PANCASILA DASAR NEGARA

Adinda Nurul¹, JesicaElizabeth², Mayrefaya3 , Resti Wulandari4 , Rizki Aditiya5

Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Esa unggul
Jalan Mekar Bakti, Kec. Panongan, Tangerang, Banten - 15710
Rizkiaditiya167@gmail.com

Abstract
Pancasila is the basis of the state and the way of life of the Indonesian people. As the nation's view
of life, Pancasila contains noble values that exist, grow and develop together with the Indonesian
people since time immemorial. Pancasila is the guideline for the life of the Indonesian people in
living their daily lives in the midst of society. The word Pancasila comes from Sanskrit which
consists of two syllables and contains two kinds of meaning, namely: Panca meaning "five" and Sila
meaning "joint stone, base, or base". In Indonesian, "moral" means good behavior. So that
Pancasila is the basis in regulating the government of the Indonesian state which prioritizes all
components throughout the territory of Indonesia.

Keywords: History Before Indonesian Independence, The Birth Of BPUPKI And PPKI, The History
Of The Birth Of Pancasila As The Basis Of The State .

Abstrak

Pancasila merupakan dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Sebagai pandangan
hidup bangsa, pancasila mengandung nilai-nilai luhur yang berada, tumbuh dan berkembang
bersama dengan bangsa Indonesia sejak dahulu kala. Pancasila menjadi pegangan hidup rakyat
Indonesia dalam menjalani kehidupan sehari-hari ditengah-tengah masyarakat. Kata pancasila
berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari dua suku kata dan mengandung dua macam arti,
yaitu: Panca artinya “lima” dan Sila artinya “batu sendi, alas, atau dasar”. Dalam bahasa Indonesia
menjadi “susila” artinya tingkah laku yang baik. Sehingga pancasila merupakan dasar dalam
mengatur pemerintahan negara Indonesia yang mengutamakan semua komponen di seluruh
wilayah Indonesia.

Kata kunci: Sejarah Sebelum Kemerdekaan Indonesia, Lahirnya BPUPKI Dan PPKI,
Sejarah Lahirnya Pancasila Menjadi Dasar Negara.

PENDAHULUAN kehidupan berbangsa dan bernegara. Yang

Setiap negara tentu memiliki sebuah
dasar negara, dasar-dasar negara tersebut
dijadikan sebagai sikap hidup, pandangan
hidup serta sebagai sumber tata tertib hukum
dalam sebuah negara. Tanpa adanya dasar
dan tujuan sebuah negara, maka sulit untuk
mencapai kesejahteraan dan kemajuan karena
pandangan hidup masyarakat yang berbeda-
beda. Indonesia juga mempunyai dasar negara
yaitu Pancasila, Pancasila merupakan dasar
negara serta landasan ideologi yang berarti
Pancasila itu sendiri adalah dasar sistem
penyelenggaraan negara, dasar sistem
pemerintahan dan asal mula hukum dalam
artinya Pancasila berfungsi sebagai dasar
hukum baik cara tertulis maupun lisan. Sebagai
negara kepulauan dengan bentuk
pemerintahan Republik sehingga disebut
Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila
sudah digunakan semenjak tahun 1945.
Pancasila sudah menjadi dasar negara,
pedoman serta pandangan hidup dengan nilai-
nilai yang diambil dari kehidupan sehari-hari
masyrakat Indonesia, Pancasila merupakan
dasar negara dan falsafah hidup Indonesia.
Kedudukan pancasila sebagai dasar negara
merupakan tatanan sumber hukum yang
mengatur kehidupan negara dan masyarakat,
1
hal ini tertuang dalam Undang-Undang (UU)
No.10 Tahun 2004 tentang Peraturan
Perundang-Undangan. Penempatan Pancasila
sebagai sumber dari segala hukum negara
adalah sesuai dengan Pembukaan UUD 1945
alinea ke-empat yaitu;
 Ketuhanan Yang Maha Esa.
 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
 Persatuan Indonesia.
 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyarawatan
perwakilan.
 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian kualitatif dengan metode studi
pustaka. Penelitian kualitatif yaitu suatu
prosedur penelitian yang menggunakan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan pelaku yang dapat 
diamati (Fitrah dan Luthfiyah. 2017: 44).
Metode penelitian ini menggunakan metode
studi pustaka yaitu metode pengumpulan data
dengan mengandalkan studi pembelajaran
terhadap buku-buku, litertur-literatur, catatan-
catatan, dan laporan-laporan yang ada
hubungannya dengan masalah yang
diselesaikan dan dipecahkan. Data maupun
pembahasan pada penelitian ini didapatkan
dari kajian-kajian teori atau studi literatur yang
berasal dari google buku maupun website
terpercaya lainnya. Penulis mencari studi
literatur untuk data pada penelitian ini secara
rinci, sehingga setiap hal-hal yang berkaitan
dengan permasalahan ataupun judul penelitian
dapat diulas secara deskriptif untuk
memudahkan penulis dalam menyampaikan
data yang ada kepada pembaca. Dalam
penelitian ini kami akan menganalisis
mengenai sejarah sebelum Kemerdekaan
Indonesia, lahirnya BPUPKI dan PPKI,
sejarah lahirnya Pancasila menjadi dasar
negara.
PEMBAHASAN
Sejarah sebelum Kemerdekaan
Indonesia
Sejarah Pancasila hingga menjadi dasar negara
Republik Indonesia sangatlah panjang dan
penuh dengan perjuangan. Rakyat Indonesia
pernah merasakan pahitnya penjajahan oleh
beberapa negara Eropa, dimulai dari negara
Portugis yang pertama kali tiba di Malaka pada
tahun 1509. Dipimpin oleh Alfonso De
Albuquerque pada tanggal 10 Agustus 1511,
dan dengan cepat Portugis berhasil menguasai
Malaka. Setelah menguasai Malaka, Portugis
terus bergerak ke Madura sampai ke Ternate.
Bangsa Indonesia terus melakukan perlawanan
terhadap Portugis, dan perlawanan yang paling
besar adalah ketika Portugis mencoba untuk
mempertahankan Sunda Kelapa, namun hal itu
tidak mudah karena seorang Panglima perang
dari kerajaan Demak yang bernama Fatahillah
memberikan perlawanan yang terpaksa
membuat Portugis dipukul mundur keluar dari
Sunda Kelapa pada tahun 1527. Setelah
berhasil merebut Sunda Kelapa dari Portugis,
Fatahillah merubah nama Sunda Kelapa
Menjadi Jayakarta, penaklukan Portugis oleh
Fatahillah pada 22 Juni 1527 kemudian
diperingati sebagai hari jadi kota Jakarta.
Kemudian Pada abad ke-16 saat itu Belanda
sedang melakukan banyak ekspedisi keseluruh
dunia untuk mencari rempah-rempah dan
kemudian masuk ke Indonesia tepatnya di
daerah Banten pada bulan Juni 1596 dibawah
pimpinan Cornelius de Houtman. Karena
ketertarikan Belanda akan kayanya rempah-
rempah di Indoneisa, Belanda mencoba
menyerang Portugis dan berhasil merebut
Malaka dari tangan Portugis. Belanda
mendapatkan banyak keuntungan dari hasil
rempah-rempah serta mengurangi persaingan
dengan negara lain yang ingin mendapatkan
hasil rempah-rempah di Indonesia. Pada awal
Januari 1808, beberapa kapal Belanda berlayar
menuju Anyer dan sampailah pasukan Belanda
yang dipimpin oleh Daendles. Daendles adalah
Gubernur Jendral Hindia Belanda yang
diangkat oleh Raja Beland Louis (Koning
Lodewijk). Ketika sampai di Indonesia,
Daendles diharapkan bisa menjaga Batavia
dan Pulau Jawa dari tentara Inggris. Maka dari
itu Deandels melaksanakan tugasnya dengan
segera. Tentara Belanda diisinya dengan
orang-orang pribumi, ia membangun rumah
sakit-rumah sakit dan tangsi-tangsi militer
baru. Di Surabaya ia membangun sebuah
pabrik senjata, di Semarang ia membangun
pabrik meriam dan di Batavia ia membangun
sekolah militer.
2
Kastil di Batavia dihancurkannya dan diganti
dengan benteng di Meester Cornelis (kini
Jatinegara). Di Surabaya dibangunnya Benteng
Lodewijk. Proyek utamanya, yaitu Jalan Raya
Pos, sebenarnya dibangunnya juga karena
manfaat militernya, yaitu untuk mengusahakan
tentara-tentaranya bergerak dengan cepat.
Terhadap raja-raja di Jawa, ia bertindak keras,
tetapi kurang strategis sehingga mereka
menyimpan dendam kepadanya. Di mata
Daendels, semua raja pribumi harus mengakui
raja Belanda sebagai junjungannya dan minta
perlindungan kepadanya. Bertolak dari konsep
ini, Daendels mengubah jabatan pejabat
Belanda di kraton Solo dan kraton Yogya dari
residen menjadi minister. Minister tidak lagi
bertindak sebagai pejabat Belanda melainkan
sebagai wakil raja Belanda dan juga wakilnya
di kraton Jawa. Oleh karena itu Daendels
membuat peraturan tentang perlakuan raja-
raja Jawa kepada para Minister di kratonnya.
Jika di zaman VOC para residen Belanda
diperlakukan sama seperti para penguasa
daerah yang menghadap raja-raja Jawa,
dengan duduk di lantai dan
mempersembahkan sirih sebagai tanda hormat
kepada raja Jawa, Minister tidak layak lagi
diperlakukan seperti itu. Minister berhak duduk
sejajar dengan raja, memakai payung seperti
raja, tidak perlu membuka topi atau
mempersembahkan sirih kepada raja, dan
harus disambut oleh raja dengan berdiri dari
tahtanya ketika Minister datang di kraton.
Ketika bertemu di tengah jalan dengan raja,
Minister tidak perlu turun dari kereta tetapi
cukup membuka jendela kereta dan boleh
berpapasan dengan kereta raja. Meskipun di
Surakarta Sunan Paku Buwono IV menerima
ketentuan ini, di Yogyakarta Sultan Hamengku
Buwono II tidak mau menerimanya. Daendels
harus menggunakan tekanan agar Sultan
Yogya bersedia melaksanakan aturan itu.Tetapi
dalam hati kedua raja itu tetap tidak terima
terhadap perlakuan Daendels ini. Jadi ketika
orang-orang Inggris datang, maka mereka
bersama-sama dengan para raja
"mengkhianati" orang Belanda. Berbeda
dengan apa yang dipercaya orang selama ini,
Daendels selama masa pemerintahannya
memang memerintahkan pembangunan jalan
di Jawa tetapi tidak dilakukan dari Anyer
hingga Panarukan. Jalan antara Anyer dan
Batavia sudah ada ketika Daendels tiba. Oleh
karena itu menurut het Plakaatboek van
Nederlandsch Indie jilid 14, Daendels mulai
membangun jalan dari Buitenzorg menuju
Cisarua dan seterusnya sampai ke
Sumedang.Pembangunan dimulai bulan Mei
1808. Di Sumedang, proyek pembangunan
jalan ini terbentur pada kondisi alam yang sulit
karena terdiri atas batuan cadas, akibatnya
para pekerja menolak melakukan proyek
tersebut dan akhirnya pembangunan jalan
macet. Akhirnya Pangeran Kornel turun tangan
dan langsung menghadap Daendels untuk
meminta pengertian atas penolakan para
pekerja. Ketika mengetahui hal ini, Daendels
memerintahkan komandan pasukan zeni
Brigadir Jenderal von Lutzow untuk
mengatasinya. Berkat tembakan artileri, bukit
padas berhasil diratakan dan pembangunan
diteruskan hingga Karangsambung. Sampai
Karangsambung, proyek pembangunan itu
dilakukan dengan kerja upah. Para bupati
pribumi diperintahkan menyiapkan tenaga
kerja dalam jumlah tertentu dan masing-
masing setiap hari dibayar 10 sen per orang
dan ditambah dengan beras serta jatah garam
setiap minggu. Setibanya di Karangsambung
pada bulan Juni 1808, dana tiga puluh ribu
gulden yang disediakan Daendels untuk
membayar tenaga kerja ini habis dan di luar
dugaannya, tidak ada lagi dana untuk
membiayai proyek pembangunan jalan
tersebut. Ketika Daendels berkunjung ke
Semarang pada pertengahan Juli 1808, ia
mengundang semua bupati di pantai utara
Jawa. Dalam pertemuan itu Daendels
menyampaikan bahwa proyek pembangunan
jalan harus diteruskan karena kepentingan
mensejahterakan rakyat (H.W. Daendels, Staat
van Nederlandsch Indische Bezittingen onder
bestuur van Gouverneur Generaal en Marschalk
H.W. Daendels 1808-1811, 's Gravenhage,
1814). Para bupati diperintahkan untuk
menyediakan tenaga kerja dengan konsekuensi
para pekerja ini dibebaskan dari kewajiban
kerja bagi para bupati tetapi mencurahkan
tenaganya untuk membangun jalan.
Sementara itu para bupati harus menyediakan
kebutuhan pangan bagi mereka. Semua proyek
ini akan diawasi oleh para prefect yang
merupakan kepala daerah pengganti residen
VOC. Dari hasil kesepakatan itu, proyek
pembangunan jalan diteruskan dari
Karangsambung ke Cirebon. Pada bulan
3
Agustus 1808 jalan telah sampai di
Pekalongan. Sebenarnya jalan yang
menghubungkan Pekalongan hingga Surabaya
telah ada, karena pada tahun 1806 Gubernur
Pantai Timur Laut Jawa Nicolaas Engelhard
telah menggunakannya untuk membawa
pasukan Madura dalam rangka menumpas
pemberontakan Bagus Rangin di Cirebon
(Indische Tijdschrift, 1850). Jadi Daendels
hanya melebarkannya. Tetapi ia memang
memerintahkan pembukaan jalan dari
Surabaya sampai Panarukan sebagai
pelabuhan ekspor paling ujung di Jawa Timur
saat itu. Kontroversi terjadi tentang
pembangunan jalan ini. Pada masa Daendels
banyak pejabat Belanda yang dalam hatinya
tidak menyukai Perancis tetapi tetap setia
kepada dinasti Oranje yang melarikan diri ke
Inggris. Namun mereka tidak bisa berbuat
banyak karena penentangan terhadap
Daendels berarti pemecatan dan penahanan
dirinya. Hal itu menerima beberapa orang
pejabat seperti Prediger (Residen Manado),
Nicolaas Engelhard (Gubernur Pantai Timur
Laut Jawa) dan Nederburgh (bekas pimpinan
Hooge Regeering). Mereka yang dipecat ini
kemudian kembali ke Eropa dan melalui
informasi yang dikirim dari para pejabat lain
yang diam-diam menentang Daendels (seperti
Peter Engelhard Minister Yogya, F. Waterloo
Prefect Cirebon, F. Rothenbuhler, Gubernur
Ujung Timur Jawa), mereka menulis keburukan
Daendels. Di antara tulisan mereka terdapat
proyek pembangunan jalan raya yang
dilakukan dengan kerja rodi dan meminta
banyak korban jiwa. Sebenarnya mereka
sendiri tidak berada di Jawa ketika proyek
pembangunan jalan ini dibuat. Ini terbukti dari
penyebutan pembangunan jalan antara Anyer
dan Panarukan, padahal Daendels
membuatnya dimulai dari Buitenzorg. Sayang
sekali arsip-arsip mereka lebih banyak
ditemukan dan disimpan di arsip Belanda,
sementara data-data yang dilaporkan oleh
Daendels atau para pejabat yang setia
kepadanya (seperti J.A. van Braam, Minister
Surakarta) tidak ditemukan kecuali tersimpan
di Perancis karena Daendels melaporkan
semua pelaksanaan tugasnya kepada Napoleon
setelah penghapusan Kerajaan Belanda pada
tahun 1810. Sejarawan dari Indonesia yang
banyak mengandalkan informasi dari arsip
Belanda ikut berbuat kesalahan dengan
menerima kenyataan pembangunan jalan
antara Anyer-Panarukan melalui kerja rodi.
Kemudian bangsa Jepang tiba di Indonesia
pada 11 januari 1942 melalui Tarakan,
dibawah komando Shinzuo Sakaguchi berhasil
merebut Tarakan dan Balikpapan, setelah
mengalahkan Koninklijk Nederlandsch Indisch
Leger (KNIL). Setelah mendapatkan kekalahan
berturut-turut dan mendapatkan tekanan terus
menerus, akhirnya Belanda mengakui
kekalahannya atas Jepang dan bersedia
menurunkan senjatanya kemudian Belanda
yang diwakili oleh Jendral H. Ter Poorten serta
perwakilan dari Jepang yaitu Jendral Hitoshi
Imamura, menandatangani perjanjian yang
menandai berakhirnya kekuasaan pemerintah
Hindia Belanda atas Indonesia setelah 350
tahun di Kalijati, Subang, Jawa Barat.
Kemudian Sendebu atau Departemen
Propaganda Jepang membuat semboyan 3A
untuk mempropagandakan mereka serta
menarik simpati, perhatian dan juga
kepercayaan dari rakyat Indonesia, semboyan
3A itu berbunyi :
1. Nippon Cahaya Asia (Ajia no hikari
Nippon)
2. Nippon Pelindung Asia (Ajia no botai
Nippon)
3. Nippon Pemimpin Asia (Ajia no
Shidōsya Nipon)
Salah satu organ paramiliter yang didirikan
Jepang ketika menduduki Indonesia adalah
Pembela Tanah Air (PETA), tentara sukarela ini
berisikan para pemuda pemudi indonesia yang
mendapatkan pelatihan militer modern oleh
Jepang yang diperuntukan menjadi bala
bantuan pasukan Jepang. Banyak pemuda
pemudi Indonesia yang ikut mendaftar untuk
menjadi tentara Peta karena termakan oleh
semboyan 3A yang terus digaungkan oleh
Jepang. Tidak berbeda jauh dengan Belanda
perlakuan tentara Jepang lebih kejam dan
sadis kepada para tahanan dan para pekerja,
mereka diperlakukan keji dan tidak manusiawi.
Jepang menerapkan sistem kerja paksa
(Romusha). Cita-cita Jepang untuk
membangun kawasan Persemakmuran
Bersama Asia Timur Raya di bawah
naungannya, dicoba direalisasikan dengan
mencetuskan Perang Asia Timur Raya yang
dipicunya dengan penyerangan mendadak atas
pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di
4
Pearl Harbour pada tanggal 7 Desembar 1941. Dokuritsu Junbi Cosakai. Ada beberapa alasan
Sejak itu, gerakan invasi militer Jepang dengan pembentukan BPUPKI ini antara lain :
cepat merambah kawasan Asia Tenggara.  Karena kedududan Jepang sudah
Philipina (Januari 1942) dan Singapura semakin terancam oleh sekutu yang
(Februari 1942) dikuasai, dan selanjutnya berawal kalahnya Jepang pada
giliran Indonesia pada bulan maret 1942. perang Pasifik.
Rakyat Indonesia tidak hanya diam dan terus  Jepang ingin memikat rakyat
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Indonesia dengan cara
Dibawah Komando Ir. Soekarno serta pemuda-
mengibarkan bendera merah putih
pemudi Indonesia dan seluruh rakyat di
berdampingan dengan bendera
seluruh pelosok nusantara sedang
memperjuangkan kemerdekaan bagi jepang agar rakyat Indonesia mau
Indonesia. Diawali dengan pergerakan membantu jepang perang melawan
pemuda-pemudi nusantara untuk menyatukan sekutu.
visi dan mempererat persatuan dan kesatuan
Pada tanggal 1 maret 1945, Saiko Kumachi
seluruh rakyat Indonesia, maka para pemuda-
Harada seorang pemimpin Jepang mengatakan
pemudi membentuk sebuah Kongres yang
akan segera membentuk BPUPKI. Dan pada
digagas oleh Persatuan Pelajar-Pelajar
tanggal 29 April 1945 BPUPKI dibentuk dan
Indonesia, kemudian pemuda-pemudi ini
diresmikan oleh pemerintah Jepang untuk
merumuskan tujuan apa saja yang ingin
menyiapkan kemerdekaan bagi Indonesia.
mereka capai. Setelah melewati beberapa kali
Dr.Radjiman Wediodiningrat ditunjuk sebagai
sidang, akhirnya pada tanggal 28 Oktober
ketua BPUPKI dengan jumlah anggota
1928 bertempat di gedung Indonesische
sebanyak 62 orang yang termasuk 7 orang dari
Clubhuis Kramat, para pemuda-pemudi
perwakilan Jepang. BPUPKI mengadakan dua
mengumumkan hasil kongres yang dikenal
kali masa sidang, yaitu: masa sidang pertama
sebagai Sumpah Pemuda, yang berisi :
tanggal 29 Mei 1945 hingga 1 Juni 1945 dan
1. KAMI POETERA DAN POETERI
masa sidang kedua tanggal 10 hingga 16 Juli
INDONESIA, 1945. Masa sidang I membicarakan Rancangan
MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH Dasar Negara Indonesia Merdeka. Pada sidang
JANG SATOE, yang pertama ini, salah satu yang berpidato
TANAH INDONESIA. dan menyampaikan usulan rancangan asas
2. KAMI POETERA DAN POETERI atau dasar negara Indonesia diantaranya
INDONESIA, adalah Prof. Mr. Moh. Yamin, Prof. Dr. Mr.
MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, Soepomo, PF. Dahlan, Moh. Hatta, Ir.
BANGSA INDONESIA. Soekarno, Abikoesno Tjokrosoejoso, M.
3. KAMI POETERA DAN POETERI Soetarjo K, Ki Bagus Hadikusumo, dan Liem
INDONESIA, Koen Hian. Usulan-usulan dasar negara
MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, tersebut adalah : Mr. Mohammad Yamin
berpidato dengan judul ”Asas dan Dasar
BANGSA INDONESIA.
Negara Republik Indonesia”. Dalam pidatonya,
Sejarah BPUPKI dan PPKI beliau mengemukakan 5 (lima) dasar negara,
Jepang yang terus terdesak oleh yakni sebagai berikut :
tentara Amerika dan Sekutu mencoba untuk 1.Peri Kebangsaan.
mendapatkan bantuan dari rakyat Indonesia. 2.Peri Kemanusiaan.
Dimana Perdana Mentri Jepang Koiso pada 3.Peri Ketuhanan.
tanggal 7 September 1944 berpidato didepan 4.Peri Kerakyatan.
Parlemen Jepang dan mengatakan akan 5. Kesejahteraan Rakyat.
memberikan kemerdekaan bagi Hindia Timur
(Indonesia) dikemudian hari. Kemudian Lalu pada tanggal 31 mei 1945, Prof. Dr.
pemerintah Jepang membentuk sebuah Soepomo juga mengemukakan 5 asas dasar
organisasi persiapan kemerdekaan Indonesia yang berisi :
atau BPUPKI yang dalam bahasa Jepangnya 1. Persatuan
2. Kekeluargaan
5
 3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan sosial
Dan Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945
berbicara tentang dasar falsafah negara
Indonesia merdeka yang terdiri atas lima asas
sebagai berikut:
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasional atau Peri Kemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kelima asas yang disampaikan oleh Ir.
Soekarno tersebut, atas petunjuk seorang ahli
bahasa diberi nama Pancasila yang kemudian
diusulkan menjadi dasar negara Indonesia.
Lalu kemudian setelah 3 tokoh mengemukakan
pendapatnya, dibentuklah panitia berisikan 9
orang untuk menampung aspirasi dan
pendapat kemudian memusyawarahkannya.
Hingga akhirnya pada tanggal 22 juni 1945
Panitia Sembilan menghasilkan rumusan yang
disebut Piagam Jakarta, rumusan tersebut
berisi:
1. Ketuhanan dengan kewajiban
menjalankan syariat islam bagi
pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan indoneisa bagi seluruh rakyat
Indonesia
Amerika yang cepat pulih dari kekalahan di
Pearl Harbour segera membalas serangan
Jepang di Pearl Harbour dan Jepang
mengalami kekalahan telak dari Amerika dan
sekutu setelah 2 kota terbesar di Jepang
dijatuhi bom atom oleh Amerika serikat, 2 kota
itu adalah Hiroshima pada tanggal 6 Agustus
1945 kemudian pada tanggal 9 Agustus 1945,
bom atom kedua dijatuhkan di kota Nagasaki.
Dan karena serangan bom atom itu Jepang
mengalami kehancuran yang luar biasa karena
jatuhnya ratusan ribu korban jiwa tidak hanya
pihak militer tetapi juga warga sipil. Indonesia
yang belum mengetahui kekalahan Jepang
yang beruntun dan tepatnya tanggal 9 Agustus
1945, Ir. Soekarno dan Moh. Hatta dipanggil
oleh Marsekal Terauchi ke Dalat, kota Saigon
Vietnam. Dalam pertemuan singkat itu pihak
Jepang diwakili oleh Panglima perang Marsekal
Terauchi memberikan kemerdekaan kepada
Bangsa Indonesia. Marsekal Terauchi juga
mengangkat Ir. Soekarno dan Hatta menjadi
ketua dan wakil ketua PPKI (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indoneisa) dan dalam bahasa
Jepang disebut Dokuritsu Junbi Inkai, yang
dibentuk pada tanggal 7 Agustus 1945. Tugas
dari PPKI adalah melanjutkan hasil kerja dari
BPUPKI, seperti pemindahan kekuasaan pihak
Jepang kepada Pihak Indonesia dan
mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan
dengan ketatanegaraan Indonesia yang baru.
Setelah mendengar hal itu Ir. Soekarno dan
bung Hatta, segera kembali ke Jakarta dan
meresmikan PPKI yang terdiri dari 21 Anggota
yang berasal dari berbagai Etnis di Indonesia.
Dengan gelora yang membara para pemuda-
pemudi tidak sabar memaksa agar Ir. Soekarno
dan Bung Hatta untuk segera
memproklamirkan kemerdekaan karena Jepang
sudah menyerah kepada sekutu, tetapi para
golongan tua menginginkan agar proklamasi
dilakukan nanti karena alasan keamanan yang
belum pasti. Pada 16 Agustus 1945, sekira
pukul 03.00 WIB, para pemuda tersebut
kemudian menculik Soekarno dan Hatta dari
Jakarta ke Rengasdengklok, Karawang. Tujuan
penculikan tersebut, salah satunya untuk agar
Soekarno dan Hatta tidak terpengaruh dengan
Jepang. Penculikan terhadap dua tokoh
golongan tua tersebut dikomandoi oleh
Shodanco Singgih. Di Rengasdengklok,
Soekarno dan Hatta kembali didesak oleh para
pemuda untuk segera memproklamirkan
kemerdekaan. Namun, Ir. Soekarno kukuh
menolak. Hingga akhirnya, terjadi kesepakatan
bahwa kemerdekaan tidak akan ada campur
tangan pihak Jepang, asalkan proklamasi
dilaksanakan setelah Soekarno berada di
Jakarta. Peristiwa Rengasdengklok ini
mempercepat terjadinya proklamasi
kemerdekaan bangsa Indonesia. Hal itu juga
tidak terlepas dari pertimbangan dan kebijakan
golongan tua sehingga Indonesia dapat
memproklamasikan kemerdekaan secepatnya.
Perjuangan para golongan tua dan golongan
muda untuk memerdekakan Indonesia
tentunya bukan tanpa alasan. Sebagai pejuang
kemerdekaan tentunya menginginkan untuk
dapat menentukan masa depan bangsanya
6
sendiri dengan mewujudkan kehidupan yang
bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Sepulangnya dari Rengasdengklok, Ir.
Soekarno dan Bung Hatta kemudian dibawa
kerumah salah satu pejabat Jepang yaitu
Laksamana Maeda untuk merumuskan
proklamasi kemerdekaan Indonesia. Setelah
konsep naskah Proklamasi disetujui, hasil
pemikiran naskah proklamasi ini kemudian
dirapih dan diketik oleh Sayuti Melik lalu
kemudian diajukan kepada anggota PPKI yang
menunggu diruangan lain. Setelah itu para
pemuda yang mengetahui hal itu mulai
menyebarkan berita itu dan dengan segera
mengumpulkan masyarakat untuk
mendengarkan dan merayakan Proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Bertempat di Jl.
Pegangsaan timur no.56 sekitar jam 10 pagi,
bendera merah putih hasil jahitan tangan ibu
Fatmawati dikeluarkan dan mulai dinaikan
menggunakan seutas tali dan bambu untuk
tiangnya. Seiring dengan lantunan lagu
Indonesia Raya, kemudian Ir. Soekarno dan
Bung Hatta memproklamirkan kemerdekaan
bangsa Indonesia, sorak sorai dan tangisan
bahagia menyelimuti para pemuda pemudi
Indonesia dan radio-radio Indonesia mulai
menyebarkan berita kemerdekaan keseluruh
pelosok daerah di Indonesia. Sehari setelah
memproklamirkan kemerdekaan Indonesia
tepatnya tanggal 18 Agustus 1945, Ir.
Soekarno dan PPKI meresmikan Pancasila
menjadi dasar negara Republik Indonesia dan
Karena sila pertama dianggap dapat membuat
perpecahan di Indonesia dan tidak hanya 1
agama yang berada di bumi pertiwi ini maka
pada sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus
1945 diubah menjadi :
1. Ketuhanan yang maha esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmad
kebjaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
KESIMPULAN
Untuk memerdekakan bangsa
Indonesia tidaklah mudah dan penuh dengan
perjuangan, dimulai dari datangnya para
penjajah yang menginginkan hasil sumber
daya rempah-rempah bangsa Indonesia yang
begitu melimpah hingga ingin menguasai
bangsa Indonesia, dimana hal ini
menyebabkan terjadinya pertumpahan darah.
Tapi dengan semangat kesatuan dan
perjuangan yang terus menerus dilakukan
bangsa Indonesia, akhirnya bangsa Indonesia
mendapatkan impiannya yaitu menjadikan
bangsa Indonesia sebagai sebuah negara yang
merdeka. Dimana Pancasila yang menjadi
dasar negara adalah buah hasil perjuangan,
keringat, darah dan pemikiran dari seluruh
rakyat Indonesia. Karena itulah Sila-sila
pancasila tidak bisa terlepas antara satu sama
lain akan tetapi menjadi sebuah satu kesatuan
yang bulat, baik dalam fungsi dan
kedudukannya sebagai dasar Negara maupun
sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia.
Pengertian dari kata “kesatuan bulat” dari
pancasila ini ialah berarti bahwa sila yang satu
meliputi dan menjiwai sila-sila yang lain.
Sebagai dasar negara, Pancasila juga
merupakan sumber hukum yang mengatur
segala hukum di Indonesia. Sebagai sumber
hukum, Pancasila secara konstitusional
mengatur penyelenggaraan negara Republik
Indonesia. Hal tersebut tak terkecuali seluruh
unsur-unsur negara Indonesia, yaitu rakyat,
wilayah, serta pemerintah. Berbagai masalah
bangsa Indonesia seperti ancaman terhadap
demokrasi, keberagaman dan lain sebagainya
juga di atur dalam nilai Pancasila. Dalam
kedudukannya sebagai dasar negara, Pancasila
juga merupakan asas kerohanian, yang di
dalamnya meliputi cita-cita hukum. Dengan
demikian, Pancasila menjadi sumber nilai,
kaidah, serta norma, baik moral maupun
hukum positif di negara Indonesia. Pada
konteks tersebut, Pancasila menguasai hukum
dasar, baik yang tertulis berupa UUD 1945
maupun yang tidak tertulis. Karena itulah,
dalam posisinya sebagai dasar negara tersebut,
Pancasila memiliki kekuatan yang mengikat
secara hukum. Nilai-nilai dalam Pancasila pun
kemudian dijabarkan lebih lanjut pada pokok-
pokok pikiran UUD 1945. Karena UUD 1945
berkedudukan sebagai dasar hukum maka
nilai-nilai Pancasila pun akhirnya menjiwai
hukum-hukum positif di Indonesia.
Daftar Pustaka
Ahmad. (2021). Sejarah PPKI: Pembentukan
Tokoh, Sidang dan Tugasnya. Diakses
7
 dari %3A,Belanda%20sedang%20dikuasai
https://www.gramedia.com/literasi/seja %20oleh%20Perancis.
rah-ppki/ Prawiro, M. (2018). Pengertian Pancasila: Arti,
Bagus Brata, Ida & Bagus Nyoman Warta, Ida. Tujuan dan Fungsi Pancasila Bagi
(2017). Lahirnya Pancasila Sebagai Bangsa Indonesia. Diakses dari
Pemersatu Bangsa Indonesia. Diakses https://www.maxmanroe.com/vid/umu
dari m/pengertian-pancasila.html
https://web.archive.org/web/20180411 Rohayuningsih, Henri. (2009). Peranan BPUPKI
223902id_/http://ojs.unmas.ac.id/ dan PPKI Dalam Mempersiapkan
index.php/JSP/article/viewFile/800/745 Kemerdekaan Indonesia. Diakses dari
Garjito, Dany. (2021). Pancasila Sebagai Dasar file:///C:/Users/ADMINISTARTOR/Down
Negara Indonesia: Fungsi dan loads/25605-ID-peranan-bpupki-dan-
Maknanya. Diakses dari ppki-dalam-mempersiapkan-
https://www.suara.com/news/2021/092 kemerdekaan-indonesia1.pdf
0/131757/pancasila-sebagai-dasar- Yassin, Adam. (2012). Sejarah Indonesia
negara-indonesia-fungsi-dan-maknanya Sebelum Merdeka. Diakses dari
Gramedia.com. (2021). Makna Pancasila https://adamyassin.wordpress.com/sejar
Sebagai Sumber dari Segala Sumber ah-indonesia-sebelum-merdeka/
Hukum. Diakses dari
https://www.gramedia.com/literasi/mak
na-pancasila-sebagai-sumber-dari-
segala-sumber-hukum/
Hutomo, Dimasa. (2022). Pancasila Sebagai
Sumber Hukum Tertinggi Di Indonesia.
Diakses dari
https://www.hukumonline.com/klinik/a/
pancasila-sebagai-sumber-hukum-
lt5cdbb96764783
Junita, Nancy. (2017). Napak Tilas
Kemerdekaan Indonesia (1). Diakses
dari
https://kabar24.bisnis.com/read/20170
815/15/681117/napak-tilas-
kemerdekaan-indonesia-1-soekarno-ini-
leherku-seret-aku-ke-
pojok#:~:text=Pada%209%20Agustus
%201945%2C%20Soekarno,untuk
%20memberikan%20kemerdekaan
%20kepada%20Indonesia.
Novita Sari, Reni. (2020). Makna dan Arti
Penting Pancasila Sebagai Dasar
Negara. Diakses dari
https://www.dream.co.id/your-story/ma
kna-dan-arti-penting-pancasila-sebagai-
dasar-negara-200722m.html
Perpusnas.go.id. (2015). Profil Tokoh Batavia.
Diakses dari
https://bataviadigital.perpusnas.go.id/to
koh/?
box=detail&id_record=39&npage=3&se
arch_key=&search_val=&status_key=&
dpage=1#:~:text=Riwayat