Anda di halaman 1dari 6

ADAPTASI FISIOLOGI FETUS DARI INTRA KE EKSTRA UTERIN

Dosen Pengampu : Istiqamah, S.ST. M.Kes

Nama Kelompok :

Asma Noor Yuliawati 1194862111207


Asmara Sri Iswati 1194862111208
Dameria BR Ginting 1194862111209
Devi Santiriani Pratiwi 1194862111132
Dina Widya Ningsih 11194862111211
Erliani 11194862111212
Fathonatun Jannah 11194862111213
Haida 11194862111214
Hema Ekavita Tanjuriana 11194862111215
Ika Melinda Bamegawati 11194862111140
Jayanti Oktriana 11194862111217
Lailatul Rahmah 11194862111220
Masnengtilah Kamahusa 11194862111222
Mulhimah 11194862111224
Noor Adha Anggreyini 11194862111145
Norhayati 11194862111227
Normaliani 11194862111229
Novia Agnes Siahaan 11194862111230
Resna Baitah 11194862111154
Satumi 11194862111235
Ummi Kulsum 11194862111238
Yuliyana 11194862111241

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA BANJARMASIN
Adaptasi Fisiologis Fetus dari Intra ke Ekstra Uterin

Bayi baru lahir normal harus menjalani proses adaptasi dari kehidupan di
dalam rahim (intrauterine) ke kehidupan di luar rahim (ekstrauterin). Pemahaman terhadap
adaptasi dan fisiologi bayi baru lahir sangat penting sebagai dasar dalam memberikan
asuhan. Mengenali kondisi kesehatan bayi baru lahir resiko tinggi yang mana memerlukan
pelayanan rujukan atau tindakan lanjut.
Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam
lingkungan interna (dalam kandungan Ibu) yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi
(O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala
kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya. Sebagai seorang tenaga
kesehatan, bidan harus mampu memahami tentang beberapa adaptasi atau perubahan
fisiologi bayi baru lahir (BBL). Hal ini sebagai dasar dalam memberikan asuhan
keperawatan yang tepat. Setelah lahir, BBL harus mampu beradaptasi dari keadaan yang
sangat tergantung (plasenta) menjadi mandiri secara fisiologi.
Setelah lahir, bayi harus mendapatkan oksigen melalui sistem sirkulasi pernafasannya
sendiri, mendapatkan nutrisi per oral untuk mempertahankan kadar gula darah yang cukup,
mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit atau infeksi.
Sirkulasi darah dan denyut jantung merupakan komponen yang saling terkait dari
sistem kardiovaskuler dan oleh karena itu, keterkaitan atau hubungan darah dan jantung
sangat penting sehingga dapat mempengaruhi satu sama lainnya. Didalam sistem
kardiovaskuler ini ada pembuluh darah sebagai media sirkulasi darah ke seluruh tubuh.
Karena pembuluh darah merupakan keseluruhan sistem peredaran darah yang terdiri dari
arteri, arteriola, kapiler, venula dan vena. Darah mengalir dari plasenta ke janin melalui
umbilikus yang terdapat dalam tali pusat. Jumlah yang mengalir melalui tali pusat sekitar
125 ml/kg/BB/m atau sekita 500 ml permenit (Ratnasari et al., 2013).
Selama kehamilan, organ yang berperan dalam respirasi janin sampai janin lahir
adalah placenta. Pada saat bayi lahir, ia harus segera bernafas. Rangsangan yang
menstimulasi neonatus untuk bernafas pertama kali, diantaranya peristiwa mekanis seperti
penekanan toraks pada proses kelahiran pervaginam dan tekanan yang tinggi pada toraks
tersebut tiba-tiba hilang ketika bayi lahir disertai oleh stimulus fisik, nyeri, cahaya suara
menyebabkan perangsangan pusat pernafasan.
Bayi baru lahir memiliki kecenderungan cepat stress akibat perubahan suhu
lingkungan, karena belum dapat mengatur suhu tubuh sendiri (Padila et al., 2019). Pada saat
bayi meninggalkan lingkungan rahim ibu yang bersuhu rata-rata 37°C - 38°C, kemudian
bayi masuk ke dalam lingkungan. Suhu ruangan persalinan yang suhu 25°C sangat berbeda
dengan suhu di dalam rahim.

Sirkulasi janin.
Skema ini
janin

melalui vena umbilikalis (UV).Vena umbilikus terbelah pada level hati dengan beberapa
darah, perfusi sirkulasi hati dan sisanya masuk duktus venosus. Meskipun sebagian besar
darah dari duktus venosus diarahkan ke foramen ovale ke atrium kiri (LA), darah vena cava
inferior dan superior (SVC) secara khusus memasuki atrium kanan. Output ventrikel kanan
(RV) diarahkan melintasi patent ductus arteriosus (PDA) ke dalam aorta desendens dan
output ventrikel kiri (LV) menyediakan aliran darah ke pembuluh preductal yang mensuplai
otak, arteri koroner, dan ke atas per tubuh. Aliran darah pulmonal intrauterin awalnya terbatas
karena tingginya resistensi vaskular dan pirau kanan-ke-kiri melintasi foramen ovale paten
dan PDA output masuk ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, dan aliran yang tersisa
melintasi duktus arteriosus ke aorta desendens. Aliran darah di aorta desendens ini, dengan
saturasi oksigen 60%, mengalir ke organ perut dan bagian bawah tubuh sebelum kembali ke
plasenta resistensi rendah.
Sebaliknya, darah teroksigenasi yang lebih baik dari duktus venosus lebih disukai
diarahkan dari atrium kanan melintasi foramen ovale ke atrium kiri (LA). Pirau kanan-ke-kiri
menyumbang sekitar 25% dari total curah jantung. Curahan darah kemudian bercampur
dengan sejumlah kecil darah dari vena pulmonalis sebelum memasuki aorta asendens untuk
mensuplai arteri karotis dan koroner. Karena sebagian besar sumber darah ini berasal dari
duktus beroksigen yang lebih baik darah venosus, otak dan jantung menerima darah dengan
saturasi oksigen kira-kira 65%, sedikit lebih tinggi dari 60% pada aorta postductal.
Bayi Baru Lahir (BBL)/ Neonatus/ Neonatal adalah hasil konsepsi yang baru keluar
dari rahim seorang ibu melalui jalan kelahiran normal atau dengan bantuan alat tertentu
dengan periode sejak bayi lahir sampai 28 hari pertama kehidupan. Bayi baru lahir fisiologis
adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42 minggu dan berat badan lahir 2500-4000 gram.

Perubahan yang paling penting dalam sirkulasi setelah bayi lahir adalah karena
penghentian mendadak aliran darah dari plasenta dan dimulainya pernapasan melalui paru,
sehingga pengambilan oksigen terjadi di sistem pembuluh darah paru. Perubahan yang terjadi
adalah: penurunan tahanan vaskuler pulmonal, peningkatan tahanan vaskuler sistemik,
penutupan foramen ovale, penutupan duktus arteriosus, duktus venosus, vena umbilikalis dan
arteri umbilikalis.

Ketika pernapasan dimulai, aliran darah ke atrium kiri yang melalui jaringan
pulmonal meningkat. Perubahan pola aliran yang menuju ke jantung ini mengubah hubungan
antara tekanan atrium kiri dan kanan. Tekanan atrium kiri, yang pada janin dalam kandungan
lebih rendah daripada atrium kanan, kini menjadi lebih tinggi, sehingga menyebabkan katup
foramen ovale menutup. Terputusnya hubungan peredaran darah ibu dan janin akibat
dipotong dan diikatnya tali pusat, arteri umbilikalis dan duktus venosus akan mengalami
obliterasi, dengan demikian kebutuhan oksigen dan nutrisi tidak tergantung lagi dari ibu.
Melainkan oksigen akan dipenuhi oleh udara yang dihisap paru, dan nutrisi akan diperoleh
dari makanan yang dicerna oleh sistem pencernaan bayi itu sendiri.

Perbedaan sistem kardiovaskuler janin dengan bayi baru lahir selama dalam uterus,
janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta kemudian setelah lahir melalui
paru. Janin cukup bulan mengalami penurunan cairan paru pada hari-hari sebelum persalinan.
Janin dalam rahim sebenarnya sudah mampu bernapas dalam rahim. Namun air ketuban tidak
masuk ke dalam alveoli paru. Pusat pernapasan ini dipengaruhi oleh kadar O2 dan CO2 di
dalam tubuh janin.

Meskipun paru bayi baru berfungsi sesaat setelah lahir, paru sudah mulai
menunjukkan aktivitasnya sejak masih dalam uterus. Tali pusar yang menempel pada ibu
terdiri atas dua pembuluh nadi dan sebuah pembuluh vena: vena mengangkut oksigen dan
nutrisi yang dibutuhkan untuk perkembangan janin sedangkan nadi mengangkut
karbondioksida dan sisa-sisa nutrisi yang harus dibuang kembali kepada ibu. Pertukaran
antara oksigen dengan karbondioksida inilah yang disebut bernapas.

Ketika tali pusar dipotong saat kelahiran, bayi yang baru lahir harus belajar untuk
hidup tanpa bantuan ibunya. Hanya dalam beberapa detik paru mulai terbuka, darah mulai
mengalir, dan paru bayi mulai berfungsi sebagaimana mestinya. Sirkulasi darah janin dalam
rahim tidak sama dengan sirkulasi darah pada bayi dan anak. Dalam rahim, paru tidak
berfungsi sebagai alat pernapasan, pertukaran gas dilakukan oleh plasenta. Pembentukan
pembuluh darah dan sel darah dimulai minggu ke tiga dan bertujuan memenuhi kebutuhan
embrio dengan oksigen dan nutrisi dari ibu.

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan perubahan paling penting dalam system
kardiovaskuler pada bayi baru lahir terjadi karena penghentian mendadak aliran darah dari
plasenta dan dimulainya pernafasan melalui paru. Serangkaian kejadian setelah itu adalah:

1. Penurunan tahanan vaskuler pulmoner dan peningkatan aliran darah pulmoner.


2. Peningkatan tahanan vaskuler sistemik.
3. Penutupan ductus arteriosus.
4. Penutupan foramen ovale, penutupan ductus venosus.

Perubahan ini membuat sirkulasi darah janin yang awalnya parallel beurbah menjadi
sirkulasi darah seri pada saat lahir.
Daftar Pustaka

1. Sarwono, Prawirohardjo. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka.


2. Sumi, Sastika, Susi, dkk. (2021). Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir Melalui
Persalinan Normal Dengan Lotus Birth dan Tanpa Lotus Birth, Jurnal Keperawatan
Silampari.
3. Putra, Heryana, Agus, Kadek, dkk. (2016). Sistem Kardiovaskuler pada Bayi Baru
Lahir, Fak. Kedokteran Univ. Udayana, Denpasar.

Anda mungkin juga menyukai