204 919 1 PB
204 919 1 PB
2 No 2, November 2016
Oleh:
M. Setiadi Hartoko
Komputerisasi Akuntansi, Politeknik LP3I Jakarta
Gedung sentra Kramat Jl. Kramat Raya No. 7-9 Jakarta Pusat 10450
Telp. 021 – 31904598 Fax. 021 – 31904599
Email :tedi.hartoko@gmail.com
ABSTRAK
Pajak merupakan suatu kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan
tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Metodelogi penulisan dengan
pengamatan langsung dan kepustakaan hingga wawancara. Perhitungan,
Penyetoran, pelaporan hingga pencatatan diselenggarakan sesuai UU Perpajakan
No. 36 Tahun 2008 dan untuk pencatatan sesuai dengan PSAK no 46.
ABSTRACT
34
JURNAL LENTERA AKUNTANSI Vol. 2 No 2, November 2016
35
JURNAL LENTERA AKUNTANSI Vol. 2 No 2, November 2016
36
JURNAL LENTERA AKUNTANSI Vol. 2 No 2, November 2016
37
JURNAL LENTERA AKUNTANSI Vol. 2 No 2, November 2016
38
JURNAL LENTERA AKUNTANSI Vol. 2 No 2, November 2016
39
JURNAL LENTERA AKUNTANSI Vol. 2 No 2, November 2016
yang menjadi subjek dari pajak b. Dalam hal tertentu, yang tidak
penghasilan adalah: termasuk subjek pajak dari badan
a. orang pribadi; pemerintah yang harus memenuhi
b. warisan yang belum terbagi kriteria antara lain: (1) dibentuk
sebagai satu kesatuan yang berdasarkan peraturan perundang-
berhak; undangan yang berlaku; (2)
c. badan seperti PT, Firma, CV, dibiayai dengan dana yang
Perseroan, BUMN, BUMD bersumber dari APBN atau
dengan nama dan bentuk apapun; APBD; (3) penerimaan lembaga
dan dimasukkan dalam anggaran
d. Badan Usaha Tetap. Pemerintahan Pusat atau Daerah;
dan (4) pembukuannya diperiksa
Selanjutnya subjek pajak oleh aparat pengawasan
dibedakan menjadi: fungsional negara.
a. Subjek pajak dalam negeri yaitu c. Subjek pajak luar negeri yaitu (1)
(1) orang pribadi yang bertempat orang pribadi yang tidak
tinggal di Indonesia atau berada di bertempat tinggal di Indonesia;
Indonesia lebih dari 183 hari (2) orang pribadi yang berada di
dalam jangka waktu 12 bulan; (2) Indonesia tidak lebih dari 183 hari
orang pribadi yang dalam suatu dalam jangka waktu 12 bulan; (3)
pajak berada di Indonesia dan badan yang tidak didirikan dan
mempunyai niat untuk bertempat tidak bertempat kedudukan di
tinggal di Indonesia; (3) warisan Indonesia, yang menjalankan
yang belum terbagi sebagai satu suatu usaha atau melakukan
kesatuan, menggantikan yang kegiatan melalui bentuk usaha
berhak; dan (4) badan yang tetap di Indonesia; (4) orang
didirikan atau bertempat pribadi yang tidak bertempat
kedudukan di Indonesia. tinggal di Indonesia; (5) orang
Pengertian badan adalah pribadi yang berada di Indonesia
sekumpulan orang dan atau modal tidak lebih dari 183 hari dalam
yang merupakan kesatuan, baik jangka waktu 12 bulan; dan (6)
yang melakukan usaha maupun badan yang tidak didirikan dan
tidak melakukan usaha, yang tidak bertempat kedudukan di
meliputi perseroan terbatas, Indonesia yang dapat menerima
perseroan komanditer, perseroan atau memperoleh penghasilan dari
lainnya, Badan Usaha Milik Indonesia bukan dari menjalankan
Negara atau Daerah dengan nama usaha atau melakukan kegaiatan
dan dalam bentuk apapun, firma, melalui bentuk usaha tetap di
kongsi, koperasi, dana pension, Indonesia.
persekutuan, perkumpulan,
yayasan, organisasi massa, Pajak Penghasilan Pasal 21
organisasi sosial politik , atau “Pajak penghasilan pasal 21
organisasi yang sejenis, lembaga, adalah pajak atas penghasilan berupa
bentuk usaha tetap, dan bentuk gaji, upah, honorarium, tunjangan
badan lainnya termasuk dan pembayaran lain yang diterima
reksadana. atau diperoleh Wajib Pajak orang
40
JURNAL LENTERA AKUNTANSI Vol. 2 No 2, November 2016
41
JURNAL LENTERA AKUNTANSI Vol. 2 No 2, November 2016
42
JURNAL LENTERA AKUNTANSI Vol. 2 No 2, November 2016
43
JURNAL LENTERA AKUNTANSI Vol. 2 No 2, November 2016
44
JURNAL LENTERA AKUNTANSI Vol. 2 No 2, November 2016
45
JURNAL LENTERA AKUNTANSI Vol. 2 No 2, November 2016
Nama diisi dengan nama perusahaan undang Ketentuan Umum dan Tata
yaitu PT Grazindo Asia Perkasa dan Cara Perpajakan (KUP), WP
alamat diisi dengan alamat menggunakan Surat Pemberitahuan
perusahaan yang tercantum dalam (SPT) sebagai suatu sarana untuk
Surat Keterangan Terdaftar (SKT) melaporkan dan
3. Kode Akun Pajak dan Kode Jenis mempertanggungjawabkan
Setoran penghitungan jumlah pajak yang
Untuk PPh Pasal 21 menggunakan terutang.
kode jenis pajak 411121 dan kode PT Grazindo Asia Perkasa
jenis setoran 100 melakukan pelaporan pajak dengan
4. Masa dan Tahun Pembayaran melampirkan dokumen sebagai
Pajak berikut:
Untuk masa pajak yaitu bulan
Januari maka diisi 0101 dan tahun a. Bukti setoran pajak melalui kantor
pajak adalah2016 pos
5. Jumlah Setoran b. Surat Pemberitahuan (SPT) Masa
Jumlah setoran diisi sesuai dengan Januari 2016
jumlah terutang pajak penghasilan
pasal 21 Pada saat dilaporkan,
6. ID Biliing dokumen-dokumen tersebut yakni
ID Billing diisi dengan kode yang telah ditandatangani oleh
billing yang telah didapatkan Manajer Keuangan, dan telah
melalui online billing melakukan proses verifikasi
perhitungan oleh bagian pajak.
Setelah membuat SSP, Pelaporan pajak disampaikan
perusahaan melakukan setoran ke ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di
Bank atau Kantor Pos yang telah mana WP terdaftar dengan
ditunjuk dan dianggap sah setelah melampirkan SPT masa PPh 21 yaitu
mendapatkan validasi NTPN (Nomor formulir 1721 yang telah diisi
Transaksi Penerimaan Negara) dari dengan data-data perusahaan, dan
Bank atau Kantor Pos. gaji karyawan.
Dalam proses penyetoran PPh
Pasal 21, PT Grazindo Asia Perkasa Pencatatan Pajak Penghasilan
telah melakukan sesuai dengan Pasal 21
prosedur dan membayarkan PT Grazindo Asia Perkasa
kewajiban pajak terutangnya karena yang melakukan pemotongan serta
perusahaan telah menyetorkan penyetoran PPh pasal 21, maka
pajaknya di bawah tanggal 10 bulan terdapat dua jurnal yang harus
berikutnya. dilakukan perusahaan, yakni pada
saat penggajian dan pada saat
Pelaporan Pajak Penghasilan penyetoran pajak penghasilan pasal
Pasal 21 21.
Tahapan ketiga dalam Siklus PT Grazindo Asia Perkasa
Hak dan Kewajiban Wajib Pajak menanggung pajak yang dipotong
(WP) adalah Pelaporan Pajak. dari gaji karyawan.
Sebagaimana diatur dalam Undang-
46
JURNAL LENTERA AKUNTANSI Vol. 2 No 2, November 2016
47