Anda di halaman 1dari 9

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

Resensi Novel “Maddah” karya Risa Saraswati

Disusun untuk memenuhi tugas UTS pada mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu :

Welsi Damayanti, S.Pd., M.Pd.

Istiqomah Putri Lushinta, M.Pd.

Oleh :
SALSABILA ZAHRA SUPRATMAN
NIM 2108422

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN SENI RUPA DAN KERAJINAN
FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2021
IDENTITAS BUKU

Judul Buku : Maddah

Penulis : Risa
Saraswati

Editor : Maria
M. Lubis

Proof Reader : Iit


Sukmiati, Dewi Fita

Desain Buku : Herry


Sutresna

Penata Letak : Syam


Cipta

Ilustrasi & : Isa Panic Monsta


Desain Sampul
Penerbit : Rak Buku
Komplek Pearl Garden
Blok B No. 1
Cimanggis – Depok
www.rakbuku.net
kontakrakbuku@gmail.com
Distributor : Pusat Buku Priangan
Cetakan 1 – Jakarta , 2013
Vi + 246 hlm.; 14 x 21 cm.
ISBN 602-1755-936
PEMBUKAAN

A. Biografi Penulis
Risa Saraswati lahir di Kota Bandung, 24
Februari 1985. Lahir di tengah keluarga yang
mempelajari seni budaya Sunda, membuatnya
lantas ikut terjun ke dunia seni. Menghabiskan
masa sekolah di Kota Bandung sejak kecil, menamatkan kuliah di bidang
teknik sipil, dan bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Memulai karir serius bermusik dengan menjadi vokalis band, beberapa
kali keluar masuk grup band hingga pada akhirnya menjadi vokalis band
bernama “Sarasvati” dia menciptakan sebuah lagu bertajuk “Story of Peter”
yang membawa sosok Peter menjadi pusat pehatian banyak orang.
Setelah melakoni peran sebagai seorang penyanyi Risa Saraswati juga
mulai menulis beberapa judul buku yang diambil dari pengalaman
pribadinya. Judul-judul bukunya antara lain; Danur (2011), Maddah
(2012), Sunyaruri (2013), Ananta Prahadi, r.i.s.a.r.a (2014), Gerbang
Dialog Danur, Catatan Hitam, Rasuk (2015), Peter, Hendrick (2016),
Wiliiam, Hans, Janshen (2017), Asih, Silam, Samantha, Ivanna Van Dijk,
Senjakala (2018), Tenung, Marianne (2019), Jurnal Risa : Teror Liburan
Sekolah, Jurnal Risa : Mamat Ujang (2020).
Bahkan buku tersebut juga banyak yang diadaptasi menjadi judul film
dan drama; Danur: I Can See Ghost (2017), Danur 2 : Maddah (2018),
Asih (2018), Rasuk (2018), Silam (2018), Ananta(2018), Danur :
Sunyaruri (2019), Rasuk 2 (2020).
Kini Risa akhirnya terjun ke dunia Youtube dan membuat banyak
konten-konten misteri yang diunggah lewat channel bernama Jurnalisa
yang kini sudah memiliki lebih dari 4,54 juta subscriber.
B. Pembuka Resensi
Buku kedua lanjutan trilogy karya Risa Saraswati ini kembali
mengangkat cerita pengalamannya dengan Peter cs, namun cerita yang
disajikan pada buku ini tidak banyak terfokus pada lima orang tokoh
utama seperti buku sebelumnya, buku ini justru banyak memperkenalkan
tokoh-tokoh baru dengan cerita yang beragam.
Seperti halnya buku-bukunya yang lain, Risa Saraswati seringkali
mengangkat tema horror, apalagi beliau sudah identik dan terkenal
dengan kemampuan spiritualnya.
Buku ini merupakan buku yang menarik, selain karena penggunaan
kata yang indah nan puitis, alur cerita yang halus, novel ini juga kaya
akan makna yang inspiratif, memotivasi dan nilai persahabatan yang
kental.
Buku ini diterbitkan oleh Rak Buku, penerbit ini pertama kali
menerbitkan buku pada Januari 2013. Dikelola oleh suami-istri Ardianto
Agung Santoso dan Dewi Fita Suryani, hingga saat ini cukup eksis
menerbitkan lebih dari belasan buku best seller.
ISI

A. Ulasan Singkat
Maddah merupakan novel kedua dari trilogy buku karya Risa Saraswati
yang menceritakan tentang kehidupannya bersama kelima sahabat
hantunya, Peter cs. Dalam buku ini turut diangkat cerita tentang banyak
sahabat baru mereka, antara lain tentang Marianne dan Norma.
Berbagai macam cerita tentang pengalaman teman-temannya dituliskan
di buku ini, dimana tiap cerita memiliki keunikan juga ciri tersendiri yang
memberi kesan berbeda-beda, tidak hanya berbagi kisah dan memori,
cerita-ceita dalam novel ini selalu berhasil membawa pembaca tenggelam
dalam segala elemen cerita yang ada.

B. Sinopsis
Takdir telah mempertemukan kami, seorang manusia dengan lima anak
kecil yang pernah menjadi manusia. Menjalin hubungan lebih dari sekedar
persahabatan. Darah kami berbeda, jasad kami berbeda, langkah kami tak
sama, namun sebuah benang telah mengikat hati kami menjadi tak
terpisahkan.
Aku merasa persahabatan aneh antara aku dengan mereka ini menjadi
kian rumit. Terlalu banyak perasaan yang terlibat di dalamnya.
Seharusnya, aku tak perlu mengurusi hal seperti ini, karena masih banyak
masalah realistis yang perlu kuselesaikan. Ingin rasanya berani bicara,
“Tempat kalian bukan di sini, pulanglah ke tempat yang seharusnya, di
mana pun itu.”
Tapi, aku tak tahu harus menjawab apa jika mereka bertanya, “Kami
harus pulang kemana?”

C. Keunggulan Novel
Keunggulan novel ini terdapat pada penggunaan kata-kata yang indah,
bahasa puitis yang lembut dan klasik. Permainan kata yang dituliskan
memiliki kekayaan Bahasa sekaligus makna yang mendalam.
Rangkaian cerita yang disajikan juga mengandung motivasi dan
inspirasi yang menyentuh, menarik, dan cerdas. Novel ini juga dilengkapi
dengan gambar ilustrasi yang semakin membawa pembaca masuk
kedalam tiap cerita yang disajikan.

D. Kelemahan Novel
Penggunaan kalimat yang terlalu panjang dan terbelit-belit merupakan
salah satu kelemahan novel ini, cukup banyak rangkaian kata yang terlalu
panjang dan sedikit membosankan.
Selain itu, beberapa tokoh utama dalam novel ini kurang tereksplor
dengan baik, diantaranya tokoh Hans dan Hendrick yang konflik dan kisah
intinya tertutupi dengan cerita sisipan yang lain.

E. Rumusan Kerangka Buku


Buku ini memiliki +246 halaman dan 13 bab yang menceritakan
tentang pengalaman spiritual sang penulis (Risa Saraswati) bersama
“mereka-mereka” yang menemaninya.
Bab 1 : Menyalakan Pijar Baru, menceritakan tentang kehidupan
sehari-hari Risa bersama sahabat-sahabat kecilnya yang selalu menemani
dia sedari dulu.
Bab 2 : Kisah Sepatu Hitam, menceritakan tentang sepesang kekasih
yang hendak menikah, Adam dan Biyan yang tidak percaya bahwa mereka
berdua sudah meninggal karena Amina, adik Adam masih banyak
berbincang dengan mereka, hingga mereka melihat jasad mereka sendiri di
kamar jenazah.
Bab 3 : Bulakan Cerita, Risa dan Wiliiam yang saling berbagi cerita
masa kecil mereka dan pertemuan awal mereka.
Bab 4 : Meruntih Berang, tentang Ivanna Van Dijk dan keluarganya
yang mencintai negeri jajahannya yang menyebabkan keluarga Ivanna
dianggap pengkhianat bangsa sendiri, hingga membawa kemtian pada
adiknya Dimas. Rasa balas dendam yang dimiliki oleh Ivanna banyak
mengambil alih dirinya.
Bab 5 : Berbagi Tangan, Risa dan kelima sahabat kecilnya, Wiliiam,
Peter, Hans, Hendrick, dan Janshen yang saling berbagi cerita mereka
melalui secarik kertas dan pena.
Bab 6 : Tarian Canting, buku diary tentang kehidupan seorang penari
cantik yang jatuh cinta pada lelaki yang salah, membuatnya melakukan
hal-hal sembrono, hingga akhirnya dia melahirkan seorang anak bernama
Buih.
Bab 7 : Belukar Kini Gersang, cerita Janshen yang merindukan
kebersamaan dengan kelima sahabatnya seperti saat Risa masih kecil.
Bab 8: Rinai Hujan Marianne, tentang ujung kehidupan Marianne
dan Papanya yang tak berhasil menjangkau Pelabuhan sebelum Nippon
dating dan merenggut kehidupan mereka.
Bab 9 : Telusuri Ceruk, Risa berusaha meyakinkan sosok Marianne
untuk berbagi semua cerita dan mimpinya.
Bab 10 : Cermin untuk Elizabeth, Risa yang meneritakan kisah Dira
dan Diga kepada Elizabeth yang seringkali tidak mau mengakui akan
banyaknya perbedaan dunia.
Bab 11 : Makhluk Istimewa, tentang kerinduan Ruth dengan
kekasihnya, Taka yang tidak kunjung bertemu meskipun jarak kematian
mereka yang berdekatan.
Bab 12 : Perisai Netherland, menceritakan detik-detik kematian
Norah oleh Nippon, bahkan hingga saat terakhir hidupnya, Norah masih
berusaha melindungi semua orang yang ada di gereja.
Bab 13 : Pintalan Benang Terakhir, Risa yang bertemu dengan sosok
Norma, gadis kecil yang akhir-akhir ini sering dibicarakan ole Hndrick
karena kecantikannya.
Bab 14 : Semesta Mendengar, pertemuan kecil Risa dan kelima
sahabatnya di kamar kecil miliknya, ditambah dua orang teman baru
mereka, Norma dan Marianne.
PENUTUP

Secara keseluruhan, novel ini cukup menarik untuk dibaca, alur cerita yang halus
dapat dengan mudah dicermati, keragaman latar cerita dan tokoh-tokoh baru
didalamnya juga membuat novel ini tidak membosankan.
Maddah sangat cocok untuk dibaca oleh kalangan remaja dan dewasa, tidak ada
peringatan batas umur untuk novel ini, namun penggunaan Bahasa yang lumayan
vulgar dan beberapa unsur kekerasan dalam beberapa bab nampaknya kurang cocok
untuk anak-anak.

Anda mungkin juga menyukai