Anda di halaman 1dari 12

DELIK DELIK KHUSUS

KASUS PENEMBAKAN DI KM 50 KARAWANG DI TINJAU

DARI ASPEK TINDAK PIDANA KHUSUS

(UNTUK MELENGKAPI SALAH SATU TUGAS MATA KULIAH TINDAK PIDANA KHUSUS)

DI SUSUN OLEH:

CHRISTIAN ROBERTO SUTANTO

41151015190144

FAKULTAS HUKUM CI8

UNIVERSITAS LANGLANGBUANA JALAN KARAPITAN NO.

116 BANDUNG TAHUN 2019-2020


KATA PENGANTAR

Puji Tuhan Penulis ucapkan syukur karena berkat Tuhan sehingga penulis dapat

menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah yang membahas Mata

Kuliah DELIK-DELIK KHUSUS pada KASUS PENEMBAKAN DI KM 50 KARAWANG DI

TINJAU DARI ASPEK TINDAK PIDANA KHUSUS. Dalam penyusunan makalah ini, penulis

banyak mendapat tantangan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak. Dengan mencari

berbagai materi-materi yang bisa di jadikan sebagai isi di dalam makalah ini dan akhirnya

tantangan itu bisa teratasi dengan baik dan lancar. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih

jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun isi materi. Akan tetapi semoga isi

makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Demikian Penulis ucapkan terima

kasih kepada yang telah membaca hasil makalah Penulis.

Bandung, 26 Desember 2020

Penulis,

(Christian Roberto Sutanto)

Page | i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH..............................................................................................2

1.3 TUJUAN .......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3

2.1 PENGERTIAN DARI TINDAK PIDANA KHUSUS..................................................3

2.2 TINDAK PIDANA DI PENGADILAN PADA PELANGGARAN BERAT HAK

ASASI MANUSIA (HAM)...........................................................................................3

2.3 KASUS PENEMBAKAN DI KM 50 KARAWANG DI TINJAU DARI ASPEK

TINDAK PIDANA KHUSUS.......................................................................................5

BAB III PENUTUP...........................................................................................................7

3.1 KESIMPULAN.............................................................................................................7

3.2 SARAN..........................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................iii

Page | ii
Page | i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Tol Jakarta-Cikampek Km 50 Karawang yang sebut sebagai lokasi penembakan

enam orang anggota laskar FPI. Ruas jalan Tol Kilometer 50, Karawang Timur menjadi

lokasi penembakan 6 Laskar FPI hingga tewas, kejadian itu pun menuai tanda tanya

berbagi pihak. Mencoba menelusuri lokasi Kilometer 50 yang menjadi tempat

penembakan tersebut, tak jauh dari Kilometer 50 terdapat dua cctv yang terpasang.

Sepanjang Kilometer 47 hingga Kilometer 50, ternyata tidak terlihat adanya tanda-tanda

bekas terjadinya penembakan, kondisi jalur tol pun cukup lancar, tanpa terlihat adanya

sesuatu kejadian. Bahkan tidak ada garis polisi, atau bercak darah di sekitar lokasi,

kondisi di sekitar lokasi pun tampak tidak ada bekas tanda tanda penembakan. Tepat di

Kilometer 50 sendiri terdapat rest area yang cukup kecil, hanya kurang lebih sepanjang

200 meter. Di sini juga terdapat beberapa tempat makan yang menjadi tempat istirahat

para pengemudi yang melintas di jalur Cikampek. Melewati Kilometer 50, ada satu cctv

yang terlibat terpasang di tengah jalan, kurang lebih 400 meter dari rest area merupakan

pintu keluar Tol Karawang Timur. Peristiwa penembakan 6 Laskar FPI ini pun juga

masih menjadi tanda tanya, apalagi peristiwa itu terjadi dini hari. Meskipun menjadi

lokasi penembakan 6 Laskar FPI, Kilometer 50 Karawang Timur tetap terpantau

kondusif. Tidak ada penjagaan atau petugas kepolisian yang berjaga di sekitar lokasi,

bahkan tidak begitu jelas titik mana lokasi penembakan tersebut.

Page | 1
1.2 RUMUSAN MASALAH

1) Bagaimana PENGERTIAN DARI TINDAK PIDANA KHUSUS?

2) Bagaimana TINDAK PIDANA DI PENGADILAN PADA PELANGGARAN BERAT

HAK ASASI MANUSIA(HAM)?

3) Bagaiman KASUS PENEMBAKAN DI KM 50 KARAWANG DI TINJAU DARI

ASPEK TINDAK PIDANA KHUSUS?

1.3 TUJUAN

1) Mengetahui dan Memahami PENGERTIAN DARI TINDAK PIDANA KHUSUS.

2) Mengetahui dan Memahami TINDAK PIDANA DI PENGADILAN PADA

PELANGGARAN BERAT HAK ASASI MANUSIA (HAM).

3) Mengetahui dan Memahami KASUS PENEMBAKAN DI KM 50 KARAWANG DI

TINJAU DARI ASPEK TINDAK PIDANA KHUSUS.

Page | 2
BAB II

PEMBAHASAAN

2.1 PENGERTIAN TINDAK PIDANA KHUSUS

Tindak pidana dalam KUHP di kenal dengan istilah strafbaarfeit dan dalam kepustaan

tentang hukum pidana sebagai delik, sedangkan pembuat Undang-Undang merumuskan

istilah peristiwa pidana atau perbuatan pidana atau yang sering disebut sebagai tindak pidana.

Kejahatan adalah delik-delik yang melanggar kepentingan hukum dan juga membahayakan

secara konkrit atau nyata, sedangkan pelanggaran merupakan delik Undang-Undang yang

hanya membahayakan in abstracto saja. Sedangkan pelanggaran adalah perbuatan-perbuatan

yang sifatnya melawan hukumnya baru dapat di ketahui setelah ada ketentuan yang

menentukan demikian. Dalam pandangan kuantitatif, melihat berat atau ringannya ancaman

pidana. Adapun dalam Tindak Pidana di bagi dua yaitu Hukum Pidana Umum dan Hukum

Pidana Khusus bahwa hukum pidana umum adalah hukum pidana yang dapat di berlakukan

terhadap setiap orang pada umumnya, sedangkan hukum pidana khusus di peruntukkan bagi

orang-orang tertentu saja, atau hukum yang mengatur delik-delik tertentu saja.

2.2 TINDAK PIDANA DI PENGADILAN PADA PELANGGARAN BERAT HAK ASASI

MANUSIA (HAM)

Pengadilan HAM diatur dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak

Asasi Manusia (UU Pengadilan HAM). Pengadilan HAM merupakan pengadilan yang

memeriksa dan memutuskan segala bentuk pelanggaran HAM yang berat, termasuk genosida

dan kejahatan kemanusiaan yang merupakan pelanggaran HAM berat. Pengadilan HAM

Page | 3
merupakan pengadilan khusus yang berada Di bawah peradilan umum. Selanjutnya, dalam

penjelasan UU Pengadilan HAM, pelanggaran HAM berat merupakan extraordinary crime

dan berdampak secara luas baik pada tingkat nasional maupun internasional dan bukan

merupakan tindak pidana yang diatur dalam KUHP serta menimbulkan kerugian, baik

materiil maupun immateriil, yang mengakibatkan perasaan tidak aman baik terhadap

perseorangan maupun masyarakat, sehingga perlu segera di pulihkan dalam mewujudkan

supremasi hukum untuk mencapai kedamaian, ketertiban, ketentrman, keadilan, dan

kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Dalam Pasal 8 UU No. 26 Tahun 2000

Kejahatan Genosida adalah Pembunuhan, pemusnahan, perbudakan, deportasi, dan

perbuatanperbuatan tidak manusiawi lainnya yang di lakukan terhadap populasi sipil,

sebelum atau selama perang, atau persekusi-persekusi atas dasar-dasar politik, rasa atau

agama sebagai pelaksanaan dari atau berhubungan dengan setiap kejahatan yang berada di

dalam yurisdiksi pengadilan tersebut baik yang melanggar ataupun tidak hukum Negara

setempat di mana ia di lakukan.

Unsur-Unsur Tindak Pidana pada Pelanggaran HAM yang berat sebagai unsur-unsur tindak

pidana pada ketentuan UU No. 39 Tahun 1999 adalah setiap orang (orang perseorangan

dan/atau kelompok orang, baik sipil, militer, maupun polisi yang bertanggung jawab secara

individu. Yang melakukan pelanggaran berat atas HAM sebagaimana di maksud dalam

undang-undang ini. Bagi pelaku pelanggaran berat atas HAM di kenakan sanksi hukum

pidana berupa pidana mati, pidana seumur hidup, dan pidana penjara (ketentuan pasal 36

sampai dengan 42 UU No. 39 Tahun 1999).

Page | 4
2.3 KASUS PENEMBAKAN DI KM 50 KARAWANG DI TINJAU DARI ASPEK

TINDAK PIDANA KHUSUS

Tiga mobil menguntit rombongan kendaraan Rizieq setelah melintas di pintu keluar Tol

Karawang Timur. Mobil-mobil penguntit itu lantas dijauhkan dari rombongan oleh dua mobil

berisi laskar FPI. Salah satu mobil yang memuat enam laskar khusus mengawal dari DKI

Jakarta, yang kemudian menjadi korban penculikan dan pembantaian.

Setelah rombongan keluar pintu Tol Karawang Timur, salah satu mobil laskar, sempat di

pepet, tapi berhasil lolos. Mobil laskar itu lantas menuju arah pintu Tol Karawang Barat,

masuk ke Tol arah Cikampek, dan berhenti di Rest Area Kilometer 57. Sedangkan mobil

laskar lainnya di kepung dan di serang saat mengarah ke pintu Tol Karawang Barat.

Salah satu anggota laskar yang beristirahat di Kilometer 57 sempat berkomunikasi dengan

laskar lainnya yang di kepung. Melalui telepon, Laskar yang berada di Kilometer 57

mendengar perintah, 'tembak sini tembak'. Mengisyaratkan ada yang mengarahkan senjata

kepadanya dan setelah itu terdengar suara rintihan laskar yang kesakitan seperti tertembak,

ujar dari laskar yang lolos. Melalui sambungan telepon, laskar tersebut mendengar meminta

laskar lainnya untuk terus berjalan. Begitu pula saat anggota laskar lainnya di hubungi oleh

salah satu rombongan Rizieq, terdengar suara orang kesakitan seperti habis tertembak.

Dan "Seketika itu telpon juga terputus." Hingga mendapatkan kabar, laskar yang mengaku

tidak tahu keberadaan enam laskar lainnya hingga akhirnya di sampaikan polisi sudah tewas

di tembak.

Perkembangan kasus ini di laporkan oleh Komisi Perlindungan Hak Asasi Manusia (Komnas

HAM) masih menangani enam orang laksar Front Pembela Islam (FPI) oleh aparat

kepolisian.  kali ini Komnas HAM menemukan lima barang bukti yang diambil dari tempat

Page | 5
kejadian perkara (TKP). Setidaknya ada lima barang bukti yang di temukan

oleh Komnas HAM di TKP. Temuan pertama adalah tujuh proyektil peluru, dari tujuh

proyektil yang ditemukan, Komnas HAM hanya yakin pada enam proyektil peluru yang

ditemukan. Kemudian, di temukan juga empat selongsong peluru. Selongsong ada empat,

tiga utuh, satu kami duga bagian belakang. Selain itu, Komnas HAM juga menemukan

serpihan badan mobil yang diduga muncul setelah ada peristiwa saling serempet. Komnas

HAM juga menemukan rekaman percakapan dan rekaman cctv jalan berkaitan dengan

peristiwa penembakan tersebut. ada tiga mobil yang diperiksa, dua milik polisi dan satu milik

laskar FPI. Tiga mobil itu berada di garasi Subdit Ranmor Polda Metro Jaya. Adapun

berdasarkan hasil otopsi Polri, di ketahui ada 18 luka tembak pada 6 jenazah Laskar FPI.

Versi otopsi Polri juga menyebut tidak ada tanda-tanda kekerasan pada 6 jenazah Laskar FPI

tersebut yang di lakukan penembakan oleh Polisi.

Dari kasus Penembakan laskar-laskar FPI oleh Polisi tersebut di hubungkan dengan tindak

pidana khusus bahwa termasuk ke dalam hukum pidana khusus di peruntukkan bagi orang-

orang tertentu saja, atau hukum yang mengatur delik-delik tertentu saja. Yaitu penembakan

yang di lakukan oleh Polisi sehingga menewaskan enam orang laskar FPI. Dan termasuk

kepada pelanggaran HAM berat karena adanya pembunuhan yang termasuk pada Unsur-

Unsur Tindak Pidana pada Pelanggaran HAM yang berat sebagai unsur-unsur tindak pidana

pada ketentuan UU No. 39 Tahun 1999 adalah setiap orang (orang perseorangan dan/atau

kelompok orang, baik sipil, militer, maupun polisi yang bertanggung jawab secara individu.

Page | 6
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Tiga mobil menguntit rombongan kendaraan Rizieq setelah melintas di pintu keluar Tol

Karawang Timur. Mobil-mobil penguntit itu lantas di jauhkan dari rombongan oleh dua

mobil berisi laskar FPI. Salah satu mobil yang memuat enam laskar khusus mengawal dari

DKI Jakarta, yang kemudian menjadi korban penculikan dan pembantaian dari penguntit

tersebut. Enam orang laskar FPI menjadi korban penembakan oleh Polisi. Dengan beberapa

bukti dan perkembangan masih berlanjut sampai saat ini.

3.2 SARAN

Di harapkan pada kasus penembakan laskar FPI yang di lakukan oleh Polisi mendapat akhir

yang seadil-adilnya. Tidak menutup kemungkinan korban penembakan tersebut yang salah

dalam kasus ini. Sehingga tidak memberatkan tersangka yaitu Polisi yang menjadi pelaku

penembakan enam orang laskar FPI.

Page | 7
DAFTAR PUSTAKA

1. HKUM4309_m1_k2 (ut.ac.id)

2. Komnas HAM Hari Ini Ungkapkan Hasil Temuan Lapangan Kasus Penembakan 6

Laskar FPI - Poskota

3. Kronologi Penembakan Versi FPI: Mobil Laskar Hilang di Pintu Tol Karawang -

Metro Tempo.co

Page | iii

Anda mungkin juga menyukai