Anda di halaman 1dari 5

Nama: Ernawati Suryani

NIM: 1906103
Prodi: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia — 6C
Mata Kuliah: Literasi ICT &

Mengenal Learning Loss: Apa, Mengapa, dan


Bagaimana Cara Mengatasinya

Coronavirus Disease 2019 merupakan penyakit pernapasan menular yang disebabkan


oleh severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang masih memiliki
hubungan dengan virus SARS (WHO, 2020). Berdasarkan situs World Health Organization,
dikatakan bahwasanya penyakit ini dapat menular ketika seseorang menghirup percikan
(droplet) yang keluar dari hidung atau mulut saat orang terinfeksi virus ini batuk, bersin,
maupun berbicara. Gejala umum infeksi Covid-19 berupa gangguan pernapasan, batuk,
demam, dan sesak napas. Pada gejala yang cukup parah, virus ini dapat menyebabkan
pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, bahkan kematian (Tosepu et al., 2020). Di
Indonesia, wabah ini dengan cepat menyebar ke seluruh wilayah sejak pertama kali
terkonfirmasi kasus pertama pada tanggal 2 Maret 2020. Peningkatan kasus Covid-19 di
Indonesia telah banyak merubah tatanan kehidupan masyarakat dan berdampak pada berbagai
sektor, khususnya di sektor pendidikan (Herliandry, Nurhasanah, Suban, & Kuswanto, 2020).
Hal ini menjadi tantangan adaptasi baru bagi warga dan pemerintah dalam menyikapi proses
pendidikan di Indonesia dalam masa pandemi.

Pengertian Learning Loss


Kebijakan pendidikan yang dicanangkan pemerintah memang harus mengikuti situasi
dan keadaan yang berkembang saat ini. Sehingga dalam menyikapi pandemi Covid-19 ini
pemerintah mengubah kebijakannya yang awalnya pembelajaran secara tatap muka langsung/
secara normal menjadi pembelajaran yang memanfaatkan kemajuan informasi teknologi yaitu
secara online (Sistiarini et al., 2021). Tentunya sistem pembelajaran secara online yang sudah
lebih dari 2 tahun ini memberikan dampak bagi para pelajar sehingga dapat menimbulkan
learning loss. Dampak nyata dan sangat terlihat dari pandemi ini dalam bidang ekonomi, namun
dalam dunia pendidikan learning loss yang menjadi dampak dari adanya lembaga pendidikan
yang ditutup selama pandemi (Pratiwi, 2021). Penyampaian bahkan pemahaman materi
pembelajaran, interaksi didalam pembelajaran, serta lingkungan belajar merupakan
permasalahan umum yang dialami siswa. The Education and Development Forum (2020)
mengartikan bahwa learning loss adalah situasi dimana peserta didik kehilangan pengetahuan
dan keterampilan baik umum atau khusus atau kemunduran secara akademis, yang terjadi
karena kesenjangan yang berkepanjangan atau ketidakberlangsungannya proses pendidikan.

Mengapa Learning Loss Bisa Terjadi di Masa Pandemi?


Proses pembelajaran online yang tidak maksimal akan mempengaruhi capaian hasil
pembelajaran. Kesenjangan capaian hasil pembelajaran antara online dan tatap muka
diakibatkan oleh hilangnya kompetensi belajar (learning loss) dan membuat kompetensi yang
dibutuhkan oleh siswa tidak dikuasai karena tidak mampu memahami materi atau bahkan
karena hilangnya kompetensi dasar/awal yang seharusnya mereka pelajari. Penurunan dalam
capaian hasil belajar dikarenakan oleh kualitas dan fasilitas siswa yang berkurang dalam
melaksanakan pembelajaran secara online merupakan salah satu dampak dari learning loss
(Assiddiqi & Soeryanto, 2021). Proses pembelajaran yang tidak maksimal, membuat informasi
serta hasil belajar yang diperoleh siswa juga tidak maksimal (Maulyda et al., 2021). Learning
loss membahayakan jika terjadi terus menerus dan berkepanjangan, oleh karena itu hambatan
dalam pembelajaran harus segera diidentifikasi agar dapat menyusun rencana tindak lanjut
untuk mengatasi hal tersebut (Warsiyah, 2021). Learning loss menunjukkan bahwa siswa
cenderung lupa konsep sebuah pengetahuan dan hanya berbasis pengetahuan hafalan (Todd &
Romina, 2018.

Penerapan Pembelajaran Berbasis TIK sebagai Upaya


Menangatasi Learning Loss
Dalam kehidupan manusia di era global ini akan selalu berhubungan dengan teknologi.
Teknologi pada hakikatnya adalah alat untuk mendapatkan nilai tambah menghasilkan produk
yang bermanfaat. Teknologi telah mempengaruhi manusia dalam kehidupannya sehari-hari,
sehingga jika ‘gagap teknologi’ akan terlambat menguasai informasi, dan akan tertinggal pula
untuk memperoleh kesempatan untuk maju. Informasi memiliki peran penting dan nyata,
apalagi mayarakat sekarang sedang menuju pada era masyarakat informasi (information
society) atau masyarakat ilmu pengetahuan (knowledge society). Pembelajaran yang kreatif
dan inovatif dalam mengatasi learning loss sangat penting bagi guru. Guru harus mampu
menciptakan media belajar yang kreatif dan inovatif agar memberikan dampak dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar siswa sangat penting untuk membuat
situasi kondusif dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Hal ini membuat guru
senantiasa berpikir untuk melakukan metode pembelajaran yang mampu memotivasi siswa
untuk terus belajar dan memilih media pembelajaran yang tepat.
Secara didaktis psikologis media pembelajaran sangat membantu perkembangan
psikologis anak dalam hal belajar. Dikatakan demikian sebab secara psikologis alat bantu
mengajar berupa media pembelajaran sangat memudahkan siswa dalam hal belajar karena
media dapat membuat hal-hal yang bersifat abstrak menjadi lebih kongkrit atau nyata
(Supriyono, 2018). Media belajar sebagai sarana komunikasi guru bersama peserta didik dalam
menyampaikan materi pembelajaran perlu dikemas secara menarik. Media pembelajaran
terkini melibatkan kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Media pembelajaran TIK menggabungkan beberapa komponen seperti warna, teks,
animasi, gambar/grafik, suara dan video yang menunjang dalam memenuhi kebutuhan belajar
siswa yang memiliki kemampuan kognitif yang berbeda. Media pembelajaran TIK dapat
menyajikan sebuah tampilan berupa teks nonsekuensial, nonlinier, dan multidimensional
secara interaktif. Visualisasi tersebut akan mempermudah dalam memilih, mensintesa dan
mengelaborasi pengetahuan yang ingin dipahami. TIK merupakan salah satu bentuk sarana
yang menyajikan semua pokok bahasan dalam proses belajar mengajar agar mempermudah
proses belajar mengajar. Selain itu perbedaan kecepatan dan kemampuan belajar individual
siswa dapat dibantu dengan layanan program komputer yang disesuaikan dengan bahan ajar
yang diperlukan dan komunikasi yang berlangsung antara siswa dan komputer dengan arahan
fasilitator guru yang di wujudkan dalam bentuk stimulus dan respon.
Pembelajaran bahasa Indonesia sebagai salah satu pelajaran wajib yang ada dalam
setiap jenjang pendidikan, salah satunya adalah sekolah dasar. Adapun tujuan dari
pembelajaran Bahasa Indonesia adalah supaya siswa dapat memiliki keterampilan dalam
berkomunikasi secara efektif selaras dengan etika yang berlaku baik secara lisan ataupun
tulisan, meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan sosial dan emosional serta
menghargai dan memiliki rasa bangga menggunakan bahasa Indonesia. Dalam dunia
bpendidikan, khususnya Bahasa Indonesia, dalam pelaksanaan pembelajarannya dapat
membantu siswa dalam meningkatkan komunikasinya dengan efektif baik secara lisan maupun
tulisan. Adapun keterampilan berbahasa yang terdapat dalam muatan Bahasa Indonesia di
antaranya mencakup empat keterampilan yaitu menyimak, membaca, berbicara, serta menulis
(Mansyur 2016:158).

Tabel1. Fitur yang terdapat dalam aplikasi Tik Tok


Fitur Kegunaan
Rekam Suara Merekam suara melalui gawai, kemudian diintegrasikan ke
dalam akun Tik Tok personal.
Rekam Video Merekam video melalui gawai, kemudian diintegrasikan ke
dalam akun Tik Tok personal.
Backsound (suara latar) Menambahkan suara latar yang bisa diunduh dari media
penyimpanan Aplikasi Tik Tok
Edit Memperbaiki dan menyunting draft video yang telah dibuat
Share Membagikan video yang sudah
Duet Berkolaborasi dengan pengguna Aplikasi Tik Tok lainnya.

Mengacu pada uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Aplikasi Tik Tok dapat
digunakan sebagai media pembelajaran yang efektif. Pertama Aplikasi Tik Tok memenuhi
kebutuhan belajar siswa. Kedua aplikasi Tik Tok menarik minat siswa karena
keterbaharuannya, dan memiliki banyak fitur yang dapat diimplementasikan ke dalam
pembelajaran. Dan yang terakhir aplikasi Tik Tok ekuivalen dengan perkembangan
kematangan dan pengalamannya serta karakteristik peserta didik yang merupakan generasi
milenial, yang lekat dan dekat dengan dunia digital khususnya gawai. Media pembelajaran
berupa Aplikasi Tik Tok dapat dijalankan pada perangkat bergerak berbasis Android dan iOS.
Sehingga media pembelajaran dapat operasikan kapan pun dan di manapun. Media
pembelajaran ini termasuk dalam kategori media pembelajaran berbasis mobile learning

1) Aplikasi Tik Tok sebagai Media Pembelajaran Keterampilan Bersastra


Aplikasi tik tok dalam pembelajaran keterampilan bersastra dapat terapkan dalam
banyak Kompetensi Dasar. Keterampilan bermain peran misalnya, pada Kompetensi dasar
ini menekankan pada aspek suprasegmental siswa dalam memerankan sebuah naskah
drama, dialog, atau bahkan monolog.
Siswa diminta untuk menyiapkan sebuah rekaman yang berisi nasrasi, dialog,
maupun monolog, kemudian siswa dapat mengunggahnya dengan fitur media lagu latar
yang ada pada Aplikasi Tik Tok. Setelah terungah, siswa diminta untuk suam mulut
(dubing) suara yang terunggah tersebut dengan menggunakan ekspresi yang tepat, lantas
dikomunaksikan di dalam jejaring kelas. Guru dan siswa dapat melakukan evaluasi. Siswa
dapat memanfaatkan fitur duet atau kolaborasi untuk membuat sebuah percakapan/dialog.

2) Aplikasi Tik Tok sebagai Media Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia


a) Keterampilan Menyimak
Dibutuhkan media pembelajaran yang bersifat audio visual untuk dapat menunjang
pembelajaran keterampilan menyimak. Sesuai dengan karakter dan fitur yang
ditawarkan, aplikasi Tik Tok dapak mengakomodasi kebutuhan audio visual tersebut.
Bahkan dengan adanya fitur duet, dapat menghadirkan pembelajaran menyimak yang
bersifat kooperatif.
b) Keterampilan Berbicara
Aplikasi Tik Tok memberi kemudahan dan keluwesan kepada penggunanya untuk
memasukkan suara latar ke dalam aplikasi. Berdasarkan fitur tersebut maka Aplikasi
Tik Tok dan mengolah kata-kata yang mengekspresikan, menyatakan atau
menyampaikan maksud, ide, gagasan, pikiran, serta perasaan yang disusun dan
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan penyimak.
Contoh pemanfaatannya adalah dalam kompetensi dasar menceritakan kembali isi teks
narasi. Pertama guru memberikan teks narasi untuk dicermati. Setelah itu siswa diminta
mengubah teks tersebut menjadi sebuah dialog percakapan. Dialog yang sudah dibuat
kemudian direkam dan dipraktikan melalui fitur duet yang disediakan Tik Tok.
c) Keterampilan Menulis
Contoh pemanfaatannya adalah dalam Kompetensi dasar menjajikan, data, gagasan,
kesan dalam bentuk teks deskripsi terhadap suatu objek. Siswa dapat memanfaatkan
aplikasi Tik Tok. Pertama guru memberikan gambar/rekaman terhadap sebuah objek
tertentu dengan menggunakan fitur rekam. Setelah itu siswa diminta menulis teks
deskripsi sesuai dengan objek yang telah diamati. Tulisan tersebut lantas dibacakan
serta direkam dengan fitur rekam suara, dan yang terakhir adalah digabungkan sehingga
menjadi video yang utuh. Kemudian hasil video tersebut disajikan dijejaring dan
dievaluasi bersama.
d) Keterampilan Membaca
Contoh pemanfaatannya adalah dalam membaca nyaring kompetensi dasar membaca
teks berita. Guru dapat memanfaatkan aplikasi Tik Tok sebagai media presentasi praktik
membaca berita oleh siswa. Siswa diminta untuk menyiapkan sebuah video rekam suatu
pristiwa. Kemudian dengan fitur rekam suara, siswa diminta untuk membacakan teks
berita sesuai dengan teknik yang tepat.

Simpulan
Pada masa Pandemi diperlukan strategi pembelajaran guru yang inovatif dan kreatif untuk
mengatasi learning loss. Berdasarkan paparan dan pembahasan di atas maka dapat ditarik
simpulan bahwa Aplikasi Tik Tok bersama dengan pengunaan metode dan teknik yang tepat,
dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang interaktif untuk pembelajaran bahasa
dan sastra Indonesia. Dengan fiturnya yang beragam dan kemudahan dalam pengoperasian,
maka pemanfaatan aplikasi Tik Tok dapat diimplemtasikan dalam pembelajaran Bahasa dan
sastra Indonesia dan salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk
meningkatkan keterampilan bersastra dan berbahasa dalam mengatasi learning loss akibat masa
Pandemi.

Referensi
Aji, Wisnu Nugroho. (2021). Aplikasi Tiktok sebagai Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia. ISBN: 978-602-6779-21
https://proceeding.unikal.ac.id/index.php/pibsi40/article/download/114/80.
Assiddiqi, D. R., & Soeryanto. (2021). Peluang Menurunnya Capaian Hasil Belajar (Learning
Loss) dan Alternatif Solusinya : Kajian Kasus Pembelajaran Online di Era Pandemi
Covid-19 di Jurusan Teknik Mesin UNESA. JPTM, 10(3), 47–54.
Herliandry, L. D., Nurhasanah, N., Suban, M. E., & Kuswanto, H. (2020). Pembelajaran Pada
Masa Pandemi Covid-19. JTP - Jurnal Teknologi Pendidikan, 22(1), 65–70.
https://doi.org/10.21009/jtp.v22i1.15286.
Mansyur, Umar. 2016. “Inovasi Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui Pendekatan Proses.”
Retorika: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Pengajarannya 9(2):158–63.
Maulyda, M. A., Erfan, M., & Hidayati, V. R. (2021). Analisis Situasi Pembelajaran Selama
Pandemi Covid-19 Di SDN Senurus : Kemungkinan Terjadinya Learning Loss. Journal
of Elementary Education, 4(3), 328–336.
Todd, A., & Romina, W. (2018). The Learning Loss Effect in Genetics:What ideasi Do
Students Retain or Lose After Instruction. Life Science Education, 17, 1–12.
Pratiwi, W. D. (2021). Dinamika Learning Loss:Guru dan Orang Tua. Jurnal Edukasi
Nonformal, 2(1), 2715–2634.
Tosepu, R., Gunawan, J., Savitri, D., Ode, L., Imran, A., & Lestari, H. (2020). Since January
2020 Elsevier has created a COVID-19 resource centre with free information in English
and Mandarin on the novel coronavirus COVID-19. The COVID-19 resource centre is
hosted on Elsevier Connect, the company’s public news and information. Science of
the Total Environment, (January).
Sistiarini, R. D., Ishaq, M., & Sulthoni. (2021). Kajian Konseptual PTM TErbatas dengan PJJ
di Lembaga PAUD. Prosiding Seminar Nasional Peta Jalan Pendidikan Dan Rancangan
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, 73–84.
Warsiyah. (2021). Strategi Kelompok Kerja Guru (KKG) Untuk Memitigasi Learning Loss
Melalui Pembelajaran Terdiferensiasi. Neo-Jer:North Borneo Journal of Educational,
2(1), 1–9.

Anda mungkin juga menyukai