Anda di halaman 1dari 18

PRAKTIKUM

BIOGEOGRAFI

“Di Desa Lende N Tovea, Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala Tanggal 20-
22 April 2018”

Di Susun Oleh:
Imam Arafik (Kelompok II)
A 351 16 017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2018
Identifikasi Pengaruh Manusia Terhadap sebaran flora fauna pada Daerah
Pemangatan Desa Lende N Tovea, Kecamatan Sirenja, Kabupaten
Donggala Sulawesi Tengah.

Imam Arafik, Komonitas Anak Bukit (KAB)


Stambuk A 351 16 017; email Iamamarafik@gmail.com
Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Tadulako

Abstarak

Makhluk hidup yang ada di muka bumi ini dimulai dari bentuk
kehidupan yang sederha na yang berupa protozoa dan kemudian virus.
Makhluk hidup ini kemudian berkembang menjadi makhluk hidup yang
badannya terdiri dari sel seperti bakteri. Bakteri berkembang menjadi dua
kelompok besar suatu jenis makhluk hidup yaitu: ancestral throcopore yang
merupakan induk atau nenek moyang dari berbagai jenis hewan yang ada
di muka bumi ini. Bryophita yang merupakan induk (nenek moyang) dari
berbagai jenis tumbuhan yang ada di muka bumi ini. Suatu makhluk
hidup di samping sangat tergantung pada lingkungan fisik geografis, juga
sangat tergantung kepada sesama makhluk hidup lainnya. Interaksi
antara kedua jenis lingkungan itu akan membentuk suatu ekosistem bagi
kehidupan makhluk hidup heewan dan tumbuhan, dalam ekosistem
tersebut terjadi suatu siklus pada suatu kehidupan yang saling tergantung
satu dengan lainnya.
Visitasi lapangan atau pengamatan langsung dilapangan pada
praktikum lapangan kali ini menggunakan metode studi lapangan yaitu
pengamtan secara langsung dilapangan berguna untuk mengetahui dan
memahami permukaan bumi serta kegiatan manusia. Metode ini
dilakukan dengan terjun langsung mengamati objek di lapangan yang
bertujuan menegetahui jenis dan sebaran flora fauna yang berada pada
titik pengamatan.
Proses visitasi lapangan yang dilakukan pada titik pengamatan
stasiun dua desa Lende N Tovea Kecamatan Sirenja mendapatkan hasil
bahwa tumbuhan (flora) yang mendominasi di daerah pengamatan adalah
kelapa dan hewan (fauna) yang mendominasi adalah serangga (semut).
Kelapa dan Serangga (semut) sebagai flora fauna yang mendominasi pada
titik pengamatan dipengaruhi oleh iklim dan ketinggian tempat, diamana
ketinggian tempat pada derah pengamatan adalah rata-rata 0-50 mdpl
dengan suhu rata-rata 28º C. Pada klasifikasi iklim jughun menjelaskan
bahwa daerah tropis dengan ketinggian 0-600 mdpl flora yang
mendominasi salah satunya adalah kelapa. Serangga (fauna)
mendominasi pada daerah disebabkan pada kondisi iklim dan
penggunaan lahan pada daerah pengamatan. Daerah pengamatan desa
Lende N Tovea secara umum dapat disimpulkan sebagai daerah tropis
yang mana semua titik pada daerah pengamatan merupakan kawasan
antropogenik.

Kata Kunci: Visitasi, Sebaran, Flora, Fauna, Kondisi, Fisik

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Biogeografi merupakan cabang ilmu yang menekankan pada
organisme dalam kaitannya tentang studi dan deskripai perbedaan-
perbedaan dan agihan fenomena di bumi, mencakup semua yang
mengubah dan/atau mempengaruhi permukaan bumi, termasuk sifat-
sifat fisik, iklim dan hasil-hasil, yang bersifat hidup atau tidak. Kamus
besar bahasa indonesia (KBBI) menyebutkan bahwa biogeografi
merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari keanekaragaman
hayati berdasarkan ruang dan waktu. Cabang ilmu ini bertujuan untuk
mengungkapkan mengenai kehidupan suatu organisme dan apa yang
mempengaruhinya. Biogeografi atau yang sering dikenal dengan geogarfi
hewan dan tumbuhan dalam proses pembelajarannya pada program studi
pendidikan geogarfi menggunakan dua cara yaitu pembelajaran teori
dimana mahasiswa diajarkan tentang faktor yang mempengaruhi
(Pendukung dan Penghambat) sebaran flora fauna yang prosesnya di
dalam kelas dan visitasi lapangan yaitu pengematan langsung dilapangan
mengenai seberan flora fauna (Fatchan 2013:3)

a. Persebaran Hewan dan Tumbuhan di muka bumi

Persebaran hewan dan tumbuhan pada masa Benua Laurasia dan


Gondowana senantiasa dipengaruhi oleh kondisi lingkungan pada masa
itu yang sangat ekstrem dan berubah-rubah dengan sangat cepat. Faktor
lingkungan yang sangat berpengaruh pada saat itu sangat mempengaruhi
pola persebaran tumbuhan dan hewan dan sangat mempengaruhi proses
evolusi yang sedang berjalan. Persebaran flora fauna di muka bumi
dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu Fatchan 2013:26-29):

1) Penyebab persebaran
a) Tekanan Populasi, semakin bertambah banyaknya populasi
akan menyebabkan kebutuhan akan persediaan bahan makanan
menjadi semakin sulit dipenuhi seihingga menyebabkan
migrasi.
b) Persaingan, ketidakmampuan fauna dalam bersaing
memperebutkan tempat tinggal dan makanan menyebabkan
terjadinya migrasi kedaerah lain.
c) Perubahan habitat, berubahnya lingkungan tempat tinggal
dapat menyebabkan ketidakmampuan dalam beradaptasi
terhadap perubahan yang terjadi sehingga menyebabkan
migrasi.
2) Sarana persebaran
a) Udara dengan media udara fauna dapat bermigrasi dari
kekuatan terbang sedangkan flora dapat menggunakan angin
untuk bermigrasi.
b) Air, kemampuan faunan dalam berenang terutama hewan-
hewan air menyebabkan perpindahan muda terjadi.
c) Tanah hampir semua fauna daratan menggunakan
menggunakan lahan sebagai media untuk perpindahan tempat.
d) Topografi, semakin tinggi suatu tempat semakin dingin suhu di
daerah tersebut demikian pula sebaliknya bila lebih rendah
berarti suhu di daerah tersebut lebih panas.
3) Hambatan persebaran
a) Hambatan iklim, keadaan iklim terutama yang bersifat ekstrem
dapat mempengaruhi persebaran misalnya kondisi temperatur,
kelembapan udara dan curah hujan.
b) Hambatan edafik (tanah), tanah sangat berpengaruh bagi
tanaman kerena sangat membutuhkan unsur-unsur penting
dalam tanah yaitu unsur hara, udara, kandungan air yang
cukup.
c) Hambatan geografis bentang alam muka bumi dapat
menghambat persebaran flora fauna seperti samudera, padang
pasir, sungai dan pegunungan.
d) Hambatan biologis kondisi lingkungan yang cocok untuk
hidup serta persediaan makanan yang melimpah menjadi
faktor penghambat persebaran flora dan fauna.

b. Faktor ekstren dan interen yang mempengaruhi evolusi makhluk


hidup.
1) Faktor interen (Fatchan 2013:32)
a) Faktor genetika sifat genetika suatu tanaman bisa berubah pada
anak keturunannya akibat keadaan lingkungan
b) Modifikasi, perubahan selalu terjadi suatu jenis tanaman
apapun.
c) Faktor ketahanan individu.
d) Faktor aktivitas penyebarannya, dibedakan jadi dua yaitu
penyebaran aktif adalah penyebaran yang berasal dari
kemauan suatu individu atau tanaman dan penyebaran pasif
yang berasal yang berasal dari luar kemauan individu atau
tanaman.
2) Faktor eksteren (Fatchan 2013:33)
a) Iklim, keadaan ilim merupakan faktor yang paling penting bagi
suatu kehidupan tanaman. Kondisi iklim yang berbeda di suatu
daerah secara tegas, dapat membedakan jenis tanman yang
tumbuh.
b) Jenis tanah, perbedaan jenis tanah mengakibatkan jenis
tanaman yang berbeda pula, sebab setiap jenis tanah dapat
mempunyai perbedaan tentang: keadaan air, jenis batuan,
mineral tanah, kadar unsur hara, tekstur tanah, udara tanah,
solum tanah, dan bahan organik tanah.
c) Faktor tinggi tempat, tinggi rendahnya suatu tempat dari
permukaan laut mengakibatkan terjadinya beda temperatur,
sedangkan suhu yang berbeda membuat jenis tanaman yang
tumbuh yang berbedah.
d) Bentuk muka bumi, merupakan faktor penentu yang cukup
berperan, diaman faktor bentuk muka bumi digolongkan
menjadi datarn renda, dataran tinggi, lereng, lembah, rawa dan
pantai.
e) Faktor mutasi, muatan atau zat mengakibatkan proses mutasi
bagi tanaman sebagian besar berasal dari polutan, polutan
adalah akibat dari adanya pencemaran lingkungan hidup.
f) Peyebaran pasif, demi kelangsungan hidup suatu tumbuhan
memerlukan penyebaran pasif yang dibantu oleh aliran sungai,
gelombang arus, angin, hewan dan lain-lain.

c. Kondisi lingkungan fisik mempengaruhi penyebaran makhluk


hidup.

Kondisi linkungan sangat besar pengaruhnya baik secara aktual


maupun secara potensial terhadap kehidupan makhluk hidup. Faktor
lingkunga fisik yang sangat berpengaruh bagi persebaran hewan
diantaranya (Fatchan 2013:70-77)
1) Suhu udara, suhu merupakan faktor yang sangat menetukan
aktivitas enzim di dalam tubuh organisme.
2) Air dan kelembapan, bagi makhluk hidup kondisi air dan
kelembapan sangat berpengaruh bagi persebaran makhluk hidup.
3) Cahaya matahari, cahaya matahari sangat dibutuhkan oleh hewan-
hewan yang diurnal mencari makanan dengan melakukan interaksi
biotik lainnya secara visul.
4) Gas-gas atmosfer, atmosfer merupakan medium hidu dari berbagi
jenis hewan.
5) Arus dan tekanan, arus udara (dingin) berperan secara langsung
terhadap penguapan dalam hal transfer panas. Membatasi berbgai
jenis hewan terbang seperti serangga dan burung misalnya
pergerakan dan penyebarannya.
6) Kadar garam dan salinitas, pengaruh garam terhadap lingkungan
tempat hidup hewan, pada umumnya bersifat fisiologis melalui
fungsinya sebagai zat hara yang terkandung dalam makanan yang
dimakan hewan itu.
7) Polutan dan pencemaran, secara umum dapat dikatakan bahwa
efek suatu pencemaran terhadap hewan dapat secara langsung
misalnya melalui kontak atau tidak secara langsung melalui rantai
makanan.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diangkat pada visitasi lapangan


biogeografi ini adalah sebagai berikut:
1) Bagaimana jenis persebaran flora fauna yang ada pada titik
pengamatan desa Lende N Tovea Kecamatan Sirenja Kabupaten
Donggala ?
2) Bagaimana kondisi fisik lingkungan yang ada pada titik
pengamatan desa Lende N Tovea Kecamatan Sirenja Kabupaten
Donggala ?
3) Bagaimana pengaruh kondisi fisik lingkungan terhadap flora fauna
yang ada pada titik pengamatan desa Lende N Tovea Kecamatan
Sirenja Kabupaten Donggala ?

3. Tujuan
Tujuan visitasi lapangan biogeografi ini adalah sebagai berikut:
1) Mengetahui jenis persebaran flora fauna yang ada pada titik
pengamatan desa Lende N Tovea Kecamatan Sirenja Kabupaten
Donggala.
2) Mengetahui kondisi fisik lingkungan yang ada pada titik
pengamatan desa Lende N Tovea Kecamatan Sirenja Kabupaten
Donggala.
3) Mengetahui pengaruh kondisi fisik lingkungan terhadap flora
fauna yang ada pada titik pengamatan desa Lende N Tovea
Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala.

B. Metode

1. Cara Pengambilan Sampel

Jenis pengambilan sampel yang digunakan dalam visitasi lapangan


ini adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah salah satu teknik
pengambilan sampel yang sering digunakan dalam penelitian. Secara
bahasa kata Purposive berarti sengaja, jadi kalau sederhananya Purposive
Sampling adalah teknik pengambilan sampel secara sengaja, maksudnya,
peneliti menentukan sendiri sampel yang diambil kerena ada
pertimbangan tertentu.

2. Jenis dan Sumber Data


a. Jenis Data
Jenis data yang digunakan yaitu data primer. Data primer
adalah data yang diperoleh secara langsung dari lapangan, yaitu
melalui turun langsung ke titik pengamatan.
b. Sumber Data
Sumber data yang digunakan adalah data primer yang
bersumber dari pengamatan langsung di lapangan (Survey
lapangan) dan dokumentasi di lapangan.
c. Cara Pengelolaan dan Analisis Data
1) Pengelolaan data
Pengelolaan data yang dilakukan oleh praktikan yaitu
dengan cara mengelompokan spesies dan jenis flora fauna
tertentu.
2) Analisis data
Analisis data yang digunakan dalam proses visitasi
lapangan ini adalah Analisis Biodiversitas ( analisi
Keanekaragaman untuk flora dan fauna) yang ada pada titik
pengamatan.

C. Hasil dan Pembahasan

1. Deskripsi Wilayah

Wilayah visitasi lapangan Mata Kuliah Biogeografi adalah di Pantai


Labuana, Deasa Lenden. N Tovea, Kecamatan Sirenja, Kabupaten
Donggala, Sulawesi tengah. Lokasi Visitasi Kelompok II berada pada titik
koordinat S = 00º 09’ 0,68” dan E = 119º 48’ 11,8”.

2. Hasil
Hasil yang didapatkan pada visitasi lapangan Mata Kuliah
Biogeografi adalah sebagai berikut:

Titik 1
S = 00º 09’ 0,68”
E = 119º 48’ 11,8”.

Kondisi Fisik Daerah Pengamatan


No Jenis/Klasifikasi
Indikator Aspek Sumber data

Observasi
Kelembaban 25º C
pengukuran
Temperatur
28º C Pengukuran
(suhu)
Intensitas
penyinaran Sedang Data Sekunder
matahari
CH (rata-
1 Iklim Data Sekunder
rata)
Kecepatan
1,8 m/s Pengukuran
Angin
Ketersediaa
n air tawar
(aliran Tidak ada Pengamatan
permukaan
/mata air)
Material
Pasir Pengamtan
2 Edhapic peyusun
Jenis Tanah Histosol Pengamatan
Ketinggian 5 Mdpl Pengukuran
3 Fisiografi Kemiringan 8º Pengukuran
Relief Data Sekunder
interaksi
/pengaruh
4 Biotik dengan Ada Pengamatan
organisme
lain
interaksi
/pengaruh
Antropog
5 dengan Ada Pengamatan
enik
aktivitas
manusia
Tabel 1 Identifikasi Kondisi Fisik Wilayah (titik 1)
Kelas Kemiringan:

Kelas Keterangan
Datar Kelas
Landai kemiringan
Sedang lereng pada
Curam titik 1 Landai
Sangat Curam berkisar7°-15°
Tabel 2 Kelas Kemiringan Wilayah (titik 1)
Karasteristik Tanah

Jenis Tanah Deskripsi (Bahan induk, Warna, Tekstur, Struktur,


Ph)
Histosol Pasir dan Liat, Coklat Tua, Tekstur Lempung
Berpasir, Struktur tanah dan ph Tanah 6,6
Tabel 3 Karakteristik Tanah (titik 1)

Keragaman Flora dan Fauna pada titik 1


Keragaman Flora
No Jenis Flora Jumlah Keterangan
spesies
1 Daun Paku 2
2 Kelapa 1
3 Papahitan 1
4 Paku Jari 1
5 Bakung Laut 1
6 Keladi 1
7 Jarong 1
8 Bunga 3
Tabel.4 Keragaman Flora titik 1

Keragaman Fauna
No Jenis Fauna Jumlah Keterangan
spesies
1 Laba-Laba 1
2 Semut 2
3 Lebah 1
Tabel.5 Keragaman Fauna titik 1
Titik 2
S = 00º 09’ 13,2”
E = 119º 48’ 18,3”.

Kondisi Fisik Daerah Pengamatan

No Jenis/Klasifikasi
Indikator Aspek Sumber data

Observasi
Kelembaban
pengukuran
Temperatur
27º C Pengukuran
(suhu)
Intensitas
penyinaran Sedang Data Sekunder
matahari
CH (rata-
1 Iklim Data Sekunder
rata)
Kecepatan
2,8 m/s Pengukuran
Angin
Ketersediaa
n air tawar
(aliran Ada Pengamatan
permukaan
/mata air)
Material
Pasir dan liat Pengamtan
2 Edhapic peyusun
Jenis Tanah Histosol Pengamatan
Ketinggian 6 Mdpl Pengukuran
3 Fisiografi Kemiringan 12º Pengukuran
Relief Data Sekunder
interaksi
/pengaruh
4 Biotik dengan Ada Pengamatan
organisme
lain
interaksi
/pengaruh
Antropog
5 dengan Ada Pengamatan
enik
aktivitas
manusia
Tabel 6 Identifikasi Kondisi Fisik Wilayah (titik 1)
Kelas Kemiringan:

Kelas Keterangan
Datar Kelas
Landai kemiringan
Sedang lereng pada
Curam titik 2 Landai
Sangat Curam berkisar7°-15°
Tabel 7 Kelas Kemiringan Wilayah (titik 1)
Karasteristik Tanah

Jenis Tanah Deskripsi (Bahan induk, Warna, Tekstur, Struktur,


Ph)
Histosol Pasir dan Liat, Coklat Tua, Tekstur Lempung
Berpasir, Struktur tanah dan ph Tanah 6,4
Tabel 8 Karakteristik Tanah (titik 1)

Keragaman Flora dan Fauna pada titik 3


Keragaman Flora
No Jenis Flora Jumlah Keterangan
spesies
1 Langsat 1
2 Pandan 1
3 Gamal 1
4 Pakis 2
5 Jarum 1
6 Kelapa 1
7 Jamur 1
Tabel.9 Keragaman Flora titik 1
Keragaman Fauna
No Jenis Fauna Jumlah Keterangan
spesies
1 Laba-Laba 1
2 Semut 1
3 Nyamuk 1
4 Rayap 1
5 Kumbang 1
Tabel.10 Keragaman Fauna titik 1
Titik 3
S = 00º 09’ 0,19”
E = 119º 48’ 22,1”.

Kondisi Fisik Daerah Pengamatan

No Jenis/Klasifikasi
Indikator Aspek Sumber data

Observasi
Kelembaban 27º C
pengukuran
Temperatur
28º C Pengukuran
(suhu)
Intensitas
penyinaran Sedang Data Sekunder
matahari
CH (rata-
1 Iklim Data Sekunder
rata)
Kecepatan
1,7 m/s Pengukuran
Angin
Ketersediaa
n air tawar
(aliran Tidak ada Pengamatan
permukaan
/mata air)
Material
Liat dan Pasir Pengamtan
2 Edhapic peyusun
Jenis Tanah Histosol Pengamatan
Ketinggian 5 Mdpl Pengukuran
3 Fisiografi Kemiringan 45º Pengukuran
Relief Data Sekunder
interaksi
/pengaruh
4 Biotik dengan Ada Pengamatan
organisme
lain
5 Antropog interaksi Ada Pengamatan
enik /pengaruh
dengan
aktivitas
manusia
Tabel 1 Identifikasi Kondisi Fisik Wilayah (titik 11)
Kelas Kemiringan:

Kelas Keterangan
Datar Kelas
Landai kemiringan
Sedang lereng pada
Curam titik 3 Curam
Sangat Curam berkisar37°-45°
Tabel 3 Kelas Kemiringan Wilayah (titik 12)
Karasteristik Tanah

Jenis Tanah Deskripsi (Bahan induk, Warna, Tekstur, Struktur,


Ph)
Histosol Pasir dan Liat, Coklat Tua, Tekstur Lempung Berpasir,
Struktur tanah dan ph Tanah 6,6
Tabel 4 Karakteristik Tanah (titik 13)

Keragaman Flora dan Fauna pada titik 1


Keragaman Flora
No Jenis Flora Jumlah Keterangan
spesies
1 Bambu 2
2 Kelapa 1
3 Lengkuas 1
4 Gamal 1
5 Kelapa 1
6 Mangkudu 1
7 Rumput 1
Tabel.5 Keragaman Flora titik 1
Keragaman Fauna
No Jenis Fauna Jumlah Keterangan
spesies
1 Laga 1
2 Semut 2
Tabel.6 Keragaman Fauna titik 1
3. Pembahasan
Berdasarkan hasil yang didapatkan dilapangan dan melihat kondisi fisik
titik pengamatan desa Lende N Tovea Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala,
maka kami melihat bahwa pengaruh manusia terhadap persebaran flora fauna
dapat dideskripsikan dalam pemabahsan ini yaitu:
Titik 1
Sebaran Flora dan fauna pada titik 1 merupakan sebaran yang telah
banyak di pengaruhi oleh aktivitas manusia, hal ini dapat dilhat dari sebaran
flora yang mendominasi yaitu kelapa dan tanaman-tanaman yang bernilai
ekonomis akan tetapi hal ini juga berkolerasi dengan keadaan iklim. Keadaan
iklim atau kondisi fisik juga mempengaruhi persebaran tersebut dimana dapat
dilihat dari pembagian iklim jughun dimana daerah tersebut daerah tropis
dengan 0-600 Mdpl flora yang mendominbasi adalah kelapa dan coklat dan
faunanya adalah serangga dan hewan peliharaan.
Titik 1
Sebaran Flora dan fauna pada titik 1 kedua pada dasatnya mirip dengan
yang ada pada titik pertama hanya saja memiliki perbedaan pada tingkat
pengaruh manusia dimana pada titik ini lebih besar pengaruh manusia hal ini
dapat dilihat dari pengguna lahan pada titik pengamatan yang penggunaannya
sebagai daerah perkebunan hal ini dapat dilihat dari jenis floranya yaitu kelapa,
langsat dan cingkeh sedangkan faunanya didominasi spesies serangga.
Titik 1
Sebaran Flora dan fauna pada titik 3 memiliki sedikit perbedaan dengan
titik-titik sebelumnya dimana pada titik ketiga fokus penggunaan lahan sangat
nampak sekali dimana manusia pada daerah tersebut fokus penggunaan lahan
dilkukan dengan perkebunan kelapa, akan tetapi pada daerah ini memiliki
permasalahan dimana cingkeh dan kelapa mberdasarkan hasil pengamatan kami
tidak sejalan produktivutasnya hal ini dapat dilihat cingkeh yang tidak produktif
hal ini disebabkan oleh perebutan makan dengan kelapa.
Secarah Keseluhan kami melihat bahwa daerah pengamatan stasiun dua
pada ketiga titik pengamatan merupakan lahan antropogenik yang besar
pengaruh interaksi manusia di dalamnya diman manusia menjadikan sebagai
sumber mata pencaharian.
D. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas maka dapat


disimpulkan bahwa:

1. Persebaran Flora dan Fauna yang berada pada titik pengamatan


praktikan memliki korelasi yang besar terhadap kondisi fisik
terutama iklim yang mempengaruhi persebarannya.

2. Manusia sebagai salah satu agen yang mempengaruhi persebaran


flora fauna hal ini dapat dilihat dari hasil pengamtan praktikan
dimana jenis flora fauna yang ada pada titik pengamatan sangat
dipengaruhi oleh aktivitas manusia contohnya perkebunan kelapa.

Daftar Pustaka

Fatchan, 2013 “Geografi Hewan Tumbuhan” Yogyakarta: Ombak.

Anda mungkin juga menyukai