Anda di halaman 1dari 3

Nama : Agus Hari Saputro

Nim : 193800039

Kelas : TL A / 2019

1. A.Biomonitoring aktif

Bioindikator ditanam dalam laboratorium dan di paparkan polutan selama beberapa


waktu.

B.Biomonitoring pasif

Menggunakan organisme indikator yang berlangsung berada di lingkungan


berpolutan sehingga metode ini membandingkan secara langsung kondisi organisme
indikator dengan lingkungannya.

Lichen digunakan dalam metode biomonitoring pasif dan aktif karena organisme dapat
menunjukkan tingkat polutan jika dilakukan analisa lapisan medulla talus lichen.

2. Karena bersifat sensitif cenderung merupakan tipe optikal dan digunakan sebagai
integrator dari dampak yang disebabkan oleh keberadaan kontaminan dan sebagai respon
preventif dalam kata lain sebagai suatu sistem alarm bagi perubahan lingkungan.

Contoh : bioindikator yang digunakan yaitu mikrozoobentos. Penggunaan makrozoobentos


sebagai bioindikator dapat menggambarkan dampak sari senyawa berbahaya. Faktanya di
afrika selatan program biomonitoring dengan menggunakan bioindikator telah menjadi
pendekatan yang cepat, integratif, dan cost- effective. Penggunaan bioindikator juga dinilai
sangat baik untuk melihat dampak kombinasi seluruh kontaminan dan sumber tekanan
lingkungan. Penggunaan bioindikator serta pemodelan pertumbuhannya dapat menunjukkan
kondisi ekologis perairan secara lokal, spesifik, dan dapat menggambarkan integrasi efek
perubahan lingkungan jangka pendek. Penggunaan makrozoobentos di indonesia memiliki
banyak potensi untuk di kembangkan dan memberikan kemudahan dalam pemantauan
dilapangana serta dapat dipantau lebih lanjut.

3. Karena bioindikator digunakan untuk menyaring kesehatan ekosistem alami di lingkungan.


bioindikator dapat dipantau secara kontinyu dan merupakan petunjuk yang mudah untuk
memantau terjadinya pencemaran.

4. a. Sebelum melaksanakan praktikum biomonitoring terutama penyiapan alat dan bahan

• Menyiapkan lokasi yang akan menjadi titik uji sampling biomonitoring air

• Menyiapkan peralatan, alat dan bahan untuk sampling (alat ukur, gayung, plastic
bening, alat ukur pH, sepotong kayu, botol plastic bening, kaca pembesar).

b. Sebelum melakukan pengambilan sampel


• Pengukuran kedalaman dan lebar sungai

• Pengukuran kualitas air menggunakan pH indicator dengan titik sampling dari hulu,
tengah dan hilir sungai.

c. Setelah melakukan pengambilan sampel

• Identifikasi jenis jenis makroinvertebrata yang ada di aliran sungai

• Perhitungan Biotilik

• Penilaian kualitas air sungai dengan biotilik.

d. Bagimana cara melakukan perhitungan kualitas air sungai berdasarkan


makroinvertebrata yang telah di peroleh

• Penilaian kualitas air sungai dengan Biotilik dilakukan dengan menghitung 4


parameter Biotilik yaitu keragaman jenis family, keragaman jenis EPT, presentase
kelimpahan EPT dan indeks Biotilik yang diberikan skor penilaian berdasarkan kriteria
untuk 4 kategori kualitas air.

5.

No Nama Famili Skor biotilik Jumlah Ti x Ni Keterangan


(Ti) Individu (ni)
EPT
14 Nemouridae 4 4 16
Subtotal EPT (n EPT ) 16
Non EPT
85 Buccinidae 2 2 4
85 Unionidae 2 4 8
69 Parathelphusidae 2 3 6
Sub Total Non EPT 18
Jumlah Total 13 24
Persentase Kelimpahan EPT (n EPT / N ) x 100% % EPT 30,7
Harga Indeks Biotik 2.6153846

Skor
Parameter Skor Penilaian
4 3 2 1
Keragaman Jenis  13 10 - 13 7-9 < 7 1
Familia
Keragaman Jenis >7 3-7 1-2 0 2
EPT
% kelimpahan EPT >40% 15- 40% 0,1 – 15% 0% 3
Indeks Biotilik 3,3 – 4,0 2,6 – 3,2 1,8 – 2,5 1,0 – 1,7 3
Total Skor 9
Kriteria Kualitas Air Tidak Tercemar Tercemar Tercemar
Tercemar Ringan Sedang Berat Tercemar Sedang
Skor Rata-rata 3,3 – 4,0 2,6 – 3,2 1,8 – 2,5 1,0 – 1,7

Anda mungkin juga menyukai