Pembimbing Utama : Prof. Dr. Apt. R.A., Oetari, S.U., M.M., M.Sc
Pembimbing Pendamping : Dr. apt. Tri Wijayanti, MPH.
Fahmi Nurrohmah
221910484U
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelayanan Pelayanan Pengelolaan Persediaan
Kesehatan Kefarmasian Obat
Posisi ke-3
Kerugian biaya 40-50% Biaya
6,08% Belanja RS Penggunaan Dana
RS
Efisiensi
Kendala Pengelolaan Obat Peningkatan
Biaya
Kualitas
di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro
41,8 % Pengelolaan
Sragen
Obat
56,93 %
B. Perumusan Masalah
Tahap Persiapan
Tahap Pelaksanaan
Rekomendasi Strategi
Metode Hanlon
C. Analisis Data
A B C
V 15 22 33
Nilai Rp 3.387.513.658,00 Rp 982.265.310,00 Rp 243.837.900,67
E 23 45 203
Nilai Rp 7.552.337.369,00 Rp 2.110.921.840,00 Rp 1.135.598.943,90
N 1 4 14
Nilai Rp 164.997.000,00 Rp 130.941.342,00 Rp 48.101.189,00
D. Analisis dengan metode EOQ
• Biaya Pemesanan
= x 100%
= 16%
Hasil analisis metode EOQ (Economic Order Quanty)
Pemakaian
No Nama Obat Rata-rata Safety Stock ROP
Per hari
No Uraian Total
1. Harga Pokok Penjualan Rp 11.804.855.807,00
2. Rata-rata Persediaan 8.219.745,204
3. ITOR 5,556992787
ITOR =
F. Hasil Analisis Hanlon
Tabel penentuan skala prioritas penanganan masalah pada sistem pengelolaan obat di
Instalasi Farmasi RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen
Kriteria & bobot maksimal
Daftar Prioritas
Tahapan A B C BPR PEARL OPR
Masalah Masalah
Besar Kegawatan Kemudahan
A1 7 8 7 35 11111 35 4
Penyimpanan
A2 6 7 8 34,66 11111 34,66 5
B1 7 7 8 37,33 11111 37,33 3
Pengadaan
B2 6 7 7 30,33 11111 30,33 6
C1 9 8 8 45,33 11111 45,33 1
Pendistribusian
C2 7 8 8 40 11111 40 2
Masalah dan Solusi Manajemen Pengelolaan Obat dengan Metode Hanlon
Tahapan Masalah Solusi
A.1. Masih terdapat Obat Kadaluarsa a. Mengoptimalkan sistem FEFO dan FIFO serta
meningkatkan komunikasi antara Tim
A.Penyimpanan
Perencanaan dan distributor.
A.2. Masih terdapat item obat yang tidak digunakan b. Pemantauan dan pengawasan terhadap stok obat
sampai periode pengadaan obat berikutnya setiap minggu.
B.1. Belum dilakukan evaluasi pengelolaan persediaan a. Menerapan metode EOQ dalam menentukan
obat dengan EOQ untuk dalam menentukan jumlah jumlah pesanan.
pesanan
B. Pengadaan
B.1. Belum dilakukan evaliasu pengelolaan persediaan b. Menerapkan metode ROP dalam menentukan
obat ROP dalam menentukan jumlah minimal stok jumlah minimal stok
C.1. Nilai perputaran biaya pengelolaan obat yang a. Menentukan frekuensi pemesanan obat yang
masih kurang baik baik dengan metode EOQ
C. Pendistribusian C.2. Belum dilakukan evaluasi ITOR untuk mengetahui b. Menerapkan metode ITOR sebagai evaluasi
perputaran biaya pengelolaan obat. penggunaan biaya.
Kesimpulan
1. Analisis ABC, kelompok obat A terdapat 39 jenis obat, kelompok obat B terdapat 71 jenis obat, dan kelompok C terdapat
360 jenis obat.
2. Analisis VEN, kelompok obat V terdapat 70 jenis obat, kelompok obat E terdapat 271 jenis obat, dan kelompok N terdapat
19 jenis obat.
3. Analisis kombinasi ABC-VEN, kelompok obat AE terdapat 23 jenis, kelompok obat AV terdapat 15 jenis, dan kelompok
obat CN terdapat 14 jenis Kelompok obat AN yang menjadi prioritas pertama untuk dikurangi jika anggaran tidak
mencukupi, berjumlah 1 jenis obat, prioritas kedua kelompok BN terdapat 4 jenis, dan prioritas selanjutnya adalah
kelompok CN terdapat 14 jenis.
4. Analisis EOQ dari 360 jenis obat, sediaan Tutosol Flexibag 500 ml memiliki hasil tertinggi 113.332 item dengan total
penggunaan biaya sebesar Rp 89.310.000.
5. Nilai ROP tertinggi adalah sediaan Tutosol Flexibag 500 ml dengan nilai 349774 unit dan sediaan Xylocaine Pump Spray
10% dengan nilai terendah yaitu 1 unit dan nilai ITOR diperoleh hasil yang rendah yaitu 5,5 kali dalam setahun.
6. Strategi perbaikan pengendalian persediaan dengan metode Hanlon dengan prioritas tertinggi adalah menentukan
frekuensi pemesanan obat yang baik dengan metode EOQ.
Terimakasih