Anda di halaman 1dari 9

Channel : Jurnal Komunikasi

Vol. ( ), No. ( ), April 2018, pp. xx-xx


ISSN 2442-6571 1

Pengaruh Tiktok dan Instagram Terhadap Perilaku Pada Mahasiswa Universitas


Ahmad Dahlan

Muhammad Hafizh Abimanyu


Universitas Ahmad Dahlan

1
Email First Author*; 2 Email Second Author; 3 Email Third Author (9pt)
* corresponding author

ABSTRACT (10PT)
Type your abstract here (10 pt).
Article history
Received
This is an open access article under the CC–BY-SA license.
Revised
Accepted

Keywords
Keyword_1
Keyword_2
Keyword_3
Keyword_4
Keyword_5

Pendahuluan

Pada era globalisasi ini, teknologi semakin maju, Dan seiring dengan perkembangan
zaman sudah pasti akan disertai juga denga kemajuan teknologi yang berkembang pesat,
Salah satunya adalah teknologi informasi yang merupakan teknologi pengolah data,
memproses, mendapatkan, Menyusun, menyimpan, juga memanipulasi data untuk
menghasilkan infromasi yang sempurna, yaitu informasi yang relevan, akurat dan,
berdasarkan waktu yang tepat, yang biasanya di gunakan oleh pribadi, bisnis, ataupun
pemerintahan..

Perkembangan teknologi informasi komunikasi pada zaman ini membuat berita dari
luar negri begitu cepat tersampaikan, komunikasi jarak jauh dengan tatap mukapun bisa
dilakukan, Tak dapat dihindari bahwa kehidupan zaman modern telah dijalani, Sebagai
contoh hadirnya New Media atau disebut juga media baru yang menjadi istilah kemunculan
era baru dalam berkomunikasi dan berinteraksi berbasis teknologi komputer dimana
berfungsi sebagai pemberi infromasi,

Media social adalah media yang diciptakan untuk memudahkan interaksi social yang
sifatnya interaktif, Media social sendiri berbasis teknologi internet yang mengubah pola

W: http://journal.uad.ac.id/index.php/CHANNEL | E: channel@comm.uad.ac.id
2 ISSN: (print) 2339-2681 | (online) 2621-2579

penyebaran informasi yang bersifat satu menjadi ke banyak orang atau luas. Nasrullah
(2015) mengungkapkan bahwa situs jejaring social atau media social merupakan media yang
digunakan untuk mempublikasi konten seperti profil, aktifitas atau bahkan pendapat
pengguna, juga sebagai media yang membuat ruang untuk komunikasi dan interaksi jejaring
social.

Media social sangatlah unggul dalam memberikan kecepatan berbagi informasi yang
membuat penggunanya semakin adaptif, adapatif sendiri merupakan penyesuaian diri
terhadap apa yang sedang di lakukan atau alami, contohnya seperti Standarisasi yang terjadi
di Tiktok maupun Instagram, bahkan sampai dengan aktifitasnya bisa menjadi pengaruh
besar terhadap perilaku pengguna Media sosial. Dalam media sosial Instagram dan Tiktok
kebanyakan mahasiswa melakukan presentasi diri dengan mengubah bentuk diri atau
mempercantik foto dan bahkan ada yang menuliskan identitas berbeda dari aslinya untuk
mendapatkan kesan yang mereka inginkan (Damayanti & Purworini, 2018).

Media social yang menjadi wadah fasilitas dari berbagai informasi kepada
masyarakat memberi kesempatan terhadap remaja untuk mengidentifikasi dengan pengguna
lain yang memiliki minat serupa, tetapi juga kebanyakan sebagai perbandingan dengan
pengguna lain. Perbandingan ini lazim di semua generasi remaja, bahkan pada tingkat
tertentu menjadi lebih anonim di media sosial, Karena identifikasi memiliki peran dalam
perkembangan anak muda, dan media sosial menawarkan hal ini tanpa perlu interaksi secara
langsung.

Tetapi di sisi lain banyak Perilaku negatif yang di timbulkan dari Media social ini,
seperti adanya rasisme, diskriminasi, dan standarisasi yang buruk bagi Sebagian orang,
semua itu Kembali terhadap kepribadiannya masing-masing pengguna, jika adanya
pengaruh negatif yang masuk, mungkin karna orang itu tidak adaptif dalam penggunaan
media sosial, maka dari itu butuh penelitian dan sosialisasi lebih terhadap masalah yang
terjadi di media sosial ini.

Kerangka Teori

1. Efektivitas Komunikasi dan informasi

Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang
lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap pendapat, atau perilaku baik secara lisan

First Author et.al (Title of paper shortly)


ISSN: (print) 2339-2681 | (online) 2621-2579 3

maupun tak langsung melalui media (Effendy, 2009), dalam definisi tersebut tersimpul
tujuan yakni memberi tahu, atau mengubah sikap (attitude), pendapat (opinion), atau
perilaku (behavior). Effendy (2009) juga berpendapat bahwa proses komunikasi pada
hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang (komunikator)
kepada orang lain (komunikan). Pikiran itu bisa berupa gagasan, informasi, opini dan lain-
lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan,
kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan dan sebagainya yang muncul dari lubuk
hati. Agar komunikasi berlangsung secara efektif, perlu adanya strategi komunikasi yang
memperhitungkan factor pendukung dan penghambat komunikasi (Effendy, 2009).

Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target yang telah
dicapai oleh manajemen, yang mana target tersebut sudah di tentukan sebelumnya.
Pengertian efektifitas secara umum menunjukan seberapa jauh tingkat output, kebijakan, dan
prosedur dari suatu organisasi. Hal tersebut sesuai dengan pengertian efektifitas menurut
Beni (2016:69) yang menjelaskan bahwa efektifitas adalah hubungan antara output dan
tujuan atau dapat juga di katakan ukuran seberapa jauh tingkat output, kebijakan dan
prosedur dari sebuah organisasi. Tidak jauh berbeda dengan statement yang di keluarkan
oleh Mardiasmo (2017:134) bahwa efektifitas adalah ukuran berhasil atau tidaknya
pencapaian tujuan suatu organisasi. Empat faktor penting yang harus diperhatikan dalam
menyusun strategi komunikasi adalah:

A. Menentukan Khalayak Sebelum melancarkan komunikasi, perlu dipelajari siapa-


siapa yang akan menjadi sasaran komunikasi. Tentu saja hal tersebut tergantung pada
tujuan komunikasi, yaitu apakah agar komunikan hanya sekedar mengetahui (dengan
metode informatif) atau agar komunikan melakukan tindakan tertentu (metode
persuasif dan instruktif).
B. Pemilihan Media Komunikasi Media komunikasi banyak jumlahnya, untuk
mencapai sasaran komunikasi harus dapat memilih salah satu atau gabungan dari
beberapa media, bergantung pada tujuan yang hendak dicapai, pesan yang ingin
disampaikan, dan teknik yang akan dipergunakan.
C. Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi Pesan (message) komunikasi mempunyai
tujuan tertentu. Ini menentukan teknik yang harus diambil, apakah teknik informasi,
teknik persuasi atau teknik instruksi. Apapun tekniknya, komunikasi harus mengerti
pesan komunikasi itu. Pesan komunikasi terdiri atas isi pesan (content of the

W: http://journal.uad.ac.id/index.php/CHANNEL | E: channel@comm.uad.ac.id
4 ISSN: (print) 2339-2681 | (online) 2621-2579

message), atau lambing (symbol). Isi pesan komunikasi bisa satu, tetapi lambing
yang dipergunakan bisa macam-macam.
D. Peranan Komunikator dalam Komunikasi Far penting pada diri komunikator bila
melancarkan komunikasi, yaitu daya tarik sumber (source attractiveness) dan
kredibilitas sumber (source credibility).

2. Rasisme

Rasisme adalah perbedaan perilaku dan ketidaksetaraan berdasarkan warna kulit, ras,
suku, dan asal-usul seseorang yang membatasi atau melanggar hak dan kebebasan
seseorang. Rasisme juga sering diartikan sebagai keyakinan bahwa manusia dapat dibagi
menjadi kelompok terpisah berdasarkan ciri biologis yang disebut “ras”. Gagasan ini juga
meyakini ada hubungan sebab akibat antara ciri fisik suatu ras dengan kepribadian,
kecerdasan, moralitas, dan ciri-ciri budaya dan perilaku lainnya, yang membuat beberapa ras
secara ‘bawaan’ lebih unggul dari yang lain.

Dampak rasisme bagi ras yang didiskriminasikan Secara politik, mereka dikekang,
ditindas, dan dikuasai sepenuhnya oleh ras yang menguasainya. Mereka'tidak dapat
menyuarakan keluhan, bantahan atau usulan terhadap ras yang menguasai mereka karena
segala sesuatu ditentukan oleh pihak penguasa. Kalaupun mereka terpaksa
mengapresiasikannya, hal itu hanya dimungkinkan dengan pemberontakan atau perlawanan
yang pada akhirnya selalu membuahkan kegagalan dan penderitaan yang lebih
memprihatinkan lagi. Dalam bidang ekonomi, SDA mereka dieksploitasisecara besar-
besaran tetapi mereka sendiritidak mentkmati . hasilnya. SDM mereka dimanfaatkan secara
paksa untuk menyukseskan perekonomian ras yang menguasai mereka. Tenaga mereka
terkuras untuk bekerja keras agar para "tuan" mendapatkan banyak keuntungan dari hasil
kerja keras mereka. Kehidupan ekonomi mereka tidak menentu, mereka sepenuhnya
bergantung pada ras yang menguasai mereka. Kalaupun mereka memiliki sedikit lahan untuk
dikelola, hasilnya sangat jauh dari apa yang mereka butuhkan. Kemiskinan dan kemelaratan
merupakan situasi yang paling mungkin dari ketertindasan ekonomiyang mereka hadapi.
Menurut Johan Galtung, orang yang miskin secara material - ekonomis, berlanjut pada
kemiskinan akan pendidikan, kesehatan, kebebasan dan akhirnya juga menggerogoti
identitasnya. Situasi ini sudah "inhuman" mereduksi manusia pada status benda, yang mudah
dipermainkan dan dikuasai serta dicampakkan jika sudah tidak berguna lagi.

First Author et.al (Title of paper shortly)


ISSN: (print) 2339-2681 | (online) 2621-2579 5

3. Cyber Bullying

Cyber bullying merupakan hal yang sudah tidak heran lagi untuk di dengar, bahkan
sudah banyak cyber bullying yang terjadi di semua media sosial dimana yang seharusnya
menjadi tempat komunikasi dan menyerap infromasi dengan baik, justru menjadi tempat
penghinaan semata. Menurut UNICEF cyber bullying itu ialah bullying/perundungan
dengan menggunakan teknologi digital. Hal ini dapat terjadi di media sosial, platform
chatting, platform bermain game, dan ponsel. Sedangkan menurut Think Before Text
cyberbullying adalah perilaku agresif dan bertujuan yang dilakukan suatu kelompok atau
individu, menggunakan media elektronik, secara berulang-ulang dari waktu ke waktu,
terhadap seseorang yang dianggap tidak mudah melakukan perlawanan atas tindakan
tersebut. Jadi, terdapat perbedaan kekuatan antara pelaku dan korban. Perbedaan kekuatan
dalam hal ini merujuk pada sebuah persepsi kapasitas fisik dan mental.
Menurut Gonzales (2014), media sosial menyebabkan terjadinya cyber bullying.
Media sosial sebagai sebuah alat yang dirancang untuk tujuan komunikasi, kemudian
digunakan secara salah dengan merugikan orang lain. Proses pencegahan cyber bullying
memerlukan ukuran yang jelas untuk menghindari kemungkinan kerusakan yang ada.
Pertama adalah memaksakan disiplin diri di antara pengguna media sosial. Ketika
membuat akun media sosial, maka pengguna perlu memahami kegunaannya, tujuan,
kemampuan, kemungkinan efek yang ada. Cyber bullying terjadi karena kekurangan
pengetahuan yang ada tentang media sosial sendiri, juga kurangnya sosialisasi yang di
lakukan organisasi tertentu untuk membenarkan masalah yang ada tentang media sosial,
Banyak hal negative dari orang yang terkena cyberbullying sendiri, UNICEF mengatakan
bahwa dampak dari cyber bullying :

1. Secara Mental — merasa kesal, malu, bodoh, bahkan marah

2. Secara Emosional — merasa malu atau kehilangan minat pada hal-hal yang kamu
sukai

3. Secara Fisik — lelah (kurang tidur), atau mengalami gejala seperti sakit perut dan
sakit kepala

W: http://journal.uad.ac.id/index.php/CHANNEL | E: channel@comm.uad.ac.id
6 ISSN: (print) 2339-2681 | (online) 2621-2579

4. Diskriminasi

Di era globalisasi ini tidak lagi heran dengan kata diskriminasi yang telah terjadi dimana-
mana, dimana Diskriminasi itu sendiri merupakan pembedaan perlakuan terhadap sesama
warga negara (berdasarkan warna kulit, golongan, suku, ekonomi, agama, dan sebagainya).
Selanjutnya, jika mengacu pada Oxford Learner's Dictionaries, maka pengertian dari
diskriminasi adalah mengenali adanya perbedaan antara orang-orang atau hal-hal. Di
dalam sosial media itu sendiri sudah banyak diskriminasi yang terjadi mulai dari mebeda-
bedakan ras, suku, hingga warna kulit, Menurut buku yang di tulis oleh Fulthoni tidak
hanya dirasakan oleh korban, namun juga pelakunya. Pertama, dari sudut pandang korban,
diskriminasi akan membuat seseorang mengalami pengurangan, penyimpangan, hingga
penghapusan pengakuan, pelaksanaan, serta pemenuhan hak-hakdasarnya.Melihat kilas
balik sejarah, diskriminasi menghilangkan kemanusiaan seseorang. Namun, perlu
digarisbawahi bahwa yang kehilangan kemanusiaannya ini tidak hanya korban, namun
juga pelaku diskriminasi.

Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pendapat mahasiswa tentang bagaimana
pengaruh perilaku seseorang dalam penggunaan sosial media. Apakah banyak penyalahgunaan
mahasiswa terhadap apa yang dia gunakan di sosial media. Metode yang akan digunakan dalam
penelitian kali ini adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif adalah suatu metode penelitian untuk
meneliti status sekelompok orang, objek, kondisi, pemikiran ataupun peristiwa pada masa sekarang
dengan menggunakan metode penyebaran instrumen non tes untuk memperoleh data dan/atau
informasi dari responden untuk menyusun deskripsi dan gambaran secara sistematis dan akurat
mengenai fakta, sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Instrumen yang akan digunakan
dalam penelitian kali ini adalah dengan menyebar kuisioner. Sedangkan subjek yang diteliti
merupakan mahasiswa semester 3 Universitas ahmad dahlan jurusan ilmu komunikasi.

First Author et.al (Title of paper shortly)


ISSN: (print) 2339-2681 | (online) 2621-2579 7

DAFTAR PUSTAKA

Djun, T. (2017, November 23). Media Baru "New Media". Retrieved from Kompasiana:
https://www.kompasiana.com/thommydjun/5a15b393ca269b2c712abe62/media-baru-
new-media?page=2&page_images=1

Effendy, O. U. (2009). Komunikasi; Teori dan praktek . Bandung: Remaja Rosdakarya.

Fulthoni., A. R. (2009). Memahami Diskriminasi. Jakarta: ILRC.

Gonzales, R. H. (2014). Social Media as a Channel and its Implications on Cyber Bullying. DLSU
Research Congress.

Hidajat, M. A. (2015). Dampak Media Sosial dalam Cyber Bullying. ComTech: Computer,
Mathematics and Engineering Applications, 72-81.

Iftinah, A. (2021, April 9). Ilmu Alam dan Tekonologi. Retrieved from Pengaruh Media Sosial TikTok
terhadap Perilaku Remaja:
https://www.kompasiana.com/ailsaiftinah0371/606ff9d58ede48788d640ec2/pengaruh-
media-social-tiktok-terhadap-perilaku-remaja

International, A. (2021, April 5). Rasisme dan HAM. Retrieved from Amnesty International:
https://www.amnesty.id/rasisme-dan-ham/

Irab, Y. (2007). Rasisme. Jurnal Jaffray, 50-58.

Mercy Agbai, S. B. (2021). Cyberbullying: Apa itu dan bagaimana menghentikannya. Retrieved
from unicef: https://www.unicef.org/indonesia/id/child-protection/apa-itu-cyberbullying

Narsiti, A. D. (2018). Pembentukan Harga Diri : Analisis Presentasi Diri Pelajar SMA di Media Sosial.
Jurnal Komunikasi, 33-47.

Nasrullah, R. (2015). Media sosial perspektif komunikasi, Budaya, dan, Sosioteknologi. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media.

Setiadi, A. (2016). Pemanfaatan media sosial untuk efektifitas komunikasi. Cakrawala Jurnal
Humaniora, 16(2).

https://www.kompasiana.com/thommydjun/5a15b393ca269b2c712abe62/media-baru-new-
media?page=2&page_images=1

Nasrullah, Rulli. (2015). Media sosial Perspektif Komunikasi ,Budaya, dan Sosioteknologi.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Narsiti, Alfi Damayanti Sari., & Purworini, Dian. (2018). Pembentukan Harga Diri: Analisis
Presentasi Diri Pelajar SMA di Media Sosial. Jurnal Komunikasi, Vol. 10, No. 1, Hal 33 – 47.

W: http://journal.uad.ac.id/index.php/CHANNEL | E: channel@comm.uad.ac.id
8 ISSN: (print) 2339-2681 | (online) 2621-2579

https://www.kompasiana.com/ailsaiftinah0371/606ff9d58ede48788d640ec2/pengaruh-media-
social-tiktok-terhadap-perilaku-remaja

http://repository.um-
palembang.ac.id/id/eprint/3454/2/222015153_BAB%20II_SAMPAI%20BAB%20TERAKHIR.pdf

Effendy, Onong Uchyjana. 2009. Komunikasi; Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Setiadi, A. (2016). Pemanfaatan media sosial untuk efektifitas komunikasi. Cakrawala-Jurnal
Humaniora, 16(2).

Hidajat, M., Adam, A. R., Danaparamita, M., & Suhendrik, S. (2015). Dampak Media Sosial dalam
Cyber Bullying. ComTech: Computer, Mathematics and Engineering Applications, 6(1), 72-81.

Irab, Y. (2007). Rasisme. Jurnal Jaffray, 5(1), 50-58.

https://www.amnesty.id/rasisme-dan-ham/

Gonzales , R. H. (2014). Social Media as a Channel and its Implications on Cyber Bullying.
DLSU Research Congress 2014.

(Mercy Agbai, 2021)detik.com/edu/detikpedia/d-5593209/diskriminasi-adalah-sikap-membatasi-


ini-definisi-dan-contohnya

Fulthoni., Arianingtyas, R., Aminah, S., Sihombing. U.P. 2009. Memahami

Diskriminasi. Jakarta: ILRC.

First Author et.al (Title of paper shortly)


ISSN: (print) 2339-2681 | (online) 2621-2579 9

W: http://journal.uad.ac.id/index.php/CHANNEL | E: channel@comm.uad.ac.id

Anda mungkin juga menyukai