Anda di halaman 1dari 59

RANCANGAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI IDENTIFIKASI TINGKAT KECEMASAN


PADA PASIEN PRE OPERASI DIRUANG RAWAT INAP
TRIBRATA RS. BHAYANGKARA TINGKAT II
MAYANG MANGGURAI POLDA JAMBI

Oleh:
Ns. YUNITA SAFITRI, S.Kep.
NIP. 199108122022022002

Peserta Pendidikan dan Pelatihan Dasar CPNS Polda Jambi


Angkatan II Tahun 2022

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI


PUSAT PENDIDIKAN ADMINISTRASI
BANDUNG
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

OPTIMALISASI IDENTIFIKASI TINGKAT KECEMASAN


PADA PASIEN PRE OPERASI DIRUANG RAWAT INAP
TRIBRATA RS. BHAYANGKARA TINGKAT II
MAYANG MANGGURAI POLDA JAMBI

Penulis Diklat

Nama : Ns. Yunita Safitri, S. Kep.


NIP: 199108122022022002

Telah disetujui pada tanggal;


Di Pusdikmin Lemdiklat Polri Bandung

Coach Mentor

IWAN KURNIAWAN, SE., M.aK Ns. FEBRI DORA, S.Kep.


Penata I NIP. 197309102002121003 Penata I NIP.197502232002122004

ii
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PUSAT PENDIDIKAN ADMINISTRASI

PENJELASAN KEMAMPUAN PENULIS DALAM MEMBUAT RANCANGAN


AKTUALIASI PELATIHAN DASAR CPNS

Nama Penulis : Ns. Yunita Safitri, S.Kep.


Instansi : RS. Bhayangkara Tingkat II Mayang Mangurai Polda
Jambi
Jabatan : Ahli Pertama Perawat
Tempat Aktualisasi : Ruang Rawat Inap Tribrata

Saya menilai Penulis Pelatihan Dasar CPNS tersebut;

Sangat Mampu / Mampu / Kurang Mampu / Tidak Mampu

Membuat Rancangan Aktualisasi substansi mata Pelatihan Dasar CPNS


dalam menyelesaikan Isu yang telah ditetapkan, dengan penjelasan sebagai
berikut;
Isu, kondisi sekarang dan kegiatan telah sesuai dan siap diseminarkan.

Jambi, 14 Juli 2022


Coach

IWAN KURNIAWAN, SE., M.aK


Penata I NIP. 197309102002121003

iii
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PUSAT PENDIDIKAN ADMINISTRASI

PENJELASAN KEMAMPUAN PENULIS DALAM MEMBUAT RANCANGAN


AKTUALIASI PELATIHAN DASAR CPNS

Nama Penulis : Ns. Yunita Safitri, S.Kep.


Instansi : RS. Bhayangkara Tingkat II Mayang Mangurai Polda
Jambi
Jabatan : Ahli Pertama Perawat
Tempat Aktualisasi : Ruang Rawat Inap Tribrata

Saya menilai Penulis Pelatihan Dasar CPNS tersebut;

Sangat Mampu / Mampu / Kurang Mampu / Tidak Mampu

Membuat Rancangan Aktualisasi substansi mata Pelatihan Dasar CPNS


dalam menyelesaikan Isu yang telah ditetapkan, dengan penjelasan sebagai
berikut;
1. Ada isu yang diangkat
2. Ada kegiatan rancangan aktualisasi yang dapat menjawab isu
3. Kegiatan rancangan aktualisasi habituasi menjelaskan nilai-nilai dasar,
peran dan kedudukan ASN
4. Rancangan aktualisasi siap untuk diseminarkan.
Jambi, 14 Juli 2022
Mentor

Ns. FEBRI DORA, S.Kep.


Penata I NIP.197502232002122004

iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan
rancangan aktualisasi dan habituasi Nilai-nilai Aparatur Sipil Negara (ASN) di
RS. Bhayangkara TK. II Polda Jambi
Rancangan aktualisasi ini disusun sebagai dasar dalam
mengimplementasikan kegiatan pasca mengikuti Diklatsar Seluruh kegiatan
yang ada dalam rancangan aktualisasi ini diharapkan dapat mencermin kan
nilai-nilai dasar profesi ASN yang dapat diterapkan di tempat kerja. Penyusunan
rancangan aktualisasi ini tidak terlepas dari dukungan, bimbingan, arahan, dan
masukan dari berbagai pihak. Sebagai bentuk penghargaan, penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Irjen POL A. Rachmad Wibowo, S.I.K selaku Kapolda Jambi
2. KOMBES POL Drs. Taufik Supriyadi selaku KAPUSDIKMIN LEMDIKLAT
POLRI yang memberikan arahan dan dukungan selama pendidikan ini;
3. KOMBES POL dr. Yolie Diana Koesnin, selaku KABIDDOKKES Polda
Jambi
4. Kombes Pol dr. M.El Yandiko, Sp.An. M.M selaku Karumkit Bhayangkara
Jambi yang yang selalu mendukung dan memberikan arahan setiap
kegiatan:
5. AKBP Grace K Rahakbau, SIK, M.SI selaku WAKAPUSDIKMIN
LEMDIKLAT POLRI yang memberikan arahan dan dukungan selama
pendidikan ini;
6. AKBP Henny Purwanti, S.IK., M.Si. selaku Kepala Bagian Pendidikan dan
Pelatihan PUSDIKMIN LEMDIKLAT POLRI;
7. AKBP Rahmat Kurniawan.SS.SH,M.H.MAP selaku Kepala Bagian Tenaga
Pendidik PUSDIKMIN LEMDIKLAT POLRI;
8. AKBP Endang Sriyani S.H.,M.Ap. selaku Kepala Bagian BimbinganSiswa
PUSDIKMIN LEMDIKLAT POLRI;
9. Bapak Pembina I Gustoyo, S.Pd, M.Pd. selaku tutor agenda 3;
10. Bapak Penata I Iwan Kurniawan, SE., M.Ak selaku coach yang senantiasa

v
dengan sabar dan teliti dalam proses pembimbingan penyusunan
rancangan aktualisasi diri ini;
11. Ibu Penata I Ns. Febri Dora, S.Kep selaku mentor dan KAUR YANWAT RS.
Bhayangkara Tingkat II Polda Jambi yang selalu sabar membimbing,
mendukung dan memberikan arahan pada setiap proses dan kegiatan;
12. Bapak IPDA Cecep Hidayat Suryatman, S.IP selaku tutor agenda I;
13. Bapak Penata I Drs. Ananto Pardjiono selaku tutor agenda 2;
14. Ibu Romaida, Am.Kep selaku kepala ruang rawat inap Tribarata yang selalu
mendukung setiap kegiatan yang dilakukan;
15. Seluruh Gadik/Widyaiswara di Pusdikmin yan telah memberikan ilmu
pengetahuan dan wawasan tentang nilai-nilai dasar ASN;
16. Seluruh karyawan Rumah Sakit Bhayangkara Jambi yang selalu
mendukung dan memberikan motivasi;
17. Orangtua, Suami tercinta dan keluarga yang telah memberikan semangat,
kepercayaan, dukungan dan doa yang luar biasa;
18. Rekan-rekan penulis Pelatihan Dasar CPNS atas inspirasi, kekompakan,
bantuan dan dukungan.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan yang
mendasar pada rancangan ini, oleh karena itu kami berharap kepada semua
pihak untuk memberikan saran dan masukan serta kritik yang membangun
untuk penyempurnaan rancangan ini. Penulis juga berharap semoga
rancangan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan dapat
memberikan contoh tentang implementasi nilai-nilai "BerAKHLAK" dalam
kehidupan sehari- hari di lingkungan kerja dan masyarakat.

Jambi, 14 Juli 2022

Ns. Yunita Safitri, S.Kep.

vi
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... ii

PENILAIAN DESKRIPTIF PEMBIMBING (COACH/MENTOR) ........................iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ v

DAFTAR ISI ....................................................................................................vii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. x

DAFTAR GRAFIK ........................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xii

I. PENDAHULUAN
A. LATAR BERLAKANG ......................................................................... 1
1. Kondisi Sekarang .......................................................................... 4
2. Kondisi yang diharapkan ............................................................. 10
3. Isu yang diangkat ........................................................................ 10
B. TUGAS POKOK, FUNGSI DAN PERAN
1. Visi .............................................................................................. 12
2. Misi .............................................................................................. 12
3. Tugas pokok, fungsi dan peran ................................................... 13
4. Struktur Organisasi ...................................................................... 23
C. TUJUAN AKTUALISASI
1. Tujuan Umum .............................................................................. 24
2. Tujuan Khusus ............................................................................ 24
D. MANFAAT AKTUALISASI
1. Manfaat Bagi Peserta Latsar ....................................................... 24
2. Manfaat Bagi Organisasi ............................................................. 24
E. RUANG LINGKUP ........................................................................... 25

vii
II. RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI HABITUASI
A. Gambaran Umum Kegiatan Aktualisasi ........................................... 26
B. Kegiatan Rencana Aktualisasi .......................................................... 26
1. Membuat Media Pengkajian Tingkat Kecemasan
a. Tahapan Kegiatan .................................................................. 27
b. Hasil yang dicapai ................................................................... 27
c. Nilai-nilai dasar ASn (BerAKHLAK) ......................................... 29
d. Kedudukan dan Peran ASN ................................................... 30
e. Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi .......................... 30
f. Penguatan terhadap nilai nilai Organisasi ............................... 30
2. Melakukan Pengkajian Tingkat Kecemasan
a. Tahapan Kegiatan .................................................................. 30
b. Hasil yang dicapai ................................................................... 31
c. Nilai-nilai dasar ASn (BerAKHLAK) ......................................... 31
d. Kedudukan dan Peran ASN ................................................... 33
e. Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi .......................... 33
f. Penguatan terhadap nilai nilai Organisasi ............................... 33
3. Membuat Media Edukasi Mengatasi Kecemasan
a. Tahapan Kegiatan .................................................................. 34
b. Hasil yang dicapai ................................................................... 34
c. Nilai-nilai dasar ASn (BerAKHLAK) ......................................... 35
d. Kedudukan dan Peran ASN ................................................... 37
e. Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi .......................... 37
f. Penguatan terhadap nilai nilai Organisasi ............................... 37
4. Melakukan Edukasi Mengatasi Kecemasan
a. Tahapan Kegiatan .................................................................. 38
b. Hasil yang dicapai ................................................................... 38
c. Nilai-nilai dasar ASn (BerAKHLAK) ......................................... 39
d. Kedudukan dan Peran ASN ................................................... 41
e. Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi .......................... 41
f. Penguatan terhadap nilai nilai Organisasi ............................... 41

viii
5. Melakukan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Aktualiasi
a. Tahapan Kegiatan .................................................................. 41
b. Hasil yang dicapai ................................................................... 42
c. Nilai-nilai dasar ASn (BerAKHLAK) ......................................... 44
d. Kedudukan dan Peran ASN ................................................... 44
e. Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi .......................... 45
f. Penguatan terhadap nilai nilai Organisasi ............................... 45

III. PENUTUP ............................................................................................. 47

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Parameter USG ............................................................................. 11

Tabel 1.2 Analisis Isu Berdasarkan Kriteria USG ........................................... 11

Tabel 1.3 Jumlah Ruang Rawat Tribrata........................................................ 15

Tabel 2.1 Jadwal Kegiatan Aktualisasi ........................................................... 46

x
DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Implementasi Pencegahan Risiko Jatuh .......................................... 6

Grafik 1.2 Tingkat Pengetahuan Pasien dan Keluarga tentang Hand Hygiene 7

Grafik 1.3 Jumlah Pasien Ruang Rawat Inap Tribrata ..................................... 8

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Gedung Utama RS Bhayangkara ............................................... 13

Gambar 1.2 Gedung Lama Rs Bhayangkara ................................................. 13

Gambar 1.3 Gedung Rawat Jalan RS Bhayangkara ...................................... 14

Gambar 1.4 Ruang Rawat Inap Tribrata Kelas Satu ...................................... 15

Gambar 1.5 Struktur RS Bhayangkara........................................................... 23

xii
1

I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tantangan yang dihadapi di tengah era disrupsi saat ini menuntut
Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk terus meningkatkan kompetensi di
berbagai bidang. Jiwa melayani serta membantu masyarakat wajib
tertanam kuat dalam diri setiap ASN. Adapun fungsi dari ASN menurut
Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(ASN) Pasal 10 yaitu: (1) Pelaksana kebijakan publik; (2) Pelayan
publik; dan (3) Perekat dan pemersatu bangsa.
Berdasarkan ketetapan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (UU ASN) dan merujuk pasal 63 ayat (3) dan ayat
(4), maka CPNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui
proses pelatihan dasar terintegrasi untuk membangun integritas kejujuran,
semangat, moral, motivasi nasionalisme, karakter pribadi yang unggul dan
bertanggung jawab, serta memperkuat profesionalisme. Pegawai Negeri Sipil
memiliki peranan penting dalam pengelolaan Negara Indonesia.
Peranan penting harus diaktualisasikan dalam diri seorang ASN.
Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 bahwa negara
berkewajiban melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi
hak dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka pelayanan publik yang
merupakan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri PANRB Nomor 20 Tahun
2021 tanggal 26 Agustus 2021 tentang Implementasi Core Values dan
Employer Branding Aparatur Sipil Negara, disebutkan bahwa dalam
rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi
transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia
(World Class Government), Pemerintah telah meluncurkan Core Values
(Nilai-Nilai Dasar) ASN BerAKHLAK dan Employer Branding (Bangga
Melayani Bangsa). Pada tanggal 27 Juli 2021, Presiden Joko Widodo
meluncurkan Core Values dan Employer Branding ASN tersebut, yang
bertepatan dengan Hari Jadi Kementerian PANRB ke-62. Core Values
2

ASN yang diluncurkan yaitu ASN BerAKHLAK yang merupakan


akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Core Values tersebut seharusnya dapat
dipahami dan dimaknai sepenuhnya oleh seluruh ASN serta dapat
diimplementasikan dalam pelaksanaan tugas dan kehidupan sehari-
hari.
Mengaktualisasikan peranan tersebut, maka negara membutuhkan
ASN yang professional, berintegritas tinggi dan berjiwa melayani.
ASN yang profesional adalah ASN yang mampu memenuhi standar
kompetensi jabatannya sehingga mampu melaksanakan tugas jabatan
secara efektif dan efisien. Penyelenggaraan pelatihan yang inovatif
dan terintegrasi diperlukan untuk membentuk ASN yang profesional.
Penyelenggaraan pelatihan yang diberikan dengan memadukan
pembelajaran non-klasikal di tempat pelatihan dan tempat kerja
sehingga penulis mampu menginternalisasi, menerapkan,
mengaktualisasikan, dan membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi),
serta merasakan manfaatnya. Hal tersebut sangat diperlukan agar
terbentuk karakter ASN yang profesional sesuai dengan tugas masing-
masing.
Salah satu instansi di bidang kerja ASN dalam menjalankan tugas
dan fungsinya yaitu di Rumah Sakit Bhayangkara TK. II Mayang
Mangurai POLDAJAMBI. Menurut Permenkes Republik Indonesia No.
340/ MENKES/ PER/ III/ 2010, Rumah Sakit adalah institusi
pelayanan kesehatanyang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Menurut World Health Organization (WHO), sehat adalah
keadaan sempurna secara fisik, mental, serta sosial dan tidak hanya
sebatas dari penyakit dan kecacatan. Dalam memperbaiki kondisi
manusia dilakukan upaya peningkatan kesehatan yang optimal
mencakup upaya peningkatan kesehatan promotif, pencegahan dari
3

penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemullihan


Kesehatan (rehabilitasi).
Tindakan bedah atau disebut operasi merupakan tindakan medis
yang dapat mendatangkan kecemasan. Kecemasan merupakan hal
yang selalu dirasakan bagi mereka yang akan menjalani suatu
pemeriksaan kesehatan, tindakan pembedahan operasi/pembedahan.
Kecemasan menurut Kaplan, Sadock dan Grebb (2007) adalah respon
terhadap situasi tertentu yang mengancam. Kecemasan merupakan
suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan mental yang
menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan
mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman.
Rumah Sakit Bhayangkara khususnya ruang Tribarata sebagian
pasien dilakukan tindakan operasi dengan berbagai diagnosa. Pada
saat dilakukan observasi dan wawancara dengan pasien, ternyata
pasien takut akan penyakitnya, ketidaktahuan terhadap penyakit, efek
setelah operasi, takut ada perubahan fisik dan tidak berfungsi dengan
normal lagi serta takut operasi yang dilakukan gagal. Hal tersebut
merupakan reaksi bagi pasien dan termasuk dalam bentuk kecemasan
sebelum operasi.
Kecemasan dapat menimbulkan adanya perubahan secara fisik
maupun psikologis yang akhirnya mengaktifkan saraf otonom simpatis
sehingga meningkatkan denyut jantung, tekanan darah, dan frekuensi
nafas. Hal ini terlihat dari tanda-tanda vital pasien mengalami
peningkatan. Data penunjang tersebut dapat menyebabkan penundaan
atau pembatalan operasi yang sudah disetujui sebelumnya. Dampak
yang akan ditimbulkan dengan penundaan atau pembatalan operasi
tersebut akan berimbas pada bertambahnya lama perawatan,
meningkatkan biaya perawatan, memperburuk kesehatan pasien dan
tidak kooperatifnya perilaku pasien.
4

1. Kondisi Sekarang
a. Belum Optimalnya pelaksanaan pengkajian ulang pasien
dengan resiko jatuh.
Perawat dalam melaksanakan tugas pelayanan harus
memperhatikan 6 sasaran keselamatan pasien yang meliputi
identifikasi pasien, komunikasi efektif, kewaspadaan obat high
alert, ketepatan lokasi prosedur operasi, pencegahan resiko
infeksi dan pencegahan resiko jatuh (Tutiany, dkk,
2017).Selama penulis ditugaskan di ruangan Tribrata RS
Bhayangkara sebagai perawat pelaksana lebih kurang sebulan,
penulis menemukan masalah belum optimalnya pasient safety
diterapkan dalam pelayanan, khususnya dalam pengendalian
pencegahan resiko jatuh.
Pengkajian keperawatan merupakan salah satu elemen
dari proses keperawatan yang terpenting karena tahap
pengkajian sangat menentukan arah tindakan keperawatan
yang akan diberikan kepada pasien. Kelengkapan pengkajian
perlu ditekankan supaya tidak terjadi kesalahan perumusan
diagnosa. Pengkajian dilakukan tidak hanya pada saat awal
masuk pasien, namun berkelanjutan sampai masalah
keperawatan pasien selesai.
Berdasarkan observasi penulis selama satu bulan masa
orientasi di ruangan, pengkajian keperawatan secara umum
sudah terlaksana dan terdokumentasi dengan baik namun
untuk pengkajian ulang terutama fokus pada pengkajian
ulang pasien resiko jatuh masih belum optimal. Pasien
umumnya hanya terkaji resiko jatuh pada saat awal masuk
saja namun cenderung tidak berlanjut khususnya pada pasien
resiko jatuh kategori sedang dan tinggi. Edukasi
pencegahan pasien resiko jatuh juga belum optimal
dilaksanakan. Selain itu, dapat pula terkait dengan tingkat
5

kepatuhan perawat terhadap SPO dalam pelaksanaan tindakan


keperawatan. Secara umum, perawat sudah mengetahui dan
paham terkait dengan SPO pengkajian dan intervensi resiko
jatuh, namun tingkat kepatuhan masih beragam.
Berdasarkan hasil observasi sejak 17 Mei-17 Juni 2022,
sekitar 70% idak dari pasien resiko jatuh sedang-tinggi hanya
dilakukan pengkajian awal masuk saja, sedangkan pengkajian
ulang cenderung tidak dilakukan. Edukasi pencegahan pasien
resiko jatuh juga belum optimal dilaksanakan. Umumnya
hanya dilaksanakan pada saat pasien masuk rawat inap
secara lisan, tanpa disertai adanya label kuning pada gelang
identitas dan setiga kuning di tempat tidur.
Penyebab isu tersebut antara lain, belum tersedianya
form khusus untuk pengkajian lanjutan pasien resiko jatuh
perhari atau pershift, namun terkait dengan form implementasi
terhadap pasien dengan resiko jatuh telah tersedia dan
dilaksanakan oleh perawat. Selain itu, penggunakan gelang
kuning ataupun stiker kuning pada gelang identitas pasien
yang menandakan pasien tersebut merupakan pasien dengan
resiko jatuh belum terlaksana dengan baik. Hal ini berkaitan
dengan keterbatasan sarana dan prasana yang tersedia di
RS. Bhayangkara.
Dampaknya, hal tersebut dapat menyebabkan
terjadinya KTC (Kejadian Tidak Cedera), KPC (Kondisi
Potensial Cedera), KNC (Kejadian Nyaris Cedera), KTD
(Kejadian Tidak Diharapkan) dan Sentinel Event yang tentunya
jika terjadi kejadian tersebut akan berpengaruh pada
kualitas mutu pelayanan di Rumah Sakit. Pengkajian
keperawatan yang tidak terlaksana secara berkelanjutan
menyebabkan tidak diperolehnya data aktual terkait kondisi
pasien berpengaruh pada implementasi yg diberikan. Secara
6

umum, perawat sudah mengetahui dan paham terkait SPO


pengkajian dan intervensi resiko jatuh, namun tingkat
kepatuhan petugas masih beragam.

Grafik 1.1 Implementasi Pencegahan Resiko Jatuh


40 35 35
35
30
25
Pasien

20
15
10
5 0 0 0
0
Pengkajian Awal Pengkajian Stiker Kuning Segitiga Kuning Edukasi
Resiko Jatuh Lanjutan Resiko pada Gelang pada Tempat Pencegahan
Jatuh Identitas Tidur Pasien Resiko Jatuh

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan bawah kepatuhan


petugas dalam menerapkan intervensi pada pasien dengan
resiko jatuh belum optimal karena keterbatasan sarana dan
prasarana. Kegiatan pengkajian dan pencegahan resiko jatuh
meliputi kelengkapan pengkajian awal dan lanjutan,
penggunakan gelang kuning ataupun stiker pada gelang
identitas pasien pemasangan label segitiga kuning pada
tempat tidur pasien dan pemberian edukasi pencegahan
resiko jatuh kepada pasien dan keluarga.

b. Belum optimalnya pengetahuan pasien dan keluarga pasien


terkait hand hygiene
Kegiatan hand hygiene tidak hanya dilakukan oleh
petugas kesehatan saja, tetapi juga harus dilakukan oleh
pasien, keluarga pasien dan pengunjung pasien. Oleh karena
itu perlu dilakukan edukasi kepada pasien, keluarga dan
pengunjung mengenai pentingnya hand hygiene yaitu untuk
memutuskan rantai penularan infeksi. Pasien dan keluarga
7

pasien menjadi target edukasi hand hygiene oleh perawat


karena mereka merupakan kelompok yang akan sering
berinteraksi dengan pasien sehingga berisiko menularkan atau
ditularkan infeksi pasien.
Adapun masalah lain yang diamati di Rumah Sakit yaitu
pasien dan keluarga malas melakukan hand hygiene. Edukasi
hand hygiene dilakukan pada saat awal pasien masuk
bersamaan dengan penerimaan pasien. Pada saat
penerimaan pasien baru, pasien dan atau keluarga
diberikan edukasi hand hygiene oleh perawat dan
dipraktekkan dengan menggunakan handrub namun pasien
dan keluarga pasien jarang menerapkan dalam kesehariannya.
Dampaknya apabila isu tidak tertangani adalah menimbulkan
terjadinya Healthcare -Associated Infections (HAIs) atau
infeksi di lingkungan Rumah Sakit yang dapat merugikan
pasien, petugas maupun masyarakat. Hasil identifikasi dan
observasi penulis selama sebulan (17 Mei-17 Juni 2022)
didapatkan data sebagai berikut.
30
Grafik 1.2 Tingkat Pengetahuan Pasien dan Keluarga
25

20

15

10

0
17-20 Mei 23-27 Mei 30 Mei - 3 Juni 6-10 Juni 13-17 Juni
Pasien 15 25 17 20 15
Paham 10 13 13 10 8
Kurang Paham 5 12 14 10 7

Berdasarkan data tingkat pengetahuan pasien mengenai


edukasi hand hyiene, 59% pasien dan keluarga telah paham
8

mengenai cara dan kapan harus melakukan hand hygiene,


khususnya pada pasien yang memang rutin menjalani
perawatan di RS. Bhayangkara. Sedangkan 41% pasien yang
kurang paham kebanyakan merupakan pasien yang baru
pertama kali menjalani perawatan di RS. Bhayangkara.

c. Belum optimalnya identifikasi tingkat kecemasan pada pasien


pre operasi
Rumah sakit Bhayangkara Mayang Mangurai Tingkat II
merupakan rumah sakit Tipe C. RS Bhayangkara terdiri dari
beberapa Instansi Rawat Inap salah satunya Instansi Rawat
Inap Tribrata. Ruangan rawat inap Tribrata adalah salah satu
ruangan rawat inap yang menerima berbagai jenis perawatan
salah satunya pembedahan.

Grafik 1.3 Jumlah Pasien Ruang Rawat Inap


Tribrata

300
250
200
150
100
50
0
April Mei Juni Jumlah
Pasien 79 102 89 270
Pembedahan 23 30 25 78
Persentase 29,11 29,41 28,8 29

Dari data kunjungan pasien dalam kurun waktu tiga bulan


terakhir ada sekitar 29% pasien yang dilakukan tindakan operasi
Berdasarkan dari riwayat medis, hasil pengkajian yang dilakukan
perawat sebagian besar pasien yang akan menjalani operasi
mengalami kecemasan yang mengakibatkan terjadinya perubahan
secara fisik maupun psikologis yang akhirnya mengaktifkan saraf
otonom simpatis sehingga meningkatkan denyut jantung, tekanan
9

darah, dan frekuensi nafas. Hal ini terlihat dari tanda-tanda vital
pasien mengalami peningkatan, padahal dari riwayat kesehatan
tidak memiliki riwayat penyakit seperti hipertensi. Data penunjang
tersebut dapat menyebabkan penundaan atau pembatalan operasi
yang sudah disetujui sebelumnya. Dampak yang akan ditimbulkan
dengan penundaan atau pembatalan operasi tersebut akan
berimbas pada bertambahnya lama perawatan, meningkatkan
biaya perawatan, memperburuk kesehatan pasien dan tidak
kooperatifnya perilaku pasien.
Selama penulis ditugaskan diruangan Tribrata sebagian
pasien dilakukan tindakan operasi dengan berbagai diagnose
medis. Pada saat dilakukan observasi dan wawancara dengan
pasien ternyata pasien takut akan penyakitnya, ketidaktahuan
terrhadap penyakit, efek setelah operasi, takut ada perubahan
fisik dan tidak berfungsi dengan normal lagi, takut operasi
yang dilakukan gagal. Hal tersebut merupakan reaksi bagi pasien
dan termasuk dalam bentuk kecemasan sebelum operasi
(Mutaqqin & Sari, 2013).
Kecemasan dapat menimbulkan adanya perubahan
secara fisik maupun psikologis yang akhirnya mengaktifkan syaraf
otonom simpatis sehingga meningkatkan denyut jantung, tekakan
darah, frekuensi nafas. Hal ini terlihat dari tanda-tanda vital
pasien mengalami peningkatan. Data penunjang tersebut dapat
menyebabkan penundaan atau tindakan pembatalan operasi yang
sudah disetujui sebelumnya. Dampak yang akan ditimbulkan
dengan penundaan atau pembatalan operasi tersebut akan
berimbas pada bertambahnya lama hari perawatan (LOS),
meningkatknya biaya perawatan, memperburuk kesehatan pasien
dan tidak kooperatifnya perilaku pasien.
Perawat yang mempunyai peran sebagai edukator, care giver
dan orang yang pertama kali berhadapan dengan pasien dirawat
10

inap tentunya harus menjelaskan masalah yang terjadi dan


penatalaksanaan yang sesuai dengan psikologis pasien. Sehingga
dampak yang terjadi dapat diminimalisir.

2) Kondisi yang diharapkan


Berdasarkan kondisi yang terjadi saat ini maka penulis
mengharapkan adanya perbaikan isu yang terjadi di RS
Bhayangkara Polda Jambi sebagai berikut;
a. Pelaksanaan pengkajian ulang pasien dengan resiko jatuh
semakin meningkat.
b. Pemberian edukasi hand hygiene kepada pasien dan keluarga
semakin meningkat. Adanya edukasi yang diberikan oleh
petugas kesehatan dapat dipahami dan diterapkan dengan baik
dan benar dalam keseharian pasien maupun keluarga pasien
sehingga resiko infeksi yang terjadi dilingkungan rumah sakit
dapat dihindari.
c. Identifikasi tingkat kecemasan pada pasien pre operasi semakin
meningkat. Dengan adanya identifikasi tingkat kecemasan
maka dampak yang akan ditimbulkan dari kecemasan tersebut
seperti penundaan atau pembatalan operasi yang telah
dijadwalkan sebelumnya tidak terjadi. Dampak lainnya yang
tidak diharapkan seperti bertambahnya hari perawatan yang
mengakibatkan meningkatnya biaya perawatan, serta
memperburuk kondisi pasien dapat diminimalisir.

3) Isu Yang diangkat


Penetapan isu yang berkualitas dari beberapa isu yang sudah
ditemukan melalui environmental scanning sebaiknya
menggunakan alat bantu atau alat bantu analisis. Dari tiga Isu
yang ada dipilih akan dipilih menjadi isu prioritas dengan
menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, dan Growth).
11

Metode USG merupakan salah satu cara menentukan urutan


prioritas masalah dengan menggunakan teknik scoring. Analisa
dilakukan dengan menetapkan rentang penilaian (1-5) pada tiap
poin.
Tabel. 1.1 Parameter USG
No Indikator Keterangan
1. Urgency Seberapa mendesak isu harus dibahas,
dianalisis dan ditindaklanjuti
2. Seriousness Seberapa serius suatu isu harus dibahas yang
dikaitkan dengan akibat yang ditumbulkan
3. Growth Seberapa besar memburuknya isu tersebut jika
tidak ditangani dengan segera

Tabel 1.2 Analisis Isu Berdasarkan Kriteria USG

No. Isu U S G Total Prioritas


1. Belum Optimalnya pelaksanaan
pengkajian ulang pasien dengan 5 4 4 13 2
resiko jatuh.
2. Belum optimalnya pemberian
edukasi hand hygiene kepada 4 4 3 11 3
pasien dan keluarga.
3. Belum optimalnya identifikasi tingkat
kecemasan pada pasien pre operasi 5 5 5 15 1
Keterangan:
5 : Sangat Besar
4 : Besar
3 : Sedang
2 : Kecil
1 : Sangat Kecil
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan alat bantu
USG diperoleh satu isu yang paling prioritas untuk diselesaikan. Isu
tersebut adalah “Belum Optimalnya Identifikasi Tingkat
12

Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Di Ruang Rawat Inap


Tribrata”. Oleh karena itu, dalam rancangan aktualisasi ini
Penetapan prioritas isu tersebut diperoleh dari tingginya nilai urgency,
seriousness, dan growth. Dampak yang akan ditimbulkan jika isu ini
tidak diselesaikan antara lain bertambahnya lama hari perawatan
(LOS), meningkatnya biaya perawatan, memperburuk kesehatan
pasien dan tidak kooperatifnya perilaku pasien. Solusinya adalah
dengan melaksanakan edukasi kepada pasien yang mengalami
kecemasan saat akan menjalani operasi.

B. TUGAS POKOK, FUNGSI DAN PERAN

1. Visi
Terwujudnya Rumah Sakit Bhayangkara Jambi yang profesional,
modern, dan terpercaya dalam memberikan pelayanan
kesehatan dan dukungan kedokteran kepolisian.
2. Misi
a. Pelayanan Kesehatan
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang paripurna
dengan mengutamakan keselamatan dan kenyamanan pada
pasien.
b. Kedokteran Kepolisian
Melaksanakan dukungan kedokteran kepolisian yang
profesional dalam rangka menunjang tugas pokok kepolisian.
c. Personil
Meningkatkan kemampuan, profesionalisme dan
kesejahteraanpersonel.
d. Sarana dan prasarana
Mengembangkan sarana dan prasarana Rumah Sakit yang
sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
13

3. Tugas Pokok, Fungsi dan Peran


a. Rumah Sakit
Rumah Sakit Bhayangkara bertugas menyelenggarakan
kegiatan pelayanan kedokteran kepolisian untuk mendukung
tugas operasional Polri dan pelayanan kesehatan kepolisian
bagi Pegawai Negeri pada Polri dan keluarganya serta
masyarakat umum secara prima.

Gambar 1.1 Gedunng Utama RS Bhayangkara Polda Jambi

Gambar 1.2 Gedung Lama RS Bhayangkara


14

Gambar 1.3 Gedung Rawat Jalan RS. Bhayangkara

Dalam melaksanakan Tugas Rumah Sakit Bhayangkara


menyelenggarakan fungsi:
1) Pembinaan pengawasan dan pengendalian kegiatan
secara internal pada bidang pengelolaan sumber daya dan
operasional pelayanan sesuai dengan standar pelayanan
Rumkit Bhayangkara.
2) Pembinaan perencanaan dan administrasi Rumkit
Bhayangkara meliputi bidang personel, materiil, logistik dan
keuangan.
3) Pembinaan fungsi pelayanan kesehatan yang meliputi
Sistem Informasi Manajemen (SIM), Rekam Medik (RM),
dan pendidikan pelatihan serta penelitian pengembangan.
4) Pelayanan medik dan keperawatan untuk mewujudkan
pelayanan prima dan paripurna.
5) Pelayanan kedokteran kepolisian yang meliputi kegiatan
Kedokteran Forensik, Disaster Victim Identification (DVI)
dan Kesehatan Kamtibmas.
6) Pelayanan penunjang medik dan penunjang umum untuk
mewujudkan pelayanan prima dan paripurna.
7) Penatausahaan dan urusan dalam kegiatan Rumkit
Bhayangkara.
15

Rs. Bhayangkara meiliki beberapa ruang rawat inap,


salah satuny adalah ruang rawat inap Tribrata. Ruang rawat
Inap Tribarata merupakan ruang rawat yang diperuntukan
khusus dewasa, namun dalam keadaan tertentu akan
memungkinkan diisi pasien anak jika ruangan lain dalam
keadaan penuh. Selain itu, jumlah SDM yang ada diruang
rawat inap Tribarata cukup memadai, ditandai dengan jumlah
perawat yang terdiri dari 15 orang yang meliputi tujuh orang
yang berlatar pendidikan ners, 7 orang berpendidikan D3, dan
seorang staf administrasi. Instansi Rawat Inap Tribrata terdiri
dari beberapa ruangan yaitu kelas satu, VIP, dan VVIP.
Tabel 1.3 Jumlah Ruang Perawatan Tribrata

No. Ruangan Jumlah


1. Kelas 1 16
2. VIP 5
3. VVIP 2

Gambar 1.4 Ruang Rawat Inap Tribrata Kelas Satu

Adapun RS Bhayangkara ini memiliki fasilitas


pelayanan yang cukup memadai, dengan terdapatnya
beberapa dokter spesialis khususnya spesialis bedah.
16

b. Perawat
1) Tugas Perawat
Perawat adalah seseorang yang diberi tugas, tanggung
jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat
yang berwenang untuk melaksanakan pelayanan
keperawatan. Adapun menurut Permenkes Republik
Indonesia No. 26 Tahun 2019 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-undang Nomor 38 Tahun 2014
tentang Keperawatan, dalam menyelenggarakan
Praktik Keperawatan dalam pasal 16, Perawat
bertugas sebagai:
a) Pemberi Asuhan Keperawatan.
b) Penyuluh dan konselor bagi Klien.
c) Pengelola Pelayanan Keperawatan.
d) Peneliti Keperawatan.
e) Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang.
f) Pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.
Dalam pelaksanaan tugasnya perawat dalam
melakukan asuhan keperawatan berwenang untuk,
melaksanakan pengkajian keperawatan yang holistik,
menetapkan diagnosa keperawatan, merencanakan
tindakan, melaksanakan implementasi keperawatan dan
mengevaluasi hasil tindakan keperawatan, melakukan
rujukan, melaksanakan tindakan pada keadaan gawat
darurat sesuai dengan kompetensi, melakukan kolaborasi
dengan dokter,melakukan penyuluhan atau konseling,
melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada
pasien sesuai dengan resep tenaga medis atau obat bebas
dan obat bebas terbatas.
Berdasarkan Permenpan RB Nomor 35 Tahun 2019,
jabatan funfsional perawat adalah jabatan yang
17

mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan


wewenang untuk melaksanakan kegiatan pelayanan
keperawatan sesuai peraturan perundang-undangan.
Uraian kegiatan tugas jabatan fungsional Perawat
kategori keahlian sesuai jenjang jabatan, diterapkan dalam
butir kegiatan sebagai berikut: Perawat Ahli Pertama,
Meliputi:
(1) melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada
individu;
(2) melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada
keluarga;
(3) melakukan pengkajian keperawatan dasar pada
masyarakat;
(4) memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan
dasar/lanjut;
(5) melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian
asuhan keperawatan;
(6) melaksanakan manajemen surveilans hais sebagai
upaya pengawasan risiko infeksi dalam upaya preventif
dalam pelayanan keperawatan;
(7) melakukan upaya peningkatan kepatuhan
kewaspadaan standar pada pasien/petugas/
pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi;
(8) melakukan investigasi dan deteksi dini kejadian luar
biasa yang berdampak pada pelayanan kesehatan;
(9) mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga
dengan penyakit menular;
(10) merumuskan diagnosis keperawatan pada individu;
(11) membuat prioritas diagnosis keperawatan dan masalah
keperawatan;
18

(12) menyusun rencana tindakan keperawatan pada


individu (merumuskan, menetapkan tindakan);
(13) menyusun rencana tindakan keperawatan pada
keluarga (merumuskan, menetapkan tindakan);
(14) melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat
darurat/bencana/ kritikal;
(15) melakukan tindakan terapi komplementer/ holistik;
(16) melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan
intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post
operasi;
(17) memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual
pada kondisi kehilangan/berduka/ menjelang ajal
dalam pelayanan keperawatan;
(18) melakukan tindakan keperawatan pemenuhan
kebutuhan nutrisi;
(19) melakukan tindakan keperawatan pemenuhan
kebutuhan eliminasi;
(20) melakukan tindakan keperawatan pemenuhan
kebutuhan mobilisasi;
(21) melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan istirahat
dan tidur;
(22) melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan
kebersihan diri;
(23) melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa
nyaman dan pengaturan suhu tubuh;
(24) melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu;
(25) memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada
individu;
(26) melaksanakan case finding/ deteksi dini/ penemuan
kasus baru pada individu;
19

(27) melakukan support kepatuhan terhadap intervensi


kesehatan pada individu;
(28) melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien;
(29) melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok;
(30) melakukan peningkatan/penguatan kemampuan
sukarelawan dalam meningkatkan masalah kesehatan
masyarakat;
(31) melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat;
(32) melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenisasi
kompleks;
(33) melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi
persepsi;
(34) melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi
sensorik;
(35) melakukan komunikasi dengan klien yang mengalami
hambatan komunikasi;
(36) melakukan intervensi keperawatan spesifik yang
kompleks pada area medikal bedah;
(37) melakukan intervensi keperawatan spesifik yang
kompleks di area anak;
(38) melakukan intervensi keperawatan spesifik yang
kompleks di area maternitas;
(39) melakukan intervensi keperawatan spesifik yang
kompleks di area komunitas
(40) melakukan intervensi keperawatan spesifik yang
kompleks di area jiwa;
(41) melakukan perawatan luka;
(42) melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien
selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik
sesuai kasus dan kondisi pasien;
20

(43) melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi


dengan dokter;
(44) melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu;
(45) melakukan penatalaksanaan manajemen gejala;
(46) melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada
individu;
(47) melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan
pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat
primer;
(48) melakukan pendokumentasian tindakan
keperawatan;
(49) melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan
antar shift/unit/fasilitas kesehatan;
(50) melakukan pemberian penugasan perawat dalam
rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat; dan
(51) melakukan preseptorship dan mentorship;

4) Fungsi Profesi Perawat


Menurut kozier (1991) dalam menjalankan perannya,
perawatakan melaksanakan berbagai fungsi diantaranya:
a) Fungsi independent
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada
orang lain, dimana perawat dalam melaksanakan
tugasnyadilakukan secara sendiri dengan keputusan
sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka
memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti
pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan
kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan
dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi,
pemenuhan kebutuhan aktifitas dan lain-lain),
pemenuhan kebutuhan keamanan dan kenyamanan,
21

pemenuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan


harga diri dan aktualisasi diri.
b) Fungsi Dependen.
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan
kegiatan atas pesan atau instruksi dari perawat lain.
Sehingga sebagian tindakan pelimpahan tugas yang
di berikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat
spesialis kepada perawat umum atau dari perawat
primer ke perawat pelaksana.
c) Fungsi independent
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang
bersifat saling ketergantungan di antara tim satu
dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi
apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja
sama tim dalam pemberian pelayanan seperti
dalam memberikan asuhan keperawatan pada
penderita yang mempunyai penyakit kompleks.
Keadaan initidak dapat diatasi dengan tim
perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun
yang lainnya.

5) Peran Profesi Perawat


Menurut Hidayat (2007), peran perawat merupakan
perilaku yang diinginkan orang lain kepada seseorang
sesuai dengan kedudukan di dalam sistem, di mana hal
tersebut dipengaruhi oleh keadaan sosial dari profesi
perawat atau di luar profesi keperawatan dan bersifat
konstan. Peran perawat telah dituangkan dalam
Konsorsium Ilmu Keperawatan tahun 1989 yang
menjabarkan adanya 7 peran penting bagi perawat, yaitu:
a) Pemberi Asuhan Keperawatan.
22

Perawat berperan untuk memberikan asuhan


keperawatan kepada pasien dengan memperhatikan
kebutuhan dasar manusia.
b) Sebagai Advokat
Pasien Peran perawat sebagai advokat membantu
pasien dan keluarga mendapatkan hak-haknya sebaik
mungkin atas pelayanan kesehatan seperti hak
mengetahui informasi penyakit, hak privasi dan lain
sebagainya.
c) Sebagai Edukator.
Pasien atau keluarga berhak mendapatkan
pengetahuan mengenai kesehatan, gejala dari
penyakit hingga tindakan yang dapat dilakukan guna
mengubah perilaku pasien hidup sehat.
d) Sebagai Koordinator.
Perawat harus bisa mengkoordinasikan pelayanan
kesehatan seperti mengarahkan dan merencanakan
secara tim untuk memberikan pelayanan kesehatan
terbaik kepada pasien.
e) Sebagai kolaborator.
Peran perawat sebagai kolaborator harus mempu
berkolaborasi dengan tim kesehatan seperti dokter,
ahli gizi, fisioterapi atau bahkan dengan sesama
perawat untuk menentukan tindakan terbaik saat
memberikan pelayanan kesehatan.
f) Sebagai Konsultan.
Peran ini sangat penting karena pasien dapat
mengetahui tindakan keperawatan terbaik apa yang
bisa ia terima dan mengetahui informasi mengenai
tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
23

4. Struktur Organisasi

Gambar 1.5 Struktur Organisasi Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Polda Jambi
24

C. TUJUAN AKTUALISASI
1. Tujuan Umum
Penulis mampu memecahkan masalah belum optimalnya
identifikasi tingkat kecemasan pada pasien pre operasi
diruangan rawat inap Tribrata yang dilandasi dengan nilai-nilai
dasar ASN BerAKHLAK.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pelaksanaan identifikasi tingkat kecemasan
pasien di ruang rawat inap Tribrata.
b. Mengaktualisasikan rancangan yang sudah ditetapkan untuk
memecahkan isu di ruang rawat inap Tribrata.
c. Menjelaskan keterkaitan antara rencana kegiatan pemecahan
isu dengan nilai-nilai dasar ASN dan kedudukan serta peran
ASN dalam NKRI yang meliputi manajemen ASN, Pelayanan
Publik, SMART ASN dan whole of governance.
d. Meningkatkan mutu pelayanan prima di ruang rawat inap
Tribarata.
e. Meningkatkan kualitas diri agar memberikan kontribusi di
Rumah Sakit Bhayangkara TK. II Polda Jambi.

D. MANFAAT AKTUALISASI
1. Manfaat bagi Penulis
a. Melatih diri untuk berpikir maju, kritis dalam menganalisa dan
menyelesaikan isu yang ada di lingkungan kerja.
b. Melakukan inovasi baru dalam pembuatan media edukasi
kesehatan. Perawat dapat memberikan pelayanan sebagai
edukator secara optimal.
c. Melatih penerapan nilai-nilai dasar ASN (Berorintasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Kolaboratif) dalam pelaksanaan tugas jabatan.
25

d. Implementasi nilai-nilai dasar dan peran ASN dalam setiap


kegiatan yang dilakukan dapat mengukur kinerja ASN agar
menjadi diri yang lebih baik dan menjadi pribadi yang
profesional dalam menjalankan tugas.
e. Mampu berkontribusi pada satuan kerja dengan menerapkan
ilmu keperawatan yang penulis lakukan
2. Manfaat bagi Organisasi
a. Diharapkan optimalisasi identifikasi tingkat kecemasan dan
intervensi keperawatan pada pasien pre operasi dapat
memberikan solusi meringkankan tingkat kecemasan pada
pasien maupun keluarga pasien.
b. Agar Rumah Sakit Bhayangkara TK. II Polda Jambi memiliki
sumber daya manusia yang profesional dalam menjalankan
tugas sehingga dapat terwujudnya visi misi.
c. Dapat meningkatkan profesionalisme dan kinerja tenaga
perawat di Rumah Sakit Bhayangkara TK. II Polda Jambi.

E. RUANG LINGKUP
Rancangan ini membahas tentang rencana aktualisasi penulis
sebagai perawat. Ruang lingkup pelaksanaan aktualisasi dan
habituasi ini dibatasi di tempat penulis ditugaskan yaitu di Rumah
Sakit Bhayangkara TK. II Polda Jambi ruang rawat inap Tribrata
selama 30 hari. Fokus kegiatan pada aktualisasi ini adalah dengan
mengangkat isu “ Optimalisasi identifikasi tingkat kecemasan pasien
pre operasi di ruang rawat inap Tribrata RS. Bhayangkara Tingkat II
POlda Jambi” yang ditunjang dengan beberapa kegiatan dengan
pengimplementasian nilai-nilai dasar ASN berAkhlak.
26

II. RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI HABITUASI


A. Gambaran Umum Kegiatan Aktualisasi
Rancangan kegiatan yang akan dilakukan dalam
pengoptimalisasian identifikasi tingkat kecemasan pasien pre
operasi diantaranya:
Unit Kerja : Ruangan Rawat Inap Tribrata RS.
Bhayangkara TK. II Polda Jambi
Isu yang diangkat : Optimalisasi identifikasi tingkat kecemasan
pada pasien pre operasi di ruang rawat inap
Tribarata RS. Bhayangkara TK. II Polda
Jambi
Gagasan pemecahan isu dituangkan dengan melaksanakan
kegiatan sesuai dengan tabel sebagai berikut;
1. Membuat media pengkajian identifikasi tingkat kecemasan
pada pasien pre operasi
2. Melakukan pengkajian tingkat kecemasan pasien pre operasi di
ruang rawat inap Tribrata
3. Membuat media edukasi intervensi mengatasi kecemasan
pasien pre operasi
4. Melakukan edukasi mengatasi kecemasan pada pasien pre
operasi
5. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan identifikasi kecemasan
dan edukasi mengatasi kecemasan pada pasien pre operasi

B. Kegiatan Rencana Aktualisasi


Kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mengaktualisaikan nilai-nilai
dasar kegiatan di atas, dilakukan pada tahapan-tahapan kegiatan
sebagai berikut:
27

1. Kegiatan Aktualisasi 1
Membuat form pengkajian identifikasi tingkat kecemasan pada
pasien pre operasi.

a. Tahapan Kegiatan
1) Menyiapkan alat dan literature untuk membuat draft form
identifikasi tingkat kecemasan pasien pre operasi
2) Melakukan konsultasi dengan Mentor/kepala ruangan
mengenai form identifikasi tingkat kecemasan pada
pasien pre operasi
3) Mencetak draft form identifikasi yang sudah disetujui

b. Hasil yang ingin dicapai


1) Tersedianya alat dan literature untuk membuat draft form
identifikasi tingkat kecemasan pasien pre operasi
2) Mentor/ kepala ruangan mengetahui, mendukung,
menyetujui dan memberikan arahan terkait pembuatan
form identifikasi tingkat kecemasan pasien pre operasi
3) Pencetakan draft form identifikasi tingkat kecemasan
pasien pre operasi

c. Nilai-nilai dasar ASN (BERAKHLAK)


1) Berorientasi Pelayanan
Pada saat membuat form pengkajian identifikasi tingkat
kecemasan pada pasien pre operasi, saya akan
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar yang telah dipelajari
pada agenda II berorientasi pelayanan dengan
memahami kebutuhan masyarakat

2) Akuntabel
Pada saat membuat form pengkajian identifikasi tingkat
kecemasan pada pasien pre operasi, saya akan
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar yang telah dipelajari
28

pada agenda II dengan memperhatikan aspek jujur,


ketelitian, bertanggung jawab, cermat, disiplin, dan
berintegritas tinggi.
3) Kompeten
Pada saat membuat form pengkajian identifikasi tingkat
kecemasan pada pasien pre operasi, saya akan
mengaktualisasikan nilai- nilai dasar yang telah dipelajari
pada agenda II tentang kompeten dengan meperhatikan
aspek membantu orang lain belajar dan melaksakan tugas
dengan kualitas terbaik.
4) Harmonis
Pada saat membuat form pengkajian identifikasi tingkat
kecemasan pada pasien pre operasi, saya akan
mengaktualisasikan nilai- nilai dasar yang telah dipelajari
pada agenda II tentang harmonis dengan memperhatikan
aspek menghargai setiap orang apapun latar belakangnya,
suka menolong orang lain dan membangun lingkungan
kerja yang kondusif.
5) Loyal
Pada saat membuat form pengkajian identifikasi tingkat
kecemasan pada pasien pre operasi, saya akan
mengaktualisasikan nilai- nilai dasar yang telah dipelajari
pada agenda II tentang Loyal dengan memperhatikan
aspek memegang teguh ideologi Pancasila, UUD 1945
dituangkan melalui telaahan staf yang ditulis dengan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
(baku) sebagai aktualisasi dari mata pelatihan loyal.
6) Adaptif
Pada saat membuat form pengkajian identifikasi tingkat
kecemasan pada pasien pre operasi, saya akan
mengaktualisasikan nilai- nilai dasar yang telah dipelajari
29

pada agenda II tentang adaptif dengan memperhatikan


aspek terus berinovasi dan mengembangkan kratifitas.
7) Kolaboratif
Pada saat membuat form pengkajian identifikasi tingkat
kecemasan pada pasien pre operasi, saya akan
mengaktualisasikan nilai- nilai dasar yang telah dipelajari
pada agenda II tentang kolaboratif dengan memperhatikan
aspek menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya
untuk tujuan yang sama. oleh karena itu saya akan
berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait sebagai
aktualisasi dasar pada mata pelatihan Kolaboratif sehingga
kegiatan dapat dilakukan secara optimal.

d. Kedudukan dan peran ASN (Manajemen ASN dan Smart


ASN)
1) Manajemen ASN
Saya akan membuat form pengkajian identifikasi tingkat
kecemasan pada pasien pre operasi sesuai dengan
kewajiban dalam melaksanakan tugas dengan penuh
pengabdian sebagai pegawai ASN.
2) Smart ASN
Saya akan membuat form pengkajian identifikasi tingkat
kecemasan pada pasien pre operasi sesuai Smart ASN
sebagai digital talent dan digital leader dimana ASN
memiliki profil nasionalisme, integritas, wawasan global,
hospitality (cara melayani orang), penguasan teknologi
informasi dan bahasa asing.

e. Kontribusi Terhadap Visi Dan Misi Organisasi


Saya akan membuat form pengkajian identifikasi tingkat
kecemasan pada pasien pre operasi di ruang rawat inap
Tribrata, maka kualitas pelaksanaan kerja akan teridentifikasi
30

dengan baik sehingga mendukung pencapaian Visi & Misi


Rumah Sakit Bhayangkara TK. II Polda Jambi untuk menjadi
lembaga / instansi yang professional dalam menjalankan
kewajiabn perawat yang profesional dalam menjalankan
asuhan keperawatan.

f. Penguatan Terhadap Nilai-Nilai Organisasi


Saya akan membuat form pengkajian identifikasi tingkat
kecemasan pada pasien pre operasi terkait dengan
memberikan asuhan keperawatan bertujuan sebagai langkah
awal untuk memahami kebijakan pemberi asuhan
keperawatan yang selama ini dianggap kurang responsif
terhadap kebutuhan seluruh pemangku kepentingan sehingga
menjadi jelas dan terukur akan menguatkan nilai-nilai di
Rumah Sakit Bhayangkara TK. II Polda Jambi yaitu melayani
sepenuh hati.

2. Kegiatan Aktualisasi 2
Melakukan pengkajian tingkat kecemasan pada pasien pre
operasi di ruang rawat inap Tribrata.

a. Tahapan Kegiatan
1) Melakukan timbang terima/operan pasien
2) Mencatat hal-hal penting mengenai keadaan pasien
3) Melakukan pengkajian identifikasi tingkat kecemasan
pada pasien pre operasi.

b. Hasil yang ingin dicapai


1) Diketahuinya keadaan pasien
2) Perencanaan yang akan dilakukan pada asuhan
keperawatan selanjutnya dapat dilaksanakan.
3) Identifikasi tingkat kecemasan pasien dapat terkaji.
31

c. Nilai-nilai dasar ASN (BerAKHLAK)


1) Berorientasi Pelayanan
Pada saat melakukan pengkajian tingkat kecemasan
pada pasien pre operasi di ruang rawat inap Tribrata
yang tepat dapat membantu dalam proses
peningkatan pengetahuan pada pasien serta
meningkatkan mutu pelayanan. saya akan
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar yang telah
dipelajari pada agenda II berorientasi pelayanan
dengan memahami kebutuhan masyarakat.
2) Akuntabel
Pada saat melakukan pengkajian tingkat kecemasan
pada pasien pre operasi di ruang rawat inap Tribrata,
saya akan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar yang
telah dipelajari pada agenda II dengan
memperhatikan aspek jujur, ketelitian, bertanggung
jawab, cermat, disiplin, dan berintegritas tinggi.
3) Kompeten
Pada saat melakukan pengkajian tingkat kecemasan
pada pasien pre operasi di ruang rawat inap Tribrata,
saya akan mengaktualisasikan nilai- nilai dasar yang
telah dipelajari pada agenda II tentang kompeten
dengan meperhatikan aspek membantu orang lain
belajar dan melaksakan tugas dengan kualitas
terbaik.
4) Harmonis
Pada saat melakukan pengkajian tingkat kecemasan
pada pasien pre operasi di ruang rawat inap Tribrata,
saya akan mengaktualisasikan nilai- nilai dasar yang
telah dipelajari pada agenda II tentang harmonis
dengan memperhatikan aspek menghargai setiap
32

orang apapun latar belakangnya, suka menolong


orang lain dan membangun lingkungan kerja yang
kondusif.
5) Loyal
Pada saat melakukan pengkajian tingkat kecemasan
pada pasien pre operasi di ruang rawat inap Tribrata,
saya akan mengaktualisasikan nilai- nilai dasar yang
telah dipelajari pada agenda II tentang Loyal dengan
memperhatikan aspek memegang teguh ideologi
Pancasila, UUD 1945 dituangkan melalui telaahan
staf yang ditulis dengan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar (baku) sebagai
aktualisasi dari mata pelatihan Loyal.
6) Adaptif
Pada saat melakukan pengkajian tingkat kecemasan
pada pasien pre operasi di ruang rawat inap Tribrata,
saya akan mengaktualisasikan nilai- nilai dasar yang
telah dipelajari pada agenda II tentang adaptif dengan
memperhatikan aspek terus berinovasi dan
mengembangkan kratifitas.
7) Kolaboratif
Pada saat melakukan pengkajian tingkat kecemasan
pada pasien pre operasi di ruang rawat inap Tribrata,
saya akan mengaktualisasikan nilai- nilai dasar yang
telah dipelajari pada agenda II tentang kolaboratif
dengan memperhatikan aspek menggerakkan
pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan yang
sama. Kolaboratif sehingga kegiatan dapat dilakukan
secara optimal.
33

d. Kedudukan dan peran ASN (Manajemen ASN dan Smart


ASN)
1) Manajemen ASN
Saya akan melakukan pengkajian tingkat kecemasan
pada pasien pre operasi di ruang rawat inap Tribrata
sesuai dengan kewajiban dalam melaksanakan tugas
dengan penuh pengabdian sebagai pegawai ASN.
2) Smart ASN
Saya akan konsultasi dengan mentor/pimpinan terkait
rancangan yang akan dilakukan sesuai Smart ASN
sebagai digital talent dan digital leader dimana ASN
memiliki profil nasionalisme, integritas, wawasan
global, hospitality (cara melayani orang), penguasan
teknologi informasi dan bahasa asing.

e. Kontribusi Terhadap Visi Dan Misi Organisasi


Dengan melakukan konsultasi dengan mentor/pimpinan
terkait rancangan yang akan dilakukan di RS Bhyangkara
Polda Jambi di ruang rawat inap Tribrata maka kualitas
pelaksanaan kerja akan teridentifikasi dengan baik
sehingga mendukung pencapaian Visi & Misi Rumah
Sakit Bhayangkara TK.II Polda Jambi untuk menjadi
lembaga / instansi yang professional dalam menjalankan
kewajiban perawat yang profesional dalam menjalankan
asuhan keperawatan.

f. Penguatan Terhadap Nilai-Nilai Organisasi


Melakukan konsultasi dengan mentor/pimpinan terkait
rancangan yang akan dilakukan bertujuan sebagai
langkah awal untuk memahami kebijakan pemberi asuhan
keperawatan yang selama ini dianggap kurang responsif
terhadap kebutuhan seluruh pemangku kepentingan
sehingga menjadi jelas dan terukur akan menguatkan
34

nilai-nilai di Rumah Sakit Bhayangkara TK.II Polda Jambi


yaitu melayani sepenuh hati.

3. Kegiatan Aktualisasi 3
Membuat media edukasi mengatasi kecemasan pada pasien pre
operasi

a. Tahapan Kegiatan
1) Mencari literature terkait intervensi keperawatan untuk
mengatasi kecemasan melalui fase-fase menurut teori
Hildegard E Pepleu
2) Membuat draft media edukasi dan buku saku sesuai
dengan literature
3) Melakukan konsultasi dengan Mentor/kepala ruangan
mengenai draft media edukasi buku saku intervensi
mengatasi kecemasan ke mentor
4) Mencetak draft media edukasi dan buku saku intervensi
yang sudah disetujui mentor

b. Hasil yang ingin dicapai


1) Diperoleh literature terkait intervensi keperawatan
melalui fase-fase menurut teori Hildegard E Pepleu
2) Selesainya media edukasi dan buku saku
3) Mentor/ kepala ruangan mengetahui, menyetujui,
mendukung dan memberikan arahan terkait pembuatan
media edukasi kecemasan pasien
4) Percetakan media edukasi dan buku saku tercapai

c. Nilai-nilai dasar ASN (BerAKHLAK)


1) Berorientasi Pelayanan
Pada saat membuat media edukasi mengatasi
kecemasan pada pasien pre operasi di ruang rawat inap
Tribrata yang tepat dapat membantu dalam proses
35

peningkatan pengetahuan pada pasien serta


meningkatkan mutu pelayanan. saya akan
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar yang telah dipelajari
pada agenda II berorientasi pelayanan dengan
memahami kebutuhan masyarakat.
2) Akuntabel
Pada saat membuat media edukasi mengatasi
kecemasan pada pasien pre operasi di ruang rawat inap
Tribrata, saya akan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
yang telah dipelajari pada agenda II dengan
memperhatikan aspek jujur, ketelitian, bertanggung
jawab, cermat, disiplin, dan berintegritas tinggi.
3) Kompeten
Pada saat membuat media edukasi mengatasi
kecemasan pada pasien pre operasi di ruang rawat inap
Tribrata, saya akan mengaktualisasikan nilai- nilai dasar
yang telah dipelajari pada agenda II tentang kompeten
dengan meperhatikan aspek membantu orang lain belajar
dan melaksakan tugas dengan kualitas terbaik.
4) Harmonis
Pada saat membuat media edukasi mengatasi
kecemasan pada pasien pre operasi di ruang rawat inap
Tribrata, saya akan mengaktualisasikan nilai- nilai dasar
yang telah dipelajari pada agenda II tentang harmonis
dengan memperhatikan aspek menghargai setiap orang
apapun latar belakangnya, suka menolong orang lain dan
membangun lingkungan kerja yang kondusif.
5) Loyal
Pada saat membuat media edukasi mengatasi
kecemasan pada pasien pre operasi di ruang rawat inap
Tribrata, saya akan mengaktualisasikan nilai- nilai dasar
36

yang telah dipelajari pada agenda II tentang Loyal dengan


memperhatikan aspek memegang teguh ideologi
Pancasila, UUD 1945 dituangkan melalui telaahan staf
yang ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar (baku) sebagai aktualisasi dari mata
pelatihan Loyal.
6) Adaptif
Pada saat membuat media edukasi mengatasi
kecemasan pada pasien pre operasi di ruang rawat inap
Tribrata, saya akan mengaktualisasikan nilai- nilai dasar
yang telah dipelajari pada agenda II tentang adaptif
dengan memperhatikan aspek terus berinovasi dan
mengembangkan kratifitas.
7) Kolaboratif
Pada saat membuat media edukasi mengatasi
kecemasan pada pasien pre operasi di ruang rawat inap
Tribrata, saya akan mengaktualisasikan nilai- nilai dasar
yang telah dipelajari pada agenda II tentang kolaboratif
dengan memperhatikan aspek menggerakkan
pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan yang
sama. Kolaboratif sehingga kegiatan dapat dilakukan
secara optimal.

d. Kedudukan dan peran ASN (Manajemen ASN dan Smart


ASN)
1) Manajemen ASN
Saya akan membuat media edukasi mengatasi
kecemasan pada pasien pre operasi di ruang rawat inap
Tribrata sesuai dengan kewajiban dalam melaksanakan
tugas dengan penuh pengabdian sebagai pegawai ASN.
37

2) Smart ASN
Saya akan membuat media edukasi mengatasi
kecemasan pada pasien pre operasi yang akan dilakukan
sesuai Smart ASN sebagai digital talent dan digital leader
dimana ASN memiliki profil nasionalisme, integritas,
wawasan global, hospitality (cara melayani orang),
penguasan teknologi informasi dan bahasa asing.

e. Kontribusi Terhadap Visi Dan Misi Organisasi


Dengan melakukan konsultasi dengan mentor/pimpinan
terkait rancangan yang akan dilakukan di RS Bhyangkara
Polda Jambi di ruang rawat inap Tribrata maka kualitas
pelaksanaan kerja akan teridentifikasi dengan baik sehingga
mendukung pencapaian Visi & Misi Rumah Sakit
Bhayangkara TK.II Polda Jambi untuk menjadi lembaga /
instansi yang professional dalam menjalankan kewajiban
perawat yang profesional dalam menjalankan asuhan
keperawatan.

f. Penguatan Terhadap Nilai-Nilai Organisasi


Melakukan konsultasi dengan mentor/pimpinan terkait
rancangan yang akan dilakukan bertujuan sebagai langkah
awal untuk memahami kebijakan pemberi asuhan
keperawatan yang selama ini dianggap kurang responsif
terhadap kebutuhan seluruh pemangku kepentingan
sehingga menjadi jelas dan terukur akan menguatkan nilai-
nilai di Rumah Sakit Bhayangkara TK. II Polda Jambi yaitu
melayani sepenuh hati.
38

4. Kegiatan Aktualisasi IV
Melakukan edukasi mengatasi kecemasan pada pasien pre
operasi

a. Tahapan Kegiatan
1) Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk observasi
tanda-tanda vital dan media edukasi
2) Memperkenalkan diri dengan jelas dan mempertahankan
5s kepada pasien dan keluarga pasien tanpa membedakan
ras, agama, status ekonomi dan sosial.
3) Menjelaskan terkait penatalaksanaan kecemasan pada
pasien pre operasi
4) Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital pasien
5) Melakukan identifikasi tingkat kecemasan pasien pre
operasi
6) Mendemostrasikan / edukasi intervensi keperawatan untuk
mengurangi kecemasan
7) Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
8) Mendokumentasikan dan menandatangani form edukasi
pasien di rekam medis

b. Hasil yang ingin dicapai


1) Alat-alat yang dibutuhkan untuk mengukur tanda-tanda
vital pasien tersedia dan dalam kondisi layak pakai dan
media intervensi sudah tersedia
2) Terciptanya rasa saling percaya antara perawat dan
pasien.
3) Pasien paham dengan penjelasan intervensi
4) Diperolehnya hasil tanda-tanda vital pasien
5) Diperolehnya hasil identifikasi tingkat kecemasan pasien
6) Edukasi intervensi mengatasi kecemasan terlaksana
7) Pasien bertanya dan memahami intervensi
39

8) Form edukasi pasien di rekam medis terisi

c. Nilai-nilai dasar ASN (BerAKHLAK)


1) Berorientasi Pelayanan
Pada saat melakukan intervensi edukasi mengatasi kecemasan
pada pasien pre operasi, saya akan mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar yang telah dipelajari pada agenda II berorientasi
pelayanan dengan memahami kebutuhan masyarakat.
2) Akuntabel
Pada saat melakukan intervensi edukasi mengatasi kecemasan
pada pasien pre operasi. saya akan,mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar yang telah dipelajari pada agenda II dengan
memperhatikan aspek jujur, ketelitian, bertanggung jawab,
cermat, disiplin, dan berintegritas tinggi.
3) Kompeten
Pada saat melakukan intervensi edukasi mengatasi kecemasan
pada pasien pre operasi, saya akan mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar yang telah dipelajari pada agenda II tentang
kompeten dengan meperhatikan aspek membantu orang lain
belajar dan melaksakan tugas dengan kualitas terbaik
4) Harmonis
Pada saat melakukan intervensi edukasi mengatasi kecemasan
pada pasien pre operasi, saya akan mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar yang telah dipelajari pada agenda II tentang
harmonis dengan memperhatikan aspek menghargai setiap
orang apapun latar belakangnya, suka menolong orang lain
dan membangun lingkungan kerja yang kondusif.
5) Loyal
Pada saat melakukan intervensi edukasi mengatasi kecemasan
pada pasien pre operasi, saya akan mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar yang telah dipelajari pada agenda II tentang Loyal
40

dengan memperhatikan aspek memegang teguh ideologi


Pancasila, UUD 1945 dituangkan melalui telaahan staf yang
ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar (baku) sebagai aktualisasi dari mata pelatihan
loyal.
6) Adaptif
Pada saat melakukan intervensi edukasi mengatasi kecemasan
pada pasien pre operasi, saya akan mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar yang telah dipelajari pada agenda II tentang
adaptif dengan memperhatikan aspek terus berinovasi dan
mengembangkan kratifitas.
7) Kolaboratif
Pada saat melakukan intervensi edukasi mengatasi
kecemasan pada pasien pre operasi, saya akan
mengaktualisasikan nilai- nilai dasar yang telah dipelajari
pada agenda II tentang kolaboratif dengan memperhatikan
aspek menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya
untuk tujuan yang sama. oleh karena itu saya akan
berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait sebagai aktualisasi
dasar pada mata pelatihan Kolaboratif sehingga kegiatan
dapat dilakukan secara optimal.

d. Kedudukan dan peran ASN (Manajemen ASN dan Smart ASN)


1) Manajemen ASN
Saya akan melakukan intervensi edukasi mengatasi
kecemasan pada pasien pre operasi sesuai dengan kewajiban
dalam melaksanakan tugas dengan penuh pengabdian
sebagai pegawai ASN.
2) Smart ASN
Saya melakukan intervensi edukasi mengatasi kecemasan
pada pasien pre operasi sesuai Smart ASN sebagai digital
talent dan digital leader dimana ASN memiliki profil
41

nasionalisme, integritas, wawasan global, hospitality (cara


melayani orang), penguasan teknologi informasi dan bahasa
asing.

e. Kontribusi Terhadap Visi Dan Misi Organisasi


Dengan melakukan intervensi edukasi mengatasi kecemasan
pada pasien pre operasi. maka kualitas pelaksanaan kerja akan
teridentifikasi dengan baik sehingga mendukung pencapaian Visi
& Misi Rumah Sakit Bhayangkara TK. II Polda Jambi untuk
menjadi lembaga / instansi yang professional dalam menjalankan
kewajiabn perawat yang professional.

f. Penguatan Terhadap Nilai-Nilai Organisasi


Melakukan intervensi edukasi mengatasi kecemasan pada pasien
pre operasi, untuk responsif terhadap kebutuhan seluruh
pemangku kepentingan sehingga menjadi jelas dan terukur akan
menguatkan nilai-nilai di Rumah Sakit Bhayangkara TK. II Polda
Jambi yaitu melayani sepenuh hati

5. Kegiatan Aktualisasi V
Evaluasi ketercapaian intervensi keperawatan yang dilakukan
kepada pasien pre operasi

a. Tahapan Kegiatan
Melakukan Evaluasi ketercapaian intervensi keperawatan yang
dilakukan kepada pasien pre operasi.
1) Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan identifikasi
tingkat kecemasan dan intervensi mengatasi kecemasan
pada pasien pre operasi
2) Konsultasi kepada mentor/kepala ruangan tentang hasil
evaluasi pelaksanaan identifikasi tingkat kecemasan dan
dan intervensi mengatasi kecemasan pasien pre operasi
dan meminta saran serta masukan kepada pimpinan
42

sebagai wujud dari peningkatan

b. Hasil yang ingin dicapai


1) Ditandatanganinnya lembar edukasi pasien di status rekam
medis oleh pasien atau keluarga pasien
2) Mentor mengetahui hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan
dan terdokumentasikannya intervensi mengatasi
kecemasan pada formulir catatan perkembangan pasien
terintegrasi di status rekam medis pasien.

c. Nilai-nilai dasar ASN (BERAKHLAK)


1) Berorientasi Pelayanan
Pada saat mengevaluasi ketercapaian intervensi
keperawatan yang dilakukan kepada pasien pre operasi,
saya akan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar yang telah
dipelajari pada agenda II berorientasi pelayanan dengan
memahami kebutuhan masyarakat.
2) Akuntabel
Pada saat mengevaluasi ketercapaian intervensi
keperawatan yang dilakukan kepada pasien pre operasi,
saya akan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar yang telah
dipelajari pada agenda II dengan memperhatikan aspek
jujur, ketelitian, bertanggung jawab, cermat, disiplin, dan
berintegritas tinggi.

3) Kompeten
Pada saat mengevaluasi ketercapaian intervensi
keperawatan yang dilakukan kepada pasien pre operasi,
saya akan mengaktualisasikan nilai- nilai dasar yang telah
dipelajari pada agenda II tentang kompeten dengan
meperhatikan aspek membantu orang lain belajar dan
melaksakan tugas dengan kualitas terbaik
43

4) Harmonis
Pada saat mengevaluasi ketercapaian intervensi
keperawatan yang dilakukan kepada pasien pre operasi,
saya akan mengaktualisasikan nilai- nilai dasar yang telah
dipelajari pada agenda II tentang harmonis dengan
memperhatikan aspek menghargai setiap orang apapun
latar belakangnya, suka menolong orang lain dan
membangun lingkungan kerja yang kondusif.
5) Loyal
Pada saat mengevaluasi ketercapaian intervensi
keperawatan yang dilakukan kepada pasien pre operasi,
saya akan mengaktualisasikan nilai- nilai dasar yang telah
dipelajari pada agenda II tentang Loyal dengan
memperhatikan aspek memegang teguh ideologi
Pancasila, UUD 1945 dituangkan melalui telaahan staf
yang ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar (baku) sebagai aktualisasi dari mata
pelatihan loyal.
6) Adaptif
Pada saat mengevaluasi ketercapaian intervensi
keperawatan yang dilakukan kepada pasien pre operasi,
saya akan mengaktualisasikan nilai- nilai dasar yang telah
dipelajari pada agenda II tentang adaptif dengan
memperhatikan aspek terus berinovasi dan
mengembangkan kratifitas..
7) Kolaboratif
Pada saat mengevaluasi ketercapaian intervensi
keperawatan yang dilakukan kepada pasien pre operasi ,
saya akan mengaktualisasikan nilai- nilai dasar yang telah
dipelajari pada agenda II tentang Loyal dengan
memperhatikan aspek memegang teguh ideologi
44

Pancasila, UUD 1945 dituangkan melalui telaahan staf


yang ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar (baku) sebagai aktualisasi dari mata
pelatihan Loyal..
8) Kolaboratif
Pada saat mengevaluasi ketercapaian intervensi
keperawatan yang dilakukan kepada pasien pre operasi,
saya akan mengaktualisasikan nilai- nilai dasar yang telah
dipelajari pada agenda II tentang kolaboratif dengan
memperhatikan aspek menggerakkan pemanfaatan
berbagai sumberdaya untuk tujuan yang sama. sehingga
kegiatan dapat dilakukan secara optimal.

d. Kedudukan dan peran ASN (Manajemen ASN dan Smart


ASN)
1) Manajemen ASN
Saya akan mengevaluasi ketercapaian intervensi
keperawatan yang dilakukan kepada pasien pre operasi
sesuai dengan kewajiban dalam melaksanakan tugas
dengan penuh pengabdian sebagai pegawai ASN.
2) Smart ASN
Saya akan mengevaluasi ketercapaian intervensi
keperawatan yang dilakukan kepada pasien pre operasi
sesuai Smart ASN sebagai digital talent dan digital leader
dimana ASN memiliki profil nasionalisme, integritas,
wawasan global, hospitality (cara melayani orang),
penguasan teknologi informasi dan bahasa asing.

e. Kontribusi Terhadap Visi Dan Misi Organisasi


Dengan mengevaluasi ketercapaian pelaksanaan intervensi
keperawatan yang dilakukan kepada pasien pre operasi di RS
Bhyangkara Polda Jambi di rawat inap Tribrata maka kualitas
45

pelaksanaan kerja akan teridentifikasi dengan baik sehingga


mendukung pencapaian Visi & Misi Rumah Sakit
Bhayangkara TK.II Polda Jambi untuk menjadi lembaga/
instansi yang professional dalam menjalankan kewajiban
perawat yang profesional dalam menjalankan upaya
peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada
pasien/petugas/ pengunjung sebagai upaya dalam
memberikan pelayanan prima.

f. Penguatan Terhadap Nilai-Nilai Organisasi


Pada saat mengevaluasi ketercapaian intervensi
keperawatan yang dilakukan kepada pasien. Untuk responsif
terhadap kebutuhan seluruh pemangku kepentingan sehingga
menjadi jelas dan terukur akan menguatkan nilai-nilai di
Rumah Sakit Bhayangkara TK.II Polda Jambi yaitu melayani
sepenuh hati.
46

C. JADWAL PELAKSAAN RANCANGAN AKTUALISASI

Tabel 2.1 Jadwal Kegiatan Aktualisasi

Juli 2022 Agustus 2022


No Kegiatan
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 Membuat media pengkajian


identifikasi tingkat kecemasan pada
pasien pre operasi
2 Melakukan pengkajian tingkat
kecemasan pasien pre operasi di
ruang rawat inap Tribrata
3 Membuat media edukasi intervensi
mengatasi kecemasan pasien pre
operasi
4 Melakukan edukasi mengatasi
kecemasan pada pasien pre
operasi

5. Mengevaluasi pelaksanaan
kegiatan identifikasi kecemasan
dan edukasi mengatasi kecemasan
pada pasien pre operasi

Keterangan : :Libur : Kegiatan Aktualisasi


47

III. PENUTUP

Demikian Rancangan Aktualisasi Habituasi ini dibuat oleh penulis dengan tujuan
untuk memenuhi tugas AGENDA 4 pada Diklat Latihan Dasar CPNS Kepolisian RI pada
Satker RS. Bhayangkara Tingkat II Mayang Mangurai Polda Jambi dengan mengangkat
isu tentang “Oprimalisasi identifikasi tingkat kecemasan pasien pre operasi di ruang rawat
inap Tribrata RS.Bhayangkara Polda Jambi”.
Rancangan aktualisasi habituasi ini diharapkan dapat menginternalisasikan nilai-nilai
dasar ASN BerAKHLAK yaitu berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis,
loyal, adaptif dan kolaboratif serta dapat menerapkan konsep kedudukan dan peran ASN
sebagai pelayan publik dan menerapkan manajemen ASN serta Smart ASN dalam
kehidupan sehari-hari.

Jambi, 14 Juli 2022

Ns. Yunita Safitri, S.Kep.

Anda mungkin juga menyukai