PARIWISATA ALAM
ACARA II DAN III
PENILAIAN POTENSI WISATA ALAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE
GUNN (1979) YANG DIMODIFIKASI (BAGIAN I DAN II)
Disusun oleh:
Nama : Beatric Angelia Pandiangan
NIM : 17/412482/KT/08481
Shift : Kamis, 13.00 WIB
Co. Asisten : Roy Iman Saputra
ABSTRAK
Penilaian potensi wisata alam dengan menggunakan metode Gunn pada region Hutan Pinus
Mangunan berdasarkan pada skala indeks dengan lima tingkatan yaitu sangat lemah, lemah,
sedang, kuat, dan sangat kuat. Dari skala indeks ang telah dibuat, diperoleh total sebesar 86,3
yang berarti daerah tersebut memiliki potensi wisata alam yang tinggi, dengan kata lain,
sangat sesuai untuk dijadikan objek wisata alam.
Kata kunci : Potensi wisata alam, metode Gunn, nilai indeks
I. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa mampu melakukan pengamatan/pengukuran data parameter pada
kategori fisik dan progra, untuk kepentingan penilaian potensi wisata alam di region
berhutan, dengan mengacu pada Metode Gunn (1979) yang dimodifikasi
2. Mahasiswa mampu melakukan pengolahan dan analisis data dari hasil praktik
pengambilan data lapangan guna mendapatkan nilai potensi wisata lam dengan
menggunakan Metode Gunn yang dimodifikasi
Skala
No. Faktor Indeks Sangat Sangat
Lemah Sedang Kuat
Lemah Kuat
1 Air, kehidupan air 3 0 1 2 3 4
Penutupan vegetasi, satwa
2 35 0-6 7-13 14-20 21-27 28-35
liar, satwa penganggu
3 Iklim, atmosfir 9 0-1 2-3 4-6 7-8 9-10
4 Topografi, tanah, geologi 14 0-2 3-5 6-9 10-12 13-15
Sejarah, etnisitas, arkeologi,
5 3 0 1 2 3 4
legenda
6 Estetika 11 0-1 2-4 5-7 8-10 11-12
7 Institusi, industri, atraksi 11 0 1-3 4-6 7-9 10-12
8 Pusat-pusat pelayanan 6 0-1 2-3 4-5 6-7 8-9
9 Transportasi, akses 8 0-1 2-3 4-6 7-8 9-10
JUMLAH 100
Nilai/Kondisi Hasil
Nomor Titik
Pengukuran/Penga
Pengamatan/Pe
Katego matan (Sebagian
rjumpaan/No. Kualitas
No. ri Faktor Parameter memerlukan
PU/No. Parameter
Faktor pengolahan data
Stasiun/Lokasi
mentah terlebih
Pengamatan
dahulu)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Air, Keberadaan
Kehidu Air
pan Air Permukaan:
ada
TP 1 sangat buruk
Air Sungai
Mata Air
Sumur
Jarak lokasiTP 1 Sangat jauh sangat buruk
sungai
2 Penutu Penut PU 1 1 jenis buruk
pan upan PU 2 3 jenis baik
vegetas vegeta PU 3 2 jenis Sedang
Jumlah Jenis
i, satwa si PU 4 1 jenis buruk
Pohon
liar, PU 5 2 jenis Sedang
satwa PU 6 1 jenis buruk
pengga PU 7 4 jenis sangat baik
nggu PU 1 35,39 cm sangat baik
PU 2 29,19 cm baik
Rata-rata PU 3 Tidak menarik baik
diameter PU 4 31,92 cm baik
pohon PU 5 34,12 cm baik
PU 6 35,62 cm sangat baik
PU 7 43,39 cm sangat baik
PU 1 23,29 m sangat baik
PU 2 23,46 m sangat baik
PU 3 20,95 m Sedang
Rata-rata
PU 4 22,08 m sedang
tinggi pohon
PU 5 18,01 m buruk
PU 6 21,13 m baik
PU 7 22,58 m sangat baik
PU 1 35 Individu Sangat baik
Kelimpahan PU 2 15 Individu Sedang
pohon (Total PU 3 26 Individu Baik
individu PU 4 22 Individu Baik
pohon pada PU 5 11 individu sedang
semua jenis) PU 6 9 individu buruk
PU 7 8 individu buruk
Rata-rata PU 1 80% sangat baik
penutupan PU 2 70% baik
tajuk pohon PU 3 70% baik
PU 4 70% baik
PU 5 60% baik
PU 6 60% baik
PU 7 70% baik
PU 1 3 strata baik
PU 2 3 strata baik
PU 3 3 strata baik
Jumlah strata
PU 4 3 strata baik
tajuk
PU 5 3 strata baik
PU 6 3 strata baik
PU 7 3 strata baik
Rata-rata Stasiun
jumlah jenis Pengamatan 8 jenis Baik
burung (SP) 1
(dihitung dari SP 2 4 jenis Buruk
rata-rata hasil SP 3 3 jenis Buruk
pengamatan 5 SP 4 6 jenis Baik
menitan yang SP 5 2 jenis Buruk
diulang 4 kali
di tiap SP)
Rata-rata SP 1 12 individu Baik
kelimpahan SP 2 11 individu Baik
burung SP 3 6 individu Sedang
(jumlah SP 4 7 individu Sedang
Satwa individu pada SP 5 2 individu Buruk
Liar total jenis
burung)
Jumlah kelas
satwa non
burung di
kawasan SP 1 s.d. SP 5
(secara (ditambah
akumulatif, hasil
3 kelas Sedang
berdasarkan wawancara
hasil dan observasi
pengamatan, data sekunder
wawancara,
maupun data
sekunder)
Jumlah kelas
Beberapa
Satwa satwa yang
lokasi
pengg dijumpai/terl 1 kelas Baik
penjelajahan
anggu apor di
(ditambah
kawasan
(secara
akumulatif,
informasi dari
berdasarkan
petugas dan
hasil
sumber data
pengamatan,
sekunder)
wawancara,
maupun data
sekunder)
3 Iklim, PU 1 34,13 °C buruk
atmosfi PU 2 31,53 °C Sedang
r PU 3 28,9 °C baik
Rata-rata
PU 4 29,73 °C baik
suhu
PU 5 31,37 °C sedang
PU 6 32,27 °C sedang
PU 7 35 °C sangat buruk
Iklim
PU 1 47,07 % baik
PU 2 53,33% Sedang
PU 3 62,20% buruk
Rata-rata
PU 4 59,83% buruk
Kelembaban
PU 5 56,77% buruk
PU 6 52,53% sedang
PU 7 48,67% baik
4 Topogr PU 1 33,61 % buruk
afi, PU 2 41,5 % sangat buruk
tanah, PU 3 18,7 % baik
Rata-rata
geologi PU 4 18,7 % baik
kelerengan
PU 5 27,3 % sedang
PU 6 20, 1% baik
Topog PU 7 21,2 % baik
rafi PU 1 Latosol Baik
PU 2 Latosol Baik
Jenis tanah
PU 3 Latosol Baik
(yang
PU 4 Latosol Baik
dominan di
PU 5 Latosol Baik
PU ybs)
PU 6 Latosol Baik
PU 7 Latosol Baik
5 Sejarah Penjelajahan
Keberadaan/
, singkat
Kemenarikan
etnisita Sejara berdasarkan Ada dan sangat
sejarah pada Sangat baik
s, h informasi menarik
kawasan on-
arkeolo petugas, jika
site
gi, diperlukan
legenda untuk melihat
bukti
pendukung;
wawancara,
dan observasi
sumber data
sekunder
Penjelajahan
singkat
berdasarkan
informasi
Keberadaan/ petugas, jika
Kemenarikan diperlukan
Ada dan sangat
sejarah pada untuk melihat Sangat baik
menarik
kawasan off- bukti
site pendukung;
wawancara,
dan observasi
sumber data
sekunder
Etnisit Penjelajahan
as singkat
berdasarkan
informasi
Keberadaan/ petugas, jika
Kemenarikan diperlukan
Ada dan sangat
sejarah pada untuk melihat Sangat baik
menarik
kawasan on- bukti
site pendukung;
wawancara,
dan observasi
sumber data
sekunder
Keberadaan/ Penjelajahan Ada dan sangat sangat baik
Kemenarikan singkat menarik
sejarah pada berdasarkan
kawasan off- informasi
site petugas, jika
diperlukan
untuk melihat
bukti
pendukung;
wawancara,
dan observasi
sumber data
sekunder
Penjelajahan
singkat
berdasarkan
informasi
Keberadaan/ petugas, jika
Kemenarikan diperlukan
sejarah pada untuk melihat tidak ada buruk
kawasan on- bukti
site pendukung;
wawancara,
dan observasi
sumber data
Arkeo sekunder
logi Penjelajahan
singkat
berdasarkan
informasi
Keberadaan/ petugas, jika
Kemenarikan diperlukan
sejarah pada untuk melihat tidak ada buruk
kawasan off- bukti
site pendukung;
wawancara,
dan observasi
sumber data
sekunder
Penjelajahan
singkat
berdasarkan
informasi
Keberadaan/ petugas, jika
Kemenarikan diperlukan
Ada dan sangat
sejarah pada untuk melihat Sangat baik
menarik
Legen kawasan on- bukti
da site pendukung;
wawancara,
dan observasi
sumber data
sekunder
Keberadaan/ Penjelajahan
Ada dan sangat
Kemenarikan singkat Sangat baik
menarik
sejarah pada berdasarkan
informasi
petugas, jika
diperlukan
untuk melihat
kawasan off- bukti
site pendukung;
wawancara,
dan observasi
sumber data
sekunder
6 Estetik Titik
a Keindahan Perjumpaan/Pe Tidak menarik sedang
pemandangan ngamatan TP 1
lepas TP 2 Tidak menarik sedang
TP 3 Sangat menarik sangat baik
Beberapa
nomor titik
Esteti perjumpaan/pe
ka ngamatan
Keanekaan berdasarkan
jenis vegetasi informasi dari 13 Jenis sangat baik
berbunga petugas,
wawancara,
dan observasi
sumber data
sekunder
7 Institus Keberadaan Hasil observasi
i, home- dan Ada baik
industri industry wawancara
, atraksi Keberadaan Hasil observasi
Indust
sektor dan
ri
pertanian wawancara
Ada baik
yang
mendukung
wisata alam
Keberadaan Hasil observasi
atraksi dan
Ada sangat baik
komersial wawancara
Atrak
lain
si
Hasil observasi
Keberadaan
dan Ada baik
event populer
wawancara
8 Pusat- Titik-titik
Fasilit Ketersediaan Tersedia baik
pusat observasi
pelayan as lapangan,
fasilitas
an akom wawancara,
akomodasi
odasi observasi data
sekunder
Titik-titik
Ruma observasi
h Ketersediaan lapangan,
Tersedia baik
maka rumah makan wawancara,
n observasi data
sekunder
Titik-titik
Klinik observasi
Ketersediaan
/ lapangan,
klinik/puskes Tersedia buruk
puske wawancara,
mas
smas observasi data
sekunder
Titik-titik
Pos
Ketersediaan observasi
keama
pos lapangan,
nan/Ti Tersedia sedang
keamanan/Ti wawancara,
m
m SAR observasi data
SAR
sekunder
Titik-titik
Warn
observasi
et/ Ketresediaan
lapangan,
kemu warnet/kemu Tersedia sinyal baik
wawancara,
dahan dahan sinyal
observasi data
sinyal
sekunder
Titik-titik
observasi
Toko Ketersediaan
lapangan,
perbel toko Tersedia baik
wawancara,
anjaan perbelanjaan
observasi data
sekunder
Titik-titik
Temp observasi
Ketersediaan
at lapangan,
tempat Tersedia baik
periba wawancara,
peribadatan
datan observasi data
sekunder
9 Transp Kemu Keterjangkau Hasil observasi
ortasi, dahan an lokasi oleh dan Terjangkau baik
akses transp kendaraan wawancara
ortasi roda empat di
dan segala
akses musim,
keterjangkau
an lokasi oleh
trasportasi
umum, dan
dekatnya
lokasi dari
ibukota
kecamatan*
Keterjangkau
Hasil observasi
an lokasi oleh
dan Terjangkau baik
transportasi
wawancara
umum
Estimasi
Hasil observasi
jarak lokasi
dan 6 km sedang
dari ibukota
wawancara
kecamatan
Nilai/Kondisi Hasil
Pengukuran/Pengamatan
Kategori Kualitas
No. Faktor Parameter (Sebagian memerlukan
Faktor Parameter
pengolahan data mentah
terlebih dahulu)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Air, Keberadaan
Kehidup Air
Ada sepanjang tahun baik
an Air Permukaan:
ada
Air Kedekatan
lokasi Sungai
sangat
dari Kawasan sangat jauh
buruk
Hutan yang
sedang Dikaji
Kedekatan
Air
lokasi Sungai
Sangat
dari Kawasan sangat jauh 0
buruk
Hutan yang
sedang Dikaji
Keterangan :
< 33 = Potensi ODTWA Rendah
34 – 67 = Potensi ODTWA Sedang
> 67 = Potensi ODTWA Tinggi
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan pengamatan pada beberapa titik lokasi yang memiliki daya
tarik wisata. Pengamatan dilakukan di lokasi sekitar Hutan Pinus Mangunan. Metode
pengamatan yang digunakan adalah metode Gunn dimana Metode Gunn adalah metode yang
digunakan untuk menilai potensi penilaian daya tarik wisata. Yang dimaksud dengan aset
disini adalah suatu kelebihan atau karakteristik khas yang memperkuat kelebihan titik yang
diperkirakan memiliki potensi wisata, sedangkan liabilitas merupakan kebalikan asset.
Adapun kelebihan dalam menggunakan metode Gunn adalah praktisnya penilaian yang
diukur dengan skala yang dibuat oleh pengamat. Selain itu, metode Gunn tidak hanya menilai
dari faktor fisik, namun juga dari faktor program sehingga penilaian lebih mencakup banyak
aspek. Namun, metode Gunn cenderung pada kerelatifan pengamat, sehingga penilaian
seorang pengamat tidak akan sama dengan pengamat yang lain. Suatu tempat akan mendapat
nilai yang tinggi oleh satu pengamat namun dapat bernilai rendah oleh pengamat lain.
Pengamatan dilakukan di lokasi dengan dominasi vegetasi berupa Pinus merkusii dengan
membentuk tujuh petak ukur berukuran 400 m2, namun karena kondisi lapangan yang
memiliki kemiringan cukup curam dan keadaan seresah tanah yang belum terdekomposisi
membuat licin lantai hutan. Di setiap petak ukur dilakukan pegamatan beberapa faktor (faktor
fisik dan program) yang ada di dalam tabel asset dan liabilitas seperti air dan keadaan air,
penutupan vegetasi, estetika, transpostasi atau akses dan lain-lain. Unsur lain seperti faktor
lingkungan yang mencakup suhu, kelembaban, intensitas cahaya juga diukur menggunakan Lt
Letro yang merupakan suatu alat serbaguna yang dapat menjalankan beberapa fungsi.
Pada lokasi pengamatan, dilakukan pengkategorian potensi daya tarik wisata berdasarkan
kriteria penilaian yang merupakan penjumlahan skala pada seluruh faktor baik faktor fisik
maupun faktor program. Pengkategorian dibagi menjadi tiga yaitu,
1. Tinggi jika hasil penjumlahan > 67%,
2. Sedang, jika hasil penjumlahan berkisar antara 34 – 67 % dan
3. Rendah, jika angka penjumlahan skala < 33%.
Lokasi yang didatangi tergolong memiliki potensi rendah (26,85%).
Pembuatan indeks skala didasarkan pada faktor fisik dan program yang ada di lapangan
dengan jumlah indeks sebesar 100. Indeks yang tertinggi pada pengamatan kali ini adalah
pada penutupan vegetasi sebesar 35. Faktor fisik berupa penutupan vegetasi wajar dirasa
memiliki indeks yang paling tinggi karena pengamatan memang dilakukan di dalam hutan
dengan tutupan tajuk yang sedang. Sedangkan indeks skala yang paling rendah ada pada
faktor program berupa air, dan kehidupan air serta sejarah, etnisitas, arkeologi, legenda yaitu
sebesar 3. Skala dibagi menjadi lima tingkatan yaitu sangat lemah, lemah, sedang, kuat dan
sangat kuat. Penilaian atau skoring didasarkan pada masing-masing individu sehingga
penilaian tersebut bersifat relatif.
Apabila dilihat dari hasil pengamatan, maka kegiatan pengembangan yang dapat
dilakukan di lokasi dapat berupa pembangunan semacam wisata outbond dengan
menyuguhkan pemandangan alam dengan ketinggian dari atas dan beberapa spot foto di
ketinggian atau kegiatan menguji adrenalin lainnya. Selain itu, dapat dibangun rumah makan
yang lebih banyak di sekitar lokasi wisata ataupun pusat aksesoris khas daerah wisata.
Pembangunan semacam itu juga akan menambah smber perekonomian masyarakat di sekitar
daerah wisata. Namun kebersihan dan jumlah pengunjung harus tetap diperhatikan untuk
mencegah adanya kerusakan alam oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
VII. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah :
1. Penilaian potensi dibagi menjadi 3 kategori yaitu tinggi dengan nilai > 67%, sedang
dengan nilai 34 – 67 % dan rendah dengan nilai < 33%.
2. Lokasi yang didatangi memiliki nilai potensi ODTWA sebesar 86,3% dimana hal ini
menandakan lokasi tersebut tergolong memiliki potensi tinggi atau dengan kata lain
sangat dianjurkan untuk dijadikan objek wisata alam.
DAFTAR PUSTAKA
Judisseno, Rimsky. 2017. Aktivitas dan Kompleksitas Kepariwisataan:Suatu Tinjauan
tentang Kebijakan Pengembangan Kepariwisataan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Pendit, Nyoman S. 1990. Ilmu Pariwisata : Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta : Pradnya
Paramita
Tanaamah, Andeka Rocky dan Wardoyo, Retantyo. 2008. Perancangan dan Implementasi
Webgis Pariwisata Kabupaten Sumba Timur. Jurnal Informatika Vol 9(2):150-158
Yoeti, Oka A. 2008. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: Pradya Paramita.