APL-08
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Terbitan/Tgl : 3/ 10-02-2017
Divisi : Sales & Marketing Revisi/Tgl : 2/10-02-2017
Bagian : Aplikasi Staff Halaman 1 dari 8
UJI AgregasiTrombosit
1. Tujuan
Standar operasional prosedur ini ditetapkan dan dipelihara untuk memberikan
pedoman cara pengujian Agregasi Trombosit sehingga personil yang melakukan
pengujian dapat mengoperasikan dengan benar dan sistematis sesuai dengan
prosedur.
2. Ruang Lingkup
Standar operasional prosedur ini diterapkan oleh personil Laboratorium yang berwenang agar
mampu melakukan pemeriksaan Agregasi Trombosit dengan prinsip pemeriksaan
menggunakan metode Turbidimetrik menurut Born.
3. Definisi
Agregasi Trombosit bertujuan untuk mendeteksi abnormalitas fungsi trombosit yang dapat
meningkatkan agregasi trombosit yang menimbulkan thrombosis akibatnya pembuluh darah
menjadi tersumbat. Paling sering dikerjakan menggunakan analyzer berdasarkan perubahan
transmisi cahaya.
4. Acuan
-
5. TanggungJawab
Analis Laboratorium yang telah ditetapkan sesuai uraian tugasnya untuk melaksanakan
pengoperasian Agregometer Chrono-Log Model 490 bertanggungjawab dan berwenang untuk
melakukan pengoperasian termasuk perawatannya.
6. Tahapan
6.1. Umum
Selama pengoperasian Agregometer Chrono-Log Model 490, personil yang bersangkutan
harus melakukan pengecekan kelayakan peralatan tersebut seperti setting optical
baseline. Tujuan membuat garis baseline untuk menentukan batas atas transmisi 100%
dengan PPP dan batas bawah transmisi 0% dengan PRP (trace 1,2,3 dan 4) menggunakan
Blanko Aquades.
Trombosit yang disimpan pada suhu kamar lebih sensitive terhadap ADP dari pada
disimpan pada suhu 37oC. Pemeriksaan agregasi trombosit dilakukan paling cepat
30 menit dan pemeriksaan harus selesai 3 jam setelah pengambilan darah, karena
PRP yang disimpan lebih dari 3 jam pada suhu kamar akan menyebabkan
kemampuan agregasi berkurang. Faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan
adalah puasa, tidak merokok dan tidak makan obat. Untuk pemeriksaan diagnostik
sebaiknya obat yang menggangu fungsi trombosit dihentikan 10-14 hari. Sebaiknya
pasein berpuasa 10 jam (disarankan puasa dimulai setelah makan malam) agar
plasma tidak keruh.
6.3.2. Analitik
Pada tahap analitik perlu diperhatikan pembuatan larutan dan penyimpanan ADP.
Reagen ADP dilarutkan dengan larutan salin 0.9% (Otsuka). Larutan ADP yang telah
diencerkan sebaiknya disimpan pada suhu -70 oC, bila disimpan 2 – 8oC bertahan 8
jam. Jumlah trombosit yang terdapat di dalam PRP sebaiknya 200.000 – 300.000/µL.
6.4. AlatdanBahan
6.4.1. Alat
- 1 Set agregometer Chrono-Log model 490.
- Mikropipet volumetrik 5 µL untuk melarutkan ADP.
- Pipet otomatik 500 µL untuk memindahkan PPP dan PRP.
- Pipet semi otomatik variable 10 – 100 µL untuk pengenceran reagen ADP.
- Tabung Sitrat yang berisi 1 mL Na-Sitrat 3.2%
- Stopwacth
- Tissue
- Pipet tip
- Stir bar
- Kuvet
- Sentrifus dengan swing rotor
6.4.2. Bahan
- Reagen ADP konsentrasi 10 µM, 5 µM, 2 µM dan 1 µM.
- Darah pasien sebanyak 9.0 mL dengan antikoagulan sitrat (disarankan tabung
ukuran 3 – 9 ml). Tabung ukuran 2 mL dapat mempengaruhi hasil.
- Jarum suntik disarankan ukuran 19G – 21G. Untuk menghindari spontan
agregasi atau clot pada sampel darah pasien.
6.5. Prosedur
6.5.1. Pembuatan Larutan ADP 10 µM, 5 µM, 2 µM dan 1 µM
ADP Konsentrasi 10 µM
Reagen ADP dalam botol dilarutkan dengan NaCL 0.9% sebanyak 5 mL
homogenkan. Bagi menjadi 125 microtube masing-masing berisi 40 µL. (sesuai
kebutuhan, disesuaikan dengan banyaknya pasien). Simpan dalam freezer -70°C,
tahan 1 tahun. Bila akan digunakan, keluarkan microtube berisi 40 µL ADP, dari
dalam freezer. Biarkan mencapai suhu ruangan. Penyimpanan larutan ADP
dalam freezer lemari es tidak akan mencapai ketahanan 1 tahun. Larutan ADP
yang telah dicairkan tahan selama 8 jam pada suhu 2 – 8 oC. Disarankan agar ADP
yang telah di encerkan di ganti setiap 2 Minggu sekali.
ADP Konsentrasi 5 µM
Buat pengenceran 1:1 (5 µL ADP konsentrasi 10 µM + 5 µL NaCl 0.9%)
ADP Konsentrasi 2 µM
Buat pengenceran 1:4 (5 µL ADP konsentrasi 10 µM + 20 µL NaCl 0.9%)
ADP Konsentrasi 1 µM
Buat pengenceran 1:9 (5 µL ADP konsentrasi 10 µM + 45 µL NaCl 0.9%)
6.5.2. Pembuatan Platelet Rich Plasma (PRP) dan Platelet Poor Plasma (PPP)
6.5.2.1. Platelet Rich Plasma (PRP)
Darah pasien sebanyak 9.0 mL dimasukan dalam tabung vakum yang
telah berisi 1 mL na sitrat 0.109M. Darah tersebut disentrifus 1000 rpm
selama 15 menit (100g / 15 menit). Plasma yang diperoleh adalah PRP.
Jumlahtrombosit PRP harus 200.000 – 300.000/µL, jika jumlah trombosit
100.000/µL sulit untuk setting optical baseline. Pisahkan PRP yang di
dapat ke tabung plastik. Masukkan kedalam kuvet yang berisi stir bar.
Pemeriksaan :
Ke dalam kuvet yang disediakan, pipet sebagai berikut :
Masukkan kuvet yang sudah berisi PPP dan PRP ke tempatnya masing-masing
pada alat. Nyalakan timer (timer pada posisi ON), inkubasi selama 3 menit
(menggunakan Stopwatch).
Setelah terlihat titik mula grafik, tentukan baseline 1 dengan menekan tombol
hitam pada aggregometer (tombol baseline), sampai terlihat garis mencapai
angka 100, lalu lepas, garis akan kembali ke angka 0. Tekan tombol sekali lagi,
langsung lepas. Lakukan prosedur ini pada tombol set baseline 2,3 & 4.
Klik STOP
Klik RERUN
(Note : jangan di OK dahulu, persiapkan pemipetan ADP, baru di OK)
Bila grafik telah menyentuh garis transmisi 0, Klik trace 1 pada grafik
Bila grafik telah menyentuh garis transmisi 0, Klik trace 3 pada grafik
Klik SAVE, Ok
Note : Jika ada kesalahan penulisan nama atau id Pasien atau menambahkan
tulisan pada kolom comment caranya : Klik Edit, klik Test Information isi
7. InterpretasiHasil
Nilai Normal
ADP 1 µM 3 – 15%
ADP 2 µM 11 – 36%
ADP 5 µM 25 – 68%
ADP 10 µM 49 – 84%
8. Rekaman
8.1. Hasil Pengujian Sampel Uji
9. Lampiran
9.1. Lampiran Tabel Obat yang menghambat agregasi trombosit.
10. Referensi
- Uji Ketelitian dan Nilai rujukan Agregasi Trombosit dengan Agonist ADP pada orang Indonesia
dewasa di Jakarta menggunakan Agregometer Chrono-Log Model 490 (Oleh Prof. dr. Riadi
Wirawan, SpPK (K)).