Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KAJIAN TAFSIR INDONESIA

KITAB TAFSIR QUR’AN HAKIM KARYA MAHMUD YUNUS

DOSEN PENGAMPU: ZAKIYAH M.Ag


DI SUSUN OLEH:

 MUHAMAD ALWI HARTON DANU (20651015)

PRODI ILMU ALQURAN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP
2022

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah


SWT. Atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kelompok kami sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Kitab Tafsir Qur’an Hakim Karya
Mahmud Yunus “
kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini berkat tuntunan Tuhan yang
maha Esa , kami berterima kasih kepada bunda. Zakiyah M.Ag selaku dosen pengampu kami
mata kuliah Kajian Tafsir Indonesia.
kami menyadari bahwa dalam
proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisan.
Namun demikian kami telah berusaha dengan segala kemampuan kami melakukan yang terbaik.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………………….ii


Daftar Isi ………………………………………………………………………..iii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………..................1


A. Latar Belakang ..............……………………………………………………..1

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………….3

A. Biografi Mahmud Yunus………….................................................................3


B. Karya – karya Mahmud Yunus……..………….............................................,4
C. Sistematika Kitab Tafsir Qur’an Hakim……………................................5
D. Metode dan Corak Tafsir Qur’an Hakim…….........................................5
E. Contoh Penafsiran Mahmud Yunus........................................................6

BAB III PENUTUP …………………………………………………………...7

A. Kesimpulan ………………………………………………………………..7
B. Saran ……………………………………………………………………....8

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................9

iii
BAB I
PEMDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tafsir al-Quranul karim karangan Mahmud Yunus ini awalnya di terjemahkan pada tahun
1992 kemudian di terbitkan tiga juz dengan huruf arab-malayu. Pada masa itu umumnya Ulama
islam mengatakan haram untuk menterjemahkan al-Quran namun, bantahan dari Ulama islam
tersebut tidak beliau perdulikan dan beliaupun tetap menterjemahkan al-Quran al-Karim tersebut.
1

Kemudian beliau berhenti menterjemahkan al-Quran, karena beliau lebih memilih untuk
melanjutkan ilmu pengetahuannya di Mesir (Th 1924) di berbgai tempat hingga akhirnya di
Darul Ulum. Beliau menerima pelajaran dari Syeokh Darul Ulum, bahwa menterjemahkan al-
Quran itu hukumnya mubah, bahkan di anjurkan atau hukumnya fardu kifayah, untuk
menyampaikan dakwah islamiyah kepada bangsa asing yagn tidak mengetahui bahasa arab.
Bagaimanakah menyampaikan kitabullah kepada mereka, kalau tidak di terjemahkan kedalam
bahasanya?

Dengan berbagai ilimu yang telah diserap oleh akal pikirannya, pada bulan Ramadlan tahun 1354
H (Desember 1935) beliau mulai kembali menterjemahkan al-Quran serta tafsir ayat-ayatnya
yang penting yang kemudian beliau beri nama : Tafsir al-Quranul Karim. Dengan susah payah di
terbitkan tefisr tersebut berjuz 2 tiap 2 bulan. Sedang menterjemahkan juz 7 sampai dengan 18
dibantu oleh almarhum H.M. Bakry. Pada bulan April 1938 tamatlah 30 juz dengan pertolongan
Alah awt. dan disiarkan di seluruh Indonesia.

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1950, dengan petunjuk menteri Agama Almarhum Wahid
Hasyim, salah seorang penerbit Indonesia Tafsir al-Quranul Karim itu dengan mendapatkan
fasilitas kertas dari Menteri Agama dan di cetak sebanyak 200.000 aksemplar. Lalu di tunjuk
percetakan bangsa Indonesia untuk mencetaknya.

Kabarnya ada bantuan dari Ulama Yogyakarta, supaya di stop mencetak Tafsir Quran Karim itu.
Bantahan itu dikirim nya kepada Maeteri Agama RI tetapi saya tidak menerima bantuan.

Boleh jadi karena bantahan itu karena sebab-sebab yang lain, yang empunya percetakan tidak
mau meneruskan mencetak tafsir Quran karim itu, padahal telah dimulainya mencetak beberapa
halaman banyaknya.

Akhirnya di ambil alih oleh M. Baharata Direktur percetakan Al-Ma’arif Bandung. Lalu ia
dicetak dan di terbitkan sebanyak 200.000 aksemplar dan dijualnya dengan harga Rp. 21 per
eksemplar.

Pada tahun 1953 seorang Ulama dari Jatinegara membantah pula, bantahan itu dikirinya kepada
Presiden RI dan Menteri Agama. Salinannya disampaikan kepada Mahmud Yunus oleh Menteri
Agama, lalu Mahmud yunus balas suratnyaitu dengan lebar panjang. Tembusannya M. Yunus

1
Iskandar,’’Tafsir Qur’an Karim Karya Mahmud Yunus’’,journal STAIN Samarinda Kalimantan Timur ,vol. 3 no. 1 hal.
2 (2010)

1
kirimkan kepada Presiden RI dan Menteri Agama. Akhirnya beliau tidak berkituk lagi, hanya
diam.

Kemudian setelah habis cetakan itu, Mahmud yunus bersama istri Darisah binti Ibrahim
meneruskan menerbitkan tafsir Quran Karim itu. Lalu mereka terbitkan beberapa kali tanpa ada
perubahan yagn besar. Hanya ada perubahan sedikit demi sedikit.

Ditegaskan bahwa tafsir in serta kesimpulan isi al-Quran, bukanlah tejemahan dari kitab bahasa
arab, melainkan hasil penyelidikan pengarang sejak berumur 29 tahu sampai sekarang berumur
73 tahun. Sebab itu tafsir ini berlainan dengan tafsir-tafsir yang lain. Dalam tafisir in yang paling
dipentingkan ialah menerangakan dan menjelaskan petunujuk-petunjuk yang termaktub dalam
al-Quran untuk diamalkan kaum Muslimin khususnyadan seluruh umat manusia pada umumnya
sebgai petunjuk universal. Karena petunujuk itulah tujuan utama kitab suci al-Quran seperti
diterangkan Allah dalam firman-Nya pada permulaan surat al-Baqoroh:

Artinya: “ Kitab itu (Al-Quran) tidak ada keraguan didalamnya, jadi petunjuk bagi orang-
orang yang bertaqwa”.

Selain itu ditrgaskan pula sebab-sebab majunya satu umat dan sebab-sebab mundurnya, sebab
kuat dan lemahnya, sebab tegaknya dan jatuhnya, sebab hidu dan matinya. Demikian itu dengan
mengambil ‘brah dan pengajaran dari sejarah umat dahulu kala. Karena sejarah itu tetap
mengulang jejaknya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Mahmud Yunus

Dilahirkan di Sungkayang Batusangkar Sumetera Barat pada hari sabtu 10 Februari 1899
(30 Ramadlan 1361). Ayahnya bernama Yunus bin Incek dan ibunya bernama Hafsoh bini
M.Tahir. buyutnya dari pihak ibu adalah seorang ulama besar di Sungkayang Batu sangkar,
bernama Muhammad Ali gelar angku kolo.

Pendidikan Mahmud Yunus belajar dari al-Quran dan bahasa Arab yang ia tempuh semenjak
berusia tujuh tahun di Surau kakeknya M.Tahir. di samping itu ia juga memasuki sekolah rakyat,
tetapi hanya sampai kelas tiga saja.

Dari surau kakeknya ini, Mahmud Yunus pindah ke Madrasah yang diasuh oleh Syeikh H.
Muhammad Thaib di Surau Tanjung Pauh. Berkat ketekunannya dalam waktu empat tahun,
Mahmud Yunus telah sanggup mengajarkan kitab-kitab Mahalli, al-Fiyah dan Jam’ul Jawami’.

Minatnya terhadap studi al-Quran serta bahsa arab telah menimbulakan hasarta besar dalam diri
Mahmud Yunus untuk menulis tafsir al-Quran yang kemudian menjadi karya monumentalnya
sendiri yagn tetap populer sampai saat ini. Penulisan tafsir ini dimulai pada November 1922 yang
dilakukan secara berangsur-angsur juz demi juz sampai dengan selesai juz ke-tiga puluh. Perlu di
garis bawahi disini bahwa upaya penulisan Mahmud Yunus ketika itu, disaat masih suburnya
pandangan yang mengatakan bahwa haram menterjemahkan al-Quran, merupakan tindakan yang
cukup berani.

Profesi sebagai guru semenjak masih menjadi pelajar di Surau Tanjung Pauh sudah ia geluti.
Kemampuan menjadi guru tersebut lebih menonjol manakala ia kembali dari Mesir . secara terus
menerus Mahmud Yunus mengajar dan memimpin berbgai sekolah, yakni pada al-Jami’ah al-
Islamiyah Batusangkar (1931-1932), Kuliyah Mu’alimin Islamiyah Noramal Islam Padang
(1932-1946), Akademi Pramong Praja di Bukit Tinggi (1948-1949), Akademi Dinas Ilmu
Agama (ADIA) jkarta (1957-1980), menjadi Dekan dan Guru Besar pada fakultas Tarbiyah IAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta (1960-1963), Rektor IAIN Imam Bonjol Padang (1966-1071). Atas
jasa-jasanya dibidang pendidikan ini, pada 15 Oktober 1977, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menganugerahi Mahmud Yunus Doctor Honoris Causa dalam Ilmu Tarbiyah.

Banyak karya tulis yang telah di hasilkan Mahmud Yunus dalam berbgai bidang Ilmu Agama
Islam, terutama pendidikan Islam di samping bidang-bidang lain seperti bahasa, sejarah, tauhid
akidah, hokum, dan peribadatan, tafsir, hadist, perbandingan agama, yang ia tulis dalam bahasa
Indonesia dan bahasa Arab. Pandangan terpenting tentang metode mengajar adalah “Metode itu

3
lebih penting daripada pengajaran”. Akhirnya pada 18 Januari 1983, dalam Usia 83 Mahmud
Yunus berpulang ke Rohmatullah di kediamannya, kelurahan Kebon Kosong, Kemayoran
Jakarta Pusat. Sehari kemudian ia dimakamkan di pemakaman IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta

B. Karya – karya Mahmud Yunus


1. Tafsir al-Quran tamat 30 juz, tahun 1938.
2. Terjemahan Tafsir al-Quran tanpa tafsir, untuk memudahkan membaca al-Quran.
3. Marilah sembahyang, Pelajaran Sholat untuk-untuk anak-anak SD, 4 jilid.
4. Puasa dan Zakat untuk anak-anak SD.
5. Haji ke Mekkah, cara mengerjakan haji, untuk anak-anak SD.
6. Keimanan dan Akhlaq, untuk anak-anak SD, 4 jilid.
7. Beberapa kisah pendek, untuk anak-anak SD.
8. Riwayat Rasul dua puluh lima, bersama Rasyidin/Zubir Usman.
9. Lagu-lagu baru/Not angka-angka, bersama Kasim St. M. Syah.
10. Beriman dan Berbudi Perkerti, untuk anak-anak SD.
11. Pemimpin Pelajaran Agama, 3 jilid, untuk murid-murid SMP.
12 Hukum Warisan dalam Islam. untuk tingkat Aliyah.
13. Perbandingan Agama, untuk tingkat Aliyah.
14. Kumpulan Do’a, untuk tingkat Aliyah.
15. Do’a-do’a Rasulullah, untuk tingkat tsanawiyah.
16. Marilah ke Al-Qur’an, untuk tingkat tsanawiyah/PGA bersama H. Ilyas M. Ali.
17. Moral Pembangunan dalam Alam, untuk tingkat Aliyah.
18. Akhlaq (bahasa Indonesia),. untuk tingkat Aliyah
19. Pelajaran Sembahyang, untuk tingkat Aliyah, mahasiswa/umum.
20. Hukum perkawinan dalam Islam, 4 Madzhab.
21. Soal Jawab HUkum Islam, 4 Madzhab.
22. Ilmu Mustalahul Hadist, bersama H. Mahmud Aziz.
23. Sejarah Islam di Minangkabau, dlaam penyelidikan baru.
24. Kesimpulan isi al-Quran, untuk Muballigh-Muballigh / umum.
25. Allah dan Makhluq-Nya, Ilmu Tauhid menurut Al-Quran.
26. Pengetahuan Umum Ilmu Mendidik, bersama St. M. Said.
27. Pkok-pokok Pendidikan/Pengajaran, Fak. Tarbiyah / PGAA.
28. Metodik Khusus Pendidikan Agama, Fak. Tarbiyah / PGAA
29. Metodik Khusu bahasa Arab, Fak. Tarbiyah / PGAA
30. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia.
31. Sejarah PEndidikan Islam (umum).
32. Pendidikan-Pendidikan Umum di Negara-negara Islam/Pendidikan Barat.
33. Ilmu Jiwa kanak-kanak, kuliyah untuk kursus-kursus.
34. Pedoman Dakwah Islamiyah, kuliyah untuk dakwah.
35. Dasar-dasar Negara Islam.

4
36. Manasik haji, untuk orang dewasa.
37. Juz Amma dan terjemahnya.

C. Sistematika Penafsiran Tafsir Qur’an Hakim


Dalam tafsir Mahmud Yunus ini telah dijelaskan sebelumnhy bahwa didalamnya
dibelakangi kitab terdapat kesimpulan isi al-Quran, ini tidak dapat di muat diawal kitab, karena
berhubung tafsir al-Quran in berubah halamanny adari cetakan yang lama ke percetakan yang
beru dan karangan ini.

Kitab ini terdiri dari dua jilid yaitu pertama satu jilid tamat dari juz 1 sampai dengan 30, kedua ,
tiga jilid, pertama dari juz 1 sampai dengan 10 n, jilid kedua dari juz 11 sampai dengan 20, jilid
ketiga dari juz 21 sampai dengan 30.

Tafsir al-Quran in sistematika penafsirannya sama seperti isi al-Quran dan terjamahan disamping
kanan ayat (setiap ayat) kemudian terjemahannya dibawahnya terdapat penafsiran.

Sistematika penafsiran Mahmud Yunus menafsirkan seluruh ayat sesuai susunannya dalam
mushaf al-Quran ayat demi ayat, surat demi surat, dimulai dengan surat al-Fatihah dan diakhiri
dengan surah an-Naas. Maka secara sitematika penafsiran tafsir ini menempuh tartib Mushaf.

D. Metode dan Corak Tasir Qur’an Hakim


Tafsir al-Quran Karim Mahmud Yunus ini menunjuk pada metode tahlili, suatu
metode tafsir yagn bermaksud menjelaskan kandungan ayat-ayat al-Quran dan seluruh aspeknya.

dalam tafsir Mahmud Yunus, aspek kosa kata dan penjelasan arti global tidak selalu dijelaskan.
Kedua aspek tersebut dijelskan ketika dianggap perlu atau kadang pula suatu ayat, suatu lafadz
dijelaskan arti kosakata-katanya, sedangakan lafadz yang lain dijelaskan arti kosa katanya,
sedengkan lafadz yang lain dijelaskan arti globalnya karena mengadung suatu istilah, bahkan
dijelaskan secara terperinci dengan memperlihatkan penggunaan istilah itu pada ayat-ayat yang
lain.

5
E. Contoh Penafsiran Mahmud Yunus
Terdapat dalam surat An-nisa ayat :9
Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)
mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar.

Keterangan ayat 9: “ dalam ayat ini Allah menganjurkan kepada orang tua agar memikirkan
akibat anak-anaknya yang masih lemah (kecil), bila ia meninggal dunia. Sebab itu hendaklah ia
bertakwa dan berusaha meninggalkan harta pusaka untuk mereka. Janganlah mewasiatkan
hartanya untuk fakir miskin dan amalan sosial lebih dari mestinya, supaya tidak terlantar
kehidupan anak-anaknya yang masih kecil itu.

Menurut islam, berwasiat itu hukumnya sunnah, sedang mendidik anak-anak hukumnya wajib.
Yang wajib harus didahulukan daripada yang sunnah. Demikian hukum islam.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tafsir al-Quran Mahmud Yunus ini mudah untuk dipelajari dan dipahami kaerna di
dalamnya sudah kategori-kategori membuka kitab tafsir tersebut dan didalamnya juga terdapat
beberapa kesimpulan yang memudahkan kita untuk mengetahui isi kandungan tafsir tersebut
secara garis besar kesimpulan isi al-Quran.

Inilah kesimpulan isi al-Quran yang berhubungan dengan keimanan, hokum-hukum,


petunjuk/pelajaran, akhlaq, ekonomi dan ilmu pengetahuan, diterangkan dengan ijmal
(kesimpulan) saja.

Sebenarnya kaum Muslimin memuliakan dan menjunjung tinggi al-Qran . tapi jika mereka
ditanya apa isi quran itu? Mereka tidak bias menjawab apa-apa. Sekarang dengan keluarnya
“kesimpulan isi al-Quran “ ini, tentu mereka dapat menjawabnya. Saudara-saudara yang tidak
sanggup membaca al-Quran dari awal sampai tamat, sekurang-kurangnya hendanyalah
dibacanya” kesimpulan isi al-Quran” ini.

Apabila orang-oarang islam menurut sebagaimana yang termaktub didalamnya itu, niscaya
mereka akan mendapat kemajuan dan keselamatan dari dunia sampai akherat. Oleh sebab itu
hendaknya tiap-tiap kita bersungguh-sungguh mengikutinya sekedar tenaga, serta mengajak
teman sejawat, supaya bersama-sama ke jurusan itu.

Sesunggunhnya mengeluarkan hukum-hukum atau ilmu pengetahuan dan yang lain-lain dari
dalam al-Quran tak ubahnya seperti mengeluarkan mutiara dari dalam lautan. Jika orang yang
mengeluarkan mutiara itu hanya memekai perkakas lama dan serba kurang, tentu ia dapat
mengeluarkan sedikit saja. Tetapi apabila ia mempunyai perkakas yang modern serta sempurna,
tentu ia menghasilkan mutiara yang amat banyak. Tetapi meskipun begitu, mutiara yang dalam
lautan itu tidak juga akan habisn-habisnya. Maka bagitulah juga dalam mengeluarkan hukum-
hukum dan ilmu pengetahuan dari dalam Quran itu. Meskipun sekarang telah kita usahakan
mengeluarkan apa-apa yagn tersebut dalam kitab ini., tetapi janganlah kita sangka, bahwa

7
mutiara yang ada dalam al-Quran itu telah habis, bahkan masih banyak lagi yang tersembunyi di
sana sini. Jika selalu kita membaca al-Quran dan memperhatikan isinya, niscaya akan terbuka
juga bagi kita rahasia-rahasianya yang lain. Oleh sebab itu hendaklah tiap-tiap orang islam
membiasakan membaca al-Quran, meskipun beberapa ayat di tiap-tiap hari, supaya bertambah
kaimanan kita kepada Allah swt. dan supaya bersih hati kita kita dari pada sifat yang tidak baik.

B. Saran
Dengan telah di buatnya makalah ini saya penulis berharap dari para pembaca untuk dapat
membrikan saran yang membangun agar nantinya penulis dapat memperbaiki akan kekurangan
dari makalah ini.

8
DAFTAR PUSTAKA

Mahmud Yunus, Tafsir al-Quran Mahmud Yunus.


Abdul Ghofur, Faham Tauhid Nabi Ibrahim Menurut Ibnu Katsir, Studi Analisis Surah
Al-‘An’am Ayat 74-79.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Ensiklopedi Islam
Iskandar,’’Tafsir Qur’an Karim Karya Mahmud Yunus’’,journal STAIN Samarinda Kalimantan
Timur ,vol. 3 no. 1 hal. 2 (2010)

Anda mungkin juga menyukai