Anda di halaman 1dari 32

JAGA INTEGRITAS

CEGAH KORUPSI

Jakarta, 14 Juli 2022


Disampaikan pada kegiatan Penguatan
Antikorupsi Bagi Penyelenggara Negara
(PAKU Integritas)
Kementerian Perindustrian RI

Wawan Wardiana
Deputi Bidang Pendidian dan
Peran Serta Masyarakat
TABLE OF CONTENTS

01
KPK DAN
PEMBERANTASAN
KORUPSI DI INDONESIA

02 MENGENAL KORUPSI

03 INTEGRITAS
KEPEMIMPINAN
01.
KPK DAN
PEMBERANTASAN
KORUPSI DI
INDONESIA
TUPOKSI KPK (UU No 19 Tahun 2019)
SUPERVISI
PENCEGAHAN Supervisi terhadap instansi
Tindakan-tindakan yang berwenang
pencegahan sehingga tidak melaksanakan pemberantasan
terjadi tindak pidana korupsi tindak pidana korupsi

KOORDINASI
PENINDAKAN
Koordinasi dengan instansi yang
berwenang melaksanakan TUGAS Penyelidikan, penyidikan
dan penuntutan terhadap
pemberantasan tindak pidana
korupsi dan instansi yang KPK tindak pidana korupsi
bertugas melaksanakan
pelayanan publik
EKSEKUSI
MONITOR Tindakan untuk melaksanakan
penetapan hakim dan putusan
Monitor terhadap
pengadilan yang telah memperoleh
penyelenggaraan pemerintah
kekuatan hukum tetap
STRATEGI PEMBERANTASAN
KORUPSI KPK

“Don’t want to corrupt”


 BY EDUCATION
(MEMBANGUN NILAI)

“Can’t corrupt”
 BY PREVENTION
(PERBAIKAN SISTEM)

PUBLIC PARTICIPATION
“Dare not corrupt” (PARTISIPASI MASYARAKAT)
 BY ENFORCEMENT
(EFEK JERA)
STRUKTUR KELEMBAGAAN KPK

Pimpinan Dewan Pengawas

Deputi Pendidikan Deputi Deputi Koordinasi Deputi Deputi Sekretariat


dan Peran Serta Pencegahan dan dan Supervisi Informasi Penindakan Jenderal
Monitoring dan Data dan Eksekusi
Masyarakat
INDEKS
PERSEPSI
KORUPSI (IPK)
Menunjukkan penilaian responden
terhadap risiko korupsi dan
efektivitas pemberantasan korupsi
yang dilakukan Transparency
International Indonesia
Skor IPK tinggi menunjukkan bahwa negara GLOBAL AVERAGE 43

tersebut memiliki risiko kejadian korupsi


yang rendah, sebaliknya skor IPK rendah
menunjukkan bahwa negara tersebut
memiliki risiko kejadian korupsi yang tinggi.

6 Negara dengan Nilai IPK Tertinggi Beberapa Nilai IPK Negara ASEAN

88 88 88 85 85 85 48 85 35 33 39

Denmark Finlandia Selandia Norwegia Singapura Swedia


Malaysia Singapura Thailand Filipina Vietnam
Baru
Sumber: Transparency International Indonesia, 2022
Indeks Integritas
Nasional 2021

Survei yang dilakukan dengan


tujuan membantu institusi
untuk memetakan risiko
85.62 0
72.4 100
korupsi dan mengukur
efektivitas upaya pencegahan
TERENDAH TERTINGGI
korupsi yang telah dilakukan Kab. Mamberamo Raya Kab. Boyolali

88.18 Kementerian
Dimensi Pengukuran Lembaga
Non-Kementerian
80.3 Pemerintah

81.9
Provinsi


Transparansi
Pengelolaan SDM
84.43 69.3
• Pengelolaan Anggaran
Pemerintah Kota Pemerintah Kab



Integritas Tugas
Trading in influence
71.9 70.9
82.61
• Pengelolaan PBJ 255,010 RESPONDEN
• Sosialisasi Antikorupsi 98 K/L, 34 Pemprov, 508 Pemkab/kot
10 Kementerian
Hasil SPI Tertinggi

Kementerian Perencanaan Kementerian Luar Kementerian


Kementerian
Pembangunan Nasional (Kepala Negeri Sekretariat Negara
Perindustrian
Bappenas)
85.96 85.70 85.52
86.71

Kementerian Kementerian Kementerian Koordinator Kementerian Energi Kementerian


Perdagangan Koordinator Bidang Bidang Pembangunan dan Sumber Daya Koordinator Bidang
Perekonomian Manusia dan Kebudayaan Mineral Politik, Hukum, dan
84.43 Keamanan
83.93 83.88 83.49
83.40
Survei Penilaian Integritas
Kementerian Perindustrian
Fungsional
tertentu Responden internal menilai adanya pengalaman
11.7%
66%
melihat/ mendengar pegawai menerima
pemberian (dalam bentuk uang/barang/fasilitas)

Responden Internal menilai adanya pihak lain

14.4%
Eselon IV/
Pejabat mempengaruhi keputusan terkait Kebijakan
Pengawas
Internal 7% rekruitmen pegawai non-ASN, promosi pegawai,
68%
Eselon III/
rotasi pegawai, mutasi pegawai, diklat pegawai, dll.
Pejabat
Administrator

Staf/
4% Responden internal menilai adannya Penyedia
barang/jasa pemenang pengadaan memiliki
29.2%
fungsional
umum
23%
hubungan kedekatan dengan pejabat
1x (kekeluargaan, organisasi, pendukung politik/tim
13%
Eksternal sukses dll)
32%
2x Responden internal menilai adanya Jumlah
%Responden
48.6%
13%
pegawai yang menggunakan fasilitas kantor untuk
>5x
49%
kepentingan pribadi
3x
10%
Responden internal menilai adanya persepsi

23.3%
% Frekuensi pengaruh nepotisme dalam promosi/ mutasi
Eksternal 4x pegawai [Kedekatan dengan pejabat]
Berurusan 5x 7%
8%
dengan KLPD
Titik Rawan Korupsi di
Kementerian Perindustrian
(Berdasarkan hasil SPI)

Penyalahgunaan Gratifikasi Suap


Fasilitas Kantor

Konflik Kepentingan Pengelolaan SDM Trading in Influence


Dalam Pengadaan
GLOBAL CORRUPTION
BAROMETER (GCB) 2020
Karena Tidak diminta tapi
diminta: biasanya diharapkan
25% memberi:
17%

Ditawari agar Tidak diminta,


layanan lebih sebagai ‘ucapan’
cepat/lebih baik: terima kasih:
21% 33%

30%
Persentase pengguna
layanan publik yang
membayar suap dalam
12 bulan sebelumnya
STASTISTIK TIPIKOR
yang ditangani oleh KPK
per 03 Januari 2022

Berdasarkan Profesi/Jabatan

Berdasarkan Jenis Perkara

https://www.kpk.go.id/id/statistik/penindakan/tpk-berdasarkan-jenis-perkara
“DARI 1231 TOTAL PERKARA,
SUAP / PENYALAHGUNAAN
WEWENANG MENJADI MAYORITAS*”
*sumber: acch.kpk.go.id/31 Desember 2021

284Perkara terkait
25 791 26
Pungutan Pemerasan
Perkara terkait Perkara terkait
Pengadaan Barang/Jasa
Perijinan Penyuapan

50
Perkara terkait
44 11
Perkara terkait Perkara terkait
Penyalahgunaan Anggaran TPPU Merintangi Proses KPK
02.
MENGENAL
KORUPSI
JENIS TIPIKOR (UU31/1999 jo UU20/2001)
Korupsi dirumuskan dalam 30 jenis tipikor, dikelompokkan menjadi 7 jenis besar.

Pemahaman

1 4 6
pasal 2
UU 31/ 1999 jo.
KERUGIAN KEUANGAN SUAP-MENYUAP UU 20/2001
NEGARA Ps.5(1) a,b; Ps.13; Ps.5(2); Korupsi adalah
Ps. 2, Ps. 3 Ps.12 a,b; Ps.11; Ps.6(1) perbuatan melawan
(penyalahgunaan wewenang) a,b; Ps.6(2); Ps.12 c,d hukum dengan
maksud
memperkaya diri
sendiri/orang lain
2 PEMERASAN 7 BENTURAN
(perseorangan atau
korporasi) yang
PENGGELAPAN Ps.12 e,f,g dapat merugikan
KEPENTINGAN keuangan/
DALAM JABATAN DALAM perekonomian
Ps.8; Ps.9; Ps.10 a,b,c 5 PENGADAAN negara.

Ps. 12i

3
PERBUATAN TINDAK PIDANA LAIN YANG
CURANG BERHUBUNGAN DENGAN KORUPSI
Ps.7(1) a,b,c,d; Ps.7(2); Ps.12 h 1. Merintangi pemeriksaan 4. Keterangan palsu
GRATIFIKASI 2. Keterangan kekayaan 5. Identitas pelapor
Ps. 12 b jo Ps.12 c 3. Keterangan rekening
PAHAMI • Berhubungan dengan jabatan
• Bersifat tanam budi
BEDANYA • Tidak membutuhkan
kesepakatan
Contoh:
Pengusaha memberi hadiah
voucher belanja kepada PNS
• Ada kesepakatan karena merasa terbantu dalam
pengurusan perizinan
• Biasanya dilakukan secara
rahasia dan tertutup

Contoh:
Pengusaha menyuap
pejabat pemerintah untuk
mendapatkan proyek
• Ada permintaan sepihak
dari penerima (pejabat)
• Bersifat memaksa Contoh:
• Penyalahgunaan kuasa Pejabat memaksa calon peserta tender untuk
memberikan sejumlah uang dengan ancaman
akan menggugurkan calon peserta tersebut
Tentang GRATIFIKASI =
Pasal 12b dan 12c UU No. 31 Tahun 1999
PEMBERIAN DALAM ARTI LUAS jo. UU No.20 Tahun 2001 meliputi:
• Uang, barang, diskon, komisi, pinjaman
tanpa bunga, fasilitas lainnya
• Diterima di dalam maupun di luar negeri
• Dilakukan dengan sarana elektronik atau
tanpa sarana elektronik

Yang diberikan:
Berkaitan dengan jabatan dan bertentangan
dengan kewajiban atau tugas Penyelenggara
Negara/ Pegawai Negeri

Ancaman Hukuman
• Pidana penjara 4 – 20 tahun
• Denda Rp200 juta – Rp1 milyar
MENGHINDARI KONFLIK
KEPENTINGAN

PENYELENGGARA NEGARA MEMILIKI / DIDUGA MEMILIKI

KEKUASAAN & WEWENANG KEPENTINGAN PRIBADI

KUALITAS KINERJA
BENTUK KONFLIK KEPENTINGAN

Penggunaan aset Menentukan sendiri


Menerima gratifikasi Informasi rahasia besarnya gaji
jabatan/instansi

Perangkapan Pengawasan tidak Penilaian suatu


Akses khusus
jabatan mengikuti prosedur obyek kualifikasi
03.
INTEGRITAS
KEPEMIMPINAN
INTEGRITAS /in·teg·ri·tas/
Keselarasan pikiran, perkataan, dan
perbuatan dengan standar norma /
hukum / nilai yang berlaku
Keteladanan Tokoh

TRANSPARANSI/KOMITMEN/KEPERCAYAAN
Berkomitmen tidak menggunakan fasilitas negara
untuk kepentingan pribadi)

PENEGAKAN ATURAN.
Sri sultan Hamengkubuwono IX
meminta polisi membuat surat
tilang karena melanggar
verbodden
JUJUR
Bung Hatta
mengembalikan
sisa uang yang
diberikan
pemerintah
ADIL untuk berobat
tidak menyalahgunakan
jabatan untuk
meringkankan hukuman KETELADANAN PIMPINAN
anaknya yang melakukan Hoegeng menutup toko kembang istrinya karena
tindak pidana tidak ingin para pejabat membeli bunga dari toko
istrinya
Pencegahan Korupsi
oleh Seorang Pemimpin

Menghindari COI Menjaga integritas Mematuhi Menciptakan


(PBJ, rotasi/mutasi/ Menolak Memberikan dalam menjalankan Kode Etik dan kebijakan yang
rekrutmen, rangkap gratifikasi contoh/ tugas dan kehidupan Aturan yang mendukung
jabatan, dst) keteladanan sehari-hari berlaku iklim antikorupsi
KELUARGA DAN KORUPSI

Rasionalisasi  LINGKUNGAN Opportunity  KELEMAHAN


Pelaku mencari pembenaran atas SISTEM
tindakannya, misalnya: Rasionalisasi Kesempatan/peluang yang
1. Tindakan untuk membahagiakan memungkinkan fraud terjadi, sebab:
keluarga dan orang-orang yang 1. Internal control suatu organisasi
dicintai yang lemah
2. Masa kerja cukup lama dan merasa 2. Kurangnya pengawasan
berhak mendapatkan lebih. 3. Penyalahgunaan wewenang.

Pressure Opportunity

Pressure  INDIVIDU
Dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan fraud,
contohnya:
1. Gaya hidup mewah, hutang/tagihan, ketergantungan
narkoba, dll.
2. Terdorong keserakahan

KORUPSI= NIAT (INDIVIDU) + PEMBENARAN (LINGKUNGAN) + KESEMPATAN (KELEMAHAN SISTEM)

*Fraud Triangle (Donald R Cressey, 1950)


MODUS KORUPSI YANG
MELIBATKAN KELUARGA

MELAKUKAN • Suami dengan istri


KORUPSI • Ayah/Ibu dengan anak
BERSAMA-SAMA
• Kolaborasi dengan kerabat
dekat lain (Adik/Kakak, Ipar,
Mertua/menantu, dst)
MELIBATKAN
ANGGOTA • Rekening bank/sekuritas
KELUARGA SEBAGAI • Polis asuransi
SARANA TINDAK
PENCUCIAN UANG
• Investasi/Aset untuk istri, anak dst
Korupsi Bersama Keluarga

Bupati Karawang Ade Swara & Nurlatifah


Dendy & Zulkarnaen Djabar Ratu Atut & Wawan (Adik Kakak); Kasus
(Suami dan Istri); Kasus Pemerasan dalam
(Anak dan Ayah; Korupsi Pengadaan Alqur’an) Pengadaan Alkes Banten, Suap Pilkada Lebak.
pengurusan izin Surat Permohonan
Pengurusan Pemanfaatan Ruang)

Walikota Palembang Romi Herton &


Masyitoh (Suami dan Istri) ; Kasus Suap Nazaruddin & Neneng (Suami dan Istri) Kasus
Djoko Susilo dan Ketiga istrinya (Kasus simulator Wisma Atlet dan Pembangkit Listrik Tenaga
Sengketa Pilkada
SIM, pencucian uang atas nama ketiga istrinya) Surya
Sebagai Pejabat/Pegawai
• Menjalankan amanah dengan sungguh-sungguh, ikhlas, penuh
Apa yang bisa
integritas, profesional, dan mencegah terjadinya korupsi di
lingkungan kantor dilakukan
Individu dalam
Sebagai Orangtua mencegah
• Bersama-sama pasangannya menanamkan karakter anti korupsi korupsi ?
(misalnya kejujuran) sedini mungkin kepada anak-anaknya di
rumah

Sebagai Suami/Isteri
• Menjalankan fungsi sebagai auditor keuangan rumah tangga
(aliran dana rumah tangga), saling mengingatkan/memberikan
ruh integritas pada semua aktivitas keluarga

Berperan Secara Sosial


• Memberikan teladan dan menyerukan gerakan anti korupsi mulai
dari lingkup terkecil di sekitar rumah. Membiasakan akrab
mengenali dan empati terhadap orang lain yang kekurangan
SALURAN PENGADUAN KORUPSI
Kunci keberhasilan KPK dalam menangkap
koruptor diantaranya merupakan hasil dari
peran serta dan kepedulian masyarakat
dalam melaporkan kasus korupsi.

Hampir semua kesuksesan KPK menangkap


koruptor bermula dari laporan masyarakat.

Call Center :

198
pengaduan@kpk.go.id

http://kws.kpk.go.id

0811 9595 75
TERIMA
KASIH!

KPK RI @KPK_RI kpk.go.id

Anda mungkin juga menyukai