Anda di halaman 1dari 12

Jurnal_ep Vol.X No.

X, Bulan Tahun

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KOMPETENSI


MINIMUM (AKM) LITERASI MEMBACA LEVEL 2
UNTUK SISWA KELAS 4 SD

D.M. Andikayana1, N. Dantes2, I.W. Kertih3

Program Studi Pendidikan Dasar


123

Universitas Pendidikan Ganesha


Singaraja, Indonesia

e-mail: andikayana@undiksha.ac.id1 , dantes@undiksha.ac.id2,


watan.kertih@undiksha.ac.id3

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan unsur-unsur setiap langkah pengembangan
instrumen AKM literasi membaca level 2; 2) mengetahui dan mendeskripsikan validitas isi
pengembangan instrumen AKM literasi membaca level 2; 3) mengetahui dan mendeskripsikan
validitas empiris pengembangan instrumen AKM literasi membaca level 2; 4) mengetahui dan
mendeskripsikan reliabilitas empiris pengembangan instrumen AKM literasi membaca level 2 untuk
siswa kelas 4 SD. Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan Research and
Development (R&D) berdasarkan model pengembangan yang dikemukakan oleh Mardapi yang
terdiri dari 7 langkah. Data yang dikumpulkan merupakan data kemampuan literasi membaca
siswa yang diperoleh melalui ujicoba soal instrumen AKM literasi membaca level 2 yang
dikhususkan untuk siswa kelas 4 SD. Data validitas isi, validitas empiris, dan reliabilitas yang telah
dikumpulkan dianalisis menggunakan rumus Gregory, Product Moment, dan Alpha Cronbach. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: 1) untuk instrumen AKM literasi membaca level 2, berdasarkan uji
para ahli ditemukan nilai CV=1 termasuk dalam kategori validitas isi sangat tinggi. 2) Untuk uji
validitas empiris baik subyek secara terbatas ataupun yang lebih luas, seluruh 30 butir soal
memperoleh hasil nilai rhitung > rtabel. 3) Untuk uji reliabilitas dari instrumen AKM literasi membaca
level 2 ini ditemukan nilai perhitungan reliabilitas dengan Alpha Cronbach sebesar 0.971 yang
berada pada kriteria 0,80 < 1,00 dengan kategori reliabilitas sangat tinggi. Berdasarkan hasil
analisis data, disimpulkan bahwa penelitian ini menghasilkan instrumen AKM literasi membaca
level 2 yang valid dan reliabel.

Kata kunci: Asesmen Kompetensi Minimum; Kemampuan Literasi Membaca; Pengembangan


Instrumen

Abstract
This research is aimed to: 1) describe the elements of each step of developing a AKM instrument
for reading literacy level 2; 2) find out and describe the content validity of the development of the
AKM instrument reading literacy level 2; 3) find out and describe the empirical validity of the
development of the AKM instrument for reading literacy level 2; 4) find out and describe the
empirical reliability of the development of the AKM instrument for reading literacy level 2 for 4th
grade elementary school students. This type of research is a research and development research
and development (R&D) based on the development model proposed by Mardapi which consists of
7 steps. The data collected is data on students' reading literacy skills obtained through testing the
AKM reading literacy level 2 instrument which is specifically for 4th grade elementary school
students. Content validity, empirical validity, and reliability data that have been collected were
analyzed using the Gregory, Product Moment, and Cronbach's Alpha formulas. The results showed
that: 1) for the AKM reading literacy level 2 instrument, based on judges tests, it was found that the
CV = 1 value was included in the very high content validity category. 2) To test the empirical validity
of both limited and broader subjects, all 30 items obtained the results of the value of rcount >
rtable. 3) For the reliability test of the AKM literacy reading level 2 instrument, it was found that the
reliability calculation value with Cronbach's Alpha was 0.971 which was in the criteria of 0.80 < 1.00

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 1


Jurnal_ep Vol.X No.X, Bulan Tahun

with a very high reliability category. From those results, it can be concluded that this research
produces valid and reliable AKM reading literacy level 2 instrument.

Keywords: Minimum Competency Assessment; Reading Literacy Ability; Instrument Development

PENDAHULUAN tersebut ditandai salah satunya dengan


Kedudukan bahasa tidak dapat sumber daya masyarakatnya yang literat
lepas dari dunia pendidikan, karena (Indriyani et al., 2019).
dalam proses belajar mengajar sangat Kemampuan literasi merupakan
membutuhkan penggunaan bahasa. indikator penting untuk meningkatkan
Bahasa diperlukan bukan cuma untuk prestasi generasi muda dalam
membina keterampilan berkomunikasi, menggapai kesuksesannya. Penanaman
melainkan juga untuk kepentingan literasi sejak dini harus dilakukan sebab
penguasaan kemampuan ilmu hal tersebut mampu menjadi modal utama
pengetahuan. Lewat bahasalah manusia dalam mewujudkan bangsa yang cerdas
belajar berbagai macam ilmu dan berbudaya (Lamada et al., 2019).
pengetahuan di dunia ini. Oleh sebab itu, Berkaitan dengan hal diatas, Indonesia
sudah sepatutnya pembelajaran bahasa yang sudah pernah mengikuti Progress
di sekolah dilaksanakan dengan sebaik- in International Reading Literacy Study
baiknya, sebab bahasa merupakan (PIRLS) pada tahun 2011 yang
cerminan pribadi, karakter, bahkan diterbitkan oleh National Center
pendidikan seseorang (Harlina & Education Statistics (2013) memperoleh
Wardarita, 2020). hasil yang tidak memuaskan, Indonesia
Era saat ini yang berada pada era sendiri berada pada urutan ke 41 dari 45
revolusi industri 4.0 sangat begitu pesat negara yang mengikuti PIRLS.
mengalami perkembangan dalam bidang Permasalahan serupa yang berlanjut
ilmu pengetahuan serta teknologi, dihadapi Indonesia saat ini menurut Tim
masyarakat terus berupaya untuk Tentor Anak Bangsa (2020) ialah
meningkatkan kemampuannya di dalam rendahnya penguasaan literasi yang
dunia pendidikan. Pendidikan dibuktikan melalui survei Programme for
merupakan bentuk dari suatu kemajuan. International Student Assessment (PISA)
Masyarakat yang maju ditunjukkan tahun 2018 yang diterbitakan oleh OECD
dengan majunya zona pendidikan yang pada tahun 2019. Hal tersebut
berkualitas. Pendidikan yang bermutu ditunjukan pada gambar berikut

Gambar 1. Gambaran kinerja Indonesia dalam membaca, matematika, dan sains


Hasil survei pada gambar diatas
menunjukkan posisi Indonesia pada

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 2


Jurnal_ep Vol.X No.X, Bulan Tahun

kategori membaca, matematika, dan Handayani & Koeswanti (2020) yang


sains terletak di urutan 6 negara terakhir menyatakan bahwa melalui observasi
dari 78 negara yang mengikuti PISA dan wawancara terdapat beberapa faktor
tahun 2018. Hasil studi PISA 2018 yang yang menjadi penghambat minimnya
dirilis oleh OECD menunjukkan bahwa minat membaca siswa diantaranya
dalam membaca kemampuan siswa adalah minimnya media belajar yang
Indonesia, meraih skor rata-rata yakni beragam untuk menyampaikan materi
371, dengan rata-rata skor OECD yakni pelajaran di kelas. Permasalahan lain
487. Kemudian untuk skor rata-rata yang menjadi hambatan dalam menarik
matematika memperoleh 379 poin minat membaca di sekolah tersebut yaitu
dengan skor rata-rata OECD 489. ketersedian teks bacaan yang kurang
Selanjutnya untuk sains, skor rata-rata bervariasi membuat siswa merasa
mencapai 396 dengan skor rata-rata kurang antusias untuk membaca. Oleh
perolehan OECD yakni 489. Perhitungan sebab itu diperlukan media belajar yang
PISA yang dilakukan oleh OECD ini mampu menarik minat siswa dalam
melibatkan 399 satuan pendidikan membaca.
dengan 12.098 peserta didik. Data yang Selain rendahnya budaya literasi
ditunjukkan oleh OECD tersebut dapat membaca, aspek kemampuan budaya
dimaknai bahwa: 1) Indonesia berada literasi menulis di negara ini juga sangat
pada kategori lemah performa, 2) rendah. Data lanjutan hasil survey awal
kemampuan literasi membaca, menunjukkan untuk kegiatan menulis
matematika dan sains rendah, 3) secara aktif seperti menulis buku/catatan
perolehan skor membaca, matematika harian, latihan menulis didampingi orang
dan sains rendah karena berada tua hanya sebanyak 12 orang siswa dari
dibawah rata-rata. 4) tidak adanya 35 orang siswa saja yang sering
peningkatan yang signifikan sejak melakukannya. Selebihnya kebanyakan
perolehan PISA 2011 yang lalu, 5) siswa kesehariannya diisi untuk bermain
banyaknya temuan bahwa siswa HP. Banyak realita yang kita temui saat
perempuan lebih baik dari siswa laki-laki ini adalah minimnya budaya literasi
dalam semua bidang di PISA, dan 6) khususnya minat membaca dan menulis
perlunya perubahan paradigma pada peserta didik, hal ini bisa terjadi
pendidikan di Indonesia agar mampu karena berbagai aspek salah satunya
meningkatkan pemerataan mutu dan adalah tidak adanya pembiasaan atau
kualitas pendidikan terutama dalam budaya membaca yang tidak diterapkan
bidang membaca, matematika dan sains oleh orang tua pada peserta didik sejak
yang sangat berperan penting untuk dini sehingga anak jaman sekarang
menyokong berbagai keterampilan abad terlihat asing dengan buku-buku. Anak-
21 yang sangat dibutuhkan. anak sekarang lebih banyak
Rendahnya hasil survey PIRLS dan menghabiskan waktunya dengan gadget
PISA tersebut dikarenakan kebiasaan untuk bermain sosial media, game dan
membaca yang kurang sekali diminati youtube (Kristianti et al., 2020).
oleh peserta didik di Indonesia. Hal Pada tahun 2015 dikeluarkanlah
tersebut pula yang menjadi salah satu Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015
penyebab mereka tidak memiliki budaya yang menjadi dasar GLS (Gerakan
literasi yang baik. Salah satu budaya Literasi Sekolah) yang merupakan awal
literasi yang sedikit dimiliki oleh peserta mula suatu gerakan meliterasikan semua
didik adalah budaya membaca. warga yang berada di ruang lingkup
Berdasarkan survey awal yang sekolah baik kepala sekolah, guru,
dilakukan peneliti diperoleh data untuk penjaga, bahkan orang tua peserta didik.
budaya baca siswa terhadap 35 siswa Mereka memiliki peran vital sebagai role
kelas 4 SD diperoleh 21 orang siswa model dan suri tauladan dalam kegiatan
berada pada kategori rendah. Hal berliterasi bagi para peserta didik
tersebut sesuai dengan pendapat (Fauziah, 2016).

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 3


Jurnal_ep Vol.X No.X, Bulan Tahun

Tidak cukup sampai disana saja, yang diharapkan oleh pihak pendidik
pada tahun 2020 pihak Kementrian dengan asesmen yang digunakan saat
Pendidikan dan Kebudayaan mulai ini. Tidak hanya itu saja, peneliti juga
merencanakan penggunaan Asesmen menemukan bahwa belum pernah ada
Nasional untuk mengetes kemampuan penggunaan tes AKM di SDN 2 Besakih
literasi membaca, matematika dan sains ini. Padahal beberapa orang pendidik
yang rencananya akan mulai digunakan sudah ada yang mulai mempelajari
pada tahun 2021 mendatang. Alasan mengenai AKM ini tetapi belum mampu
dilakukannya perubahan ini dikarenakan untuk menerapkannya secara langsung.
padatnya materi UN sehingga Berkaitan dengan tes AKM tersebut,
menyebabkan siswa dan guru cenderung menurut Pusat Asesmen Pembelajaran
hanya menguji penguasaan konten, (2020) menyatakan bahwa pada AKM
bukan kompetensi nalar yang dimiliki literasi membaca, terdapat tiga level
oleh peserta didik. Selain itu, UN juga indikator kognitif utama yang diujikan,
menjadi beban tersendiri bagi siswa, yaitu (1) menemukan informasi (access
guru dan orang tua karena UN dianggap and retrieve), (2) memahami (interpret
menjadi beban keberhasilan seorang and integrate), dan (3) mengevaluasi dan
siswa sebagai individu, bukan sebagai merefleksi (evaluate and reflect). Ketiga
pemetaaan mutu sistem pendidikan indikator utama ini lah mendasari
nasional (Tim Tentor Anak Bangsa, berbagai pengembangan dan pembuatan
2020). soal AKM yang akan digunakan untuk
Ada 3 macam tes yang akan asesmen nasional nanti. Namun sebelum
dilakukan di Asesmen Nasional, yaitu dilaksanakannya secara langsung tes
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), AKM literasi membaca tersebut, perlu
survey karakter dan survey belajar. AKM bagi pihak sekolah untuk melatih agar
ini pada hakikatnya merupakan suatu setiap siswa mampu merasa terbiasa
proses pengumpulan data mengenai dahulu terhadap bentuk tes AKM ini.
kemajuan dan hasil belajar siswa Pihak sekolah perlu melakukan beberapa
terhadap kompetensi (sikap, latihan atau ujicoba tes AKM literasi
pengetahuan, dan keterampilan) yang membaca tersebut dengan bentuk soal
terunjukkan secara komprehensif dalam yang mirip dengan panduan-panduan
rangka menyelesaikan masalah yang yang telah diberikan oleh pihak
dihadapi menggunakan standar terendah Kementrian Pendidikan dan
(Marhaeni, 2020). Program tes AKM Kebudayaan. Berdasarkan seluruh
literasi membaca yang hendak dilakukan pemaparan diatas mengenai asesmen
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan nasional dan tes asesmen kompetensi
ini sudah menyesuaikan dari arahan minimum yang memiliki hubungan
PISA (2015) yang mendefinisikan bahwa dengan kemampuan literasi membaca
literasi membaca merupakan menjadi alasan dilakukan penelitian
“kemampuan untuk memahami, pengembangan dengan judul
menggunakan, dan merefleksikan materi “Pengembangan Instrumen Asesmen
tertulis untuk mencapai tujuan pribadi, Kompetensi Minimum (AKM) Literasi
membentuk pengetahuan dan potensi Membaca Level 2 untuk Siswa Kelas 4
pribadi, serta berpartisipasi dalam SD”.
kegiatan sosial” dan telah digunakan
hingga saat ini. METODE
Lebih lanjut berdasarkan data hasil Metode yang digunakan dalam
wawancara awal yang dilakukan penelitian ini adalah metode
peneliti terhadap salah seorang pengembangan atau R&D (Research
pendidik di SDN 2 Besakih pada tanggal and Developmet), merupakan metode
8 Maret 2021 diperoleh data dari pihak yang digunakan untuk menghasilkan
pendidik yang menujukkan bahwa produk tertentu atau berorientasi pada
adanya kesenjangan antara asesmen produk (Sugiyono, 2019). Produk yang

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 4


Jurnal_ep Vol.X No.X, Bulan Tahun

akan dikembangkan dalam penelitian ini validitas isi dari instrumen AKM ini,
adalah instrumen asesmen kompetensi penelitian ini juga mengukur nilai
minimum (AKM) yang dapat digunakan validitas empirisnya dengan
untuk mengukur kemampuan literasi menggunakan rumus perhitungan
membaca siswa kelas 4 SD. Terdapat product moment dibantu menggunakan
tujuh langkah yang perlu ditempuh dalam sofware SPSS for windows. Kriteria valid
mengembangkan tes hasil belajar atau tidaknya tiap butir soal ditentukan
menurut Mardapi (2008); dalam dari perolehan nilai correlation person (r)
Widoyoko (2020). Ketujuh langkah apabila nilai rhitung > rtabel. Proses
tersebut terbagi menjadi 2 tahapan perhitungan validitas empiris ini terbagi
utama yaitu tahap perencaaan yang menjadi dua jenis ujicoba yang dilakukan
terdiri dari: (a) menyusun spesifikasi tes, yakni dari ujicoba dengan subyek
(b) menulis soal tes, (c) menelaah soal terbatas sebanyak 17 orang siswa dan
tes, (d) memperbaiki tes, dan tahapan subyek secara luas yang diperoleh dari
ujicoba yakni: (e) melakukan ujicoba tes, siswa kelas 4 SDN 2 Besakih dengan
(f) menganalisis butir soal tes, (g) jumlah keseluruhan siswa kelas 4
menafsirkan hasil tes. berjumlah 35 orang. Adapun nilai rtabel
Metode analisis data dalam untuk subyek terbatas adalah 0.482,
penelitian ini terbagi menjadi 3 metode sedangkan nilai nilai rtabel untuk subyek
analisi. Analisis pertama untuk mengukur luas adalah 0.361. Selain mengukur nilai
nilai validitas isi atau content validity (CV) validitas, sebuah instrumen juga perlu
dari instrumen yang dikembangkan diukur nilai reliabilitasnya. Adapun
menggunakan formula rumus Gregory metode analisis yang digunakan untuk
berdasarkan penilaian dari 4 pakar. Ahli mengukur reliabilitas dari instrumen AKM
yang terlibat dalam penelitian ini yakni 2 ini adalah dengan menggunakan rumus
orang judges dalam bidang pendidikan Alpha Cronbach. Kriteria reliabilitas dari
dan 2 orang judges dalam bidang sebuah instrumen yang digunakan
psikologi tes. Adapun formula rumus adalah kriteria dari Guilford (Koyan,
yang ditemukan oleh Gregory untuk 2012) yakni apabila soal yang
menghitung nilai CV adalah sebagai dikembangkan memperoleh nilai minimal
berikut. reliabilitasnya tinggi atau berada pada
CV = kriteria interval 0,60 < x ≤ 0,80.
A
A +B +C+ D+ E+ F +G+ H + I + J + K + L+ M + N +HASIL
O+ P DAN PEMBAHSAN
Penelitian ini berfokus utama untuk
Keterangan: menghasilkan produk berupa instrumen
CV = validitas isi asesmen kompetensi minimum (AKM)
A = sel yang menunjukkan literasi membaca level 2 dengan
persetujuan yang valid antara mengunakan bentuk penilaian rating
keempat pakar scale untuk setiap skor. Instrumen AKM
B-O = sel yang menunjukkan ini dikembangkan menggunakan model
perbedaan pandangan antara yang diadaptasi dari model Mardapi
keempat pakar dalam Widoyoko (2020) yang terdiri dari
P = sel yang menunjukkan 7 langkah saja yang terbagi menjadi 2
ketidaksetujuan antara keempat tahapan utama yaitu tahap perencaaan
pakar terdiri dari: (a) menyusun spesifikasi tes,
Kriteria valid atau tidaknya isi tiap (b) menulis soal tes, (c) menelaah soal
butir soal menggunakan acuan nilai tes, (d) memperbaiki tes, dan tahapan
kriteria interval yang dikemukakan oleh ujicoba yakni: (e) melakukan ujicoba tes,
Gregory (2000) dengan kriteria minimal (f) menganalisis butir soal tes, (g)
validitas isinya tinggi atau pada interval menafsirkan hasil tes.
0,60 < CV ≤ 0,79. Selain mengukur nilai Pada tahapan perencanaan,
langkah pertama diawali dengan

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 5


Jurnal_ep Vol.X No.X, Bulan Tahun

menyusun spesifikasi tes yang hendak seluruh butir-butir soal tes tersebut
dikembangkan oleh peneliti disini berisi direvisi dan sudah dinyatakan valid,
uraian yang menunjukan keseluruhan seluruh butir soal tersebut kemudian
karakteristik yang harus dimiliki oleh dipadukan menjadi satu paket tes yang
suatu tes. Penyusunan spesifikasi tes siap untuk diujicobakan kepada siswa.
mencakup kegiatan: (a) menentukan Kegiatan ujicoba instrumen
tujuan tes (b) menyusun kisi-kisi tes (c) merupakan langkah kelima dalam
memilih bentuk tes, dan (d) menentukan penelitian ini. Data hasil ujicoba
panjang tes. instrumen kepada siswa tersebut
Langkah kedua dalam tahapan berguna untuk menguji apakah
perencanaan ini adalah menulis butir- instrumen yang dibuat telah memenuhi
butir soal instrumen asesmen kriteria validitas berdasarkan analisis
kompetensi minimum literasi membaca data empiris dan reliabilitas seluruh butir
level 2. Banyaknya butir soal tes yang soal. Kegiatan ujicoba instrumen ini
dibuat untuk setiap indikator minimal satu menggunakan seluruh subjek ujicoba
butir soal, yang disesuaikan dengan sub- agar memperoleh data nilai soal tes
sub indikator kemampuan literasi instrumen AKM literasi membaca dari
membaca yang diukur. Setiap butir soal siswa kelas 4 SD. Subyek yang
disertai dengan rubrik penskoran. Soal digunakan dalam penelitian ini adalah
yang dihasilkan dalam penelitian ini peserta didik kelas 4 SDN 2 Besakih
berupa tes tertulis dengan bentuk soal tahun ajaran 2020/2021 yang kini berada
uraian, menjodohkan dan bentuk soal pada semester genap. Kelas 4 SDN 2
pilihan ganda kompleks sebanyak 30 Besakih seluruhnya terdiri dari 35 orang
butir soal untuk keseluruhan materi peserta didik.
pembelajaran kelas 4 SD. Insrumen yang telah selesai
Langkah selanjutnya dari tahapan diujicobakan kepada seluruh subyek
perencanaan ini adalah kegiatan ujicoba kemudian dianalisis oleh peneliti.
penelaahan butir soal yang dilakukan Proses pada tahapan ini peneliti
oleh para ahli menggunakan teknik menentukan perolehan skor setiap
panel. Kegiatan ini bertujuan untuk subyek uji coba pada setiap butir skor
memperoleh validitas isi dari para soal instrumen asesmen kompetensi
judges. Proses kegiatan penelaahan tes minimum (AKM) literasi membaca.
ini disertai dengan pemberian grand teori Kemudian setiap hasil skor perolehan
mengenai asesmen kompetensi peserta didik tersebut dimasukan
minimum literasi membaca, kisi-kisi, kedalam data Ms. Excel yang
kunci jawaban dan rubrik penilaian. selanjutnya akan dianalisis data validitas
Validitas isi dari instrumen AKM ini empiris dan reliabilitas seluruh butir soal
diperoleh dari penilaian 4 ahli (judges) dengan bantuan aplikasi software SPSS
yang hasilnya dihitung dan ditentukan Statistic for windows versi 25.
menggunakan rumus yang ditemukan Instrumen yang sudah melewati
oleh Gregory. 4 ahli ini merupakan dosen tahapan analisis validitas empiris dan
ahli S2 Pascasarjana Universitas reliabilitas melanjutkan ke tahapan
Pendidikan Ganesha. Selain terakhir ini yaitu menafsirkan hasil tes.
memberikan penilaian terhadap produk Penafsiran hasil tes ini untuk
instrumen, judges juga dapat menentukan apakah setiap butir soal
memberikan saran dan komentar secara instrumen asesmen kompetensi
tertulis sebagai upaya perbaikan kualitas minimum (AKM) literasi membaca
dari instrumen AKM yang dikembangkan. tersebut signifikan dengan ketentuan
Hasil dari setiap butir soal tes yang dalam melakukan analisis data validitas
telah dianalisis oleh para judges empiris dan hasil reliabilitas setiap butir
tersebut baik untuk aspek penilaian, soal instrumen tersebut. Apabila dalam
saran dan komentar kemudian direvisi tahapan ini hasil butir soal yang tidak
dan diperbaiki oleh peneliti. Setelah valid, maka butir soal tersebut

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 6


Jurnal_ep Vol.X No.X, Bulan Tahun

dinyatakan gugur dan tidak layak untuk Gregory menghasilkan nilai validitas isi
digunakan. (CV) = 1. Nilai validitas isi ini termasuk
Berdasarkan hasil penilaian dari dalam kriteria “Validitas isi sangat tinggi”
judges instrumen asesmen kompetensi berdasarkan dari penentuan kriteria
minimum (AKM) dikategorikan valid. validitas isi yang dikemukan oleh
Gregory (2000) menyatakan kriteria Gregory. Diantara seluruh instrumen
produk instrumen dinyatakan valid yang valid, ada beberapa catatan dari
apabila nilai perolehan perhitungan para ahli seperti pada nomor 2 misalnya
content validity (CV) > 0,60. Hasil yang memerlukan perubahan pergantian
perhitungan validitas isi dari tabulasi bentuk kalimat pertanyaan, hal tersebut
silang 4 judges menggunakan Rumus ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 2. Saran Bentuk Perubahan Butir Soal Nomor 2

Seperti yang terlihat pada gambar


diatas, butir soal nomor 2 mengalami utama yang perlu diperhatikan, yaitu: (1)
sedikit perubahan bentuk kalimat keterampilan membaca; (2) penerapan,
pertanyaan. Selain perubahan tersebut, pelatihan, dan penetapan bacaan; (3)
ada beberapa catatan lain dari para proses membaca; dan (4) teks yang
judges yakni cerita yang digunakan digunakan dalam membaca.
sebaiknya menyesuaikan dengan Kegiatan analisis data validitas
kemampuan membaca siswa kelas 4, empiris ini terpisahkan menjadi 2 bagian,
dan juga perlunya perubahan beberapa yakni analisis data subyek secara
kalimat yang masih berbentuk kalimat terbatas yang berjumlah 17 orang dan
baku. Berbagai saran judges tersebut analisis data subyek secara luas dengan
sejalan dengan pendapat Zahrudin et al., total 35 orang. Adapun data hasil analisis
(2021) yang menyatakan bahwa dalam correlation person menggunakan
literasi membaca terdapat empat aspek sofware SPSS for windows versi 25
kajian dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Hasil Perhitungan Uji Validitas Empiris menggunakan SPSS


Subyek terbatas Subyek luas
No. Butir Soal Ket
r hit taraf sig. r hit taraf sig.

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 7


Jurnal_ep Vol.X No.X, Bulan Tahun

1 0.831 0.000 0.890 0.001 Valid


2 0.528 0.030 0.606 0.001 Valid
3 0.653 0.004 0.714 0.001 Valid
4 0.690 0.002 0.631 0.001 Valid
5 0.825 0.000 0.860 0.001 Valid
6 0.684 0.002 0.661 0.001 Valid
7 0.671 0.003 0.693 0.001 Valid
8 0.883 0.000 0.896 0.001 Valid
9 0.741 0.001 0.747 0.001 Valid
10 0.694 0.002 0.754 0.001 Valid
11 0.490 0.046 0.439 0.001 Valid
12 0.740 0.001 0.773 0.001 Valid
13 0.837 0.000 0.879 0.001 Valid
14 0.495 0.043 0.562 0.001 Valid
15 0.671 0.003 0.579 0.001 Valid
16 0.787 0.000 0.853 0.001 Valid
17 0.750 0.001 0.742 0.001 Valid
18 0.616 0.009 0.714 0.001 Valid
19 0.723 0.001 0.762 0.001 Valid
20 0.847 0.000 0.895 0.001 Valid
21 0.668 0.003 0.764 0.001 Valid
22 0.851 0.000 0.861 0.001 Valid
23 0.767 0.000 0.827 0.001 Valid
24 0.755 0.000 0.816 0.001 Valid
25 0.757 0.000 0.751 0.001 Valid
26 0.633 0.006 0.631 0.001 Valid
27 0.729 0.001 0.697 0.001 Valid
28 0.659 0.004 0.673 0.001 Valid
29 0.718 0.001 0.743 0.001 Valid
30 0.795 0.000 0.839 0.001 Valid

Berdasarkan data pada tabel Selain hasil ujicoba subyek secara


diatas dapat kita lihat hasil analisis terbatas, hasil analisis ujicoba subyek
correlation person untuk nilai rhitung secara secara luas menggunakan software
keseluruhan dari 30 butir soal > rtabel SPSS for windows versi 25 juga
untuk subyek 17 nilai rtabel sebesar 0.482 menunjukkan hasil bahwa nilai
dengan perolehan nilai terkecil 0.490 dan correlation person untuk instrumen
yang terbesar 0.883. Selain nilai asesmen kompetensi minimum (AKM)
correlation person tersebut, seluruh nilai literasi membaca level 2 dari
signifikansi yang ditunjukan oleh output keseluruhan 30 butir soal memperoleh
analisis software SPSS terhadap 30 butir nilai rhitung > rtabel untuk subyek 35 orang
soal < 0.05. Sehingga dapat kita tarik nilai rtabel sebesar 0.361 dengan
kesimpulan bahwa seluruh soal perolehan nilai terkecil 0.439 dan nilia
instrumen asesmen kompetensi terbesar 0.896. Selain ditinjau dari nilai
minimum (AKM) literasi membaca level 2 correlation person nya, seluruh 30 butir
ini valid dari segi ujicoba subyek secara soal instrumen AKM literasi membaca
terbatas. memperoleh nilai signifikansi < 0.05 yang

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 8


Jurnal_ep Vol.X No.X, Bulan Tahun

ditunjukan oleh output analisis software Perolehan nilai reliabilitas yang tinggi ini
SPSS. menunjukkan bahwa instrumen AKM ini
Sebuah Instrumen dikatakan valid memiliki koefisien internal konsistensi
apabila instrumen tersebut mampu tiap butir soal yang berjenis sama
secara tepat mengukur apa yang hendak memiliki nilai kepercayaan dalam
diukur. Dengan kata lain validitas pengukuruannya bersifat ajeg (Sugiyono,
berkaitan dengan “ketepatan” dengan 2019). Hal tersebut sesuai dengan
alat ukur. Instrumen yang valid akan pendapat Otaya et al., (2020) yang
menghasilkan data yang valid pula. Bisa menyatakan bahwa sebuah instrumen
juga dikatakan bahwa jika data yang yang handal akan memberikan hasil
dihasilkan dari sebuah instrumen valid, pengukuran yang stabil dan konsisten.
maka instrumen itu juga valid (Widoyoko, Pengembangan instrumen AKM
2020). Pernyataan tersebut selalan literasi membaca ini meliputi tiga jenis
dengan pendapat Sugiyono (2019) yang level kognitif. Pada level kognitif
menyatakan bahwa sebuah instrumen menemukan informasi: (1) mengakses
yang valid harus memiliki nilai validitas dan mencari informasi dalam teks; (2)
internal dan validitas eksternal. Validitas mencari dan memilih informasi yang
internal instrumen harus memenuhi relevan. Pada level kognitif memahami:
validitas konstruk dan validitas isi, (1) memahami teks secara literal; (2)
sedangkan untuk validitas eksternal Menyusun inferensi, membuat koneksi
adalah nilai empiris dari instrumen yang dan prediksi baik teks tunggal maupun
apabila digunakan dimana-mana akan teks jamak. Pada level kognitif
memperoleh hasil data yang valid. mengevaluasi dan merefleksi: (1) Menilai
Instrumen yang sudah dianalisis kualitas dan kredibilitas konten pada teks
dari aspek validitas isi dan empirisnya informasi tunggal maupun jamak; (2)
kemudian perlu diketahui seberapa besar Menilai format penyajian dalam teks; (3)
nilai reliabilitasnya. Perhitungan Merefleksi isi wacana untuk pengambilan
dilakukan menggunakan sofware SPSS keputusan, menetapkan pilihan, dan
versi 25 memperoleh hasil nilai mengaitkan isi teks terhadap
reliabilitas dengan menggunakan rumus pengalaman pribadi.
Alpha Cronbach ditunjukkan pada tabel Sejalan dengan pendapat Ibda
dibawah ini. (2018) era revolusi industri 4.0 tidak bisa
ditelaah hanya berdasarkan berbagai
Tabel 2. Hasil Perhitungan Reliabilitas aspek tantangan dan perubahannya
dengan Alpha Cronbach saja. Banyaknya tantangan yang ada
Reliability Statistics tentu memiliki peluangnya tersendiri.
Berbagai tantangan itu akan mampu
Cronbach's
N of Items dilewati apabila guru mampu
Alpha
mengimbangi dengan kemampuan
,971 30 penggunaan teknologi. Tidak cukup
sampai disana saja, penguatan berbagai
Berdasarkan hasil analisis uji jenis literasi baru dapat menjadi
reliabilitas berbantu software SPSS versi pelengkap bagi literasi lama. Literasi bisa
25 diperoleh tingkat reliabilitas dari memperkuat pemahaman guru dan
instrumen AKM literasi membaca peserta didik. Guru wajib mempelajari
sebesar 0,971. Data nilai hasil berbagai jenis literasi baru (data,
perhitungan ini menunjukkan bahwa teknologi, SDM/humanisme) serta
instrumen asesmen kompetensi mampu membekali diri dengan
minimum (AKM) literasi membaca ini kompetensi literasi yang berpusat pada
dinyatakan reliabel karena memberikan pilar literasi pendidikan abad 21 (baca,
nilai Alpha Cronbach (α ) > 0.60 dan tulis, arsip).
data hasil analisis tersebut termasuk Penelitian ini juga sejalan dengan
dalam klasifikasi “Sangat tinggi”. penelitian yang dilakukan oleh

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 9


Jurnal_ep Vol.X No.X, Bulan Tahun

Nurindanasari et al., (2020) melalui termasuk dalam kategori validitas isi


pengembangan bahan ajar Instrumen sangat tinggi, sehingga didapatkan 0
Authenthic Assessment pada aspek butir instrumen yang tidak valid dan 30
literasi membaca kelas V di SDN instrumen yang valid dan layak untuk
PLAOSAN 03 diperoleh hasil bahan ajar diujicobakan.
instrument authenthic assessment yang Selain menganalisis nilai dari
termasuk dalam kategori sangat layak validitas isi dari seluruh butir soal
atau sangat valid yang ditinilai oleh ahli tersebut, sertiap butir soal juga dianalisis
assessmet dan Bahasa. Ahli praktisi dan untuk mengetahui nilai validitas
pengamat berada pada klasifikasi sangat empirisnya dengan pelaksanaan 2 jenis
layak atau valid serta praktis. Jadi bahan analisis yakni menggunakan jumlah
ajar Instrumen Authenthic Assessment subyek secara terbatas dan secara luas.
pada aspek literasi membaca kelas V Hasil analisis uji validitas empiris baik
dapat digunakan dilapangan. untuk subyek secara terbatas maupun
Penelitian pengembangan luas menunjukkan nilai rhitung > rtabel untuk
instrumen ini juga sejalan dengan keseluruhan 30 butir soalnya. Sehingga
penelitian yang dilakukan oleh Murti et dapat dikatakan bahwa dari segi empiris
al., (2021) validitas isi instrumen yang instrumen asesmen kompetensi
dikembangkan berada pada kategori minimum literasi membaca ini dikatakan
sangat layak, baik pada ranah materi, sudah valid. Analisis terakhir yang
konstruksi, maupun bahasa. Hasil uji dilakukan adalah perhitungan reliabilitas
validitas empiris yang terdiri dari tingkat instrumen yang datanya diperoleh dari
kesukaran soal, daya pembeda, hasil jawaban siswa. Adapun perolehan
reliabilitas, dan validitas item, nilai reliabilitas untuk instrumen AKM
memperoleh sebanyak 9 dari 16 butir literasi membaca level 2 ini sebesar
soal dinyatakan layak secara empiris. 0.971 yang termasuk dalam kategori
Berdasarakan seluruh pemaparan reliabilitas sangat tinggi. Hal ini
diatas yang membuktikan dan menyatakan bahwa instrumen asesmen
menunjukkan data bahwa selain seluruh kompetensi minimum literasi membaca
30 butir soal instrumen asesmen level 2 ini baik secara validitas isi
kompetensi minimum (AKM) literasi maupun validitas empiris dan secara
membaca level 2 tersebut valid baik konsistennya memperoleh kategori nilai
secara isi maupun secara empiris. yang sangat tinggi dan sudah layak
Seluruh 30 butir soal instrumen asesmen untuk dipergunakan secara langsung
kompetensi minimum (AKM) literasi untuk setiap peserta didik kelas 4 di
membaca level 2 tersebut juga reliabel Sekolah Dasar.
dan layak untuk digunakan pada siswa Berdasarkan simpulan yang telah
jenjang sekolah dasar kelas 4. dikemukakan diatas, maka peneliti
merekomendasikan beberapa hal
PENUTUP sebagai berikut: (1) bagi pemerintah
Secara umum kesimpulan dalam sebaiknya lebih banyak melaksanakan
penelitian pengembangan ini berfokus kegiatan seminar untuk para pendidik
untuk menghasilkan instrumen AKM agar mampu meningkatkan kemampuan
literasi membaca level 2 berupa soal abad 21 yakni kemampuan literasi untuk
uraian, menjodohkan dan pilihan ganda siswa kelas 4 SD, (2) bagi pendidik, hasil
kompleks dengan jumlah sebanyak 30 penelitian ini diharapkan dapat menjadi
butir soal. Seluruh 30 butir soal tersebut pedoman dalam merancang
dianalisis untuk mengetahui nilai uji pengembangan instrumen asesmen
validitas isi untuk instrumen AKM literasi kompetensi minimum literasi membaca
membaca level 2 untuk siswa kelas 4 SD yang serupa sehingga semakin banyak
menggunakan rumus Gregory 4 ahli. instrumen yang dapat digunakan oleh
Berdasarkan hasil perhitungan Gregory pendidik sebagai latihan untuk siswanya,
diperoleh hasil nilai CV sebesar 1 (3) Terakhir melalui penelitian

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 10


Jurnal_ep Vol.X No.X, Bulan Tahun

pengembangan ini diharapkan mampu Teknik Analisis Data Kuantitatif.


memberikan motivasi bagi setiap Singaraja: Universitas Pendidikan
pembacanya terutamanya yang Ganesha.
berkecimpung dalam bidang pendidikan
Kristianti, T. L., Yusuf, Y., & Handini, O.
untuk lebih meningkatkan bentuk
(2020). Analisis Penerapan Gerakan
asesmen guna meningkatkan kualitas
Literasi Sekolah Pada Pembelajaran
dari sumber daya manusia di negara ini.
Tematik Integratif. Jurnal Sinektik,
Serta mampu menujukkan efektivitas dari
3(2), 197–210.
instrumen asesmen kompetensi
https://doi.org/10.36456/abadimas.v
minimum ini.
5.i01.a3634
DAFTAR RUJUKAN Lamada, M., Rahman, E. S., & Herawati.
Fauziah, R. (2016). Penerapan Whole (2019). Analisis Kemampuan
Language Untuk Meningkatkan Literasi Siswa SMK Negara Di Kota
Keterampilan Membaca Makassar. Jurnal Media Komunikasi
Pemahaman Siswa Sekolah Dasar. Pendikan Teknologi Dan Kejuruan,
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah, 6(1), 35–42.
1(1), 12–24. https://doi.org/10.26858/mekom.v6i1
https://doi.org/10.17509/jpgsd.v1i1.9 .12000
059 Marhaeni, A. A. I. N. (2020). Asesmen
Gregory, R. J. (2000). Psychological Kompetensi Minimum (AKM).
Testing: History, Principles, and WEBINAR Universitas Pendidikan
Applications. Boston: Allyn and Ganesha.
Bacon. Murti, Wisnu, W., & Sunarti, T. (2021).
Handayani, P., & Koeswanti, H. D. Pengembangan Instrumen Tes
(2020). Pengembangan Media Literasi Sains Berbasis Kearifan
Komik Untuk Meningkatkan Minat Lokal di Trenggalek. ORBITA.
Membaca Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, Dan
Jurnal Basicedu, 4(2), 396–401. Aplikasi Pendidikan Fisika, 7(1), 33–
https://doi.org/10.31004/basicedu.v4 43.
i2.365 https://doi.org/10.31764/orbita.v7i1 .
4386
Harlina, & Wardarita, R. (2020). Peran
Pembelajaran Bahasa dalam National Center Education Statistics.
Pembentukan Karakter Siswa (2013). Highlights From PIRLS 2011
Sekolah Dasar. Jurnal Bindo Sastra, (p. 60). U.S. Departement Of
4(1), 63–68. Education.
https://doi.org/10.32502/jbs.v4i1.233 https://nces.ed.gov/pubs2013/20130
2 10rev.pdf
Ibda, H. (2018). Penguatan Literasi Baru Nurindanasari, D. A., Setiawan, D. A., &
pada Guru Madrasah Ibtidaiyah Yuniasih, N. (2020). Pengembangan
dalam Menjawab Tantangan Era Instrument Authentic Assessment
Revolusi Industri 4.0. Journal of Pada Aspek Literasi Membaca di
Research and Thought of Islamic SDN 03 Plaosan Kabupaten
Education, 1(1), 1–19. Malang. Seminar Nasional PGSD
UNIKAMA, 4, 123–130.
Indriyani, V., Zaim, M., Atmazaki, &
Ramadhan, S. (2019). Literasi Baca OECD. (2019). PISA 2018 Results:
Tulis dan Inovasi Kurikulum Bahasa. Country Note Indonesia. OECD
Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, Publishing.
Dan Pengajarannya, 5(1), 108–118. https://www.oecd.org/pisa/publicatio
ns/PISA2018_CN_IDN.pdf
Koyan, I. W. (2012). Statistik Pendidikan,

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 11


Jurnal_ep Vol.X No.X, Bulan Tahun

Otaya, L. G., Kartowagiran, B., &


Retnawati, H. (2020). The Construct
Validity And Reliability Of The
Lesson Plan Assessment
Instrument In Primary Schools.
Jurnal Prima Edukasia, 8(2), 126–
134.
PISA. (2015). PISA 2015 Draft Reading
Literacy Framework. OECD
Publishing.
https://www.oecd.org/pisa/pisaprodu
cts/Draft%20PISA
%202015%20Reading
%20Framework%20.pdf
Pusat Asesmen Pembelajaran. (2020).
DESAIN PENGEMBANGAN SOAL
AKM. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
https://drive.google.com/file/d/1vVw
8-RAXXbG4a-NSEusdz5BS3-
ueDiN/view
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian dan
Pengembangan (Research and
Development/ R&D). Bandung:
Alfabeta CV.
Tim Tentor Anak Bangsa. (2020). BANK
SOAL AKM & SK SD/MI.
Yogyakarta: ARRUZZ MEDIA.
Widoyoko, E. P. (2020). Teknik
Penyusunan Instrumen Penelitian.
Yogyakarta: PUSTAKA BELAJAR.
Zahrudin, M., Ismail, S., & Zakiah, Q. Y.
(2021). Policy Analysis Of
Implementation of Minimum
Competency Assessment as an
Effort to Improve Reading Literacy
of Students in Schools. Jurnal
Kajian, Penelitian Dan
Pengembangan Kependidikan,
12(1), 83–91.

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 12

Anda mungkin juga menyukai