2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dalam rangka memenuhi
Tugas Mata Kuliah Manajemen Logistik.
Terima kasih kami kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah
ini dan berbagai sumber yang telah kami gunakan sebagai fakta dan data pada makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari sempurna namun kami berusaha melakukan semaksimal
mungkin dengan segala keterbatasan. Masih banyak kekurangan dan perbaikan yang harus
dilakukan.
Kami harapkan makalah ini bisa bermanfaat dalam menambah ilmu pengetahuan dan dapat
bermanfaat bagi kami semua.
Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Sekitar sepertiga dari anggaran rumah sakit tahunan dihabiskan untuk membeli bahan
dan perlengkapan, termasuk obat-obatan. (Kant, Pandaw, & Nath, 1997) Apotek adalah
salah satu fasilitas terapeutik yang paling banyak digunakan di rumah sakit dan salah satu
dari sedikit area di mana sejumlah besar uang dihabiskan untuk pembelian secara berulang.
Ini menekankan perlunya perencanaan, perancangan dan pengorganisasian apotek dengan
cara yang menghasilkan layanan klinis dan administratif yang efisien. (Kunders, Gopinath,
& Katakam, 2000). Tujuan sistem suplai rumah sakit adalah memastikan persediaan stok
barang yang memadai sehingga pasokan semua barang penting tidak terputus dan tetap
terjaga.
Seorang manajer logistik rumah sakit harus menetapkan kebijakan sistem persediaan
yang efisien untuk kondisi operasi normal yang juga memastikan kemampuan rumah sakit
memenuhi persyaratan permintaan darurat. (Duclos, 1993) Tapi, tidak mungkin dan tidak
perlu juga memantau setiap obat yang digunakan dalam sistem kesehatan. Obat dengan
biaya tinggi dan bervolume tinggi menjadi prioritas, yang intervensinya cenderung
menyebabkan dampak klinis dan ekonomi terbesar. Dalam keseluruhan proses, penting
untuk melacak produk obat paling mahal terlebih dahulu, yang mengkonsumsi sebagian
besar anggaran, dan kemudian merancang sebuah strategi untuk mempelajari lebih lanjut
dan mengidentifikasi pola penggunaannya. Studi pola penggunaan akan membantu dalam
merancang tindakan perbaikan yang tepat. Analisis ABC adalah alat penting yang
digunakan di seluruh dunia, mengidentifikasi item yang memerlukan perhatian lebih besar
untuk kontrol. (Gupta & Kant , 2000)
Analisis ABC adalah metode untuk mengklasifikasikan barang atau aktivitas sesuai
kepentingan relatifnya. Analisis mengklasifikasikan item ke dalam tiga kategori: 10-15%
pertama item mencakup sekitar 70% nilai kumulatif (biaya tambahan) (kategori A), 20-
25% adalah item kategori B yang mencakup 20% lebih lanjut dari nilai kumulatif dan 65-
70% sisanya adalah item kategori C, yang nilainya hanya 10% dari total nilai. (Gupta &
Kant , 2000)
II. BATASAN MASALAH DAN RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat menentukan batasan masalah dan
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Buatlah analisis ABC untuk minimal 200 item alat kesehatan
2. Analisa dan berikan kesimpulan
BAB II
PEMBAHASAN
Data yang kami gunakan adalah data pemakaian alat kesehatan di sebuah rumah
sakit umum daerah milik pemerintah yang dihitung selama satu tahun mulai dari bulan
Januari sampai bulan Desember 2017.
Pengeluaran tahunan barang individual diatur dalam urutan menurun. Biaya
kumulatif semua item dihitung. Persentase kumulatif pengeluaran dan persentase kumulatif
jumlah item dihitung. Daftar ini kemudian terbagi menjadi tiga kategori: A, B dan C,
berdasarkan persentase biaya kumulatif masing-masing 70%, 20% dan 10%.
Dari data yang kami kumpulkan, didapatkan kategori nilai kritis melalui penjumlahan dari
nilai pakai, nilai inventaris dan nilai kritis. Kategori ini dibagi menjadi kategori A, B, dan
C yang mempengaruhi cara pemantauan, pencatatan dan peninjauan.
A B C
Pemantauan Ketat Tidak terlalu ketat Sederhana
d. Membuat batasan kelompok A pada nilai kumulatif s/d 70%, kelompok B pada
kumulatif 71-90%, dan kelompok C pada nilai kumulatif 91-100%
b. Mengurutkan data berdasarkan nilai investasi, mulai dari yang terbesar hingga yang
terkecil.
e. Membuat batasan kelompok A pada nilai kumulatif s/d 70%, kelompok B pada
kumulatif 71-90%, dan kelompok C pada nilai kumulatif 91-100%
b. Kelompok X harus selalu tersedia dan diberi nilai kritis 3, kelompok Y hanya boleh
kosong <48 jam dan diberi nilai kritis 2, dan kelompok Z boleh kosong >48 jam dan
diberi nilai kritis 1, dan kelompok O diluar kelompok X, Y, Z diberi nilai 0.
Berdasar data-data yang kami dapatkan dan kami analisa, terdapat alat kesehatan
dengan kategori A seperti benang bedah catgut, lyofil, advantime, connecting tube dan
endotracheal tube, dan lain-lain. Barang-barang dalam kategori A tersebut harus memiliki
pemantauan yang ketat, dengan sistem pencatatan yang komplit dan akurat, serta ditinjau
dengan ketat.
Terdapat barang dengan kategori B, contoh underpad, kertas EKG, dan lain-lain
yang membutuhkan pengawasan yang tidak terlalu ketat, sistem pencatatan yang cukup
baik, peninjauan berkala tiap 3-6 bulan, dan dikendalikan oleh EOQ.
Terakhir, terdapat kategori C, contoh elemen warna gigi, komposit, dan lain-lain
yang hanya perlu mendapat pemantauan sederhana, sistem pencatatan yang baik,
peninjauan per tahun, dan hanya dikendalikan dengan standar persediaan.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan data yang didapat dalam periode 2017, terdapat sekitar 62,435 item
barang yang dikeluarkan oleh instalasi farmasi di rumah sakit umum di kasus ini. Hal ini
memerlukan penerapan alat manajemen inventaris ilmiah untuk pengelolaan instalasi
farmasi yang efektif dan efisien, pengaturan prioritas yang efisien, pengambilan keputusan
dalam pembelian dan pendistribusian barang-barang tertentu dan pengawasan ketat
terhadap barang-barang yang termasuk kategori penting.
DAFTAR PUSTAKA
Duclos, L. (1993). Hospital inventory management for emergency demand. Journal Suppy Chain
Management, 29-38.
Gupta, S., & Kant, S. (2000). Inventory Control. In Hospital stores management: An integral
approach (pp. 60-72). New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers.
Kant, S., Pandaw, C., & Nath, L. (1997). A management technique for effective management of
medical store in hospitals. Medical store management technique . Journal of Academic Hospital
Administration, 41-7.
Kunders, G., Gopinath, S., & Katakam, A. (2000). Planning and designing supportive services-
Pharmacy. In Hospitals: Planning, Design and Management (pp. 273-81). New Delhi: McGraw-
Hill.