Anda di halaman 1dari 6

NOTULEN RAPAT

Hari/Tanggal : Sabtu / 14 Mei 2022


Pukul : 10.00 WIB s/d selesai
Tempat : Balai Padukuhan Kenteng
Acara : Monitoring, bimbingan teknis pelaksanaan kegiatan pos pembinaan terpadu
(posbindu) penyakit tidak menular oleh petugas puskesmas

1. Pembukaan
Acara dibuka dengan berdo’a bersama sesuai agama masing-masing.
2. Penyampaian Materi oleh Ibu Karsilah selaku Programmer Kesehatan Jiwa UPT Puskesmas
Karangmojo II
Kesehatan Jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik,
mental, spiritual dan social, sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri dan dapat
mengatasi tekanan stress, dapat bekerja secara produktif dan mampu memberikan kontribusi untuk
komunitasnya. (sesuai dengan UU Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa)
Faktor Risiko Yang Dapat Menyebabkan Gangguan Jiwa :
a. Kondisi social ekonomi rendah yang menyebabkan frustasi
b. Berusia lanjut
c. Memiliki penyakit fisik yang tak kunjung sembuh
d. Pernah melakukan percobaan bunuh diri sebelumnya
e. Termasuk dalam kelompok minoritas, merasa dikucilkan
f. Permasalahan berat yang dihadapi
g. Mengalami kejadian tidak menyenangkan
h. Memiliki depresi
i. Menggunakan alcohol dan obat terlarang
j. Tingkat kedekatan dengan Tuhan rendah
k. Sistem kesehatan yang belum terintegrasi dengan baik
l. Malu dan takut mencari bantuan kepada professional kesehatan
m. Faktor budaya dan kepercayaan masyarakat tertutup
n. Pengetahuan dan wawasan kurang tentang kasus kegawatdaruratan jiwa
Upaya preventif kesehatan jiwa di tujukan untuk:
a. Mencegah terjadinya masalah kejiwaan,
b. Mencegah timbulnya dan/ atau kembuhnya gangguan jiwa,
c. Mengurangi factor resiko akibat gangguan jiwa pada masyarakat secraa umum perorangan,
d. Mencegah timbulnya timbulnys dampak masalah psikososial.
Permasalahan Kesehatan Jiwa yang bisa terjadi pada setiap fase kehidupan manusia:
a. Prakonsepsi dan Prenatal:
 Menikah dan diluar nikah,
 Kehamilan dibawah umur,
 Kehamilan yang tidak diinginkan,
 Heriditer,
 Kehamilan yang beresiko
b. Bayi dan Usia Dini:
 Pola asuh orang tua,
 Perkembangan fisik dan kognitif pada anak,
 Factor ekonomi yang baik,
 Pengaruh negative keluarga,
 Pengaruh media informasi
c. Anak Usia Sekolah:
 Terpapar pornografi
 Anak terlantar
 Anak korban kekerasan,
 Eksploitasi anak,
 Trauma psikis pada kejadian kehidupan negative
 Orang tua dengan gangguan jiwa/ narkoba
d. Remaja:
 Penyalahgunaan Napza/ Gadget,
 Tuntunan sekolah,
 Hubungan seksual beresiko,
 Perilaku kekerasan.
e. Dewasa:
 Pengangguran,
 Konflik rumah tangga,
 Penyalahgunaan Napza,
 Social ekonomi,
 Penyakit kronis.
f. Lansia:
 Penyakit degenerative dan kronis,
 Masalah kesepian,
 Kehilangan penghasilan,
 Penelantaran,
 Jaminan kesehatan.
Promotif dan Preventif:
a. Promotif Kesehatan Jiwa:
 Meningkatkan pemahan masyarakat tentang kesehatan jiwa,
 Mengurangi dan menghilangkan stigma tentang kesehatan jiwa,
 Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk mengenali dan mencegah adanya factor
risiko dalam masyarakat,
 Mengenali tanda dan gejala anak masalah kesehatan jiwa dan melakukan upaya
rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan.
b. Preventif kesehatan Jiwa:
 Memiliki tim kesehatan jiwa yang terdiri atas tenaga kesehatan jiwa, remaja, kader,
linsek, TPKJM,
 Melakukan upaya identifikasi pemahaman masyarakat, factor resiko, kelompok risiko,
 Membuat perencanaan upaya edukasi masyarakat tentang kesehatan jiwa,
 Melakukan pemberdayaan kader kesehatan/ kader kesehatan jiwa,
 Mengupayakan ketersedissn materi edukasi,
 Melakukan pelatihan kader kesehatan jiwa,
 Melakukan pemantauan dan evaluasi edukasi di wilayah kerja,
 Deteksi dini kesehatan jiwa
3. Penutup
Acara ditutup dengan ber dengan berdo’a bersama sesuai agama masing-masing.

Notulis

Karsilah, A.Md.Kep
NOTULEN RAPAT

Hari/Tanggal : Selasa / 17 Mei 2022


Pukul : 10.00 WIB s/d selesai
Tempat : Balai Padukuhan Wiladeg
Acara : Monitoring, bimbingan teknis pelaksanaan kegiatan pos pembinaan terpadu
(posbindu) penyakit tidak menular oleh petugas puskesmas

4. Pembukaan
Acara dibuka dengan berdo’a bersama sesuai agama masing-masing.
5. Penyampaian Materi oleh Ibu Karsilah selaku Programmer Kesehatan Jiwa UPT Puskesmas
Karangmojo II
Kesehatan Jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik,
mental, spiritual dan social, sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri dan dapat
mengatasi tekanan stress, dapat bekerja secara produktif dan mampu memberikan kontribusi untuk
komunitasnya. (sesuai dengan UU Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa)
Faktor Risiko Yang Dapat Menyebabkan Gangguan Jiwa :
o. Kondisi social ekonomi rendah yang menyebabkan frustasi
p. Berusia lanjut
q. Memiliki penyakit fisik yang tak kunjung sembuh
r. Pernah melakukan percobaan bunuh diri sebelumnya
s. Termasuk dalam kelompok minoritas, merasa dikucilkan
t. Permasalahan berat yang dihadapi
u. Mengalami kejadian tidak menyenangkan
v. Memiliki depresi
w. Menggunakan alcohol dan obat terlarang
x. Tingkat kedekatan dengan Tuhan rendah
y. Sistem kesehatan yang belum terintegrasi dengan baik
z. Malu dan takut mencari bantuan kepada professional kesehatan
aa. Faktor budaya dan kepercayaan masyarakat tertutup
bb. Pengetahuan dan wawasan kurang tentang kasus kegawatdaruratan jiwa
Upaya preventif kesehatan jiwa di tujukan untuk:
e. Mencegah terjadinya masalah kejiwaan,
f. Mencegah timbulnya dan/ atau kembuhnya gangguan jiwa,
g. Mengurangi factor resiko akibat gangguan jiwa pada masyarakat secraa umum perorangan,
h. Mencegah timbulnya timbulnys dampak masalah psikososial.
Permasalahan Kesehatan Jiwa yang bisa terjadi pada setiap fase kehidupan manusia:
g. Prakonsepsi dan Prenatal:
 Menikah dan diluar nikah,
 Kehamilan dibawah umur,
 Kehamilan yang tidak diinginkan,
 Heriditer,
 Kehamilan yang beresiko
h. Bayi dan Usia Dini:
 Pola asuh orang tua,
 Perkembangan fisik dan kognitif pada anak,
 Factor ekonomi yang baik,
 Pengaruh negative keluarga,
 Pengaruh media informasi
i. Anak Usia Sekolah:
 Terpapar pornografi
 Anak terlantar
 Anak korban kekerasan,
 Eksploitasi anak,
 Trauma psikis pada kejadian kehidupan negative
 Orang tua dengan gangguan jiwa/ narkoba
j. Remaja:
 Penyalahgunaan Napza/ Gadget,
 Tuntunan sekolah,
 Hubungan seksual beresiko,
 Perilaku kekerasan.
k. Dewasa:
 Pengangguran,
 Konflik rumah tangga,
 Penyalahgunaan Napza,
 Social ekonomi,
 Penyakit kronis.
l. Lansia:
 Penyakit degenerative dan kronis,
 Masalah kesepian,
 Kehilangan penghasilan,
 Penelantaran,
 Jaminan kesehatan.
Promotif dan Preventif:
c. Promotif Kesehatan Jiwa:
 Meningkatkan pemahan masyarakat tentang kesehatan jiwa,
 Mengurangi dan menghilangkan stigma tentang kesehatan jiwa,
 Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk mengenali dan mencegah adanya factor
risiko dalam masyarakat,
 Mengenali tanda dan gejala anak masalah kesehatan jiwa dan melakukan upaya
rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan.
d. Preventif kesehatan Jiwa:
 Memiliki tim kesehatan jiwa yang terdiri atas tenaga kesehatan jiwa, remaja, kader,
linsek, TPKJM,
 Melakukan upaya identifikasi pemahaman masyarakat, factor resiko, kelompok risiko,
 Membuat perencanaan upaya edukasi masyarakat tentang kesehatan jiwa,
 Melakukan pemberdayaan kader kesehatan/ kader kesehatan jiwa,
 Mengupayakan ketersedissn materi edukasi,
 Melakukan pelatihan kader kesehatan jiwa,
 Melakukan pemantauan dan evaluasi edukasi di wilayah kerja,
 Deteksi dini kesehatan jiwa
6. Penutup
Acara ditutup dengan ber dengan berdo’a bersama sesuai agama masing-masing.

Notulis

Karsilah, A.Md.Kep
NOTULEN RAPAT

Hari/Tanggal : Jumat / 13 Mei 2022


Pukul : 10.00 WIB s/d selesai
Tempat : Balai Kalurahan Wiladeg
Acara : pembentukan dan pengaktifan, serta pembinaan kader kesehatan program P2P
serta masalah kesehatan iiwa dan napza (program jiwa)

1. Pembukaan
Acara dibuka dengan berdo’a bersama sesuai agama masing-masing.
2. Penyampaian Materi oleh Ibu Karsilah selaku Programmer Kesehatan Jiwa UPT Puskesmas
Karangmojo II
Kesehatan Jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik,
mental, spiritual dan social, sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri dan dapat
mengatasi tekanan stress, dapat bekerja secara produktif dan mampu memberikan kontribusi untuk
komunitasnya. (sesuai dengan UU Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa)
Faktor Risiko Yang Dapat Menyebabkan Gangguan Jiwa :
a. Kondisi social ekonomi rendah yang menyebabkan frustasi
b. Berusia lanjut
c. Memiliki penyakit fisik yang tak kunjung sembuh
d. Pernah melakukan percobaan bunuh diri sebelumnya
e. Termasuk dalam kelompok minoritas, merasa dikucilkan
f. Permasalahan berat yang dihadapi
g. Mengalami kejadian tidak menyenangkan
h. Memiliki depresi
i. Menggunakan alcohol dan obat terlarang
j. Tingkat kedekatan dengan Tuhan rendah
k. Sistem kesehatan yang belum terintegrasi dengan baik
l. Malu dan takut mencari bantuan kepada professional kesehatan
m. Faktor budaya dan kepercayaan masyarakat tertutup
n. Pengetahuan dan wawasan kurang tentang kasus kegawatdaruratan jiwa
Upaya preventif kesehatan jiwa di tujukan untuk:
a. Mencegah terjadinya masalah kejiwaan,
b. Mencegah timbulnya dan/ atau kembuhnya gangguan jiwa,
c. Mengurangi factor resiko akibat gangguan jiwa pada masyarakat secraa umum perorangan,
d. Mencegah timbulnya timbulnys dampak masalah psikososial.
Permasalahan Kesehatan Jiwa yang bisa terjadi pada setiap fase kehidupan manusia:
a. Prakonsepsi dan Prenatal:
 Menikah dan diluar nikah,
 Kehamilan dibawah umur,
 Kehamilan yang tidak diinginkan,
 Heriditer,
 Kehamilan yang beresiko
b. Bayi dan Usia Dini:
 Pola asuh orang tua,
 Perkembangan fisik dan kognitif pada anak,
 Factor ekonomi yang baik,
 Pengaruh negative keluarga,
 Pengaruh media informasi
c. Anak Usia Sekolah:
 Terpapar pornografi
 Anak terlantar
 Anak korban kekerasan,
 Eksploitasi anak,
 Trauma psikis pada kejadian kehidupan negative
 Orang tua dengan gangguan jiwa/ narkoba
d. Remaja:
 Penyalahgunaan Napza/ Gadget,
 Tuntunan sekolah,
 Hubungan seksual beresiko,
 Perilaku kekerasan.
e. Dewasa:
 Pengangguran,
 Konflik rumah tangga,
 Penyalahgunaan Napza,
 Social ekonomi,
 Penyakit kronis.
f. Lansia:
 Penyakit degenerative dan kronis,
 Masalah kesepian,
 Kehilangan penghasilan,
 Penelantaran,
 Jaminan kesehatan.
Promotif dan Preventif:
a. Promotif Kesehatan Jiwa:
 Meningkatkan pemahan masyarakat tentang kesehatan jiwa,
 Mengurangi dan menghilangkan stigma tentang kesehatan jiwa,
 Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk mengenali dan mencegah adanya factor
risiko dalam masyarakat,
 Mengenali tanda dan gejala anak masalah kesehatan jiwa dan melakukan upaya
rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan.
b. Preventif kesehatan Jiwa:
 Memiliki tim kesehatan jiwa yang terdiri atas tenaga kesehatan jiwa, remaja, kader,
linsek, TPKJM,
 Melakukan upaya identifikasi pemahaman masyarakat, factor resiko, kelompok risiko,
 Membuat perencanaan upaya edukasi masyarakat tentang kesehatan jiwa,
 Melakukan pemberdayaan kader kesehatan/ kader kesehatan jiwa,
 Mengupayakan ketersedissn materi edukasi,
 Melakukan pelatihan kader kesehatan jiwa,
 Melakukan pemantauan dan evaluasi edukasi di wilayah kerja,
 Deteksi dini kesehatan jiwa
3. Penutup
Acara ditutup dengan ber dengan berdo’a bersama sesuai agama masing-masing.

Notulis

Karsilah, A.Md.Kep

Anda mungkin juga menyukai