Oleh :
FAKULTAS TEKNOLOGI
PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER
2021
KARAKTERISTIK SENSORIS TEH LIDAH BUAYA (Aloe vera)
DENGAN VARIASI BAHAN TAMBAHAN DI UPT
PENGEMBANGAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN
HORTIKULTURA
Oleh :
FAKULTAS TEKNOLOGI
PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER
2021
ii
LEMBAR PERNYATAAN
NIM : 181710101091
iii
LEMBAR PEMBIMBINGAN
Judul Magang Kerja : Karakteristik Sensoris Teh Lidah Buaya (Aloe vera) dengan
Variasi Bahan Tambahan di UPT Pengembangan
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
Nama : R. Arshy Ibnu Alwahidi
NIM : 181710101091
Tempat : UPT. Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan
Hortikultura (PATPH)
Waktu : 22 November 2021 – 5 Januari 2022
Mengetahui, Menyetujui,
Pembimbing Lapang
Dosen Pembimbing
iv
Laporan Magang Kerja dengan judul “Karakteristik Sensoris Teh Lidah
Buaya (Aloe vera) dengan Variasi Bahan Tambahan di UPT Pengembangan
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura” adalah karya R. Arshy Ibnu
Alwahidi telah diuji dan disahkan pada:
Hari :
Tanggal :
Tempat : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember
Mengetahui,
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Jember
vi
PRAKATA
Puji syukur Penulis ucapkan kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Penulis dapat melaksanakan Magang Kerja di
UPT. Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (PATPH) dan
menyelesaikan laporan hasil magang kerja. Sholawat serta salam tetap tercurah
limpahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
Penulis menyadari bahwa kegiatan magang kerja dari awal hingga akhir
telah mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Bambang Marhaenanto, M.Eng. selaku Dekan Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas Jember;
2. Dr. Ir. Jayus selaku Ketua Program Studi Teknologi Hasil Pertanian,
Universitas Jember;
3. Dr. Ir. Jayus selaku Dosen Pembimbing Magang Kerja serta Dosen
Pembimbing Akademik yang telah memberikan penulis masukan dan
kesabaran dalam memberikan bimbingan mengenai magang kerja dan
penulisan laporan;
4. Ir. Sumiyanto Aji, M.MA selaku Kepala UPT PATPH Jawa Timur yang
telah memberikan izin untuk melakukan magang kerja;
5. Novie Isnawati, SP., M.Agr. selaku pembimbing lapang dari UPT
PATPH Jawa Timur atas waktu dan bimbingan yang telah diberikan
selama kegiatan magang kerja;
6. Arif Yantica Susanto, SE dan Ibu Lailani Fitra Rahmadani selaku
anggota sub bagian seksi pemasaran dari UPT PATPH Jawa Timur atas
waktu dan bimbingan yang telah diberikan selama kegiatan magang
kerja;
7. Teman kelompok magang kerja R. Arshy Ibnu Alwahidi dan Teman
dari POLIJE yang telah banyak membantu selama melaksanakan
magang di UPT PATPH;
vii
8. Serta semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu yang
telah membantu kelancaran dalam terlaksananya magang kerja dan
penyusunan laporan.
Laporan magang kerja ini disusun dengan sebaik-baiknya, akan tetapi
banyak kekurangan dalam penyusunan laporan. Maka dari itu penulis juga
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak untuk
penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan magang kerja ini dapat memberikan
manfaat bagi Penulis, dan dapat menambah wawasan atau informasi bagi
pembaca.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..............................................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN..................................................................................iii
LEMBAR PEMBIMBINGAN.............................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................v
RINGKASAN........................................................................................................vi
PRAKATA............................................................................................................vii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar belakang......................................................................................1
1.2 Tujuan...................................................................................................2
1.3 Manfaat.................................................................................................3
BAB 5. PEMBAHASAN......................................................................................27
5.1 Proses Pembuatan Keripik Pisang Kepok.......................................27
5.1.1 Alat dan Bahan...........................................................................27
5.1.2 Langkah-Langkah Oven dan Dehydrator...................................27
5.1.3 Skema Kerja dan Fungsi Perlakuan...........................................29
5.2 Hasil dan Pembahasan Uji Organoleptik.........................................34
BAB 6. PENUTUP................................................................................................38
6.1 Kesimpulan.........................................................................................38
6.2 Saran....................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................39
LAMPIRAN.........................................................................................................41
x
BAB 1. PENDAHULUAN
1
2
pematangan (Winarti, 2010). Salah satu pisang yang dapat dimanfaatkan sebagai
produk yang dapat dikembangkan yaitu pisang kapok.
Pisang kepok (Musa paradisiaca L.) merupakan jenis pisang olahan yang
paling sering diolah terutama dalam olahan pisang goreng dalam berbagai variasi,
sangat cocok diolah menjadi keripik, buah dalam sirup, aneka olahan tradisional,
dan tepung. Pisang dapat digunakan sebagai alternatif pangan pokok karena
mengandung karbohidrat yang tinggi, sehingga dapat menggantikan sebagian
konsumsi beras dan terigu (Prabawati dkk., 2008). Olah pisang kepok dapat
dijadikan sebuah produk inovasi seperti keripik pisang. Pemanfaatan pisang kepok
dapat meambah nilai ekonomis dari pisang kepok. Oleh karena itu, dilakukan
pembuatan keripik pisang kepok kualitas low grade menggunakan variasi
perlakuan oven dan dehydrator, untuk meningkatkan umur simpan, cita rasa dan
menambah nilai ekonomis dari buahpisang kepok tersebut.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan magang kerja di UPT. Pengembangan
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Timur, sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui perbedaan hasil keripik pisang kepok dengan
menggunakan metode pengeringan oven dan dehydrator di UPT.
Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Timur.
2. Untuk mengetahui perbedaan karateristik sensoris keripik pisang kepok
dengan perbedaan metode oven dan dehydrator.
3. Untuk meningkatkan nilai ekonomis pisang kepok.
1.3 Manfaat
Manfaat dari pelaksanaan magang kerja di UPT. Pengembangan Agribisnis
Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Timur, sebagai berikut :
1. Memberikan wawasan bagi UPT. Pengembangan Agribisnis Tanaman
Pangan dan Hortikultura Jawa Timur terkait perbedaan hasil keripik pisang
kepok dengan menggunakan metode pengeringan oven dan dehydrator
3
2. Melalui pengolahan buah pisang kepok kualitas low grade menjadi keripik
pisang penulis mengetahui perbedaan karateristik sensoris keripik pisang
kepok dengan perbedaan metode oven dan dehydrator.
3. Melalui pengolahan buah pisang kepok mampu meningkatkan ekonomis
produk pisang kepok.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
4
5
2.2.2 Lemon
Lemon (Citrus lemon) merupakan salah satu famili dari buah jeruk yang
memiki kulit berwarna kuning cerah. Buah ini memiliki karakteristik rasa dan
aroma yang kuat sehingga banyak sekali digunakan di berbagai industri pangan
maupun non-pangan. Buah ini sering digunakan sebagai bahan untuk pewangi,
deterjen, obat, kosmetik, dan aroma terapi. Kandungan minyak esensial di
dalamnya, yaitu hidrokarbon monoterpene memiliki sifat antijamur sehingga juga
sering digunakan untuk pembasmi jamur pada tanaman terutama anggur (Ahmad
dkk., 2018).
Pada bidang pangan, lemon dapat digunakan untuk menjadi penambah
cita rasa pada suaru produk. Aroma dan rasanya yang kuat mampue memberikan
karakter khusus ketika ditambahkan ke dalam makanan atau minuman. Selain itu,
kandungan senyawa dalam lemon juga memiliki manfaat bagi yang
mengkonsumsi. Asam sitrat, asam askorbat, mineral, dan flavonoid merupakan
senyawa fungsional yang terkandung dalam buah ini. Asam askorbat dan
6
flavonoid merupakan senyawa yang memiliki karakteristik antioksidan.
Antikoksidan memiliki peran dalam menangkal radikal bebas dalam tubuh dan
mencegah terjadinya reaksi oksidatif yang dapat menyebabkan berbagai penyakit.
Flavonoid sendiri mampu memberikan efek antikanker dalam tubuh manusia
(Rawson dkk., 2014).
2.2.3 Mint
Daun mint merupakan salah satu tanaman yang sering dimanfaatkan sebagai
bahan tambahan pada suatu produk. Daun ini memiliki kandungan minyak atsiri
yang memiliki senyawa mentol dan menthone di dalamnya. Karena kandungan
ini, daun mint memiliki karakteristik aroma wangi dan cita rasa dingin yang
menyegarkan. Kandungan inilah yang menyebabkan daun ini sering dimanfaatkan
karena karakteristiknya banyak disukai. Daun mint sering digunakan di pasta gigi,
permen, minuman, dan berbagai produk lainnya (Anshori, 2010).
Daun mint memiliki kandungan senyawa fungsional sepert vitamin C,
provitamin A, fosfor, zat besi, kalsium, dan potassium. Selain itu, terdapat juga
kandungan serat, klorofil, dan fitonutrien di dalamnya. Daun ini dipercaya
memiliki manfaat dalam memulihkan stamina tubuh, meredakan sakit kepala,
mencegah demam, antioksidan, dan menjaga kesehatan mata (Maulina, 2012).
7
2.3 Dehydrator
Pengeringan dehydrator menurut James C Atuonwu (2011) pada dasarnya
adalah proses pengurangan kadar air dari suatu bahan atau pemisahan yang relatif
kecil dari bahan dengan menggunakan energi panas. Hasil dari proses pengeringan
adalah bahan kering yang mempunyai kadar air yang lebih rendah. Pada proses
pengeringan ini air diuapkan menggunakan udara tidak jenuh yang dihembuskan
pada bahan yang akan dikeringkan. Air (atau cairan lain) menguap pada suhu
yang lebih rendah dari titik didihnya karena adanya perbedaan kandungan uap air
pada bidang antar-muka bahan padat-gas dengan kandungan uap air pada fasa gas.
Gas panas disebut medium pengering, menyediakan panas yang diperlukan untuk
penguapan air dan sekaligus membawa air keluar.
10
11
Mulai
Surat balasan izin magang dari UPT PATPH yang dikirim ke jurusan via WhatsApp
Magang kerja
Selesai
4.1 Sejarah dan Profil UPT Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan
Hortikultura
Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan
Hortikultura (UPT PATPH) berdiri seiring dengan adanya restrukturisasi institusi
di lingkup dinas pada tahun 2008. Institusi ini berupa gabungan antara Kebun
Pusat Pengembangan Agribisnis Hortikultura (PUSPA) Lebo Sidoarjo yang
awalnya bersifat independen dengan Balai Teknologi Pertanian (BTP) Bedali
Lawang.
Pada awalnya, UPT. Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan
Hortikultura (UPT PATPH) terdapat dua buah unit kerja yakni Kebun Bibit milik
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)
Kabupaten Sidoarjo. Pada akhir tahun 90-an, dibangun beberapa unit screen house
kecil untuk pengembangan benih tanaman hortikultura, khususnya tanaman Melon
Golden Langkawi. Pengembangan Kebun Lebo pertama kali mendapat dukungan
dari Gubernur Jawa Timur pada saat itu yaitu Bapak Imam Utomo yang
berkunjung pada tahun 2000. Hal ini terbukti dengan dibangunnya dua unit screen
house yang didapat dari anggaran APBD pada tahun 2002-2003.
Sejak tahun 2005 mulai digunakan nama Pusat Studi dan Pengembangan
Agribisnis Hortikultura (PUSPA) Lebo sebagai identitas UPT PATPH agar
mudah dikenal. Peresmian nama dan kantor PUSPA LEBO dilakukan oleh
Gubernur Jawa Timur periode ke-12 dan 13 yaitu Bapak Imam Utomo pada
tanggal 26 Juni 2006 bertepatan dengan penyelenggaraan Hari Krida Pertanian
(HKP) Jawa Timur yang ke-34.
Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, penerapan dan
penggunaan sarana produksi (saprodi) juga semakin maju, dari yang manual
kemudian beralih menjadi modern dengan penggunaan alat dan mesin pertanian
mulai dari pengolahan lahan dengan menggunakan traktor sampai dengan
penanaman dengan menggunakan transplanter dan panen dengan menggunakan
combine harvester. Selain itu, sistem pengairan atau irigasi di PUSPA LEBO
menggunakan sistem irigasi drip (tetes) dan jet spray (semprot). Sistem irigasi di
PUSPA LEBO ini sudah menggunakan sistem irigasi yang modern sehingga
semuanya sudah bisa dikontrol dengan alat. Dengan penggunaan sistem irigasi
drip dan jet spray ini dapat lebih efisien karena menghemat waktu dan tenaga
kerja. Sehingga semuanya sudah bisa dikontrol dengan alat.
Pada pertengahan Tahun 2008, kebun PUSPA LEBO digabungkan dengan
15
Balai Teknologi Pertanian (BTP) Bedali, Lawang menjadi sebuah unit kerja baru
yang bernama Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan
dan Hortikultura (UPT PATPH). Pada Tahun 2009, mulai dibuka kunjungan
agrowisata dari sekolah-sekolah baik SD, SMP, SMA, dan juga untuk mahasiswa
yang ingin melakukan penelitian ataupun magang. Kegiatan agrowisata dilakukan
untuk layanan publik, wisata, dan layanan edukasi mengenai kegiatan hulu sampai
hilir.
Pada awal pembentukannya, jenis kegiatan yang dilakukan oleh UPT PATPH
berupa operasional laboratorium (Uji Tanah, Kultur Jaringan, Pengolahan Hasil
Panen) dan pengelolaan beberapa kebun yang berlokasi di Bedali-Lawang, Dau-
Malang, Bulukerto- Batu dan Puspa Lebo-Sidoarjo. Perkembangan yang dikelola
oleh institut ini selanjutnya bertambah menjadi beberapa kebun, dengan
pengembangan komoditas unggulan masing-masing yaitu Kebun Cemengkalang
Sidoarjo, Kebun Dlanggu Mojokerto, Kebun Kebomas Gresik, dan Kebun Pelem
Kediri. Struktur dan tata kelola UPT PATPH pada Dinas di Lingkungan
Pemerintah Provinsi Jawa Timur di akhir tahun 2016 sesuai dengan Peraturan
Gubernur Nomor 113 Tahun 2016 tentang Nomenklatur, Susunan Organisasi,
Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Pertanian
dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur. Dengan ini, pengelolaan UPT
PATPH dikendalikan oleh seorang kepala UPT dibantu dengan seorang kepala
sub bagian tata usaha dan seorang kepala seksi pelayanan teknis.
Setelah itu, terjadi perubahan kembali pada struktur dan tata kelola perangkat
dinas di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada akhir 2018 sesuai
dengan Peraturan Gubernur Nomor 61 Tahun 2018 tentang Nomenklatur, Susunan
Organisasi, Uraian Tugas, dan Fungsi serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur sehingga pengelolan
UPT PATPH dikendalikan oleh Kepala UPT dibantu dengan Kepala Sub Bagian
Tata Usaha, Kepala Produksi, dan Kepala Seksi Pemasaran.
Kebun UPT Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur
yang dikelola seluas ± 38,58 hektar yang berlokasi di beberapa Kabupaten/Kota
dengan pengusahaan aneka jenis tanaman pangan (padi, jagung, kedelai) dan
hortikultura (buah-buahan, sayuran, tanaman hias dan biofarmaka) yang
disesuaikan dengan potensi lahan dan kondisi agroklimat setempat, masing-
masing sebagai berikut :
4.2 Visi dan Misi UPT Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan
Hortikultura
Kegiatan buddaya yang dilakukan oleh sektor pertanian UPT PATPH Jawa
Timur memiliki visi dan misi yang mengarah ke kelancaran operasional dalam
institut sehingga menhasilkan output yang terbaik. Berikut merupakan visi dan
misi tersebut:
1. Visi
Visi UPT PATPH adalah sebagai pusat pengembangan dan pelayanan
agribisnis tanaman pangan dan hortikultura yang modern dan memiliki daya
saing.
2. Misi
Terdapat dua misi utama yang diemban oleh UPT PATPH untuk
mewujudkan visi tersebut yaitu:
a) Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi tanaman pangan dan
hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan,
b) Meningkatkan pelayanan agrowisata, laboratorium dan konsultasi agribisnis
bagi masyarakat.
Kepala UPT
1. Kepala UPT PATPH 1 1
Subbag. Tata Usaha
1. Kepala Subbag. Tata 1 1
Usaha
2. Bendahara Penerimaan 1 1
Pembantu
3. Bendahara Pengeluaran 1 1
Pembantu
4. Penyusun Program Dan 1 1
Anggaran
5. Pengelola Pemanfaatan 1 1
Barang Milik Daerah
6. Pengadministrasi 1 1
Kepegawaian
7. Pemelihara Kebun 1 1
8. Penjaga Keamanan 3 3
Tingkat Pendidikan
No. Jabatan S1/ SLT Tot
S3 S2 SLTA
D3 P al
Seksi Produksi
1. Kepala UPT PATPH 1 1
2. Pengelola Kebun 1 1
3. Analis Tanah Pertanian 1 1
Pengadministrasi 1 1
4.
Umum
5. Pengelola Kebun 1 1
Seksi Pemasaran
1. Kepala Seksi 1 1
Pemasaran
Penyuluhan Pertanian
1. Penyuluh Pertanian 2 2
PTT-PTK
1. Pengadministrasi 1 1
Umum
2. Petugas Akrual Dan 1 1
SPM
3. Pengelola Lahan 2 1 3
Pertanian
4. Staf Pemasaran 1 1 2
Total 0 6 9 11 0 26
Tabel 4.2 Data Jumlah Pegawai Berdasarkan Tugas dan Tanggung Jawab
1. Usaha tani hortikultura mulai dari on farm sampai dengan off farm
Usaha tani hortikultura mulai dari on farm sampai dengan off farm yang
meliputi penerapan teknologi budidaya yang baik dan benar, pengujian benih
introduksi, serta budidaya off season (di luar musim), teknik persemaian, teknik
pemanenan dan pemasaran hasil panen serta perluasan target pasar.
2. Pelayanan Analisa Tanah
Pelayanan Analisa Tanah dilakukan di Laboratorium Tanah di Kebun
Bedali Lawang Malang yang ditujulkan untuk masyarakat umum yang ingin
mengujikan kandungan usnsur hara tanah yang akan digunakan untuk budidaya
maupun untuk tujuan penelitian. Pelayanan analisa tanah meliputi unsur pH, C
organic, N-Kjedahl, P Olsen, K2O, KTK, Tekstur, dan kadar air.
3. Pelayanan informasi dan magang
Pelayanan informasi meliputi kegiatan konsultasi agribisnis yang dapat
dilakukan oleh siapa saja yang ingin mengonsultasikan masalah tanaman
hortikultura dan tanaman pangan mulai dari saprodi, teknik budidaya, sampai
dengan panen dan penanganan pasca panen serta pemasaran produk.
kegiatan magang kerja di UPT PATPH menerima mahasiswa dan siswa SMK
yang ingin melakukan praktik kerja lapang untuk menambah ilmu pengetahuan
tentang pertanian dan pengalaman dalam dunia kerja.
4. Agrowisata
Kegiatan agrowisata merupakan salah satu kegiatan pokok yang dalam
setiap bulannya selalu ada kunjungan baik dari TK, SD, SMP, dan SMA. Tujuan
kegiatan tersebut untuk menarik minat para siswa agar tertarik pada bidang
pertanian, memperkenalkan dan menambah wawasan mengenai kegiatan-kegiatan
pertanian. Kegiatan ini juga dilengkapi dengan praktik tanam, panen sayuran,
outbond, dan pengenalan berbagai jenis tanaman hortikultura.
UPT PATPH ini juga dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung setiap
kegiatan yang dilakukan. Adapun fasilitas-fasilitas yang dimiliki, antara lain:
1) Kantor beserta fasilitas kelengkapannya berlokasi kantor Lebo
24
Sidoarjo;
2) Gedung Serbaguna beserta kelengkapannya berlokasi kantor Lebo
Sidoarjo;
3) Kebun produksi beserta sarana dan prasarana yang digunakan untuk
aktivitas usaha tani di masing-masing kebun, berupa green house, alat
mesin pertanian on farm maupun penanganan panen atau pascapanen;
4) Laboratorium beserta kelengkapannya berada di Bedali, Lawang yaitu:
Laboratorium Analisa Tanah, Laboratorium Kultur Jaringan dan
Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian;
5) Packing House dan perlengkapannya sebagai tempat melakukan proses
kegiatan pengolahan dan diversifikasi produk;
6) Sarana Transportasi untuk operasional kedinasan maupun pengangkutan
dan pemasaran hasil panen, berupa kendaraan bermotor roda empat roda
tiga dan roda dua
UPT PATPH memiliki peran strategis dalam upaya mendukung dan
mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan Pertanian Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Timur yaitu:
1) UPT PATPH merupakan kebun aneka komoditas tanaman pangan dan
hortikultura yang berfungsi sebagai pusat studi, percontohan, pelatihan, pelayanan
agribisnis sekaligus tempat rekreasi (agrowisata) yang dapat menarik minat
generasi muda untuk menggeluti bidang pertanian.
2) UPT PATPH sebagai sosok etalase kebun tanaman pangan dan hortikultura
yang diusahakan secara modern dan dikelola secara professional mulai dari
aktivitas penanaman, pemeliharaan hingga pemasaran hasil panen yang
selanjutnya disetorkan dan dipergunakan sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah
(PAD). Beberapa macam produk barang atau jasa yang dihasilkan oleh UPT
PATPH dan ditawarkan secara langsung maupun tidak langsung kepada
masyarakat umum, yaitu:
- Hasil Kebun berupa produk segar maupun olahan
- Layanan Kunjungan Agrowisata
- Layanan Magang
25
Lidah Buaya
Pemetikan
Pencucian
Pengupasan Kulit
Larutan
Pembilasan
Kapur Sirih
10 g bubuk kayu
manis/lemon/ Pengemasan ke dalam teabag
daun mint
Selain itu, gel tersebut juga sebagian besar terdiri dari air saja sehingga tidak
dibutuhkan untuk membuat teh lidah buaya. Setelah dipisahkan, kulit tersebut
dikecilkan ukurannya untuk persiapan proses berikutnya.
Selanjutnya, dilakukan proses perendaman kulit daun lidah buaya dalam larutan
kapur sirih. Larutan kapur sirih disiapkan dengan cara menyiapkan sejumlah air di
dalam baskom besar, lalu dituangkan lima sendok makan kapur sirih ke dalamnya.
Setelah itu, dilakukan pengadukan sampai larutan tersebut homogen. Kemudian,
potongan daun lidah buaya dimasukkan ke dalamnya dan didiamkan selama
kurang lebih satu jam.
Setelah satu jam, potongan tersebut dibilas untuk menghilangkan sisa larutan
32
kapur sirih. Setelah dibilas sampai bersih, potongan tersebut ditata di atas loyang
dengan rapi dan diletakkan di atas rak kawat besi yang ada di dalam dehydrator.
Kemudian, dehyrator dihidupkan dan diatur panasnya menjadi 70ºC dan lama
pengeringannya selama dua jam. Setelah dua jam, dehydrator dimatikan dan
potongan daun lidah buaya dikeluarkan dari rak besi. Potongan tersebut
didiamkan selama beberapa menit hingga cukup dingin. Setelah dingin, potongan
tersebut dimasukkan ke dalam wadah blender dan dihancurkan hingga halus.
Tabel 5.1 Data Uji Organoleptik Teh Lidah Buaya Kode 122 (Lemon)
Parameter
Keterangan
Warna Aroma Kenampakan Rasa
60% 55%
50% 45% 45% 45%
40%
40% 35%
30% 30% 30%
30%
Tabel 5.2 Data Uji Organoleptik Teh Lidah Buaya 369 (Kayu Manis)
Parameter
Keterangan
Warna Aroma Kenampakan Rasa
70%
60%
60%
50%
50%
40%
40% 35%
30%
30% 25% 25% 25%
20% 20% 20% 20%
20%
10% 10%
10% 5% 5%
0% 0% 0% 0%
0%
Warna Aroma Kenampakan Rasa
Tabel 5.2 Data Uji Organoleptik Teh Lidah Buaya 544 (Daun Mint)
Parameter
Keterangan
Warna Aroma Kenampakan Rasa
Tidak suka 0% 0% 5% 5%
50%
45% 45%
45%
40%
40%
40%
35%
35%
30% 30%
30%
25%
25%
20%
20% 20%
20%
15% 15%
15%
10%
10%
5% 5%
5%
0% 0% 0% 0%
0%
Warna Aroma Kenampakan Rasa
dehydrator.
BAB 6. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini sebagai berikut:
a. Pengolahan Keripik pisang dengan menggunakan oven dan dehydrator
memliki perbedaan yang berbeda nyata walaupun dengan lama
pengeringan sama.
b. Hasil uji hedonik pada kedua sampel tidak berbeda nyata. Perbedaan hasil
pada sampel yang paling nyata yaitu pada tingkat kerenyahan dan warna
karena dipengaruhi oleh sifat penggunaan alat penggorengan atau
pengeringan yang digunakan.
6.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pengolahan keripik pisang dengan
metode oven dan dehydrator membutuhkan ketelitian. Kedua alat memiliki
tingkatan rak pemanas yang berbeda, maka oleh karena itu perlu diperhatikan
agar mampu menghasilkan produk dengan kualitas fisik dan sensoris yang
baik dan mengurangi kegagalan proses pembuatan produk.
38
DAFTAR PUSTAKA
Didit Haryanto, Otik Nawansih dan Fibra Nurain. 2013. Penyusunan Draft
Standard Operating Procedure (Sop) Pengolahan Keripik Pisang (Studi
Kasus Di Salah Satu Industri Rumah Tangga Keripik Pisang Bandar
Lampung. Lampung. Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume
18 No.2.
Dinastutie, Rina., Sri Poeranto YS, Dwi Yuni N.H. 2015. Uji Efektifitas
Antifungal Ekstrak Kulit Pisang Kepok (Musa acuminata x balbisiana)
Mentah Terhadap Pertumbuhan Candida albicans Secara In Vitro. Majalah
Kesehatan Fakultas Kedokteran. Vol 2, No 3 (2015).
39
40
Prabawati, S., Suyanti dan Setyabudi, D.A. (2008). Teknologi Pascapanen dan
Pengolahan Buah Pisang. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Pascapanen Pertanian. Dalam seminar Badan Litbang Pertanian.
Departemen Pertanian, Bogor.
Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Yuliasih F, H., 2016. Penambahan Perasan Kulit Pisang Kepok dan Filtrasi
untuk Menurunkan Kandungan Besi (Fe) dan Kekeruhan Air Sumur Gali.
Skripsi tidak diterbitkan, Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Yogyakarta.
LAMPIRAN
41
42
7. Pengovenan keripik
43