Anda di halaman 1dari 16

i

MAKALAH
TAFSIR QUR’AN KARIM MAHMUD YUNUS
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Tafsir Nusantara
Dosen Pengampu : Dr. Taufiqurrahman M.Ag.

Disusun Oleh :
WISNU GAUTAMA

FAKULTAS USHULUDDIN
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
INSTITUT DIROSAT ISLAMIYAH AL-AMIEN PRENDUAN
SUMENEP MADURA
2020
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................iii
BAB I...........................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................1
BAB II.........................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................3
A.    Biografi Prof. DR. H. Mahmud Yunus........................................3
1.   Profil Mahmud Yunus....................................................................3
2.  Karya-karya Mahmud Yunus.........................................................5
B.     Sekilas Tentang Tafsir al-Qur’an al-Karim...............................6
1.    Motivasi penulisan Tafsir..............................................................8
2.    Sistematika Penulisan Tafsir.........................................................9
3.    Metode dan corak Penafsiran al-Qur’an al-Karim......................10
4.    Contoh Penafsiran.......................................................................10
BAB III......................................................................................................12
PENUTUP.................................................................................................12
Kesimpulan............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................13

ii
KATA PENGANTAR

Alhamduillah, tiada kata yang cukup untuk mengungkapkan rasa


syukur kita atas semua karunia yang telah diberikan oleh Allah SWT
kepada hambanya, karna dari nikmat dan karunia-Nya lah saya dapat
menyelesaikan makalh tentang “TAFSIR QUR’AN KARIM MAHMUD
YUNUS” dengan lancar.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah TAFSIR
NUSANTARA dan juga untuk memberikan tambahan wawasan bagi para
pembaca, sehingga bertambah luas pula wawasan kita.
Ucapan terimakasih tak lupa kami ucapkan untuk teman-teman
yang rela mengorbankan waktunya hanya untuk sekedar memberikan
masukan dan pemikirannya dalam menanggapi hasil makalah dari kami.
Pekerjaan BESAR adalah pekerjaan kecil yang dilakukan dengan CINTA
yang BESAR.

Sumenep, 27 Agustus 2020

Penulis

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mahmud Yunus merupakan salah seorang Mufassir Indonesia yang
mampu menafsirkan al-Qur’an 30 Juz lengkap. Ia tumbuh pada saat penerjemahan
al-Qur’an ke dalam bahasa Indonesia merupakan hal yang diharamkan pada
Ulama’ semasanya. Tindakannya yang progresif ini terbukti menyadarkan kita
bahwa Tafsir bukanlah karya yang mustahil jika umat Islam benar-benar mengkaji
keilmuan dan persyaratan penafsiran. Islam menjadi semakin difahami dengan
adanya Tafsir-tafsir bahasa Indonesia yang bermunculan di abad 20-an. Karnanya
agama merupakan salah satu upaya agar mampu meningkatkan moralitas ummat
yang kini menurun. Lahirnya Tafsir masakini juga tidak luput dari upaya ulama
masa lalu yang turut mengkaji dan menafsirkan al-Qur’an meskipun masih
tergolong penafsiran yang gobal. Namun sejarah membuktikan bahwa eksistensi
dari progresifitas ummat yang berkembang dan maju harus sebenarnya telah
ddimulai dari sejarah. Karenanya tiap dekade dan periode hendaknya menciptakan
sejarahnya sendiri khususnya Umat Islam dalam bidang terpenting yakni
penafsiran al-Qur’an.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi Mahmud Yunus ?
2. Apa saja karya-karya Mahmud Yunus ?
3. Apa Motivasi Mahmud Yunus dalam menafsrikan Al Quran ?
4. Bagaimana metode, corak, sistematika, dan contoh penafsirannya. ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui biografi mahmud yunus
2. Untuk mengetahui karya- karya mahmud yunus

1
3. Untuk mengetahui motivasi penulisan tafsir quran karim
4. Untuk memahami metode, corak, sistematika serta contoh penafsirannya

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.    Biografi Prof. DR. H. Mahmud Yunus

1.      Profil Mahmud Yunus


Mahmud Yunus dilahirkan dari pasangan Yunus B. incek dan hafsah binti
Imam Sami’un, Mahmud Yunus lahir pada tanggal 10 februari 1899 M/30
Ramadhan 1316 H, di desa Sunggayang, Batusangkar, Sumatra Barat. Ayahnya
adalah  seorang imam, sedangkan ibunya adalah anak dari Engku Gadang
M.Thahir bin Ali. Ketika usianya masih balita, ayah ibunya Mahmud Yunus
bercerai, ia ikut ibunya, dan hanya sekali ayahnya menjenguknya.1 Mahmud
Yunus tumbuh dikalangan keluarga yang taat beragama. Ayahnya bernama Yunus
bin Incek, seorang pengajar di Surau dan Ibunya  Hafsah binti Imam Samiun
adalah  anak Engku Gadang M. Tahir bin Ali, pendiri serta pengasuh surau si
wilayah tersebut.2 Meski ada yang mengatakan bahwa ayah dan Ibu Mahmud
Yunus bercerai sejak balita, namun Yunus tetap antusias dalam belajar baik
agama maupun umum. Yunus memulai pendidikannya dengan belajar Alquran
dan bahasa Arab, yang langsung ia peroleh dari kakeknya.
Di samping mendapat pendidikan agama, Yunus juga pernah bersekolah di
pendidikan sekuler, yakni di Sekolah Desa pada tahun 1908. Tahun pertama
Sekolah Desa ia selesaikan hanya dalam masa 4 (empat) bulan, karena ia
memperoleh penghargaan untuk dinaikkan ke kelas berikutnya. Pendidikan di
Sekolah Desa hanya dijalaninya selama kurang dari tiga tahun. Sebab, pada waktu
belajar di kelas empat, Yunus menunjukkan ketidakpuasannya terhadap mata
pelajaran di sekolah tersebut. Karena merasa masih haus pengetahuan, Yunus
lantas pindah belajar di madrasah milik H. M Thaib Umar di Tanjung Pauh

1 Herry Mohammad, dkk. Tokoh-tokoh Islam Yang Berpengaruh Abad 20, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2006). Hal. 85-86
2 Saiful Amin Ghofur, Profil Para Mufassir, (Yogyajarta: Pustaka Insan Madani, 2008), hal: 197

3
4

Sunggayang. Madrasah ini bernama Madras School. Di sekolah ini, ia


mempelajari ilmu Nahwu, ilmu Sharaf, Berhitung dan Bahasa Arab. Siang hari ia
belajar disana dan malam harinya mengajar di Surau kakeknya.
Di tangan Thaib Umar ini Yunus dapat mempelajari pelbagai disiplin
keilmuan Islam. Selain ilmu-ilmu keagamaan yang ia dapatkan, Ia juga mewarisi
semangat pembaharuan sang guru. Pada tahun 1917, Syekh H.M. Thaib Umar
sakit. Karena itu, Yunus secara langsung ditugasi untuk menggantikan gurunya
memimpin Madras School. Saat bersamaan, dalam rentang waktu 1917-1923, di
Minangkabau tengah tumbuh gerakan pembaruan Islam yang dibawa oleh para
alumni Timur Tengah. Umumnya, pembaruan Islam ini terwujud dalam dua
bentuk, yakni purifikasi dan modernisasi. Para alumni Timur Tengah lebih
condong dalam gerakan purifikasi, yaitu gerakan yang bertujuan untuk
mengembalikan Islam ke zaman awal Islam dan menyingkirkan segala tambahan
yang datang dari zaman setelahnya.
Tak heran hanya dalam waktu empat tahun ia telah dipercaya oleh sang
Guru untuk menggantikannya mengajar bahkan mewakilinya dalam forum akbar
ulama Minangkabau tahun 1919 di Padang Panjang. Lalu pada tahun 1920 Yunus
membentuk perkumpulan pelajar Islam yang juga menerbitkan majalah al-
Basyir, dan Yunus sebagai pemimpi redaksinya. Pada tahun 1924, Yunus
mendapat kesempatan untuk belajar di al-azhar, Kairo-Mesir. Dalam tempo
setahun ia mampu mempelajari ushul fiqh, fiqh hanafi dan tafsir. Karena
kebriliannya ini ia mendapatkan Syahadah ‘alimiyah dari al-Azhar , dan menjadi
orang kedua yang menyabet predikat tersebut.3 kemudian pada tahun 1926-1930
belajar di madrasah darul ulum ulya, beliau adalah orang Indonesia yang pertama
belajar disini. Beliau mengambil takhasshus tadris sampai memperoleh ijazah
tadris (diploma guru).4
Kemampuan mengajar yang ia miliki sejak masih belajar di Batusangkar
memantabkan karier ke-guru-annya terutama setelah ia kembali dari Mesir. Secara
terus menerus Mahmud Yunus mengajar dan memimpin berbagai sekolah, yakni
pada al-Jami’ah al-Islamiyah Batusangkar (1931-1932), Kuliyah Mu’alimin
3 Saiful Amin … hal: 198
4 Herry Mohammad, dkk… Hal. 85-86
5

Islamiyah Noramal Islam Padang (1932-1946), Akademi Pramong Praja di Bukit


Tinggi (1948-1949), Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) Jakarta (1957-1980),
menjadi Dekan dan Guru Besar pada fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah
Jakarta (1960-1963), Rektor IAIN Imam Bonjol Padang (1966-1071). Atas jasa-
jasanya dibidang pendidikan ini, pada 15 Oktober 1977, IAIN Syarif Hidayatullah
Jakarta menganugerahi Mahmud Yunus Doctor Honoris Causa dalam Ilmu
Tarbiyah.
Selain itu Yunus juga sering berkunjung ke luar negri, baik sebagai tugas
yang diberikan pemerintah kepada beliauu maupun atas undangan untuk
menghadiri berbagai muktamar. Prof. DR. H. Mahmud Yunus juga banyak
menulis buku, terutama buku pelajaran agama islam untuk anak-anak, termasuk
pula tafsir dan terjemahan al-qur’an.5 Pada awal tahun 1970 kesehatan Mahmud
Yunus menurun dan bolak balik masuk rumah sakit. Sepanjang hidupnya,
Mahmud menulis tak kurang dari 43 buku. Pada tahun 1982, Mahmud Yunus
meninggal dunia.

2. Karya-karya Mahmud Yunus


Pada perjalanan hidupnya, ia telah menghasilkan buku sebanyak 82 buah
meskipn sebagian menyebutkan karyanya hanya berkisar 43 buku. Dari jumlah
itu, Yunus membahas berbagai bidang ilmu, yang sebagian besar adalah bidang-
bidang ilmu agama Islam, seperti bidang Fiqh, bahasa Arab, Tafsir, Pendidikan
Islam, Akhlak, Tauhid, Ushul Fiqh, Sejarah dan lain-lain.
Di antara bidang-bidang ilmu yang disebutkan, Yunus lebih banyak
memberi perhatian pada bidang pendidikan Islam, bahasa Arab (keduanya lebih
banyak memfokus pada segi metodik), bidang Fiqh, Tafsir dan Akhlak yang lebih
memfokus pada materi sajian. Sesuai dengan kemampuan bahasa yang ia miliki,
buku-bukunya tidak hanya ditulis dalam bahasa Indonesia, akan tetapi juga dalam
bahasa Arab. Ia memulai mengarang sejak tahun 1920, dalam usia 21 tahun.

5 Mahmud Yunus. Tafsir al-Qur’an al-Karim, (Jakarta: PT.Hidakarya Agung,1969).


6

Karirnya sebagai pengarang tetap ditekuninya pada masa-masa selanjutnya.


Yunus senantiasa mengisi waktu-waktunya untuk menulis, dalam situasi apapun.6
Adapun diantara karya-karya Mahmud Yunus ialah:
1.      Tafsir al-Quran tamat 30 juz, tahun 1938.
2.      Hukum Warisan dalam Islam. untuk tingkat Aliyah.
3.      Perbandingan Agama, untuk tingkat Aliyah.
4.      Hukum perkawinan dalam Islam, 4 Madzhab.
5.      Ilmu Mustalahul Hadist, bersama H. Mahmud Aziz.
6.      Kesimpulan isi al-Quran, untuk Muballigh-Muballigh / umum.
7.      Allah dan Makhluq-Nya, Ilmu Tauhid menurut Al-Quran.
8.      Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia.
9.      Pendidikan-Pendidikan Umum di Negara-negara Islam/Pendidikan Barat.
10.  Ilmu Jiwa kanak-kanak, kuliyah untuk kursus-kursus.
11.  Pedoman Dakwah Islamiyah, kuliyah untuk dakwah.
12.  Dasar-dasar Negara Islam.
13.  Juz Amma dan terjemahnya.

B.     Sekilas Tentang Tafsir al-Qur’an al-Karim


Secara singkat, aktivitas seputar Al Quran di Indonesia dirintis oleh Abdur
Rauf Singkel, yang menerjemahkan Al Quran ke dalam bahasa Melayu, pada
pertengahan abad XVII. Upaya rintisan ini kemudian diikuti oleh Munawar Chalil
(Tafsir Al Quran Hidayatur rahman), A.Hassan Bandung (Al-Furqan, 1928),
Mahmud Yunus (Tafsir Quran Indonesia, 1935). Dalam konsep Howard M.
Federspiel, ia membagi  kemunculan dan perkembangan Tafsir di Indonesia
dalam 3 periode. Yakni periode pertama mulai abad ke-20 ditandai dengan
penafsiran  terpisah-pisah, periode kedua (1960) dengan  ditandai dengan catatan
kaki kemudian periode ketiga (1970) ditandai dengan penjelasan yang lebih luas
dari periode kedua.7 Karya Mahmud Yunus tetap menjadi literature yang paling

6 Saiful Amin … hal: 200


7 Islah Gusmian, Khazanah Tafsir di Indonesia, (Bandung: penerbit Teraju, 2003), hal: 65
7

popular di bandingkan karya Tafsir semasanya meskipun kemudian lahirlah


karya-karya Tafsir yang lebih ilmiah.8
Sedangkan Baidan mengelompokkan , setidaknya ada enam buah karya
Tafsir yang muncul pada masa Mahmud Yunus yang berturut-turut hingga
menjelang kemerdekaan Indonesia menurut Nashruddin Baidan:
a.       A.Hassan Bandung (Al-Furqan, 1928)
b.      Al-Qur’an Indonesia oleh Syarikat Kweek School Muhammadiyah (1932)
c.       Tafsir Hibarna oleh Iskandar Idris (1934)
d.      Tafsir asy-Syamsiyah oleh KH. Sanusi (1935)
e.       Tafsir Al-Qur’annul karim oleh Mahmud Yunus (1938)
f.       Tafsir Qur’an Bahasa Indonesia oleh Mahmud Aziz (1942)
Jika keenam kitab tersebut diamati secara seksama maka secara umum
penafsiran mereka belum terlau signifikan perkembangannya. Namun
bagaimanapun karya para Ulama tersebut sangat berarti karena merupakan upaya
konkrit dan sistematis dalam usaha untuk memahami al-Qur’an.9 Manfaat tersebut
juga dapat dirasakan pada generasi-generasi setelahnya. Bila diteliti lebih lanjut
lagi, dalam penafsiran yang mereka berikan secara umum masih dipengaruhi oleh
budaya dan tradisi Arab sehingga budaya dan bahasa Indonesia belum terlihat
secara ekplisit.10
Selanjutnya, Mahmud Yunus mulai menterjamahkan al-Qur’an dan
diterbitkan tiga juz dengan huruf arab-melayu pada tahun 1922. Meskipun saaat
itu para ulama mengharamkan penterjemahan al-Qur’an tetapi ia tetap berusaha
untuk menterjemahkan al-Qur’an.11 Pada bulan ramadhan tahun 1354 H/Desember
1935, Mahmud mulai menterjemahkan al-Qur’an serta tafsir ayat-ayat yang di
anggap penting, yang kemudian dinamai dengan tafsir al-Qur’an al-Karim. Pada
waktu menterjemahkan juz 7 sampai juz 18 beliau dibantu oleh almarhum H. M.

8 Howard M. Federspiel, Kajian al-Qur’an di Indonesia, (Bandung: Penerbit Mizan, 1994), hal:


130
9 Nashruddin Baidan, Perkembangan Tafsir al-Qur’an di Indonesia, (Solo: Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri, 2003) hal: 88
10 Nashruddin Baidan … hal: 89
11 Mahmud Yunus. Tafsir al-Qur’an al-Karim, (Jakarta: PT.Hidakarya Agung,1969), hal. III
Pendahuluan
8

K. Bakry, pada bulan april 1938 beliau menyelesaikan tiga puluh juz dan di sebar
luaskan keseluruh Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1950 dengan persetujuan menteri
agama almarhum Wahid Hasyim, salah satu penerbit Indonesia hendak
menerbitkan tafsir al-Qur’an al-Karim itu dengan mendapat fasilitas kertas dari
menteri agama dan dicetak sebanyak 200.000 eksemplar.
Kabarnya ada bantahan dari ulama Yagyakarta, supaya diberhentikan
mencetak tafsir al-Qur’an itu, bantahan itu dikirimnya kepada menteri agama  R.I.
hingga membuat percetakan tidak lagi mau menerbitkan Tafsir al-Qur’anul
Karim. Akhirnya di ambil alih oleh M.Baharta direktur percetahan Ma’arif
Bandung, lalu dicetak dan diterbitkan sebanyak 200.000 eksemplar dan dijualnya
dengan harga Rp. 21.00 per eksemplar.
Pada tahun 1953 M seorang ulama dari Jatinegara membantah pula,
bantahan itu dikirimnya pada Presiden R.I. dan menteri Agama. Salinannya
disampaikan kepada beliau (Mahmud Yunus) oleh kementerian agama, kemudian
beliau membalas suratnya dengan panjang lebar dan mengukuhkan pendiriannya
untuk tetap menerbitan Terjemah alQur’an yang merupakan Tafsir Bahasa
Indonesia pertama tersebut. Tembusannya beliau kirimkan kepada Presiden R.I.
dan menteri agama, akhirnya tidak ada yang mengganggu gugat lagi.
Kemudian setelah menyelesaikan percetakan itu, beliau bersama istrinya
(Darisah binti Ibrahim) meneruskan usahanya dalam menerbitkan tafsir al-Qur’an
al-Karim itu. Terjadi beberapa kali revisi, diantaranya ialah merevisi dari
penulisan arab melayu menjadi bahasa Indonesia dengan penulisan latin sebelum
kemudian tafsir al-Qur’an al-Karim diterbitkan oleh CV. Al-Hidayah.

1.      Motivasi penulisan Tafsir


Sejak kecil Mahmud Yunus telah mempelajarari berbagai displin keagaman
Islam terutama bahasa Arab. Ia telah mencintai ilmu-ilmu kebahasaan dan juga
menguasai metode mengajar.  Minatnya terhadap studi al-Quran serta bahasa arab
telah menimbulkan hasrat besar dalam diri Mahmud Yunus untuk menulis tafsir
al-Quran yang kemudian menjadi karya monumentalnya sendiri yang tetap
9

populer sampai saat ini. Selain itu kebutuhan untuk mengajar dan menjadikan al-
Qur’an aar lebih mudah dipahami oleh umat Islam di Nusantara.
Penulisan tafsir ini dimulai pada November 1922 yang dilakukan secara
berangsur-angsur juz demi juz sampai dengan selesai juz ke-tiga puluh. Perlu di
garis bawahi disini bahwa upaya penulisan Mahmud Yunus ketika itu, merupakan
tindakan yang cukup berani disaat masih maraknya pandangan yang mengatakan
bahwa haram menterjemahkan al-Quran.

2.      Sistematika Penulisan Tafsir


Kitab ini terdiri dari dua jilid yaitu pertama satu jilid tamat dari juz 1
sampai dengan 30, kedua , tiga jilid, pertama dari juz 1 sampai dengan juz 10, jilid
kedua dari juz 11 sampai dengan 20, jilid ketiga dari juz 21 sampai dengan 30.
Tafsir al-Quran ini sistematika penafsirannya sama seperti isi al-Quran dan
terjamahan disamping kanan ayat (setiap ayat) kemudian terjemahannya
dibawahnya terdapat penafsiran. Sistematika penafsiran Mahmud Yunus
menafsirkan seluruh ayat sesuai susunannya dalam mushaf al-Quran ayat demi
ayat, surat demi surat, dimulai dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surah
an-Naas. Maka secara sitematika penafsiran tafsir ini menempuh tartib Mushaf.
[17] Sumber-sumber tafsir al-Qur’an al-Karim:
1.        Tafsir al-Qur’an dengan al-Qur’an
2.        Tafsir al-Qur’an dengan hadis yang shahih
3.        Tafsir al-Qur’an dengan perkataan sahabat
4.        Tafsir al-Qur’an dengan perkataan tabi’in
5.        Tafsir al-Qur’an dengan ilmu bahasa ‘arab bagi ahli ilmu lughah
‘arabiyyah
6.        Tafsir al-Qur’an dengan ijtihad bagi ahli ijtihad.
Jadi, sumber utama penafsiran Mahmud Yunus masih tergolong bil-ma’tsur,
adapun referensi penafsiran dari pelpagai kitab-kitab tafsir, diantaranya adalah:
1)        Tafsir al-Thabary
2)        Tafsir Ibn Katsir
3)        Tafsir al-Qasimy
10

4)        Fajrul Islam
5)        Dhuhal Islam12

3.      Metode dan corak Penafsiran al-Qur’an al-Karim


Tafsir al-Quran Karim Mahmud Yunus ini menunjuk pada metode tahlili,
suatu metode tafsir yagn bermaksud menjelaskan kandungan ayat-ayat al-Quran
dan seluruh aspeknya. Dalam tafsir Mahmud Yunus, aspek kosa kata dan
penjelasan arti global tidak selalu dijelaskan. Kedua aspek tersebut dijelaskan
ketika dianggap perlu.13 Dalam pandangan Nashruddin Baidan, Tafsir Mahmud
Yunus ialah ‘umum’ sebagaimana Tafsir yang tumbuh semasanya. Artinya belum
ada suatu ke-khas-an yang khusus dalam Tafsirnya. Kelebihan sistematika
penulisan Tafsir al-Qur’an al-Karim:
1. Terjemahan al-Qur’an disusun baru, sesuai dengan perkembangan bahasa
Indonesia
2. Teks al-Qur’an dan terjemahan disusun sejajar, sehingga memudahkan
pembaca untuk mencari terjemah.
3. Keterangan-keterangan atau penafsirannya diletakkan dihalaman ayat yang
bersangkutan (footnote)
4. Keterangan-keterangan ayat ditambah dan diperluas, Mahmud Yunus juga
menambahkan keterangan dan mengaitkannya dengan isu-isu kontemporer
saat itu.14

4.      Contoh Penafsiran
Contoh Tafsir Mahmud Yunus dalam surat An-Nisa’ ayat 9:
Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang
seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang
mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah

12 Mahmud Yunus. Tafsir al-Qur’an al-Karim, (Jakarta: PT.Hidakarya Agung,1969). Hal. VI


pendahuluan
13 http://pusat-akademik.blogspot.com/2008/10/tafsir-al-quran-al-karim-mahmud-yunus.html, di
unduh pkl 12:19 tgl 20-10-11
14 Mahmud Yunus. Tafsir al-Qur’an al-Karim, (Jakarta: PT.Hidakarya Agung,1969), hal. VI-V
Pendahuluan
11

mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan


yang benar.
Keterangan ayat 9: “ dalam ayat ini Allah menganjurkan kepada orang tua
agar memikirkan akibat anak-anaknya yang masih lemah (kecil), bila ia
meninggal dunia. Sebab itu hendaklah ia bertakwa dan berusaha meninggalkan
harta pusaka untuk mereka. Janganlah mewasiatkan hartanya untuk fakir miskin
dan amalan sosial lebih dari mestinya, supaya tidak terlantar kehidupan anak-
anaknya yang masih kecil itu.
Menurut islam, berwasiat itu hukumnya sunnah, sedang mendidik anak-
anak hukumnya wajib. Yang wajib harus didahulukan daripada yang sunnah.
Demikian hukum islam
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Mahmud Yunus merupakan salah satu mufassir dan penulis produktif yang
menulis sejak usia 21 tahun dan mengajar sejak dini. Minat dalam dunia
pendidikan ini tidak hanya mengantarkannya ke berbagai daerah dan
belahan dunia namun juga mempengaruhi sistem pendidikan agama Islam
dimasanya hingga sekarang. Beliau adalah alah satu tokoh yang
berpengaruh di Indonesia karena produktivitas tulisannya dan juga
progresfitas pemikirannya.
2. Tafsir al-Qur’an al-karim merupakan penafsiran dengan corak umum dan
global. Metode yang digunakannya juga tergolong tahlily. Penafsirannya
masih sebatas penjelasan Al-Qur’an secara global dan belum sampai pada
taraf yang khas dan khusus.

12
DAFTAR PUSTAKA

Baidan, Nashruddin Perkembangan Tafsir al-Qur’an di Indonesia, Solo: Tiga


Serangkai Pustaka Mandiri, 2003
Federspiel, Howard M. Kajian al-Qur’an di Indonesia, Bandung: Penerbit Mizan,
1994
Ghofur, Saiful Amin, Profil Para Mufassir, Yogyajarta: Pustaka Insan Madani,
2008
Gusmian, Islah,  Khazanah Tafsir di Indonesia, Bandung: penerbit Teraju, 2003
2003
Mohammad, Herry dkk. Tokoh-tokoh Islam Yang Berpengaruh Abad 20, Jakarta:
Gema Insani Press, 2006
Yunus, Mahmud. Tafsir al-Qur’an al-Karim, Jakarta: PT.Hidakarya Agung,1969

13

Anda mungkin juga menyukai