Anda di halaman 1dari 33

Belajar Mudah Ekstraksi dan Fraksinasi Sederhana

Ana Mardiyaningsih, M.Sc., Apt


Nur Ismiyati, M.Sc., Apt

SERI PANDUAN KERJA LABORATORIUM

EKSTRAKSI DAN
FRAKSINASI
SEDERHANA

Poltekkes Bhakti Setya Indonesia


yOGYAKARTA

1
Belajar Mudah Ekstraksi dan Fraksinasi Sederhana

2015

Belajar Mudah Ekstraksi dan


Fraksinasi Sederhana

Penulis.: Ana Mardiyaningsih, M.Sc., Apt


Nur Ismiyati, M.Sc., Apt
Diterbitkan oleh : Jurusan Diploma III Farmasi Politeknik Kesehatan Bhakti
Setya Indonesia, Yogyakarta
Alamat penerbit : Jl. Janti no. 336 Gedongkuning, Yogyakarta.
Telp: (0274) 580663/Fax : (0274) 512686
E-mail : poltekkesbsi@yahoo.com
Web Site : www.geocities.com/poltekkesbsi
Cetakan pertama : 2015

Dibiayai dari

2
Belajar Mudah Ekstraksi dan Fraksinasi Sederhana

Hibah Pekerti RISTEK-DIKTI

Kata Pengantar

Seiring dengan pengembangan sediaan obat


bahan alam terutama sediaan dalam bentuk ekstrak
dan fraksi, dibutuhkan pula penguasaan terhadap
teknik pemisahan dan pemurnian senyawa bioaktif.
Buku seri panduan kerja laboratorium berjudul
“Belajar Mudah Ekstraksi dan Fraksinasi
Sederhana” ini ditujukan untuk mahasiswa tingkat
awal, analis maupun laboran di berbagai laboratorium,
juga tenaga teknis di unit kontrol kualitas di industri
kecil obat tradisional.
Metode-metode baru di bidang ekstraksi akan
berkembang terus, sehingga asupan kritis dan
tambahan praktis dari pembaca sangat kami
harapkan.

Yogyakarta, November 2015

3
Belajar Mudah Ekstraksi dan Fraksinasi Sederhana

Penyusun
Daftar Isi

1. Apakah Ekstraksi Itu?................................5


2. Bagaimana Cara Membuat Ekstrak ?........9
3. Mengenal Metode Ekstraksi……………......14
4. Ekstraksi Bertingkat atau Fraksinasi…….20
5. Identifikasi Senyawa dalam Ekstrak …….22

4
Belajar Mudah Ekstraksi dan Fraksinasi Sederhana

Apakah Ekstraksi Itu?

Pernahkan Anda berpikir, mengapa kita makan


buah jeruk tanpa kulitnya? Mengapa pula sebagian
bahkan memeras buah jeruk, sehingga hanya
mengkonsumsi air perasannya saja? Mengapa pula
para penjual jamu “memipis” jamu hingga menjadi
jamu kunyit asam atau beras kencur? Ya, jawabannya
adalah karena mereka ingin mengambil yang
bermanfaat saja, dan membuang ‘ampas’ yang tidak
berguna.
Maka demikian pula ketika seseorang minum
jamu rebusan daun salam untuk menurunkan tekanan
darah misalnya, ia berharap bahwa rebusan tersebut
mengandung ‘sesuatu’ yang diharapkan dapat

5
Belajar Mudah Ekstraksi dan Fraksinasi Sederhana

menurunkan tekanan darahnya. Ia kemudian akan


membuang ampasnya karena ia anggap tidak berguna.
‘Sesuatu’ itulah dianggap zat yang bermanfaat, yang
dalam ilmu farmakognosi disebut dengan dengan zat
berkhasiat, atau senyawa aktif, atau senyawa bioaktif,
atau quinta essentia. Sedangkan upaya orang tersebut
untuk mengambil zat yang bermanfaat itu disebut
dengan penyarian atau ekstraksi. Jadi, Ekstraksi
atau penyarian adalah suatu kegiatan penarikan zat-
zat yang dapat larut dari bahan yang tidak dapat larut
dengan pelarut cair
Selain zat atau bahan aktif, suatu tanaman atau
bahan baku juga memiliki bahan lain yang tidak aktif.
Sehingga, kegiatan ekstraksi tidak hanya akan menarik
zat aktifnya saja, namun sangat mungkin akan
menarik zat-zat lain yang sebenarnya kurang aktif,
tidak aktif, atau bahkan mungkin toksik atau
menimbulkan efek merugikan. Berdasarkan sifat
tersebut, kita dapat membagi senyawa-senyawa di

6
Belajar Mudah Ekstraksi dan Fraksinasi Sederhana

dalam tanaman menjadi 4 macam yaitu Bahan aktif ,


Bahan aktif pendukung, Zat ballast, dan Zat
pengganggu

Senyawa yang efeknya


terkait langsung pada
terapi tertentu,
Bahan Aktif misalnya apiin dan
apigen untuk terapi
hipertensi

Senyawa yang
efeknya tidak
terkait langsung
pada terapi
Bahan Aktif Pendukung
tertentu.
Misal : minyak
atsiri pada seledri
untuk terapi
hipertensi

7
Belajar Mudah Ekstraksi dan Fraksinasi Sederhana

Senyawa yang tidak


ada sangkut pautnya
dengan efek terapi, dan
tidak mempengaruhi
Zat Ballast aktivitas secara
langsung.
Misal : amilum pada
temulawak

Zat yang dapat


menurunkan
aktivitas senyawa
aktif, atau bersifat
toksis, atau
Zat Pengganggu memiliki efek
samping yang tidak
dikehendaki, atau
mengganggu
analisis,
misal : tanin dalam
rhei radix

8
Belajar Mudah Ekstraksi dan Fraksinasi Sederhana

Bagaimana Cara Membuat Ekstrak ?

Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh


dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia
nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai,
kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan
dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan
sedemikian hingga memenuhi baku yang telah
ditetapkan.
Ekstrak Cair : Sediaan dari simplisia nabati yang
engandung etanol sebagai pelarut/pengawet. Jika
tidak dinyatakan lain, dalam 1 ml ekstrak ~ senyawa
aktif dari 1 g simplisia yang memenuhi syarat.
Tahapan produksi ekstrak secara umum adalah
sebagai berikut :
1. Penyiapan bahan baku

9
Belajar Mudah Ekstraksi dan Fraksinasi Sederhana

2. Ekstraksi/penyarian
3. Pemisahan sari dari ampas
4. Penguapan sari
5. Pengeringan

Gambar 1. Alur pembuatan ekstrak kental

10
Belajar Mudah Ekstraksi dan Fraksinasi Sederhana

Mengenal Metode Ekstraksi

Berdasarkan penggunaan pemanasan pada saat


proses pembuatan ekstrak, metode ekstraksi dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu :
Ekstraksi Tanpa Pemanasan
 Maserasi à remaserasi
 Perkolasi
 Partisi cair-cair
 Juice
Ekstraksi Dengan pemanasan
 Infundasi/dekokta
 Refluks
 Soxhletasi
Prinsip pemilihan metode ekstraksi adalah sebagai
berikut :

11
Belajar Mudah Ekstraksi dan Fraksinasi Sederhana

 Disesuaikan dengan Sifat fisika kimia zat yang


ingin dipisahkan dan bahan awalnya
 Disesuaikan dengan tujuan ekstraksi:
 Untuk analisis?
 Untuk membuat ekstrak obat herbal?
 Untuk isolasi senyawa?

Macam-Macam Metode Ekstraksi

MASERASI
 adalah proses ekstraksi/penyarian simplisia
dengan cara perendaman sampel menggunakan
pelarut tertentu pada temperatur ruangan
(kamar)
 Bahan direndam dalam pelarut tertentu misal
air, campuran air-etanol, kloroform, dll.
 Waktu yang diperlukan untuk maserasi
tergantung bahan, umumnya 5 hari

12
Belajar Mudah Ekstraksi dan Fraksinasi Sederhana

Keuntungan cara maserasi adalah


 peralatan yang digunakan sederhana dan
mudah diusahakan
 dapat diefektifkan dengan pengadukan,
pemanasan, dan remaserasi
 cara pengerjaan mudah
Kerugian cara maserasi adalah
 pengerjaan lama
 penyariannya kurang sempurna karena mudah
terjadi kejenuhan sehingga kandungan kimia
terbatas.
Prosedur Kerja Maserasi
 10 bagian simplisia dengan derajat halus yang
sesuai dimasukkan ke dalam bejana, kemudian
ditambahkan 75 bagian cairan penyari, ditutup
dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari
cahaya sambil berulang-ulang diaduk
 Setelah 5 hari, diserkai, ampas diperas

13
Belajar Mudah Ekstraksi dan Fraksinasi Sederhana

 Ampas ditambah cairan penyari secukupnya


diaduk dan diserkai sehingga diperoleh seluruh
sari sebanyak 100 bagian
 Bejana ditutup dan dibiarkan ditempat sejuk
terlindung dari pengaruh langsung cahaya
selama 1-2 hari, kemudian endapan yang terjadi
dipisahkan

PERKOLASI
Perkolasi adalah ekstraksi dengan mengalirkan
cairan penyari yang selalu baru melalui serbuk
simplisia yang telah dibasahi sampai sempurna,
umumnya dilakukan pada suhu ruang
Prinsip perkolasi adalah serbuk simplisia
ditempatkan dalam suatu bejana silinder, yang bagian
bawahnya diberi sekat berpori, cairan penyari
dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut,
cairan penyari akan melarutkan zat aktif di dalam sel-
sel simplisia

14
Belajar Mudah Ekstraksi dan Fraksinasi Sederhana

Cara perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara


maserasi karena :
 Aliran cairan penyari menyebabkan adanya
pergantian larutan yang terjadi dengan larutan
yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga
meningkatkan derajat perbedaan kansentrasi.
 Ruangan di antara butir-butir serbuk simplisia
membentuk saluran tempat mengalir cairan
penyari. Karena kecilnya saluran kapiler
tersebut, maka kecepatan pelarut cukup untuk
mengurangi lapisan batas, sehingga dapat
meningkatkan perbedaan konsentrasi.( Anonim,
1986)
Alat perkolasi disebut perkolator
 Cairan yang digunakan untuk menyari
disebut cairan penyari atau
menstrum
 Larutan zat aktif yang keluar dari
perkolator disebut sari /perkolat

15
Belajar Mudah Ekstraksi dan Fraksinasi Sederhana

INFUNDASI
 Infundasi adalah proses ekstraksi yang pada
umumnya digunakan untuk menyari zat
kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan
nabati
 Ekstraksi ini menghasilkan ekstrak yang tidak
stabil dan mudah ditumbuhi kapang dan kuman,
sehingga tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam

Prosedur Kerja Infundasi :


 membasahi bahan bakunya dengan air 2 kali
bobot bahan, untuk bunga 4 kali bobot bahan
dan untuk karagen 10 kali bobot bahan
 bahan baku ditambah air dan dipanaskan selama
15 menit pada suhu 90–98ºC, untuk 100 bagian
sari infus diperlukan 10 bagian bahan.
SOXHLETASI
 Soxhletasi adalah ekstraksi dengan
menggunakan pelarut yang selalu baru yang

16
Belajar Mudah Ekstraksi dan Fraksinasi Sederhana

umumnya dilakukan dengan alat khusus


sehingga terjadi ekstraksi kontinyu dengan
jumlah pelarut yang relatif konstan dengan
adanya pendingin balik
 Alat ekstraksi terdiri dari labu, tabung soxhlet
dan pendingin balik

17
Belajar Mudah Ekstraksi dan Fraksinasi Sederhana

Prinsip Kerja Soxhlet :


 Proses ekstraksi:cairan penyari dalam labu
dipanaskan hingga mendidih, uap cairan penyari
naik ke atas melalui pipa samping, kemudian
diembunkan kembali oleh pendingin tegak
 Cairan turun ke labu melalui tabung yang berisi
serbuk simplisia melarutkan zat aktif serbuk
simplisia
 Karena adanya sifon, seluruh cairan akan turun
kembali ke labu
KEUNTUNGAN:
 Hemat cairan pemyari
 Secara langsung dapat diperoleh hasil lebih
pekat
 Serbuk diari oleh cairan penyari yang murni,
sehingga dapat menyari zat aktif lebih banyak
 Penyarian dapat diteruskan sesuai kebutuhan,
tanpa penambahan volume cairan penyari

18
Belajar Mudah Ekstraksi dan Fraksinasi Sederhana

KERUGIAN:
 Cairan penyari mengalami pemanasan terus
menerus sehingga : tidak cocok untuk zat aktif
yang tidak tahan panas, dan senyawa yang labil
bisa berubah atau membentuk senyawa baru
 Karena penyari dididihkan terus menerus,
sebaiknya memakai cairan penyari yang murni
atau campuran azeotrop

19
Belajar Mudah Ekstraksi dan Fraksinasi Sederhana

Pemurnian Ekstrak atau Fraksinasi

Seiring dengan tuntutan pengguna herbal untuk


meningkatkan potensi terapi obat bahan alam atau
ekstrak, perlu upaya pemurnian ekstrak dengan
beberapa macam cara. Beberapa macam metode
pemurnian ekstrak ini akan mengarah pada ekstrak
yang lebih kaya dengan bahan aktif, atau dapat pula
merupakan upaya untuk menghilangkan zat ballas,
maupun zat pengganggu. Ekstrak yang dihasilkan
disebut dengan ekstrak terpurifikasi, sedangkan satu
bagian ekstrak yang telah dipisahkan dari bagian
lainnya disebut dengan fraksi.
Beberapa metode purifikasi ekstrak antara lain
adalah :
1. DELIPIDATION and FRACTIONATION
2. SAPONIFICATION

20
Belajar Mudah Ekstraksi dan Fraksinasi Sederhana

3. RESIN ELIMINATION
4. DISTILLATION
5. PRECIPITATION BY :
 Different solvent polarities
 Heavy metal – Poly phenol reaction
 Protein – Tannin reaction
6. ALKALOID SEPARATION

21
Belajar Mudah Ekstraksi dan Fraksinasi Sederhana

Identifikasi Senyawa dalam Ekstrak

Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis


Istilah mudah bagi kromatografi adalah suatu
CARA PEMISAHAN. Pengertian yang lebih ilmiah dari
kromatografi adalah cara pemisahan beberapa zat
yang ada dalam sediaan atau campuran bahan,
dengan beberapa macam jalan.
Banyak sekali kita temui dalam kehidupan kita
sehari-hari kegiatan ”memisahkan sesuatu. Misalnya
ibu-ibu jaman dahulu sebelum memasak nasi harus
memisahkan gabah atau kerikil dari beras putih.
Bagaimana teknik memisahkannya? Tentunya secara
manual dengan tangan, diambil kerikilnya satu
persatu. Contoh lain adalah petani garam yang
memisahkan garam dari air laut dengan teknik
penguapan. Mengapa mereka melakukan pemisahan?

22
Belajar Mudah Ekstraksi dan Fraksinasi Sederhana

Karena ibu ingin mengambil berasnya saja yang


bermanfaat, membuang yang tidak diinginkan.
Sedangkan petani garam memiliki kepentingan
dengan garamnya, sehingga ia menguapkan air laut
yang melarutkannya. Karena mereka bisa
memisahkan, mereka bisa mengambil yang
diinginkan, dan menyingkirkan yang tidak diperlukan.
Namun bagaimana seandainya yang akan
dipisahkan adalah beberapa senyawa yang bercampur
menjadi satu, yang ukurannya sangat kecil dalam
satuan mikrogram? Bagaimana kira-kira memisahkan
zat hijau daun dari daunnya? Bagaimana memisahkan
Vitamin C dari buah jeruk? Atau memisahkan warna-
warna yang sangat komplek dalam tinta hitam?
Jadi jelas dengan adanya suatu teknik
pemisahan kromatografi ini, problem pemisahan
senyawa seperti di atas dapat diselesaikan.
Bagaimana Teknik Pemisahan Dalam
Kromatografi?

23
Belajar Mudah Ekstraksi dan Fraksinasi Sederhana

Tadi disebutkan bahwa kromatografi adalah cara


pemisahan dengan suatu jalan. Jalan yang bisa
ditempuh antara lain dengan cara penyarian berfraksi,
atau penyerapan, atau penukaran ion pada zat berpori,
menggunakan cairan atau gas yang mengalir. Zat yang
diperoleh dapat digunakan untuk percobaan
identifikasi atau penetapan kadar.
Kromatografi yang sering digunakan adalah
kromatografi kolom, kromatografi kertas,
kromatografi lapis tipis, dan kromatografi gas. Sebagai
bahan penyerap selain kertas, digunakan juga zat
penyerap berpori misalnya aluminium hidroksida yang
diaktifkan, asam silikat atau silika gel, kiselgur dan
harsa sintetik. Kromatografi kertas dan kromatografi
lapis tipis umumnya lebih berguna untuk percobaan
identifikasi karena cara ini khas dan mudah dilakukan
untuk zat dengan jumlah sedikit.
Apakah KLT itu?

24
Belajar Mudah Ekstraksi dan Fraksinasi Sederhana

Dalam dunia penelitian dan laboratorium, istilah


KLT atau TLC (dalam bahasa Inggris) sudah sangat
lazim didengar. KLT memiliki kepanjangan istilah
Kromatografi Lapis Tipis, atau dalam bahasa
Inggrisnya disebut TLC (Thin Layer
Chromatography).
Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah salah satu
metode pemisahan komponen menggunakan fasa
diam berupa plat dengan lapisan bahan adsorben
inert. KLT merupakan salah satu jenis kromatografi
analitik. KLT sering digunakan untuk identifikasi awal,
karena banyak keuntungan menggunakan KLT, di
antaranya adalah sederhana dan murah.

Apakah Fase Diam Itu ?


Fase diam adalah fase yang “tidak bergerak“.
Sebagai fase diam dalam kromatografi lapis tipis
digunakan plat tipis yang dilapisi dengan adsorben
seperti silika gel, aluminium oksida (alumina) maupun

25
Belajar Mudah Ekstraksi dan Fraksinasi Sederhana

selulosa. Adsorben tersebut berperan sebagai fasa


diam.

Apakah Fase Gerak Itu ?


Fasa gerak adalah fase atau bahan “yang
bergerak”. Fase gerak yang digunakan dalam KLT
sering disebut dengan eluen. Pemilihan eluen
didasarkan pada polaritas senyawa dan biasanya
merupakan campuran beberapa cairan yang berbeda
polaritas, sehingga didapatkan perbandingan tertentu.
Eluen KLT dipilih dengan cara trial and error.
Kepolaran eluen sangat berpengaruh terhadap Rf
(faktor retensi) dari bercak senyawa yang diperoleh.

Apakah Faktor Retensi itu ?

Faktor retensi (Rf) adalah jarak yang ditempuh


oleh komponen senyawa dibagi dengan jarak yang
ditempuh oleh eluen. Rumus faktor retensi adalah:

26
Belajar Mudah Ekstraksi dan Fraksinasi Sederhana

Nilai Rf sangat karakterisitik untuk senyawa tertentu


pada eluen tertentu. Senyawa yang mempunyai Rf
lebih besar berarti mempunyai kepolaran yang rendah,
begitu juga sebaliknya. Hal tersebut dikarenakan fasa
diam bersifat polar. Senyawa yang lebih polar akan
tertahan kuat pada fasa diam, sehingga menghasilkan
nilai Rf yang rendah. Rf KLT yang bagus berkisar
antara 0,2 - 0,8.

Bagaimana Cara Mengerjakan KLT?

KLT sangat berguna untuk mengetahui jumlah


komponen dalam sampel. Peralatan yang digunakan
untuk KLT adalah chamber (wadah untuk proses
KLT), pinset, plat KLT, dan eluen. Inilah langkah-
langkah memakai KLT:
1. Potong plat sesuai ukuran. Biasanya, untuk satu
spot menggunakan plat selebar 1 cm. Berarti jika

27
Belajar Mudah Ekstraksi dan Fraksinasi Sederhana

menguji 3 sampel (3 spot) berarti menggunakan


plat selebar 3 cm.
2. Buat garis dasar (base line) di bagian bawah,
sekitar 0,5 cm dari ujung bawah plat, dan garis
akhir di bagian atas.
3. Menggunakan pipa kapiler, totolkan sampel
cairan yang telah disiapkan sejajar, tepat di atas
base line. Jika sampel padat, larutkan pada
pelarut tertentu. Keringkan totolan.
4. Dengan pipet yang berbeda, masukkan masing-
masing eluen ke dalam chamber dan
campurkan.
5. Tempatkan plat pada chamber berisi eluen. Base
line jangan sampai tercelup oleh ulen. Tutuplah
chamber.
6. Tunggu eluen mengelusi sampel sampai
mencapai garis akhir.
7. Setelah mencapai garis akhir, angkat plat dengan
pinset, keringkan dan ukur jarak spot, lalu

28
Belajar Mudah Ekstraksi dan Fraksinasi Sederhana

deteksi dengan UV atau pewarna tertentu sesuai


dengan jenis dan sifat senyawa.

Teknik KLT dapat dilihat pada Gambar 1

Gambar 1. Tahapan Proses KLT

Bagaimana Mengevaluasi dan


MenampilkanHasil KLT?

Hasil KLT disebut dengan profil kromatogram. Profil


kromatogram adalah berupa spot senyawa dan harga
Rf, sehingga foto kromatogram dan perhitungan Rf
harus disertakan.
1. Foto Kromatogram
Fotolah kromatogram (lempeng KLT) pada
cahaya tampak (dilihat langsung dengan

29
Belajar Mudah Ekstraksi dan Fraksinasi Sederhana

pencahayaan alami, bukan UV). Foto diupayakan


dilakukan secara tegak lurus, supaya
2. Bercak/Spot dengan Harga Rf nya
Buatlah tabel untuk menggambarkan spot
beserta nilai Rf. Lengkapi dengan tanda panah
untuk menunjukkan senyawa yang dimaksud
Contoh Penyajian Hasil KLT terlihat pada Gambar 2

Beberapa DaftarReagensia untuk Deteksi


Senyawa Bahan Alam

30
Belajar Mudah Ekstraksi dan Fraksinasi Sederhana

Setiap senyawa memiliki kelarutan yang


berbeda, sehingga fase gerak harus dioptimasi terlebih
dahulu mana yang memberikan pemisahan terbaik.
Referensi yang bisa digunakan antara lain dalam Thin
Layer Methode dari Wagner 1993 dan Wagner 2000,
terlihat dalam tabel 1.
Optimasi terhadap fase gerak sebaiknya selalu
dilakukan, karena boleh jadi penelitian KLT dilakukan
pada suhu dan kelembaban ruang laboratorium yang
berbeda. Kondisi tersebut menyebabkan harga Rf bisa
jadi tidak bisa sama persis hasilnya dengan percobaan
sebelumnya, walaupun jenis dan perbandingan fase
gerak yang digunakan sama.

Tabel 1. Jenis fase gerak dan pereaksi semprot dalam


pengujian KLT beberapa senyawa bahan alam

No Senyawa Pelarut Fase gerak Pereaksi Hasil

31
Belajar Mudah Ekstraksi dan Fraksinasi Sederhana

semprot
1 Alkaloid Metanol+amo Toluen-etil dragendorf orange
nia asetat-
dietilamin
(70:20:10)
2 Antrakinon metanol Etil asetat- KOH Orange/
metanol-air red
(100:13,5:10)
3 Minyak diklormetan Toluen- Anisaldehi Pink/
atsiri etilasetat d-asam merah
(93:7) sulfat Ungu/
orange
4 Flavonoid metanol Etil asetat- kedde Orange/
asam format- kuning
asam asetat-
air
(100:11:11:27)
5 Saponin Metanol, lalu Kloroform- Vanilin- biru
diekstraksi metanol- asam sulfat
dengan air(64:50:10)
air+butanol
(1:3)

Daftar Pustaka

32
Belajar Mudah Ekstraksi dan Fraksinasi Sederhana

Anonim, 2013, Kromatografi-lapis-tipis-klt, diakses online


tanggal 31 Desember 2013, http://www.ilmukimia.org

DepKes RI, 1985, Sediaan Galenika, Departemen Kesehatan


Republik Indonesia, Jakarta

ICH Harmonised Tripartite Guideline, 2005, Validation of


Analytical Procedures : Text and Methodology (Q2),
USA, Japan, and European Union

Nandhasri, P., Kumar Pawa K., Kaewtubtim J., Jeamchanya C.,


Jansom C., and Sattaponpun C., 2005, Nutraceutical
Properties of Thai “Yor”, Morinda citrifolia and “Noni”
Juice Extract, Songklanakarin J.Sci.Technol., 27
(Suppl.2): 579-586

33

Anda mungkin juga menyukai