Anda di halaman 1dari 2

Karakter dan komponen yang berpengaruh

Bagaimana anda menempatkan posisi karakter seseorang dengan intelektual, spiritual dan sosial. Bagaimana
hubungannya?

JAWABAN :

- Karakter seseorang dengan Spiritual


Memiliki kesadaran diri, mengetahui apa yang menjadi nilai dalam hidupnya, apa yang dia percayai, dan apa
yang memotivasinya. Mampu mengatasi masalah sesuai prinsip dan keyakinan yang dipegangnya. Menghargai
keberagaman dan menolak untuk melakukan kekerasan pada orang lain.
- Karakter seseorang dengan Intelektual
Orang tipe ini memiliki kecerdasan pengetahuan akan diri sendiri dan mampu bertindak secara adaptif
berdasarkan pengenalan diri. Ciri-cirinya yaitu suka bekerja sendiri, cenderung cuek, sering mengintropeksi diri,
dan mengerti kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
- Karakter seseorang dengan Sosial
Mampu membaca situasi dari perasaan orang-orang dan konten sosial yang memengaruhi orang lain,
Menunjukkan sikap percaya diri, Berperilaku jujur dan tulus

JAWABAN DOSEN :

Karakter merupakan kristalisasi dari semua kualitas mental dan moral seseorang. Intelektual berpengaruh pada
kemampuan menganaliasi dan menyimpulan. Secara tidak langsung dapat membantu pembentukan karakter dari
analisa pengalaman. Spiritual yang terlatih menambah dan memperkaya bentukan kebiasaan dan tradisi yang
diturunkan oleh orang tua dalam keluarga. Sosial membentuk lebih jauh dan mempengaruhi langsung, tapi ini
kembali lagi kepada individunya apakah terbawa dan secara tidak sadar mengakuisisi nilai-nilai yang ada di
masyarakat atau dapat memilahnya.

Pendidikan Karakter
Dimanakah anda mendapatkan pendidikan karakter selama ini? Seperti apa bentuknya?

JAWABAN :

Selamat Pagi Pak, berikut ini tangapan saya terkait diskusi kali ini
Penddikan karakter didapatkan dari lingkungan sekitar yaitu sekolah, keluarga, teman. Saya mendapatkan
pendidikan karakter selama ini di sekolah yakni dalam bentuk pengajaran-pengajaran sebuah pelajaran, dan dari
keluarga terutama orangtua yaitu dalam bentuk bimbingan , juga dari organisasi yaitu dalam bentuk bimbingan.
JAWABAN DOSEN :

Pancasila merupakan dasar negara, spirit dan ideologi dimana Indonesia didirikan. Dengan membangun karakter
bedasarkan Pancasila, maka standard moral yang terbentuk akan sesuai Pancasila yang merupakan landasan dari
dibentuknya Undang-Undang Dasar 1945. Karakter yang terbentuk akan menjadi karakter Indonesia sejatinya.

Pancasila dan Karakter


Mengapa Pancasila cocok dijadikan sebagai dasar dalam pembentukan karakter?

JAWABAN :

Selamat Pagi Pak, berikut ini tangapan saya terkait diskusi kali ini
Pancasila mengkristalisasikan nilai-nilai yang hidup dan bertumbuh dari kekayaan suku-suku bangsa yang ada di
Indonesia ini. Kita patut menghargai Pancasila dan menjadikan Pancasila sebagai sumber inspirasi dalam
membentuk karakter kita sebagai generasi muda. Sehingga dapat dikatakan bahwa Pancasila cocok dijadikan
sebagai dasar dalam pembentukan karakter agar tercipta masyarakat yang mampu berfikir terbuka dan menjadi
bangsa yang memiliki rasa bangga terhadap sejarah, kebudayaan dan bahasanya.
Sekian dari saya, Terimakasih

Menurut saya Pancasila sangat cocok dijadikan sebagai dasar pembentukan karakter, karena Karena Pancasila
dapat menjadi basis pendidikan karakter yang khas di Indonesia, dengan memfokuskan keberagaman, toleransi,
dan keadlian sosial didalamnya. Selain itujuga Pancasila mengandung arti dari keadilan, musyawarah
mufakat ,ketuhanan yang maha esa dan persatuan dan kesatuan bangsa.

Adapun contoh nilai-nilai Pancasila yang dapat digunakan sebagai pendidikan karakter adalah:
1. Ketuhanan: Saling toleransi terhadap setiap umat beragama.
2. Kemanusiaan: Saling menghargai antar sesama.
3. Persatuan: Menanamkan rasa cinta tanah air dan menjunjung persatuan dan kesatuan.
4. Kerakyatan: Mengajarkan kehidupan demokrasi yang benar.
5. Keadilan: Memperjuangkan kepentingan bersama sehingga dapat tercipta keadilan sosial.

JAWABAN DOSEN :

Pendidikan karakter awalnya didapatkan informal dari orang tua. Didapatkan dari kebiasaan dan tradisi yang
dijalankan dalam keluarga. Lalu dilanjutkan ke sosial, dimana kita mengamati dan meniru lingkungan.
Berikutnya secara formal dari sekolah maupun dari bentuk non-formal.

Anda mungkin juga menyukai