TELAAH ARTIKEL
Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ekonomi Kesehatan
Dosen : Sharon Gondodiputro, dr., MARS., M.H
Disusun oleh :
SUTIANAH
NPM. 130920210039
Kelas : RPL
1. Latar Belakang
Author dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Ida Diana Sari , Max
Joseph Herman, Andi Leny Susyanty, Amir Su’udi. Jurnal kefarmasian Indonesia
tertanggal Received: 14 Februari 2017 / Accepted: 19 Desember 2017.
2. Pembahasan
a. Alternatif Intervensi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien TB baru yang berobat ke
RSUD dan sampel penelitian adalah pasien TB dewasa baru usia >18 tahun
(kategori 1) yang berobat. Setelah pasien dinyatakan positif menderita TB
(berdasarkan hasil uji BTA dan gejala klinis), pasien selanjutnya mendapat
OAT sesuai dengan resep yang diberikan dan pasien diamati selama 6 bulan.
Pengumpulan data biaya dikeluarkan dan keadaan pasien selama pengobatan
dilakukan dengan wawancara langsung kepada pasien yang datang berobat ke
poliklinik setiap bulannya selama 6-9 bulan. Penelitian dilakukan antara bulan
Mei-November 2014. Jumlah sampel yang diperlukan dalam penelitian ini
dihitung dengan menggunakan rumus desain potong lintang dengan nilai
P=0,85 (angka konversi pasien dengan OAT-FDC) dan derajat kepercayaan
95%.5 Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah pasien TB dewasa kategori
1 dan kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah pasien yang menolak ikut
serta.
Tabel 3. Unit cost dari masing-masing biaya diambil dari nilai rata-rata 2014
Karakteristik Rentang (Rp) Rata-rata (Rp) Median (Rp) Modus (Rp)
Biaya regristrasi 5.000- 10.000 5.000 5.000
6.463
Biaya konsultasi 15.000 -50.000 15.000 15.000
22.903
Biaya laboratorium 0-663.000 144.354 90.000 0
Biaya obat 360.000-2.418.000 460.000 360.000
678.531
Biaya rontgen 0-610.000 112.322 75.000 0
Biaya tidak langsung merupakan biaya yang timbul namun tidak berkaitan langsung dengan terapi yang
dilakukan. Dalam penelitian ini yang termasuk biaya tidak langsung adalah biaya tidak kerja, biaya
transport, biaya makan dan minum dan biaya pengantar.
3. Hasil Penelitian
Hasil perhitungan biaya pengobatan 31 pasien selama 6 bulan adalah
Rp57.149.647. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah pasien yang
dinyatakan sembuh selama 6 bulan adalah 13 orang. Apabila kita bandingkan
antara biaya selama 6 bulan dengan pasien yang sembuh dalam 6 bulan maka
biaya pengobatan pasien untuk sembuh selama 6 bulan adalah Rp4.396.127.
Bila kita bandingkan rasio biaya untuk pasien sembuh (Rp4.396,127) dengan
biaya pengobatan selama 6 bulan (Rp1.843.537) adalah 2,4 kali.
Perbandingan ini cukup besar karena perlu 2 kali biaya untuk menyembuhkan pasien
selama 6 bulan. Perlu dikaji mengapa pasien yang telah berobat selama 6 bulan tidak
sembuh, apakah karena faktorrejimen terapi, faktor pasien, faktorprogram pengobatan
TB yang mungkin sudah tidak sesuai lagi, atau faktor-faktor lainnya. Pemerintah
perlu meninjau kembali program pengobatan TB yang selama ini dilakukan
mengingat pasien yang berobat selama 6 bulan belum dinyatakan sembuh. Selain itu,
perhitungan biaya pengobatan perlu ditinjau ulang untuk kelangsungan pengobatan
TB.
4. Simpulan
Sebanyak 80,6% biaya pengobatan TB bersumber pada BPJS dan utilisasi sarana
kesehatan sebanyak 10 kali selama 6 bulan, biaya langsung pasien TB sebesar
Rp1.282.867 dengan komponen terbesar adalah biaya obat. Biaya tidak langsung
pasien TB sebesar Rp614.670 dengan komponen biaya terbesar adalah biaya
pengantar. Total biaya pasien TB selama 6 bulan sebesar Rp1.843.537 dengan rata-
rata Rp307.256 perbulan. Biaya ini sama dengan 11,4 % dari UMP DKI Jakarta tahun
2014. Pasien yang patuh berobat selama 6 bulan sebanyak 31 orang atau 68,9% dan
hanya 13 orang atau 41,9% dari pasien yang patuh berobat selama 6 bulan dinyatakan
sembuh. Komponen terbesar biaya langsung adalah biaya obat dan komponen
terbesar biaya tidak langsung adalah biaya pengantar. Kepatuhan (68,9%) dan
kesembuhan (41,9%) pasien TB berobat selama 6 bulan masih jauh dari
harapan.
45
DAFTAR PUSTAKA
Ida Diana Sari*, Max Joseph Herman, Andi Leny Susyanty, Amir Su’udi
*Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, Indonesia
*E-mail:dianna_mko@yahoo.com
Abstrak
Pada tahun 2014 penderita tuberkulosis (TB) baru di Indonesia mencapai 324.579. Studi prospektif analisis
antara biaya dan hasil pengobatan OAT pasien TBC belum banyak dilakukan. Analisis deskriptif biaya ini
bertujuan untuk menghitung biaya pengobatan TB paru kategori I pasien dewasa dan hasil terapi yang diperoleh.
Studi dilakukan di 5 RSUD di Jakarta tahun 2014 dengan populasi semua pasien TB baru yang berobat ke
RSUD dan sebagai sampel adalah pasien TB paru dewasa baru (kategori 1) yang berobat. Data karakteristik
pasien dan pengantar, biaya yang dikeluarkan, dan hasil pengobatan dikumpulkan tiap kali pasien berobat
selama 6 bulan dengan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan 64,5% pasien adalah laki-laki
berusia 18-79 tahun dan 80,6% pasien menggunakan BPJS sebagai sumber biaya. Jumlah kunjungan pasien TB
selama 6 bulan rata- rata 10 kali (ideal 16 kali). Dengan utilisasi RSUD 10 kali selama 6 bulan pengobatan TB,
maka total biaya langsung mencapai Rp1.228.867, total biaya tidak langsung sebesar Rp614.670. Total biaya
pengobatan TB keseluruhan selama 6 bulan adalah Rp1.843.537 dengan rata-rata Rp307.256 perbulan.
Komponen terbesar biaya langsung adalah biaya obat dan komponen terbesar biaya tidak langsung adalah biaya
pengantar. Kepatuhan (68,9%) dan kesembuhan (41,9%) pasien TB berobat selama 6 bulan masih jauh dari
harapan.
Kata kunci: Analisis Biaya;Tuberkulosis (TB) paru; Kepatuhan
Abstract
In 2014, new TB sufferers in Indonesia reached 324,579. An analysis of the cost aims to calculate the cost of
treatment of adult category I pulmonary TB patient and the results obtained. The study was conducted in 5
District General Hospitals in Jakarta in 2014 with new adult TB patients treated as samples. Patients’ and
attendants’ characteristics, the costs incurred, and treatment outcome were collected through in-depth
interviews at every visit for 6 months. The results showed that 64,5% of patients are men aged between 18-70
years and 80,6% of patients using the BPJS. The number of visits for 6 months is 10 times in average (ideally 16
times). With a utilization of hospital by 10 times, then the total direct costs amount to Rp1.228.867, the total
indirect costs are Rp614.670, and the total costs of the overall TB treatment are Rp1.843.537 with an average of
Rp307.256 per month. The largest components of direct costs are the cost of the drug and the largest component
of indirect costs are the cost of TB patient’s attendants. Drug compliance (68,9%) and being cured (41,9%) of
TB patients treated for 6 months are far from expectations.
Keywords: Cost Analysis; Pulmonary tuberculosis (TB); Compliance
4
Analisis Biaya Tuberkulosis Paru…(Ida Diana Sari, dkk)
4
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2018;8(1):44-
4
Analisis Biaya Tuberkulosis Paru…(Ida Diana Sari,
Tabel 3. Unit cost dari masing-masing biaya diambil dari nilai rata-rata 2014
Karakteristik Rentang (Rp) Rata-rata (Rp) Median (Rp) Modus (Rp)
Biaya regristrasi 5.000- 10.000 5.000 5.000
6.463
Biaya konsultasi 15.000 -50.000 15.000 15.000
22.903
Biaya laboratorium 0-663.000 144.354 90.000 0
Biaya obat 360.000- 2.418.000 460.000 360.000
678.531
Biaya rontgen 0-610.000 112.322 75.000 0
4
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2018;8(1):44-
Panduan yang jelas akan memudahkan Total biaya langsung diperoleh dengan
pihak terkait dalam memantau jenis menjumlahkan komponen biaya langsung
pemakain obat yang diperlukan. BPJS juga setelah dikalikan dengan utilisasi.
dapat mengendalikan biaya bagi Komponen biaya tersebut adalah biaya
pesertanya dengan menggunakan standar registrasi, biaya konsultasi, biaya
terapi yang sudah ditetapkan. laboratorium, biaya obat, dan biaya
Penelitian di Yemen tentang biaya rontgen. Dalam penelitian ini, biaya
pasien TB menunjukan bahwa biaya obat registrasi dan biaya konsultasi dikalikan
untuk pasien TB sebesar 59,3% untuk TB dengan utilisasi dalam 6 bulan karena
paru dan 77,9% untuk TB ekstra paru. biaya satuan adalah biaya setiap kali
Proporsi biaya terbesar pada pasien TB pasien datang ke RSUD. Biaya
paru adalah biaya kerja (67% dari total laboratorium, biaya obat, dan biaya
biaya) sedangkan dari pasien TB ekstra rontgen tidak perlu dikalikan dengan
paru adalah biaya rontgen (55,5% dari utilisasi karena biaya satuan tersebut sudah
total biaya).8 Sedangkan di negara sub- dihitung untuk keperluan selama 6 bulan.
sahara, penyakit TB merupakan penyakit Biaya laboratorium merupakan biaya yang
katastropik yang membutuhkan 10% dari diperlukan oleh penderita TB selama
pendapatan perkapita negara tersebut.9 menjalani terapi TB. Biaya ini mencakup
Penelitian lain di India Selatan biaya pemeriksaan dahak SPS pada bulan
menunjukan bahwa estimasi biaya ke-0, ke-2, dan ke-6 selama terapi TB.
keseluruhan mulai dari awal terapi hingga Biaya obat yang diperlukan termasuk
pengobatan selesai sebanyak Rs3.211 atau biaya obat FDC, biaya obat lain yang
sama dengan 3,8% pendapatan keluarga diperlukan apabila pasien mengalami
setahun. Total biaya rata-rata pengobatan penyakit lain, efek samping, dan obat lain
lebih tinggi pada laki- laki (Rs3.270), yang menunjang keberhasilan terapi
pasien bekerja (Rs3.945), dan pasien seperti vitamin. Biaya rontgen mencakup
ekstrapulmonari (Rs3.915).10 biaya rontgen thoraks sebanyak 2 kali
Biaya rontgen rata-rata sebesar yaitu pada awal dan akhir pengobatan.
Rp112.322, biaya ini timbul karena pasien Hasil analisis menunjukkan bahwa
menjalani foto thoraks sebanyak 2 kali komponen biaya obat merupakan
selama menjalani terapi TB. Biaya komponen biaya yang terbesar
pemeriksaan foto thoraks sudah di dibandingkan dengan biaya lainnya. Biaya
tetapkan oleh RSUD sebesar Rp60.000. ini besar karena memang biaya obat FDC
Biaya pemeriksaan rontgen Rp610.000 yang cukup mahal, yaitu Rp360.000,
timbul karena adanya pemeriksaan rontgen selain biaya obat lainnya seperti biaya obat
sebanyak 3 kali dan konsultasi dengan untuk mengatasi penyakit dan efek
dokter. Selain itu pasien pasien tidak samping. Hal ini perlu diperhatikan oleh
menggunakan BPJS dalam pembayaran pemerintah dalam mengalokasikan dana
sehingga harga yang berlaku adalah harga untuk biaya obat TB. Biaya obat bukan
tarif umum. Pemeriksaan rontgen yang hanya biaya obat FDC saja tetapi perlu
dianjurkan pada terapi TB seharusnya ditambahkan biaya penyakit lainnya dan
cukup 2 kali saja yaitu pada awal biaya obat untuk mengatasi efek samping.
diagnosis dan akhir terapi, namun ada Hasil penelitian tentang biaya
kalanya pemeriksaan rontgen dilakukan pengobatan TB selama 3 bulan yang
lebih dari 2 kali untuk meyakinkan hasil dilakukan di Zambia menunjukan bahwa
terapi dan hasil laboratorium. Dalam hal total median biaya pasien mulai dari
ini perlu kesepakatan berapa kali diagnosis sampai 2 bulan pengobatan
pemeriksaan thoraks yang harus dilakukan sebesar $24,78 per pasien. Jumlah ini sama
selama terapi TB dijalankan. dengan 47,8% median pendapatan
keluarga pasien. Selain itu total biaya
langsung pada
4
Analisis Biaya Tuberkulosis Paru…(Ida Diana Sari,
5
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2018;8(1):44-
Hal ini terjadi karena pasien harus rata-rata biaya Rp24.121. Biaya Rp0
menuju RS lain untuk memperoleh sisa timbul karena pasien sejak awal hingga
obat yang masih kurang dari RSUD. Biaya akhir pengamatan selama 6 bulan tidak
rata-rata (Rp17.676) digunakan dalam didampingi oleh pengantar sehingga tidak
menghitung besarnya biaya yang ada biaya pengantar. Biaya Rp67.500
digunakan untuk transport di DKI Jakarta. timbul karena pengantar memerlukan biaya
Biaya ini dianggap wajar apabila melihat makan dan minum, biaya transport dan
akses yang mudah untuk menuju RSUD di pengantar kehilangan kerja selama satu
seluruh wilayah DKI Jakarta dan data hari. Biaya ini relatif cukup besar dan
menunjukkan bahwa lebih dari 6% pasien merupakan biaya tambahan bagi pasien TB
TB mengeluarkan biaya transport sebesar dan keluarganya. Biaya rata-rata pengantar
Rp20.000. sebesar Rp24.121 dapat dikatakan relatif
Biaya makan dan minum berkisar besar karena merupakan biaya tambahan
antara Rp5.500 hingga Rp30.000 dengan bagi pasien dan keluarganya.
rata-rata biaya sebesar Rp14.025. Biaya Total biaya tidak langsung merupakan
makan minum adalah biaya yang harus penjumlahan biaya tidak kerja, biaya
dikeluarkan pasien untuk makan dan transport, biaya makan dan minum dan
minum selama mereka berada di RSUD. biaya pengantar setelah dikalikan dengan
Biaya ini keluar karena pasien harus utilisasi. Sama halnya dengan biaya
datang ke RSUD sejak pagi hari untuk langsung, satuan biaya yang dipakai adalah
memperoleh nomer antrian BPJS, biaya rata-rata dari masing-masing
mendapat layanan dan menunggu obat komponen biaya tidak langsung. Angka
hingga sore hari. Biaya ini timbul karena utilisasi yang digunakan selama 6 bulan
lamanya pelayanan yang diberikan adalah 10 kali utilisasi. Dengan asumsi
sehingga pasien harus sarapan dan atau pasien diantar oleh pengantar selama 10
makan siang di RSUD. Biaya minimal kali berobat maka total biaya tidak
(Rp5.500) dikeluarkan oleh pasien dimana langsung adalah Rp614.670. Biaya tidak
pasien sarapan dirumah dan makan siang langsung pada hakikatnya tidak berkaitan
menu sederhana. Bisa juga pasien sarapan langsung dengan pengobatan TB yang
pagi saja dan makan siang dirumah. Biaya dilakukan. Namun, biaya ini menjadi
maksimal (Rp30.000) dikeluarkan pasien sangat penting karena menunjang terapi
karena pasien sarapan pagi dan makan yang dilakukan. Makan dan minum
siang di RSUD. Biaya rata-rata makan dan merupakan kebutuhan dasar pasien, dan
minum sebesar Rp14.025 merupakan biaya hal ini terpaksa dilakukan dengan membeli
yang wajar dikeluarkan apabila selama makanan dan minuman di RS karena
lebih dari 8 jam pasien di RSUD. Biaya ini lamanya waktu yang dibutuhkan untuk
masih cukup digunakan untuk sarapan pagi melakukan pengobatan, yaitu dari pagi
dan makan siang menu sederhana. hingga sore hari. Jadi biaya tidak lagsung
Biaya pengantar adalah biaya tidak ini memang diperlukan dalam menunjang
kerja, biaya transport,serta biaya makan keberhasilan terapi.
dan minum orang yang mengantar pasien Dengan menggunakan utilisasi sarana
berobat. Biaya pengantar timbul karena kesehatan selama 10 kali dan asumsi setiap
pasien pada awal pengobatan biasanya kunjungan pasien makan dan minum serta
didampingi oleh teman atau keluarga ke diantar oleh keluarga, maka total biaya
RSUD. Pengantar juga memerlukan biaya tidaklangsung dapat dihitung sebesar
makan dan minum, biaya transport dan Rp614.670. Hasil selengkapnya dapat
biaya tidak kerja karena harus mengantar dilihat pada Tabel 6.
pasien ke RSUD. Biaya pengantar berkisar
antara Rp0 hingga Rp67.500 dengan
51
Analisis Biaya Tuberkulosis Paru…(Ida Diana Sari,
Tabel 6. Biaya tidak langsung pasien TB RSUD DKI Jakarta tahun 2014
Karakterisktik Satuan biaya (Rp) Utilisasi Jumlah (Rp)
Biaya tidak kerja 5,645 10 56,450
Biaya transport 17,676 10 176,760
Biaya makan dan minum 14,025 10 140,250
Biaya pengantar 24,121 10 241,210
Total biaya 614,670
5
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2018;8(1):44-
menghilangkan efek samping yang timbul rata-rata Rp307.256 perbulan. Biaya ini
seperti simetidin untuk menghilangkan sama dengan 11,4 % dari UMP DKI
rasa mual. Jakarta tahun 2014. Pasien yang patuh
berobat selama 6 bulan sebanyak 31 orang
Analisis efektifitas dan biaya atau 68,9% dan hanya 13 orang atau 41,9%
pengobatan TB dari pasien yang patuh berobat selama 6
Total biaya pengobatan TB per orang bulan dinyatakan sembuh.
selama 6 bulan adalah Rp1.843.537.
Jumlah pasien yang berobat selama 6 SARAN
bulan adalah 31 orang, dengan demikian Perlu ditetapkan clinical pathway
biaya pengobatan 31 pasien selama 6 bulan pengobatan TB rawat jalan untuk
adalah Rp57.149.647. Hasil penelitian membantu pasien, RSUD dan dokter dalam
menunjukkan bahwa jumlah pasien yang melakukan terapi serta perlu bantuan sosial
dinyatakan sembuh selama 6 bulan adalah untuk pasien miskin mengingat biaya yang
13 orang. Apabila kita bandingkan antara ditanggung pasien untuk pasien sembuh
biaya selama 6 bulan dengan pasien yang selama 6 bulan cukup besar (biaya tidak
sembuh dalam 6 bulan maka biaya langsung, biaya obat penunjang selain
pengobatan pasien untuk sembuh selama 6 OAT, dan sebagainya).
bulan adalah Rp4.396.127. Bila kita
bandingkan rasio biaya untuk pasien
sembuh (Rp4.396,127) dengan biaya UCAPAN TERIMA KASIH
pengobatan selama 6 bulan (Rp1.843.537) Penulis mengucapkan banyak terima
adalah 2,4 kali. kasih kepada Muhamad Syaripuddin, S.Si,
Perbandingan ini cukup besar karena Apt, MKM atas bantuan dan masukannya
perlu 2 kali biaya untuk menyembuhkan selama penelitian berlangsung. Penulis
pasien selama 6 bulan. Perlu dikaji juga mengucapkan banyak terima kasih
mengapa pasien yang telah berobat selama kepada Direktur RSUD Tarakan Jakarta
6 bulan tidak sembuh, apakah karena Pusat, Direktur RSUD Budhi Asih Jakarta
faktor rejimen terapi, faktor pasien, faktor Timur, Direktur RSUD Pasar Rebo Jakarta
program pengobatan TB yang mungkin Timur, Direktur RSUD Koja Jakarta Utara,
sudah tidak sesuai lagi, atau faktor-faktor dan Direktur RSUD Cengkareng Jakarta
lainnya. Pemerintah perlu meninjau Barat atas terlaksananya penelitian ini.
kembali program pengobatan TB yang
selama ini dilakukan mengingat pasien
yang berobat selama 6 bulan belum DAFTAR RUJUKAN
dinyatakan sembuh. Selain itu, perhitungan 1. Departemen Kesehatan R.I.
biaya pengobatan perlu ditinjau ulang Pharmaceutical care untuk penyakit
untuk kelangsungan pengobatan TB. tuberkulosis. Jakarta; 2005.
2. Kementerian Kesehatan R.I. Tuberkulosis:
KESIMPULAN temukan obati sampai sembuh. Pusat Data
dan Informasi, Kemenkes, Jakarta; 2017.
Sebanyak 80,6% biaya pengobatan TB 3. Masadmin. RSU dr Soetomo gratiskan
bersumber pada BPJS dan utilisasi sarana biaya pengobatan TB-MDR. 2013.
kesehatan sebanyak 10 kali selama 6 4. Drummond MF, Sculpher MJ, Torrance
bulan, biaya langsung pasien TB sebesar GW, O'Brien BJ, Stoddart GL. Methods
Rp1.282.867 dengan komponen terbesar for the economic evaluation of health care
adalah biaya obat. Biaya tidak langsung programmes. 3 ed. Oxford: Oxford
pasien TB sebesar Rp614.670 dengan University Press; 2005.
komponen biaya terbesar adalah biaya 5. Nurwana N. Perbandingan keberhasilan
terapi dengan OAT kombipak dan OAT
pengantar. Total biaya pasien TB selama 6
FDC pada pasien dewasa tuberkulosis paru
bulan sebesar Rp1.843.537 dengan
53
Analisis Biaya Tuberkulosis Paru…(Ida Diana Sari,