Anda di halaman 1dari 6

UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA (URINDO)

PROGRAM PASCASARJANA
Program Studi Magister Administrasi Rumah Sakit (Terakreditasi)
Jl. Bambu Apus I No. 3 Cipayung, Jakarta Timur (13890) Telp : 021 – 845 7627 (Hunting) Faks : 021 – 845 2049
Website : www.urindo.ac.id

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL


PROGRAM STUDI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
Hari/Tanggal : Sabtu, 2 Desember 2023
Matakuliah : Manajemen Logistik dan Kefarmasian
Kelas/Semester : XXXVII –A / II (dua)
Waktu : Pkl. 09.00 sd 12.00 WIB
Dosen : Dr. Lili Indrawati
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nama Mahasiswa : SRI WAHJUNI DAN GEHA SHOLICHAH
NPM : 226080294 DAN 226080252
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
5. Jelaskan pengendalian persediaan obat dengan metode ABC Indeks kritis
(teori, cara perhitungan dan contoh aplikasi di RS)

Pelayanan kefarmasian merupakan suatu pelayanan langsung dan bertanggung


jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai
hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Pelayanan kefarmasian
terdiri atas pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis pakai habis serta pelayanan
farmasi klinik (Permenkes 2016). Pelayanan Kefarmasian yang diselenggarakan di
Rumah Sakit haruslah mampu menjamin ketersediaan obat yang memadai, aman, dan
bermutu, yang terhindar dari kerugian secara materil dan menurunkan keselamatan
pasien. Oleh karena itu diperlukan sistem perencanaan, evaluasi, dan pengendalian
yang baik.
Pengendalian persediaan atau kata asingnya adalah Inventory Control, adalah
fungsi managerial yang sangat penting karena persediaan/stok obat akan memakan
biaya yang melibatkan investasi yang besar dalam pos aktiva lancar. Karena itu perlu
dikendalikan dengan efektif dan efisien (Seto, 2004).
Pengendalian persediaan merupakan fungsi yang mengatur dan mengarahkan
cara pelaksanaan dari suatu rencana baik dengan pengaturan dalam bentuk tata
laksana, yaitu: manual, standar, kriteria, ataupun prosedur melalui tindakan untuk
memungkinkan optimasi dan penyelenggaraan suatu program oleh unsur dan unit terkait
(Subagya, 1994).
Menurut Herjanto (2008), sistem pengendalian persediaan dapat didefinisikan
sebagai serangkaian kebijakan pengendalian untuk menentukan tingkat persediaan yang
harus dijaga, kapan pesanan untuk menambah persediaan harus dilakukan dan berapa
besar pesanan harus diadakan. Sistem ini menentukan dan menjamin tersedianya
persediaan yang tepat dalam kuantitas dan waktu yang tepat.
Salah satu metode yang digunakan untuk melakukan evaluasi, pengendalian,
dan perencanaan adalah metode ABC Indeks Kritis. Pengelompokan obat dalam
UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA (URINDO)
PROGRAM PASCASARJANA
Program Studi Magister Administrasi Rumah Sakit (Terakreditasi)
Jl. Bambu Apus I No. 3 Cipayung, Jakarta Timur (13890) Telp : 021 – 845 7627 (Hunting) Faks : 021 – 845 2049
Website : www.urindo.ac.id

metode ini didasarkan pada kekritisan obat. Pada analisis ABC obat dikelompokkan
menjadi 3 kelompok yaitu a) kelompok A yang menyerap dana sekitar 70% dari jumlah
dana obat keseluruhan, b) kelompok B yang menyerap dana sekitar 20%, dan c)
kelompok C menyerap dana sekitar 10% dari jumlah dana obat keseluruhan (Depkes
2008). Dengan analisis ABC Indeks Kritis, jenis-jenis obat dapat diidentifikasi dari nilai
pakai, nilai investasi, dan dari kekritisan obat.

Metode Pareto / ABC  Menekankan persediaan yg relatif tinggi atau mahal


A (Always)
Obat harus ada karena berhubungan dengan pengendalian dalam pengadaan
nya. Persentase kumulatifnya antara 75%-80%.
Kelas A tersebut menunjukkan 10%-20% macam persediaan obat, memiliki 70%-
80% dari total biaya persediaan. Persediaan memiliki nilai jual yang tinggi
sehingga memerlukan pengawasan ekstra dan pengendalian yang harus baik
(Quick, 1997).

B (Better)
Kelas B, 20-40% item obat di apotek dengan alokasi dana 10-15% dari
keseluruhan anggaran obat. Kelompok B menyerap anggaran 20% dengan jumlah
obat sekitar 10-80%. Obat yang termasuk kedalam kelompok B, pengendalian
persediaan tidak terlalu ketat seperti kelompok A, namun laporan penggunaanya
dan sisa obatnya harus tetap dilaporkan sehingga pengendalian persediaan selalu
dapat dikontrol.

C (Control)
Obat mempunyai nilai yang rendah, yaitu sekitar 5% total biaya namun jumlah
obat sangat banyak, yaitu mencapai 60%. Karena obat selalu tersedia maka
pengendalian pada tingkat ini tidak begitu berat. Kelas C lebih banyak item
obatnya namun tidak berdampak pada aktivitas gudang dan keuangan karena
harganya yang murah dan pemakaiannya lebih sedikit. Pengawasan dan
monitoring terhadap kelompok ini dapat lebih longgar, misalnya dilakukan enam
bulan atau satu tahun sekali.

Metode yang digunakan adalah metode ABC Indeks Kritis dengan prosedur sebagai
berikut :
1. Melakukan analisis ABC berdasarkan nilai pakai dan dan nilai investasi menjadi
kelompok A, B, C. Pengelompokan berdasarkan nilai pakai :
a. Buat daftar nama item obat terdiri dari nama item obat dan jumlah pemakaian
b. Hitung persentase pemakaian
c. Urutkan dari pemakaian terbanyak sampai terkecil
UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA (URINDO)
PROGRAM PASCASARJANA
Program Studi Magister Administrasi Rumah Sakit (Terakreditasi)
Jl. Bambu Apus I No. 3 Cipayung, Jakarta Timur (13890) Telp : 021 – 845 7627 (Hunting) Faks : 021 – 845 2049
Website : www.urindo.ac.id

d. Tentukan kumulatif pemakaian


e. Kelompokan menjadi kelompok A,B,C. Untuk kelompok A diberi skor 3,
kelompok B diberi skor 2, dan kelompok C diberi skor.

Pengelompokan berdasarkan nilai investasi :


a. Buat daftar nama item obat terdiri dari nama item obat, jumlah pemakaian
dan harga satuan obat
b. Kalikan jumlah pemakaian dengan harga satuan obat
c. Hitung persentase investasi
d. Urutkan dari harga yang tertinggi sampai terendah
e. Tentukan persentase kumulatif
f. Kelompokan menjadi kelompok A,B,C
g. Untuk kelompok A diberi skor 3, kelompok B diberi skor 2, dan kelompok C
diberi skor

2. Menentukan nilai kritis dari setiap item obat :


a. Disusun berdasarkan penilaian dari dokter spesialis penyakit dalam, dokter
spesialis kebidanan, dan dokter spesialis anak terhadap setiap item obat.
b. Untuk obat yang masuk kelompok V (vital) diberi skor 3, kelompok E (esensial)
diberi skor 2, dan untk kelompok N (non esensial) diberi skor 1

3. Menentukan Nilai Indeks Kritis setiap item obat Digunakan persamaan :


NIK = skor nilai pakai + skor nilai investasi + 2 x nilai kritis

4. Pengelompokkan obat berdasarkan metode ABC indeks kritis


● Kelompok A dengan NIK 9,5 – 12
● Kelompok B dengan NIK 6,5 – 9,4
● Kelompok C dengan NIK 4 - 6,4

Metode Pareto / ABC → data penggunaan obat selama periode tertentu. Analisis ABC
berguna karena dapat membantu penentuan prioritas pemesanan berdasarkan investasi
dan pemakaian obat.
Perbandingan jumlah item obat dengan nilai pemakaian

KELOMPOK Jumlah ITEM (%) Jumlah NILAI PEMAKAIAN (%)


A 20 80% dari total nilai inventory
B 30 15% dari total nilai inventory
C 50 5% dari total nilai inventory
UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA (URINDO)
PROGRAM PASCASARJANA
Program Studi Magister Administrasi Rumah Sakit (Terakreditasi)
Jl. Bambu Apus I No. 3 Cipayung, Jakarta Timur (13890) Telp : 021 – 845 7627 (Hunting) Faks : 021 – 845 2049
Website : www.urindo.ac.id

rumus perhitungan ABC setelah ditetapkan nilai kritis setiap obat, dikategorikan
sebagai berikut (Calhoun & Campbell, 1985):

Perhitungan metode ABC (Always, Better, Control) dilakukan dengan langkah –


langkah sebagai berikut:
a. Penentuan total harga penjualan
Sebagai contoh perhitungan harga penjualan untuk obat Sedrofen 500 Mg adalah
sebagai berikut:

Harga penjualan obat Sedrofen 500 Mg


= harga x jumlah penjualan obat
= Rp. 185.000 x 26
= Rp. 4.810.000
Jadi harga penjualan untuk obat Sedrofen 500 Mg sebesar Rp. 4.810.000

b. Penentuan Persentase Jumlah Harga


Sebagai contoh perhitungan persentase jumlah harga obat untuk obat Sedrofen
500 Mg adalah sebagai berikut: Persentase Jumlah Harga Obat Sedrofen 500 Mg

(𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑂𝑏𝑎𝑡 𝐴 ) x 100%


=

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎

= ( 𝑅𝑝. 4.810.000 ) x 100


𝑅𝑝. 155.577.500
= (0,0309170671) x 100 = 3,09170671

Berikut adalah contoh aplikasi metode perhitungan analisis ABC di Rumah Sakit
Marry Cileungsi

Hasil perhitungan analisis ABC (Always, Better, Control) di RS Marry Cileungsi


berdasarkan jumlah persediaan bulan Januari-Juni 2023 dapat dilihat pada tabel 1
sebagai berikut:
UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA (URINDO)
PROGRAM PASCASARJANA
Program Studi Magister Administrasi Rumah Sakit (Terakreditasi)
Jl. Bambu Apus I No. 3 Cipayung, Jakarta Timur (13890) Telp : 021 – 845 7627 (Hunting) Faks : 021 – 845 2049
Website : www.urindo.ac.id

Tabel 1. Analisis ABC Persediaan Obat Di RS Marry Cileungsi


Jumlah Persediaan Nilai Investasi
Persentase
Persentase
Kelompok Obat Jenis kumulatif Rupiah (Rp)
kumulatif (%)
(%)
A 133 29,9 Rp.109.437.000 70,4
B 144 32,4 Rp. 31.249.000 20
C 168 37,7 Rp. 14.891.500 9,6
Total 445 100 Rp.155.577.500 100
Sumber: Pengolahan Data

Hasil analisis ABC (Always, Better, Control) pada tabel diatas terlihat bahwa kelompok
A terdiri dari 133 jenis obat, memiliki persentase obat yang kecil yaitu sebesar 29,9%
dari seluruh jenis obat di RS Marry Cileungsi, namun kelompok A ini memiliki nilai
investasi yang paling besar yaitu 70,4% dibandingkan dengan kelompok B dan
kelompok C. Kelompok B terdiri dari 144 jenis obat, memiliki persentase obat sebesar
32,4% dari seluruh jenis obat di RS Marry Cileungsi dan memiliki nilai investasi
sebesar 20%. Kelompok C terdiri dari 168 jenis obat, memiliki persentase obat yang
paling besar yaitu sebesar 37,7% dari seluruh jenis obat di RS Marry Cileungsi, namun
kelompok C ini memiliki nilai ivestasi yang paling kecil yaitu 9,6% dibandingkan dengan
kelompok A dan kelompok B.
UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA (URINDO)
PROGRAM PASCASARJANA
Program Studi Magister Administrasi Rumah Sakit (Terakreditasi)
Jl. Bambu Apus I No. 3 Cipayung, Jakarta Timur (13890) Telp : 021 – 845 7627 (Hunting) Faks : 021 – 845 2049
Website : www.urindo.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

1. Helena Pujawati. 2015. Analisis Sistem Pengadaan Obat dengan Metode ABC
Indeks Kritis. Studi Kasus Pengadaan Obat Jaminan Kesehatan Nasional di
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Fakultas Ekonomi. Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta

2. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No 72. 2016. Standar


Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit

3. Siregar,C. (2004). Farmasi Rumah Sakit, Penerbit Buku Kedoktean (ECG),


Jakarta, 2004.

4. Suciati, S., Wika B.B. (2006). Analisis Perencanaan Obat Berdasarkan ABC
Indeks Kritis di Instalasi Farmasi. Jurnal Management Pelayanan Kesehatan.
Volume 09. Halaman 19-20.

5. Wahyuni, T. (2015). Penggunaan Analisis ABC untuk Pengendalian Persediaan


Barang Habis Pakai: di Program Vokasi UI. Jurnal Vokasi Indonesia, 4-5

Anda mungkin juga menyukai