Anda di halaman 1dari 24

PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT MENGGUNAKAN ANALISIS ABC-VEN

DAN STRATEGI PERBAIKAN DENGAN METODE HANLON DI INSTALASI


FARMASI RSUD dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN TAHUN 2022

Pembimbing Utama : Prof. Dr. Apt. R.A., Oetari, S.U., M.M., M.Sc
Pembimbing Pendamping : Dr. apt. Tri Wijayanti, MPH.

Fahmi Nurrohmah

221910484U
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelayanan Pelayanan Pengelolaan Persediaan
Kesehatan Kefarmasian Obat

Posisi ke-3
Kerugian biaya 40-50% Biaya
6,08% Belanja RS Penggunaan Dana
RS

Efisiensi
Kendala Pengelolaan Obat Peningkatan
Biaya
Kualitas
di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro
41,8 % Pengelolaan
Sragen
Obat
56,93 %
B. Perumusan Masalah

1. Bagaimanakah hasil analisis pengendalian persediaan obat


dengan menggunakan metode ABC, VEN, EOQ, ROP dan
Inventory Turn Over Ratio (ITOR) di instalasi farmasi
RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen?

2. Bagaimana strategi perbaikan pengelolaan obat dengan


metode Hanlon?
C. Tujuan Penelitian
1. Menganalisis pengendalian persediaan obat dengan
menggunakan metode ABC, VEN, EOQ, ROP dan Inventory
Turn Over Ratio (ITOR) di instalasi farmasi RSUD dr.
Soehadi Prijonegoro Sragen.

2. Mengetahui strategi perbaikan pengelolaan obat dengan


metode Hanlon.
D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi Rumah Sakit Rekomendasi dalam meningkatkan kualitas


pengelolan obat.

2. Bagi Masyarakat Kenyamanan dan kepuasan saat masyarakat


menerima pelayanan kefarmasian.

3. Bagi Universitas Sumber referensi bagi mahasiswa.

Menerapkan ilmu dan referensi peneliti


4. Bagi Peneliti
lainnya.
BAB III
METODE PENELITIAN
 A. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian deskriptif non eksperimental

Rancangan penelitian Data dikumpulkan secara retrospektif.


Data primer: Pengamatan langsung dan
wawancara saat melakukan
penelitian.
Data sekunder: pengamatan dan penelusuran
dokumen.
B. Jalannya Penelitian

Tahap Persiapan

Tahap Pelaksanaan

Analisa Perencanaan dan Pengendalian Persediaan

ABC -VEN EOQ ROP

Evaluasi Pengendalian Persediaan


ITOR

Rekomendasi Strategi
Metode Hanlon
C. Analisis Data

A: Persen kumulatif ≤ 70%


1. ABC
B: Persen kumulatif 71% - 90%
C: Persen kumulatif 91% -100%
Mengurutkan sediaan farmasi berdasarkan jumlah penggunaan obat
dan biaya yang digunkan.
V (Vital) : potensial life- saving drugs.
E (Esensial) : mengurangi kesakitan meskipun demikian,
sangat signifikan tetapi tidak vital.
2. VEN N (Nonesensial) : obat bersifat penunjang
Mengurutkan sediaan farmasi berdasarkan fungsi penggunaannya.
Keterangan: EOQ (Economic Order Quantity)
S : Besarnya biaya untuk pemesanan (setiap kali pesan)
3. EOQ D : Besarnya jumlah yang dibutuhkan (unit)
H : Besarnya biaya penyimpanan obat (tiap unit per tahun)
Mengetahui jumlah optimum pemesanan dari setiap jenis obat
berdasarkan.

Reorder Point = (LT × AU) + SS


Keterangan LT : Load Time (Waktu Tunggu)

4. ROP AU: Average Usage (Pemakaian Rata-rata)


SS : Safety Stock (Persediaan pengaman)
Mengetahui jumlah minimum stok obat sebelum menentukan untuk melaukan
pemesanan kembali.
Infentory Turn Over =
5. ITOR
Mengetahui efisiensi perputaran biaya pengelolaan obat dengan
standar frekuensi perputaran 8-12 kali per tahun.

Komponen A : Besarnya masalah (magnitude).


4. Hanlon Komponen B : Kegawatan masalah (emergency).
Komponen C : Kemudahan penanggulangan masalah
(causability).
Komponen D : Faktor yang menentukan dapat tidaknya program
dilaksanakan
Mengtahui saran strategi perbaikan berdasarkan tingkat prioritas
masalah dalam pengendalian persediaan obat.
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SETIA BUDI


A. Analisis dengan Metode ABC (Always Better Control /
Activity Base Cost)
%
Kelompok Jumlah item % Item Nilai Pemakaian
Pemakaian
A 39 10,83% Rp 11.104.848.027,00 70,48%
B 71 19,72% Rp 3.224.128.492,00 20,46%
C 250 Sragen 69,44%
Sumber : IFRS dr. Soehadi Prijonegoro
Rp 1.427.538.033,57 9,06%
Total 360 100% Rp 15.756.514.552,57 100,00%
B. Analisis dengan Metode VEN (Vital, Essensial,
Nonessensial)
Jumlah persediaan Pemakaian biaya
Kelompok
Obat Pemakaian
Jumlah Item Persentase % Nilai %
V 70 19,45% Rp 4.611.457.797,00 39,59%

E 271 75,28% Rp 6.693.963.919,00 57,46%


N 19 5,28% Rp 344.039.531,00 2,95%
Jumlah 360 100 Rp 11.649.461.247,00 100,00%
C. Analisis Obat Kombinasi ABC-VEN

  A B C
V 15 22 33
Nilai Rp 3.387.513.658,00 Rp 982.265.310,00 Rp 243.837.900,67
E 23 45 203
Nilai Rp 7.552.337.369,00 Rp 2.110.921.840,00 Rp 1.135.598.943,90
N 1 4 14
Nilai Rp 164.997.000,00 Rp 130.941.342,00 Rp 48.101.189,00
D. Analisis dengan metode EOQ

• Biaya Pemesanan

- ATK : 2 box / 1 tahun = Rp 49.000 (3500,0)


- Stempel : 1 buah = Rp 8.000 (464,268)
- SDM (gaji) : Per 1 orang = Rp 2.500.000 (89.258,7)
- Telpon/Internet : 1 = Rp 1.500.000 (53.571,4)

Jumlah : Rp 146.821,4
• Biaya Penyimpanan
a. Nilai Persediaan Awal = Rp 2.943.019.202,00
b. Nilai Persediaan Akhir = Rp 2.975.197.345,00
c. Biaya Penyimpanan

- Biaya kartu stok = Rp 1.200.000,00


- Biaya kerusakan 0,9% dari biaya persediaan = Rp 26.487.172,82
- Biaya kadaluarsa 1,1% dari biaya persediaan = Rp 32.373.211,22
- Biaya bangunan 5% dari biaya persediaan = Rp 147.150.960,10
- Biaya listrik 6% dari biaya persediaan = Rp 176.581.152,12
- Biaya SDM 3,5% dari biaya persediaan ₊
= Rp 103.005.672,07
Total Biaya Penyimpanan = Rp 486.798.168,33
Rata-rata Nilai Persediaan =
=
= Rp 2.959.108.273,50

Biaya Penyimpanan = x 100%

= x 100%

= 16%
Hasil analisis metode EOQ (Economic Order Quanty)

Jumlah Biaya Biaya


Nama Obat Sediaan EOQ
Pemakaian Pemesanan Penyimpanan
Calcii Gluconas 10% Inj 325 Ampul Rp 146.821,43 16% 328
820 Tablet Rp 146.821,43 16% 529
Calcium Polystyrene Sulfonat
700 Tablet Rp 146.821,43 16% 2314
Cotrimoxazole Forte 960 Mg
Allopurinol Tablet 2670 Tablet Rp 146.821,43 16% 2373
4900 Tablet Rp 146.821,43 16% 10737
Alprazolam Tablet 0,5 Mg

EOQ (Economic Order Quanty)=


E. Hasil Analisis ROP dan ITOR
1. Reorder Point (ROP)

Pemakaian
No Nama Obat Rata-rata Safety Stock ROP
Per hari

1 Calcii Gluconas 10% Injeksi 0,8904 97,5 99,2808


2 Calcium Polystyrene Sulfonat 2,2466 246 250,4932
3 Cotrimoxazole Forte 960 mg 1,9178 210 213,8356
4 Allopurinol Tablet 7,3151 801 815,6301

Reorder Point = (Waktu Tunggu 2 hari × Pemakaian Rata-rata) + Safety


Stock
2. ITOR (Inventory Turn Over Ratio)

No Uraian Total
1. Harga Pokok Penjualan Rp 11.804.855.807,00
2. Rata-rata Persediaan 8.219.745,204
3. ITOR 5,556992787

ITOR =
F. Hasil Analisis Hanlon
Tabel penentuan skala prioritas penanganan masalah pada sistem pengelolaan obat di
Instalasi Farmasi RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen
Kriteria & bobot maksimal
Daftar Prioritas
Tahapan A B C BPR PEARL OPR
Masalah Masalah
Besar Kegawatan Kemudahan

A1 7 8 7 35 11111 35 4
Penyimpanan
A2 6 7 8 34,66 11111 34,66 5
B1 7 7 8 37,33 11111 37,33 3
Pengadaan
B2 6 7 7 30,33 11111 30,33 6
C1 9 8 8 45,33 11111 45,33 1
Pendistribusian
C2 7 8 8 40 11111 40 2
Masalah dan Solusi Manajemen Pengelolaan Obat dengan Metode Hanlon
Tahapan Masalah Solusi
A.1. Masih terdapat Obat Kadaluarsa a. Mengoptimalkan sistem FEFO dan FIFO serta
  meningkatkan komunikasi antara Tim
A.Penyimpanan
Perencanaan dan distributor.
 
A.2. Masih terdapat item obat yang tidak digunakan b. Pemantauan dan pengawasan terhadap stok obat
sampai periode pengadaan obat berikutnya setiap minggu.
B.1. Belum dilakukan evaluasi pengelolaan persediaan a. Menerapan metode EOQ dalam menentukan
obat dengan EOQ untuk dalam menentukan jumlah jumlah pesanan.
pesanan
B. Pengadaan  
B.1. Belum dilakukan evaliasu pengelolaan persediaan b. Menerapkan metode ROP dalam menentukan
obat ROP dalam menentukan jumlah minimal stok jumlah minimal stok
C.1. Nilai perputaran biaya pengelolaan obat yang a. Menentukan frekuensi pemesanan obat yang
masih kurang baik baik dengan metode EOQ

C. Pendistribusian C.2. Belum dilakukan evaluasi ITOR untuk mengetahui b. Menerapkan metode ITOR sebagai evaluasi
perputaran biaya pengelolaan obat. penggunaan biaya.
   
Kesimpulan
1. Analisis ABC, kelompok obat A terdapat 39 jenis obat, kelompok obat B terdapat 71 jenis obat, dan kelompok C terdapat
360 jenis obat.
2. Analisis VEN, kelompok obat V terdapat 70 jenis obat, kelompok obat E terdapat 271 jenis obat, dan kelompok N terdapat
19 jenis obat.
3. Analisis kombinasi ABC-VEN, kelompok obat AE terdapat 23 jenis, kelompok obat AV terdapat 15 jenis, dan kelompok
obat CN terdapat 14 jenis Kelompok obat AN yang menjadi prioritas pertama untuk dikurangi jika anggaran tidak
mencukupi, berjumlah 1 jenis obat, prioritas kedua kelompok BN terdapat 4 jenis, dan prioritas selanjutnya adalah
kelompok CN terdapat 14 jenis.
4. Analisis EOQ dari 360 jenis obat, sediaan Tutosol Flexibag 500 ml memiliki hasil tertinggi 113.332 item dengan total
penggunaan biaya sebesar Rp 89.310.000.
5. Nilai ROP tertinggi adalah sediaan Tutosol Flexibag 500 ml dengan nilai 349774 unit dan sediaan Xylocaine Pump Spray
10% dengan nilai terendah yaitu 1 unit dan nilai ITOR diperoleh hasil yang rendah yaitu 5,5 kali dalam setahun.
6. Strategi perbaikan pengendalian persediaan dengan metode Hanlon dengan prioritas tertinggi adalah menentukan
frekuensi pemesanan obat yang baik dengan metode EOQ.
Terimakasih

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SETIA BUDI

Anda mungkin juga menyukai