Anda di halaman 1dari 20

APLIKASI ANATES

DALAM EVALUASI PEMBELAJARAN

SATRIA WIGUNA, S.Pd.I, M.Pd.

PENERBIT CV. PENA PERSADA


i
APLIKASI ANATES
DALAM EVALUASI PEMBELAJARAN

Penulis:
Satria Wiguna, S.Pd.I, M.Pd.

ISBN: 978-623-315-463-5

Design Cover:
Retnani Nur Briliant

Layout:
Nisa Falahia

Penerbit CV. Pena Persada


Redaksi:
Jl. Gerilya No. 292 Purwokerto Selatan, Kab. Banyumas
Jawa Tengah
Email: penerbit.penapersada@gmail.com
Website: penapersada.com Phone: (0281) 7771388
Anggota IKAPI

All right reserved


Cetakan pertama: 2021

Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang


memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk apapun tanpa izin
penerbit

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan atas


segala karunia Allah swt. Saat yang sama penulis juga ingin
mengucapkan salawat dan salam kepada Rasulllah saw. semoga
kita semuanya kelak mendapatkan syafa’at pada hari kemudian.
Buku ini berjudul “Aplikasi Anates dalam Evaluasi
Pembelajaran”. Atas segalanya sudah barang tentu dalam proses
penyusunan buku ini membutuhkan banyak dukungan moral
maupun moril. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa hormat dan ucapan terimakasih yang
sebesarnya, kepada:
1. Kebijakan Perguruan Tinggi STAI Jam’iyah Mahmudiyah
Tanjung Pura yang telah membeikan kebijakan dan instruksi
bahwa adanya penugasan penyusunan buku yang ber-ISBN
dalam rangka penerapan Tri Darma Perguruan tinggi yaitu
pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarkat.
Maka penerbit buku Aplikasi Anates dalam Evaluasi
Pembelajaran‖ merupakan hasil karya Ilmiah dibidang
pendidikan.
2. Mahasiswa PRODI PAI-D Jam’iyah Mahmudiyah Tanjung Pura
tahun 2021 yang berkontribusi baik dari segi moril dan
pemikiran dalam semangat menulis buku ini.
3. Lembaga Penelitian dan pengabdian Masrayakat (LPPM)
Jam’iyah Mahmudiyah Tanjung Pura yang telah mereview dan
mengkoreksi tulisan naskah buku ini.

Buku ini mencoba mengkaji “Aplikasi Anates dalam Evaluasi


Pembelajaran‖ bahwa Kegiatan menganalisis butir soal merupakan
salah satu kewajiban bagi setiap pendidik karena setiap pendidik
pada akhirnya harus dapat memberikan informasi kepada
lembaga sekolah ataupun kepada peserta didik tentang kondisi
penguasaan dan kemampuan yang telah dicapai peserta didik
terhadap materi dan keterampilan-keterampilan dalam mata
pelajaran yang telah diberikan. Program anates dapat
dipergunakan para pendidik sebagai alat evaluasi dalam

iii
pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan Anates,
proses analisis tes akan menjadi lebih mudah, cepat, dan akurat.
Aplikasi Anates adalah program aplikasi yang khusus
digunakan untuk menganalisa tes pilihan ganda dan uraian.
Program ini dikembangkan oleh Bapak Drs. Karno To, M.Pd.
seorang dosen Psikologi di UPI dan Bapak Yudi Wibisono, S.T.
seorang Konsultan komputer. Aplikasi Anates memiliki
kemampuan untuk menganalisa soal tes seperti :
1. Menghitung skor (asli maupun dibobot)
2. Menghitung reliabilitas tes
3. Mengelompokan subjek kedalam kelompok atas atau bawah
4. Menghitung daya pembeda
5. Menghitung tingkat kesukaran soal
6. Menghitung korelasi skor butir dengan skor total
7. Menentukan kualitas pengecoh (disktaktor)

Penulis menyadari dengan kerendahan hati menyatakan


bahwa perlunya perbaikan dan koreksi pada buku ini. Saran dan
kritik konstruktif dari semua pihaklah yang akan menjadi bahan
penyempurnaannya kelak pada buku ini. Besar harapan pula bagi
penulis semoga buku ini dapat memberikan manfaat besar bagi
pengembangan dan kekayaan khazanah ilmu pengetahunan
pendidikan.

Tanjung Pura, 24 Mei 2021


Penulis

SATRIA WIGUNA, M.Pd

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... iii


DAFTAR ISI ............................................................................................ v
BAB I. PENDAHULUAN .....................................................................1
BAB II. MENGENAL APLIKASI ANATES .......................................9
A. Pengertian Aplikasi Anates ..................................................9
B. Komponen-Komponen Pada Aplikasi Anates Ganda ....10
C. Langkah–langkah Menggunakan Aplikasi ANATES
Ganda ..................................................................................... 23
D. Kelebihan dan kekurangan aplikasi ANATES ................. 26
BAB III. KONSEP DASAR EVALUASI PEMBELAJARAN............28
A. Pengertian Evaluasi Pembelajaran .....................................28
B. Tujuan Evaluasi Pembelajaran ...........................................32
C. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran ............................ 35
D. Prinsip-Prinsip Evaluasi Pembelajaran ............................. 36
E. Perencanaan Evaluasi Pembelajaran .................................38
F. Pengertian Tes ......................................................................42
G. Prinsip-Prinsip Tes ............................................................... 44
H. Macam-Macam Tes dalam Evaluasi Pembelajaran .........45
I. Langkah-Langkah Menyusun Tes .....................................50
J. Penilaian Ranah Afektif ....................................................... 52
K. Penilaian Ranah Kognitif dan Psikomotorik .................... 54
BAB IV. POTENSI PENDIDIK DALAM EVALUASI
PEMBELAJARAN ......................................................................56
A. Defenisi Kemampuan Pendidik .........................................56
B. Karakteristik Pendidik menurut Al Qur’an ...................... 61
C. Macam-Macam Kemampuan Pendidik ............................ 64
D. Upaya Peningkatan Kemampuan Pendidik .................... 69
BAB V. PENUTUP ...............................................................................75
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................80
BIODATA PENULIS .............................................................................83

v
APLIKASI ANATES
DALAM EVALUASI PEMBELAJARAN

vi
BAB I.
PENDAHULUAN

Pendidikan Islam meliputi dari berbagai komponen-


komponen berupa pendidik, peserta didik, metode, media
pembelajaran, kurikulum, dan evaluasi. Komponen tersebut
menjadi satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan dari sistem
pendidikan dalam menjapai tujuan pendidikan. Sebagaimana
pengertian pendidikan adalah sebagai usaha dan terencana dalam
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan pontensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasaan ,akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukannya, kesuamanya melalui komponen pendidikan agar
terjapainya tujuan. Jadi Pendidikan Islam adalah suatu sistem
pendidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang
dibutuhkan oleh hamba Allah swt
Konteks Islam mengenai evalusi, bahwa Islam merupakan
agama yang mengajurkan untuk senantiasa mengevaluasi diri
sendiri (self evaluation). Hal yang sesuai katakan Al-Rasyidin
bahwa Islam merupakan agama yang selalu mengingatkan para
pelakunya untuk senantiasa mengevaluasi diri. Salah satu anjuran
yang sangat popouler berkaitan dengan hal itu sesuai perkataan
Umar ibn Khattab: hasibu anfusakum qabla antuhasabu yaitu
hitunglah diri sebelum dihitung oleh Allah swt. Secara literal,
ungkapan ini dapat dimaknai sebagai anjuran kepada setiap
muslim untuk ―menghitung‖ atau mengevaluasi diri sendiri
sebelum datang masa dimana mereka akan dievaluasi oleh Allah
swt (Al-Rasyidin, 2015 : 181).
Perlunya menghitung atau menilai diri pada prinsipnya
dilatarbelakangi oleh filosof ajaran Islam yaitu Pertama, hakikat
tujuan penciptaan manusia. Kedua, prinsip kebebasan dan
tanggung jawab. Ketiga, hakikat kehidupan dunia, Keempat, janji
Allah Swt tentang adanya balasan baik (surga) dan balasan buruk
(neraka).
1
Term Al quran terdapat beberapa istilah yang mengarah
pada makna evaluasi, istilah tersebut adalah perhitungan (Al-
hisab), cobaan (al-bala), hukum (al-hukm), ketetapan (al-qada’),
melihat (an-nazhar), pemeriksaan (mumtahanah), ujian (fatanna), dan
timbangan (wazan). Namun penelusuran terhadap istilah evaluasi
dalam al-qur’an yang lebih dekat ada empat yaitu Al hisab, al-bala,
mumtahanah, fatanna, dan wazan. Hal ini sebagaimana firman Allah
SWT Q,S. Al-Baqarah/2 : 284, Q.S. Al-Mulk/67 : 2, Q.S. An-
Naml/27 : 27 dan 78, Q.S. Q.S.Taha/20 : 72, Q.S. AZ-Zumar/39 :
49, Q.S. Al-Mumtahanah/60: 10.
Menurut Maria ulfa dari hasil penelitiannya mengenani
evaluasi pendidikan perspektif al-qur’an dan implikasinya
pendidikan dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 31- 33 maka dikemukakan
beberapa unsur evaluasi yaitu pertama, unsur evaluator yaitu Allah
SWT sebagai pendidik, kedua , yang dievaluasi yaitu nabi Adam
a.s, ketiga unsur materi yang diajarkan oleh pendidik, keempat hasil
dan pengakuan dari evaluasi hasil belajar (Maria Ulfa, 2016: 45).
Tugas pendidik atau seorang pendidik adalah memberikan
penilaian hasil belajar terhadap peserta didiknya setelah
tersampaikan proses pembelajaran kepada peserta didik. Penilaian
ini menjadi usaha pendidik atau tindakan untuk mengetahui
sejauh mana tujuan pendidikan tercapai atau tidak berdasarkan
kurikulum di sekolah yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Dengan demekian, penilaian berfungsi sebagai alat untuk
mengetahui keberhasilan proses pembelajaran dan hasil belajar
peserta didik yang tertuju kepada tiga aspek yaitu ranah kognitif,
ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Bentuk-bentuk penilaian
yang dilakukan oleh pendidik dalam mengevaluasi peserta didik
di sekolah pada umumnya seperti ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester ganjil dan genap . Tindakan pendidik
atau pendidik dalam mengevaluasikan peserta didik yaitu untuk
mengembangkan seluruh potensi atau kemampuan yang ada
dalam dirinya, seperti kekuatan fisik atau Jasmanih (al quawah al-
jismiyah), akal (al-aqliyah), dan jiwa (al-nafsiyah) secara utuh,
terintegrasi, dan seimbang.

2
Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia nomor 14
tahun 2005 tentang pendidik dan dosen pada BAB I ketentuan
umum pasal 1 menyebutkan bahwa: pendidik adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah (pertama atau atas). Hal ini sesuai sebagai
pendidik atau pendidik pentingnya melakukan evaluasi hasil
belajar peserta didik dalam pengendalian mutu pendidikan secara
nasional. Mengingatkan untuk pendidik dalam menerapkan
evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan secara sistematis dan
berkelanjutan, maksud dari evaluasi berkelanjutan ini adalah dari
waktu ke waktu dan terencana selama pembelajaran. Artinya
evaluasi hasil belajar peserta didik itu tidak dilaksanakan hanya
sekali satu semester saja, namun pada tiap-tiap pembelajaran yang
telah disajikan oleh pendidik atau pendidik.
Sehubungan hasil evaluasi belajar pesera didik yang
dilakukan dengan secara terencana, teratur, dan terjadwal
sehingga evaluator (pendidik, dosen dan lain-lain) dapat
menentukan langkah-langkah pendidik yang perlu diambil dalam
perbaikan dan memperoleh informasi yang dapat memberikan
gambaran perkembangan peserta didik sejauh mana kebeharsilan
hasil belajar. Menurut Abdul Mujib dan Jusuf Muadzakkir
dikatakan keberhasilan belajar adalah suatu perubahan yang
terjadi pada peserta didik yang melakukan pembelajaran, bukan
saja perubahan dari pengetahuan (kognitif), tetapi juga
pengetahuan untuk membentuk sikap, kebiasaan, penguasaan,
dan menghargai keterampilan dalam dirinya terhadap proses
pembelajaran (Abdul Mujib dan Jusuf Muadzakkir, 2014 : 215).
Kemudian apa saja perencanaan dan langkah-langkah
pendidik dalam mengevaluasi hasil belajar peserta didik agar
memperoleh data penilaian dan pengukuran hasil belajar peserta
didik? Menurut Anas Sudiyono pada umumnya perencanaan
evaluasi hasil belajar itu mencakup enam jenis kegiatan, yaitu:
Pertama, merumuskan tujuan evaluasi yang akan dilaksanakan.
Kedua, menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi, misalnya

3
aspek kognitif, afektif, ataukah aspek psikomotor. Ketiga, memilih
dan menentukan teknik apakah yang akan digunakan dalam
pelaksanaan evaluasi. Misalnya dengan menggunakan teknis tes
atau nontes. Keempat, menyusun alat-alat pengukur yang akan
dipergunakan dalam pengukuran dan penilaian hasil belajar
peserta didik. Kelima, menentukan tolak ukur, norma atau kriteria
yang akan dijadikan pegangan atau patokan dalam memberikan
interpretasi terhadap data hasil evaluasi. Keenam, menentukan
frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri (kapan dan
berapa kali mengunakan evaluasi akan dilaksanakan (Anas
Sudiyono, 2004: 59).
Kesimpulan di atas bahwa perencanaan merupakan proses
penyusunan evaluasi hasil belajar yang akan dilaksanakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pelaksanaan perencanaan
tersebut dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka
tertentu sesuai dengan keinginan pembuat perencanaan. Namun
yang lebih utama adalah perencanaan yang dibuat harus dapat
dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran. Begitu pula
dengan perencanaan pembelajaran, yang direncanakan harus
sesuai dengan target pendidikan. Pendidik sebagai subjek dalam
membuat perencanaan pembelajaran harus dapat menyusun
berbagai program pembelajaran sesuai pendekatan dan metode
yang akan di gunakan. Dan peserta didik/i atau peserta didik
sebagai objek dari perencana evaluasi hasil belajar yang akan
dilaksanakan pendidik. Maksudnya sasaran atau objek evaluasi
disini adalah hal-hal yang menjadi pusat perhatian untuk
dievaluasi.
Kaitannya dengan setelah perencanaan hasil evaluasi
belajar, maka diperlukan pendidik dalam teknik evaluasi sebagai
alat ukur. Adapun alat ukur dalam mengevaluasi hasil belajar
dibidang pelajaran pendidkan di sekolah ialah secara tes, berupa
soal objektif.
Tes adalah kegiatan atau proses sistematis mengukur
kemampuan/kondisi seseorang (peserta didik). Kegiatan tes
disebut dengan testing yang menggunakan alat yaitu tes. Maka
dari itu tes diartikan dengan sejumlah pertanyaan yang diberikan

4
kepada peserta didik baik soal objektif yang akan dijawab benar
atau salah, atau sejumlah tugas yang oleh peseta didik
dilaksanakan dengan berhasil atau gagal, sehingga kemampuan
peserta didik dapat dinyatakan dengan skor atau dinilai
berdasarkan acuan tertentu.
Teknik evaluasi disini menggunakan pendekatan penilaian
acuan patokan (PAP) dan penilaian acuan Norma (PAN) dalam
mengelolah evaluasi hasil belajar peserta didik sebagai penguat
landasan teori yang berhubungan dengan evaluasi. Katagori
penilaian acuan patokan yaitu pertama, nilai dari hasil penilaian
acuan patokan (PAP) dijadikan indikator untuk mengetahui
sampai dimana tingkat kemampuan dan penguasaan peserta didik
tentang materi pembelajaran tertentu. Kedua, kriteria atau patokan
yang digunakan penilaian acuan patokan (PAP) bersifat mutlak.
Sedangkan Katagori penilaian acuan norma yaitu pertama PAN
menggunakan kriteria yang bersifat relatif, dalam arti tidak tetap
atau selalu berubah-ubah disesuaikan dengan kondisi dan waktu.
kedua, nilai hasil PAN hanya menunjukkan kedudukan peserta
didik di dalam peringkat prestasi kelompoknya (Asrul, 2014: 191)
Mengevaluasi hasil belajar peserta didik hendaklah seorang
pendidik atau pendidik melakukan penilaian secara objektif
kepada peserta didik. Hal ini sebagaimana firman allah Q.S.Al-
Zalzalah/ : 7-8 :
٨ ُِ‫ َٔ َيٍ يَ ۡع ًَ ۡم ِي ۡثقَا َل َذز َّٖة َش ٗ ّسا يَ َس‬٧ُِ‫فَ ًٍَ يَ ۡع ًَ ۡم ِي ۡثقَا َل َذ َّز ٍة خ َۡي ٗسا يَ َس ۥ‬

Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat


dzarrahpun, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya. Dan barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.

Ayat Al-Qur’an di atas jika dikaitan dengan evaluasi,


peserta didik yang berusaha, tekun, dan giat khususnya dalam
belajar maka ia akan mudah menjawab soal-soal tes baik berupa
soal objektif dalam memperoleh nilai dan prestasi yang baik.
Sebaliknya jika peserta tidak mampu dalam pemaham pelajaran,
kurang semangat belajar, lebih banyak bermain atau tidak serius

5
dalam belajar yang sampaikan pendidik, dan hal-hal yang lainnya,
maka ia tidak akan memperoleh nilai yang baik dari ketentuan
penilaian pendidik. Maka tugas pendidik atau pendidik untuk
mendorong dan memperbaiki peserta didik berupa remedial,
penambahan tugas-tugas sebagai, atau hafalan-hafalan untuk
perubahan nilai dari kegagalan hasil belajar peserta didik.
Mengidentifikasi persoalan yang timbul pada umumnya
adanya kendala-kendala pendidik dalam mengevaluasi hasil
belajar peserta didik, dianataranya:
1. pendidik yang mengalami kesulitan dalam mengelola
evaluasi belajar peserta didik, karena masih
menggunakan teknik manual dan sederhana terutama
dari segi melakukan penilaian ulangan harian yang sifat
rutin setiap pertemuan setelah pendidik menyampaikan
materi pembelajaran kepada peserta didik dan akhir
semester. Dikarena diperlukan tahap demi tahap mulai
dari memeriksa jawaban peserta didik satu persatu soal
tersebut, belum lagi menskorkan data untuk mengetahui
jumlah nilai yang diperoleh peserta didik. Sehingga tidak
objektif dan maksimalnya pemberian penilaian hasil
belajar pendidikan agama Islam kepada peserta
didiknya.
2. Pendidik mengalamai kesulitan pendidik dalam
pembuatan tes soal melalui dengan cara kisi-kisi soal
sebelum diujikan kepada peserta didik. Tujuan kisi-kisi
soal ini untuk peningkatan mutu kualitas tes soal yang
ada kaitannya dengan penilaian belajar.

Tugas seorang pendidik adalah memberikan penilaian hasil


belajar terhadap peserta didiknya. Penilaian adalah upaya atau
tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah
ditetapkan itu tercapai atau tidak. Dengan kata lain, penilaian
berfungsi sebagai alat untuk mengtahui keberhasilan proses dan
hasil belajar peserta didik. Penilaian secara umum terbagi menjadi
tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotorik. Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang
paling banyak dinilai oleh para pendidik disekolah karena
berkaitan dengan kemampuan para peserta didik dalam
menguasai isi bahan pengajaran.

6
Ada banyak cara yang dilakukan untuk menilai ranah
konitif diantaranya melalui ulangan harian,ujian tengah semester,
ujian akhir semester dan ujian akhir nasional. Ujian akhir nasional
yang di selenggarakan pemerintah pusat berbentuk tes pilihan
ganda, oleh karena itu dalam beberapa hal penilaian seorang
pendidik dituntut untuk mampu membuat soal tes pilihan ganda
dengan baik dan benar sekaligus mampu mengevaluasi soal tes
tersebut apakah digunakan atau tidak untuk tes-tes berikutnya.
Adapun alat evaluasi pembelajaran yaitu Menganalisis butir
soal (Tes Tertulis dan Tes Lisan). Pendidik perlu meningkatkan
kualitas butir soal melalui analisis terhadap komponen-komponen
utama dari tiap-tiap butir soal. Seorang pendidik dalam
melakukan analisis butir soal dapat menggunakan peralatan
teknologi informasi. Penggunaan teknologi informasi dalam
melakukan analisis butir soal merupakan salah satu alternatif
pemecahan masalah yang dapat dilakukan oleh pendidik. Salah
satu program aplikasi yang dapat di-gunakan oleh pendidik untuk
meng-analisis butir soal adalah program aplikasi Anates.
Secara singkat dan tepat mengenai aplikasi ANATES
merupakan sebuah program aplikasi komputer yang bertujuan
untuk menganalisis butir soal. Program ini sangat bermanfaat
khususnya bagi para pendidik atau pendidik umumnya dalam
memperhatikan evaluasi pendidikan. Karena para pendidik
dituntut untuk membuat sejumlah soal sesuai dengan KD
(Kompetensi Dasar) mata pelajaran yang di tempuh. Maka setiap
pendidik diharapakan untuk menyelesaikan administrasi berupa
Analisis Tes. Tujuan analisis adalah untuk mengkaji, dan
menelaah setiap butir soal agar diperoleh soal yang bermutu
sebelum soal digunakan untuk memberikan penilaian kepada
peserta didik.
Khususnya untuk soal obyektif (pilihan ganda), secara
emperis butir-butir soal disebut bermutu apabila memenuhi 5
(lima) persyaratan, yaitu pertama, option-option pengecoh
berfungsi untuk menjebak peserta didik yang menjawab secara
tebak-tebakan atau tidak paham konsep, kedua, butir soal memiliki
tingkat kesulitan yang ideal, artinya tidak terlalu sulit dan tidak

7
terlalu mudah, ketiga,butir soal dapat membedakan antara peserta
didik yang menguasai konsep dengan yang tidak menguasai
konsep, Empat, bersifat valid, artinya tepat digunakan untuk
menentukan nilai peserta didik dan lima, bersifat reliabel, artinya
butir soal tersebut konsisten dalam memberikan interprestasi nilai
bagi peserta didik.
Analisis tes adalah salah satu kegiatan yang perlu dilakukan
dalam rangka meningkatkan mutu suatu tes, baik mutu
keseluruhan tes maupun mutu tiap butir soal/tugas yang menjadi
bagian dari tes itu. Tes sebagai alat seleksi maupun evaluasi
diharapkan menghasilkan nilai atau skor yang obyektif dan
akurat. Bila tes yang digunakan pendidik kurang baik, maka nilai
yang diperoleh peserta didik tidak obyektif dan berarti peserta
didik diperlakukan tidak adil. Oleh sebab itu perlu diusahakan
agar tes yang diberikan kepada peserta didik sedapat mungkin
cukup baik dan bermutu dilihat dari berbagai segi. Untuk
mempermudah menganalisis suatu tes tersebut maka diperlukan
alat bantu bagi para pendidik dan calon pendidik untuk
mempermudah menganalisi hasil butir soal yaitu aplikasi
ANATES sebagai alat bantu yang bisa dibgunakan untuk
menganalisa kualitas butir soal pilihan berganda.
Berdasarkan uraian di atas, penulis terdorong dan tertarik
mengadakan tulisan buku untuk mengungkap manfaat dari
aplikasi ANATES bagi pendidik, sehingga memberikan kontribusi
dalam menganalisis butir-butir soal sebagai mutu tes, sehingga
memperoleh tes yang objektif. Dan tanpa disandari secara
langsung pendidik menabung soal-soal untuk mengevaluasi
pembelajaran peserta didik.

8
BAB II.
MENGENAL APLIKASI ANATES

Secara mendasar sebelum lebih memahami mengenai


aplikasi Anates, maka perlu mengetahui terlebih dahulu yang
dimaksud dengan tes. Tes adalah pemberian suatu tugas atau
rangkaian tugas dalam bentuk soal tes yang harus dikerjakan oleh
peserta didik. Tes terbagi menjadi dua yaitu tes dan non tes. Pada
umumnya tes diartikan sebagai alat penilaian atau proses
pengukuran.
Penilaian berguna sebagai alat untuk mengetahui
keberhasilan proses dan hasil belajar peserta didik. Istilah dalam
pendidikan tes evaluasi hasil belajar pada dasarnya merupakan
persoalan-persoalan yang dirancang sedemikian rupa digunakan
untuk mengukur perolehan hasil belajar peserta didik. Tes ini
untuk mengukur ranah kognitif, Sedangkan non tes diartikan
sebagai alat penguji hasil belajar mendapatkan informasi penilaian
ke ranah afektif dan psikomotorik. Ciri-ciri suatu tes dapat
dikatakan baik sebagai alat pengukuran dan penilaian harus
memenuhi persyaratan tes yaitu: validitas, realiabilitas,
objektivitas, praktibilitas, dan ekonomis.

A. Pengertian Aplikasi Anates


ANATES singkatan dari analisis hasil tes, aplikasi
ANATES adalah program aplikasi komputer yang khusus
digunakan untuk menganalisa tes .Program ini dikembangkan
oleh Bapak Drs. Karno To, M.Pd. seorang dosen Psikologi di
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan Bapak Yudi
Wibisono, S.T seorang konsultan komputer, mereka mencoba
membantu mahasiswa dan pendidik dalam menghitung
analisis butir soal dan berkaitan dengan evaluasi (Muchammad
Arif, Jurnal Ilmiah Edutic: 2014).
Profil tokoh pengembang aplikasi ANATES yaitu :
pertama, Drs. Karno to, M.Pd berperan sebagai sistem analisis
dalam aplikasi ANATES. Beliau menyelesaikan S1 dan S2 di
9
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Saat ini bekerja
sebagai dosen di jurusan psikologi pendidikan dan bimbingan
di UPI. Alamat tempat tinggal di Sarijadi blok 23 no Bandung
kode pos 40164, kedua, Yudi Wibisono, ST berperan sebagai
programmer komputer untuk aplikasi ANATES. Beliau
menyelesaikan S1 di teknik informatika ITB. Dan saat ini
berkerja sebagai dosen jurusan pendidikan matematika di
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Aplikasi ANATES ini merupakan aplikasi komputer
berbasis operating sistem Windows. Pada awalnya pengembang
pembuatan program aplikasi Anates setelah proses
pemantapan program analisis tes, maka pada tanggal 22
Februari 2004 berhasil mengembangkan aplikasi Anates dengan
sempurna. Aplikasi ANATES ini sangat bermanfaat bagi
pendidik dalam mengevaluasi hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan pemaparan di atas bahwa manfaat dari
laptop, komputer, dan infocus dapat menjadikan fasilitas bagi
pendidikan. Bahkan bagi pendidik yang sudah mendapatkan
sertifikasi guru menjadi suatu tuntutan memiliki laptop dalam
meningkatkan kinerjanya terkhususnya kegiatan analisis tes
dalam proses mengevaluasi peserta didiknya. kegiatan analisis
tes adalah bagian dari upaya meningkatkan mutu pendidikan
dalam bidang evaluasi. Kualitas suatu tes yang berhubungan
dengan soal-soal yang dijadikan instrumen tes kepada peserta
didik sebagai menguji penguasaan kompetensi. Program
ANATES dapat dipergunakan para pendidik sebagai alat
evaluasi dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan
menggunakan aplikasi ANATES proses analisis tes akan
menjadi lebih mudah, cepat, dan akurat.

B. Komponen-Komponen Pada Aplikasi Anates Ganda


Aplikasi Anates Pilihan berganda secara fisik tampilan
berwarna biru. Aplikasi ANATES memiliki kemampuan untuk
menganalisis soal tes seperti : Menghitung skor, menghitung
reliabilitas tes, mengelompokan subjek kedalam kelompok atas
atau bawah, menghitung daya pembeda, menghitung tingkat

10
kesukaran soal, menghitung korelasi skor butir dengan skor
total, menentukan kualitas pengecoh (disktaktor).
1. Menghitung skor
Penyekoran disini maksudnya untuk mengetahui
hasil jawaban pelajaran peserta didik dari Tes (soal
berganda). Pada aplikasi ANATES setiap butir tes terlihat
jawaban benar atau jawaban salah oleh peserta didik. Maka
setiap butir soal Jawab benar ditandai dengan angka = 1,
jawab soal salah = (-), dan tidak menjawab soal dengan
tanda bintang = (*).
Adapun arti dari skor ganjil, genap, dan skor total
pada aplikasi ANATES dengan 10 butir soal tes objektif :
Pertama, skor ganjil yaitu jawaban benar dari butir soal
nomor 1, 3, 5, 7, 9 dan seterusnya, kedua, skor genap yaitu
jawaban benar dari butir soal nomor 2, 4, 6, 8, dan
seterusnya, dan ketiga, skor total yaitu jumlah skor yang
diperoleh dari seluruh bentuk soal skor ganjil dan genap
dengan rumus tebakan (guessing formula) jika mengambil
contoh dari skor ganjil = 3 dan skor genap =2 maka skor
totalnya 3+ 2 = 5. Bukan itu saja hasil skor tes peserta didik
dapat di hitung atau skor secara otomatis. Dengan demikian
skor tes objektif ditentunkan oleh banyak butir yang
dijawab benar. Skor yang diperoleh disebut dengan skor
mentah (Zainal Arifin, 2009: 231).
Pada aplikasi ANATES ini Jumlah skor tes peserta
didik dapat diurutkan dari hasil belajar peserta didik
tertinggi sampai ke terendah, dengan begitu pendidik
dengan cepat dan mudah mengetahui dalam memperoleh
data peserta didik yang telah banyak dalam menjawab
benar dan salah dari soal tes objektif.

2. Menghitung reliabilitas tes


Reliabilitas dalam kamus bahasa inggris diartikan
―dapat dipercaya‖. Suatu tes dapat dikatakan mempuntai
taraf kepercayaan yang tinggi jika tes dapat memberikan
hasil yang tetap. Maknanya sejauh mana suatu tes dapat

11
dipercaya untuk menghasilkan skor yang konsisten atau
tidak berubah-ubah (Suharsimi Arikunto, 2008: 25).
Pengertian dari reliabilitas tes adalah adalah tes yang
menghasilkan skor secara relatif tidak berubah walaupun
diujikan dengan tes yang sama pada situasi dan waktu yang
berbeda-beda. Atau pengukuran ke pengukuran lainnya.
Dengan kata lain reliabilitas merupakan tingkat konsistensi
atau kemantapan hasil terhadap hasil dua pengukuran hal
yang sama. Dapat juga diartikan sebagai tingkat
kepercayaan dari suatu alat ukur.
Metode menghitung reliabilitas tes ada tiga cara,
yaitu: Pertama, metode bentuk paralel (equivalent). Kedua,
metode tes ulang (Test- retest method). Ketiga, metode belah
dua (Split-half method). Pada aplikasi ANATES ini untuk
menghitung reliabilitas tes menggunakan metode belah dua
(Split-half method) yaitu membelah ganjil-genap dan
membelah atas item-item awal dan akhir.
Rumus menghitung reliabilitas tes pada aplikasi
anates, yaitu :

rtt = 2 x r1/21/2
1 + r1/21/2
Keterangan:
rtt = koefisien reliabilitas tes
r 1/21/2 = koefisien korelasi skor ganjil-genap (kolerasi XY)

Kolerasi diartikan hubungan atau saling hubungan.


Sedangkan Pengertian dari kolerasi xy adalah salah satu
teknik untuk mencari kolerasi an antara kolerasi antara
variabel yang kerap kali digunakan. Teknik kolerasi dengan
rumus product Moment Correlation karena koefisien
korelasinya diperoleh dengan cara hasil perkalian dari
momen variabel (x atau y) yang telah dikorelasikan (Anas
Sudijono, 2009: 190).
Rumus Product Moment untuk menghitung kolerasi
XY pada reliabilitas tes (Suharsimi Arikunto, 2008: 90).,
yaitu:
12
rxy = N ∑XY – (∑X) (∑Y)
√ [ (N ∑X2 - ∑(X)2 ] . [N ∑Y2 - ∑(Y)2]

Keterangan :
N = Jumlah subjek atau peserta didik
∑x = Jumlah dari Skor ganjil
∑y = Jumlah dari Skor genap.
∑xy = jumlah dari skor genap dan ganjil.
∑x2 = Jumlah dari skor ganjl yang dikuadratkan.
∑y2 = Jumlah dari skor genap yang dikuadratkan.

Contohnya : Setelah dihitung atau dijumlahkan maka


diperoleh nilai-nilai, sebagai berikut:
N = 38 ∑X = 121 ∑ Y = 125
XY= 515 ∑X = 541
2 ∑Y 2 = 619

Nilai-nilai yang di atas dimasukkan ke dalam rumus


Pearson' Produt Moment sebagai berikut:

rxy = N ∑XY – (∑X) (∑Y)


√ [ (N ∑X2 - ∑(X)2 ] . [N ∑Y2 - ∑(Y)2]

rxy = 38. 515 – 121. 125


√ 38. 541 – (121)2 x 38. 619 – (125)2

rxy = 19570 – 15125


√ 20558 – 14641 x 23522 – 15625

rxy = 4445
√ 46726549

rxy = 4445
6835,68204

rxy = 0, 65

13

Anda mungkin juga menyukai