PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
IRIN APRIYANTI
201710070311011
Penyakit yang kerap menyerang ikan cupang (Betta sp.) ini tidak bisa
diremehkan, karena pengobatan dan perawatannya cukup memakan dana yang
tidak sedikit untuk menyembuhan dari penyakit yang menyerang ikan
tersebut. Seiiring berjalannya waktu, penggemar ikan hias ini semakin
meningkat, dan saat ini sudah sangat dikenal masyarakat luas lalu menilai ikan
cupang (Betta sp.) ini termasuk jenis ikan hias yang patut disejajarkan dengan
ikan hias lainnya, serta menjadi primadona ikan pengisi aquarium, karena
berbeda saat dibandingkan pada beberapa tahun lalu yang ikan cupang (Betta
sp.) ini hanya dijadikan ikan aduan semata saja dan kriteria yang banyak
dilirik masyarakat luas tentang ikan cupang (Betta sp.) ini adalah warna dasar,
kombinasi dan mascot (Wibowo, 2009). Serangan penyakit ini juga
menimbulkan kerugian bagi pemiliknya karena penurunan warna sisik, bentuk
tubuh yang kurang menarik. Dilihat dari segala sisi keindahan ikan cupang
(Betta sp.) ini yang membuat harga seekor ikan ini mencapai ratusan ribu,
bahkan puluhan juta tergantung pada kualitas air yang digunakan, warna sisik,
ukuran tubuh dan jenis spesiesnya sendiri (Agus, Mardiana, & Bisrul, 2010)
Ikan cupang (Betta sp.) merupakan ladang bisnis masa kini disaat
pandemic ini, masyarakat berlomba lomba untuk saling memiliki ikan cupang
(Betta sp.) dengan karakterisitik keunikan warna yang dimilikinya. (Iskandar,
2004) mengatakan ikan cupang (Betta sp.) ini lebih unggul karena bentuk
tubuh yang proporsional dan sirip yang lebar, panjang maksimal dan tidak
cacat, dengan warna tubuh yang sangat cemerlang, jika tubuh ikan cupang ini
ada yang bermasalah seperti terkena parasite, jamur, dan bakteri yang lain
maka tubuh dari ikan cupang ini, bagian sirip, sisik, dan ekor ada yang
terinfeksi penyakit maka akan terlihat kurang menarik dan tidak ada
keuntungan berbisnis dan popularitas dari ikan cupang (Betta sp.), karena hal
keindahan berpengaruh besar terhadap nilai jual ikan cupang (Betta sp.)
menjadi juaranya (Arman, 2001). Terakait hal itu semua, adopter dari ikan
cupang (Betta sp.) ini harus lebih pintar dalam merawat dan membudidaya
supaya ikan cupang ini terjadi pertumbuhan yang sangat baik, dan tidak
terkena penyakit yang biasa menyerang ikan cupang ini.
Penyebab utama timbulnya penyakit pada ikan cupang ini yaitu adanya
bakteri, parasite, maupun jamur yang menempel pada tubuh ikan cupang ini,
yang menyebabkkan ikan mati dan tidak mmapu bertahan hidup. Tentunya
jamur, parasite dan jamur ini tidak akan datang begitu saja dan menempel
pada tubuh ikan cupang ini, hal ini terjadi karena banyak faktor yang
mempengaruhi yang jamur, parasite dan bakteri dapat tumbuh, seperti faktor:
(1) tidak memperhatikan kebersihan pakan, (2) tidak mengganti air dengan
rutin, (3) tidak memperhatikan pH air yang digunakan, (3) memberikan
perawatan yang seadanya, (4) tidak memperhatikan kebersihan aquarium.
Penyakit yang menyerang ikan air tawar seperti ikan cupang ini tidak hanya
karena jamur, parasite dan bakteri saja, menurut Abidin (2018) penyakit
velvet, bloating, perut busung, white spoot, berak putih, selaput embun dan
penyakit non parasite sangat kerap menyerang ikan air tawar seperti ikan
cupang. Perawatan dan budidaya ikan cupang ini tidak murah maka dari itu
sangat perlu diperhatikan.
Penelitian tentang pemeliharaan ikan hias seperti ikan cupang (Betta sp.)
belum banyak dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, tetapi pengaruh
ekstrak daun ketapang (Terminalia cattapa L.) sudah dilakukan untuk
mengatasi permasalahan untuk antibakteri A.hydrophila pada ikan mas
(Aminah & Prayitno, 2013), pertumbuhan bakteri Propionibacterium acne
(Sari, 2015), perbaikan kerusakan hepatosit (Inayatillah, 2016), antibakteri
Salmonella enterica serovar Typhi pada ikan cupang (Ladyescha et al., 2015),
intensitas ektoparasit (Setyowati & Puji Astuti, 2020), kepadatan serabut
kolagen pada luka mencit (Ricky Ramadhian, Umiana Soleha, Hanriko, &
Putri Azkia, 2017), Daun ketapang (Terminalia cattapa L.) ini banyak
digunakan juga pada penelitian berbagai jenis ikan yaitu pada penelitian yang
dilakukan (Juniarto, 2016) tentang kesintasan ikan mas (Cyprinus carpio L.),
pertumbuhan dan kelangsungan hidup pada benih ikan nila (Oreochromis
niloticus) (Priyanto et al., 2016), pencegahan dan pengobatan ikan patin yang
terinfeksi Aeromas hydrophila (Wahjuningrum et al., 2008), pengobatan
infeksi Aeromas salmonicida pada ikan patin (Sumino, Supriyadi, &
Wardiyanto, 2013), pertumbuhan terhadap ikan gurami (Oshronemus gourami
L.) (Setiawan & Rahayu, 2019). Penelitian yang dilakukan banyak tentang
ekstrak daun ketapang (Terminalia cattapa L.) sebagai antibakteri pada
beberapa jenis ikan hias namun belum ada penelitian tentang daun ketapang
(Terminalia cattapa L.) kering sebagai bahan alami untuk kecerahan warna
sisik ikan cupang (Betta sp.). Melihat dari permasalah yang sudah ada dan
dialami oleh para pemeliharan ikan cupang (Betta sp.) hias ini, peneliti tertarik
melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Berat Daun Ketapang
(Terminalia Cattapa L.) Kering Terhadap Ikan Cupang (Betta Sp.) Hias Yang
Diinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila Sebagai Sumber Belajar.
Agus, M., Mardiana, T. Y., & Bisrul, N. (2010). Pengaruh Perbedaan Jenis Pakan
Alami Daphnia, Jentik Nyamuk Dan Cacing Sutera Terhadap Pertumbuhan
Ikan Cupang Hias (Betta splendens) “The Effect of Different Types Of
Natural Food Daphnia, Mosquito Larvae and Silk Worms to Growth of
Ornamental Fish Bett.” Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan, 2(1), 21–29.
Inayatillah, B. (2016). Kadar Sgot Dan Sgpt Mencit ( Mus Musculus ) Diabetik
Kerusakan Hepatosit Serta Kadar Sgot Dan Sgpt Mencit ( Mus Musculus )
Diabetik. SKRIPSI. Universitas Airlangga.
Ladyescha, D., Nugroho, R. A., Dharma, B., & Com, R. (2015). UJI Efektivitas
Ekstrak Cair Daun Ketapang (Terminalia Catappa Linn.) Sebagai Antibakteri
Terhadap Ikan Cupang (Betta Sp.) Yang Diinfeksi Bakteri Salmonella
enterica serovar Typhi. Prosiding Seminar Sains Dan Teknologi, 27–34.
Ratnasari, & Juwita. (2008). Panduan Praktis Mengenal Keunikan 767 Jenis,
Galeri Tanaman Hias Daun. Jakarta: Penebar Swadaya Grup.
Ricky Ramadhian, M., Umiana Soleha, T., Hanriko, R., & Putri Azkia, H. (2017).
Pengaruh Ekstrak Metanol Daun Ketapang (Terminalia catappa L.) Terhadap
Kepadatan Serabut Kolagen pada Penyembuhan Luka Sayat Mencit (Mus
musculus). J Agromed, 4(1), 17–24.
Setyowati, D. N., & Puji Astuti, N. K. (2020). Pengaruh Ekstrak Daun Ketapang
(Terminalia Cattapa) Dan Ragi Terhadap Prevalensi Dan Intensitas
Ektoparasit Pada Ikan Karper (Cyprinus Carpio). Jurnal Biologi Tropis,
20(1), 148. https://doi.org/10.29303/jbt.v20i1.1353
Sumino, Supriyadi, A., & Wardiyanto. (2013). Efektivitas Ekstrak Daun Ketapang
(Terminalia cattapa L.) untuk Pengobatan Infeksi Aeromonas salmonicida
pada Ikan Patin (Pangasioniodon hypophthalmus). Jurnal Sain Veteriner,
31(1), 79–88.
Wahjuningrum, D., Ashry, N., & Nuryati, S. (2008). The use of Cattapa Leaves
Terminalia cattapa as Preventive and Curative Methods in Patin Catfish
Pangasionodon hypophthalmus Infected With Aeromonas hydrophila. Jurnal
Akuakultur Indonesia, 7(1), 79–94. https://doi.org/10.19027/jai.7.79-94