Anda di halaman 1dari 2

-Merantau-

Merantau mungkin adalah kata yang sudah sering dan tidak asing bagi banyak orang. Terlebih bagi
sebagian suku yang ada di Indonesia, seperti suku Minang, Batak atau Jawa. Tidak dapat dipungkiri,
kemana pun kita pergi, pasti tidak akan jarang menemukan ketiga suku ini. Seperti halnya saya yang
suku Batak sudah merantau jauh dari orang tua mulai dari ketika melanjutkan pendidikan SMA
sampai detik ini sudah berkeluarga dan bekerja dan merantau di negeri urang, ranah Minang, kota
Payakumbuh, Sumatera Barat
Mungkin sebagian orang berfikir, merantau itu seru dan keren, karena bisa tinggal di lingkungan baru
misalnya di salah satu kota yang terkenal di Indonesia atau bahkan di luar negeri. Tetapi, bagi
sebagian orang, merantau itu tidak mudah, karena mereka harus jauh dari keluarga dan harus menahan
rindu.
Manusiawi sih, kalau masih banyak keraguan dalam diri mengenai merantau. Dengan alasan, sudah
terlalu nyaman akan keadaan sekarang, entah itu teman-teman disekitar, suasana lingkungan sekitar
rumah, atau bahkan tidak bisa jauh dari keluarga. Tetapi, kalau terus-terusan di zona nyaman, apa
yakin akan berkembang? Merantau akan memberikan kita kesempatan lebih luas dalam
mengembangkan diri, dan salah satu jalan menuju kesuksesan, loh!
Perjuangan hidup di kota orang memang bukanlah sebuah tindakan yang dapat diambil oleh semua
orang. Oleh karena itu tak sedikit dari mereka berbangga hati dengan julukan anak perantau. 
Kita siap pergi merantau maka dengan secara tidak langsung kita siap mengambil risiko dengan
tanggung jawab yang akan kita pikul dengan sendirinya. Memutuskan pilihan untuk keluar dari zona
nyaman memang merupakan tantangan khusus untuk diri pribadi, akan tetapi untuk melalui hidup di
perantauan akan mengajarkan kita arti sesungguhnya bahwa hidup ini butuh tekad dan semangat yang
kuat.
Susah dan senang akan kita alami ketika kita sudah merantau di tanah orang dan akan ada banyak hal
yang membuat kita merasakan bahwa hidup ini sangatlah berarti. Kita akan akrab dengan kesepian,
kesendirian, kerinduan dan bahkan ketika semua itu tidak terbendung lagi maka kita akan menangis.
Yang menjadi problematika utama orang perantau ialah kerinduan yang sangat mendalam yang kita
rasakan. Bahkan ketika rindu itu sedang melanda dan ketika kita tidak bisa bercerita kepada siapapun
maka sedih yang teramat dalam akan kita rasakan. Sejujurnya kesedihan terberat yang ada di hati anak
perantau adalah ketika jauh dari ayah dan ibunya. Namun di lubuk hati yang paling dalam, anak
rantau percaya bahwa ada orang yang akan dia bahagiakan yaitu ayah dan ibunya. Karena tangis dan
pengorbanan yang begitu besar yang telah dirasakan oleh anak perantau banyak dari mereka yang
menjadikan ini sebagai pacuan untuk sukses dengan impian dan tujuan dasar ia merantau.
Merantau mengajarkan kita untuk tetap bertahan bersama tekat yang kuat dengan pendirian yang
kokoh, dengan itu juga akan membuat kita memastikan bahwa keringat yang kita keluarkan adalah
bukti dari perjuangan. Air mata, keringat, dan tenaga akan terbalaskan dengan kesuksesan yang
diharapkan. Hidup yang mengharuskan kita untuk hidup hemat, permasalahan yang kita selesaikan
dengan buah pikiran sendiri, mental yang lebih tangguh yang kita miliki, kehilangan momentum hari
raya besar bersama keluarga, terganggunya kesehatan, itu semua merupakan bagian dari perjuangan
anak perantau. 
Saya pikir, kita merantau juga karena ada yang sedang kita perjuangkan. Apapun itu, semoga di tanah
rantau inilah perjuangan itu dapat kita lakukan dengan sehebat – hebatnya, sehormat – hormatnya.
Hingga tiba saatnya kita kembali dengan baik-baik saja ke kampung halaman, sebuah harapan bagi
semua orang yang telah meninggalkan rumah. Mengisi waktu sebelum pulang dengan memberi
manfaat kepada sebanyak – banyaknya orang adalah sebaik – baiknya hal yang dapat kita lakukan.

Anda mungkin juga menyukai