Anda di halaman 1dari 2

SIX MINUTE WALK TEST (6MWT)

Lokasi
Tes dilakukan dalam ruangan tertutup (indoor) dan pada koridor panjang, datar,
lurus, permukaan keras, jarang dilalui orang. Dapat dilakukan di ruang terbuka bila
cuaca baik. Panjang rute 30 m (100 kaki). Tiap 3 meter diberi tanda. Titik putaran
ditandai kerucut. Titik awal, permulaan dan akhir, berjarak 60 m ditandai pula.
 
Peralatan Penunjang
1. Stopwatch 
2. Dua buah pembatas/kerucut untuk menandai titik putar 
3. Kursi yang mudah dipindahkan sepanjang rute jalan 
4. Sphygmomanometer (tensimeter)
5. Tabung oksigen (bilamana perlu)
6. Pulse oximetri (bilamana ada)

Persiapan pasien 
1. Pakaian yang nyaman 
2. Sepatu/alas kaki yang sesuai 
3. Obat-obatan yang biasa digunakan tetap dikonsumsi 
4. Makan ringan pagi atau sore sebelum dilakukan tes 
5. Pasien tidak melakukan aktifitas berat 2 jam sebelum memulai tes 

Prosedur Pelaksanaan
1. Tidak perlu dilakukan periode warm-up sebelum memulai tes
2. Bila perlu dilakukan pengulangan latihan, lakukan pada waktu yang sama
dengan hari sebelumnya. 
3. Pasien duduk dikursi yang dekat dengan titik awal selama 10 menit.
4. Lakukan pemeriksaan kontraindikasi, pengukuran denyut nadi dan tekanan
darah, pastikan pakaian dan sepatu sudah tepat bagi pasien.
5. Bila ada pulse oximetri, ukur dan rekam saat baseline.
6. Suruhlah pasien berdiri dan hitung keadaan dyspnea dan fatig dengan
memakai skala Borg sebelum memulai latihan.
7. Atur penghitung putaran pada posisi nol dan timer untuk 6 menit, dan bawa ke
posisi start. 
8. Beritahu pasien bahwa tes ini menilai seberapa jauh pasien dapat berjalan
selama 6 menit dan tidak boleh berlari. Pasien dapat memperlambat jalannya,
berhenti atau istirahat jika perlu. Contohkan pada pasien satu putaran.
9. Posisikan pasien pada garis start. Pengawas harus berdiri dekat garis start
selama latihan. Jangan berjalan bersama pasien. Segera setelah pasien mulai
berjalan hidupkan timer.
10. Jangan berbicara kepada siapapun selama test. Perhatikan pasien dan jangan
lupa untuk menghitung putaran yang telah dilalui. Pengawas dapat memberikan
dorongan semangat pada pasien tetapi bukan dorongan untuk mempercepat
langkahnya. Beritahu waktu test setiap menit ke 2, 4 dan 6 (berhenti). 
11. Post tes, rekam dispnu dan fatig pasca latihan dengan skala Borg.
12. Bila memakai pulse oximeter, ukur dan rekam lagi, kemudian lepas sensor. 
13. Catat jumlah putaran dan berapa jauh jarak tempuh yang dicapai. 
14. Berikan ucapan selamat atas usahanya, tawarkan minum segelas air putih 
Faktor Variabilitas Hasil 6MWT 
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil 6MWT, berasal dari prosedur
pelaksanaan dan dari luar prosedur pelaksanaan. Faktor yang berasal dari prosedur
pelaksanaan sendiri harus dikontrol sebisa mungkin.
 Tes sebagai ‘latihan’ tidak diperlukan pada kebanyakan keadaan klinis tetapi
dapat dipertimbangkan. Jika dilakukan tes sebagai ‘latihan’ , hendaknya
dilakukan minimal 1 jam sebelum melakukan tes kedua. Hasil tes yang
dilaporkan sebagai data baseline 6MWT adalah hasil paling tinggi. 
 Tehnisi harus dilatih memakai protokol standar dan dilakukan supervisi
beberapa kali sebelum dipercaya untuk melakukan tes secara mandiri.
 Pemberian dorongan/motivasi, menggunakan kata-kata standard. Dorongan
yang bersifat memberikan semangat berlebihan akan membuat pasien
mempercepat jalan dan dapat menambah jarak tempuh. 
 Oksigen suplemen, bila dibutuhkan selama tes dan direncanakan melakukan
serial tes (setelah mendapat terapi diluar oksigen terapi), maka harus
diberikan dengan cara yang sama dan dosis yang sama.
 Medikamentosa, dalam hal jenis, dosis dan waktu makan obat harus dicatat
sebelum dilakukan tes. Beberapa penelitian menunjukkan terjadi peningkatan
jarak atau perbaikan skala dispnu, setelah memakai obat bronkodilator pada
penderita COPD, demikian juga pemakaian obat kardiovaskular pada
penderita gagal jantung. 

Interpretasi Hasil dan Manfaat Klinis 6MWT 


Dalam pengalaman klinis sehari-hari, pada umumnya tes ini dilakukan sebelum dan
sesudah pasien mendapat pengobatan, untuk menjawab pertanyaan apakah pasien
mengalami perbaikan yang signifikan setelah pengobatan. Dengan kualitas prosedur
yang baik, tes ini mempunyai angka reprodubilitas baik. Namun sampai saat ini
belum diketahui hasil yang paling baik untuk menilai respon pengobatan.
Belum ada kesepakatan yang menyatakan berapa nilai normal jarak tempuh 6MWT
pada populasi sehat. Miyamoto dkk, menyatakan median 6MWT adalah berkisar 580
meter pada 117 pria sehat dan 500 meter pada 173 wanita sehat. Studi lain
menyatakan rata-rata jarak tempuh adalah 630 meter pada 51 dewasa sehat.
Perbedaan pada populasi sampel, jenis dan frekuensi motivasi saat latihan, panjang
koridor, jumlah latihan pendahuluan akan menyebabkan perbedaan hasil test. Umur,
berat badan, tinggi badan dan jenis kelamin secara bebas akan mempengaruhi hasil
6MWT pada orang dewasa sehat. Terkait hal itu maka faktor-faktor ini harus
dipertimbangkan ketika melakukan interpretasi hasil pada pengukuran tunggal yang
dibuat untuk menentukan kapasitas fungsional. Ketika hasil 6MWT menurun, harus
dilakukan pencarian menyeluruh terhadap segala kemungkinan faktor penyebab.

Anda mungkin juga menyukai