Anda di halaman 1dari 13

Journal of Marine and Coastal Science Vol.

8(1) – February 2019

Personal Hygiene Pekerja Dalam Proses Produksi Nugget Ikan Lele Dumbo
(Clarias Gariepinus) Di Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan Dan Perikanan
(P2MKP) Karya Lestari Bali

Personal Hygiene Workers In the Process of Production of Dumbo Catfish


Nuggets (Clarias Gariepinus) At The Marine And Fisheries Self-Training Center
(P2MKP) Karya Lestari Bali
Rai Nasrullah1* dan Eka Saputra1
1Departemen Kelautan, Perairan Fakultas Perikanan dan Keluatan, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia

*Koresponding: Rai Nasrullah, Departemen Manajemen Kesehatan Ikan dan Budidaya Perairan, Fakultas
Perikanan dan Keluatan, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia

E-mail: rai_nasrullah@yahoo.com

Abstrak

Nugget merupakan salah satu jenis produk beku siap saji. Nugget dibuat dari daging giling yang
diberi bumbu, dicampur bahan pengikat, kemudian dicetak, dikukus, dipotong dan dilumuri perekat
tepung (batter) dan diselimuti tepung roti (breading). Tujuan pelaksanaan Praktek Kerja Lapang
adalah untuk mengetahui kendala yang dihadapi dan penerapan personal hygiene pekerja dalam
proses produksi nugget ikan lele dumbo (Clarias gariepenus) di P2MKP Karya Lestari Tabanan, Bali.
Kegiatan Praktek Kerja Lapang ini menggunakan metode observatif deskriptif yaitu metode dalam
suatu pemecahan masalah dengan cara menggambarkan dan menjelaskan situasi dan kondisi suatu
obyek pengamatan berdasarkan pengamatan secara langsung dan fakta yang terjadi di lapangan.
Pengumpulan data pada kegiatan Praktek Kerja Lapang ini menggunakan metode pengumpulan data
primer dari hasil wawancara, partisipasi akif dan obsrvasi, dan data sekunder melalui studi pustaka.
Penerapan personal hygiene di P2MKP sudah terlaksana dengan baik sesuai dengan standar
diantaranya penggunaan pakaian yang tertutup, menggunakan sarung tangan sesuai standar,
menjaga kesehatan dan keselamatan pekerja dan pelarangan menggunakan peralatan pribadi
berbahan logam. Namun pada pengetahuan tentang personal hygiene pekerja belum merata
dikarenakan sebagian pekerja belum mendapatkan fasilitas pelatihan mengenai personal hygiene
secara meyeluruh, hal tersebut merupakan kendala dalam penerapan personal hygiene pekerja.
Kata Kunci : Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus), nugget, personal hygiene

Abstract

Nugget is one type of ready-to-eat frozen product. Nugget is made from ground meat which is given
spices, a binder mixture, then cured, steamed, cut and covered with flour adhesive (dough) and
covered with bread flour (breading). Field Work Practice is to study and learn the personal hygiene of
workers in the process of producing nuggets of dumbo catfish (Clarias gariepenus) at P2MKP Karya
Lestari Tabanan, Bali. This Praktek Kerja Lapang Activity uses descriptive observative method which
is a method in solving a problem by describing and explaining the situation and condition of an object
of observation based on direct observations and facts that occur in the field. Data collection in this
Praktek Kerja Lapang activity uses primary data collection methods from interviews, active
participation and observations, and secondary data through literature study. The application of
personal hygiene in P2MKP has been carried out well in accordance with standards including the use
of closed clothing, using gloves according to standards, maintaining the health and safety of workers
and prohibiting the use of personal equipment made of metal. But the knowledge of personal hygiene
workers is not evenly distributed because some workers have not received training facilities on
personal hygiene as a whole, it is an obstacle in the application of personal hygiene workers.

Keywords: Dumbo Catfishes (Clarias gariepinus), nugget, persona hygiene

1
https://e-journal.unair.ac.id/JMCS
Journal of Marine and Coastal Science Vol. 8(1) – February 2019

1. Pendahuluan Nugget merupakan salah satu jenis


produk beku siap saji. Nugget sangat
Makanan adalah kebutuhan pokok
sesuai dengan kondisi masyarakat yang
manusia yang dibutuhkan setiap saat dan
sibuk, sehingga jenis makanan ini banyak
memerlukan pengelolaan yang baik dan
diminati masyarakat. Pada umumnya,
benar agar bermanfaat bagi tubuh.
nugget dibuat dengan bahan dasar
Makanan yang tidak dikelola dengan baik
daging ayam atau daging sapi. Seiring
dan benar oleh produsen makanan dapat
dengan semakin berkembangnya
menimbulkan dampak negatif seperti
kreativitas dan kebutuhan masyarakat,
penyakit dan keracunan akibat bahan
telah berkembang nugget berbahan dasar
kimia, mikroorganisme, tumbuhan atau
ikan yang memiliki protein essensial yang
hewan, serta dapat menimbulkan alergi.
tinggi dibandingkan daging sapi ataupun
Faktor kebersihan pengelola makanan
ayam. Nugget dibuat dari daging giling
yang biasa disebut personal hygiene
yang diberi bumbu, dicampur bahan
merupakan prosedur menjaga kebersihan
pengikat, kemudian dicetak, dikukus,
dalam pengelolaan makanan yang aman
dipotong dan dilumuri perekat tepung
dan sehat. Prosedur menjaga kebersihan
(batter) dan diselimuti tepung roti
merupakan perilaku bersih untuk
(breading) (Antara, 2012). Nugget
mencegah kontaminasi pada makanan
digoreng setengah matang dan dibekukan
yang ditangani. Prosedur yang penting
untuk mempertahankan mutunya selama
bagi pekerja pengolah makanan adalah
penyimpanan.
pencucian tangan, kebersihan pakaian
dan kesehatan diri. Di Amerika Serikat Nugget merupakan salahsatu bentuk
25% dari semua penyebaran penyakit produk makanan beku siap saji, yaitu
melalui makanan, disebabkan pengolah produk yang telah mengalami pemanasan
makanan yang terinfeksi dan personal sampai setengah matang (precooked),
hygiene yang buruk (Fatmawati, dkk; kemudian dibekukan. Produk beku siap
2013). Oleh karena itu, diperlukan suatu saji ini hanya memerlukanwaktu
manajemen personal hygiene untuk penggorengan selama 1 menit pada suhu
memastikan keamanan pangan produk 150ºC ( Ginting, 2015 ). Nugget ikan lele
yang diolah. merupakan olahan produk baru.
Pembuatan nugget dari ikan lele
Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan
memerlukan bahan-bahan tambahan
dan Perikanan (P2MKP) Karya Lestari
yang berperan sebagai bahan pengisi dan
Bali adalah sebuah pusat pelatihan
bahan pengikat disamping bumbu dan
pengolahan yang bergerak dalam bidang
rempahrempah, bahan pengisi yang biasa
perikanan. Produk olahan yang dihasilkan
digunakan adalah tepung.
adalah surimi khususnya nugget, bakso
serta abon berbasis ikan lele dan patin Menurut Priwindo (2009), dalam
serta pengolahan rumput laut. membuat nugget ikan diperlukan bahan
yang mengandung karbohidrat sebagai
Diversifikasi produk ikan sangat
bahan pengikat agar bahan satu sama
diperlukan untuk memberikan pilihan bagi
lain saling terikat dalam satu adonan yang
para pengolah. Diversifikasi pengolahan
berguna untuk memperbaiki tekstur.
hasil perikanan dalam bentuk formulasi
Bahan pengikat yang sering digunakan
produk (diversifikasi). Hasil perikanan
adalah berbagai jenis tepung yang
akhir-akhir ini telah menjadi perhatian dan
mengandung karbohidrat, seperti tepung
berkembang dengan baik. Pengolahan
dari biji-bijian yaitu tepung terigu dari
hasil perikanan bertujuan untuk
gandum, tepung beras dan ketan dari
meningkatkan nilai tambah produksi, baik
padi-padian, maizena dari jagung, dan
yang berasal dari penangkapan maupun
yang terbuat dari umbi-umbian yaitu,
akuakultur. Tujuan lainnya untuk
tapioka dari singkong, tepung sagu dan
mengenal produk perikanan ke pasaran
ubi jalar.
dan diterima oleh konsumen secara luas
(Thalib, 2011). Nugget merupakan produk olahan
daging yang menggunakan teknologi

2
https://e-journal.unair.ac.id/JMCS
Journal of Marine and Coastal Science Vol. 8(1) – February 2019

restrukturisasi daging, yaitu teknik penerapan personal hygiene pada


pengolahan daging dengan produksi nugget lele (Clarias gariepinus)
memanfaatkan daging berkualitas rendah di pusat pelatihan mandiri kelautan dan
(daging ayam petelur afkir) karena perikanan (P2MKP) Karya Lestari, Bali.
potongan daging yang relatif kecil dan Selain itu, agar Mengetahui kendala yang
tidak beraturan untuk dilekatkan kembali dihadapi dalam penerapan personal
menjadi ukuran yang lebih besar menjadi hygiene pada produksi nugget lele
olahan dan meningkatkan nilai tambah (Clarias gariepinus) di pusat pelatihan
daging tersebut (Purnomo, et al., 2000). mandiri kelautan dan perikanan (P2MKP)
Nugget yang menggunakan daging ayam Karya Lestari, Bali. Manfaat pelaksanaan
sebagai bahan dasarnya disebut Chicken Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah :
Nugget. Selain daging ayam, dalam Mahasiswa dapat mengetahui secara
pembuatan chicken nugget yang langsung penerapan personal hygiene
merupakan produk restrukturisasi pada produksi nugget lele (Clarias
diperlukan bahan pengikat serta gariepinus) di pusat pelatihan mandiri
bumbubumbu. Bahan pengikat berfungsi kelautan dan perikanan (P2MKP) Karya
sebagai penstabil emulsi, meningkatkan Lestari, Bali ; Mahasiswa dapat
daya ikat air, memperkecil penyusutan, mengetahui kendala yang dihadapi dalam
menambahkan berat produk dan penerapan personal hygiene pada
menekan biaya. produksi nugget lele (Clarias gariepinus)
di pusat pelatihan mandiri kelautan dan
Pengembangan ikan sebagai bahan
perikanan (P2MKP) Karya Lestari, Bali ;
baku nugget sangat penting, karena ikan
Melatih keterampilan soft skill guna
mengandung protein yang tidak kalah
persiapan sebelum terjun ke dunia kerja ;
tinggi dengan ayam terutama untuk
Menambah wawasan dan pengetahuan
membantu meningkatkan nilai ekonomis
tentang penerapan personal hygiene
produk (Usmiati dan Priyanti, 2012).
dalam bidang perikanan.
Penyaji makanan dapat menjadi
sumber kontaminan yang potensial dalam 2. Material dan Metode
memindahkan cemaran, sehingga
penjamah makanan harus menjaga Material
kebersihan tubuhnya (Triandini dkk,
2015). Melalui personal hygiene yang Praktek Kerja Lapang (PKL)
dikelola dengan baik akan memperkecil dilaksanakan pada tanggal 23 Januari
kemungkinan terjadinya foodborne 2017–16 Februari 2017. Kegiatan
disease. Untuk mengetahui secara dilaksanakan di P2MKP Karya Lestari
langsung penerapan manajemen Bali, Jalan Pulau Nias, Desa Dauh Peken,
personal hygiene pada pengolahan Kecamatan Tabanan, Kabupaten
nugget maka dilakukan Praktek Kerja Tabanan, Provinsi Bali. Peserta PKL
Lapang (PKL) di pusat pelatihan mandiri adalah mahasiswa program studi
kelautan dan perikanan (P2MKP) Karya Budidaya Perairan dengan minat
Lestari, Bali. Teknologi Hasil Perikanan (THP).

Kegiatan Praktek Kerja Lapang Metode


(PKL) sangat penting dilaksanakan
karena mahasiswa dapat mempelajari Metode yang digunakan selama
secara langsung tentang proses produksi pelaksanaan PKL yaitu metode deskriptif
pengolahan nugget dan penerapan yang merupakan suatu metode dalam
manajemen personal hygiene serta meneliti status kelompok manusia, suatu
mengetahui permasalahan yang timbul objek, suatu kondisi, suatu sistem
dalam penerapan manajemen personal pemikiran ataupun suatu peristiwa pada
hygiene di pusat pelatihan mandiri masa sekarang. Tujuan dari penelitian
kelautan dan perikanan (P2MKP) Karya deskriptif adalah untuk membuat
Lestari, Bali. Tujuan pelaksanaan praktek deskripsi, gambaran atau lukisan secara
kerja lapang adalah Mengetahui sistematis, faktual dan akurat mengenai

3
https://e-journal.unair.ac.id/JMCS
Journal of Marine and Coastal Science Vol. 8(1) – February 2019

fakta-fakta, sifat serta hubungan antar hidangan keluarga, maupun


fenomena yang diselidiki (Nazir, 2011). meningkatkan kemandirian dalam
menciptakan lapangan pekerjaan. Pada
Analisis Data akhirnya dapat melahirkan wirausaha
baru yang handal dan kompeitif didalam
Kegiatan PKL akan mendeskripsikan mengolah berbagai jenis olahan ikan.
tentang penerapan manajemen personal
hygiene produk nugget ikan lele dumbo Nama sebelum P2MKP Karya Lestari
(Clarias gariepinus) di P2MKP Karya adalah Poklasar, berdiri pada tanggal 10
Lestari Bali, untuk dapat mendeskripsikan Juli 2010 yang beranggotakan sebanyak
proses tersebut diperlukan data yaitu data 15 orang. Anggotanya berasal dari ibu-ibu
primer dan data sekunder. anggota Dharma Wanita Persatuan yang
ada di kabupaten Tabanan.
Data primer merupakan data yang
diperoleh secara langsung dari Poklasar karya lestari merupakan
masyarakat ataupun diperoleh dari kelompok pengolah hasil perikanan
sumbernya. Metode pengumpulan data budidaya binaan dari dinas perikanan dan
primer dilakukan dengan 3 cara yaitu kelautan kabupaten Tabanan. Kelompok
partisipasi aktif, observasi dan komunikasi ini dikukuhkan tanggal 8 november 2010
(wawancara). oleh perkebel (kepala) Desa Dauh Peken,
dengan kelas pemula sesuai surat
Data sekunder adalah data yang keputusan pengukuhan No. 05 tahun
diperoleh dari sumber tidak langsung atau 2010. Setelah mendapatkan pengukuhan
pihak lain guna mempelajari data primer. kelompok, maka mulailah pengurus
Data ini diperoleh dari data dokumentasi, kelompok mengikuti berbagai pelatihan
majalah, koran, buku, lembaga penelitian, yang dilaksanakan baik dari kementriaan
pustaka yang menunjang, laporan yang kelautan dan perikanan pusat, provinsi
tersedia, masyarakat dan pihak lain yang maupun kabupaten. Berjalannya waktu
berhubungan dengan proses pengolahan pada tahun 2012 dengan adanya
produk nugget ikan lele dumbo (Clarias memorandum of understanding (MoU)
gariepinus). Data sekunder yang antara kementrian kelautan dan perikanan
didapatkan berupa struktur organisasi, (KKP) dengan pemerintahan daerah
Standar Operasional Prosedur (SOP), dan kabupaten Tabanan melalui Dinas
Standar Mutu Produk Nugget.
Perikanan dan Kelautan, maka Poklasar
Karya Lestari ditetapkan menjadi Pusat
3. Hasil dan Pembahasan Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan
(P2MKP)
Keadaan Umum Lokasi Praktek Kerja
Lapang Karya Lestari. Penetapan dilakukan
oleh kepala Badan Pengembangan
Keadaan umum lokasi Praktek Kerja
Sumber Daya Manusia Kelautan dan
Lapang meliputi sejarah dan latar
Perikanan Kementrian Kelautan dan
belakang berdirinya perusahaan, visi dan Perikanan RI.
misi, lokasi dan letak geografis, struktur
organisasi dan ketenagakerjaan serta Penetapan dilakukan pada tanggal 24
produk dan jangkauan pasar. Mei 2012 dengan Nomor
30/BPSDMKP/P2MKP/P/2012 sebagai
Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya
kelas pemula. Sebagai tindak lanjut
Perusahaan
memorandum of understanding (MoU)
Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan mulai bulan oktober tahun 2012 melalui
Perikanan (P2MKP) Karya Lestari berasal Badan Pendidikan dan Pelatihan (BP3)
dari kelompok pengolahan dan pemasar Banyuwangi, P2MKP Karya Lestari
(POKLASAR) Karya Lestari. Kelompok diberikan kepercayaan untuk bekerja
pengolahan dan pemasar karya lestari ini dalam pelatihan nasional.
didirikan karena adanya rasa keinginan
untuk meningkatkan ketrampilan. Baik
keterampilan dalam memenuhi kebutuhan

4
https://e-journal.unair.ac.id/JMCS
Journal of Marine and Coastal Science Vol. 8(1) – February 2019

Visi dan Misi Perusahaan merupakan karywan Poklasar Karya


Lestari.
Visi dari Pusat Pelatihan Mandiri
Kelautan Perikanan Karya Lestari yaitu
Personal Hygiene Pekerja
terwujudnya sumber daya manusia dalam
pengolahan produk kelautan dan Sebagai orang yang bekerja dengan
perikanan yang berkualitas dan berdaya atau di sekitar makanan maka diperlukan
saing di pasaran. Misi dari Pusat standar hygiene pekerja yang tinggi.
Pelatihan Mandiri Kelautan Perikanan Hygiene pekerja harus terlaksana dengan
Karya Lestari yaitu mensejahterakan membuat keyakinan untuk menjaga
masyarakat dengan pemberdayaan pekerja dan pakaiannya bersih dengan
masyarakat melalui pemberdayaan mengikuti prosedur pencucian khusus.
dibidang pengolahan dan pemasaran Pekerja mempunyai tanggung jawab
ikan, menciptakan masyarakat produktif untuk menghasilkan produk pangan yang
dan mandiri serta berperan aktif aman, dan hygiene pekerja yang baik
menciptakan lapangan pekerjaan dibidang merupakan salah satu hal penting yang
pengolahan dan pemasaran ikan, dibutuhkan untuk menjaga produk
melahirkan para wirausaha baru yang makanan aman dari kontaminasi mikroba.
handal dan kompetitif. Kondisi pekerja di P2MKP
Lokasi dan Letak Geografis Perusahaan menunjukan telah terlaksananya personal
hygiene dikarenaka pada saat melakukan
Pusat Pelatihan Mandiri Perikanan
pengolahan maupun pergantian proses
dan Kelautan (P2MKP) Karya Lestari
para pekerja mengawali dengan mencuci
terletak dijalan Anyelir XII, No. 13, Deasa
tangan, dan pekerja menggunakan
Dauh Peken, Kecamatan Tabanan,
pakaian bersih yang diperuntunkan untuk
Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Luas
melakukan proses pengolahan selain itu
tanah adalah kurang lebih 900 m 2 dengan
pekerja juga telah mematuhi segala
luas bangunan pelatihan pengolahan
aturan yang ditetapkan sehingga
seluas 200 m 2 .Letak Pusat Pelatihan
penerapan di P2MKP sendiri sudah sudah
Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP)
baik dan beberapa pekerjanya telah
Karya Lestari cukup strategis karena
mengikuti pelatihan.
berada dekat jalan raya antar provinsi,
sehingga untuk pengiriman barang dan Menurut Anwar Prabu Mangkunegara
bahan baku lebih mudah. (2000), Program kesehatan kerja
menunjukkan pada kondisi yang bebas
Struktur Organisasi Perusahaan dan
dari gangguan fisik, mental, emosi atau
Ketenagakerjaan
rasa sakit yang disebabkan oleh
Struktur organisasi Pusat Pelatihan lingkungan
Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP)
Keadaan yang terjadi di P2MKP
Karya Lestari yaitu dengan adanya garis
Karya Lestari yaitu belum disediakannya
komando yang menunjukkan posisi dan
program kesehatan untuk pekerja dengan
tanggung jawab masing-masing anggota
baik akan tetapi pekerja dari P2MKP
organisasi atau staf berdasarkan heirarki
sudah memiliki BPJS sehingga ada
kepemimpinan. Pemimpin teratas (top
jaminan tersendiri meskipun bukan dari
management) adalah ketua atau
pihak P2MKP dan untuk mencegah
pengelola yang membawahi sekretaris,
kontaminasi yang diakibatkan dari
bendahara, bidang admin, bidang
kesehatan pekerja ketua bagian
pelatihan dan bidang humas.
pengolahan selalu melakukan
Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan pengontrolan pekerja yang sakit, ketika
Perikanan (P2MKP) Karya Lestari terlihat ada pekerja yang sakit ketua
memiliki jumlah total karyawan sebanyak bagian pengolahan langsung melakukan
15 orang dengan jumlah karyawan tetap tindakan preventif seperti melarang
sebanyak 6 orang di Pusat Pelatihan pekerja untuk melakukan pengolahan dan
Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) disarankan untuk berobat ke klinik atau
Karya Lestari dan 9 karyawan lainnya rumah sakit terdekat.

5
https://e-journal.unair.ac.id/JMCS
Journal of Marine and Coastal Science Vol. 8(1) – February 2019

Kesehatan Pekerja aktivitas, tingkat pengetahuan dan


kepedulian akan sangat bervariasi.
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara
Dari pengamatan selama PKL,
(2000) Program kesehatan kerja
P2MKP Karya Lestari telah melakukan
menunjukkan pada kondisi yang bebas
prosedur dengan baik terutama perihal
dari gangguan fisik, mental, emosi atau
tanggung jawab karena para pekerja pada
rasa sakit yang disebabkan oleh
saat melakukan proses pengolahan tidak
lingkungan. Penjaminan kesehatan
ada yang melanggar segala aturan selain
karyawan meningkatkan produktivitas
itu ketua bagian pengolahan selalu
pekerja dan mendukung pencegahan
memantau segala aktivitas yang dilakukan
bahan terkontaminasi oleh mikroba
oleh setiap pekerjanya dikarenakan ketua
pathogen yang pindah dari orang yang
bagian pengolahan selalu mendampingi
sakit atau luka. Dengan demikian,
para pekerja saat proses produksi namun
penjaminan kesehatan pekerja yang baik
ada beberapa kekurangan dalam segi
dan stabil merupakan kunci untuk
wawasan dan pengetahuan pekerja,
keamanan pangan dan operasi ekonomi
menurut Zulaikhah (2009), tingkat
yang sukses dalam jangka waktu panjang.
pendidikan karyawan atau pekerja sangat
Usaha-usaha sebaiknya difokuskan
berpengaruh terhadap tingkat
pada (1) menyediakan para pekerja
pengetahuan yang mereka peroleh.
dengan lingkungan kerja yang aman dan
Pengalaman yang diperoleh pekerja akan
program kesehatan dengan tujuan
mempengaruhi cara mereka menangani
pencegahan penyakit; dan (2) perhatian
produk pangan sehingga perlu
atau pengurusan secara memadai
dipertimbangkan yaitu tentang
terhadap pekerja yang sakit atau luka
permasalahan pelatihan untuk seluruh
untuk mencegah kontaminasi pathogen
pekerja ataupun anggota karena belum
ke produk sayuran atau perpindahan
semua mendapatkan pelatihan yang
penyakit ke orang lain.
bertujuan untuk menambah wawasan dan
Keadaan yang terjadi di P2MKP pengetahuan tentang hygiene pekerja.
Karya Lestari yaitu belum disediakannya
program kesehatan untuk pekerja dengan Standar Umum Personel dan Pakaian
baik akan tetapi pekerja dari P2MKP
Pakaian Pelindung
sudah memiliki BPJS sehingga ada
jaminan tersendiri meskipun bukan dari Pekerja dan pengunjung yang datang
pihak P2MKP dan untuk mencegah ke areal penanganan produk harus
kontaminasi yang diakibatkan dari diberikan pakaian pelindung. Perusahaan
kesehatan pekerja ketua bagian menjamin kebersihan dari pakaian
pengolahan selalu melakukan pelindung yang digunakan. Pakaian
pengontrolan pekerja yang sakit, ketika pelindung harus dipastikan tidak ada
terlihat ada pekerja yang sakit ketua kantong pada bagian luar yang bisa
bagian pengolahan langsung melakukan menjadi media masuknya benda asing ke
tindakan preventif seperti melarang areal penanganan produk. Penggunaan
pekerja untuk melakukan pengolahan dan satu atau dua (maksimum) kantong dalam
disarankan untuk berobat ke klinik atau akan lebih baik, dan pekerja harus
rumah sakit terdekat. diberikan pelatihan bahwa hanya benda
Hygiene Pekerja yang dibutuhkan dalam penanganan
produk yang boleh dibawa masuk ke areal
Prosedur hygiene yang baik penanganan produk.
merupakan unsur krusial dari keamanan
Pakaian yang digunakan di P2MKP
pangan pada setiap operasi produksi.
sudah memenuhi standar yang baik
Oleh karena itu, kebutuhan praktek-
karena telah menutupi bagian yang dapat
praktek baik untuk menetapkan dan
memungkinkan masuknya benda asing.
memasukkan program pelatihan untuk
Elestone (2007) menjelaskan baju kerja
seluruh karyawan. Sesuai dengan fungsi
pekerja dibidang pangan harus mampu
pekerja, tanggung jawab dan area
menutupi seluruh anggota tubuh yang

6
https://e-journal.unair.ac.id/JMCS
Journal of Marine and Coastal Science Vol. 8(1) – February 2019

berpotensi bersentuhan dengan produk. tangan pekerja dari kecelakaan kerja. Ada
selain itu juga kantong yang tersedia pada dua jenis sarung tangan, yaitu sarung
pakaian pelindung hanya terdapat satu tangan karet yang dapat digunakan
bagian yang terletak didepan sehingga berulang-ulang dan sarung tangan yang
untuk kapasitas kantong yang tersedia sekali pakai (disposable).
telah memenuhi ketentuan, untuk
Pekerja di P2MKP menggunakan
pencuciannya dilakukan ketika pakaian
sarung tangan yang sekali pakai berbahan
terlihat kotor ataupun 3 sampai 4 kali
plastik karena menurut pekerja sarung
penggunaan dan SOP yang diterapkan
tangan tersebut lebih mudah digunakan
sudah sesuai yaitu tidak boleh membawa
dan lebih nyaman, penggunaan sarung
pakaian keluar ruang produksi dan juga
tangan yang diterapkan di P2MKP sesuai
tidak diperbolehkan untuk bertukar
dengan standar karena ketika melakukan
pakaian produksi karena pihak P2MKP
proses yang berbeda maka sarung tangan
telah menyiapkan pakaian yang
tersebut akan diganti dan tidak
dikhususkan untuk proses produksi.
diperbolehkan untuk menggunakan
Penutup Kepala sarung tangan sampai akhir produksi
karena dapat mengakibatkan kontaminasi
Headgear dan hairnet merupakan
silang yang diakibatkan penggunaan
bagian penting dari pakaian pekerja yang
sarung tangan yang sama hingga akhir
sebaiknya dirancang nyaman dipakai oleh
produksi.
pekerja. Penutup kepala tersebut
dirancang untuk dapat menutup seluruh
Alas Pelindung Kaki
rambut, namun tetap dipastikan ada
ruang yang memadai untuk kenyamanan Alas pelindung kaki yang digunakan
pemakaian. Kenyamanan diperlukan oleh pekerja P2MKP yaitu berupa sandal
untuk mencegah pekerja menyentuh bukan sebuah sepatu boot sehingga tidak
kepala, leher, atau bagian rambut, yang menutupi seluruh bagian kaki seutuhnya.
dapat berpindahnya bakteri ke produk. Menurut Raferrty dan Hernessy (2009)
menjelaskan pemakaian sepatu boot
Penutup kepala yang digunakan saat dapat berfungsi mencegah perpindahan
proses produksi sudah memenuhi standar bakteri dari satu tempat ke tempat yang
namun tidak menggunakan penutup lain. Namun ada SOP yang diberikan
kepala sekali pakai dan tidak bisa yaitu penggunaan sandal hanya
menutupi secara keseluruhan bagian digunakan di areal pengolahan sehingga
rambut seperti hairnet hal tersebut sandal tersebut tidak boleh digunakan
dikarenakan penutup kepala berbentuk diluar area pengolahan agar tidak terjadi
segita sehingga ada bagian yang masih perpindahan bakteri dari satu tempat ke
belum tertutup secara sempurna begitu tempat yang lain.
juga dengan bahan penutup kepala yang
berupa kain dan dapat digunakan berkali Sandal yang digunakan dicuci
kali, namun jika mengacu pada setelah 3 sampai 4 kali proses produksi
standarnya penutup kepala tersebut sehingga aman untuk digunakan akan
sudah sesuai karena dapat menutupi tetapi ada hal yang tidak diterapkan yaitu
rambut meskipun tidak keseluruhan dan penggunaan khlorin untuk sandal saat
nyaman saat dikenakan. Untuk memasuki ruang pengolahan, diketahui
pencuciannya dilakukan sama seperti bahwa sebelum memasuki ruang
pencucian pakaian pengolahan yaitu tiga pengolahan diharuskan merendam sandal
atau empat kali pemakaian ataupun jika ataupun sepatu ke air yang telah diberi
sudah terlihat kotor. khlorin sesuai dengan takarannya
sehingga bakteri ataupun kuman yang
Sarung Tangan ada mati. Menurut spellman (2003) dalam
Pekerja wajib menggunakan sarung Rosyidi (2010) menjelaskan klorin dalam
tangan untuk meminimalisisr kontaminasi air dapat berikatan dengan senyawa
yang berasal dari tangan pekerja (Mariot inorganik dan senyawa organik sehingga
and Gravani, 2006) dan melindungi dapat berfungsi sebagai desinfektan. Hal

7
https://e-journal.unair.ac.id/JMCS
Journal of Marine and Coastal Science Vol. 8(1) – February 2019

yang melandasi tidak diggunakannya seluruh bagian massa daging,


khlorin yaitu keterbatasan biaya dan lantai memudahkan serabut otot, membantu
yang ada diruang pengolahan tidak berair pembentukan emulsi dan
sehingga jika dilakukan pencucian mempertahankan suhu daging agar tetap
sebelum memasuki ruang pengolahan rendah selama penggilingan.
maka akan membasahi lantai selain itu
karena sudah disediakan sandal khusus Proses Penggilingan Bahan serta
dan juga selalu dicuci. Pencampuran Bumbu
Proses Pembuatan Nugget Ikan Lele. Proses penggilingan bertujuan untuk
Proses Persiapan Bahan memperkecil massa bahan dengan cara
diblender maupun digiling menggunakan
Proses persiapan bahan merupakan alat penggilingan sehingga menjadi
langkah awal yang ditempuh untuk adonan yang siap untuk dicetak, pada
membuat suatu olahan nugget ikan lele, tahap ini bahan - bahan seperti daun
bahan – bahan yang disiapkan antara lain bawang, bawah putih, bawang bombay,
Ikan lele, garam, tepung tapioca, tepung wortel dan jahe dihaluskan terlebih dahulu
terigu, gula, daun bawang, bawang putih, menggunakan blender lalu daging ikan
bawang Bombay, minyak sayur, tepung yang telah ditiriskan dimasukkan kedalam
panir, wortel, lada bubuk, jahe dan air es mesin penggiling setelah setelah semua
secukupnya. Untuk ikan yang digunakan sudah halus, masukkan daging yang telah
dalam pembuatan nugget ikan lele digiling kedalam mixer lalu lumuri dengan
menggunakan ikan yang telah di fillet dan garam dan adonan diaduk selama 20
jenis ikannya yaitu ikan lele dumbo atau menit. Perhitungan untuk 20 menit antara
yang ukurannya besar. Ikan tersebut lain 10 menit pertama dilakukan untuk
diperoleh dari pembudidaya di daerah mencampurkan bumbu ke dalam adonan
tabanan namun untuk memperoleh lalu pada menit ke 15 tepung dimasukkan
bahannya P2MKP Karya Lestari secara bergantian dan pada menit ke 20
mengambil di Dinas Perikanan dan adonan diangkat.
Kelautan Tabanan karena di tempat
tersebut menyediakan lele yang Proses pengadukan yang
diinginkan oleh pihak pengolah. didahulukan yaitu pencampuran bumbu –
bumbu terlebih dahulu sebelum
Penggunaan ikan lele master pencampuran tepung dikarenakan bumbu
dikarenakan daging lebih banyak dan juga yang ditambahkan dapat meresap
rasa lebih gurih karena pihak pengolah kedalam daging, menurut Rahardjo dkk
telah melakukan percobaan pembuatan (1995) faktor yang mempengaruhi
nugget ikan lele menggunakan ukuran keberhasilan produk nugget
konsumsi dan ukuran master, hasil yang dititikberatkan pada kemampuan
didapatkan yaitu masih terasa gurih untuk mengikat antara partikel daging dan
ikan lele master ketika dilakukan bahan-bahan lain yang ditambahkan.
pengolahan dibandingkan dengan lele Sedangkan fungsi dari penambahan
ukuran konsumsi selain itu pemilihan lele tepung yaitu untuk membentuk tekstur
master didasari dengan asumsi perolehan dan juga penyatuan bahan, menurut
daging ikan lebih banyak. Penambahan Priwnindo (2009), bahan pengisi yang
jahe pada pembuatan olahan dapat baik mengandung karbohidrat dan bahan
menurunkan ataupun menghilangkan bau pengikat dapat menyatukan semua bahan
amis pada daging ikan sehingga bau serta membentuk tekstur, salah satu
tersebut tidak terlalu menyengat. bahan pengisi dan pengikat yang biasa
Penambahan garam dan air dingin digunakan pada produk olahan pangan
bertujuan untuk mengekstrak aktomiosin yaitu tepung terigu dan tepung susu.
sehingga akan terbentuk produk dengan
stabilitas emulsi yang baik sedangkan Proses Pencetakan dan Pengukusan
penambahan air es bertujuan untuk Proses ini adonan yang telah jadi
melarutkan garam dan langsung dilakukan pencetakan dengan
mendistribusikannya secara merata ke melumuri menggunakan tepung panir,

8
https://e-journal.unair.ac.id/JMCS
Journal of Marine and Coastal Science Vol. 8(1) – February 2019

namun pelumuran tepung panir dilakukan plastik berembun selain itu diusahakan
sebanyak 2 kali sebelum dan sesudah udara yang ada didalam plastik
pengkukusan, untuk yang sebelum dikeluarkan, untuk 250 gram nugget dapat
pengukusan dilakukan pada saat berisi sekitar 13 – 15 buah sedangkan
mencetak adonan menjadi bentuk yang hasil dari 1 kg daging ikan lele akan
dikehendaki lalu untuk yang sesudah menghasilkan 2,5 kg nugget.
pengukusan hanya sekedar menaburi
Penyimpanan Produk
panir ke adonan yang masih panas
sehingga semakin merekat pada adonan, Penyimpanan produk merupakan
hal tersebut dilakukan agar tepung panir proses akhir dari proses pembuatan
merekat dengan sempurna. Pengukusan nugget ikan lele, penyimpanan produk
dilakukan selama 20 menit dengan bertujuan untuk memperpanjang masa
menggunakan suhu yang mendidih simpan dari suatu produk dan juga dapat
bersikar 100C, waktu ̊ pengukusan tidak menginaktivasi bakteri yang tidak tahan
boleh lebih dari 20 menit karena dapat terhadap suhu dingin. Produk disimpan
mengakibatkan over cook atau terlalu dalam sebuah kulkas maupun cold
masak dan jika itu terjadi produk akhir storage bersuhu 5˚C – 10˚C dan suhu
yang diinginkan tidak begitu baik. harus selalu stabil dalam tempat
penyimpanan agar produk tidak
Pengemasan dan Labeling mengalami kerusakan karena terjadi
peningkatan suhu ruang.
Pengemasan merupakan suatu cara
untuk melindungi produk dari kontaminan Standar Umum Personal dan Pakaian
maupun bakteri yang ada dilingkungan
Pekerja dan pengunjung yang datang
selain itu pengemasan juga berguna
ke areal penanganan produk harus
untuk meningkatkan daya jual produk
diberikan pakaian pelindung. Perusahaan
agar memiliki nilai yang lebih tinggi.
menjamin kebersihan dari pakaian
Bahan yang biasanya digunakan untuk
pelindung yang digunakan. Pakaian
pengemasan produk perikanan berupa
pelindung harus dipastikan tidak ada
plastik yang tahan akan panas dan kedap
kantong pada bagian luar yang bisa
udara misalnya plastic berbahan dasar
menjadi media masuknya benda asing ke
Polyprophiline (PP) ataupun Polyethiline areal penanganan produk.
(PE), kedua jenis plastik tersebut dapat
mengurangi penetrasi panas dari luar Pakaian yang digunakan di P2MKP
kemasan dan juga dapat melindungi sudah memenuhi standar yang baik
porduk dari cemaran yang ada diluar. karena telah menutupi bagian yang dapat
memungkinkan masuknya benda asing.
Labeling digunakan untuk
Elestone (2007) menjelaskan baju kerja
memberikan brand dari produk tersebut
pekerja dibidang pangan harus mampu
ataupun dapat digunakan sebagai
menutupi seluruh anggota tubuh yang
informasi bahan yang digunakan untuk
berpotensi bersentuhan dengan produk.
membuat produk, akan lebih baik ketika
selain itu juga kantong yang tersedia pada
suatu produk dapat disertakan kandungan
pakaian pelindung hanya terdapat satu
gizi agar dapat memberikan kepercayaan
bagian yang terletak didepan sehingga
kepada konsumen yang membeli bahwa
untuk kapasitas kantong yang tersedia
produk terjamin aman dan tidak
telah memenuhi ketentuan.
mengandung bahan pengawet. Selain itu
tujuan labeling yaitu untuk memberikan Headgear dan hairnet merupakan
informasi masa kadaluarsa dari produk, bagian penting dari pakaian pekerja yang
untuk produk nugget ikan lele dari P2MKP sebaiknya dirancang nyaman dipakai oleh
Karya Lestari dapat bertahan selama 6 pekerja. Penutup kepala tersebut
bulan. dirancang untuk dapat menutup seluruh
rambut, namun tetap dipastikan ada
Proses pengemasan tidak disarankan
ruang yang memadai untuk kenyamanan
untuk memasukan nugget yang masih pemakaian.
panas karena dapat mengakibatkan

9
https://e-journal.unair.ac.id/JMCS
Journal of Marine and Coastal Science Vol. 8(1) – February 2019

Penutup kepala yang digunakan saat digunakan dan lebih nyaman,


proses produksi sudah memenuhi standar penggunaan sarung tangan yang
namun tidak menggunakan penutup diterapkan di P2MKP sesuai dengan
kepala sekali pakai dan tidak bisa standar karena ketika melakukan proses
menutupi secara keseluruhan bagian yang berbeda maka sarung tangan
rambut seperti hairnet hal tersebut tersebut akan diganti dan tidak
dikarenakan penutup kepala berbentuk diperbolehkan untuk menggunakan
segita sehingga ada bagian yang masih sarung tangan sampai akhir produksi.
belum tertutup secara sempurna begitu
Alas pelindung kaki yang digunakan
juga dengan bahan penutup kepala yang
oleh pekerja P2MKP yaitu berupa sandal
berupa kain dan dapat digunakan berkali
bukan sebuah sepatu boot sehingga tidak
kali, namun jika mengacu pada
menutupi seluruh bagian kaki seutuhnya.
standarnya penutup kepala tersebut
Menurut Raferrty dan Hernessy (2009)
sudah sesuai karena dapat menutupi
menjelaskan pemakaian sepatu boot
rambut meskipun tidak keseluruhan dan
dapat berfungsi mencegah perpindahan
nyaman saat dikenakan.
bakteri dari satu tempat ke tempat yang
Pekerja wajib menggunakan sarung lain. Namun ada SOP yang diberikan
tangan untuk meminimalisir kontaminasi yaitu penggunaan sandal hanya
yang berasal dari tangan pekerja (Marriot digunakan di areal pengolahan sehingga
and Gravani, 2006) dan melindungi sandal tersebut tidak boleh digunakan
tangan pekerja dari kecelakaan kerja. Ada diluar area pengolahan agar tidak terjadi

Proses Persiapan Bahan

Proses Penggilingan Bahan serta


Pencampuran Bahan

Proses Pencetakan dan Pengukusan

Pengemasan dan Labeling

Penyimpan Produk

Gambar 1. Bagan Alir Produksi Bakso Ikan Lele Dumbo (Sumber: P2MKP Karya Lestari,
2017)

dua jenis sarung tangan, yaitu sarung perpindahan bakteri dari satu tempat ke
tangan karet yang dapat digunakan tempat yang lain.
berulang-ulang dan sarung tangan yang
sekali pakai (disposable). Tahapan Proses Pembuatan Nugget Ikan
Lele
Pekerja di P2MKP menggunakan
sarung tangan yang sekali pakai Proses produksi bakso ikan lele
berbahan plastik karena menurut pekerja dimulai dari tahap pencucian sampai
sarung tangan tersebut lebih mudah

10
https://e-journal.unair.ac.id/JMCS
Journal of Marine and Coastal Science Vol. 8(1) – February 2019

pengemasan produk. Bagan alir produksi


bakso ikan lele terdapat pada gambar 1 : Amri K & Khairuman. 2002. Buku Pintar
Budidaya 15 Ikan Konsumsi.
Faktor dan Kendala Penerapan Personal Agromedia. Jakarta.
Hygiene Pekerja
Antara N. S. 2012. Pedoman Personal
Kendala dalam penerapan
hygiene. Modul Pelatihan. Bali. 11 hal.
manajamen personal hygiene pekerja di
P2MKP yaitu kurangnya pengetahuan
Atmodjo & Marsum Widjojo. 2007.
pekerja akan personal hygiene yang
Restoran dan Segala
seharusnya diterapkan pada pengolahan
Permasalahannya. Yogyakarta: Andi
perikanan sehingga pekerja tidak
memahami secara menyeluruh perihal
Aziz Alimul H. 2006. Pengantar
personal hygiene, kurangnya
Kebutuhan Dasar Munusia : Aplikasi
pengetahuan pekerja tentang personal
Konsep dan Proses Keperawatan.
hygiene disebabkan karena masih
Jakarta : Salemba Medika
banyaknya pekerja yang belum mengikuti
pelatihan sanitasi hygiene pekerja
Azwar A. 1995. Pengantar Ilmu
sehingga ketika penerapannya masih
Kesehatan Lingkungan, PT. Mutiara
belum maksimal. Secara finansial P2MKP
sumber Widya, Jakarta.
juga belum memadai karena seluruh
Chandra B. 2005. Pengantar Kesehatan
kebutuhan operasional masih tidak sesuai
Lingkungan. Jakarta : Penerbit Buku
dengan dana yang tersedia sehingga ada
Kedokteraan EGC.
beberapa bagian yang tidak bisa
diberlakukan antara lain pencucian kaki
Elstone, P. 2007. Food Manufacturing
ataupun tangan ketika masuk ke dalam
Standart. http://www.tesco.com. 15
ruang produksi yang seharusnya
Oktober 2017. pp. 44-63
menggunakan klorin agar bakteri dari luar
mati. Personal hygiene harus diterapkan
Elvira S. 2008. Pembuatan Susu Jagung,
karena hal tersebut merupakan
Departemen Ilmu dan Teknologi
permasalahan mendasar yang selalu
Pangan, Fakultas Teknologi
dikesampingkan dalam pengolahan
Pertanian, IPB Bogor
perikanan.
Fathonah. 2005. Hygiene Sanitasi
Kesimpulan Makanan. UNNES press.
Penerapan personal hygiene di Semarang.
P2MKP sudah terlaksana dengan baik
sesuai dengan standar diantaranya Fatmawati S. 2013. Higiene Mengolah
penggunaan pakaian yang tertutup, Makanan dalam Penyelenggaraan
menggunakan sarung tangan sesuai Makanan di Pusat Pendidikan dan
standar, menjaga kesehatan dan Latihan Olahraga Pelajar Jawa
keselamatan pekerja dan pelarangan Tengah. Jurnal Gizi Universitas
menggunakan peralatan pribadi berbahan Muhammadiyah Semarang, 2, 30-
logam. Namun pada pengetahuan tentang 38.
personal hygiene pekerja belum merata
dikarenakan sebagian pekerja belum Fitri F & Julianty W. 2007. Psikologi
mendapatkan fasilitas pelatihan mengenai Abnormal Klinis Dewasa. Jakarta:
personal hygiene secara meyeluruh, hal Universitas Indonesia (UI-Press).
tersebut merupakan kendala dalam
penerapan personal hygiene pekerja. Ginting. 2015. Penggunaan Bahan
Pengisi Pada Nugget. Jurnal
Daftar Pustaka Agribisnis. Sumatera Utara.
Alamsyah Y. 2008. Nugget. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta

11
https://e-journal.unair.ac.id/JMCS
Journal of Marine and Coastal Science Vol. 8(1) – February 2019

Hilwa, Z. 2004. Karakterisasi Genotip Ikan


Lele Sangkuriang dengan Metode Potter & Perry. 2005. Buku Ajar
PCR-RFLP ADN Mitokondria. Fundamental Keperawatan Konsep,
Institut Pertanian Bogor. Proses, dan Praktik. Edisi 4 volume
1.EGC. Jakarta
Khairuman & Amri. 2002. Membuat Pakan
Ikan Konsumsi. PT Agromedia Priwindo, S. 2009. Pengaruh Pemberian
Pustaka. Depok. 83 hlm Tepung Susu sebagai Bahan
Pengikat Terhadap Kualitas Nugget
Mangkunegara, P. A. 1993. Psikologi Angsa. Skripsi. Departemen
Perusahaan. Bandung: Trigenda Peternakan. Fakultas Pertanian.
Karya. 2000. Manajamen Sumber Medan : Universitas Sumatera
Daya Manusia Perusahaan. Utara.
Cetakan Keenam. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. Purnomo, H., D. Amertaningtyas, &
Siswanto. 2000. Pembuatan
Marriot, N. G. & R. B. Gravani. 2006. Chicken Nugget dengan
Principles of Food Sanitation. 5th Konsentrasi Tepung Tapioka dan
Edition. Springer Science Bussines Lama Pemasakan yang Berbeda.
Media Inc. United States of America. Prosiding Seminar Nasional Industri
pp. 25-98. Pangan. Perhimpunan Ahli
Marwaha, K. 2007. Food Hygiene. Gene- Teknologi Pangan Indonesia. Bogor.
Tech Books. New Delhi. pp. 44-49.
Rafferty, C. & S. Hernnesy. 2009. Hygiene
Moedjiharto, T. J. 2002. Usaha Industri Requirements when
Rumah Tangga Fish Nugget. HandlingSeafood. http://www.bim.ie/
Laboratorium Ilmu dan Teknologi . 8 Januari 2017. pp. 1-10.
Pangan fakultas Teknologi Hasil
Pertanian. Universitas Brawijaya. Rahardjo, S., D.R. Dexter, R.C. Worfel,
Malang. J.N. Sofos, M.B. Solomon, G.W.
Shults & G.R. Schmidt. 1995.
Mubarak, Wahit & Chayatin. 2008. Buku Quality Characteristic of
Ajar Kebutuhan Dasar manusia Restructured Beef Steak
Teori dan Aplikasi dalam Praktik. Manufactured by Various
Jakarta: EGC. Techniques. J. Food. Sci., 60(1), 68-
71
Mudjiman Ahmad. 2004. Makanan Ikan.
Edisi Revisi, Penebar Swadaya. Rosyidi, M. B. 2010. Pengaruh Breakpoint
Jakarta. Chlorination (BPC) Terhadap
Jumlah Bakteri Koliform Dari
Naria, E. 2005. Higiene Sanitasi Makanan Limbah Cair Rumah Sakit Umum
dan Minuman Jajanan di Kompleks, Daerah Sidoarjo. Jurusan Biologi.
Jurnal Universitas Sumatera Utara, Fakultas Matematika dan Ilmu
25(2) : 118-126. Pengetahuan Alam. Institut
Teknologi Sepuluh November.
Nazir M. 2011. Metode Penelitian. Surabaya. 28 hal.
Jakarta: Ghalia Indonesia
Setiaji, A. 2009. Efektifitas Ekstrak Daun
Nurzainah, G & Namida, 2005. Pepaya Carica papaya L. Untuk
Penggunaan Bahan Pengisi Pada Pencegahan dan Pengobatan Ikan
Nugget Itik Air (The Application of lele dumbo Clarias sp. yang
Various Voluminous Matter on Diinfeksi Bakteri Aeromonas
Waterfowls Nugget). Jurnal hydrophila. Departemen Budidaya
Agribisnis Peternakan. Perairan, Fakultas Perikanan dan

12
https://e-journal.unair.ac.id/JMCS
Journal of Marine and Coastal Science Vol. 8(1) – February 2019

Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Witjaksono. 2009. Kinerja Produksi


Bogor. Bogor Pendederan Lele Sangkuriang
Clarias sp. Melalui Penerapan
Shi, X., S. Gu, F. Kong, Q.Lv, X. Chen, G. Teknologi Ketinggian Media Air 15
Wan and C. Lu. 2009. Code of Cm, 20 Cm, 25 Cm, dan 30 Cm.
Hygienic Practice for Fish and Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Fishery Products Processing
Establishment. General Yuwono, B., F. R. Zakaria & N. K.
Administration of Quality Panjaitan. 2012. Faktor-faktor yang
Supervision, Inspection and Mempengaruhi Penerapan Cara
Quarantie of P.R.C. Republic of Produksi yang Baik dan Standar
China. pp. 9-14. Prosedur Operasi Sanitasi
Pengolahan Fillet Ikan di Jawa.
SNI 01-6683-2002. Naget ayam (Chicken Jurnal Manajemen Pengembangan
nugget) Industri Kecil Menengah, 7(1) : 10-
19.
Suyanto, S.R. 2007. Budidaya Ikan Lele.
Jakarta: Penebar Swadaya. Zulaikhah, S. T. & E. Karlina. 2009. Faktor
Perilaku yang Berhubungan dengan
Sutrisno & Kusmawan Ruswandi. 2007. Kontaminan Bakteri
Modul Keamanan Kesehatan dan Staphylococcus aureus pada
Keselamatan Kerja SMK. Jakarta: Makanan Siap Saji. Jurnal Sains
Gunung Agung. Medika, 1(2) : 168-174

Tanoto, E. 1994. Pembuatan Fish Nugget


dari Ikan Tenggiri. Skripsi. Jurusan
Teknologi Pangan dan Gizi.
Fakultas Teknologi Pertanian.
Institut Pertanian Bogor : Bogor

Thalib A. 2011. Uji Tingkat Kesukaan


Nugget Ikan Madidihang (Thunnus
albacares) dengan Bahan Pengisi
yang Berbeda. Jurnal Ilmiah
Agribisnis dan Perikanan (agrikan
UMMU-Ternate). Vol 4 Edisi 1

Triandini, F.A & Handajani, S. 2015.


Pemgetahuan, Sikap Penjamah
Makanan dan Kondisi Higiene
Sanitasi Produksi Otak – Otak
Bandeng di Kabupaten Gresik. e-
journal boga, Volume 04, No 2, edisi
yudisium periode Juni 2015, hal 27-
36

Usmiati, S., & A. Priyanti. 2012. Sifat


Fisikokimia dan Palatabilitas Bakso
Daging Kerbau. Lokakarya Nasional
Usaha Ternak Kerbau Mendukung
Program Kecukupan Daging Sapi.
Bogor

13
https://e-journal.unair.ac.id/JMCS

Anda mungkin juga menyukai