PROFIL GEDUNG :
Nama Gedung : Vihara Gunung timur
Tahun Pembangunan : 1930
Fungsi : Tempat Beribadah
Gaya Arsitektur : Chinese architecture
Alamat : JL. Hang Tuah, Hamdan, Medan Sumatra Utara
1. Sejarah vihara gunung timur.
Nama “Gunung” pada nama vihara ini merujuk pada Tai Shan (Gunung Tai) di
wilayah Shandong, Tiongkok, yang merupakan salah satu dari Lima Gunung
Suci dan sering dianggap yang terpenting diantara kelima gunung itu. Vihara
Gunung Timur Medan ini memang merupakan tiruan dari vihara yang ada di
daratan Tiongkok.
Perayaan besar di Vihara Gunung Timur Medan ini dilakukan pada saat Imlek
dan festival Cap Go Meh, serta Sembahyang Hantu pada bulan ketujuh dalam
kalender Tionghoa. Pada bulan ketujuh itu pintu neraka dibuka dan semua hantu
bisa keluar selama sebulan. Sembahyang Hantu dilakukan dengan menyediakan
makanan minuman, agar hantu-hantu menderita dalam neraka (orang tua,
saudara atau kawan) bisa menikmatinya.
Pada gaya bangunannya yang menonjolkan budaya Cina yakni dalam bentuk atap
lengkung, yang dalam arsitektur Cina disebut atap pelana sejajar gavel
Bentuk atap yang ditemuidi Kawasan Pecinan ham-pir sama dengan bentuk atap
yang ditemukan didaerah Cina Selatan.
2.2.Fungsi dan Jenis Bangunan Cina
Secara garis besar bangunan Cina dapat dibedakan fungsi dan jenis bangunannya:
(Widayati 2003:48):
1.Atap pelana
.
2.Atap perisai
.
3.Atap pelana dengan dinding sopi-sopi (pelana sejajar gavel) atau flush gable
roof
.
4.Gabungan atap pelana dan perisai atau gable and hip roofs.
Khol (1984:22), menulis dalam “ChineseArchitecture in The Straits Settlements and Western
Malaya”, memberikan semacam petunjuk terutama bagi orang awam, bagaimana
melihat ciri-ciri dari arsitektur orang Tionghoa yang ada terutama di Asia Tenggara.
"Sky well" : Meskipun halaman terbuka yang luas kurang umum ditemukan
dalam Cina selatan, konsep "ruang terbuka" dikelilingi oleh bangunan, yang
terlihat di kompleks halaman utara, dapat dilihat pada struktur bangunan
selatan dikenal dengan "Sky well". Struktur ini pada dasarnya sebuah
halaman relatif tertutup terbentuk dari persimpangan bangunan berdekatan,
dan menawarkan lubang kecil ke langit melalui ruang atap dari lantai atas.
Dua naga tampak menjaga gagah di atap vihara, dengan dua ekor ikan
raksasa berkepala naga ikut menjaga di belakang mereka. Di tengahnya
terdapat mustika matahari yang ditopang bentuk bangunan beratap dua
tingkat. Tepat di bawah bangunan terdapat relief lima ekor ikan berenang-
renang dan sepasang burung Hong.
Arca singa
Terdapat dua arca singa terbuat dari batu hitam dan dua arca singa (Ciok
Say) lagi yang terbuat dari batu putih untuk menjaga pintu masuk ke vihara.
Singa jantan memegang bola di salah satu kakinya, dan singat betina
bermain dengan satu ekor anaknya.
Altar
Sebuah altar di Vihara Gunung Timur Medan dengan tiga rupang, yang di
tengah menyerupai seorang kasir berjenggot dan bertutup kepala manik-
manik dengan telapak tangan lurus ke atas di depan dada. Di kiri kanannya
terdapat rupang bermuka merah dan hijau memegang senjata terhunus.
Bedug
Di dalam Vihara Gunung Timur Medan ada bedug atau tambur yang
dibunyikan ketika hendak melakukan ritual.
Patung Dewa Dewi
Di dalam vihara ini juga terdapat altar Buddha, Buddha Meitreya, dan Dewi
Kwan Im. Di sisi kanan Vihara terdapat altar Toa Pek Kong (Da Bo Gong) dan
Thay Suei, serta arca Thien Kou (Anjing Langit) dan Pek Ho Kong (Harimau
Putih) yang mengawal Tho Te Kong (Dewa Tanah)
5. KESIMPULAN
Vihara gunung timur merupakan vihara tertua di kota medan yang menerapkan
gaya arsitektur cina dengan berbagai latar belakang dan sejarah yang mengikuti
perkembangannya sampai saat ini.
Pada vihara ini berbagai macam elemen-elemen arsitektur cina baik interior
maupun elemen exteriornya diatur sedemikian rupa dan didsusun sesuai dengan
prinsip penerapan dalam gaya arsitektur cina itu sendiri. Dimana terdapat berbagai
macam elemen-elemen seperti: patung naga,arca singa,altar,bedug hingga patung
dewa-dewi serta kaligrafi cina dan disertai dengan warna khas banguanan kuil
china.
Pada umumnya bangunan cina terutama kuil memiliki halam yang sangat luas.
Ini di peruntukkan untuk upacara-upacara keagamaan dan hari-hari besar agar
mampu menampung pengunjung dan orang-orang yang datang untuk beribadah.
Hal ini juga di terapkan pada bangunan vihara gunung timur yang memiliki halaman
yang luas.
DAFTAR PUSTAKA