Anda di halaman 1dari 5

sebagai makhluk monodualisme (manusia secara kodrat terdiri dari jiwa dan raga).

Manusia secara total (menyeluruh) dan sentral di dalamnya memuat sekaligus


sebagai sumber penjelmaan bermacam-macam jenis filsafat, antara lain (Achmadi
2001:7):

a. Manusia dengan unsur raganya dapat melahirkan filsafat biologi.


b. Manusia dengan unsur rasanya dapat melahirkan filsafat keindahan (estetika).
c. Manusia dengan unsur monodualismenya (kesatuan jiwa dan raganya) dapat
melahirkan filsafat antropologi.
d. Manusiadengankedudukannyasebagai makhluk Tuhan dapat melahirkan
filsafat ketuhanan.
e. Manusia dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial dapat melahirkan
filsafat sosial.
f. Manusia sebagai makhluk yang berakal dapat melahirkan filsafat berpikir
(logika).
g. Manusia dengan unsur kehendaknya untuk berbuat baik dan buruk dapat
melahirkan filsafat tingkah laku (etika).
h. Manusia dengan unsur jiwanya dapat melahirkan filsafat psikologi.
i. Manusia dengan segala aspek kehidupannya dapat melahirkan filsafat nilai
(aksiologi).
j. Manusia dengan dan sebagai warga negara dapat melahirkan filsafat negara.
k. Manusia dengan unsur kepercayaannya terhadap supernatural dapat
melahirkan filsafat agama.

Filsafat sebagai pandangan hidup (Weltsanschaung) merupakan suatu


pandangan hidup yang dijadikan dasar setiap tindakan dan tingkah laku dalam
kehidupan sehari-hari, juga dipergunakan untuk menyelesaikan persoalan-
persoalan yang dihadapi dalam hidupnya. Pandangan hidupnya itu akan tercermin
di dalam sikap hidup dan cara hidup. Sikap dan cara hidup tersebut akan muncul
apabila manusia mampu memikirkan dirinya sendiri secara total.

12
Menurut Clarence I. Lewis seorang ahli logika mengatakan bahwa filsafat itu
sesungguhnya suatu proses refleksi dari bekerjanya akal. Sedangkan sisi yang
terkandung dalam proses refleksi adalah berbagai kegiatan/problema kehidupan
manusia. Tidak semua kegiatan atau berbagai problema kehidupan tersebut
dikatakan sampai pada derajat pemikiran filsafat, tetapi dalam kegiatan atau
problem yang terdapat beberapa ciri (seperti di bawah) yang dapat mencapai
derajat pemikiran filsafat, yaitu (Achmadi 2001:9-10) :

a. Sangat umum atau universal


Pemikiran filsafat mempunyai kecenderungan sangat umum,dan tingkat
keumumannya sangat tinggi (the question tend to be very of general problem of the
highest degree of generality). Karena pemikiran filsafat tidak bersangkutan dengan
obyek-obyek khusus, akan tetapi bersangkutan dengan konsep-konsep yang
sifatnya umum. Misalnya, tentang manusia, tentang keadilan, tentang
kebebasan dan lainnya.
b. Tidak faktual
Pengertian tidak faktual kata lainnya adalah spekulatif, yang artinya filsafat
membuat dugaan-dugaan yang masuk. akal mengenai sesuatu dengan tidak
berdasarkan pada bukti. Hal ini sebagai sesuatu hal yang melampaui tapal
batas dari fakta-fakta pengetahuan ilmiah. Jawaban yang didapat dari dugaan-
dugaan tersebut sifatnya juga spekulatif. Hal ini bukan berarti bahwa
pemikiran filsafat tidak ilmiah, akan tetapi pemikiran filsafat tidak termasuk
dalam lingkup kewenangan ilmu khusus.
c. Bersangkutan dengan nilai
C. J. Ducasse mengatakan bahwa filsafat merupakan usaha untuk mencari
pengetahuan, berupa fakta-fakta, yang disebut penilaian. Yang dibicarakan
dalam penilaian adalah tentang yang baik dan buruk, yang susila dan asusila
dan akhirnya filsafat sebagai suatu usaha untuk mempertahankan nilai. Maka
selanjutnya, dibentuklah sistem nilai, sehingga lahirlah apa yang disebutnya
sebagai: nilai sosial, nilai keagamaan, nilai budaya dan lainnya. Selanjutnya
13
Ducasse menyatakan bahwa tugas filsafat dewasa ini memberikan patokan-
patokan dan mernbicarakan persoalan-persoalan moral yang disajikan kepada
manusia oleh lingkungan sosialnya.
d. Berkaitan dengan arti.
Di atas telah dikemukakan bahwa nilai selalu dipertahankan dan dicari.
Sesuatu yang bernilai tentu di dalamnya penuh dengan arti. Agar upaya para
filsuf dalam mengungkapkan ide-idenya agar sarat dengan arti, maka para
filsuf harus dapat menciptakan kalimat-kalimat yang logis dan bahasa yang
tepat (ilmiah), kesemuanya itu berguna untuk menghindari adanya
kesalahan/sesaat pikir (fallacy).
e. Implikatif
Pemikiran filsafat yang baik dan terpilih selalu mengandung implikasi (akibat
logis), dan dari implikasi tersebut diharapkan akan mampu melahirkan
pemikiran baru, sehingga akan terjadi proses pemikiran yang dinamis: dari
tesis ke anti tesis kemudian sintesis, dan seterusnya sehingga tiada habis-
habisnya. Pola pemikiran yang implikatif (dialektis) akan dapat menyuburkan
intelektual.

C. Rangkuman

Secara etimologis, filsafat diambil dari bahasa Arab, falsafah-berasal dari


bahasa Yunani, Philosophia, kata majemuk yang berasal dari kata Philos yang
artinya cinta atau suka, dan kata Sophia yang artinya bijaksana. Dengan demikian
secara etimologis, filsafat memberikanpengertian cinta kebijaksanaan.

Secara terminologis, filsafat adalah ilmu yang meliputi kebenaran yang


terkandung di dalamnya ilmu-ilmu; metafisika, logika, etika, ekonomi, politik, dan
estetika.

14
Ciri-ciri suatu kegiatan atau problem yang dapat mencapai derajat pemikiran
filsafat antara lain: sangat umum atau universal, tidak faktual, bersangkutan
dengan nilai, berkaitan dengan arti, implikatif

D. Suggested Reading

Achmadi, Asmoro, Drs., 2001, Filsafat Umum, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada

Ali Maksun, 2011, Pengantar Filsafat: dari masa klasik hingga postmodernis,
Jogjakarta: Ar-ruzzi media cet. IV

Bachtiar,Amsal, 2005. Filsafat Agama.Jakarta:Rajawali Pers ·

Bernadin ,Win Usuluddin, 2011. Membuka Gebang Filsafat. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar

Kattsoff,Louis O, 2004. Pengantar Filsafat.Yogyakarta:Tiara Wacana Yogya

Praja, Juhaya S., Prof. Dr.,2010, Aliran-Aliran Filsafat & Etika, Jakarta:
Kencana

Scruton, Roger, 1986, Sejarah Singkat Filsafat Modern Dari Descartes Sampai
Wittgenstein, Jakarta: PT. Pantja Simpati

Solomon, Robert C & Kathleen M. Higgins, 2002. Sejarah Filsafat.


Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya

Russell, Bertrand, 2002. Sejarah Filsafat Barat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Tafsir,Ahmad, 2000.Filsafat Umum.Bandung:ROSDA

E. Latihan

1. Apakah yang dimaksud dengan istilah Filsafat?


2. Coba jelaskan objek yang menjadi bahan penyelidikan dalam Filsafat?
3. Bagaimanakah ciri-ciri berfikir kefilsafatan?

15
4. Apa yang dimaksud dengan Filsafat sebagai sebuah Ilmu, cara berpikir,
dan sebagai pandangan hidup??

F. Daftar Istilah

Filsafat : Ilmu-ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu


yang ada secara mendalam dengan mempergunakan akal
sampai pada hakikatnya. Filsafat tidak mempersoalkan
tentang gejala-gejala atau fenomena, tetapi
mencari hakikat dari suatu gejala atau fenomena.
Implikatif : Bersifat menimbulkan suatu efek atau akibat di masa
depan atau dampak yang dirasakan ketika melakukan
sesuatu.
Sinoptik : Mencakup struktur kenyataan secara keseluruhan
Universal : Artinya umum (berlaku untuk semua orang atau untuk
seluruh dunia); bersifat (melingkupi) seluruh dunia

16

Anda mungkin juga menyukai