Anda di halaman 1dari 2

Ekstraksi adalah penyarian atau pengambilan zat-zat berkhasiat atau zat-zat aktif dari bagian

tanaman obat, hewan dan atau berbagai jenis bioata laut. Proses ekstraksi bahan alam
dilakukan dengan tujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam bahan alam.
Proses ekstraksi didasarkan pada prinsip perpindahan massa komponen zat ke dalam pelarut,
dimana perpindahan mulai terjadi dari lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke
dalam pelarut. Berdasarkan wujud bahannya, ekstraksi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
ekstraksi padat cair dan ekstraksi cair cair. Terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi hasil ekstraksi, antara lain ukuran bahan, suhu ekstraksi, dan jenis pelarut.
Sebelum dilakukan proses ekstraksi, biasanya bahan alam yang telah dikeringkan dihaluskan
terlebih dahulu memperbesar luas permukaan, sehingga dapat mempercepat proses penetrasi
pelarut ke dalam bahan dan waktu ekstraksi.

Beberapa jenis metode ekstraksi yang dapat digunakan untuk sampel bahan alam, antara lain
maserasi, infusdasi, digesti, perkolasi, dan sokletasi. Pada praktikum kali ini akan
menggunakan metode maserasi. Maserasi merupakan teknik ekstraksi dari sampel padat
menggunakan pelarut tertentu, seperti etanol, metanol, aseton atau kloroform, yang
disesuaikan dengan sifat fisikokimia dan kelarutan senyawa bioaktifnya. Proses maserasi
dilakukan selama waktu tertentu dengan sesekali proses pengadukan. Pada saat proses
perendaman, sejumlah bahan ditempatkan dalam wadah tertutup, kemudian ditambahkan
pelarut dengan perbandingan lk. 1:7, atau sedikitnya hingga semua sampel tercelup.
Campuran ini kemudian didiamkan selama 1-6 pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya
sambil sesekali diaduk. Setelah itu, cairan dipisahkan dari residunya dengan cara
penyaringan. Pada saat proses perendaman, senyawa kimia yang terkandung dalam sampel
akan berdifusi melalui dinding sel untuk melarutkan konstituen dalam sel dan juga memacu
larutan dalam sel untuk berdifusi keluar. Sistem yang digunakan pada metode maserasi
adalah sistem statis, kecuali pada saat pengadukan, proses ekstraksi berjalan dengan difusi
molekuler, sehingga proses ekstraksi berjalan perlahan.

Pada praktikum ini bahan alam yang digunakan adalah Daun Mangga. Alasan saya memilih
bahan alam dari daun mangga adalah karena daun mangga merupakan salah satu tanaman
yang berpotensi sebagai tanaman obat. Tanaman mangga (Mangifera indica L.) merupakan
tanaman yang berpotensi sebagai obat herbal karena mengandung senyawa metabolit
sekunder. Selain itu, mangga merupakan tanaman yang melimpah dan bagian daun tanaman
tersebut kurang dimanfaatkan oleh masyarakat. Oleh karena itu, saya sangat tertarik untuk
memilih daun tanaman mangga sebagai bahan alam yang akan saya gunakan pada
kesempatan praktek kali ini.

Daun mangga mengandung senyawa bioaktif mangiferin, polifenol, serta triterpenoid. Ketiga
kandungan tersebut membuat daun mangga memiliki berbagai manfaat yang penting bagi
kesehatan seperti mengatasi cemas berlebih, mengobati gangguan telinga, mengatasi diabetes,
membantu masalah pernapasan, menyembuhkan luka bakar, menguatkan perut, mengatasi
masalah tenggorokan, menurunkan tekanan darah, menjaga dari bau mulut. Itulah beberapa
manfaat daun mangga yang harus kamu ketahui.

Daun mangga diekstraksi secara maserasi menggunakan pelarut. Daun mangga dipotong
kecil-kecil, selanjutnya di ekstraksi dengan menggunakan pelarut. Daun mangga
menggunakan ekstraksi berpengaduk. Proses ekstraksi dihentikan ketika tercapai
kesetimbangan antara konsentrasi senyawa dalam pelarut dengan konsentrasi dalam sel
tanaman. Pembuatan ekstrak daun mangga dengan metode maserasi dan menggunakan
pelarut dicampurkkan daun mangga yang telah dikeringkan diccacah sampai halus sehingga
menjadi tipis atau serbuk kering bersamaan kemudian didiamkan selama 24 jam ataulebih
ditempat yang terlindung dari cahaya langsung (untuk mencegah reaksi yang dikatalisis
cahaya/perubahan warna). Selanjutnya disaring atau dipisahkan dan lakukan pengamatan.

Anda mungkin juga menyukai