Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

MENCIPTAKAN BUDAYA ORGANISASI YANG BERETIKA


Dosen Pembimbing:
Vera Firdaus, S.Psi., MM.

Disusun Oleh:

1. Angel Egalita Sugiarti (192010200258)


2. Feby tiara pinata (192010200402)
3. Ridiya Ningrum (192010200421)
4. Moch. Fani Andrian (192010200401)
5. Nadyah Qotrrun Nada (192010200439)
6. Nizam Maulana at Thariq (192010200408)
7. Moch. Rizqi Adi Setiyawan (192010200380)
8. Amelia Khusnul Chotima (192010200252)
9. Rachelita Agista NP (192010200264)
10. Emmira Iffat (192010200451)
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS BISNIS HUKUM DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Budaya organisasi kini sedang menjadi pembicaraan di mana-mana, baik di
kalangan para pakar maupun di kalangan para praktisi bisnis dan para eksekutif, karena
budaya organisasi tersebut banyak yang berhasil membuat suatu organisasi menjadi lebih
stabil, lebih maju, lebih antisipatif terhadap perubahan lingkungan.
Dalam dunia bisnis, etika memiliki peran penting bagi organisasi bisnis
(Permatasari & Anggrini, 2020). Bisnis merupakan aktivitas yang memerlukan tanggung
jawab moral dalam pelaksanaannya, sehingga etika dalam praktik bisnis memiliki
hubungan yang erat (Permatasari, 2019). Bisnis tanpa etika akan membuat praktik bisnis
menjadi tidak terkendali dan justru merugikan tujuan utama dari bisnis itu sendiri.Etika
menuntut agar seseorang melakukan ajaran moral tertentu karena ia sadar bahwa hal itu
memang bermanfaat dan baik bagi dirinya dan orang lain (Lia Febria Lina, 2019).
Perusahaan yang unggul sebaiknya tidak hanya tergantung pada kinerja yang baik,
pengaturan manajerial dan finansial yang baik, keunggulan teknologi yang dimiliki, sarana
dan prasarana yang dimiliki melainkan juga harus didasari dengan etika bisnis yang baik.
Dengan memperhatikan etika bisnis yang baik maka kepercayaan seluruh stakeholder
terhadap perusahaan tetap terjaga (Permatasari & Anggarini, 2020). Hal ini tentunya
membantu perusahaan dalam menciptakan citra bisnis yang baik dan etis.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada makalah ini yakni
“MENCIPTAKAN BUDAYA ORGANISASI YANG BERETIKA”

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu memberikan pemahaman terkait bagaimana cara
menciptakan budaya organisasi yang beretika.
BAB II
"Menciptakan Budaya Organisasi Yang Beretika"

Masalah etika selalu muncul dalam situasi yang melibatkan orang lain, tetapi seringkali
organisasi lebih banyak menyoroti masalah etika ini daripada pihak – pihak lainnya. Pelanggaran
terhadap etika yang telah diterima secara umum merupakan masalah yang harus diwaspadai dalam
organisasi. Bagi sebagian orang perilaku etis dalam organisasi tidak selalu penting. Dalam
organisasi bisnis diperlukan, dan mungkin bermanfaat bagi kita untuk mempelajari beberapa
masalah etika dalam konteks pembuatan keputusan mengenai pekerjaan dalam organisasi. Bidang
karier apapun yang anda putuskan untuk anda tekuni, pasti mencakup sejumlah dilema dan
paradoks mengenai etika kehidupan yang sesunguhnya.
Solomon & Hanson, 1985 mengemukan bahwa etika berkaitan dengan pemikiran dan cara
bersikap, pemikiran mengenai etika terdiri dari evaluasi masalah dan keputusan dalam arti
bagaimana kedua hal ini memberi andil pada kemungkinan penigkatan seseorang seraya
menghindari akibat yang merugikan orang lain dan diri sendiri. Perilaku etis berhubungan dengan
tindakan yang sesuai dengan keputusan yang relevan, yang sejalan dengan seperangkat pedoman
yang menyangkut perolehan yang mungkin dan akibat yang merugikan orang lain.
Masalah etika dalam organisasi dapat dibagi dalam dua kategori :
1. yang menyangkut praktik – praktik organisasi di tempat kerja, dan
2. yang menyangkut keputusan perorangan
Praktik – praktik Organisasi
1. Rasa hormat, martabat, dan kebebasan perorangan. Masalah ini berhubungan dengan cara
organisasi memperlakukan anggotanya.
2. Kebijakan dan praktik personel. Masalah ini berkenaan dengan etika kepegawaian. Kewajiban
umum organisasi adalah berlaku adil pada anggota organisasi yang prospektif disetiap jenjang
karirnya.
3. Keleluasaan (privacy) dan pengaruh terhadap keputusan pribadi. Perjanjian eksplisit dan
implicit antara pegawai dengan organisasi, memberi peluang kepada organisasi untuk
memperhatikan faktor – faktor yang secara jelas mempengaruhi prestasi kerja pegawai.
Namun masalah etika muncul jika organisasi menaruh perhatian khusus pada masalah
kehidupan pribadi anggotanya yang tidak secara langsung mempengaruhi prestasi kerja dalam
organisasi, misalnya segala sesuatu yang terjadi selama cuti yang mungkin mempengaruhi citra
organisasi, keikutsertaan dalam masalah public seperti kegiatan masyarakat dan organisasi
pelayanan, kontribusi pada badan amal, dan keterlibatan dalam kelompok kegiatan politik.

Cara Menciptakan Budaya Organisasi yang Beretika


Supaya menjaga keharmonisan dengan semua pihak, perusahaan harus menjalankan
budaya kerja yang beretika. Pertimbangan-pertimbangan untuk membentuk etika yang baik dalam
perusahaan
1. Pemimpin Sebagai Teladan
Secara umum orang akan melihat atasannya. Jika atasannya memiliki etika kerja
yang baik maka anak buah juga akan meniru atau paling tidak terpengaruh oleh etika yang
baik dari atasannya.
2. Pentingnya Seleksi Manajer Berintegrasi Tinggi
Seperti pada point sebelumnya bahwa pemimpin sebagai teladan, maka manajer
pun juga sebagai pemimpin. Untuk menjaga etika-etika perusahaan terjaga dengan baik,
perusahaan harus menyeleksi dan memastikan memilih manajer yang memiliki etika
tinggi.
3. Kode Etik Perusahaan
Untuk pelaksanaan etika perusahaan yang terus-menerus, maka perusahaan perlu
merumuskan etika dan filosofi perusahaan dalam kode etik perusahaan.
4. Struktur Organisasi yang Menjunjung Etika
Perusahaan perlu membuat jalur komando yang jelas serta struktur organisasi
perusahaan yang mendukung tatanan etika yang dibangun perusahaan.
5. Metode Pelaporan Pelanggaran Etika
Jika ada pelanggaran etika, kita perlu membuat sistem pelaporan yang dapat
mengungkapkan pelanggaran etika ini. Pastikan pelapor terlindungi, dan pastikan juga
pelapor tidak membuat laporan palsu.
6. Membuat Sistem Kontrol
Perlunya sistem kontrol mengenai dijalankannya etika perusahaan agar
pelaksanaan etika perusahaan berjalan efektif.

Perusahaan yang mau maju harus memiliki etika kerja yang baik. Dalam lingkup kerja
professional dan etika yang baik, maka setiap karyawan memiliki peluang untuk maju, karyawan
juga merasa nyaman karena nilai-nilai yang dianut sesuai hati nurani. Karyawan yang nyaman
akan membuat suasana kerja menyenangkan dan menambah produktivitas kerja.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.proweb.co.id/articles/penjualan/etika_perusahaan.html
https://dhani2009.wordpress.com/2010/11/01/masalah-etika-dalam-suatu-organisasi/
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Penerapan+Budaya+Orga
nisasi+Yang+Beretika+Bisnis+Pada+Perusahaan&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3DzAhXdWJj
OqAJ
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Faktor-
Faktor+Yang+Berpengaruh+Terhadap+Perilaku+Tidak+Etis+Dan+Kencenderungan+Kecuranga
n+Akuntansi+Serta+Akibatknya+Terhadap+Kinerja+Organisasi&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%
3DBYBLB2E98EAJ

Anda mungkin juga menyukai