Anda di halaman 1dari 3

NAMA : NI LUH ASIH ULANDARI

NPM : 1910121011

KELAS : A6

MATKUL : PENEMUAN HUKUM

1. Penemuan Hukum (Rechtsvinding) adalah proses pembentukan hukum oleh


hakim/apparat penegak hukum lainnya, dalam penerapan peraturan umum terhadap
peristiwa hukum yang konkrit. Hasil penemuan hukum ini yang dijadikan dasar dalam
mengambil suatu keputusan. Penemuan hukum diartikan sebagai proses pembentukan
tiukum oleh hakim, atau aparat hukum lainnya yang ditugaskan untuk menerapkan
peraturan hukum umum pada peristiwa hukum konkret. Achmad Ali menyatakan
menurut aliran ini, hakim diberikan kebebasan yang sebebas-bebasnya untuk
melakukan penemuan Hukum, dalam arti kata bukan sekedar penerapan undang-
undang oleh hakim, tetapi juga mencakup memperluas dan membentuk peraturan
dalam putusan hakim. Untuk mencapai keadilan yang setinggi-tingginya, hakim
bahkan boleh menyimpang dari undang-undang demi kemanfaatan masyarakat.

2. Interpretasi atau penafsiran hukum merupakan salah satu cara untuk melakukan
penemuan hukum dalam sistem hukum kontinental yang dibuat untuk mengetahui
suatu makna undang-undang dalam suatu peristiwa tertentu. Masalah penemuan
hukum tersebut merupakan masalah yang khas dalam sistem civil law. Menurut
Brouwer, dalam menghadapi suatu hal, perlu adanya pengecualian dalam menerapkan
suatu aturan dan dalam memberikan pengecualian, perlu dirujuk tujuan hukumnya.
Dengan adanya pengecualian tersebut, maka terdapat syarat tambahan yang
ditetapkan oleh hakim. Dengan demikian, hakim telah menghaluskan aturan yang
masih belum operasional lalu mengatakan dan melakukan sebuah penafsiran atau
interpretasi terhadap undang-undang.

Konstruksi hukum, dapat digunakan hakim sebagai metode penemuan hukum apabila
dalam mengadili perkara tidak ada peraturan yang mengatur secara khusus mengenai
peristiwa yang terjadi. Konstruksi hukum ini dapat dilakukan dengan menggunakan
logika berpikir secara argumentum per analogiam atau sering disebut analogi.
3. Perbedaan konsep hukum antara system hukum Common Law System dan Civil
Law System yaitu, Hukum Common Law mendasarkan pada putusan pengadilan
sebagai sumber hukumnya, Sedangkan system Hukum Civil Law berpegangan
kepada kodifikasi undang-undang menjadi sumber hukum utamanya. Civil
law merupakan sistem hukum yang tertua dan paling berpengaruh di dunia, berasal
dari tradisi Roman-Germania. Sistem hukum Romawi ini menyebar ke berbagai
belahan dunia bersama dengan meluasnya Kerajaan Romawi. Sistem hukum ini
kemudian dikodifikasikan oleh Kaisar Yustinus di abad ke 6. The Corpus Juris
Civilis diselesaikan pada tahun 534 M. Ketika Eropa mulai mempunyai
pemerintahan sendiri, hukum Romawi digunakan sebagai dasar dari hukum nasional
masing-masing negara. Napoleon Bonaparte di Prancis dengan Code Napoleon pada
tahun 1804 dan Jerman dengan Civil Code pada tahun 1896.
Paham rechtstaats dikembangkan oleh ahli-ahli hukum Eropa Barat Kontinental
seperti Immanuel Kant (1724-1804) dan Friedrich Julius Stahl.

Dari segi penggolongan, civil law dibagi dalam bidang hukum publik dan bidang
hukum privat. Hukum publik mencakup peraturan-peraturan hukum yang mengatur
kekuasaan dan wewenang penguasa atau negara serta hubungan-hubungan antara
masyarakat dan negara. Hukum publik meliputi hukum tata negara, hukum
administrasi negara dan hukum pidana. Sedangkan hukum privat mencakup
peraturan-peraturan hukum yang mengatur tentang hubungan antara individu-
individu dalam memenuhi kebutuhan hidup. Hukum privat meliputi hukum perdata
yang meliputi juga hukum sipil dan hukum dagang. Sedangkan sistem common
law merupakan paham the rule of law yang bertumpu pada sistem hukum Anglo
Saxon atau common law system. Common law lahir berdasarkan tradisi, kebiasaan
dan berkembang dari preseden yang dipergunakan oleh hakim untuk menyelesaikan
suatu kasus yang masuk dalam persidangan.

4. Peranan Advokat dalam Penemuan Hukum adalah sebagai pengawal konstitusi,


memperjuangkan hak azazi manusia di dalam negara hukum, melaksanakan kode etik
advokat, Hasil penemuan hukum oleh advokat dalam praktiknya yang menghadapi
peristiwa konkrit tersebut agar kasus tersebut terselesaikan untuk itu perlu dicarikan
hukumnya dalam menghadapi dan diterapkan pada kasus atau peristiwa konkrit
tersebut yang dapat dilakukan advokat sejak awal melalui legal audit, legal
opinion,praperadilan, eksepsi maupun pledoi sehingga hasil penemuan hukum oleh
advokat tersebut dapat diberikan kepada hakim untuk dituangkan kedalam putusan,
hasil penemuan hukum oleh advokat tersebut yang diberikan kepada hakim itu
merupakan hukum karena dengan bentuknya menjadi putusan mempunyai kekuatan
mengikat, disamping itu hasil penemuan hukum tersebut dapat pula menjadi sumber
hukum (doktrin). Dan advokat juga memberikan konsultasi hukum (legal opinion),
menyusun kontrak, memberikan informasi hukum, membela kepentingan hukum
(litigation), mewakili klien di Pengadilan, memberikan bantuan hukum bagi yang
tidak mampu, dalam hal litigasi tentu Advokat bertugas hanya terbatas membantu /
membela klien sesuai surat kuasa yang diterimanya. Dan juga Peranan advokat dalam
sistem peradilan di Indonesia sebagai penegak hukum sejajar dengan profesi penegak
hukum lain, seperti halnya Polisi, Jaksa dan Hakim sebagaimana yang ditentukan
dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, Undang-
undang No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat, Undang-undang No. 16 Tahun 2001
tentang Bantuan Hukum.

Anda mungkin juga menyukai