Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

PARIWISATA ALAM
ACARA II DAN III
PENILAIAN POTENSI WISATA ALAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE
GUNN (1979) YANG DIMODIFIKASI (BAGIAN I DAN II)

Disusun oleh:
Nama : Beatric Angelia Pandiangan
NIM : 17/412482/KT/08481
Shift : Kamis, 13.00 WIB
Co. Asisten : Roy Iman Saputra

LABORATORIUM PENGELOLAAN KEPARIWISATAAN ALAM


DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBER DAYA HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
ACARA II DAN III
PENILAIAN POTENSI WISATA ALAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE
GUNN (1979) YANG DIMODIFIKASI (BAGIAN I DAN II)

ABSTRAK
Penilaian potensi wisata alam dengan menggunakan metode Gunn pada region Hutan Pinus
Mangunan berdasarkan pada skala indeks dengan lima tingkatan yaitu sangat lemah, lemah,
sedang, kuat, dan sangat kuat. Dari skala indeks ang telah dibuat, diperoleh total sebesar 86,3
yang berarti daerah tersebut memiliki potensi wisata alam yang tinggi, dengan kata lain,
sangat sesuai untuk dijadikan objek wisata alam.
Kata kunci : Potensi wisata alam, metode Gunn, nilai indeks

I. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa mampu melakukan pengamatan/pengukuran data parameter pada
kategori fisik dan progra, untuk kepentingan penilaian potensi wisata alam di region
berhutan, dengan mengacu pada Metode Gunn (1979) yang dimodifikasi
2. Mahasiswa mampu melakukan pengolahan dan analisis data dari hasil praktik
pengambilan data lapangan guna mendapatkan nilai potensi wisata lam dengan
menggunakan Metode Gunn yang dimodifikasi

II. DASAR TEORI


Pariwisata merupakan suatu keseluruhan elemen-elemen terkait yang
didalamnya terdiri dari wisatawan, daerah tujuan wisata, perjalanan, industri dan lain
sebagainya yang merupakan kegiatan pariwisata. Menurut Pendit (l990), pariwisata
adalah salah satu jenis industri baru yang mampu meng-hasilkan pertumbuhan
ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan,
standart hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktifitas lainnya. Selanjutnya
sebagai sektor yang komplek juga meliputi industri-industri klasik yang sebenarnya
seperti industri kerajinan dan cinderamata, penginapan dan transportasi, secara
ekonomis juga dipandang sebagai industry
Arti pariwisata merujuk pada kata tourism yang berasal dari bahasa latin
tornare dan Yunani tornos yang berarti memutar atau pergerakan mengitari titik pusat.
Definisi pariwisata, seiring dengan perkembangan zaman, mengalami perubahan untuk
mengungkap sifat penting dari pergerakan wisatawan (baik domestik maupun
internasional). Tujuannya adalah agar dapat digunakan sebagai batasan atau acuam bagi
pihak-pihak yang berkepentingan, khususnya yang terkait dengan dunia pariwisata
(Judisseno, 2017).
Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu,
yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan maksud bukan
usaha atau mencari nafkah di tempat yang di kunjungi, tetapi semata-mata untuk
memenuhi keinginan yang beraneka ragam (Yoeti, 2008).
Sektor pariwisata merupakan sumber ekonomi yang cepat mendatangkan
devisa bagi negara atau daerah tujuan wisata. Adapun keuntungan yang bisa diperoleh
melalui pendapatan nilai tukar mata uang asing, pendapatan pemerintah yang diperoleh
melalui pengenaan pajak langsung atas barang dan jasa serta pajak tidak langsung
melalui bea dan cukai (Tanaamah dan Retantyo, 2008).

III. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Tallysheet
2. Alat tulis
3. Kamera
4. Laptop
5. Rollmeter
6. Pitameter
7. Kompas
8. Binokuler
9. GPS
10. Tabel random
11. Haga

IV. CARA KERJA

Dibuat PU dan dilakukan Faktor-faktor dasar


Data dan informasi tentang
pengamatan dan pengukuran fisik dipetakan
faktor-faktor dasar fisik dicatat
kategori fisik dan kategori persebarannya sesuai
ke dalam tally sheet
program kondisi lapangan

Data dan informasi


tentang faktor-faktor
Didapatkan nilai potensi
Hasil survey diolah program juga dicatat
produk wisata alam
ke dalam tally sheet

Analisis tentang potensi


dan prospek
pengembangan wisata
alam dibuat berdasar hasil
olahan data
Keterangan :
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah survei ke seluruh penjuru lapangan kemudian
mengamati dam mengukur kategori fisik dan kategori program untuk mengeksplor hal-hal
yang mendukung dan menghambat pengembangan wisata alam. Kemudian data dan informasi
tentang faktor-faktor dasar fisik (vegetasi, satwa, dsb) yang didapat secara sistematis dicatat
sehingga mudah dipahami jika dibaca. Lalu sebaran dari faktor-faktor dasar fisik tadi
dipetakan sesuai dengan kondisi di lapangan. Lalu dilakukan juga pengamatan hasil survey
lapangan diolah sehingga akan dapat diperolah nilai potensi produk wisata alam, sesuai pada
site-site yang telah dipetakan pada acara II. Lalu langkah yang terakhir adalah berdasarkan
hasil kerja di butir 1, dibuat analisis singkat tentang potensi dan prospek pengembangan
wisata alam yang memungkinkan (dihubungkan dengan peraturan pengusahaan wisata alam
di hutan yang menjadi destinasi wisata, sesuai dengan fungsi pokoknya).
V. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
Tabel 1. Tabel Indeks Faktor Fisik Untuk Pariwisata Destinasi (Gun,1979) sebagai Konsep
Acuan dalam Membuat Konsep Penilaian Potensi ODTWA pada Kawasan Hutan yang dikaji

Skala
No. Faktor Indeks Sangat Sangat
Lemah Sedang Kuat
Lemah Kuat
1 Air, kehidupan air 3 0 1 2 3 4
Penutupan vegetasi, satwa
2 35 0-6 7-13 14-20 21-27 28-35
liar, satwa penganggu
3 Iklim, atmosfir 9 0-1 2-3 4-6 7-8 9-10
4 Topografi, tanah, geologi 14 0-2 3-5 6-9 10-12 13-15
Sejarah, etnisitas, arkeologi,
5 3 0 1 2 3 4
legenda
6 Estetika 11 0-1 2-4 5-7 8-10 11-12
7 Institusi, industri, atraksi 11 0 1-3 4-6 7-9 10-12
8 Pusat-pusat pelayanan 6 0-1 2-3 4-5 6-7 8-9
9 Transportasi, akses 8 0-1 2-3 4-6 7-8 9-10
  JUMLAH 100          

Tabel 2. Kompilasi data awal

Nilai/Kondisi Hasil
Nomor Titik
Pengukuran/Penga
Pengamatan/Pe
Katego matan (Sebagian
rjumpaan/No. Kualitas
No. ri Faktor Parameter memerlukan
PU/No. Parameter
Faktor pengolahan data
Stasiun/Lokasi
mentah terlebih
Pengamatan
dahulu)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Air, Keberadaan      
Kehidu Air
pan Air Permukaan:
ada
TP 1   sangat buruk
Air Sungai

Mata Air      
Sumur      
Jarak lokasiTP 1 Sangat jauh sangat buruk
sungai      
2 Penutu Penut PU 1 1 jenis buruk
pan upan PU 2 3 jenis baik
vegetas vegeta PU 3 2 jenis Sedang
Jumlah Jenis
i, satwa si PU 4 1 jenis buruk
Pohon
liar, PU 5 2 jenis Sedang
satwa PU 6 1 jenis buruk
pengga PU 7 4 jenis sangat baik
nggu PU 1 35,39 cm sangat baik
PU 2 29,19 cm baik
Rata-rata PU 3 Tidak menarik baik
diameter PU 4 31,92 cm baik
pohon PU 5 34,12 cm baik
PU 6 35,62 cm sangat baik
PU 7 43,39 cm sangat baik
PU 1 23,29 m sangat baik
PU 2 23,46 m sangat baik
PU 3 20,95 m Sedang
Rata-rata
PU 4 22,08 m sedang
tinggi pohon
PU 5 18,01 m buruk
PU 6 21,13 m baik
PU 7 22,58 m sangat baik
PU 1 35 Individu Sangat baik
Kelimpahan PU 2 15 Individu Sedang
pohon (Total PU 3 26 Individu Baik
individu PU 4 22 Individu Baik
pohon pada PU 5 11 individu sedang
semua jenis) PU 6 9 individu buruk
PU 7 8 individu buruk
Rata-rata PU 1 80% sangat baik
penutupan PU 2 70% baik
tajuk pohon PU 3 70% baik
PU 4 70% baik
PU 5 60% baik
PU 6 60% baik
PU 7 70% baik
PU 1 3 strata baik
PU 2 3 strata baik
PU 3 3 strata baik
Jumlah strata
PU 4 3 strata baik
tajuk
PU 5 3 strata baik
PU 6 3 strata baik
PU 7 3 strata baik
Rata-rata Stasiun
jumlah jenis Pengamatan 8 jenis Baik
burung (SP) 1
(dihitung dari SP 2 4 jenis Buruk
rata-rata hasil SP 3 3 jenis Buruk
pengamatan 5 SP 4 6 jenis Baik
menitan yang SP 5 2 jenis Buruk
diulang 4 kali
di tiap SP)
Rata-rata SP 1 12 individu Baik
kelimpahan SP 2 11 individu Baik
burung SP 3 6 individu Sedang
(jumlah SP 4 7 individu Sedang
Satwa individu pada SP 5 2 individu Buruk
Liar total jenis
burung)
Jumlah kelas
satwa non
burung di
kawasan SP 1 s.d. SP 5
(secara (ditambah
akumulatif, hasil
3 kelas Sedang
berdasarkan wawancara
hasil dan observasi
pengamatan, data sekunder
wawancara,
maupun data
sekunder)
Jumlah kelas
Beberapa
Satwa satwa yang
lokasi
pengg dijumpai/terl 1 kelas Baik
penjelajahan
anggu apor di
(ditambah
kawasan
(secara
akumulatif,
informasi dari
berdasarkan
petugas dan
hasil
sumber data
pengamatan,
sekunder)
wawancara,
maupun data
sekunder)
3 Iklim, PU 1 34,13 °C buruk
atmosfi PU 2 31,53 °C Sedang
r PU 3 28,9 °C baik
Rata-rata
PU 4 29,73 °C baik
suhu
PU 5 31,37 °C sedang
PU 6 32,27 °C sedang
PU 7 35 °C sangat buruk
Iklim
PU 1 47,07 % baik
PU 2 53,33% Sedang
PU 3 62,20% buruk
Rata-rata
PU 4 59,83% buruk
Kelembaban
PU 5 56,77% buruk
PU 6 52,53% sedang
PU 7 48,67% baik
4 Topogr PU 1 33,61 % buruk
afi, PU 2 41,5 % sangat buruk
tanah, PU 3 18,7 % baik
Rata-rata
geologi PU 4 18,7 % baik
kelerengan
PU 5 27,3 % sedang
PU 6 20, 1% baik
Topog PU 7 21,2 % baik
rafi PU 1 Latosol Baik
PU 2 Latosol Baik
Jenis tanah
PU 3 Latosol Baik
(yang
PU 4 Latosol Baik
dominan di
PU 5 Latosol Baik
PU ybs)
PU 6 Latosol Baik
PU 7 Latosol Baik
5 Sejarah Penjelajahan
Keberadaan/
, singkat
Kemenarikan
etnisita Sejara berdasarkan Ada dan sangat
sejarah pada Sangat baik
s, h informasi menarik
kawasan on-
arkeolo petugas, jika
site
gi, diperlukan
legenda untuk melihat
bukti
pendukung;
wawancara,
dan observasi
sumber data
sekunder
Penjelajahan
singkat
berdasarkan
informasi
Keberadaan/ petugas, jika
Kemenarikan diperlukan
Ada dan sangat
sejarah pada untuk melihat Sangat baik
menarik
kawasan off- bukti
site pendukung;
wawancara,
dan observasi
sumber data
sekunder
Etnisit Penjelajahan
as singkat
berdasarkan
informasi
Keberadaan/ petugas, jika
Kemenarikan diperlukan
Ada dan sangat
sejarah pada untuk melihat Sangat baik
menarik
kawasan on- bukti
site pendukung;
wawancara,
dan observasi
sumber data
sekunder
Keberadaan/ Penjelajahan Ada dan sangat sangat baik
Kemenarikan singkat menarik
sejarah pada berdasarkan
kawasan off- informasi
site petugas, jika
diperlukan
untuk melihat
bukti
pendukung;
wawancara,
dan observasi
sumber data
sekunder
Penjelajahan
singkat
berdasarkan
informasi
Keberadaan/ petugas, jika
Kemenarikan diperlukan
sejarah pada untuk melihat tidak ada buruk
kawasan on- bukti
site pendukung;
wawancara,
dan observasi
sumber data
Arkeo sekunder
logi Penjelajahan
singkat
berdasarkan
informasi
Keberadaan/ petugas, jika
Kemenarikan diperlukan
sejarah pada untuk melihat tidak ada buruk
kawasan off- bukti
site pendukung;
wawancara,
dan observasi
sumber data
sekunder
Penjelajahan
singkat
berdasarkan
informasi
Keberadaan/ petugas, jika
Kemenarikan diperlukan
Ada dan sangat
sejarah pada untuk melihat Sangat baik
menarik
Legen kawasan on- bukti
da site pendukung;
wawancara,
dan observasi
sumber data
sekunder
Keberadaan/ Penjelajahan
Ada dan sangat
Kemenarikan singkat Sangat baik
menarik
sejarah pada berdasarkan
informasi
petugas, jika
diperlukan
untuk melihat
kawasan off- bukti
site pendukung;
wawancara,
dan observasi
sumber data
sekunder
6 Estetik Titik
a Keindahan Perjumpaan/Pe Tidak menarik sedang
pemandangan ngamatan TP 1
lepas TP 2 Tidak menarik sedang
TP 3 Sangat menarik sangat baik
Beberapa
nomor titik
Esteti perjumpaan/pe
ka ngamatan
Keanekaan berdasarkan
jenis vegetasi informasi dari 13 Jenis sangat baik
berbunga petugas,
wawancara,
dan observasi
sumber data
sekunder
7 Institus Keberadaan Hasil observasi
i, home- dan Ada baik
industri industry wawancara
, atraksi Keberadaan Hasil observasi
Indust
sektor dan
ri
pertanian wawancara
Ada baik
yang
mendukung
wisata alam
Keberadaan Hasil observasi
atraksi dan
Ada sangat baik
komersial wawancara
Atrak
lain
si
Hasil observasi
Keberadaan
dan Ada baik
event populer
wawancara
8 Pusat- Titik-titik
Fasilit Ketersediaan Tersedia baik
pusat observasi
pelayan as lapangan,
fasilitas
an akom wawancara,
akomodasi
odasi observasi data
sekunder
Titik-titik
Ruma observasi
h Ketersediaan lapangan,
Tersedia baik
maka rumah makan wawancara,
n observasi data
sekunder
Titik-titik
Klinik observasi
Ketersediaan
/ lapangan,
klinik/puskes Tersedia buruk
puske wawancara,
mas
smas observasi data
sekunder
Titik-titik
Pos
Ketersediaan observasi
keama
pos lapangan,
nan/Ti Tersedia sedang
keamanan/Ti wawancara,
m
m SAR observasi data
SAR
sekunder
Titik-titik
Warn
observasi
et/ Ketresediaan
lapangan,
kemu warnet/kemu Tersedia sinyal baik
wawancara,
dahan dahan sinyal
observasi data
sinyal
sekunder
Titik-titik
observasi
Toko Ketersediaan
lapangan,
perbel toko Tersedia baik
wawancara,
anjaan perbelanjaan
observasi data
sekunder
Titik-titik
Temp observasi
Ketersediaan
at lapangan,
tempat Tersedia baik
periba wawancara,
peribadatan
datan observasi data
sekunder
9 Transp Kemu Keterjangkau Hasil observasi
ortasi, dahan an lokasi oleh dan Terjangkau baik
akses transp kendaraan wawancara
ortasi roda empat di
dan segala
akses musim,
keterjangkau
an lokasi oleh
trasportasi
umum, dan
dekatnya
lokasi dari
ibukota
kecamatan*
Keterjangkau
Hasil observasi
an lokasi oleh
dan Terjangkau baik
transportasi
wawancara
umum
Estimasi
Hasil observasi
jarak lokasi
dan 6 km sedang
dari ibukota
wawancara
kecamatan

Tabel 3. Kompilasi data antara

Nilai/Kondisi Hasil
Pengukuran/Pengamatan
Kategori Kualitas
No. Faktor Parameter (Sebagian memerlukan
Faktor Parameter
pengolahan data mentah
terlebih dahulu)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Air, Keberadaan
Kehidup Air
Ada sepanjang tahun baik
an Air Permukaan:
ada

Air Kedekatan
lokasi Sungai
sangat
dari Kawasan sangat jauh
buruk
Hutan yang
sedang Dikaji

2 Penutupa Penutupan Jumlah Jenis 4 jenis sangat


n vegetasi Pohon baik
vegetasi, Rata-rata 43,39 cm sangat
satwa diameter
pohon baik
Rata-rata sangat
23,46 cm
tinggi pohon baik
Kelimpahan
pohon (Total
Sangat
individu 35 Individu
baik
pohon pada
semua jenis)
Rata-rata
sangat
penutupan 80%
baik
tajuk pohon
Jumlah strata
3 strata baik
tajuk
Rata-rata
jumlah jenis
burung
(dihitung dari
rata-rata hasil 8 jenis Baik
pengamatan 5
menitan yang
diulang 4 kali
di tiap SP)
liar, Rata-rata
satwa kelimpahan
penggan burung
ggu (jumlah 12 individu Baik
individu pada
Satwa Liar
total jenis
burung)
Jumlah kelas
satwa non
burung di
kawasan
(secara
akumulatif,
3 kelas Sedang
berdasarkan
hasil
pengamatan,
wawancara,
maupun data
sekunder)

Satwa Jumlah kelas


1 kelas Baik
penggangg satwa yang
dijumpai/terl
apor di
kawasan
(secara
akumulatif,
u berdasarkan
hasil
pengamatan,
wawancara,
maupun data
sekunder)
3 Iklim, Rata-rata 28,9 °C
sedang
atmosfir suhu
Iklim
Rata-rata 47,07 %
sedang
Kelembaban
4 Topograf Rata-rata
18,7% baik
i, tanah, kelerengan
geologi Jenis tanah
Topografi
(yang
Latosol Baik
dominan di
PU ybs)
5 Sejarah, Keberadaan/
etnisitas, Kemenarikan
Sangat
arkeologi sejarah pada Ada dan sangat menarik
baik
, legenda kawasan on-
site
Sejarah
Keberadaan/
Kemenarikan
Sangat
sejarah pada Ada dan sangat menarik
baik
kawasan off-
site
Keberadaan/
Kemenarikan
sangat
sejarah pada Ada dan sangat menarik
baik
kawasan on-
site
Etnisitas
Keberadaan/
Kemenarikan
sangat
sejarah pada Ada dan sangat menarik
baik
kawasan off-
site
Keberadaan/
Arkeologi tidak ada buruk
Kemenarikan
sejarah pada
kawasan on-
site
Keberadaan/
Kemenarikan
sejarah pada tidak ada buruk
kawasan off-
site
Keberadaan/
Kemenarikan
sangat
sejarah pada Ada dan sangat menarik
baik
kawasan on-
site
Legenda
Keberadaan/
Kemenarikan
sangat
sejarah pada Ada dan sangat menarik
baik
kawasan off-
site
6 Estetika Keindahan
pemandangan Menarik baik
lepas
Estetika
Keanekaan
sangat
jenis vegetasi 13 Jenis
baik
berbunga
7 Institusi, Keberadaan
industri, home- Ada baik
atraksi industry
Keberadaan
Industri sektor
pertanian
Ada baik
yang
mendukung
wisata alam
Keberadaan
atraksi sangat
Ada
komersial baik
Atraksi
lain
Keberadaan
ada Baik
even populer
8 Pusat- Ketersediaan
Fasilitas
pusat fasilitas Tersedia baik
akomodasi
pelayana akomodasi
n
Rmuah Ketersediaan Tersedia baik
makan rumah makan
Ketersediaan
Klinik/
klinik/puskes Tersedia buruk
puskesmas
mas
Ketersediaan
Pos
pos
keamanan/ Tersedia sedang
keamanan/Ti
Tim SAR
m SAR
Warnet/ Ketresediaan
kemudaha warnet/kemu Tersedia sinyal baik
n sinyal dahan sinyal
Toko Ketersediaan
perbelanja toko Tersedia baik
an perbelanjaan
Tempat Ketersediaan
peribadata tempat Tersedia baik
n peribadatan
9 Transpor Kemudaha Keterjangkau
tasi, n an lokasi oleh
akses transportas kendaraan
i dan akses roda empat di
segala
musim,
keterjangkau
Terjangkau baik
an lokasi oleh
trasportasi
umum, dan
dekatnya
lokasi dari
ibukota
kecamatan*
      Keterjangkau
an lokasi oleh
Terjangkau baik
transportasi
umum
      Estimasi
jarak lokasi
6 km sedang
dari ibukota
kecamatan

Tabel 4. Kompilasi data akhir


Nilai Konver
Nilai/
Kualita si ke
No Kategori Kondisi Keterang
Faktor Parameter s nilai
. Faktor Hasil an
Parame skala
Pengamatan
ter indeks
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Air, Ada
Keberadaan Air
Kehidupan Air sepanjang Kuat 3  
Permukaan: ada
tahun

Kedekatan
Air
lokasi Sungai
Sangat
dari Kawasan sangat jauh 0  
buruk
Hutan yang
sedang Dikaji

Rata-rata Nilai KF I 1,5 Lemah


2 Penutupan Jumlah Jenis Sangat
4 jenis 35  
vegetasi, satwa Pohon baik
liar, satwa Rata-rata Sangat
43,39 cm 35  
pengganggu diameter pohon baik
Rata-rata tinggi Sangat
23,46 cm 35  
pohon baik
Kelimpahan
Penutupa
pohon (Total
n Sangat
individu pohon 35 Individu 35  
vegetasi baik
pada semua
jenis)
Rata-rata
Sangat
penutupan tajuk 80% 35  
baik
pohon
Jumlah strata
3 strata Baik 27  
tajuk
Rata-rata jumlah
jenis burung
(dihitung dari
rata-rata hasil
8 jenis Baik 27  
Satwa pengamatan 5
Liar menitan yang
diulang 4 kali di
tiap SP)
Rata-rata
kelimpahan 12 individu Baik 27  
burung (jumlah
individu pada
total jenis
burung)
Jumlah kelas
satwa non
burung di
kawasan (secara
akumulatif,
berdasarkan 3 kelas Sedang 20  
hasil
pengamatan,
wawancara,
maupun data
sekunder)
Jumlah kelas
satwa yang
dijumpai/terlapo
r di kawasan
(secara
Satwa
akumulatif,
penggan 1 kelas Kuat 27  
berdasarkan
ggu
hasil
pengamatan,
wawancara,
maupun data
sekunder)
Rata-rata Nilai KF II Sangat
30,3
kuat
3 Iklim, atmosfir Rata-rata suhu 28,9 Sedang 8  
Iklim Rata-rata
47,07 Sedang 8  
Kelembaban
Rata-rata Nilai KF III 8 Kuat
4 Topografi, Rata-rata
18,70% Baik 12  
tanah, geologi kelerengan
Topograf
Jenis tanah
i
(yang dominan Latosol Baik 12  
di PU ybs)
Rata-rata Nilai KF IV 12 Kuat
5 Sejarah, Sejarah Keberadaan/ Ada dan Sangat 4  
etnisitas, Kemenarikan sangat baik
arkeologi, sejarah pada menarik
legenda kawasan on-site
Keberadaan/
Ada dan
Kemenarikan Sangat
sangat 4  
sejarah pada baik
menarik
kawasan off-site
Keberadaan/
Ada dan
Kemenarikan sangat
sangat 3  
sejarah pada baik
menarik
kawasan on-site
Etnisitas
Keberadaan/
Ada dan
Kemenarikan sangat
sangat 3  
sejarah pada baik
menarik
kawasan off-site
Keberadaan/
Kemenarikan
tidak ada Buruk 1  
sejarah pada
Arkeolog kawasan on-site
i Keberadaan/
Kemenarikan
tidak ada Buruk 1  
sejarah pada
kawasan off-site
Keberadaan/
Ada dan
Kemenarikan
sangat Baik 3  
sejarah pada
menarik
kawasan on-site
Legenda
Keberadaan/
Ada dan
Kemenarikan
sangat Baik 3  
sejarah pada
menarik
kawasan off-site
Rata-rata Nilai KF V 2,75 sedang
6 Estetika Keindahan
Sangat
pemandangan Baik 10  
menarik
lepas
Estetika
Keanekaan jenis
sangat
vegetasi 13 11  
baik
berbunga
Rata-rata Nilai KF VI 10,5 Kuat
7 Institusi, Industri Keberadaan
Ada Baik 8  
industri, home-industry
atraksi Keberadaan Ada Baik 8  
sektor pertanian
yang
mendukung
wisata alam
Keberadaan
Sangat
atraksi Ada 10  
baik
Atraksi komersial lain
Keberadaan
ada baik 9  
even populer
Rata-rata Nilai KF VII 8,8 Kuat
8 Pusat-pusat Fasilitas Ketersediaan
pelayanan akomoda fasilitas Tersedia Baik 6  
si akomodasi
Rmuah Ketersediaan
Tersedia Baik 6  
makan rumah makan
Klinik/ Ketersediaan
puskesm klinik/puskesma Tersedia Buruk 2  
as s
Pos Ketersediaan
keamana pos
Tersedia Sedang 4  
n/Tim keamanan/Tim
SAR SAR
Warnet/ Ketresediaan
Tersedia
kemudah warnet/kemudah Baik 6  
sinyal
an sinyal an sinyal
Toko Ketersediaan
perbelanj toko Tersedia Baik 6  
aan perbelanjaan
Tempat Ketersediaan
peribadat tempat Tersedia Baik 6  
an peribadatan
Rata-rata Nilai KF VIII 5,1 Sedang
9 Transportasi, Keterjangkauan
akses lokasi oleh
kendaraan roda
empat di segala
musim,
Kemuda keterjangkauan
Terjangkau Baik 8  
han lokasi oleh
transport trasportasi
asi dan umum, dan
akses dekatnya lokasi
dari ibukota
kecamatan*
Keterjangkauan
lokasi oleh Terjangkau Baik 8  
transportasi
umum
Estimasi jarak
lokasi dari
6 km Sedang 6  
ibukota
kecamatan
Rata-rata Nilai KF IX 7,3 Kuat
Total 86,3  

Keterangan :
< 33 = Potensi ODTWA Rendah
34 – 67 = Potensi ODTWA Sedang
> 67 = Potensi ODTWA Tinggi

VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan pengamatan pada beberapa titik lokasi yang memiliki daya
tarik wisata. Pengamatan dilakukan di lokasi sekitar Hutan Pinus Mangunan. Metode
pengamatan yang digunakan adalah metode Gunn dimana Metode Gunn adalah metode yang
digunakan untuk menilai potensi penilaian daya tarik wisata. Yang dimaksud dengan aset
disini adalah suatu kelebihan atau karakteristik khas yang memperkuat kelebihan titik yang
diperkirakan memiliki potensi wisata, sedangkan liabilitas merupakan kebalikan asset.
Adapun kelebihan dalam menggunakan metode Gunn adalah praktisnya penilaian yang
diukur dengan skala yang dibuat oleh pengamat. Selain itu, metode Gunn tidak hanya menilai
dari faktor fisik, namun juga dari faktor program sehingga penilaian lebih mencakup banyak
aspek. Namun, metode Gunn cenderung pada kerelatifan pengamat, sehingga penilaian
seorang pengamat tidak akan sama dengan pengamat yang lain. Suatu tempat akan mendapat
nilai yang tinggi oleh satu pengamat namun dapat bernilai rendah oleh pengamat lain.
Pengamatan dilakukan di lokasi dengan dominasi vegetasi berupa Pinus merkusii dengan
membentuk tujuh petak ukur berukuran 400 m2, namun karena kondisi lapangan yang
memiliki kemiringan cukup curam dan keadaan seresah tanah yang belum terdekomposisi
membuat licin lantai hutan. Di setiap petak ukur dilakukan pegamatan beberapa faktor (faktor
fisik dan program) yang ada di dalam tabel asset dan liabilitas seperti air dan keadaan air,
penutupan vegetasi, estetika, transpostasi atau akses dan lain-lain. Unsur lain seperti faktor
lingkungan yang mencakup suhu, kelembaban, intensitas cahaya juga diukur menggunakan Lt
Letro yang merupakan suatu alat serbaguna yang dapat menjalankan beberapa fungsi.
Pada lokasi pengamatan, dilakukan pengkategorian potensi daya tarik wisata berdasarkan
kriteria penilaian yang merupakan penjumlahan skala pada seluruh faktor baik faktor fisik
maupun faktor program. Pengkategorian dibagi menjadi tiga yaitu,
1. Tinggi jika hasil penjumlahan > 67%,
2. Sedang, jika hasil penjumlahan berkisar antara 34 – 67 % dan
3. Rendah, jika angka penjumlahan skala < 33%.
Lokasi yang didatangi tergolong memiliki potensi rendah (26,85%).
Pembuatan indeks skala didasarkan pada faktor fisik dan program yang ada di lapangan
dengan jumlah indeks sebesar 100. Indeks yang tertinggi pada pengamatan kali ini adalah
pada penutupan vegetasi sebesar 35. Faktor fisik berupa penutupan vegetasi wajar dirasa
memiliki indeks yang paling tinggi karena pengamatan memang dilakukan di dalam hutan
dengan tutupan tajuk yang sedang. Sedangkan indeks skala yang paling rendah ada pada
faktor program berupa air, dan kehidupan air serta sejarah, etnisitas, arkeologi, legenda yaitu
sebesar 3. Skala dibagi menjadi lima tingkatan yaitu sangat lemah, lemah, sedang, kuat dan
sangat kuat. Penilaian atau skoring didasarkan pada masing-masing individu sehingga
penilaian tersebut bersifat relatif.
Apabila dilihat dari hasil pengamatan, maka kegiatan pengembangan yang dapat
dilakukan di lokasi dapat berupa pembangunan semacam wisata outbond dengan
menyuguhkan pemandangan alam dengan ketinggian dari atas dan beberapa spot foto di
ketinggian atau kegiatan menguji adrenalin lainnya. Selain itu, dapat dibangun rumah makan
yang lebih banyak di sekitar lokasi wisata ataupun pusat aksesoris khas daerah wisata.
Pembangunan semacam itu juga akan menambah smber perekonomian masyarakat di sekitar
daerah wisata. Namun kebersihan dan jumlah pengunjung harus tetap diperhatikan untuk
mencegah adanya kerusakan alam oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

VII. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah :
1. Penilaian potensi dibagi menjadi 3 kategori yaitu tinggi dengan nilai > 67%, sedang
dengan nilai 34 – 67 % dan rendah dengan nilai < 33%.
2. Lokasi yang didatangi memiliki nilai potensi ODTWA sebesar 86,3% dimana hal ini
menandakan lokasi tersebut tergolong memiliki potensi tinggi atau dengan kata lain
sangat dianjurkan untuk dijadikan objek wisata alam.

DAFTAR PUSTAKA
Judisseno, Rimsky. 2017. Aktivitas dan Kompleksitas Kepariwisataan:Suatu Tinjauan
tentang Kebijakan Pengembangan Kepariwisataan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Pendit, Nyoman S. 1990. Ilmu Pariwisata : Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta : Pradnya
Paramita
Tanaamah, Andeka Rocky dan Wardoyo, Retantyo. 2008. Perancangan dan Implementasi
Webgis Pariwisata Kabupaten Sumba Timur. Jurnal Informatika Vol 9(2):150-158
Yoeti, Oka A. 2008. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: Pradya Paramita.

Anda mungkin juga menyukai