Anda di halaman 1dari 7

BAB 5

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada

tanggal 9 Desember 2002 sampai dengan 30 Desember 2002. Hasil penelitian ini

mencakup tentang faktor-faktor (tingkat pendidikan, sikap dan pengetahuan

tentang penyakit DHF, dan lingkungan) dan praktek pencegahan penyakit DHF di

komplek Perumahan Lokojoyo, Desa Banyuputih, Kecamatan Limpung,

Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Gambaran daerah penelitian yang mencakup karakteristik perumahan

Lokojoyo, karakteristik penghuni Perumahan Lokojoyo, dan hasil penelitian

tersebut akan dijelaskan melalui tabel distribusi frekuensi sesuai dengan variabel-

variabel yang telah diteliti.

5.1 Gambaran Daerah Penelitian

5.1.1 Karakteristik daerah penelitian

Desa Banyuputih memiliki keadaan geografis dengan luas wilayah

meliputi empat pedukuhan yaitu; Dukuh Lokojoyo dimana Perumahan Lokojoyo

tersebut berada, Dukuh Petamanan, Dukuh Sembung, dan Dukuh Jati. Desa

Banyuputih termasuk wilayah kerja Puskesmas Limpung II. Puskesmas Limpung

II ini meliputi tiga desa untuk wilayah kerjanya yaitu Desa Mojo, Desa Sengon,

dan Desa Banyuputih sendiri.

Sarana komunikasi, perhubungan, dan kepadatan penduduk dalam suatu

wilayah Desa Banyuputih tidak sama, sehingga tidak semua penduduk mendapat

39
40

pelayanan kesehatan atau informasi tentang kesehatan yang sama. Batas-batas

wilayah Desa Banyuputih dari arah timur sampai barat merupakan jalur lalu-lintas

pantura mulai dari Dukuh Sembung sampai Dukuh Petamanan, sedangkan batas

paling selatan adalah Dukuh Lokojoyo dimana komplek Perumahan Lokojoyo

berada dan batas paling utara merupakan Dukuh Jati. Luas wilayah Desa

Banyuputih adalah 875.346 hektar dengan jumlah penduduknya 4.530 jiwa yang

tersebar di berbagai pedukuhan.

Komplek Perumahan Lokojoyo merupakan tempat hunian yang baru, yang

mulai ditempati pada awal bulan Februari 2000. Luas wilayah perumahan ini

kurang lebih 1 hektar dengan ketinggian dataran sekitar 1000 meter diatas

permukaan laut. Perumahan ini terdapat 80 rumah dan beberapa rumah penduduk

asli yang letaknya tidak dibatasi oleh tembok pemisah.

Bangunan Perumahan Lokojoyo sebagian besar mempunyai bentuk

arsitektur yang sama dengan jarak rumah yang berhimpitan dan luas halaman

yang sempit sedangkan tipe rumah yang ada di komplek Perumahan Lokojoyo

adalah tipe 36, 45, dan beberapa rumah yang mempunyai ukuran lebih luas

dengan bentuk arsitektur yang berbeda. Pusat pelayanan kesehatan, pendidikan,

dan tempat ibadah letaknya tidak terlalu jauh dari perumahan tersebut dan mudah

dijangkau dengan sarana transportasi yang ada.

5.1.2 Karakteristik penghuni Perumahan Lokojoyo

Perumahan Lokojoyo dibawahi oleh ketua RT 05 yang termasuk dalam

RW 02 dan bertanggung jawab terhadap warga yang tinggal di daerah tersebut.

Semua warga mempunyai rasa tanggung jawab terhadap lingkungannya, hal ini
41

terlihat dengan adanya kelompok-kelompok dalam menjaga kebersihan

lingkungan, adanya perkumpulan di bidang keagamaan yang rutin diadakan, dan

hubungan antar warga yang baik.

Penghuni perumahan ini sebanyak 221 jiwa dengan jumlah kepala

keluarga 80 orang. Berdasarkan dari rumus Azwar. A jumlah populasi yang

diambil adalah 80 kepala keluarga, sehingga jumlah sampel yang penulis tetapkan

berdasarkan rumus tersebut adalah 66 kepala keluarga.

5.2 Hasil Penelitian

5.2.1 Data umum

Dari ke 66 orang yang menjadi responden dalam sampel penelitian ini

akan dijelaskan melalui tabel distribusi frekuensi berikut ini:

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden menurut tingkat pendidikan


masyarakat di komplek Perumahan Lokojoyo Desember 2002.

Tingkat pendidikan Frekuensi Prosentase


SD 0 0
SLTP 10 15.2
SLTA 40 60.6
PT 16 24.2
JUMLAH 66 100

Bila dilihat dari tingkat pendidikan, tabel 5.1 memberikan gambaran

bahwa tingkat pendidikan responden mayoritas adalah tamatan SLTA sebanyak

40 orang (60,6%), tamatan perguruan tinggi 16 orang (24.2%), tamatan SLTP 10

orang (15.2%), sedangkan yang tamatan SD tidak ada.


42

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden menurut sikap dan pengetahuan


tentang penyakit DHF di komplek Perumahan Lokojoyo
Desember 2002.

Sikap dan pengetahuan tentang penyakit DHF Frekuensi Prosentase


Kurang 1 1,5
Cukup 10 15,2
Baik 55 83,3
Jumlah 66 100

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden sikap dan

pengetahuan mengenai penyakit DHF baik berjumlah 55 orang (83%), sikap dan

pengetahuan tentang penyakit DHF cukup 10 orang (15,2), sedangkan sikap dan

pengetahuan tentang penyakit DHF kurang 1 orang (1.5%).

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi menurut lingkungan masyarakat di komplek


Perumahan Lokojoyo Desember 2002.

Lingkungan Frekuensi Prosentase


Kurang 1 1,5
Cukup 8 12,1
Baik 57 86,3
Jumlah 66 100

Seperti terlihat pada tabel 5.3 lebih dari separo responden mempunyai

lingkungan baik 57 orang (84,8%), lingkungan cukup 8 orang (12,1%), dan hanya

1 orang (1,5%) yang mempunyai lingkungan kurang.

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi menurut praktek pencegahan penyakit DHF di


komplek Perumahan Lokojoyo Desember 2002.

Praktek pencegahan
Frekuensi Prosentase
penyakit DHF
Kurang 4 6,1
Cukup 11 16,7
Baik 51 77,3
Jumlah 66 100
43

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa praktek pencegahan penyakit DHF di

komplek Perumahan Lokojoyo baik sebanyak 51 orang (77,3%), praktek

pencegahan penyakit DHF cukup berjumlah 11 orang (16,7%), dan praktek

pencegahan penyakit DHF kurang 4 orang (6,1%).

5.2.2 Data khusus

Menyajikan data silang yang menggambarkan hubungan antara faktor

tingkat pendidikan, sikap dan pengetahuan tentang penyakit DHF, serta

lingkungan tempat tinggal dengan praktek pencegahan penyakit DHF.

Tabel. 5.5 Hubungan tingkat pendidikan dengan praktek pencegahan


penyakit DHF di komplek Perumahan Lokojoyo Desember 2002.

Tingkat Praktek Pencegahan Penyakit DHF


Jumlah
Pendidikan Baik Cukup Kurang
SD
SLTP 6 4 10
SLTA 35 5 40
PT 16 16
Jumlah 51 11 4
r = 0,672 dan P = 0,000

Pada tabel 5.5 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dari 66 responden

mayoritas SLTA 40 orang dengan praktek pencegahan penyakit DHF baik

sebanyak 35 orang, responden tamatan SLTP berjumlah 10 orang dengan praktek

pencegahan penyakit DHF cukup 6 orang, sedangkan tamatan perguruan tinggi

sebanyak 16 melakukan praktek pencegahan penyakit DHF baik berjumlah 16

orang. Dilihat dari hasil perhitungan uji pearson correlation menunjukkan

pearson correlation = 0,672 dan tingkat signifikan pearson correlation.


44

Tabel 5.6 Hubungan sikap dan pengetahuan tentang penyakit DHF dengan
praktek pencegahan penyakit DHF di komplek Perumahan
Lokojoyo Desember 2002.

Sikap dan Praktek Pencegahan Penyakit


pengetahuan tentang DHF Jumlah
penyakit DHF Baik Cukup Kurang
Kurang 1 1
Cukup 2 5 3 10
Baik 49 6 55
Jumlah 51 11 4 66
r = 0,724 dan P = 0,000

Berdasarkan tabel 5.6 di atas menunjukkan bahwa dari 66 responden

dengan faktor sikap dan pengetahuan tentang penyakit DHF baik sebanyak 55

orang, dengan melakukan praktek pencegahan penyakit DHF baik 49 orang, sikap

dan pengetahuan tentang penyakit DHF cukup 10 orang dengan praktek

pencegahan penyakit DHF baik 2 orang, dan sikap dan pengetahuan kurang 1

orang dengan praktek pencegahan penyakit DHF kurang tidak ada. Hasil

perhitungan uji pearson correlation dihasilkan tingkat signifikan P = 0,000 dan

pearson correlation adalah 0,724.

Tabel 5.7 Hubungan lingkungan tempat tinggal dengan praktek pencegahan


penyakit DHF di komplek Perumahan Lokojoyo Desember
2002.

Praktek Pencegahan Penyakit DHF


Lingkungan Jumlah
Baik Cukup Kurang
Kurang 1 1
Cukup 4 4 8
Baik 51 6 57
Jumlah 51 11 4 66
r = 0,740 dan P = 0,000

Seperti terlihat pada tabel 5.7 lingkungan tempat tinggal dari 66 orang

responden mempunyai lingkungan baik sebanyak 57 orang dengan melaksanakan


45

praktek pencegahan penyakit DHF baik 51 orang, lingkungan cukup 8 orang

dengan pelaksanaan praktek pencegahan penyakit DHF cukup 4 orang, dan

lingkungan kurang 1 orang dengan tidak ada praktek pencegahan yang kurang.

Hasil perhitungan uji regresi linear dengan tingkat signifikan ditemukan

P = 0,000 dan pearson correlation adalah 0,740.

Anda mungkin juga menyukai