebutuhan
 Kemerahan berkurang  pergunakan sarung
 Lecet karena garukan tanagn
berkurang  oleskan salep atau krim
 Penyembuhan arrea kulit yang telah diresapkan 2
yang telah rusak atau tiga kali per hari
Gangguan pola tidur b.d Setelah dilakukan tindakan  Menjaga kulit agar selalu
pruritus asuhan kepearwatan kulit klien lembap
dapat kembali normal dengan  Determinasi efek-efek
kriteria hasil : medikasi terhadap pola
 Mencapai tidur yang tidur
nyenyak  Jelaskan pentingnya tidur
 melaporkkan gatal-gatal yang adekuat
mereda  Fasilitas untuk
 mengenali tindakan untuk mempertahankan
meningkatkan tidur aktifitas sebelum tidur
 Mempertahankan kondisi  Ciptakan lingkunagn
lingkungan yang tepat yang nyaman
 Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian obat tidur

Anda mungkin juga menyukai