Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PROSEDUR KHUSUS

RUANG OBSERVASI EMERGENSI (ROE)


RSUD dr DORIS SYLVANUS

Disusun Oleh:
SINDRA
P1337420921200

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
POLTEKKES SEMARANG
2022
PROSEDUR KHUSUS
Tindakan Keperawatan : Ambu Bag
1. Pengertian
Ambu Manual Ventilator (Ambubag) merupakan alat bantu pernafasan yang terdiri
dari bag yang berfungsi untuk memompa oksigen udara bebas, valve/pipa berkatup
dan masker yang menutupi mulut dan hidung. Ambubag ini biasanya
digunakan untuk memberikan tekanan pada sistem pernafasan pasien yang henti
nafas atau yang nafasnya tidak adekuat. Alat ini umumnya merupakan bagian dari
peralatan resusitasi untuk tenaga ahli, seperti pekerja Ambulans. Alat ini digunakan
secara ekstensif di ruang operasi untuk bantuan pernafasan pasien yang tidak sadar
pada saat sebelum diberikan bantuan pernafasan mekanik.
2. Tujuan Dilakukan Bantuan Napas dengan Ambubag
- Untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernapasan buatan
untuk menjamin kebutuhan adanya oksigen.
- Untuk menjamin pertukaran antara oksigen (O2 ) dan karbondioksida (CO2) yang
terjadi di paru-paru secara normal.
3. Indikasi Bantuan Napas dengan Ambubag
Indikasi bantuan napas dengan ambubag yaitu sebagai berikut.
- Pasien dengan gangguan sistem pernapasan dan memerlukan bantuan pernapasan.
- Pasien dengan henti nafas.
- Pasien dengan cardiac arrest.
- Pasien dengan respiratory failure.
- Pasien yang sebelum atau sesudah menjalanin suction
Kontraindikasi dilakukan bantuan napas dengan ambubag:
- Trauma wajah parah.
- Cedera mata terbuka
- Pemakaian benda asing dalam rongga mulut (Contoh: pemakaian kawat gigi,
pemakaian gigi palsu).
4. Standar Operasional Prosedur Bantuan Napas dengan Ambubag
a. Pengertian
Suatu kegiatan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan
pernapasan buatan dengan ambubag atau bag valve mask untuk menjamin
kebutuhan oksigen dan pengeluaran gas CO2
b. Indikasi
Pasien dengan gangguan sistem pernapasan dan memerlukan bantuan pernapasan.
c. Tujuan
Untuk menjamin pertukaran antara oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) yang
terjadi di paru-paru secara normal.
5. Persiapan tempat dan alat
a. Persiapan alat
Ambubag.
b. Persiapan tempat
Tempat yang aman, datar, dan keras.
c. Persiapan Pasien:
- Memperkenalkan diri sebagai petugas kesehatan.
- Menjelaskan maksud dan tujuan.
- Menyiapkan posisi pasien terlentang di tempat yang aman, datar dan keras.
6. Persiapan Lingkungan
Mengatur lingkungan yang aman dan nyaman dan cukup penerangan.
7. Pelaksanaan Perawat memeriksa pernapasan dengan cara :
- Look (Lihat) : Gerak dada, gerak cuping hidung (flaring nostril), retraksi sela iga
- Listen (Dengar) : Suara nafas, suara tambahan
- Feel Rasakan : Udara nafas keluar hidung-mulut
8. Perawat menilai pernapasan.
- Menilai tanda-tanda distress nafas, jika tanda-tanda muncul lakukan pemberian
nafas buatan menggunakan ambubag.
- Mengangkat rahang bawah pasien untuk mempertahankan jalan nafas terbuka.
- Menekan sungkup pada muka pasien secara kuat.
- Memompa udara dengan cara tangan satu memegang bag sambil memompa udara
dan yang satunya memegang dan memfiksasi masker, pada saat memegang
masker ibu jari dan jari telunjuk membentuk huruf C sedangkan jari-jari lainnya
memegang rahang bawah sekaligus membuka jalan napas dengan membentuk
huruf E.
- Lakukan sebanyak 10-12 kali/menit sampai dada nampak terangkat.
- Evaluasi pernapasan.
- Bereskan alat-alat.
9. Sikap selama pelaksanaan
Cepat, tepat, dan hati-hati.
10. Dokumentasi
- Pastikan pernapasan pasien tetap stabil
- Observasi pasien, bila terjadi henti nafas dan henti jantung dilakukan resusitasi.

PROSEDUR KHUSUS
Tindakan Keperawatan : Elektrokardiogram (EKG)

1. Pengertian
Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu pencatatan grafis aktivitas listrik
jantung. Sewaktu impuls jantung melewati jantung, arus listrik akan menyebar ke
jaringan di sekeliling jantung, dan sebagian kecil dari arus listrik ini akan menyebar
ke segala arah di seluruh permukaan tubuh. Impuls yang masuk ke dalam jantung
akan membangitkan sistem konduksi pada jantung sehingga terjadi potensial aksi.
Dalam potensial aksi jantung secara umum, terdapat dua fase yang terjadi, yaitu
depolarisasi dan repolarisasi. Depolarisasi adalah rangsangam ketika gelombang
rangsang listrik tersebar dari nodus SA melalui sistem penghantar menuju
miokardium untuk merangsang otot berkontraksi. Sedangkan repolarisasi adalah
pemulihan listrik kembali.

2. Indikasi
1. Adanya anamnesis penyakit jantung
2. Terlihatnya TTV yang berbeda dari TTV normal:
a. Pergerakan dada yang tidak seimbang
b. Bunyi jantung 3 dan 4
3. Nyeri pada dada
4. Intoleransi aktivitas.

3. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan pemeriksaan EKG adalah:
a. Alat EKG
b. Gel
c. Handscoon bersih

4. Sistematika Prosedur EKG


1. Tahap Persiapan
a. Pemberian penjelasan kepada pasien tentang tujuan dan prosedur pemeriksaan
yang akan dilakukan.
b. Sebaiknya istirahat 15 menit sebelum pemeriksaan.
c. Bila menggunakan perhiasan/logam/gawai supaya dilepas dan diletakkan tidak
dekat/menempel pada pasien
d. Pasien diminta membuka baju bagian dada.
e. Pasien dipersilakan tidur terlentang, posisi pemeriksa berada di sebelah kanan
pasien.
f. Pasien diusahakan untuk tenang dan bernafas normal. Selama proses perekaman
tidak boleh bicara.
g. Bersihkan daerah yang akan dipasang elektroda dengan kapas beralkohol.
h. Oleskan pasta EKG pada elektroda untuk memperbaiki hantaran listrik.

2. Tahap pelaksanaan
a. Pasang elektroda sesuai dengan lead masing-masing
1. Lead ekstremitas bipolar dan unipolar (jangan sampai terbalik)
Lead I, II dan III dipasang pada pergelangan tangan kanan dan kiri serta
pergelangan kaki kanan dan kiri, pergelangan tangan kanan dipasang
elektroda yang berwarna merah [kutub (-)/(-) dan aVR]. Pergelangan tangan
kiri dipasang elektroda yang berwarna kuning [kutub(-)/(+) dan aVL].
Pergelangan kaki kanan dipasang elektroda yang berwarna hitam (netral).
Pergelangan kaki kiri dipasang elektroda yang berwarna hijau [kutub (+)/(+)
dan aVF].
2. Lead prekordial (jangan sampai terbalik)
a. Pasang lead V1 pada spatium intercostale IV linea parasternalis kanan
b. Pasang lead V2 pada spatium intercostale IV linea parasternalis kiri
c. Pasang lead V3 diantara V2 dan V4
d. Pasang lead V4 pada spatium intercostale V linea medio klavikularis kiri
e. Pasang lead V5 pada spatium intercostale V linea aksilaris anterior kiri
f. Pasang lead V6 pada spatium intercostaleV linea aksilaris media kiri
b. Tekan tombol ID (Cardimax®)
c. Isian untuk nomer ID: arahkan kursor ke tulisan ID kemudian tekan enter
kemudian tekan ↑ atau ↓
d. Isian untuk umur:arahkan kursor pada tulisan AGE kemudian tekan enter
kemudian tekan ↑ atau ↓
e. Isian untuk jenis kelamin: arahkan kursor pada tulisan SEX kemudian tekan
enter kemudian tekan → atau ←
f. Apabila tersedia komputer dan bisa disambungkan, isikan nama probandus.
Pilih mode auto/manual kemudian tekan enter kemudian tekan mode lagi untuk
keluar.
1. Auto : tekan start tunggu sampai tercetak semua lead dan kesimpulan
interpretasi hasil EKG
2. Manual : tekan start untuk merekam satu persatu setiap lead secara manual
kemudian tekan stop setelah didapatkan panjang elektrogram yang
diinginkan (contohnya untuk merekam lead II panjang pada kasus aritmia)
g. Kalibrasi kertas EKG dengan ecepatan perekaman standar 25 mm/detik dan
voltase 10 mm/milivolt (skala 1)
h. Rekam EKG dan hasil akan tampak pada kertas EKG. Lakukan interpretasi
hasil EKG tersebut
i. Lepas semua leaddan bersihkan sisa pasta EKG dengan kapas beralkohol
j. Tuliskan keterangan nama pasien, tanggal dan jam pemeriksaan

5. Hasil Pelaksanaan Prosedur


Hasil dari pemeriksaan EKG didapatkan hasil pada hari Rabu Tanggal 22 Juni 2022,
pukul 09.30 WIB.
6. Hal – hal yang harus diperhatikan
a. Hal yang diperhatikan
1. Status kesehatan klien, pantau setiap saat
2. Pemasangan EKG harus sesuai dengan cara yang benar
3. Pasien diusahakan jangan terkena besi bed, jangan batuk, dan tidak mengobrol,
karena akan mempengaruhi hasil EKG.
b. Hal-hal Penting yang Harus Dicatat
1. Nama pasien
2. Tanggal/Jam
3. Yang membuat perekaman pada kiri bawah
4. Rekam Medik pasien
5. Frekuensi jantung per menit
6. Irama jantung
7. Gelombang P
8. Interval P-R
9. Kompleks QRS
10. Gelombang T
11. Gelombang U
12. Kelainan EKG yang ditemukan
PROSEDUR KHUSUS
Tindakan Keperawatan : Suction

1. Pengertian
Melakukan tindakan penghisapan lendir di jalan nafas.

2. Indikasi
a. Mengeluarkan secret/cairan pada jalan nafas
b. Melancarkan jalan nafas

3. Alat dan Bahan


a. Bak instrument berisi: pinset anatomi 2, kasa secukupnya
b. NaCl atau air matang
c. Canule suction
d. Perlak dan pengalas
e. Mesin suction
f. Kertas tissue

4. Sistematika Prosedur
Persiapan pasien dan lingkungan
a. Tahap Pra Interaksi
1) Mengecek program terapi
2) Mencuci tangan
3) Menyiapkan alat
b. Tahap Orientasi
1) Memberikan salam dan sapa nama pasien
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3) Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
c. Tahap Kerja
1) Memberikan posisi yang nyaman pada pasien kepala sedikit ekstensi
2) Memberikan oksigen 2 – 5 menit
3) Meletakkan pengalas di bawah dagu pasien
4) Memakai sarung tangan
5) Menghidupkan mesin, mengecek tekanan dan botol penampung
6) Memasukkan kanul section dengan hati-hati (hidung ± 5 cm, mulut ±10 cm)
7) Menghisap lendir dengan menutup lubang kanul, menarik keluar perlahan
sambil memutar (+ 5 detik untuk anak, + 10 detik untuk dewasa)
8) Membilas kanul dengan NaCl, berikan kesempatan pasien bernafas
9) Mengulangi prosedur tersebut 3-5 kali suctioning
10) Mengobservasi keadaan umum pasien dan status pernafasannya
11) Mengobservasi secret tentang warna, bau dan volumenya
d. Tahap Terminasi
1) Mengevaluasi tindakan yang baru dilakukan
2) Merapikan pasien dan lingkungan
5. Hasil Pelaksanaan Prosedur
Hasil dari suction didapatkan hasil pada hari Kamis Tanggal 23 Juni 2022, pukul
10.30 WIB. Didapatkan adanya sumbatan lendir pada jalan napas yang menyebabkan
klien mengeluakan suara ketika bernapas dan membuka mulutnya dan sekarang sudah
dibersihkan sehingga diharapkan jalan napas tebuka dan tidak tersumbat kembali

6. Hal-hal yang harus diperhatikan


a. Observasi adanya reaksi klien apabila terjadi penurunan saturasi oksigen
b. Pastikan waktu selama memasukkan kateter suction tidak lebih dari 5 detik pada
anak-anak
c. Selama proses suctioning pastikan pasien dalam posisi ekstensi

6. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai