JUSTIFIKASI TEKNIS
ATAS PERUBAHAN PEKERJAAN PADA :
Pekerjaan : PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM
TERPADU POLITEKNIK KESEHATAN TERNATE
TAHAP II
Nomor Kontrak : HK.06.01/V/092/2013
Tanggal Kontrak : 01 Mei 2013
Kontraktor : PT Modernraya Indah Pratama
Konsultan Pengawas :
CV Nuansa Teknik
Engineering C
onsultant
Page | 2
KATA PENGANTAR
Nomor : 72/JT/LPMP_MALUT/LRD-TTE/IX/2018
Tanggal : 10 September 2018
Lampiran : -
Perihal : SURAT PENGANTAR JUSTIFIKASI TEKNIS PEMBONGKARAN GEDUNG
LAMA KANTOR LPMP MALUKU UTARA
Kepada Yth
Pejabat Pembuat Komitmen
LPMP Maluku Utara
Di_ tempat
Dengan Hormat,
Page | 3
Dan setelah dilakukan kajian kajian dan perhitungan perhitungan maka di dapat
kami simpulkan bahwa perubahan pekerjaan tersebut memang perlu dilakukan dengan
beberapa revisi terhadap usulan kontraktor. Secara lengkap dan detail perhitungan dan
analisis kami sampaikan dalam Justifikasi teknis ini.
Demikian Justifikasi Teknis ini kami susun agar dapat dipergunakan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen dalam bernegosiasi ataupun dapat di gunakan sebagai pertimbangan
teknis terhadap perubahan beberapa item pekerjaan tersebut.
Atas perhatian dan kerja samanya kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
Konsultan supervisi
CV Nuansa Teknik
Engineering Consultant
Page | 4
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Pandangan Umum
B. Maksud Tujuan dan Sasaran
C. Data Administrasi
BAB IV KESIMPULAN
C. Rekapitulasi Permasalahan dan Solusi
D. Kesimpulan Umum
BAB V REKOMENDASI
A. Rekomendasi Umum
B. Usulan Perubahan Kontrak
Page | 5
BAB I
PENDAHULUAN
A. PANDANGAN UMUM
Pembangunan Gedung Laboratorium Terpadu Politeknik
Kesehatan Kemenkes Ternate ini sudah dilaksanakan sejak tahun
anggaran 2012, dan pada tahun 2013 ini pembangunan memasuki
tahap ke-dua. Sampai pada tahap kedua ini direncanakan gedung
sudah selesai 100 persen dan siap dioperasionalkan.
Pada kenyataannya pelaksanaan pekerjaan di lapangan
mengalami beberapa kendala dan permasalahan. Menghadapi
kendala ini kontraktor pelaksana mengajukan usulan perubahan
beberapa item pekerjaan dalam kontrak.
Semua perubahan item pekerjaan ini pada dasarnya hanya
mempunyai pertimbangan teknis yang bertujuan untuk lebih
memperlancar pelaksanaan pekerjaan, penyesuaian terhadap
kondisi lapangan serta pertimbangan waktu pelaksanaan pekerjaan.
Dalam menghadapi usulan perubahan beberapa item
pekerjaan dari kontraktor inilah perlu dilakukan kajian teknis yang
lebih mendalam oleh konsultan supervisi. Oleh karena itu kajian ini
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Page | 6
Tujuannya adalah untuk mendapatkan justifikasi /
pembenaran atau koreksi atau pertimbangan secara teknis terhadap
usulan perubahan beberapa item pekerjaan oleh kontraktor
pelaksana.
Sasaran yang ingin dicapai dari Justifikasi teknis ini adalah
terjadinya perubahan item pekerjaan yang dapat dipertanggung
jawabkan baik secara teknis, anggaran maupun metode kerja.
Dengan adanya pertimbangan teknis dari konsultan
supervisi ini diharapkan dapat digunakan oleh pengguna jasa atau
pihak yang terkait untuk melakukan negosiasi yang dapat di
pertanggung jawabkan.
C. DATA ADMINISTRASI
Dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan gedung
laboratorium terpadu Politeknik Kesehatan Ternate Tahap II ini
terdapat beberapa stake holder, yaitu pengguna jasa mewakili
pemerintah Republik Indonesia beserta tim teknis, Penyedia jasa
konstruksi dan konsultan supervisi. Data administrasi dari pekerjaan
ini adalah sebagai berikut :
1. Pengguna Jasa
Instansi : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN
KESEHATAN TERNATE
Pekerjaan : PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM
TERPADU POLITEKNIK KESEHATAN TERNATE
TAHAP II
Lokasi : TANAH TINGGI KOTA TERNATE
KPA : KARTINI M. ALI, SPd., M.Kes
NIP 1960403 198502 2 001
PPK : MUHDAR AHAD, SKM
NIP : 197402122006041008
TIM TEKNIS : 1. Ir. MUFTI AMIR SULTAN, MT
Page | 7
2. M. ABDUH, ST
3. F. DJUFRI IROOTH, ST
3. Konsultan Supervisi
Perusahaan : CV. NUANSA TEKNIK ENGINEERING
No. Kontrak :
Tanggal :
Nilai :
Direktur :
Site Engineer : MUHAMMAD DJ. NATA KUSUMA, ST
Inspektor : MUCHLIS NAFA’I, AMd
Page | 8
BAB II
POKOK PERMASALAHAN
Page | 9
Produk dari konsultan supervisi inilah yang kemudian
disebut “Justifikasi Teknis”. Produk ini nantinya akan digunakan oleh
pihak pengguna jasa, dalam hal ini PPK atau panitia sebagai bahan
pertimbangan dalam melakukan negosiasi dengan kontraktor
pelaksana.
Oleh karena itu ketajaman analisis dari konsultan supervisi
akan sangat menentukan nilai dan akurasi dan pertanggung jawaban
dalam perubahan pekerjaan.
Page | 10
dilakukan pada bagaian volume pekerjaan saja, sedang harga
satuan tetap mempergunakan harga satuan kontrak lama.
Page | 11
5. Pekerjaan halaman dan landscape
Perubahan pekerjaan pada halaman dan landscape
dilakukan karena tidak adanya gambar detail dari pekerjaan
tersebut. Oleh karena itu beberapa pekerjaan yang di hadirkan
adalah sesuai dengan gambar shop drawing yang di ajukan oleh
kontraktor pelaksana.
Dari gambar tersebut kemudian di analisis, dihitung dan
di inventarisasi pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh
kontraktor. Beberapa item yang tidak atau belum sangat urgent,
di hapuskan dengan ganti untuk menambah luasan perkerasan
paving block.
Untuk mencapai luas perkerasan paving block secara
keseluruhan di sekitar bangunan membutuhkan tambahan
volume yang sangat signifikan. Oleh karena itu kekurangan
volume tersebut sebagian akan diusahakan untuk di pindah dari
kelebihan volume dari tempat lain.
Page | 12
BAB III
ANALISIS
A. ANALISIS UMUM
Analisis yang dilakukan dalam justifikasi teknis ini mempunyai 3
tiga elemen utama, yaitu :
1. Analisis Harga Satuan Pekerjaan
2. Analisis Volume Pekerjaan
3. Analisis Desain / Redesain
Ketiga arahan analisis di atas akan mempunyai ketajaman pisau
analisis jika diukung oleh data yang akurat juga. Data dapat diperoleh
dari pengukuran langsung, desain awal perencanaan atau referensi
ilmiah.
Tujuan utama dari ketiga analisis tersebut tetaplah sama yaitu
membuat justifikasi teknis dari usulan kontraktor atau usulan dari
kondisi yang ada untuk sebuah solusi atau pilihan yang lebih baik.
Page | 13
a. Kontraktor pelaksana membuat usulan perubahan pekerjaan
dari struktur atap baja WF dan baja C menjadi struktur Baja
ringan. Surat permohonan ditujukan kepada KPA cq. PPK dengan
tembusan kepada konsultan supervisi, tim teknis dan konsultan
perencana
b. Berdasarkan surat permohonan tersebut, PPK kemudian
menjalin komunikasi dengan pihak terkait seperti konsultan
perencana dan tim teknis.
c. Jika memang dari kedua belah pihak tersebut menyetujui
kemudian PPK memerintahkan kepada konsultan perencana
untuk memeriksa dan memberikan justifikasi teknis tentang
usulan kontraktor tersebut.
d. Dengan dikeluarkannya analisis serta justifikasi teknis dari
konsultan pengawas maka, pihak pengguna jasa PPK / Panitia
dapat menggunakan justifikasi teknis tersebut sebagai acuan
untuk melaksanakan negosiasi dengan pihak kontraktor.
e. Dengan tercapainya kata sepakat dengan kontraktor maka
disusunlah perubahan kontrak atau CCO (contract of change
order)
Page | 14
Struktur rangka atap (WEB) yang digunakan dalam usulan kontraktor adalah sebagai berikut :
Page | 15
Dan setelah mendapat revisi dari konsultan perencana, struktur rangka atap berubah menjadi sebagai berikut :
Page | 16
Dari Kedua model tersebut rangka atap tersebut di atas masih
bersifat nisbi atau kira kira saja dalam pengajuan usulan perubahan.
Banyak kasus kegagalan proyek baja ringan bersumber dari tidak
jelasnya asal usul bahan, spesifikasi bahan serta perhitungan struktur
WEB-nya.
Perhitungan struktur rangka baja akan memegang peran yang
sangat signifikan terhadap kekuatan rangka secara keseluruhan.
Sedang masing masing menyedia jasa rangka atap baja ringan
kemungkinan akan berbeda spesifikasi bahan yang kemudian akan
mempengaruhi bentuk dan perhitungan strukturnya.
Oleh karena itu salah satu usul yang disampaikan oleh
konsultan pengawas adalah penyedia rangka atap baja ringan
adalah pabrikan yang mempunyai jaminan mutu atau garansi
struktur.
Sehingga dalam pelaksanaan / pengadaan rangka atap baja
ringan tidak diperbolehkan menggunakan jasa freelance atau jasa
perorangan yang tidak jelas perhitungan strukturnya. Baik itu
bahan maupun struktur harus di hitung secara teknis serta ada
penjamin secara badan hukum.
Untuk itu kemudian kontraktor harus mengajukan gambar
shop drawing serta penjelasan asal usul bahan / material maupun
perhitungan strukturnya. Dari gambar shop drawing dan asal usul
bahan inilah nantinya persetujuan pemasangan rangka atap baja
ringan dapat disetujui.
Jadi tetap ada kemungkinan perbedaan antara gambar usulan
rencana perubahan ini dengan gambar shop drawing yang akan
dipasang berdasarkan penyedia jasa yang bisa di dapatkan oleh
kontraktor utama. Oleh karena itu maka dengan ini kontraktor harus
menyediakan usulan tersendiri shop drawing sebelum memulai
penyediaan bahan struktur atap baja ringan. Dan gambar shop
drawing tersebut yang akan diperiksa lebih lanjut dalam hal
kekuatan struktur maupun harga satuannya.
Page | 17
Jika menggunakan referensi dari salah satu penyedia jasa rangka atap baja ringan yang ada di Kota Ternate maka
rangka atap baja ringan yang mereka rencanakan jika dengan bentang yang sama adalah sebagai berikut :
Prinsip dasar dari struktur rangka adalah kekuatan, daya tahan dan keamanan. Masing masing produsen baja
ringan akan memproduksi bahan atau material baja ringan dengan bentuk profil yang mungkin berbeda baik ukuran,
bentuk maupun material / campuran bajanya.
Standarisasi di Indonesia dengan SNI-nya masih menyentuh pada material, tetapi belum ada standarisasi untuk
struktur maupun analisa harga satuannya. Bentuk struktur memang akan mempengaruhi analisa harga satuan dari
pengadaan struktur rangka atap baja ringan. Oleh karena itu analisa satuan harga struktur atap baja ringan baru bisa di
hitung jika sudah ada bentuk struktur yang akan dipasang, dan itu mungkin akan berbeda tiap bentang, kondisi support
point, perletakan dan beban atap maupun angin di tiap – tiap daerah. Jadi analisa harga satuan yang baik juga didapat
dari perhitungan struktur yang baik dan aman pula. Dan itu sangat jarang di dapat dari penyedia freelance, atau
perorangan tanpa dukungan pabrikan.
Page | 18
Data shop drawing analisa struktur dari penyedia struktur atap
baja ringan dari GIGASTEEL adalah sebagai berikut :
Page | 19
Dari data di atas maka di dapat data sebagai berikut :
a. Sudut kemiringan atap : 15°
b. Luas datar atap : 974,64 m2
c. Luas Penutup atap (spandek) : 1009,2 m2
d. Jarak reng 60 cm
e. Material bottom chord Z75/075 digunakan total panjang 1.975,55
meter
f. Material top chord CN75/075 digunakan sepanjang 504,70 meter
g. Material web CN65/075 digunakan sepanjang 2.172,8 meter
h. Material reng dan bracing B32/045 digunakan keseluruhan panjang
3.136 meter
i. Baut / screw diigunakan sebanyak 27.100 buah
j. Dynabolt semuanya berjumlah 840 buah
k. Siku / conector gigagrip dipakai sebanyak 210 buah
Page | 20
Atau jika dimasukkan harga upah dan material maka harga satuan
untuk rangka kuda kuda baja ringan akan menjadi :
Untuk atap spandek tetap dipakai harga pada kontrak awal, yang
perlu di analisis berikutnya adalah volume luasan penutup atap secara
keseluruhan, karena kemiringan atap sekarang di naikkan menjadi 15°.
Data yang ada :
a. Kemiringan atap = 15 °
b. Panjang overhang datar = 30 cm
c. Panjang miring satu sisi Kuda Kuda K1 = 11,6 meter
d. Panjang atap pada posisi kuda kuda K1 = 35,7 meter
e. Maka luasan atap pada K1 = 828,24 m2
f. Panjang satu sisi miring Kuda kuda K2 = 8,54 meter
g. Panjang atap pada kuda kuda K2 = 5,7 meter
h. Luasan penutup atap pada K2 = 97,356 meter
i. Total luas penutup atap keseluruhan = 925,59 meter persegi
Total luasan menurut perhitungan kontraktor adalah 932,74
meter persegi
Karena konsep pemasangan atap oleh perencana yang
disembunyikan dalam sopi sopi maka akan mengakibatkan perlunya
penutup samping sambungan antara atap dengan sopi sopi agar tidak
Page | 21
terjadi kebocoran atau rembesan. Penutup ini biasa disebut flashing,
berupa galvalum/zincalum plat yang ditanam dalam dinding sopi sopi.
Panjang dari flashing ini adalah sepanjang penutup atap baik pada
kuda kuda K1 maupun K2.
a. Panjang miring atap K1 satu sisi = 11,6 meter atau untuk dua sisi
panjangnya 23,2 meter
b. Panjang flashing pada kuda kuda K1 = 2 X 23,2 meter = 46,4 meter
c. Panjang miring satu sisi atap K2 = 8,54 meter atau untuk dua sisi
panjangnya 17,08 meter
d. Panjang flashing pada kuda kuda K2 = 2 X 17,08 m = 34,16 meter
e. Panjang total Flashing = 46,4 m + 34,16 m = 80,56 meter
Panjang flashing menurut hitungan kontraktor adalah 80,96 meter.
Harga ini masih perlu dinegosiasi ulang pada satuan harga bahan plat
galvalum atau flashing.
Page | 22
Jadi secara umum harga pekerjaan struktur atap rangka baja
ringan adalah :
No
C. ANALISIS PEKERJAAN MEJA BETON LABORATORIUM LANTAI 3
ITEM PEKERJAAN
Perbedaan mendasar pada pekerjaan meja beton laboratorium
antara RAB dalam kontrak dengan gambar perencanaan adalah ukuran
meja dan ada meja yang ada dalam gambar perencanaan tetapi tidak
ada dalam RAB kontrak.
Berikut ini kami sampaikan indentifikasi meja beton secara
menyeluruh berdasarkan RAB kontrak dan gambar perencanaan :
Page | 23
Untuk meja beton laboratorium yang ada dalam Rab maupun gambar
perencanaan kondisi meja beton tidak bermasalah. Tetapi jika kita mengacu
pada gambar perencanaan yang ada dan harus dibuat maka ada 3 (tiga) konflik
yang muncul.
Penyelesaian yang diusulkan untuk ini adalah :
1. Meja beton dengan ukuran 80 cm x 420 cm x 60 cm ditiadakan dari
kontrak. Pemindahan dana akan digunakan untuk membuat meja beton
ukuran 80 cm x 360 cm x 60 cm
2. Meja beton ukuran 60 cm x 997,5 cm x 60 cm tetap dibuat dengan
anggaran akan di adakan tambah kurang pekerjaan lain dari kontrak ini.
3. Meja beton ukuran 80 cm x 420 cm x 100 cm akan di rubah ukurannya
menjadi 80 cm x 360 cm x 60 cm, karena keterbatasan tempat atau ukuran
ruang untuk mempermudah sirkulasi pemakai laboratorium. Hal ini juga
untuk mengatur sirkulasi pada tempat tempat dimana ada lemari beton di
sisi ruangan.
Dari ketiga alternatif yang ditawarkan ini akan mengakibatkan
perubahan pekerjaan dengan harga satuan baru. Untuk itulah perlu adanya
sebuah analisis harga satuan pembuatan meja beton per buah.
Analisa harga satuan pekerjaan pembuatan meja beton ini akan dirinci
berdasarkan cara pembuatan atau material pembuat dengan mengacu harga
satuan pekerjaan lain sejenis dari RAB kontrak ini.
Untuk itulah pertama tama dibuat analisis struktur dari meja beton itu
sendiri. Di dalam gambar perencanaan tidak dijelaskan struktur pembentuk
meja beton, sehingga analisis cara pembuatan meja beton di usulkan dengan
cara sebagai berikut :
a. Kaki meja beton di buat dari pasangan bata
b. Pada pinggir kaki meja beton dipasang kolom praktis dengan ukuran 11 cm
x 11 cm dengan sis stek pembesian dari kaki di tekuk masuk ke dalam plat
meja
c. Plat meja beton dibuat dengan beton bertulang
d. Seluruh permukaan di plester dan di aci halus
e. Finishing dengan menggunakan cat epoxy
Dengan cara seperti itu maka analisis harga satuan dapat dilakukan
dengan menghitung satu persatu material atau item penyusun pembuatan
Page | 24
meja. Dengan menggunakan harga satuan pada item pekerjaan lain yang
sejenis maka perubahan bentuk dapat di cari harga satuan meja beton per
buahnya.
Dasar harga satuan pekerjaan lain sejenis dalam kotrak awal yang dapat
dipakai adalah :
Page | 25
ANALISIS HARGA MEJA BETON UKURAN 60 cm X 997,5 cm x 60 cm
Dengan menggunakan harga satuan di atas maka meja beton bentukk ini dapat
dianalisa sebagai berikut :
ANALISA HARGA M
1 bh MEJA BETON U
Page | 26
Jadi secara keseluruhan meja beton lantai 3 dibuat dengan rumusan tambah kurang pekerjaan sebagai berikut :
Dikarenakan total harga keseluruhan melebihi kontrak awal maka pada item ini perlu adanya pasokan anggaran dari pos lain
dalam kontrak ini. Salah satu yang diusulkan untuk menambah dana pada item ini adalah mengambil dana sisa dari pekerjaan
struktur atap.
Page | 27
D. ANALISIS PEKERJAAN HALAMAN DAN LANDSCAPE
Yang dimaksud Pekerjaan halaman dan landscape pada kontrak ini
adalah pekerjaan di luar gedung. Dalam gambar perencanaan hal ini
belum ada tergambar secara detail. Sehingga untuk dapat dilaksanakan
secara tepat diperlukan sebuah gambar perencanaan.
Dikarenakan dari konsultan perencana tidak dapat diperoleh
gambar baru, maka sebagai solusinya adalah kontraktor membuat
gambar shop drawing secara detail dan akan diperiksa dan dihitung
volume pekerjaannya oleh konsultan pengawas.
Tetapi secara umum pekerjaan halaman dan landscape ini dapat
di analisis sebagai berikut :
1. Pada item pekerjaan pengadaan bunga serta pohon, perlu diperjelas
kembali bunga jenis apa dan pohon jenis apa yang akan di tanam.
2. Usulan pohon yang dapat ditanam adalah tanaman jenis langsing
tanpa bercabang di pinggir jalan, karena adanya kabel listrik yang
berdiri sejajar. Jenis tanaman yang mungkin adalah jenis cemara,
baik itu cemara laut, cemara ekor tupai atau jenis lain yang sepadan.
3. Untuk tanaman di tengah sebaiknya menyesuaikan keadaan
tanaman palem yang sudah ada. Sehingga dimaksud dalam
pekerjaan ini adalah penanaman palem dengan spesifikasi tanaman
yang akan ditanam harus mempunyai tinggi minimal 1 meter.
4. Jenis bunga yang akan ditanam harus sudah di tanam dalam polybag
dengan kemungkinan hidup baik. Jika akan menggunakan tanaman
yang mudah hidup dan mudah didapat maka diharapka kontraktor
dapat memecah bitbit menjadi dua kali lipat atau sekitar 500 bibit
bunga.
5. Pada pekerjaan kanstin dapat diganti dengan pasangan bata. Begitu
juga dengan item pekerjaan pengecatan pavingblock dan kanstin
mungkin tidak perlu dilakukan dan sisa dana yang ada dapat di
pindahkan kepada tambahan pemasangan paving block.
Page | 28
BAB IV
KESIMPULAN
B. KESIMPULAN UMUM
Kesimpulan umum dari Justifikasi teknis ini adalah dapat
terakomodasinya pekerjaan pekerjaan yang sebelumnya tidak ada
dalam anggaran dapat direalisasi dengan pekerjaan tambah kurang.
Page | 29
BAB V
REKOMENDASI
A. REKOMENDASI UMUM
Rekomendasi umum untuk pelaksanaan pekerjaan pembangunan
Gedung Laboratorium Terpadu Politeknik Kesehatan Ternate Tahap II ini
adalah sebagai berikut :
1. Penjadwalan ulang seluruh rencana kegiatan jika nantinya akan di
adakan perubahan pekerjaan struktur atap dari struktur baja WF
menjadi struktur baja ringan.
2. Pekerjaan struktur baja ringan mempunyai resiko yang cukup besar
jika dikerjakan bukan oleh ahlinya. Atau bukan dikerjakan dalam
pengawasan pabrikan, karena biasanya produsen yang menjual baja
ringan bermerk juga mempunyai standar dalam konstruksi dan
pelaksanaannya.
3. Sangat tidak dibenarkan mengadakan material baja ringan sendiri
dan tanpa perhitungan struktur dikerjakan sendiri oleh pekerja
pekerja freelance atau bukan personil dari pabrikan.
4. Produsen dan pemasang struktur rangka atap harus bisa
memberikan jaminan bahan dan kekuatan struktur selama jangka
waktu tertentu minimal 10 tahun.
Page | 30