CEGAH KORUPSI
Wawan Wardiana
Deputi Bidang Pendidian dan
Peran Serta Masyarakat
TABLE OF CONTENTS
01
KPK DAN
PEMBERANTASAN
KORUPSI DI INDONESIA
02 MENGENAL KORUPSI
03 INTEGRITAS
KEPEMIMPINAN
01.
KPK DAN
PEMBERANTASAN
KORUPSI DI
INDONESIA
TUPOKSI KPK (UU No 19 Tahun 2019)
SUPERVISI
PENCEGAHAN Supervisi terhadap instansi
Tindakan-tindakan yang berwenang
pencegahan sehingga tidak melaksanakan pemberantasan
terjadi tindak pidana korupsi tindak pidana korupsi
KOORDINASI
PENINDAKAN
Koordinasi dengan instansi yang
berwenang melaksanakan TUGAS Penyelidikan, penyidikan
dan penuntutan terhadap
pemberantasan tindak pidana
korupsi dan instansi yang KPK tindak pidana korupsi
bertugas melaksanakan
pelayanan publik
EKSEKUSI
MONITOR Tindakan untuk melaksanakan
penetapan hakim dan putusan
Monitor terhadap
pengadilan yang telah memperoleh
penyelenggaraan pemerintah
kekuatan hukum tetap
STRATEGI PEMBERANTASAN
KORUPSI KPK
“Can’t corrupt”
BY PREVENTION
(PERBAIKAN SISTEM)
PUBLIC PARTICIPATION
“Dare not corrupt” (PARTISIPASI MASYARAKAT)
BY ENFORCEMENT
(EFEK JERA)
STRUKTUR KELEMBAGAAN KPK
6 Negara dengan Nilai IPK Tertinggi Beberapa Nilai IPK Negara ASEAN
88 88 88 85 85 85 48 85 35 33 39
88.18 Kementerian
Dimensi Pengukuran Lembaga
Non-Kementerian
80.3 Pemerintah
81.9
Provinsi
•
•
Transparansi
Pengelolaan SDM
84.43 69.3
• Pengelolaan Anggaran
Pemerintah Kota Pemerintah Kab
•
•
Integritas Tugas
Trading in influence
71.9 70.9
82.61
• Pengelolaan PBJ 255,010 RESPONDEN
• Sosialisasi Antikorupsi 98 K/L, 34 Pemprov, 508 Pemkab/kot
10 Kementerian
Hasil SPI Tertinggi
14.4%
Eselon IV/
Pejabat mempengaruhi keputusan terkait Kebijakan
Pengawas
Internal 7% rekruitmen pegawai non-ASN, promosi pegawai,
68%
Eselon III/
rotasi pegawai, mutasi pegawai, diklat pegawai, dll.
Pejabat
Administrator
Staf/
4% Responden internal menilai adannya Penyedia
barang/jasa pemenang pengadaan memiliki
29.2%
fungsional
umum
23%
hubungan kedekatan dengan pejabat
1x (kekeluargaan, organisasi, pendukung politik/tim
13%
Eksternal sukses dll)
32%
2x Responden internal menilai adanya Jumlah
%Responden
48.6%
13%
pegawai yang menggunakan fasilitas kantor untuk
>5x
49%
kepentingan pribadi
3x
10%
Responden internal menilai adanya persepsi
23.3%
% Frekuensi pengaruh nepotisme dalam promosi/ mutasi
Eksternal 4x pegawai [Kedekatan dengan pejabat]
Berurusan 5x 7%
8%
dengan KLPD
Titik Rawan Korupsi di
Kementerian Perindustrian
(Berdasarkan hasil SPI)
30%
Persentase pengguna
layanan publik yang
membayar suap dalam
12 bulan sebelumnya
STASTISTIK TIPIKOR
yang ditangani oleh KPK
per 03 Januari 2022
Berdasarkan Profesi/Jabatan
https://www.kpk.go.id/id/statistik/penindakan/tpk-berdasarkan-jenis-perkara
“DARI 1231 TOTAL PERKARA,
SUAP / PENYALAHGUNAAN
WEWENANG MENJADI MAYORITAS*”
*sumber: acch.kpk.go.id/31 Desember 2021
284Perkara terkait
25 791 26
Pungutan Pemerasan
Perkara terkait Perkara terkait
Pengadaan Barang/Jasa
Perijinan Penyuapan
50
Perkara terkait
44 11
Perkara terkait Perkara terkait
Penyalahgunaan Anggaran TPPU Merintangi Proses KPK
02.
MENGENAL
KORUPSI
JENIS TIPIKOR (UU31/1999 jo UU20/2001)
Korupsi dirumuskan dalam 30 jenis tipikor, dikelompokkan menjadi 7 jenis besar.
Pemahaman
1 4 6
pasal 2
UU 31/ 1999 jo.
KERUGIAN KEUANGAN SUAP-MENYUAP UU 20/2001
NEGARA Ps.5(1) a,b; Ps.13; Ps.5(2); Korupsi adalah
Ps. 2, Ps. 3 Ps.12 a,b; Ps.11; Ps.6(1) perbuatan melawan
(penyalahgunaan wewenang) a,b; Ps.6(2); Ps.12 c,d hukum dengan
maksud
memperkaya diri
sendiri/orang lain
2 PEMERASAN 7 BENTURAN
(perseorangan atau
korporasi) yang
PENGGELAPAN Ps.12 e,f,g dapat merugikan
KEPENTINGAN keuangan/
DALAM JABATAN DALAM perekonomian
Ps.8; Ps.9; Ps.10 a,b,c 5 PENGADAAN negara.
Ps. 12i
3
PERBUATAN TINDAK PIDANA LAIN YANG
CURANG BERHUBUNGAN DENGAN KORUPSI
Ps.7(1) a,b,c,d; Ps.7(2); Ps.12 h 1. Merintangi pemeriksaan 4. Keterangan palsu
GRATIFIKASI 2. Keterangan kekayaan 5. Identitas pelapor
Ps. 12 b jo Ps.12 c 3. Keterangan rekening
PAHAMI • Berhubungan dengan jabatan
• Bersifat tanam budi
BEDANYA • Tidak membutuhkan
kesepakatan
Contoh:
Pengusaha memberi hadiah
voucher belanja kepada PNS
• Ada kesepakatan karena merasa terbantu dalam
pengurusan perizinan
• Biasanya dilakukan secara
rahasia dan tertutup
Contoh:
Pengusaha menyuap
pejabat pemerintah untuk
mendapatkan proyek
• Ada permintaan sepihak
dari penerima (pejabat)
• Bersifat memaksa Contoh:
• Penyalahgunaan kuasa Pejabat memaksa calon peserta tender untuk
memberikan sejumlah uang dengan ancaman
akan menggugurkan calon peserta tersebut
Tentang GRATIFIKASI =
Pasal 12b dan 12c UU No. 31 Tahun 1999
PEMBERIAN DALAM ARTI LUAS jo. UU No.20 Tahun 2001 meliputi:
• Uang, barang, diskon, komisi, pinjaman
tanpa bunga, fasilitas lainnya
• Diterima di dalam maupun di luar negeri
• Dilakukan dengan sarana elektronik atau
tanpa sarana elektronik
Yang diberikan:
Berkaitan dengan jabatan dan bertentangan
dengan kewajiban atau tugas Penyelenggara
Negara/ Pegawai Negeri
Ancaman Hukuman
• Pidana penjara 4 – 20 tahun
• Denda Rp200 juta – Rp1 milyar
MENGHINDARI KONFLIK
KEPENTINGAN
KUALITAS KINERJA
BENTUK KONFLIK KEPENTINGAN
TRANSPARANSI/KOMITMEN/KEPERCAYAAN
Berkomitmen tidak menggunakan fasilitas negara
untuk kepentingan pribadi)
PENEGAKAN ATURAN.
Sri sultan Hamengkubuwono IX
meminta polisi membuat surat
tilang karena melanggar
verbodden
JUJUR
Bung Hatta
mengembalikan
sisa uang yang
diberikan
pemerintah
ADIL untuk berobat
tidak menyalahgunakan
jabatan untuk
meringkankan hukuman KETELADANAN PIMPINAN
anaknya yang melakukan Hoegeng menutup toko kembang istrinya karena
tindak pidana tidak ingin para pejabat membeli bunga dari toko
istrinya
Pencegahan Korupsi
oleh Seorang Pemimpin
Pressure Opportunity
Pressure INDIVIDU
Dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan fraud,
contohnya:
1. Gaya hidup mewah, hutang/tagihan, ketergantungan
narkoba, dll.
2. Terdorong keserakahan
Sebagai Suami/Isteri
• Menjalankan fungsi sebagai auditor keuangan rumah tangga
(aliran dana rumah tangga), saling mengingatkan/memberikan
ruh integritas pada semua aktivitas keluarga
Call Center :
198
pengaduan@kpk.go.id
http://kws.kpk.go.id
0811 9595 75
TERIMA
KASIH!