Anda di halaman 1dari 7

SIARAN PERS

 Home/Widya Iswara/dr. Waryono/Solusi Praktis Menangani Cedera Sepakbola

Solusi Praktis Menangani Cedera Sepakbola


burhandwi February 12, 2013 , 8:51 am dr. Waryono 11,916 Views

SOLUSI PRAKTIS MENANGANI CEDERA SEPAKBOLA


Oleh : Waryono*
 

ABSTRAK
Cedera merupakan hal yang paling ditakuti oleh pemain sepakbola, karena penanganan cedera yang ditangani
secara ala kadarnya dapat berkembang menjadi cedera yang lebih parah. Keparahan suatu cedera dapat pula
diakibatkan oleh lamanya menunggu bantuan penanganan cedera tersebut. Pemahaman penanganan cedera
olahraga dengan prinsip ‘RICE’, akan membantu penderita melakukan penanganan sendiri, sebelum
memperoleh bantuan orang lain, atau dibawa ke tempat kesehatan yang lebih lengkap

Kata kunci : cedera, cedera sepakbola, RICE

Membaca kata cedera, terbayang pada benak kita suatu rasa sakit yang sangat mengganggu kenyamanan dan
tentu saja ada keterbatasan aktivitas. Cedera bisa di dapat dari mana saja, misal cedera akibat bermain
sepakbola. Kita susah berjalan, kaki terpincang-pincang atau bahkan ada luka robek yang menganga. Kalau
sudah mengalami hal demikian maka kadang kita menyesal mengapa bermain sepakbola. Karena dengan cedera
sepakbola tersebut, berarti kita akan keluar dana tambahan untuk mengobatinya. Atau bahkan karena dengan
cedera sepakbola tersebut ada gejala sisa atau kecacatan yang akan memutus keaktifan seseorang.
Hal yang merisaukan tersebut bisa dikurangi apabila kita mengetahui bagaimana cara menangani cedera
sepakbola sedini mungkin dan dimulai dari diri kita sendiri. Maksudnya, seseorang yang mengalami cedera
sepakbola itulah yang harus pertama kali mengobati dirinya sendiri sebelum mendapat pertolongan orang lain
atau mendapat bantuan dari tim kesehatan. Menolong diri sendiri sangat penting artinya bagi kelangsungan
suatu cedera. Karena dari pertolongan yang dilakukan sendiri dengan cepat dan tepat maka komplikasi menjadi
penyakit yang jauh lebih berbahaya bisa dihindari.
Pertanyaan yang muncul adalah mungkinkah seseorang yang mengalami cedera sepakbola dapat melakukan
penanganan awal cedera tersebut? Karena melihat dirinya sendiri cedera saja sudah tidak tahan menahan sakit
ataupun tidak tahan untuk memegang bagian yang mengalami trauma tersebut. Dibutuhkan keberanian memang
untuk menangani cedera yang menimpa diri sendiri, disamping pengetahuan yang pas tentang penanganan awal
cedera sepakbola. Untuk itu dalam tulisan ini pembaca diajak untuk mengerti dan memahami cedera sepakbola
dan cara penanganannya.
PENGERTIAN CEDERA
Cedera adalah suatu akibat dari gaya-gaya yang bekerja pada tubuh atau sebagian dari tubuh yang melampaui
kemampuan tubuh untuk mengatasinya. Gaya-gaya ini bisa berlangsung dengan cepat atau jangka panjang.
Dapat dipertegas bahwa hasil suatu tenaga atau kekuatan yang berlebihan dilimpahkan pada tubuh atau sebagian
tubuh sehingga tubuh atau bagian tubuh tersebut tidak dapat menahan dan tidak dapat menyesuaikan diri.
Sedangkan cedera olahraga adalah rasa sakit yang ditimbulkan karena olahraga, sehingga dapat menimbulkan
cacat, luka dan rusak pada otot atau sendi serta bagian lain dari tubuh. Dari pengertian tersebut maka definisi
cedera sepakbola adalah cedera pada sistem otot dan rangka tubuh yang disebabkan oleh kegiatan olah raga
sepakbola. Cedera sepakbola bisa timbul saat berlatih, bertanding ataupun setelahnya. Untuk mengetahui apakah
seseorang mengalami cedera atau tidak, maka ada tanda dan gejala yang dapat kita gunakan sebagai pegangan.
Tanda dan gejala tersebut adalah sebagai berikut:
a.    Calor : panas.
Pada bagian organ yang terkena cedera saat olahraga sepakbola, seseorang akan merasakan panas pada bagian
tersebut. Hal ini diakibatkan karena adanya robekan serabut-serabut otot yang diikuti adanya perdarahan.
b.    Rubor : kemerahan
Bagian yang terkena cedera saat olahraga sepakbola akan terlihat merah jika dibandingkan warna kulit organ
yang lain. Hal ini diakibatkan adanya perdarahan yang mengumpul di bawah lapisan kulit.
c.    Tumor : pembengkakan
Akibat perdarahan yang tertutup dan terjadi di bawah kulit tersebut, maka darah tersebut akan dilokalisasi atau
tertampung pada suatu tempat dan terjadilah pembengkaan.
d.    Dolor: nyeri
Adanya perdarahan, kemerahan, pembengkaan tersebut maka seseorang yang mengalami cedera tersebut akan
merasakan nyeri atau kesakitan.
e.    Functio laesa: keterbatasan gerak
Dan akumulasi keluhan tersebut maka seseorang yang mengalami cedera tersebut akan mengalami keterbatasan
gerak.
Apabila kita mengalami satu atau lebih dari tanda dan gejala tersebut di atas maka bisa dikatakan bahwa cedera
sudah menimpa kita. Cedera yang dialamai oleh seseorang yang bermain sepakbola biasanya diderita pada
anggota gerak atas (lengan) dan utamanya anggota gerak bawah (kaki). Beberapa jenis cedera dan gejalanya
yang sering dialami seseorang yang bermain sepakbola, diantaranya:
1.    Nyeri otot : penyebabnya adalah aktifitas fisik yang tidak biasa dilakukan, misalnya tiba-tiba lari, tiba-tiba
meloncat dll. Gejalanya adalah nyeri otot, timbul setelah 4 – 8 jam dari melakukan aktivitas tersebut.
2.    Terkilir
a.    Terkilir pergelangan kaki : penyebabnya adalah adanya robekan pada ligament (penghubung otot dengan
tulang), tidak disertai patah tulang, diikuti perdarahan dalam yang dapat terlihat sebagai pembengkaan.
Gejalanya adalah nyeri dan bengkak di sekitar mata kaki.
b.    Terkilir sendi lutut : penyebabnya adalah adanya robekan pada ligament (penghubung otot dengan tulang),
tidak disertai patah tulang, diikuti perdarahan dalam yang dapat terlihat sebagai pembengkaan. Gejalanya adalah
nyeri dan bengkak di sekitar sendi lutut.
c.    Terkilir sendi siku : penyebabnya adalah adanya robekan pada ligament (penghubung otot dengan tulang),
tidak disertai patah tulang, diikuti perdarahan dalam yang dapat terlihat sebagai pembengkaan. Gejalanya adalah
nyeri dan bengkak sekitar sendi siku.
d.    Terkilir pergelangan tangan : penyebabnya adalah adanya robekan pada ligament (penghubung otot dengan
tulang), tidak disertai patah tulang, diikuti perdarahan dalam yang dapat terlihat sebagai pembengkaan.
Gejalanya adalah nyeri dan bengkak sekitar pergelangan tangan.
3.    Kejang otot : penyebabnya adalah otot tanpa sengaja kontraksi hebat, benturan pada otot, peregangan
berlebihan, otot yang cedera, kekurangan garam dan lelah berlebihan. Gejalanya adalah nyeri dan kaku pada
otot tersebut.
4.    Otot robek / strain : penyebabnya adalah putusnya serabut otot sehingga terjadi perdarahan dan hilangnya
kekuatan, karena memaksa otot diregang, melakukan gerakan tidak benar serta peregangan yang tidak cukup.
Gejalanya adalah nyeri yang lama dan bengkak sekitar cedera.
5.    Sprain : penyebabnya adalah cedera pada ligamentum karena teregang melebihi normal. Gejalanya adalah
nyeri dan bengkak sekitar organ yang cedera.
6.    Memar : penyebabnya adalah karena benturan sehingga pembuluh darah putus. Gejalanya adalah bengkak
dan sakit.
PENANGANAN CEDERA SEPAKBOLA
Dari contoh-contoh cedera di atas tersebut maka dapat segera dilakukan penanganan untuk mengatasinya
dengan harapan dapat : menyelamatkan kehidupan, mencegah keadaan menjadi lebih buruk, mempercepat
kesembuhan, mengurangi rasa sakit dan mempersiapkan untuk transport ke pelayanan kesehatan yang lebih
lengkap. Penanganan cedera tersebut harus berprinsip dengan metode ‘RICE’ yaitu Rest, Ice, Compression dan
Elevate. Secara rinci berikut penjelasannya:
1.    R = Rest, mengistirahatkan langsung bagian cedera kira-kira selama 48 – 72 jam, untuk memberi
kesempatan jaringan pulih. Bagian yang terluka segera diistirahatkan untuk meminimalkan perdarahan dalam
dan pembengkakan serta untuk mencegah bertambah parahnya cedera.
2.    I = Ice, mengompres bagian cedera dengan es batu untuk menghentikan perdarahan, mengurangi bengkak
dan nyeri. Es batu menyebabkan pembuluh darah mengkerut, membantu mengurangi peradangan dan nyeri.
Pengompresan dengan es batu dilakukan selama 10 menit. Suatu perban elastik bisa dililitkan secara longgar di
sekeliling kantong es batu. Bagian yang mengalami cedera tetap diangkat, tetapi kompres es batu dilepaskan
selama 10 menit, setelah itu dikompres lagi selama 10 menit. Hal ini dilakukan secara bergantian dalam waktu 1
– 1,5 jam. Tindakan diatas bisa diulang sebanyak beberapa kali selama 24 jam pertama. Es batu mengurangi
nyeri dan pembengkakan melalui beberapa cara. Daerah yang mengalami cedera mengalami pembengkakan
karena cairan merembes dari dalam pembuluh darah. Dengan menyebabkan mengkerutnya pembuluh darah,
maka dingin akan mengurangi kecenderungan merembesnya cairan sehingga mengurangi jumlah cairan dan
pembengkakan di daerah yang terkena. Menurunkan suhu kulit di sekitar daerah yang terkena bisa mengurangi
nyeri dan kejang otot.
Dingin juga akan mengurangi kerusakan jaringan karena proses seluler yang lambat. Pengompresan dengan es
batu terlalu lama bisa merusak jaringan.
Jika suhu sangat rendah (sampai sekitar 15 derajat Celsius), kulit akan memberikan reaksi sebaliknya, yaitu
menyebabkan melebarkan pembuluh darah. Kulit tampak merah, teraba hangat dan gatal, juga bisa terluka. Efek
tersebut biasanya terjadi dalam waktu 9-16 menit setelah dilakukan pengompresan dan akan berkurang dalam
waktu sekitar 4-8 menit setelah es batu diangkat. Karena itu es batu harus diangkat sebelum efek ini terjadi atau
setelah 10 menit, baru dikompreskan lagi 10 menit kemudian.
3.    C = Compression, membebat bagian cedera dengan pembalut elastik untuk mengurangi bengkak.
Membungkus atau membebat daerah yang mengalami cedera dengan pembalut elastik dan mengangkatnya
sampai diatas jantung, akan membantu mengurangi pembengkakan.
4.    E = Elevate, meninggikan bagian cedera melebihi level jantung untuk mengurangi bengkak karena aliran
darah berkurang kecepatannya.
Setelah tahu jenis cedera dan cara penangannya maka kita harus hati-hati, tidak usah tergesa-gesa namun tetap
cepat dan tepat dalam menanganinya. Jangan sampai salah dalam melakukan penanganan pertama mengatasi
cedera sepakbola. Kesalahan penanganan cedera pertama, akan memperparah derajat cedera tersebut. Kesalahan
penanganan cedera sepakbola tersebut, diantaranya:
1.    Ketika kompres suatu trauma yang masih baru, tidak menggunakan es batu tetapi menggunakan balsam
yang bersifat panas, hal ini akan memperparah terjadinya perdarahan karena terjadi pelebaran pembuluh darah
karena sifat panas dari balsam tersebut.
2.    Melakukan pemijitan pada bagian yang trauma, hal ini akan memperparah terjadinya perdarahan karena
jaringan yang robek akan bertambah banyak.
Jadi, ketika kita mengalami cedera sepakbola maka bagian anggota tubuh yang mengalami tersebut segera
diistirahatkan, dikompres dengan es batu bukan dengan balsam yang panas, kemudian dibebat supaya tidak
banyak gerak dan nyaman dan posisinya ditinggikan di atas posisi jantung kita supaya perdarahan dan
pembengkakan tidak terlalu banyak terjadi. Dari keempat urutan penanganan cedera tersebut, dapat dilakukan
semuanya oleh yang mengalami cedera. Sehingga keadaan yang lebih buruk dapat dihindari sampai memperoleh
pertolongan yang lebih lengkap dan tenaga kesehatan yang lebih ahli.
PENUTUP
Dengan menerapkan metode RICE saat menangani cedera sepakbola dan meninggalkan kompres dengan balsam
dan proses pemijatan suatu trauma maka komplikasi untuk menjadi sakit yang lebih parah dapat dihindari.
Karena seketika itu perdarahan maupun rasa nyeri dapat di atasi sendiri oleh si penderita. Kompres panas,
menggunakan balsam boleh diberikan pada anggota badan yang mengalami trauma setelah di atas 3 hari. Karena
dengan kompres panas akan membuka pembuluh darah dan bermanfaat mengangkut sisa-sisa perdarahan
sehingga bengkak akan segera mengecil. Dengan demikian diharapkan cedera tersebut dapat segera pulih dan
dapat melakukan aktivitas seperti biasanya.
* Penulis adalah widyaiswara penjaskes pada LPMP D I Yogyakarta

DAFTAR PUSTAKA
Andun Sujidandoko. 2000. Perawatan dan Pencegahan Cedera. Departeman Pendidikan Nasional. Jakarta.
Ateng, Abdulkadir, Prof. 2003. Olahraga di Sekolah dalam buku Perkembangan Olahraga Terkini Kajian Para
Pakar editor H.Harsuki. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Ikatan Ahli bedah Indonesia. 1997. ATLS. Komisi Trauma. Jakarta.

Paul M Taylor, dkk. 2002. Mencegah dan Mengatasi Cedera Olahraga. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Rodriguez, Jorge, O. 2003. Prevention and treatmen of Common Injurys in Sports. Am Fam Physician.
America.

Share this:

 Print
 Facebook
 Telegram
 WhatsApp
 More


 tweet
 Simpan
PreviousSertifikasi Guru 2013

NextProgram Pemberdayaan KKG/MGMP/KKKS/MKKS /KKPS/MKPS

Artikel Terkait

Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Sumber Daya Manusia di


Sekolah
July 31, 2015 , 11:28 am

 
Pelaporan Rencana Tindak Kepemimpinan dan Observasi Guru Yunior
June 26, 2015 , 6:48 pm

MENGATASI STRES AKIBAT KERJA


May 18, 2015 , 6:48 pm

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Sekolah


April 30, 2015 , 6:27 pm

Pengembangan Keprofesian Guru dengan Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas


March 31, 2015 , 8:37 pm

Menjadi Guru Profesional melalui Penyusunan Karya Inovasi


February 18, 2015 , 5:41 pm
BANTU SEKOLAHKU

ULT

TAUTAN
 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
 Dirjen PAUD, Dikdas, dan Dikmen
 Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan
 Unit Layanan Terpadu Kemdikbud
 Pusat Data dan Teknologi Informasi
 Data Pokok Pendidikan (Dapodik)
 Penjaminan Mutu Pendidikan (PMP)
 Rumah Belajar
 TV Edukasi
 Video Edukasi
 Sekolah Kita
Sosial Media
Visitors
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan

Daerah Istimewa Yogyakarta

Jl. Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta 55571

Telp. 0274-496921. Fax. 0274-497002

email: lpmp.diy@kemdikbud.go.id

lpmpjogja.kemdikbud.go.id

Copyright © 2015 . All Rights Reserved.

Anda mungkin juga menyukai