Anda di halaman 1dari 57

PROPOSAL

ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA Nn. L USIA


18 TAHUN DENGAN DISMENOREA PRIMER
DI PMB SRI MARJIYATI S.ST. DESA TANJUNG HARAPAN
LAMPUNG TIMUR

Oleh:
AMELIA REGITA
NIM: 1815471042

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
PRODI KEBIDANAN METRO
TAHUN 2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................
HALAM JUDUL.............................................................................................
LEMBAR RINGKASAN...............................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................
BIODATA PENULIS.....................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN ……………………………………………….
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………
LEMBAR PERNYATAAN………………………………………………...
DAFTAR ISI…………………………………………………………………
DAFTAR TABEL………………………………………………………….
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………......
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….
DAFTAR SINGKATAN…………………………………………………. ..

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................
A. Latar Belakang .......................................................................
B. Rumusan Masalah ..................................................................
C. Tujuan penyusunan................................................................
1. Tujuan Khusus...................................................................
2. Tujuan khusus....................................................................
D. Ruang Lingkup........................................................................
E. Manfaat ...................................................................................
1. Manfaat teoritis…………………………………..
2. Manfaat praktis……………………………………

BAB II TINJAUAN TEORI.......................................................................


A. Kesehatan Reproduksi............................................................
B. Menstruasi ..............................................................................
1. Pengertian menstruasi .......................................................
2. Fisologi menstruasi............................................................
3. Faktor- faktor menstruasi...................................................
4. Siklus menstruasi...............................................................
5. Gangguan menstruasi.........................................................
6. Faktor-faktor dan resiko menstruasi .................................
C. Dismenorea..............................................................................
1. pengertian...........................................................................
2. klasifikasi dismenoria........................................................
3. Fatofisiologis......................................................................
4. Faktor –faktor dismenoria primer......................................
5. Derajat dismenoria.............................................................
6. Dampak dismenoria...........................................................
7. Penannganan …………………………………………….
8. Upaya pencegahan……………………………………….
BAB III PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN...............
A. Kunjungan awal....................................................................
1. Data Subyektif....................................................................
2. Data Obyektif.....................................................................
3. Assements .........................................................................
4. Planning ………………………………………………..
5. Implementasi……………………………………………

B. Catatan perkembangan 1.....................................................

1. Data Subyektif....................................................................
2. Data Obyektif.....................................................................
3. Assements .........................................................................
4. Planning ………………………………………………..
5. Implementasi……………………………………………

C. Catatan perkembangan 2.......................................................


1. Data Subyektif....................................................................
2. Data Obyektif.....................................................................
3. Assements .........................................................................
4. Planning ………………………………………………..
5. Implementasi……………………………………………

BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................

BAB V PENUTUP...................................................................................
A. Simpulan.................................................................................
B. Saran.......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
LAMPIRAN....................................................................................................
BAB l

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental

dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan alat fungsi serta proses reproduksi. yang pemikiran

kesehatan reproduksi bukannya kondisi yang bebas dari penyakit melainkan bagaimana

seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan sebelum dan sesudah

menikah (Kemenkes RI,2016).

Menstruasi adalah proses alamiah yang terjadi pada setiap perempuan. Mentsruasi merupakan

perdarahan yang teratur dari uterus sebagai tanda bahwa organ kandungannya telah berfungsi

dengan matang. Pada umunya remaja akan mengalami menarche pada usia 12 sampai dengan 16

tahun.). Periode ini akan mengubah prilaku dari beberapa aspek, misalnya psikologis dan lain

sebagainya. Pada wanita biasanya pertama kali mengalami menstruasi (menarche) pada usia 12-

16 tahun. Siklus menstruasi normal terjadi setiap 22-35 hari, dengan lamanya menstruasi selama

2-7 hari (Rosyida desta ayu cahya, 2020).

Desminorea merupakan suatu fenomena simptomatik meliputi nyeri abdomen, kram dan

sakit punggung. Gejala gastrointestinal seperti mual dan diare dapat terjadi sebagai gejala dari

menstruasi (rosyida desta ayu cahya,2020). dismenorea primer yaitu suatu kondisi yang

dihubungkan dengan siklus ovulasi dan mula timbul sejak menstruasi pertama kali dan akan

pulih sendiri berjalannya waktu, tepatnya setelah stabil hormon tubuh atau perubahan posisi

rahim setelah menikah dan melahirkan. nyeri haid itu normal tetapi bisa juga berlebihan jika

dipengaruhi oleh faktor psikis dan fisik, seperti stres, syok, penyempitan pembuluh darah,
penyakit yang menahun, kurang darah, dan kondisi tubuh yang menurun, gejala tersebut tidak

membahayakan kesehatan. (rosyida desta ayu cahya,2020).

Dismenore mempengaruhi 40% sampai 70% dari wanita usia reproduksi. Kebanyakan

penderita dismenorea adalah usia muda (sarni,2019). Beberapa penelitian telah menunjukan

bahwa remaja dengan dismenore mengalami penurunan pada prestasi akademis, sosial dan

kegiatan olahraga. Dismenore yang paling sering terjadi adalah dismenore primer lebih dari 50%

wanita mengalaminya dan 10-15% diantaranya mengalami nyeri yang hebat sampai menggangu

aktivitas dan kegiatan sehari-hari. Biasanya dismenore primer timbul pada masa remaja, yaitu

sekitar 2-3 tahun setelah haid pertama dan terjadi pada umur kurang dari 20 tahun.

Menurut data World Health Organization (WHO) dalam penelitian idaningsih ayu.dkk

(2019) didapatkan kejadian sebesar 1.769.425 jiwa (90%) remaja mengalami dismenore dengan

10- 15%. WHO dalam penelitian Sulistyorini (2017) angka kejadian dismenore cukup tinggi

diseluruh dunia. Rata-rata insidensi terjadinya dismenore pada wanita muda antara 16,8–81%,

rata-rata di negara - negara Eropa dismenore terjadi pada 45-97% wanita, dengan prevalensi

terendah di Bulgaria (8,8%) dan tertinggi mencapai 94% di negara Finlandia. Prevalensi

dismenore tertinggi sering ditemui pada remaja wanita yang diperkirakan antara 20-90%. Sekitar

15% remaja dilaporkan mengalami dismenore berat (Sulistyorinin, 2017). Angka kejadian

dismenore di Indonesia terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenorea sekunder

(idaningsih ayu.dkk, 2019). Menurut penelitian Rosmiyati (2018) angka kejadian dismenorea

dilampung cukup tinggi 54,9% .

Hasil data di puskesmas tanjung harapan terdapat salah satu anak dengan dismenorea

tersebut ditemukan di BPM Sri Marjiyati S.ST. berdasarkan penjelasan diatas ternyata

dismenorea dapat berdampak buruk pada kesehatan reproduksi wanita. Dampak yang
ditimbulkan dari gangguan menstruasi seperti dismenorea, dapat terjadi gangguan – gangguan

yang berhubungan dengan proses reproduksi wanita dan dapat berpengaruh pada wanita dalam

proses reproduksinya walaupun dismenorea tidak menimbulkan kematian tetapi siklusnya yang

datang tiap bulan menimbulkan terganggunya kualitas hidup dari seorang perempuan ,sehingga

sangat penting dilakukan asuhan agar wanita dapat menjalankan fungsi reproduksi secara

optimal.

Untuk mengatasi dismenore dapat dilakukan dengan metode farmakologi dan non

farmakologi. Terapi farmakologi yaitu terapi yang dapat membantu engurangi dismenorea

dengan mengkonsumsi obat anti peradang non streroid. Sedangkan terapi non farmokologi yaitu

terapi yang dapat membantu mengurangi dismenoria yang terdiri dari kompres panas ,masase,

distraksi, dan olahraga (senam dismenorea), aroma terapi dan masih banyak lagi. Solusi

penanganan masalah yang direncanakan menurut penelitian idaningsih.dkk,( 2019) adalah

melakukan penanganan secara ilmiah tanpa obat-obatan dalam mengatasi dismenorea primer

seperti melakukan senam yang 1,8% telah berhasil dalam penurunan intesitas nyeri dimenorea

pada wanita. Pada penelitian rahayu (2016) mengenai efektifitas senam dismenorea pada

penurunan dismenorea mahasiswi D III kebidanan karawang menyatakan bahwa terdapat

perubahan derajat nyeri dari 60 responden yang diteliti, 28.3% mengalami dismenorea berat ,

sebelum melakukan senam dismenorea , dan setelah melakukan senam dismenorea terdapat

penurunan menjadi 15% selan itu terdapat 1 responden yang mengalami dismenorea tingkat

ringan setalah melakukan senam dismenorea rasa nyeri tersebut menghilang (tidak lagi

mengalami dismenorea). Berdasarkan jumblah kasus yang selalu ada sehingga perlu penanganan

khusus untuk mengatasinya penulis terdorong untuk mengkaji permasalahan pada wanita yang
mengalami dismenorea untuk melakukan asuhan kebidanan dari yang didapatkan dan sebaga

laporan tugas akhir.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengambil perumusan masalah yaitu

“Apakah Asuhan kebidanan kesehatan reproduksi Nn. L di usia 18 tahun dengan disemnorea

promer”

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Memberikan Asuhan kebidanan kesehatan reproduksi Nn. L usia 18 tahun dengan

disemenorea primer dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.

2. Tujuan khusus

a. Mampu Melakukan pengkajian pada Nn. L dengan dismenorea primer

b. Mampu Mengidentifikasi diagnosa kebidanan sesuai dengan prioritas pada Nn. L

dengan kasus dismenorea primer.

c. Mampu Merencanakan asuhan kebidanan Nn. L dengan kasus dismenorea primer.

d. Mampu Melakukan evaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada Nn. L dengan

kasus dismenorea primer.

e. Mampu Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada Nn. L dengan

kasus dismenorea primer.

D. Ruang lingkup

1. Sasaran
Saran asuhan kebidanan adalah Nn. L usia 18 tahun dengan kasus dismenorea primer

2. Tempat

Lokasi yang dipilih untuk memberikan asuhan kebidanan ini adalah di PMB Sri Marjiyati

S.ST, Tanjung harapan kecamakatan Marga Tiga Kabupaten Lampung Timur.

3. Waktu

Waktu yang diperlukan mula dari penyusunan proposl asuhan kebidanan dalam plaksanaan

adalah tanggal 23 januari sampai dengan –

E. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat memberikan sumbangan positif dan gambaran bagi peneliti yang ada

hubungan nya dengan status sosial ekonomi dan lainya, yang dpat mempengaruhi kesehetan

repoduksi pada remaja dengan melakukan senam dismenorea pada remaja usia 18 tahun.

2. Manfaat praktis

Adapun manfaat praktis yang dapat diperoleh memberikan informasi kepada tenaga

kesehetan setempat mengenai kesehatan reproduksi remaja di wilayah Desa tanjung harapan

Kecamatan marga tiga Kabupaten Lampung Timur.


BAB ll

TINJAUAN TEORI

A. Kesehatan Reproduksi

Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fiisk, mental, dan sosial secara utuh

tidak semata – mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam suatu yang berkaitan dengan

system reproduksi, fungsi dan prosesnya (WHO). Kesejahteran reproduksi adalah keadaan

sempurna fisik, mental dan kesejahteraan social dan tidak semata – mata ketiadaan penyakit atau

kelemahan, dalam segala hal yang berkaitan dengan system reproduksi dan fungsi serta proses

(ICPD,1994).

Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat mental, fisik dan kesejahteraan sosial

secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan system dan fungsi serta proses

vreproduksidan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk

berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan material yang

layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, spiritual yang memiliki hubungan yang serasi,

selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan antara keluarga dengan masyrakat dan

lingkungan (BKKBN,1996). Kesehatan reproduksi adalah kemampuan seseorang untuk dapat

memanfaatkan alat reproduksi dengan mengukur kesuburannya dapat menjalani kehamilannya

dan persalinan serta aman mendapatkan bayi tanpa resiko apapun (Well health mother baby) dan

selanjutnya mengembalikan kesehatan dalam batas normal (IBG. Manuaba, 2010)

Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental

dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi serta proses reproduksi yang pemikiran
kesehatan reproduksi bukannya kondisi yang bebas dari penyakit melainkan bagaimana

seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan sebelum dan sesudah

menikah (Kemenkes RI,2016).

Kesehatan reproduksi adalah merupakan hal yang sangat penting baik bagi individu maupun

masyrakat karena berpengaruh dalam siklus kehidupan dan keberlangsungan kehidupan

manusia(Noviana nana, 2018: 1)

B. Menstruasi

1. Pengertian

Menstruasi adalah proses alamiah yang terjadi pada setiap perempuan. Mentsruasi

merupakan perdarahan yang teratur dari uterus sebagai tanda bahwa organ kandungannya telah

berfungsi dengan matang. Pada umunya remaja akan mengalami menarche pada usia 12 sampai

dengan 16 tahun.). Periode ini akan mengubah prilaku dari beberapa aspek, misalnya psikologis

dan lain sebagainya. Pada wanita biasanya pertama kali mengalami menstruasi (menarche) pada

usia 12-16 tahun. Siklus menstruasi normal terjadi setiap 22-35 hari, dengan lamanya menstruasi

selama 2-7 hari (Rosyida desta ayu cahya, 2020)

Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodic dan siklik dari uterus, disertai

pelepasan ( deskuamasi ) endometrium. Proses terjadinya menstruasi ini terjadi melalui empat

tahap yaitu fase menstruasi, fase ploriferasi, fase luteal/ sekresi, dan fases iskemik

2. Fisologi Menstruasi

a. Stadium menstruasi
Stadium ini berlangsung selama 3- 7 hari. Pada saat itu, endometrium (selaput rahim)

dilepaskan sehingga timbul perdarahan. Hormon – hormon ovarium berada pada

kadar paling rendah.

b. Stadium poliferasi.

Stadium ini berlangsung pada 7-9 hari. Dimulai sejak berhentinya darah menstruasi

sampai hari ke 14. Setelah menstruasi berakhir. Dimulailah fase poliferasi dimana

terjadi pertumbuhan dari desidua fungsional yang mempersiapkan rahim untuk

perlekatan janin. Dalam fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke -14

dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi ).

c. Stadium sekresi

Stadium sekresi berlangsung 11 hari. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya

ovulasi. Hormon progesterone dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan

endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin

ke rahim)

d. Stadium premenstruasi

Stadium yang berlangsung selama 3 hari. Ada infiltrasi sel – sel darah putih, bisa sel

bulat, stroma mengalami desintegrasi dengan hilangnya cairan dan secret sehingga

akan terjadi kolaps dari kelenjar dan arteri. Pada saat ini terjadi vasokontriksi,

kemudian pembuluh darah berelaksasi dan akhirnya pecah. (Rosyida desta ayu

cahya, 2020)

3. Faktor – faktor yang mempengaruhi menstruasi


a. Faktor hormon.

Hormon – hormon yang akan mempengaruhi terjadinya haid pada seorang wanita

yaitu follicle stimulating hormone (FSH) yang dikeluarkan oleh hifosis, estrogen

yang akan dihasilkan oleh ovarium, luteinizing Hormone (LH) yang dihasilkan oleh

hifosis, serta progesterone yang dihasilkan oleh ovarium.

b. Faktor enzim

Enzim hidrolik yang ada pada endometrium akan merusak sel yang berperan dalam

sintesis protein, yang menganggu metabolisme sehingga mengakibatkan regresi

endometrium dan perdarahan.

c. Faktor vascular

Saat fase proliferasi, terjadi pembentukan system vaskularisasi dalam lapisan

fungsional endometrium. Dalam pertumbuhan endometrium akan ikut tumbuh pula

arteri–arteri, vena–vena, dan hubungan diantara keduanya. Dengan regresi

endometrium, akan timbul statis dalam vena – vena serta saluran – saluran yang

menghubungkan dengan arteri, dan akhirnya terjadi nekrosis dan perdarahan dengan

pembentukan hematoma, baik dari arteri maupun vena

d. Faktor prostagaldin

Endometrium mengandung prostagaldin E2 dan F2. Dengan adanya desintegrasi

endometrium, prostagaldin terlepas dan menyebabkan kontraksi miometrium sebagai

suatu faktor untuk membatasi perdarahan pada haid.

Tanda tanda adanya masalah dalam menstruasi antara lan :

1) Apabila haid tidak pernah teratur sejak semula walau telat melewati tahun-tahun

belajar menarche (haid yang pertama)


2) Timbul nyeri hebat terutama jika baru timbul kemudian yang diperkirakan ada

gangguan pada organ reproduksi, terutama jika rasa nyeri itu semakin lama akan

semakin bertambah intensitasnya.

3) Jika darah mengalir sangat berlebihan sehingga membutuhkan pembalut lebih dari

12 dalam sehari.

4) Panjang hari haid lebih dari sembilan hari.

5) Muncul noktah darah antara dua siklus haid (spotting)

Warna darah kelihatan tidak seperti biasa, menjadi lebih kecoklatan atau merah darah

segar. (Rosyida desta ayu cahya, 2020)

4. Siklus menstruasi

Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodic setiap 28 hari (ada pula setiap 21 dan

30 hari ), yaitu pada hari 1-14 terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel primer yang di

rangsang oleh hirmon FSH. Pada saat tersebut, sel oosit primer akan membelah dan

menghasilkan ovum yang haploid. Saat folikel berkembang menjadi folikel de graaf yang

matang, folikel ini juga menghasilkan hormon estrogen yang merangsang keluarnya LH dari

hipofisis. Estrogen yang keluar berfungsi merangsang perbaikan dinding uterus, yaitu

endometrium yang habis terkelupas saat mensruasi. Selain itu ekstrogen menghambat

pembentukan FSH dan memerintahkan hipofisis menghasilkan LH yang berfungsi merangsang

folike de graaf yang matang untuk mengadakan ovulasi yang terjadi pada hari ke -14. Waktu

disekitar terjadinya ovulasi disebut fase esterus. (rosyida desta ayu cahya,2020)

Selain itu, LH merangsang folikel yang telah kosong untuk berubah menjadi bahan kuning

(corpus luteum). Badan kuning menghasilkan hormon progesterone yang berfungsi mempertebal
lapisan endometrium yang kaya dengan pembuluh darah untuk mempersiapkan datangnya

embrio. Periode ini disebut fase luteal. Selain itu, progesterone juga berfungsi menghambat

pembentukan FSH dan LH, akibatnya korpus luteum mengecil dan menghilang. Pembentukan

progesterone berhenti sehingga pemberian nurtisi kepada endometrium berhenti. Endometrium

menjadi mengering dan selanjutnya akan terkelupas dan terjadilah perdarahan atau fase

menstruasi. Oleh karena itu ada progesterone, maka FSH mulai terbentuk lagi dan terjadilah

proses oogenesis kembali. (rosyida desta ayu cahya,2020)

Gambar 1
persiapan preovulasi (Sumber . rosyida desta ayu cahya,2020)

Berikut adalah gambar dari siklus menstruasi dimana siklus menstruasi ini melibatkan kompleks

hipotalamus – hipofisis – ovarium. Dan perubahan kadar hormon selama siklus menstruasi.
Gambar 2
siklus menstruasi (Sumber . rosyida desta ayu cahya,2020)

Masa subur adalah masa dimanai akan terjadi kehamilan pada saat fertilisasi. Pada masa itulah

sel telur yang dihasilkan berada dalam keadaan siap untuk dibuahi.

Masa subur = awal mens + rata rata mens = 14 hari

Contoh : bila seorang wanita mendapatkan menstruasi pada tanggal 5 april dengan daur

menstruasi 28 hari, maka masa suburnya adalah 5+28-14-19 mei (ovulasi). Masa subur ini

diperkirakan berlangsung selama 1 minggu. Maka masa subur wanita tersebut dimulai sejak 16

april- 22 april, yatu 3 hari sebelum hari subur dan 3 hari setelah hari subur.
Gambar 3
daur menstruasi (Sumber rosyida desta ayu cahya,2020)

5. Gangguan menstruasi

Konsep difungsi menstruasi secara umum adalah terjadinya gangguan dari pola perdarahan

menstruasi seperti menorraghia (perdarahan yang banyak dan lama), oligomenorrhea

(menstruasi yang jarang), polymenorrhea (mensruasi yang sering), amenorrehea (tidak haid

sama sekali). Disfungsi menstruasi ini berdasarkan fungsi dari ovarium yang berhubungan

dengan anovulasi dan gangguan fase luteal. Disfungsi ovarium tersebut dapat menyebabkan

gangguan pola menstruasi. Lamanya menstruasi dapat dipengaruhi oleh dysmenorhea atau gejala

lain seperti sindrom premenstruasi. Gangguan perdarahan menstruasi dapat menimbulkan resiko

patologis apabila dihubungkan dengan banyaknya kehilangan darah, menganggu aktivitas sehari-

hari, adanya indikasi inkompatibel ovarium pada saat konsepsi atau adanya tanda- tanda kanker.

(rosyida desta ayu cahya,2020).

Gangguan lamanya siklus menstruasi:

a. Amenorrhea adalah tidak adanya menstruasi. Kategori Amenorrhea primer jika pada

wanita diusia 16 tahun belum mengalami menstruasi. Sedangkan amenorrhea sekunder


adalah yang terjadi setelah menstruasi. Secara klinis, kriteria amenorrhea adalah tidak

adanya menstruasi selama enam bulan atau selama tiga kali tidak menstruasi sepanjang

siklus menstruasi sebelumnya. Berdasarkan penelitian, kategori amenorrhea yaitu apabila

tidak ada menstruasi dalam rentang waktu 90 hari. Amenorrhea sering terjadi pada

wanita yang sedang menyusui, tergantung frekuensi menyusui dan satus nutrisi dari

wanita tersbut.

b. Oligomenorrhea adalah tidak adanya menstruasi untuk jarak interval yang pendek atau

tidak normalnya jarak waktu menstruasi 35-90 hari.

c. Polymenorhea adalah sering menstruasi yaitu jarak siklus menstruasi yang pendek

kurang dari 21 hari.

d. Defek fase luteal yaitu tidak adekuatnya sekresi atau kerja dari hormon progesterone

sehingga menganggu proses suklus menstruasi di ensometrium. Defek pada fase luteal ini

sering ditemukan pada wanita yang mengalami infertilitas dan abortus spontan yang

berulang. (rosyida desta ayu cahya,2020)

6. Faktor-faktor dan resiko menstruasi

a. Berat badan

Berat badan dan perubahan berat badan mempengaruhi fungsi menstruasi. Penurunan

berat badan akut dan sedang menyebabkan gangguan pada fungsi ovarium,

tergantung derajat tekanan pada ovarium dan lamanya penurunan berat badan.

Kondisi patologis seperti berat badan yang kurang atau kurus dan anorexia nervosa

yang menyebabkan penurunan berat badan yang dapat menimbulkan amenorrhea.

b. aktifitas fisik
tingkat aktivitas fisik yang sedang dan berat bisa membatasi fungsi menstruasi. Atlet

wanita seperti pelari, senam balerina memiliki resiko untuk mengalami amenorrhea,

anovulasi dan defek fase luteal. Aktifitas fisik yang berat merangsang inhibisi

gonadotropin. Sehingga menurunkan level dari serum esterogen.

c. Stres

Stres mengakibatkan perubahan sistemik dalam tubuh, khusunya system persarafan

dalam hipotalamus melalui perubahan prolaktin dan endogenous opiat yang bisa

mempengaruhi elevasi kortisol basal dan menurunkan hormon lutein (LH) yang

mengakibatkan amenorrhea.

d. Diet

Diet bsia mempengaruhi fungsi menstruasi. Vegetarian berhubungan dengan

anovulasi, penurunan respon hormon pituitary, fase folikel yang pendel, tidak

normalnya siklus menstruasi (kurang dari 10kali/tahun). Diet rendah lemak

berhubungan dengan panjangnya siklus menstruasi dan periode perdarahan. Diet

rendah kalori seperti daging merah dan rendah lemak berhubungan dengan

amenorrhea.

e. Paparan lingkungan dan kondisi kerja.

Beban kerja yang berat berhubungan dengan jarak menstruasi yang panjang

dibandingkan dengan beban kerja ringan dan sedang. Wanita yang berkerja di

pertanian mengalami jarak menstruasi yang lebih panjang dibandingkan dengan

wanita yang bekerja perakntoran. Paparan suara bising di pabrik dan keteraturan dari

siklus menstruasi. Paparan agen kimiawi dapat mempengaruhi ovarium, seperti

beberapa obat anti kanker (obat sitotoksik) merangsang gagalnya proses di ovarium
termasuk hilangnya folike-folikel, anovulasi, oligomenorrhea dan amonerrhea,

neuroleptik berhubungan dengan amenorrhea. Tembakau pada rokok berhubungan

dengan gangguan pada metabolisme esterogen sehingga terjadi elevalasi folikel pada

fase plasma esterogen dan progesteroe. Faktor tersebut menyebabkan infertilitas dan

menopause yang lebih cepat. Hasil penelitian pendahuluan dari merokok bisa juga

mengakibatkan dismenorea, tidak normalnya siklus menstruasi, serta perdarahan

menstruasi yang banyak.

f. Sinkroniasi proses menstruasi (interaksi sosial dan lingkungan)

Interaksi manusia dan lingkungan merupakan siklus yang sinkron. Proses interaksi

tersebut melibatkan fungsi hormonal. Salah satu fungsi hormonal adalah hormon-

hormon reproduksi. Adanya pherohormon yang dikeluarkan oleh setiap individu yang

dapat mempengaruhi prilaku individu lain melalui persepsi dari penciuman baik

melalui interaksi dengan individu jenis kelamin sejenis maupun lawan jenis, serta

dapat menurunkan varibilitas dari siklus menstruasi dan sinkronisasi dari onset

menstruasi.

g. Ganguan endokrin

Adanya penyakit- penyakit endokrin seperti diaetes, hipertiroid, serta hipertiroid yang

berhubungan dengan gangguan menstruasi. Prevalensi amenorrhea dan

oligomenorrhea lebih tinggi pada pasien diabetes. Penyakit polycystic ovarium

berhubungan dengan obesitas, resistensi insulin, dan oligimenorrhea. Amenorrhea

dan ologomenorrhea pada wanita dengan penyakit polycystic ovarium berhubungan

dengan intensinvitas hormon insulin dan menjadikan wanita tersebut oesitas.


Hipertiroid berhubungan dengan oligomenorrhea dan lebih lanjut menjadi

amenorrhea. Hipotiroid berhubungan dengan polymenorrhea dan menorraghia,

h. Gangguan perdarahan

Gangguan perdarahan terbagi menjadi tiga yaitu perdarahan yang berlebihan,

perdarahan yang panjang, dan perdarahan yang sering. Terminology mengena

jumblah perdarahan meliputi pola actual perdarahan, fungsi ovarium, dan adanya

kondisi patologis. Abnormal uterin bleeding (AUB) adalah suatu keadaan yang

menyebabkan gangguan perdarahan menstruasi, secara umum terdiri dari :

1) Menorraghia, yaitu kondisi perdarahan yang terjadi regular dalam interval yang

normal, durasi dan aliran darah berlebihan.

2) Metrorraghia, yaitu kondisi perdarahan dalam interval irregular, durasi dan aliran

darah berlebihan.

3) Polymenorrhea, yaitu kondisi perdarahan dalam interval kurang dari 21 hari.

Disfungsional uteri bleeding (DUB) adalah gangguan perdarahan dalam siklus

menstruasi yang tidak berhubungan dengan kondisi patologis. DUB meningkat

selama proses transisi menopause. Perdarahan yang berlebihan didefinisakan sebagai

suatu kondisi kehilangan darah lebih dari 80 ml per menstruasi. Faktor gangguan

koagulan, endometriosis, fibroid, infeksi uterus, dan ketidakseimbangan

prostaglandin mengakibatkan perdarahan yang banyak. Perdarahan yang panjang

ddefinisikan sebagai suatu kondisijk perdarahan lebih dari 7-8 hari. Namun hasil

penelitian merumuskan titik potong 10 hari untuk menyimpulkan perdarahan normal

maupun tidak normal.

i. dismenorea
pada saat menstruasi wanita terkadang mengalami nyeri. Sifat dan tingkat rasa nyeri

bervariasi, mulai dari yang ringan hingga yang berat. Kondisi tersebut dinamakan

dismenorea yaitu suatu keadaan nyeri yang hebat dan bisa menganggu aktivitas

sehari- hari.

C. Dismenoria

1. pengertian

dismenorea merupakan suatu fenomena simptomatik meliputi nyeri abdomen, kram dan

sakit punggung. Gejala gastrointestinal seperti mual dan diare dapat terjadi sebagai gejala dari

menstruasi (rosyida desta ayu cahya,2020).

2. Klasifikasi dismenorea

a. desmenorea primer

dismenorea primer yaitu suatu kondisi yang dihubungkan dengan siklus ovulasi dan mula

timbul sejak menstruasi pertama kali dan akan pulih sendiri berjalannya waktu, tepatnya

setelah stabil hormon tubuh atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan.

nyeri haid itu normal tetapi bisa juga berlebihan jika dipengaruhi oleh faktor psikis dan

fisik, seperti stres, syok, penyempitan pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang

darah, dan kondisi tubuh yang menurun, gejala tersebut tidak membahayakan kesehatan.

(rosyida desta ayu cahya,2020).

b. Desminore sekunder yaitu sebuah kelaninan secara anatomi pada organ reproduksinya

yang mengakibatkan seorang perempuan mengalami nyeri haid atau terdapat penyakit

yang menetap, seperti wanita yang menderita infeksi rahim, kista atau polip, tumor
sekitar kandungan, serta kelainan kedudukan rahim yang mengganggu organ dan jaringan

sekitarnya (pramardika dwi dhita dkk, 2019).

3. Patofisiologis

Dahulu banyak faktor yang dihubungkan dengan kejadian dismenore, misalnya saja seperti

keadaan emosional/psikis, obstruksi kanalis servikalis, ketidak seimbangan endokrin, dan alergi.

Namun sekarang peningkatan kadar prostagaldin berdampak pada peningkatan kontraktilitas dari

otot uterus. Nyeri ini dihasilkan ketika pada otot uterus mengalami iskemi akibat dari efek

vasokontriksi yang dihasilkan prostaglandin. Konsentrasi prostaglandin selama siklus haid terjadi

peningkatan yang bermakna. Ditemukan kadar PGE2 dan PGF2α sangat tinggi dalam

endometrium, myometrium dan darah haid wanita yang menderita nyeri haid primer.

Cunningham (2013) menyatakan bahwa 2 hari pada saat awal seorang perempuan mengalami

haid merupakan konsentrasi tertinggi dari kadar prostaglandin yang mengakibatkan seorang

perempuan mengalami dismenore berat (pramardika dwi dhita dkk, 2019).

4. Faktor faktos dismenorea primer

a. Menstruasi pertama pada usia dini kurang dari 11 tahun

Pada usia kurang dari 11 tahun, jumblah folikel folikel-folikel ovary primer masih dalam

jumblah sedikit sehingga produksi estrogen masih sedikit.

b. Kesiapan dalam menghadapi menstruasi

Kesiapan sendiri lebih banyak dihubungkan dengan faktor psikologis. Talamus dan

koteks merupakan bagian dari otak yang bertugas menyampakan rasa nyeri. Derajat

penderita yang dialami akibat rangsangan nyeri sendiri dapat tergantung pada latar

belakang pendidikan penderita pada dismenore, faktor pendidkan dan faktor psikologis
sangat berpengaruh. Nyeri dapat ditimbulkan atau diperberat oleh keadaan psikologis

penderita.

c. Periode mentsruasi yang lama

Siklus haid yang normal adalah jika seorang wanita memiliki jarang haid yang setiap

bulannya relatif tetap yaitu 28 hari. Jika mengalami perbedaan terhadap siklus haid maka

biasanya siklus haid tersebut tetap pada perkiraan 21-35 hari, jumblah siklus haid

tersebut dihitung mulai dari haid pertama hingga haid bulan berikutnya. Selama haid

dilihat dari darah keluar sampai bersih antara 2-10 hari. Ketika seorang perempuan

mengeluarkan darah dari organ reproduksinya dalam waktu sehari saja, maka perempuan

belum dikatakan mengalami haid, namun setelah lebih dari 10 hari dapat dikategorikan

sebagai gangguan

d. Aliran menstruasi yang hebat

Jumblah darah haid biasanya 50 ml – 10 ml atau tidak lebih dari 5 kali ganti pembalut

perharinya. Darah menstruasi yang dikeluarkan seharusnya tidak mengandung bekuan

darah, jika darah yang dikeluarkan sangat banyak dan cepat maka enzim yang dilepaskan

di endometrium mungkin tidak cukup atau terlalu lambat kerjanya.

e. Merokok

Nikotin pada rokok meyebabkan pematangan ovum (sel telur) hal inilah yang diduga

menjadi penyebabnya sulitnya terjadi kehamilan pada wanita yang merokok. Selain itu

nikotin juga meyebabkan gangguan haid pada wanita perokok. Hal ini menyebabkan

metabolisme estrogen pada perempuan menjadi teganggu. Sebagai hormon yang salah

satu tugasnya mengatur proses haid, kadar estrogen harus cukup dalam tubuh gangguan

pada metabolismenya akan menyebabkan haid tidak teratur. Wanita perokok akan
mengalami nyeri lebih berat saat haid tiba. Pada dismenorea dan perokok pasif wanita

perokok pasif memiliki resiko 23 kali lebih besar untuk menderita dismenorea primer

dibanding dengan bukan perokok.

f. Riwayat keluarga

Wanita yang memiliki ibu atau saudara perempuan yang menderita endometriosis

memiliki resiko besar terkena penyakit endometriosis. Hal ini disebabkan adanya gen

abnormalyang diturunkan dalam tubuh wanita gangguan menstruasi seperti

hipermenorea dan menoragia dapat mempengaruhi sistem hormonal tubuh. Tubuh akan

memberikan respon gangguan seksresi estrogen dan progesterone yang menyebabkan

gangguan pertumbuhan sel endometrium. Kadar dari hormon estrogen dan progesteron

ini meningkat ketika sel-sel dari endometriosis juga mengalami peningkatan atau

tumbuh.

g. Kegemukan

Perempuan dengan obesitas biasanya mengalami anovulactory chronic atau haid tidak

teratur secara kronis hal ini mempengaruhi kesuburan, disamping juga faktor hormonal

yang ikut berpengaruh, perubahan hormonal atau perubahan pada sistem reproduksi bisa

terjadi akibat timbunan lemak pada perempuan obesitas timbunan lemak memicu

pembuatan hormon, terutama estrogen.

h. Konsumsi alkohol

Alkohol dapat meningkatkan kadar estrogen yang efeknya dapat memicu lepasnya

prostaglandin yang membuat otot-otot rahim berkontraksi (pramardika dwi dhita dkk,

2019).

i. Status nutrisi
Mengingat pada proses mentsruasi terjadi terjadi pengelupasan endometrium disertai

perdarahan, maka gizi harus menjadi perhatian saat menstruasi karena gizi pada saat

menstruasi mengantikan komponen darah yang hilang seperti zat besi dan juga

diperlukan untuk proliferasi jaringan endometrium.pada prinsipnya gizi pada saat

menstruasi harus memperhatikan pola makan seimbang sesuai kebutuhan. Gizi kurang

atau terbatas selain akan mempengaruhi pertumbuhan, fungsi organ tubuh, juga akan

menyebabkan terganggunya fungsi reproduksi, hal ini akan berdampak pada gangguan

haid, tetapi akan membaik bila asupan nutrisinya. Pada remaja wanita perlu

mempertahankan status gizi yang baik, dengan cara mengonsumsi makanan seimbang

karena sangat dibutuhkan pada saat haid, terbukti pada saat haid tersebut terutama fase

luteal akan terjadi peningkatann nutrisi , apabila hal ini diabaikan maka dampaknya akan

terjadi keluhan-keluhan yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan selama siklus haid.

5. Derajat dismenorea

a. Dismenorea ringan merupakan dismenorea terjadi dalam waktu singkat dan penderita

tersebut dapat menjalankan kembali aktifitasnya tanpa merasa terganggu dari dimenorea

yang ia rasakan

b. Dismenorea sedang adalah ketika seorang penderita merasa terganggu dari nyeri yang ia

rasakan dan penderita tersebut ahkan memerlukan obat penghilang rasa nyeri, sehingga ia

mampu tetap beraktifitas seperti sedia kala.

c. Dismenorea berat membutuhkan pnderita untuk beristirahat beberap hari dan dapat

disertai sakit kepala, sakit pinggang, diare dan rasa tertekan (pramardika dwi dhito.dkk,

2019)
Gambar 4
(sumber pramardika dwi dhito.dkk, 2019)

6. Dampak disminorea

Nyeri haid berdampak buruk dan dapat mempengaruhi obsentisme dan menimbulkan

kerugian karena responden mengalami kelumpuhan sementara untuk melakukan aktifitas.

Dimenorea memang tidak terlalu berbahaya tetapi selalu dialami oleh penderitanya setiap bulan,

sehingga menjadi penderitaan bagi yang mengalaminya. Sebaiknya hal ini tidak boleh dibiarkan

karena kondisi ini merupakan salah satu penyebab endometriosis dimana hal ini dapat

menurunkan kesehatan, kualitas hidup dan kesuburan perempuan secara signifikan (pramardika

dwi dhito.dkk, 2019)

7. Penanganan

Untuk mengatasi dismenore dapat dilakukan dengan metode farmakologi dan non

farmakologi. Terapi farmakologi yaitu terapi yang dapat membantu engurangi dismenorea

dengan mengkonsumsi obat anti peradang non streroid. Sedangkan terapi non farmokologi yaitu

terapi yang dapat membantu mengurangi dismenoria yang terdiri dari kompres panas ,masase,

distraksi, dan olahraga (senam dismenorea), aroma terapi dan masih banyak lagi. Salah satu cara

yang sangat efektif untuk mencegah nyeri dismenore yaitu dengan melakukan olahraga.

Beberapa latihan dapat meningkatkan pasokan darah ke organ reproduksi sehingga

memperlancar peredaran darah, olahraga teratur seperti berjalan kaki, jogging, berlari, bersepeda,
renang atau senam aerobik dapat memperbaiki kesehetan secara umum dan membantu menjaga

siklus menstruasi yang teratur. Olahraga setidaknya dilakukan tiga hingga empat kali dalam

seminggu khusunya selama paruh kedua siklus menstruasi.

Solusi penanganan masalah yang direncanakan menurut penelitian idaningsih.dkk,( 2019)

adalah melakukan penanganan secara ilmiah tanpa obat-obatan dalam mengatasi dismenorea

primer seperti melakukan senam yang 1,8% telah berhasil dalam penurunan intesitas nyeri

dimenorea pada wanita. Salah satu cara yang sangsdat efektif untuk mencegah nyeri dismenore

yaitu dengan melakukan olahraga. Beberapa latihan dapat meningkatkan pasokan darah ke organ

reproduksi sehingga memperlancar peredaran darah. Pada penelitian rahayu (2016) mengenai

efektifitas senam dismenorea pada penurunan dismenorea mahasiswi D III kebidanan karawang

menyatakan bahwa terdapat perubahan derajat nyeri dari 60 responden yang diteliti, 28.3%

mengalami dismenorea berat , sebelum melakukan senam dismenorea , dan setelah melakukan

senam dismenorea terdapat penurunan menjadi 15% selan itu terdapat 1 responden yang

mengalami dismenorea tingkat ringan setalah melakukan senam dismenorea rasa nyeri tersebut

menghilang (tidak lagi mengalami dismenorea).

Senam merupakan gerakan yang sederhana namun membawa manfaat besar senam dapat

mengurangi kadar kolestrol dan lemak, menurunkun tekanan darah tinggi , melatih otot jantung,

senan membantu kita dalam memperbaiki hormone endorphin yang berfungsi dalam memperbaki

suasana hati, sehingga akan menurunkan rasa stres. Gerakan senam untuk mengurangi

dismenorea:

a. Senam pose segi tiga


Gambar 5
(sumber pramardika dwi dhito.dkk, 2019)

1) Diawali berdiri kemudian kaki dibuka lebar dan pinggul anda. Jari kaki kanan dan kiri

mengarah pada sudut 45 derajat. Tahan kedua kaki agar lurus sambil bertumpu pada

pinggul anda melalui kaki kanan.

2) Tarik badan anda ke kanan sejauh yang anda bisa untuk mengatur panjangnya melalui

tulang punggung anda.

3) Tempatkan tangan kanan diatas atau dibawah lutut dan panjangkan lengan kiri

langsung diatas bahu. Putar pinggul kanan ke depan dan pinggul kiri ke belakang.

Anda bisa melihat lantai untuk merengangkan leher.

4) Tahan dalam 10 tarikan dan embusan napas untuk setiap sisi, selama 3 sampai 5 kali.

Tarik napas secara dalam selama 20 sampai 30 detik dan ulangi hingga 3 kali di

setiap sisi.

b. Posisi senam bulan setengah


Gambar 6
(sumberpramardika dwi dhito.dkk, 2019)

1) Posisikan tubuh anda dengan menekuk lutut kanan dan tempatkan ujung jari anda dari

tangan kanan anda dilantai atau di balok sejajar ke bawah bahu anda.

2) Angkat kaki kiri hingga ketinggian yang sama dengan pinggul, sementara kaki kanan

anda mulai diluruskan. Anda juga bisa mengankat kaki dan memperluas lengan kiri

anda menjamah keatas.

3) Ambil nafas dalam-dalam, atahan posisi ini selama 10 sampa 15 detik dan ulangi

hingga 3 kali untuk membuka daerah pinggul anda.

4) Posisi senam bentuk setengah bulan ini dapat membantu menghentikan perdarahan

berat dan meringankan kram saat haid.

c. Posisi duduk wiede-angle


Gambar 7
(sumber pramardika dwi dhito.dkk, 2019)
1) Pertama duduk dilantai, kemudian lebarkan kaki anda, lenturkan kaki dan rentangkan

masing masing ke samping. Gerakan senam ini dapat membantu meredakan nyeri

haid.

2) Setelah itu, letakan tangan anda dilantai dengan hadapan anda, buat bahu anda

serileks mungkin tahan selama 30 detik kemduian raih lengan anda dan lipat ke arah

depan.

3) Katupkan tangan membentuk posisi salam atau bisa juga anda tempatkan pada ujung

masing-masing kaki. Ketika melakukan gerakan ini maka otot paha, perut dan tulang

belakang akan tertarik. Dimana bagian –bagian tersebut merupakan bagian yang

paling sering merasakan nyeri haid.

4) Tahan pose ini selama 2 sampai 5 menit untuk mengurangi lelah tubuh dan mengatur

aliran darah mentsruasi berrjalan dengan lancar dan baik.

d. Gerakan berbaring mengikat

Gambar 8
(sumber pramardika dwi dhito.dkk, 2019)
1) Gerakan ini bisa dimulai dengan posisi duduk dengan telapak kaki anda menyentuh

satu sama lain , jangan lupa gerakan paha dalam anda.

2) Boleh lanjut dengan bersandar sehingga satu siku dilantai kemudian turunkan diri

anda sehingga punggung anda posisinya beristirahat dilantai. Tahap ini fokus saja

untuk merebahkan punggung anda ke matras atau lantai. Lengan anda harus berada

dalam posisi netral , telapak tangan keatas seperti dalam foto.

3) Tutup mata anda dan mulai bernafas secara teratur. Lakukan posisi ini selama yang

anda inginkan

4) Anda juga dapat menyelipkan bantal atau selimut dilipat dibawah lutut atau paha, jika

anda merasa butuh tumpuan disisi tersebut.

5) Lakukan pose ini selama 5 sampai 10 menit betnafas perlahan dan dalam untuk

membuka daerah panggul anda, mengurangi rasa kembung, kram, nyeri dan kelelahan

punggung bawah saat nyeri haid mendera

e. Sikap lilin

Gambar 9
(sumber pramardika dwi dhito.dkk, 2019)
Gerakan terakhir , Berbaring dengan mengankat pinggul hingga kaki lurus keatas ternyata

dapat mengatasi sakit kepala yang datang saat menstruasi. Gerakan ini bisa melancarkan

peredaran darah hingga kepala sehingga rasa nyeri dapat hilang

8. Upaya pencegahan

a. Kurangi stres

Cobalah untuk bersantai dan menikmati hidup refreshing sejenak dari rutinitas yang

melelahkan dan istirahatlah yang cukup dimalam hari.

b. Olahraga teratur

Olahraga merupakan kegiatan untuk mendapatkan status sehat. Diantara jenis olahraga

yang sangat populer adalah senam , karena senam merupakan olahraga yang murah

meriah sederhana tanpa menggunakan alat dengan mudah dapat dilakukan sendiri dalam

sehari-hari. Gerakan senam dapat dirancang untuk membentuk bagian tubuh tertentu

untuk mengurangi keluhan masalah menstruasi.

c. Perbaikan status gizi

Menstruasi yang tidak teratur bisa juga disebabkan konsumsi makana pedas Dan

gorengan berlebih untuk itu hindari dua hal tersebut , batasi juga mengunyah permen

serta makanan manis diantaranya coklat dan kue. Makanan manis bisa membuat tubuh

menjadi gemuk hingga kelebihan berat badan dapat menjadi alasan siklus menstruasi

menjadi tidak teratur. Sehingga perubahan pola makan dapat membantu mencegah

kenaikan berat badan serta masalah mensruasi yang dihasilkan , hindari juga minuman

berkafein dan alkohol, menjaga pola makan yang baik dan teratur serta mengkonsumsi

buah-buahan yang banyak mengandung serat , vitamin C , dan K


d. Konsumsi asupan khusus

1) Brokoli sayuran hijau ini sangat efektif untum memperlancar siklus menstruasi dan

mempertahankan siklus menstruasi menjadi teratur.

2) Salmon , makanan ini merupakan sumber maknan yang sangat kaya kalsium dan

vitamin D, salmon dapat meningkatkan dan menstabilkan hormon dan membantu

menyingkirkan masalah menstruasi

3) Sayuran berdaun hijau , sayuran berdaun hijau dapat melancarkan siklus menstruasi

4) Ikan dan minyak ikan , makanan ini kaya akan asam lemak omega 3 dan merkuri

yang baik untuk tubuh, asam lemak dan omega 3 melindungi pembuluh di ovarium

dari kerusakan yang dapat menunda menstruasi , dan dapat melancarkan siklus

menstruasi.

5) Almond , kacang almond dapat memperlancar siklus menstruasi karena kaya akan

serat dan protein yang dapat menyeimbangkan hormon dalam tubuh.

6) Yogurt dapat dikonsumsi setiap hari karena kaya kalsium dan protein dapat

memperlancar siklus mensruasi

7) Telur , telur rebus kaya akan protein dan kalsium dan dapat mengatasi masalah

mensruasi tidak lancar

8) Jahe dan biji adas , meminum wedang jahe dengan madu 2 kali sehari dapat

membantu mengatur siklus menstruasi , biji adas dengan rasa mint yang menyegarkan

dianggap sebagai obat alami yang efektif mengatasi nyeri mentruasi (haryono rudi,

2016)
BAB III

PENDOKUMENTASIAN

ASUHAN KEBIDANAN KESEHETAN REPRODUKSI

PADA Nn.L USIA 18 TAHUN DI BPM SRI MARJIYATI S.ST

MARGA TIGA, LAMPUNG TIMUR

TAHUN 2021

A. Kunjungan awal

Tempat Pengkajian : BPM Sri marjiyati S.ST

Tangal pengkajian : 23 januari 2021

Jam Pengkajian : 15.00 WIB

Pegkaji : Amelia regita

1. DataSubjektif

Biodata pasien

Nama Pasien : Nn. L

Umur : 18 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : belum bekerja


Keluhan Utama

Pasien datang dan mengatakan terasa sakit pada perut , kram dan sakit pasien juga

mengatakan mual , pasien mengatakan sedang menstruasi dan setiap menstruasi pasien

mengatakan selalu merasakan sakit pada hari pertama sampai hari ketiga, pasien

mengatakan tidak kuat menahan sakit karena sangat menganggu aktifitas.

Riwayat Haid

HPHT : 23-01-2021

Menarche : usia 11 tahun

Siklus : 23- 29 hari

Lama : 9 -10 Hari

Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut perhari

Masalah : sering nyeri pada perut , kram dan mual

Riwayat Obstetri

Pasien mengatakan belum menikah

Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengatakan keluarga tidak ada penyakit serius

Riwayat yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi

pasien mengatakan tidak ada masalah pada organ reproduksi

Pola kebiasaan sehari-hari

1) Nutrisi
Makan : makan 2-4 kali sehari dengan porsi sedang

Jenis : jangfood, lauk-pauk,mie dan lain-lain.

Minum : 3 - 4 gelas setiap hari

2) Aktifitas : pasien mengatakan aktifitas seperti biasa pasien jarang keluar rumah

dikarena pandemi dan sekolah daring , jika menstruasi aktifitas menjadi terganggu

karena sangat sakit

3) Eliminasi : seperti biasa tidak ada masalah

2. Data Objektif

Pemeriksaan umum

Keadaan umum : baik

BB : 56 Kg

TD : 110/70 mmhg

N : 80X/menit

R : 20X/menit

S : 370C

Pemeriksaan Fisik

kepala dan wajah : normal tidak ditemukan kelainan, wajah sedikit pucat

leher. : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

payudara. : simteris tidak ada benjolan massa


abdomen. : saat diraba terasa kembung , tidak ada luka bekas operasi

Ekstremitas

Reflek :(+) kanan kiri

Varises : Tidakada

Odema : Tidak ada

3. Assement

-Wanita usia subur

- mentsruasi hari pertama

- sakit perut, kram , mual

- dismenorea primer

4. Planning

1. Memberitahu keadaan pasien

2. Memberitahu pasien makanan yang dihindari untuk mengurangi gejala dismenorea

3. Menganjurkan pasien untuk banyak minum dan mengonsumsi minuman hangat

4. Memberikan pasien zat besi

5. Menganjurkan pasien untuk melakukan olahraga ringan

6. Menganjurkan pasien untuk menarik nafas dalam secara perlahan untuk relaksasi
7. Memberitahu pasien bahwa besok akan ada kunjungan untuk melalukan olahraga agar

mengurangi sakit dimenorea


LEMBAR IMPLEMENTASI

TANGGA IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF


L
/WAKTU
1. Memberitahu keadaan pasien Pasien mengerti

TD : 110/70 mmhg kondisinya

N : 80x/menit

R : 20x/menit

S : 370C

Memberitahu pasien bahwa pasien

mengalami dismenorea primer ,

pasien tidak perlu khawatir karena

ini hal yang masih normal.

2. Memberitahu pasien makanan yang

harus dihindari untuk mengurangi Pasien akan

gejala dismenora yaitu mengurangi mengikuti anjuran

makanan yang bergaram, seperti

kentang goreng, kacang kacangan

dan makanan berbumbu. Untuk

mengurangi penahanan air berlebih.

Kurangi juga makanan berupa

tepung, gula, kafein dan

coklat.konsumsi makanan yang

berserat

3. Menganjurkan pasien untuk banyak


minum dan meminum minuman

hangat, air putih 7-8 gelas perhari pasien akan minum

4. Memberikan pasien tablet zat besi , air putih yang cukup

agara pasien terhindar dari anemia pasien akan

5. Menganjurkan pasien untuk memnium zat besi

berolahraga ringan seperti berjalan

atau melakukan sikap lilin dengan pasien mengerti dan

kaki diletakan di tembok dan diarah akan melakukan nya

kan keatas, olahraga ini dapat

membantu mengurangi rasa nyeri.

6. Menganjurkan pasien untuk

menarik nafas secara perlahan

untuk relaksasi , pasien juga dapat

mengosok – gosok perut yang sakit

7. Memberitahu pasien besok akan

ada kunjungan pukul 09.00 untuk

diajarkan senam ringan mengurangi Pasien bersedia

dismenorea setiap menstruasi.


B. CATATAN PERKEMBANGAN 1

Tanggal : 24 januari 2021

Jam : 09.00 wib

S:

- pasien mengatakan masih sakit di bagian perut , terasa mulas dan kram , namun tidak

sesakit kemarin

- Pasien mengatakan sudah mengikuti anjuran yang kemarin ,.

- Pasien mengatakan sikap lilin membuat pasien nyaman

O:

TD : 110/70 mmhg

N : 78x/ menit

R : 18x/menit

S : 36.6 0C

A:

- Wanita usia subur

- Menstruasi hari ke 2

- Mengeluh kram dan sakit perut

- Dismenorea primer
P:

1. Memberitahu kondisi pasien

2. Memberitahu pasien manfaat olahraga untuk mengurangi nyeri dismenorea primer

3. Melakukan olahraga senam untuk mengurangi sakit dismenorea

4. Kunjungan ulang
LEMBAR IMPLEMENTASI

TANGGAL/ KEGIATAN EVALUASI PARAF

WAKTU

24-01-2021 1. memberitahu kondisi pasien pasien mengerti

09.00 WIB TD : 110/70 mmhg kondisinya `

N : 78x/ menit

R : 18x/menit

S : 36,60

2. olahraga meningkatkan pasien mengerti dan

pasokan darah ke organ akan mengikuti

reproduksi sehingga anjuran yang

memperlancar peredaran diberikan

darah, olahraga teratur seperti

berjalan kaki , jogging, berlari,

bersepeda, renang atau senam

aerobik dapat memperbaiki

kesehetan secara umum dan

membantu menjaga siklus

menstruasi yang teratur.

Olahraga setidak nya di

lakukan tiga hingga empat kali

dalam seminggu khusus nya

selama paruh kedua siklus


menstruasi.

3. melakukan senam untuk

mengurangi dismenorea

f. Senam pose segi tiga

5) Diawali berdiri kemudian

kaki dibuka lebar dan

pinggul anda. Jari kaki

kanan dan kiri mengarah

pada sudut 45 derajat.

Tahan kedua kaki agar

lurus sambil bertumpu pada

pinggul anda melalui kaki

kanan.

6) Tarik badan anda ke kanan

sejauh yang anda bisa

untuk mengatur panjang

nya melalui tulang

punggung anda.

7) Tempatkan tangan kanan

diatas atau dibawah lutut

dan panjangkan lengan kiri

langsung diatas bahu. Putar

pinggul kanan ke depan


dan pinggul kiri ke

belakang. Anda bisa

melihat lantai untuk

merengangkan leher.

8) Tahan dalam 10 tarikan

dan embusan napas untuk

setiap sisi, selama 3 sampai

5 kali. Tarik napas secara

dalam selama 20 sampai 30

detik dan ulangi hingga 3

kali di setiap sisi.

g. Posisi senam bulan setengah

5) Posisikan tubuh anda

dengan menekuk lutut

kanan dan tempatkan ujung

jari anda dari tangan kanan

anda dilantai atau di balok

sejajar ke bawah bahu

anda.

6) Angkat kaki kiri hingga

ketinggian yang sama

dengan pinggul, sementara

kaki kanan anda mulai


diluruskan. Anda juga bisa

mengankat kaki dan

memperluas lengan kiri

anda menjamah keatas.

7) Ambil nafas dalam-dalam,

atahan posisi ini selama 10

sampa 15 detik dan ulangi

hingga 3 kali untuk

membuka daerah pinggul

anda.

8) Posisi senam bentuk

setengah bulan ini dapat

membantu menghentikan

perdarahan berat dan

meringankan kram saat

haid.

h. Posisi duduk wiede-angle

5) Pertama duduk dilantai,

kemudian lebarkan kaki

anda, lenturkan kaki dan

rentangkan masing masing

ke samping. Gerakan

senam ini dapat membantu


meredakan nyeri haid.

6) Setelah itu, letakan tangan

anda dilantai dengan

hadapan anda, buat bahu

anda serileks mungkin

tahan selama 30 detik

kemduian raih lengan anda

dan lipat ke arah depan.

7) Katupkan tangan

membentuk posisi salam

atau bisa juga anda

tempatkan pada ujung

masing-masing kaki.

Ketika melakukan gerakan

ini maka otot paha, perut

dan tulang belakang akan

tertarik. Dimana bagian –

bagian tersebut merupakan

bagian yang paling sering

merasakan nyeri haid.

8) Tahan pose ini selama 2

sampai 5 menit untuk

mengurangi lelah tubuh


dan mengatur aliran darah

mentsruasi berrjalan

dengan lancar dan baik.

i. Gerakan berbaring mengikat

6) Gerakan ini bisa dimulai

dengan posisi duduk

dengan telapak kaki anda

menyentuh satu sama lain ,

jangan lupa gerakan paha

dalam anda.

7) Boleh lanjut dengan

bersandar sehingga satu

siku dilantai kemudian

turunkan diri anda sehingga

punggung anda posisinya

beristirahat dilantai. Tahap

ini fokus saja untuk

merebahkan punggung

anda ke matras atau lantai.

Lengan anda harus berada

dalam posisi netral ,

telapak tangan keatas

seperti dalam foto.


8) Tutup mata anda dan mulai

bernafas secara teratur.

Lakukan posisi ini selama

yang anda inginkan

9) Anda juga dapat

menyelipkan bantal atau

selimut dilipat dibawah

lutut atau paha, jika anda

merasa butuh tumpuan

disisi tersebut.

10) Lakukan pose ini selama 5

sampai 10 menit betnafas

perlahan dan dalam untuk

membuka daerah panggul

anda, mengurangi rasa

kembung, kram, nyeri dan

kelelahan punggung bawah

saat nyeri haid mendera

j. Sikap lilin

Gerakan terakhir , Berbaring

dengan mengankat pinggul

hingga kaki lurus keatas

ternyata dapat mengatasi sakit


kepala yang datang saat

menstruasi. Gerakan ini bisa

melancarkan peredaran darah

hingga kepala sehingga rasa

nyeri dapat hilang

4. Kunjungan ulang

Memberitahu pasien besok

akan ada kunjungan ulang

kembali untuk mengetahui

kondisi pasien pada pukul

11.00 wib
C. CATATAN PERKEMBANGAN II

Tanggal : 25 januari 2021

Jam : 11.00 wib

S:

- Pasien mengatakan nyeri sudah hilang

- Pasien mengatakan tidak mual lagi

- Pasien mengatakan sudah mengikuti anjuran menjaga pola makan dan melakukan senam

- Pasien mengatakan menstruasi nya lancar

O:

TD : 120/70 mmhg

R : 19x/menit

N : 78x/menit

S : 370C

Pemeriksaa fisik : tidak dilakukan

A:

- Wanita usia subur

- Mentruasi hari ke 3

- Keadaan pasien membaik


P:

1. Memberitahun kondisi pasien

2. Menganjurkan pasien Tetap menjaga pola makan

3. Menganjurkan pasien untuk tetap melakukan senam

4. Perbanyak minum air hangat

5. Usahakan rileks dengan melakukan aktifitas ringan

6. Jangan mengankat beban berat

7. Konsumsi buah- buahan

8. Tetap konsumsi zat besi

9. Memberitahu pasien bulan depan jika sudah akan datang menstruasi segera menghubungi
LEMBAR IMPLEMENTASI

TANGGAL/ KEGIATAN EVALUASI PARAF

WAKTU

25 januari 1. memberitahu kondisi pasien Pasien mengerti

2021 TD : 120/70 mmhg kondisi nya saat ini

11.00 WIB R : 19x/menit

N : 78x/menit

S : 370C

2. menganjurkan pasien tetap

menjaga pola makan yang Pasien akan ikut

sudah dianjurkan selama anjuran

menstruasi.

3. Menganjurkan pasien untuk Pasien mengerti

terus melakukan senam agar

saat menstruasi selanjutnya

tidak terjadi rasa nyeri

4. Menganjurkan pasien tetap Pasien mengerti

meminum air hangat selama dan akan

menstruasi melakukan nya

5. Menganjurkan pasien untuk

tidak stres dan tetap rileks

pasien bisa melakukan aktifitas Pasien akan ikut

ringan yang sudah diajarkan anjuran


jika terasa nyeri kembali. Pasien akan

6. Pasienn dianjurkan untuk tidak berusaha memakan

mengankat beban yang terlalu buah yang

berat.dikhawatirkan dianjurkan

mempengaruhi kondisi pasien

7. Menganjurkan pasien untuk Pasien akan

tetap mengonsumsi buah- meminum zat besi

buahan yang diberikan

8. Menganjurkan pasien selama

menstruasi pasien dianjurkan

tetap meminum zat besi yang

diberikan karena selama Pasien akan

menstruasi pasien banyak menghubungi jika

kehilangan darah. akan datang

9. Memberitahu pasien jika bulan menstruasi

depan sudah akan datang

menstruasi untuk menghubungi

2 hari sebelum atau sehari

sebelum agar melakukan

senam kembali agar pasien

bisa mengurangi nyeri

menstruasi dan jika dilakukan

dengan baik nyeri akan hilang


saat menstruasi selanjutnya.

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Gambar 10 Gambar 11

Gambar 13
Gambar 12 Gambar 12

DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan RI. (2016). kesehatan reproduksi . jakarta: Depkes RI.


RISKESDAS. (2018). laporan provinsi lampung. jakarta: lembaga penerbit badan penelitian dan
pengembangan kesehatan (LPB).
Desta ayu Cahya Rosyida, S. M. (2020). buu ajar kesehatan reproduksi remaja dan wanita.
bantul yogyakarta: PT. PUSTAKA BARU.
Dhito Dwi Pramardika, Fitriana. (2019). panduan penanganan dismenorea. sleman yogyakarta:
CV. Budi Utama.
Rudi Haryono. (2016). siap menghadapi menstruasi dan menopause. sleman yogyakarta: goysen
publishing.
Maria Ali Rahayu, Lilis suryani,Rina Marlina. (2016). efektifitas senam dismenorea dalam
mengurangi dismenore pada mahasiswa program studi DIII kebidanan karawang . jurnal
ilmiah, 1-9.
Martini fairus, Prasetyowati. (2016). buku saku gizi dan kesehatan reproduksi. jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Nana noviana, S. M. (2018). kesehatan reproduksi untuk mahasiswa kebidanan. kramat jati
jakarta timur: CV. Trans Info Media.
Ayu idianingisih, Fitri Oktarini. (2020). pengaruh efektifitas senam dismenore terhadap
penurunan intensitas nyeri dismenore pada remaja putri di smk YPIB Majelengka 2019 .
syntax literature jurnal ilmiah indonesia, 2(5) 55-66.
Rosmiyati. (2018). pengaruh air rebusan kunyit asam terhadap nyeri dismenoria pada remaja
putri di SMA budaya bandar lampung tahun 2018. Jurnal kebidanan, 4(4) 151-156.
Sri Hayati, Selpy Agustin, Maidartati. (2020). faktor faktor yang berhubungan dengan
dismenorea pada remaja di SMA pemuda banjaran bandung. jurnal keperawatan BSI,
VIII(1) 132-142.
yetty anggraeni, Martini. (2018). asuhan kebidanan pelayanan keluarga berencana. sleman
yogyakarta: husada mandiri.

ingsih, s. s. (2017). faktor - faktor yang mempengaruhi dismenorea primer pada siswi SMA
PGRI 2 Palembang. jurnal penelitian, 5(1) 223-231.

Anda mungkin juga menyukai