Anda di halaman 1dari 27

PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN

POHON KINERJA
Lumajang, 27 Juli 2022

Slide dirangkum oleh :


Tim Pohon Kinerja
Disampaikan oleh :
Dr. Dityatama, ST, SAB, M.Ak, QIA, CRMP
Bagaimana Cara Mencapai Tujuan?
Risiko - Risiko
• KEBIJAKAN
• SDM
TUJUAN
• KEUANGAN
• BARANG
• LAINNYA Potensi melenceng
dari tujuan

INPUT PROSES OUTPUT IMMEDIATE IMMEDIATE FINAL


OUTCOME OUTCOME OUTCOME
Teori Pohon Kinerja
“Performance is the sum of all processes
that will lead managers to taking
appropriate actions in the present that will
create a performing organization in the
future (i.e., one that is effective and
efficient)”. Artinya kinerja adalah
sekumpulan proses yang mendorong
seorang manajer untuk mengambil
tindakan yang tepat pada hari ini sehingga
mampu menghasilkan performansi
organisasi di masa yang akan datang (yakni
efektivitas dan efisiensi organisasi) (Lebas&
Euske,2004)

Model yang ditawarkan Lebas & Euske disebut sebagai causal model. Model ini
kemudian divisualisasikan dalam bentuk sebuah pohon – juga disebut sebagai
performance tree atau pohon kinerja
Michel Lebas and Ken Euske. (2004:65). A conceptual and operational delineation of
performance
Dampak Tidak Ada Pohon Kinerja
• Hubungan sebab akibat untuk mencapai tujuan berpotensi
tidak logis / tidak ada hubungan/tidak tepat;
• Penyelenggaraan SAKIP berpotensi tidak efektif dan proses
bisnis yang tidak tepat;
• Penganggaran berpotensi tidak tepat;
• Risiko dan Inovasi yang diselenggarakan berpotensi tidak
efektif;
• dst
STRATEGI Akuntabilitas Kinerja sebagai dasar pelaksanaan
IMPLEMENTASI Reformasi Birokrasi

KINERJA
Memastikan kinerja yang akan diwujudkan telah
sesuai dengan mandat dan memberikan dampak
yang dirasakan oleh masyarakat

PROSES BISNIS
PERATURAN Memastikan cara yang paling efektif dan efisien PENGAWASAN
PERUNDANGAN dalam mencapai sasaran/tujuan organisasi
Untuk memastikan
Untuk memayungi setiap aktivitas bebas
legalitas setiap STRUKTUR ORGANISASI dari penyimpangan
pelaksanaan aktivitas Memastikan organisasi yang paling tepat fungsi dan risiko pencapaian
organisasi dan tepat ukuran untuk menjalankan proses tujuan
bisnis dalam mencapai sasaran/tujuan organisasi

MANAJEMEN SDM
Memastikan standar kompetensi SDM untuk
mengisi struktur organisasi yang telah dirancang.
Dasar Hukum Pohon Kinerja
Beberapa Informasi dalam Permenpan 89 tahun 2021
Pasal 2
POHON KINERJA
ULTIMATE/ LONG TERM
OUTCOME

INTERMED/
INTERMED INTERMED
INITIAL
OUTCOME OUTCOME CROSSCUTTING
OUTCOME

INTERMED/
INTERMED INTERMED INTERMED INTERMED
IMMEDIATE
OUTCOME OUTCOME CROSSCUTTING OUTCOME OUTCOME CROSSCUTTING
OUTCOME

OUT- OUT- OUT- OUT- OUT- OUT- OUT- OUT- OUT- OUT- OUT-
PUT PUT PUT PUT PUT PUT PUT PUT PUT PUT PUT

ALIGNED
OUT- OUT- OUT- OUT- OUT-
PUT PUT PUT PUT PUT
Hubungan Logis dalam Pohon Kinerja
Diawali dari
fenomena/
pokok
masalah

Catatan : Penyusunan Pokin Diawali dari Identifikasi Pokok masalah dan root cause sampai ke input
Contoh Format Pohon Kinerja

Catatan : referensi dicantumkan dalam pokin/ dapat diletakkan dibawah setelah pohon kinerja atau dalam tabel
Contoh penulisan Referensi minimal : (Nama Penulis. Tahun. Judul. Tempat Terbit : Penerbit)
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Semarang : Universitas Diponegoro
Dalam referensi pohon kinerja ditulis (Penulis, Tahun: Halaman) contoh : (Ghozali, 2016:5)
Disepakati dalam format excel, dimulai dari indikator makro kabupaten ditarik ke bawah >>> penyesuian dok SAKIP
CONTOH SIMULASI Meningkatnya Reformasi Birokrasi dalam 2. Kondisi diperlukan/diharapkan
penyelenggaraan pemerintahan
DIAWALI DARI FENOMENA 3. Cara mengukur nomor 2
Indikator Indeks RB (permenpan 26 tahun 2020)

Fenomena Rendahnya capaian Indeks RB Kab ….. hasil 1. Awal Penentuan Fenomena

Keterkaitan Hubungan variabel/ evaluasi Menpan yakni 55,96 th 2020 (Menpan,


2020)
indikator berdasarkan halaman Fenomena dapat
12 permenpan RB 26 tahun Maka disebabkan oleh hal
2020 bahwa : “Indeks Jika tersebut sesuai permenpan
RB 26 tahun 2020 (halaman
profesionalisme ASN Meningkatnya Profesionalitas ASN 12 – 13)
berdampak pada indeks RB” Indeks Profesionalitas ASN (dasar : Perka BKN
Indikator
nomor 8 tahun 2019 pasal …)
Keterkaitan Hubungan variabel/ Fenomena Rendahnya nilai indeks profesionalisme ASN
indikator berdasarkan Lampiran Kab …. hasil evaluasi BKN yakni 52,68 (BKN,
I Permenpan RB 40 tahun 2018, 2021 : …)
Fenomena dapat
bahwa “Penerapan sistem Maka disebabkan oleh hal
merit mampu mewujudkan ASN Jika tersebut sesuai hal 23
yang profesional, berintegritas, Permenpan RB 26 tahun
2020, bahwa “Penataan
netral dan berkinerja tinggi” Meningkatnya Manajemen ASN melalui Sistem merit sistem manajemen SDM
Aparatur bertujuan
Indikator Indeks Sistem Merit (pasal 17 permenpan meningkatkan
profesionalisme SDM
40 tahun 2018)
Aparatur”
Fenomena/ Rendahnya penerapan sistem merit ASN di Kab…
Penyebab hasil evaluasi KASN yakni 256,5 / Katagori II
Referensi : (KASN, 2022 : …) yang menunjukkan blm
1 Permenpan RB nomor 26 tahun 2020 memadainya kebijakan dan manajemen ASN
2 Permenpan RB nomor 40 tahun 2018
3. dst
PENYUSUNAN POHON KINERJA
PRINSIP TEKNIS PENYUSUNAN
Sebelum Penyusunan

TIDAK DIHUBUNGKAN DAHULU


1 DENGAN KOMPONEN 2 TIDAK DIHUBUNGKAN
DAHULU
PERENCANAAN (Tujuan, DENGAN HIERARKI ORGANISASI
Sasaran, dst)

TIDAK DIHUBUNGKAN DAHULU TIDAK DIHUBUNGKAN DAHULU


3 DENGAN STRUKTUR ORGANISASI
EKSISTING (Eselon II, Eselon III,
4 DENGAN EKSISTING
PROGRAM/KEGIATAN
dst)

TIDAK DIHUBUNGKAN DAHULU


5 DENGAN DENGAN NOMENKLATUR
PROGRAM/KEGIATAN (Program A,
6 TIDAK DIHUBUNGKAN DAHULU
DENGAN EKSISTING ANGGARAN
Program B, dst)
PENYUSUNAN POHON KINERJA
PRINSIP TEKNIS PENYUSUNAN
Saat penyusunan

SATU OUTCOME SATU ISU ADA HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT/

1 Hindari lebih dari satu isu dalam satu


outcome
2 JIKA-MAKA
Hindari hubungan yang tidak logis

BUKAN MENGCLUSTER (PER


ATAS = AKIBAT/MAKA, BAWAH = JENIS/PER KELOMPOK)
3 SEBAB/JIKA
Hindari logika yang terbalik
4 Outcome diturunkan menjadi
outcome antara bukan dengan
memecah menjadi jenis/kelompok
PENYUSUNAN POHON KINERJA
PROSES PENYUSUNAN

1 IDENTIFIKASI ISU STRATEGIS (OUTCOME)

2 URAIKAN MENJADI ISU-ISU ANTARA (OUTCOME ANTARA)

3 IDENTIFIKASI KEMUNGKINAN ADANYA CROSSCUTTING

BUAT HUBUNGAN LOGIKA ANTARA OUTCOME DAN OUTCOME ANTARA SECARA


4 HIERARKI (TEORI/ATURAN/BEST PRACTICE/PEDOMAN/LAINNYA)

5 IDENTIFIKASI ADANYA REDUNDANCY

IDENTIFIKASI KEMUNGKINAN KEALPAAN MENGENALI ADANYA HUBUNGAN SEBAB


6 AKIBAT
EVALUASI DERAJAT KEPENTINGAN MASING2 SEBAGAI VARIABLE YANG
7 MEMPENGARUHI KINERJA

8 ELIMINASI VARIABLE YANG MEMILIKI DERAJAT PENGARUH YANG MINIM

9 LENGKAPI DENGAN INDIKATOR KINERJA


PROSES CASCADING KINERJA

Merumahkan Pohon Kinerja ke Hierarki Perencanaan

Menyesuaikan dengan level program dan kegiatan bahkan sub kegiatan dan
Nomenklatur Program Kegiatan yang di sepakati

Mengalokasikan Anggaran

Merumahkan ke Struktur Organisasi


CONTOH DAN PERBEDAAN
POHON KINERJA DENGAN CASCADING

POHON KINERJA CASCADING


 Tidak dipengaruhi struktur/hirarki Memperhatikan struktur/hirarki:
 Memperhatikan hubungan logis sebab-akibat. STRUKTUR PERENCANAAN

OUTCOME • VISI • PROGRAM


• TUJUAN • KEGIATAN
• SASARAN STRATEGIS

INTERMED INTERMED INTERMED STRUKTUR ORGANISASI


CROSSCUTTING
OUTCOME OUTCOME OUTCOME disesuaikan dengan nomenklatur
struktur organisasi
• PIMPINAN IP • ESELON III
INTERMED INTERMED INTERMED INTERMED INTERMED • ESELON I • dst.
CROSSCUTTING
OUTCOME OUTCOME OUTCOME OUTCOME OUTCOME • ESELON II

STRUKTUR ANGGARAN
OU
O O
OU
O O O O O disesuaikan dengan nomenklatur program,
UT UT UT UT UT UT UT
OUT- T-
- -
T-
- - - - -
OUT
kegiatan, dan struktur anggaran
ALIGNED
PUT PU PU -PUT
PU PU PU PU PU PU PU
T T
T T T T T T T
• SASARAN PROGRAM • RINCIAN OUTPUT (RO)
OUT
PUT
OUT
PUT
OUT
PUT
OUT
PUT
OUT
PUT
• SASARAN KEGIATAN • KOMPONEN
• KLASIFIKASI RINCIAN OUTPUT • SUB-KOMPONEN
(KRO) • dll.
CONTOH POHON KINERJA

D Peningkatan nilai investasi


Nilai investasi
Fenomena
Fenomenalemahnya
investasi
pemasaran
Rendahnya
(bukti)
Nilai investasi
nilai investasi

Kondisi
MAKA Diharapkan/
JIKA Diperlukan ROOT CAUSE

Peningkatan pemasaran investasi


C Jumlah calon investor yang
berminat
Kondisi
Fenomena
investasi
rendahnyapemasaran
Fenomena lemahnya
investasi (bukti)
(bukti)
daya tarik

MAKA Diharapkan
ROOT CAUSE
JIKA

B Peningkatan daya tarik investasi


Jumlah potensi unggulan investasi
Fenomena lemahnya perencanaan
Fenomena rendahnya daya tarik
investasi (bukti)
investasi (bukti)
Kondisi
Diharapkan
CONTOH SEDERHANA POHON KINERJA DAN CASCADING

POHON KINERJA CASCADING


Contoh 1:
D Peningkatan nilai investasi
Nilai investasi
Es. 2
MAKA
JIKA D Peningkatan nilai investasi
Nilai investasi

C
MAKA
Peningkatan pemasaran investasi
Jumlah calon investor yang berminat Es. 3
A B C
JIKA Peningkatan
Peningkatan Peningkatan daya

B Peningkatan daya tarik investasi


Jumlah potensi unggulan investasi
perencanaan
investasi
Jumlah rencana
tarik investasi
Jumlah potensi
unggulan
pemasaran
investasi
Jumlah calon
MAKA pengembangan investasi investor yang
JIKA potensi investasi berminat
Peningkatan perencanaan investasi
A Jumlah rencana pengembangan potensi
investasi
CONTOH SEDERHANA POHON KINERJA DAN CASCADING

POHON KINERJA CASCADING


Contoh 1:
D Peningkatan nilai investasi
Nilai investasi
Tujuan
MAKA
JIKA D Peningkatan nilai investasi
Nilai investasi

C
MAKA
Peningkatan pemasaran investasi
Jumlah calon investor yang berminat Sasaran

A B C
JIKA Peningkatan
Peningkatan Peningkatan daya

B Peningkatan daya tarik investasi


Jumlah potensi unggulan investasi
perencanaan
investasi
Jumlah rencana
tarik investasi
Jumlah potensi
unggulan
pemasaran
investasi
Jumlah calon
MAKA pengembangan investasi investor yang
JIKA potensi investasi berminat
Peningkatan perencanaan investasi
A Jumlah rencana pengembangan potensi
investasi
VARIASI CASCADING

Contoh 2: Contoh 3: Contoh 4: Contoh 5:

D Tujuan D Tujuan D Tujuan Tujuan


D
Sasaran Sasaran Sasaran Sasaran

A+B+C A+B C A B+C A+C B

Contoh 6: Contoh 7:
D Tujuan
D+C Tujuan
C Sasaran
Dst... Dst...
A B Sasaran
A B Program
Beberapa Hubungan Pohon Kinerja
Pohon Kinerja Crosscutting IKU/ IKI Risiko/ Inovasi Struktur/ LKJ/ Audit
dan MR Proses Kinerja
cascading bisnis
Contoh Rekap Rencana Tindak Pengendalian SPIP
Contoh RTP
CONTOH SIMULASI Meningkatnya Reformasi Birokrasi dalam 2. Kondisi diperlukan/diharapkan
penyelenggaraan pemerintahan
DIAWALI DARI FENOMENA 3. Cara mengukur nomor 2
Indikator Indeks RB (permenpan 26 tahun 2020)

Fenomena Rendahnya capaian Indeks RB Kab ….. hasil 1. Awal Penentuan Fenomena

Keterkaitan Hubungan variabel/ evaluasi Menpan yakni 55,96 th 2020 (Menpan,


2020)
indikator berdasarkan halaman Fenomena dapat
12 permenpan RB 26 tahun Maka disebabkan oleh hal
2020 bahwa : “Indeks Jika tersebut sesuai permenpan
RB 26 tahun 2020 (halaman
profesionalisme ASN Meningkatnya Profesionalitas ASN 12 – 13)
berdampak pada indeks RB” Indeks Profesionalitas ASN (dasar : Perka BKN
Indikator
nomor 8 tahun 2019 pasal …)
Keterkaitan Hubungan variabel/ Fenomena Rendahnya nilai indeks profesionalisme ASN
indikator berdasarkan Lampiran Kab …. hasil evaluasi BKN yakni 52,68 (BKN,
I Permenpan RB 40 tahun 2018, 2021 : …)
Fenomena dapat
bahwa “Penerapan sistem Maka disebabkan oleh hal
merit mampu mewujudkan ASN Jika tersebut sesuai hal 23
yang profesional, berintegritas, Permenpan RB 26 tahun
2020, bahwa “Penataan
netral dan berkinerja tinggi” Meningkatnya Manajemen ASN melalui Sistem merit sistem manajemen SDM
Aparatur bertujuan
Indikator Indeks Sistem Merit (pasal 17 permenpan meningkatkan
profesionalisme SDM
40 tahun 2018)
Aparatur”
Fenomena/ Rendahnya penerapan sistem merit ASN di Kab…
Penyebab hasil evaluasi KASN yakni 256,5 / Katagori II
Referensi : (KASN, 2022 : …) yang menunjukkan blm
1 Permenpan RB nomor 26 tahun 2020 memadainya kebijakan dan manajemen ASN
2 Permenpan RB nomor 40 tahun 2018
3. dst
Risiko dalam RTP dan Inovasi dalam Deregulasi Kebijakan
Tambahan : Potensi Redundancy (Pengulangan)
• Adanya potensi Redundansi langsung (pengulangan variabel) dan tidak
langsung (pengulangan dalam bagian dimensi/indikator/sub indikator) dalam
penyusunan Pokin
• Redundansi tidak langsung dimungkinkan baru dapat diketahui dari definisi
operasional (contoh : misal pengaruh pengalaman terhadap kompetensi
berpotensi redundan/ tidak tergantung definisi operasional), jika sudah
menjadi bagian dari indikator/sub indikator maka berarti bagian dari
fenomena bukan penyebab untuk dapat dihubungkan dalam model;
• Adanya redundancy dalam konteks hubungan pengaruh (regresi statistik)
dapat berdampak pada terjadinya autocorrelation dan atau multicollinearity
(dipertimbangankan dihindari)
• Redundansi masih dimungkinkan diperkenankan pada cascading tetapi bukan
dalam pohon kinerja (ideal)
• dst

Anda mungkin juga menyukai