Anda di halaman 1dari 22

PENERAPAN TEKNIK MIND MAPPING DALAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK

MENINGKATKAN MANAJEMEN WAKTU BELAJAR DI RUMAH PADA SISWA KELAS XI SMA


NEGERI 1 MENGANTI GRESIK
Sumarlik
Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
Email : (sumarliksumarlik@mhs.unesa.ac.id)

Najlatun Naqiyah
Bimbingan dan konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
Email : (najlatunnaqiyah@unesa.ac.id)

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji keberhasilan penerapan teknik mind mapping dalam bimbingan
kelompok untuk meningkatkan manajemen waktu belajar di rumah pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Menganti
Gresik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan eksperimen yakni one group pre-test
and post-test design. Subjek dalam penelitian ini adalah tujuh peserta didik yang diambil dengan cara purposive
sampling dari salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Gresik. Data penelitian dikumpulkan melalui
angket dan dianalisis melalui statistik non parametrik dengan rumus wilcoxon signed rank tes. Dari hasil analisis
statistik diperoleh hasil bahwa manajemen waktu belajar pada siswa meningkat secara signifikan, dengan
signifikansi pada ketetapan α (taraf kesalahan) sebesar 5% adalah 0,05. Diperoleh hasil asymp.sig (2-tailed) bernilai
ρ = 0,018. Maka nilai 0,018 lebih kecil dari nilai taraf kesalahan 0,05. Berdasarkan hasil analisis ini dapat
disimpulkan bahwa penerapan teknik mind mapping dalam bimbingan kelompok efektif untuk meningkatkan
manajemen waktu belajar pada siswa. Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah dipaparkan maka diajukan dua
rekomendasi, yakni pertama kepada guru BK atau konselor dapat menggunakan teknik mind mapping dalam
bimbingan kelompok untuk menangani permasalahan siswa yang berkaitan dengan manajemen waktu belajar.
Kedua penelitian ini terbuka untuk di kaji ulang dengan menggunakan metode dan sampel yang berbeda.
Kata Kunci : manajemen waktu belajar, teknik mind mapping dalam bimbingan kelompok

Abstract
This study aims to test the success of the application of mind mapping technique in mentoring group to
improve learning time management at home toward 11Th grade in State Senior High School 1 Menganti Gresik.
This study uses a quantitative approach with experimental design namely one group pre-test and post-test design.
The subjects in this study were seven students taken by purposive sampling from one of the State Senior High
Schools in Gresik. The research data was collected through questionnaires and was analyzed through non-parametric
statistics with the Wilcoxon signed rank test formula. The results of statistical analysis shows that the learning time
management in students increases significantly, with significance in the determination of α (level of error) of 5% is
0.05. The result of asymp.sig (2-tailed) is ρ = 0.018. Then the value of 0.018 is smaller than the value of the error
level of 0.05. Based on this results, it could be concluded that the application of mind mapping techniques in
mentoring group is effective to improve learning time management for students. Based on the conclusions that have
been presented, two recommendations are proposed; firstly for the guidance and counselor teacher or the counselor
could use the mind mapping technique in mentoring group to handle student issues related to the learning time
management. Secondly, this study is possible to be reviewed using different methods and samples.
Key word : learning time management, mind mapping technique, in group guidance

11
PENDAHULUAN dicapai untuk memenuhi kewajiban sebagai pelajar.
Pentingnya pendidikan bagi suatu negara Dalam hal ini siswa akan mengeksplor kreativitas yang
ialah untuk mempersiapakan generasi mudanya untuk di milki sejak lahir. Sehingga ketika siswa berusaha
mengikuti perkembangan zaman dan teknologi. mengekslor potensi yang di miliki maka kita bisa
Peranan pendidikan senantiasa meningkatkan ilmu melihat sisi kreatifnya. Menurut Lowenfeld dan
pengetahuan yang dapat menjadikan manusia menuju Brittain (dalam Beetlestoe 2012:100) ada empat tahap
ke arah pribadi yang lebih baik. Mempersiapkan perkembangan kreativitas yaitu: 1.Corat coret
kualitas generasi yang mampu bersaing di era (scribbling stage) 2.Pra-skematik (Pre-schematic)
globalisasi maka kualitas pendidikan yang di berikan 3.Skematik (schematic) 4.Realisme Visual (visual
harus selalu mengalami peningkatan dan sebagai realism).
generasi penerus harus bersungguh-sungguh dalam Hasil penelitian lain yang mendukung adanya
menempuh pendidikan agar mendapatkan manfaat serta keterkaitan antara manajemen waktu belajar dengan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam tujuan yang ingin dicapai oleh siswa dilakukan oleh
suatu negara. ( Kusmanto dan Juliasari, 2016) Salah satu kelemahan
Tuntutan untuk meningkatkan kualitas sumber sebagian siswa adalah kesulitan dalam mengatur waktu
daya manusia sudah di rasakan oleh para siswa. Salah untuk belajar. Seringkali masalah kekurangan waktu
satu kewajiban sebagai siswa yaitu belajar baik di untuk belajar dijadikan alasan tidak terselesaikannya
sekolah maupun di rumah. Harapan bagi siswa adalah tugas. Padahal sesungguhnya mereka kurang memiliki
memiliki kemampuan untuk mengalokasikan waktu keteraturan dan disiplin untuk menggunakan waktunya
belajar agar mampu mengontrol waktu yang di miliki. secara efisien. Rata-rata hitung manajemen waktu
Siswa yang dasarnya suka kebebasan, mementingkan belajar yang diperoleh sebesar 70,35 dengan kategori
diri sendiri, tidak bersedia diperintah dan suka interval tinggi. Hal yang sama di alami beberapa siswa
melanggar peraturan mengakibatkan manajemen waktu kelas XI SMA Negeri 1 Menganti Gresik yang
belajar di rumah tidak terkontrol. Hal ini akan terindikasi memiliki permasalahan tentang manajemen
berdampak pada perilaku siswa untuk menunda-nunda waktu belajar.
tugas rumah. Perilaku menunda-nunda pekerjaan atau Berdasarkan hasil Angket Kebutuhan Peserta
tidak bisa memanfaatkan waktu dengan baik disebut Didik (AKPD) yang telah dibagikan pada tanggal 17
prokrastinasi. Sedangkan prokratinator merupakan Oktober 2018 kepada peserta didik kelas XI-IIS 3, XI-
sebutan bagi individu yang melakukan prokrastinasi. MIA 2, XI-MIA 4, XI-MIA5 dan XI-MIA 6 di SMAN
Menurut Dejanasz (2002:66) manajemen 1 Menganti Gresik yang beralamat di Jl. Raya Boteng
waktu adalah suatu keterampilan dalam mengelola Menganti Gresik 61174 dengan jumlah responden 177
waktu berdasarkan prioritas dan tujuan kehidupan. siswa diperoleh hasil AKPD khususnya dalam bidang
Keterampilan ini merupakan proses untuk menyusun belajar pada kelas XI-IIS 3, XI-MIA 2, XI-MIA 4, XI-
tujuan, memperkirakan waktu serta sumber-sumber MIA5 dan XI-MIA 6 sebesar 30,96 %. Hasil tersebut
waktu agar mencapai tujuan. Seperti yang dikatakan merupakan jumlah rumusan kebutuhan peserta didik
Humes (Adebisi,2013) manajemen waktu adalah seni dalam bidang belajar. Dengan item rumusan kebutuhan
untuk membuat jadwal, mengatur atau menggarkan dan jumlah siswanya adalah sebagai berikut: 1.
waktu agar hasil kerja lebih efektif, serta Kedisiplinan menyelesaikan tugas sekolah/ pekerjaan
mengorganisasi waktu yang di miliki. Bijaksana dalam rumah (139 siswa) 2. Memiliki kebiasaan belajar secara
penggunaan waktu yang berharga bisa mempermudah rutin.(150 siswa) 3. Keterampilan membuat mind
seseorang dalam menyelesaikan tugas-tugas hariannya. mapping (122 siswa).
Manajemen waktu merupakan suatu proses Untuk hasil wawancara yang sudah dilakukan
untuk mengelola waktu berdasarkan prioritas dan kepada koordinator guru BK kelas XI SMA Negeri 1
tujuan hidup yang ingin dicapai. Kemampuan dalam Menganti Gesik diperoleh hasil bahwa banyak guru
mengatur waktu akan mempermudah seseorang untuk mata pelajaraan yang melaporkan siswanya karena
menyelesaikan tugas-tugas yang dimiliki. Menurut tidak megerjakan tugas rumah. Setelah ditindak lanjuti
Soeharsono (dalam Irianto, 1990) mengemukakan siswa beralasan lupa jika memiliki tugas rumah dan
bahwa waktu seseorang dalam sehari-hari dapat tidak memiliki waktu untuk belajar dirumah. Hal
dikelompokkan menjadi tiga yaitu: waktu berkerja, tersebut didukung dari hasil observasi selama
waktu pemeliharaan dan waktu luang. Waktu berkerja melaksanakan Program Pengelolaan Pembelajaran
adalah waktu sesorang yang digunakan untuk (PPP) di SMA Negeri 1 Menganti Gresik. Diketahui
memenuhi kebutuhannya. Bagi remaja waktu berkerja bahwa siswa mempunyai masalah untuk mengelola
dapat disebut juga dengan waktu belajar di sekolah waktu belajar di rumah. Hal tersebut karena setelah
karena statusnya sebagai pelajar. Waktu pemeliharaan pulang sekolah siswa mengikuti kegiatan
adalah waktu untuk merawat diri agar penampilannya ekstrakulikuler. Sedangkan sekolah melaksanakan
layak dan waktu luang adalah waktu yang di miliki system full day school pada siswanya. Sehingga
oleh seseorang untuk melakukan aktifitas kecuali waktu berdampak pada kurangnya waktu yang dimiliki siswa
belajar atau berkerja maupun waktu pemeliharaan. untuk mengulas pelajaraan sekolah atau mengerjakan
Maka dari pernyataan di atas manajemen pekerjaan rumah.
waktu belajar adalah suatu proses mengelola waktu Maka dari hasil Angket Peserta Didik (AKPD),
belajar. Berdasarkan prioritas dan tujuan yang ingin wawancara dan observasi dapat disimpulkan bawa

12
siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Menganti Gresik permasalahan yang menjadi pokok bahasan dalam
memiliki permasalahan dalam bidang belajar kelompok. Karena mempererat jalinan yang sudah
khususnya untuk mengelola waktu belajar dirumah. terjalin dengan sesama anggota dalam kelompok,
Sehingga perlu penanganan segera untuk memahami berbagi situasi dan kondisi lingkungan,
menyelesaikan permasalahan bidang belajar pada kelas meningkatkan kemampuan berkomuikasi antar-
XI tersebut. Penanganan yang di lakukan oleh guru BK individu serta meningkatkan sikap dan tindakan secara
dalam permasalahan tersebut adalah memberikan nyata agar mencapai hal-hal yang di harapkan dalam
layanan bantuan kepada peserta didik agar mampu kelompok (Widitya, 2014).
mengatasi permasalahan yang dihadapi. Berdasarkan apa yang telah di jelaskan di atas,
Bimbingan dan Konseling merupakan proses pengertian dari bimbingan kelompok yaitu layanan
pemberian layanan bantuan kepada peserta didik secara bimbingan konseling yang memanfaatkan dinamika
individu maupun kelompok agar mencapai tingkat yang ada dalam kelompok untuk upaya pemberian
perkembangan secara optimal dan kemandirian peserta bantuan kepada siswa. Keistimewaan dan
didik berdasarkan norma-norma yang berlaku. keunggulannya yaitu memungkinkan sejumlah siswa
Pelayanan bimbingan dan konseling akan mencapai secara bersama-sama untuk melakukannya dan
tujuan dan tepat sasaran secara efektif dan efisien memperoleh informasi dari narasumber (konselor atau
berdasarkan pada manajemen. Menurut Yusuf (2009: guru BK) tentang suatu topik untuk perkembangan
51-57) ada empat bidang layanan bimbingan dan siswa baik sebagai individu maupun anggota kelompok.
konseling yaitu: bidang belajar, bidang pribadi, bidang Pendekatan yang di gunakan juga berfokus pada
sosial, bidang karir. interaksi hubungan timbal balik antara anggota-anggota
Dari uraian di atas dibutuhkan upaya dengan pemimpin kelompok dan sebaliknya. Layanan
penyelesaian untuk meningkatkan manajemen waktu bimbingan kelompok sangat tepat di berikan pada
belajar bagi siswa. Salah satu upaya yang dilakukan siswa sekolah menengah atas karena memberikan
yaitu menggunakan layanan bimbingan dan konseling. kesempatan untuk mengembangkan diri, bersosialisasi
Layanan bimbingan dan konseling merupakan upaya serta membantu dalam pengambilan keputusan.
pemberian bantuan kepada siswa agar dapat Layanan bimbingan kelompok dalam hal ini
berkembang secara optimal. Ada sembilan jenis untuk membantu menyelsaikan permasalahan siswa
layanan pada bimbingan konseling yang bisa di berikan kelas XI dalam manajemen waktu bidang belajar ketika
kepada siswa. Salah satu layanan yang dipandang tepat dirumah. Dalam mengatasi hal tersebut dibutuhkan
untuk meningkatkan manajemen waktu belajar siswa kreativitas untuk memberikan pandangan menyeluruh
ketika berada dirumah adalah layanan bimbingan terhadapa pokok permasalahan. Merencanakan tujuan
kelompok. Dengan pemberian layanan bimbingan dan menentukan prioritas waktu belajar yang di miliki
kelompok maka siswa akan memperoleh berbagai bisa menggunakan peta pikiran atau mind mapping.
informasi khususnya mengenai manajamen waktu Alasan penulis memilih menerapkan teknik
belajar. mind mapping ini adalah karena kelebihan dan
Sukardi (2008:64) mengartikan salah satu keefektifannya dalam membantu konseli berfikir kreatif
layanan yang ada dalam bimbingan dan konseling yaitu untuk memanajemen waktu belajar di rumah. Terbukti
bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok dari hasil empiris teknik mind mapping diantarannya :
merupakan layanan dalam bimbingan konseling, (Ahmad Kuseni, 2014) menerapkan teknik mind
dilakukan bersama-sama dengan sejumlah siswa untuk mapping dalam layanan bimbingan kelompok untuk
memperoleh bahan dari sumber tertentu (dari konselor meningkatkan pemahaman diri siswa kelas VIII C SMP
atau ketua kelompok) sehingga bermanfaat dalm Darussalam Baureno Bojonegoro. Penelitian lain juga
kehidupan sehari-hari sebagi pelajar, anggota keluarga, di lakukan oleh (Annisa Aini, 2012) tentang penerapan
serta masyarakat. Layanan bimbingan kelompok teknik mind mapping untuk meningkatkan
bertujuan agar siswa lebih respek dalam mengikuti keterampilan berbicara siswa kelas IV SD Negeri 1
kegiatan sehari-hari, mengembangkan kemampuan Karangannyar tahun 2011/2012.
bersosialisasi (khususnya kemampuan berkomunikasi Diperkuat dengan pendapat para ahli yaitu :
para anggota kelompok untuk mendapatkan informasi). Buzan (2007:5) menyatakan bahwa mind mapping
Alasan mengapa peneliti menggunakan bimbingan dibuat menggunakan tulisan tangan dengan
kelompok adalah karena pemahaman siswa tentang mengkombinasikan warna dan gambar cabang-cabang
manajemen waktu belajar masih kurang, dengan sesuai keinginan agar hasilnya nanti tidak bosan untuk
diberikannya bimbingan kelompok ini maka siswa dipandang secara visual. Hasil gambar pola gagasan
lebih leluasa untuk berdiskusi tentang manajemen tersebut saling berkaitan sehingga mampu meringkas
waktu belajar di rumah secara terbuka. informasi yang dibutuhkan. Dengan teknik
Menurut Ilhamuddin (2013) Bimbingan pembelajaraan seperti ini maka siswa dapat mengasah
kelompok mengajak siswa untuk dapat kemampuan kogntif dan mendapatkan pengalaman
mengungkapkan pendapat yang di miliki secara secara langsung. Ketika belajar siswa pada umumnya
bersama-sama tentang suatu hal tertentu. Membahas hanya menggunakan otak kiri saja. Hal ini berdampak
topik-topik yang di anggap penting untuk pada ketidakseimbangan peggunaan otak sehingga hasil
meningkatkan nilai-nilai yang ada serta memperbaiki belajar tidak efektif. Penggunaan mind mapping akan
langkah-langkah secara bersama-sama untuk mengatasi melibatkan kedua sisi otak seimbang dalam berkerja.

13
Otak kanan berkerja dengan gambar, warna dan membuat anak mencatat keseluruhan dalam satu
imajinasi. Sedangkan otak kiri berkerja dengan angka, halaman.
kata dan logika. Menurut Sadiman, dkk (2011:29) Menurut Kern, Bush, & McCleish (dalam
untuk menunjukkan pokok permasalahan penggunaan Somers,et.al, 2014) mind mapping adalah cara untuk
gambar jauh lebih realistis jika di bandingkan dengan memberikan wawasan kepada orang-orang dengan
media verbal. Sistem berfikir siswa akan berkerja menangkap konsep yang relevan dalam masalah
sesuai cara kerja alami otak yaitu: membuka dan tertentu. Tujuan penggunaan mind mapping untuk
memanfaatkan potensi yang di miliki. Oleh karena itu menyebarkan dan mengatur pengetahuan yang di
mind mapping merupakan suatu teknik berfikir yang inginkan. Sedangkan menurut Widura (2008)
istimewa. Melibatkan seluruh bagian otak berkerja mengatakan bahwa mind mapping adalah suatu teknik
untuk mengembangkan potensi kreativitas siswa. grafis yang di miliki oleh masing-masing individu
Dengan menggunakan imajinasi maka daya pikir dan untuk mengeksplor kemampuan kita dalam keperluan
nalar siswa dapat berkembang tanpa adanya batasan berpikir dan belajar.
tertentu. Mind mapping adalah cara mencatat yang
Dari banyaknya hasil empiris tentang kreatif dan efektif, tidak bergantung pada jumlah besar
penerapan teknik mind mapping maka sangat teks tertulis tetapi pada imajinasi individu. Pikiran
memungkinkan apabila penggunaan teknik mind gagasan atau fakta ditempatkan di sekitar tema sentral
mapping digunakan untuk meningkatkan manajemen maka kita dapat melihat aliran-aliran yang terjadi di
waktu belajar siswa. Karena kewajiban siswa belajar di tingkat tertentu. Hal ini selaras dengan Holland &
sekolah dan dirumah menjadikan para pelajar untuk Davies (dalam Vitulli & Giles, 2016 ) teknik mind
lebih bijak dalam penggunaan waktunya. Kesempatan mapping adalah suatu alat belajar dan perencanaan
berinteraksi dengan anggota kelompok yang lain akan bagi pelajar.
membuat siswa belajar berkomunikasi. Komunikasi Fungsi Mind MappingMenurut Michael
yang baik dengan teman sebaya akan berhasil jika ada Michalko (dalam Tony Buzan, 2006) menjelaskan
pembimbingnya, dengan di arahkan maka siswa akan berikut fungsi dari mind mapping yaitu:
berlatih dan memperbaiki kesalahnnya. a. Membuat seluruh otak berkerja.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti b. Membereskan akal dari kesusutan mental
tertarik untuk melakukan penelitian tentang teknik c. Membuat kita untuk berkonsentrasi pada inti
mind mapping dengan tujuan meningkatkan bahasan
manajemen waktu belajar siswa ketika di rumah. d. Membuat kita untuk melihat korelasi antara
Sehingga peneliti mencoba menyusun suatu program bagian-bagian informasi yang tidak menyatu.
eksperimen melalui bimbingan kelompok yang e. Membantu memberi pemahaman secara rinci
berjudul “Penerapan Teknik Mind Mapping Dalam dan penjelasan keseluruhan
Bimbngan Kelompok Untuk Meningkatkan Manajemen f. Mempermudah kita untuk mengolongkan
Waktu Belajar Pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 konsep-konsep yang ada serta
Menganti Gresik”. Alasan peneliti memilih judul membandingkannya.
tersebut karena masih banyak siswa yang mengalami g. Memungkinkan kita agar memfokuskan
kesulitan dalam memanajemen waktu belajar ketika di perhatian pada inti bahasan yang
rumah. Hal ini di sebabkan karena minimnya informasi mempermudah mengalirkan informasi-
tentang teknik yang bisa di gunakan untuk mengelola informasi tersebut dari ingatan jangka pendek
waktu. Padahal bagi siswa sekolah menengah, menuju ingatan jangka panjang.
informasi mengenai teknik memanajemen waktu Manfaat Penggunaan Mind Mapping Holzman,
belajar ketika di rumah sangatlah berguna, untuk 2004 (dalam Vitulli & Giles, 2016) menjelaskan
menunjang kreativitas siswa agar memperoleh hasil manfaat dari penggunaan mind mapping yaitu untuk
belajar maksimal meningkatkan relevansi pribadi. Melalui pemetaan
pikirin, maka siswa bisa mengekspresikan pikiran dan
KAJIAN PUSTAKA gagasan mereka untuk menciptakan representasi grafis
Mind Mapping dari proses pemikiran mereka secara non-bahasa.
Mind mapping adalah suatu teknik berfikir Langkah-Langkah Pembuatan Mind Mapping
yang istimewa dengan melibatkan seluruh bagian otak Buzan (2011) dalam pembuatan mind mapping ada
berkerja untuk mengembangkan potensi kreativitas. tujuh langkah yang harus di lakukan yaitu:
Menggunakan imajinasi yaitu: simbol, kode, warna, a. Kertas kosong yang sisi panjangnya
serta garis penghubung sehingga daya pikir dan nalar ditempatkan secara mendatar dan di mulai dari
dapat berkembang tanpa adanya batasan tertentu. Mind bagian tengahnya.
mapping merupakan diagram visual yang berguna b. Berilah gambar atau foto untuk di jadikan ide
untuk mengatur informasi dan merekamnya dengan sentralnya.
cara yang mudah untuk diproses. Buzan (2011) c. Gunakanlah warna sesuai dengan kreatvitas
menjelaskan mind mapping atau peta pikiran yang di miliki.
didasarkan pada cara kerja otak untuk menyimpan d. Berilah tanda atau garis penghubung yang
informasi. Teknik ini merupakan suatu strategi dengan nantinya berguna untuk menghubungkan
memanfaatkan keseluruhan otak sehingga mampu cabang-cabang utama ke gambar pusat,

14
begitupun cabang-cabang yang lebih kecil ke pemeliharaan adalah waktu untuk merawat diri agar
cabang-cabang pusat. penampilannya layak. Dan waktu luang adalah waktu
e. Buatlah garis semenarik mungkin dan hindari yang di miliki oleh seseorang di luar dai aktifitas dari
garis lurus karena akan membosankan jika di waktu belajar atau berkerja maupun waktu
lihat. pemeliharaan. Menurut Darmiany (2012)
f. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis mengemukakan bahwa manajemen waktu belajar yang
yang tercipta. ideal bagi siswa adalah dapat mengatur dan
g. Usahakan menggunakan gambar yang menjadi mengarahkan dirinya sendiri, menyesuiakan diri, dan
sentral dari mind mapping tersebut, karena mengendalikan diri, terutama dalam menghadapi tugas-
akan memberikan makna seribu kata untuk tugas yang sulit. Aaron Quinn Sartain (dalam Sugandi
masing-masing gambar. 2000) mengatakan bahwa belajar merupakan perubahan
Gambar 1 prilaku sebagai hasil dari pengalaman pribadi.
Mind mapping mengenai manajemen waktu Sehingga belajar merupakan suatu bentuk perubahan
belajar diri seseorang yang dinyatakan dengan cara-cara
bertingkah laku yang baru akibat pengalaman dan
latihan. Dan bagi siswa waktu belajar yang bisa
dilaksanakan agar mampu menguasai pelajaran ada tiga
yaitu: pulang sekolah, malam sebelum tidur serta
waktu subuh.
Maka dari pernyataan di atas manajemen
waktu belajar adalah suatu proses mengelola waktu
belajar berdasarkan prioritas dan tujuan yang ingin di
capai untuk memenuhi kewajiban sebagai pelajar.
Manajemen waktu belajar ini akan mempermudah
siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang di miliki.
Sehingga akan berdampak positif terhadap niali
akademik dan non-akademi siswa.
Manfaat manajemen waktu belaja diantaranya
sebagai berikut:
a. Memiliki prioritas yang jelas dalam belajar
b. Mengurangi keterlambatan dan kesalahan
dalam belajar
c. Meningkatkan kepuasan belajar dengan tepat
waktu ketika melakukan suatu pelajaraan.
d. Memiliki kemampuan tetap berkonsentrasi
Manajemen Waktu Belajar ketika belajar.
Menurut Dejanasz ( 2002:66) manajemen Pedoman Manajemen Waktu Belajar menurut
waktu adalah suatu keterampilan dalam mengelola The Liang Gie (1995) menyebutkan ada enam pedoman
waktu berdasarkan prioritas dan tujuan kehidupan. dalam manajemen waktu belajar yaitu:
Keterampilan ini merupakan proses untuk menyusun a. Kelompokkan waktu sehari-hari untuk
tujuan, memperkirakan waktu serta sumber-sumber keperluan belajar, urusan pribadi dan sosial.
waktu agar mencapai tujuan. Seperti yang di katakan b. Selidiki dan tentukan waktu yang di miliki
Humes ( dalam Adebisi, 2013) Manajemen waktu di untuk belajar setiap hari.
artikan sebagai seni untuk membuat jadwal, mengatur c. Setelah mengetahui waktu yang di miliki
atau mengelola waktu agar hasil kerja lebih efektif, untuk belajar, rencanakan penggunaan waktu
serta mengorganisasi waktu yang di miliki. Bijaksan tersebut dengan menetapkan materi pelajaran
dalam penggunaan waktu yang berharga bisa yang akan di pelajari.
mempermudah seseorang dalam menyelesaikan tugas- d. Menyelidiki cara belajar yang di gunakan agar
tugas hariannya. Manajemen waktu merupakan suatu hasil yang di dapatkan maksimal.
proses untuk mengelola waktu berdasarkan prioritas e. Materi pelajaran di urutkan dari yang tersulit
dan tujuan hidup yang ingin dicapai. Kemampuan sampai yang termudah
dalam mengatur waktu akan mempermudah seseorang f. Mengerjakan tugas-tugas sekolah atau
untuk menyelesaikan tugas-tugas yang di miliki. pekerjaan rumah tanpa mengulur-ulur waktu.
Menurut Soeharsono (dalam Irianto, 1990) Cara Belajar di Rumah menurut Djamarah
mengemukakan bahwa waktu sesorang dalam sehari- (2011) menjelaskan cara belajar dirumah dapat
hari dapat di kelompokkan menjadi tiga yaitu: waktu dilakukan dengan cara sebagai berikut:
berkerja, waktu pemeliharaan dan waktu luang. Waktu a. Mempunyai fasilitas dan perabotan belajar.
berkerja adalah waktu yang di gunakan oleh seseorang Fasilitas dan perabotan belajar sangat berperan
untuk memenuhi kebutuhannya. Bagi remaja waktu penting dalam menentukan keberhasilan
berkerja dapat di sebut juga dengan waktu belajar di belajar siswa. Siswa yang belajar tanpa
sekolah karena statusnya sebagai pelajar. Waktu fasilitas akan mengalami hambatan dalam

15
proses belajarnya. Fasilitas dan perabot dalam mementukan tujuan dari kegiatan membaca
belajar yang dimaksud ialah berhubungan tersebut.
dengan materi seperti pensil, kertas, buku, f. Membuat ringkasan dan ikhtisar. Bagaian
pengaris, meja dan kursi belajar. kegiatan yang tidak kalah pentingnya dalam
b. Mengatur waktu belajar. Masalah mengatur proses belajar adalah membuat ringkasan dan
waktu belajar mempunyai arti penting dalam ikhtisar. Kedua jenis kegiatan tersebut
cara belajar ketika di rumah. Menjelaskan biasannya dilakukan oleh siswa setelah
bahwa siswa yang tidak bisa membagi membaca suatu buku atau suatu bab tertentu.
waktunya dalam belajar akan menghadapi Baik ringkasan maupun ikhtisar sangat
kebingungan pelajaran. Kebingungan yang membantu siswa karena dapat mempermudah
dialami siswa akan berdampak pada siswa dalam mengingat atau mempelajari
menentukan pelajaran apa yang akan dipelajari suatu bahan pelajaran.
hari ini atau hari berikutnya. Menurut Slameto g. Mengerjakan tugas. Menurut Slameto (2003:
(2003: 82) menjelaskan agar belajar dapat 88) menjelaskan bahwa siswa agar berhasil
berjalan dengan baik dan berhasil siswa perlu dalam belajar maka tugas-tugas yang
mempunyai jadwal yang baik dan diberikan oleh guru hendaknya dikerjakan
dilaksanakan dengan teratur. Karena dalam dengan sebaik-baiknya. Setiap ada tugas
pembuatan jadwal belajar perlu adanya sebaiknya langsung dikerjakan, karena
prioritas dan tujuan yang diinginkan ketika menunda-nunda tugas yang dimiliki maka
belajar. akan berdampak pada ketepatan
c. Mengulang bahan pelajaran. Setelah pulang pengumpulannya.
sekolah, malam hari, atau bahkan ketika ingin h. Memanfaatkan perpustakaan. Sebagai seorang
berangkat ke sekolah harusnya siswa pelajar harusnya dapat mengetahui dan
mengulang bahan pelajaran yang di ajarkan memanfaatkan perpustakaan yang ada
oleh guru. Apa yang diterangkan oleh guru dilingkungan sekitar dengan baik. Hal ini di
tidak semuannya terkesan baik, pasti ada karenakan dalam perpustakaan terdapat
samar-samar dalam ingatan siswa dalam banyak buku yang bisa membantu proses
memahami materi pelajaran tersebut. Sehingga belajar siswa. Buku merupakan sumber ilmu
untuk memperjelas ingatan yang samar-samar pengetahuan yang akan membantu siswa
tersebut perlu adannya pengulangan materi dalam mencari bahan pelajaran.
pelajaran. Hal ini sesuai dengan yang
diungkapkan oleh Slameto (2003) bahwa Bimbingan kelompok
mengulang bahan pelajaran besar pegaruhnya Menurut Sukardi (2000) menjelasaskan salah
dalam proses belajar, karena dengan adannya satu layanan dalam bimbingan konseling yaitu
pengulangan bahan yang belum dikuasai dan bimbingan kelompok dimana layanan ini dapat di
mudah dilupakan oleh siswa maka bahan lakukan sejumlah siswa dengan memanfaatkan
tersebut akan tertanam dalam otak. Sejalan dinamika kelompok untuk bersama-sama
dengan teori Higard dan Bower bahwa lupa mengemukakan pendapat. Pemimpin kelompok ( guru
dapat terjadi karena materi pelajaran yang bimbingan konseling atau konselor) memberikan bahan
dikuasi tidak pernah digunakan atau informasi agar bermanfaat bagi kehidupan anggota
dihafalkan oleh siswa. Menurut asumsi kelompok khusunya dalam kehidupan sebagai pelajar,
sebagian ahli, materi yang diperlukan oleh anak dalam keluarga, kehidupan bersosialisasi dengan
siswa dengan sendirinya akan masuk ke alam masyarakat di lingkungannya serta mempertimbangkan
bawah sadar atau bahkan bercampur dengan keputusan yang akan di ambil. Layanan bimbingan
materi pelajaran baru (Syah, 2009 ). kelompok di sekolah merupakan kegiatan pemberian
d. Menghafal bahan pelajaran. Menghafal bahan informasi oleh guru BK atau koselor kepada
pelajaran merupakan salah satu kegiatan sekelompok siswa untuk membantu menyusun dan
dalam proses belajar dalam rangka penguasaan merencanakan pegambilan keputusan yang tepat
bahan pelajaran. Bahan pelajaran yang Prayitno dan Amti (2004).
dikuasai tidak hanya dengan cara mengambil Tujuan bimbingan kelompok menurut Prayitno
intisarinya tetapi ada juga bahan pelajaran dan Amti (2004) menyebutkan dalam pemberian
yang harus dikuasi dengan cara menghafalkan. layanan ini tujuannya terdiri dari tujuan umum dan
Dalam menghafalkan harus mengetahui hal- tujuan khusus. Umumnya tujuan bimbingan kelompok
hal penting yang akan menjadi pemahaman yaitu penggunaan prosedur kelompok yang berguna
tentang bahan pelajaran tersebut. untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan
e. Membaca buku. Membaca buku merupakan peserta didik. Dan tujuan khususnya adalah
suatu keharusan bagi seorang siswa dalam mengembangkan pribadi masing-masing anggota
melakukan proses belajar. Sehingga penting kelompok secara optimal melalu dinamika kelompok
bagi siswa untuk mengetahui cara membaca yang terjadi. Sedangkan dari segi manfaat bimbingan
buku yang baik dan efisien. Cara membaca kelompok memberikan kesmpatan peserta didik untuk
yang baik dan efisien ialah dengan bersosialisasi secara langsung dengan peserta didik

16
yang lain; menyampaikan informasi sesuai dengan Tahap ini adalah tahap pokok dari kegiatan
kebutuhan peserta didik, peserta didik mengetahui bimbingan kelompok, bertujuan untuk membahas
tentang hambatan-hambatan yang di hadapi; peserta permasalahan yang di hadapi anggota kelompok
didik dapat memahami keadaan dirinya setelah sampai selesai..Terciptanya situasi dan kondisi
mengetahui bahwa peserta didik yang lain juga bagi anggota kelompok untuk mengembangkan
memiliki masalah masing-masing; lebih berani diri khususnya tentang keterampilan
menggungkapkan pendapat di hadapan orang banyak; berkomunikasi yang di miliki dan pendapat yang
dan siswa akan belajar menghargai serta menerima di kemukakan dalam kelompok. Biasanya untuk
pendapat yang di kemukakan oleh temannya sendiri topik tugas pemimpin kelompok akan
daripada di kemukakan oleh konselor atau guru BK. menjelaskan suatu topik agar di bahas oleh
Jadi layanan bimbingan kelompok ialah suatu kelompok; selanjutnya terjadi tanya jawab antar
kegiatan kelompok yang di pimpin oleh ketua anggota dan pemimpin kelompok berkaitan
kelompok atau guru BK dengan memberikan tentang topik yang di kemukakan. Kemudian
informasi-informasi dan mengatur jalannya diskusi anggota kelompok akan membahs topik tersebut
dalam kelompok agar anggota kelompok bisa sampai selesai. Dan untuk topik bebas, kegiatan
memanfaatkan dinamika kelompok dan berkembang yang di lakukan adalah seluruh anggota kelompok
secara optimal sesuai tujuan bersama. Hal ini akan di persilakan untuk menggungkapkan topik
berguna bagi kehidupan anggota kelompok khususnya bahasan; menentapkan topik yang akan di bahas
dalam kehidupan sebagai pelajar, anak dalam keluarga, terlebih dahulu; kemudian anggota membahas
kehidupan bersosialisasi dengan masyarakat di topik secara mendalam dan tuntas. Pada tahp ini
lingkungannya serta mempertimbangkan keputusan bisa juga melakukan kegiatan selingan jika di
yang akan di ambil. perlukan.
Prayitno (2004) menjelaskan ada bebrapa d. Tahap Pengakhiran
tahapan yang harus di lalui dalam melaksanakan Pada tahap ini ada kegiatan yang di lakukan
bimbingan kelompok. Tahapan-tahapan itu di uraikan adalah penialian (evaluasi) dan tindak lanjut
sebagai berikut: (follow up). Tahap penutup dan serangkain
a. Tahap Pembentukan bimbingan kelompok yang bertujuan tuntasnya
Tahap ini adalah merupakan awal topik bahasan kelompok ada pada tahap ini. Inti
melibatkan diri dalam kegiatan yang akan di dari tahap ini ialah pembahasan serta penjelasan
lakukan, di mana anggota dan ketua kelompok yang berkaitan tentang kemampuan masing-
akan mencoba memahami tujuan kegiatan. masing anggota agar bermanfaat bagi kehidupan
Pemahaman anggota kelompok akan mendorong sehari-harinya. Sehingga peran pemimpin
berperan aktif untuk menuju ke tahap selanjutnya. kelompok dalam memberi penguatan kepada
Tujuan dalam tahapan ini ialah menciptakan masing-masing anggota terhadap hasil yang sudah
situasi dan kondisi yang nyaman bagi anggota dan tercapai di berikan pada tahap ini. Kegiatan yang
pemimpin kelompok untuk sukarela menolong di lakukan yaitu mengemukakan bahwa kegiatan
satu sama lain. Sedangkan yang di lakukan dalam akan di akhiri oleh pemimpin kelompok;
kegiatan ialah mengartikan pengetian serta tujuan menggungkapkan pesan dan hasil yang sudah di
dari kegiatan kelompok tersebut dalam rangka capai oleh pemimpin dan aggota kelompok;
pelayanan bimbingan kelompok; menjelaskan membicarakan kegiatan selanjutnya serta
langkah-langkah, asas-asas yang harus di patuhi menyampaikan pesan dan harapan.
serta anggota dan pemimpin kelompok
memperkenalkan diri beserta menggungkapkan METODE PENELITIAN
diri, biasannya ada permainan yang di lakukan Berdasarkan tujuan yang akan dicapai dalam
untuk mengakrabkan satu sama lain. penelitian ini, pendekatan penelitian yang digunakan
b. Tahap Peralihan adalah pendekatan kuantitatif dengan rancangan
Tahap ini tahap tansisi dari tahap eksperimen. Dengan desain atau rancangan pre
pembentukan ke tahap kegiatan. Pemimpin akan experimental design dengan jenis design one grup pre-
menyampaikan kepada anggota kelompok tentang test–post-test design (pengukuran awal dan pengukuran
kegiatan yang akan di laksanakan selanjutnya. akhir), yaitu pelaksanaannya pada satu kelompok saja
Biasanya pemimpin kelompok akan tanpa kelompok pembanding. Subjek dalam penelitian
menyampaikan jenis kegiatan beserta tugasnya. ini yaitu tujuh peserta didik. Pengambilan subjek dalam
Setelah memahami kegiatan yang selanjutnya di penelitian ini menggunakan teknik non probability
lakukan, maka kebinggungan pada anggota jenis purposive sampling. Teknik ini merupakan teknik
kelompok ketika melaksanakan kegiatan tidak pengambilan subjek berdasarkan pertimbangan atau
akan ada. Kegiatan ini bertujuan agar anggota tujuan tertentu, bukan didasarkan atas kelompok,
kelompok tidak memiliki perasaan dan sikap yang random atau strata.
ragu-ragu atau saling tidak percaya. Semakin erat Rancangan penelitian digunakan untuk
rasa kebersamaan yang terjalin maka minat untuk mengetahui hasil dari pemberian suatu perlakuan, yakni
aktif dalam kegiatan kelompok semakin tinggi. langkah pertama yaitu mencari subjek penelitian yaitu
c. Tahap kegiatan siswa kelas XI. Kemudian memberikan angket untuk

17
melakukan pengukuran pre-test, mengolah data untuk 24 AO 103 Sedang
mengetahui tingkat manajemen waktu belajar siswa, 25 ST 93 Rendah
memberikan sebuah treatment atau perlakuan kepada
siswa yang memiliki skor rendah dan memberikan 26 DQ 107 Sedang
instrumen kembali untuk melakukan pengukuran post- 27 WN 110 Sedang
test. 28 NY 117 Sedang
29 CT 109 Sedang
HASIL DAN PEMBAHASAN
30 NK 98 Rendah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
peningkatan manajemen waktu belajar siswa kelas XI 31 DV 104 Sedang
SMA Negeri 1 Menganti Gresik melalui penerapan 32 AB 104 Sedang
teknik mind mapping dalam bimbingan kelompok. 33 SL 109 Sedang
Proses penelitian ini di lakukan sebanyak lima kali
34 ZA 94 Rendah
pertemuan, di mulai pada tanggal 11 Februari 2019
dan berakhir pada tanggal 25 Februari 2019. 35 NF 111 Sedang
Setelah dilakukan pengumpulan data yang 36 SL 127 Tinggi
sesuai dengan prosedur penelitian yang telah di
jelaskan di bab III di dapatkan data hasil penelitian. Berikut ini penjabaran kategori manajemen
Data yang disajikan ialah sebagai berikut: waktu belajar siswa yang diperoleh dari bantuan
1. Data hasil pengukuran pre-test Microsoft Exel :
Data yang disajikan adalah data pengukuran a. Rata-rata didapatkan dengan cara insert – function
pre-test, yang digunakan untuk mengetahui kondisi – Average = 111
awal sampel yang akan dijadikan subjek dalam b. Standart Deviasi didapatkan dengan cara insert –
penelitian. Disebarkan pada kelas XI SMA Negeri 1 function – STDEV = 11,822
Menganti Gresik yang terdiri dari 36 peserta didik. Dari Dari hasil penjabaran kategori diatas,
hasil penyebaran pengukuran pre-test ini di kategorikan diperoleh tingkatan kategori kebiasaan menggunakan
menjadi tiga kategori, yaitu tinggi, sedang dan rendah. TP saat proses pembelajaran :
Berikut hasil skor pengukuran pre-test yang telah a. Kategori tinggi
disebarkan pada peserta didik: =(Mean + 1SD) ke atas
Tabel 4.1 =(111 + 11,822) ke atas
Hasil skor pengukuran pre-test = 122,8225
No. Nama Skor Kategori = 123 ke atas
1 DZ 111 Sedang b. Kategori sedang
= (Mean - 1SD) sampai (Mean + 1SD) ke atas
2 AF 111 Sedang =(111 - 11,822) sampai (111 + 11,822)
3 AL 93 Rendah = 99,177 sampai 122. 822
4 JO 116 Sedang =99 sampai 123
5 GA 131 Tinggi c. Kategori rendah
= (Mean - 1SD) ke bawah
6 MR 131 Tinggi = (111 - 11,822) ke bawah
7 MA 107 Sedang = 99,177
8 AF 97 Rendah = 99 ke bawah
9 BG 121 Sedang Berdasarkan tabel hasil pengukuran pre-test
instrumen manajemen waktu belajar siswa terlihat
10 MR 107 Sedang
bahwa dari 36 peserta didik terdapat 7 peserta didik
11 RY 111 Sedang yang termasuk dalam kategori rendah, 23 peserta didik
12 FL 123 Tinggi dalam kategori sedang dan 6 peserta didik dalam
13 PT 112 Sedang kategori tinggi. Dari hasil tersebut tujuh peserta didik
dalam kategori rendah dijadikan sebagai subjek
14 EP 85 Rendah
penelitian. Berikut daftar peserta didik yang terpilih
15 SA 117 Sedang sebagai subjek dalam penelitian dan tabel ini
16 NB 126 Tinggi menunjukkan kondisi awal sebelum subjek
17 QH 138 Tinggi mendapatkan perlakuan :
Tabel 4.2
18 DM 118 Sedang
Subjek penelitian
19 DK 118 Sedang No. Nama Skor Kategori
20 MD 111 Sedang 1 AL 93 Rendah
21 NA 111 Sedang 2 AF 97 Rendah
22 SD 118 Sedang 3 PH 97 Rendah
23 PH 97 Rendah 4 ST 93 Rendah
5 EP 85 Rendah
18
6 NK 98 Rendah dan mempersilakan memperkenalkan
7 ZA 94 Rendah setiap anggota untuk diri masing-
Pengukuran pre-test subjek sebelum diberikan memperkenalkan diri masing.
perlakuan dalam bentuk diagram masing-masing.
4. Konselor memberikan Anggota
penjelasan terkait kelompok
Pengukuran Pre-test dengan tujuan
pelaksanaan bimbingan
mendengarkan
penjelasan
100 kelompok. Dalam konselor
penyampaian ini mengenai
95
dihubungkan dengan kegiatan yang
90 hasil angket pre-test akan dilakukan.
Pengukuran sehingga konseli lebih
85
Pre-test mudah dalam
80 memahami.
75 5. Konselor Anggota
AL AF PH ST EP NK ZA menyampaikan kelompok yang
manfaat dan azas-azas tidak paham
Diagram 4.1 yang ada dalam proses dipersilakan untuk
Hasil pengukuran pre-test bimbingan kelompok. bertanya kepada
konselor.
2. Proses Perlakuan
Setelah melakukan pre-test dan memperoleh 6. Konselor Anggota
hasil analisis siswa yang masuk dalam kategori rendah, menyampaikan kepada kelompok
maka selanjutnya peneliti memuat perlakuan berupa konseli bahwa proses menentukan
bimbingan kelompok. Perlakuan dilakukan selama lima bimbingan kelompok jadwal pertemuan.
kali pertemuan sesuai dengan tahap strategi yang akan di lakukan
digunakan. Dalam pemberian perlakuan peneliti beberapa kali
menerapkan mind mapping untu meningkatkan pertemuan hingga
manajemen waktu belajar siswa. Berikut ini adalah tercapainya tujuan dari
uraian pelaksanaan penerapan teknik mind mapping proses bimbingan
untuk meningkatkan manajemen waktu belajar dalam kelompok. Selanjutnya,
bimbingan kelompok pada siswa dengan skor rendah. konselor dan semua
a. Pertemuan I anggota membuat
1) Hari/Tanggal : Senin, 11 Februari jadwal pertemuan
2019 berikutnya agar tidak
2) Tempat : Musholla menggangu kegiatan
3) Alokasi waktu : 1 x 45 menit belajar.
4) Subjek : AL, AF, PH,ST, 7. Konselor memberikan Anggota
EP, NK dan ZA gambaran secara umum kelompok
5) Pembahasan : tentang prosedur bertanya
-Penjelasan tentang hasil pre-test. bimbingan kelompok. mengenai hal apa
–Penjelasan proses bimbingan kelompok. saja yang akan
–Pembuatan kontrak mereka lakukan
6) Kegiatan : pada saat kegiatan
No. Kegiatan Konselor Kegiatan Konseli dilakukan.

1. Konselor menyambut Konseli 8. Konselor memastikan Anggota


kedatangan anggota menjawab salam kesediaan masing- kelompok
kelompok dengan baik dan kabar yang di masing konseli dalam menyatakan
yaitu dengan tanyakan oleh mengikuti proses kesediaanya untuk
mengucapkan salam konselor. bimbingan kelompok. mengikuti
dan menanyakan kabar. kegiatan
2. Konselor mengajak Salah satu bimbingan
kelompok
anggota kelompok anggota kelompok
berdoa dengan memimpin doa.
9. Pertemuan pertama Salah satu
meminta salah satu
ditutup dengan doa anggota kelompok
anggota kelompok
oleh konselor dan memimpin doa
untuk memimpin doa.
anggota kelompok. untuk menutup
3. Konselor Anggota Konselor pertemuan hari
memperkenalkan diri kelompok
19
menyampaikan ini. Seluruh memberikan contoh kelompok yaitu
terimakasih dan anggota kelompok mind mapping pertama ada yang satu
mempersilakan anggota meninggalkan mengenai manajemen kelompok 3 siswa
kelompok untuk tempat dan waktu belajar. dan kelompok dua
meninggalkan tempat. kembali ke kelas. 4 siswa.
Kemudian konseli
mendengarkan
b. Pertemuan II penjelasan
1) Hari/Tanggal : Rabu, 13 Februari konselor.
2019
2) Tempat : Musholla 6. Konselor meminta tiap Anggota
3) Alokasi waktu : 1x45 menit kelompok untuk kelompok mulai
4) Subjek : AL, AF, PH,ST, EP, NK membuat mind berdiskusi untuk
dan ZA mapping seperti yang mengerjakan mind
5) Pembahasan : telah dicontohkan oleh mapping sesuai
- Diskusi mengenai pengetahuan siswa tentang konselor. dengan contoh
teknik mind mapping dan manajemen waktu dan arahan
belajar. konselor.
– Pembuatan mind mapping tentang
manajemen waktu belajar. 7. Konselor meminta Anggota
6) Kegiatan : anggota kelompok kelompok
No. Kegiatan Konselor Kegiatan Konseli untuk mengumpulkan mengumpulkan
mind mapping yang mind mapping
1. Konselor menyambut Konseli telah dikerjakan oleh yang telah dibuat.
kedatangan anggota menjawab salam kelompok.
kelompok dengan baik dan kabar yang di 8. Konselor mengevaluasi Anggota
yaitu dengan tanyakan oleh mind mapping yang kelompok
mengucapkan salam konselor. telah dikerjakan. memperhatikan
dan menanyakan kabar. penjelasan
2. Konselor mengajak Salah satu konselor
anggota kelompok anggota kelompok mengenai mind
berdoa dengan memimpin doa. mapping yang
meminta salah satu telah dikerjakan
anggota kelompok
untuk memimpin doa. 9. Konselor meminta Anggota
3. Konselor menanyakan Anggota anggota kelompok kelompok
kepada anggota kelompok untuk membuat mind mencatat tugas
kelompok mengenai menjawab sesuai mapping yang sama rumah yang
pengertian mind dengan yang secara individu. Serta diberikan oleh
mapping dan mereka ketahui mencari informasi konselor.
manajemen waktu tentang mind mengenai manajemen
belajar. mapping dan waktu belajar ketika
manajemen waktu berada dirumah sebagai
belajar. tugas rumah.
10. Konselor mengevaluasi Anggota
4. Konselor Anggota pertemuan yang telah kelompok
menyimpulkan kelompok dilakukan. bertanya apabila
jawaban anggota mendengarkan ada yang kurang
kelompok mengenai penjelasan dipahami
mind mapping dan konselor mengenai tugas
manajemen waktu mengenai rumah dan
belajar. kesimpulan kegiatan yang
tentang pengertian sudah
mind mapping berlangsung.
dan manajemen
waktu belajar. 11. Pertemuan kedua Salah satu
ditutup dengan doa anggota kelompok
5. Konselor meminta Anggota oleh konselor dan memimpin doa
siswa untuk kelompok anggota kelompok. untuk menutup
berkelompok. berkumpul untuk Konselor pertemuan hari
Kemudian konselor membuat dua menyampaikan ini. Seluruh

20
terimakasih dan anggota kelompok berdiskusi antar beriskusi tentang
mempersilahkan meninggalkan anggota kelompok manajemen waktu
konseli untuk kembali tempat dan mengenai manajemen belajar dirumah.
ke kelas. kembali ke kelas. waktu belajar dirumah
7. Konselor mengevaluasi Anggota
pertemuan yang sudah kelompok
c. Pertemuan III dilakukan. bertanya apabila
1) Hari/Tanggal : Senin, 18 Februari ada yang kurang
2019 dipahami
2) Tempat : Musholla mengenai tugas
3) Alokasi waktu : 1 x 45 menit rumah dan
4) Subjek : AL, AF, PH,ST, EP, NK kegiatan yang
dan ZA sudah
5) Pembahasan : berlangsung.
- Diskusi mengenai tugas rumah yang
diberikan saat pertemuan ke-2. 8. Pertemuan ketiga Salah satu
6) Kegiatan : ditutup dengan doa anggota kelompok
No. Kegiatan Konselor Kegiatan Konseli oleh konselor dan memimpin doa
anggota kelompok. untuk menutup
1. Konselor menyambut Konseli Konselor pertemuan hari
kedatangan anggota menjawab salam menyampaikan ini. Seluruh
kelompok dengan baik dan kabar yang di terimakasih dan anggota kelompok
yaitu dengan tanyakan oleh mempersilahkan meninggalkan
mengucapkan salam konselor. konseli untuk kembali tempat dan
dan menanyakan kabar. ke kelas. kembali ke kelas.
2. Konselor mengajak Salah satu
anggota kelompok anggota kelompok
berdoa dengan memimpin doa. d. Pertemuan IV
meminta salah satu 1) Hari/Tanggal : Rabu, 20 Februari 2019
anggota kelompok 2) Tempat : Ruang Kelas XI IIS3
untuk memimpin doa. 3) Alokasi waktu : 1 x 45 menit
3. Konselor menanyakan Anggota 4) Subjek : AL, AF, PH,ST, EP, NK
kepada anggota kelompok dan ZA
kelompok mengenai menunjukkan 5) Pembahasan :
tugas rumah yang pekerjaan rumah - Diskusi mengenai manajemen waktu belajar
diberikan di pertemuan yang telah di dirumah yang akan di buat.
sebelumnya. berikan oleh -Pembuatan mind mapping mengenai
konselor. manajemen waktu belajar dirumah .
6) Kegiatan :
4. Konselor meminta tiap Anggota No. Kegiatan Konselor Kegiatan Konseli
kelompok untuk kelompok
menjelaskan tugas mendengarkan 1. Konselor menyambut Konseli
rumah yang telah penjelasan konseli kedatangan anggota menjawab salam
dikerjakan. mengenai kelompok dengan baik dan kabar yang di
pekerjaan rumah yaitu dengan tanyakan oleh
yang telah mereka mengucapkan salam konselor.
kerjakan. dan menanyakan kabar.
2. Konselor mengajak Salah satu
5. Konselor mengevaluasi Anggota anggota kelompok anggota kelompok
tugas rumah yang telah kelompok berdoa dengan memimpin doa.
dijelaskan oleh anggota mendengarkan meminta salah satu
kelompok. penjelasan anggota kelompok
konselor untuk memimpin doa.
mengenai 3. Konselor menanyakan Anggota
pekerjaan rumah kepada anggota kelompok
yang telah mereka kelompok mengenai menjelaskan hasil
kerjakan. hasil diskusi ketika di diskusi yang di
pertemuan sebelumnya. dapatkan kepada
6. Konselor meminta Anggota konselor.
siswa untuk kelompok
berkelompok untuk berkumpul untuk 4. Konselor menjelaskan Anggota

21
tentang contoh kelompok kembali ke kelas.
manajemen waktu mendengarkan
belajar dirumah yang penjelasan
telah dibuat oleh konselor tentang e. Pertemuan V
konselor. contoh 1) Hari/Tanggal : Senin, 25 Februari
manajemen waktu 2019
belajar dirumah 2) Tempat : Ruang Kelas XI IIS3
yang telah dibuat 3) Alokasi waktu : 1x45 menit
oleh konselor. 4) Subjek : AL, AF, PH,ST, EP, NK
dan ZA
5. Konselor memberi Anggota 5) Pembahasan :
jangka waktu kelompok - Diskusi mengenai manajemen waktu belajar
pembuatan mind mengerjakan dirumah yang telah di buat.
mapping kepada tugas untuk -Pembuatan mind mapping mengenai
konseli. membuat mind manajemen waktu belajar dirumah beserta
mapping tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan .
manajeen waktu 6) Kegiatan :
belajar dirumah No. Kegiatan Konselor Kegiatan Konseli
sesuai keadaan
diri masing- 1. Konselor menyambut Konseli
masing. kedatangan anggota menjawab salam
kelompok dengan baik dan kabar yang di
5. Konselor mengevaluasi Anggota yaitu dengan tanyakan oleh
mind mapping kelompok mengucapkan salam konselor.
manajemen waktu mendengarkan dan menanyakan kabar.
belajar dirumah yang penjelasan 2. Konselor mengajak Salah satu
telah dibuat oleh konselor anggota kelompok anggota kelompok
anggota kelompok. mengenai mind berdoa dengan memimpin doa.
mapping meminta salah satu
manajemen waktu anggota kelompok
belajar dirumah untuk memimpin doa.
yang telah dibuat. 3. Konselor menanyakan Anggota
kepada anggota kelompok
6. Konselor memberikan Anggota kelompok mengenai menunjukkan
tugas rumah pada kelompok tugas rumah ketika di hasil tugas rumah
koseli untuk membuat mencatat tugas pertemuan sebelumnya. yang telah
mind mapping rumah yang di dikerjakan.
manajemen waktu berikan oleh
belajar dirumah yang konselor. 4. Konselor meminta Anggota
bagus. anggota kelompok kelompok
7. Konselor mengevaluasi Anggota untuk menjelaskan mendengarkan
pertemuan yang sudah kelompok tentang tugas rumah penjelasan konseli
dilakukan. bertanya apabila yang telah dikerjakan. tentang tugas
ada yang kurang rumah yang telah
dipahami dikerjakan.
mengenai tugas
rumah dan 5. Konselor Anggota
kegiatan yang mengevaluasi mind kelompok
sudah mapping manajemen mendengarkan
berlangsung. waktu belajar dirumah penjelasan
yang telah dibuat oleh konselor
8. Pertemuan keempat Salah satu anggota kelompok. mengenai mind
ditutup dengan doa anggota kelompok mapping
oleh konselor dan memimpin doa manajemen waktu
anggota kelompok. untuk menutup belajar dirumah
Konselor pertemuan hari yang telah dibuat.
menyampaikan ini. Seluruh
terimakasih dan anggota kelompok 5. Konselor meminta Anggota
mempersilahkan meninggalkan konseli untuk kelompok
konseli untuk kembali tempat dan mengumpulkan mind mengumpulkan
ke kelas. mapping manajemen mind mapping

22
waktu belajar dirumah manajemen waktu 3. Data Hasil Post-Test
yang telah dikerjakan. belajar dirumah
Setelah mendapatkan perlakuan berupa penerapan mind
yang telah
mapping dalam bimbingan kelompok terhadap 7 siswa
dikerjakan.
yang memiliki tingkat manajemen waktu belajar rendah
maka 7 siswa tersebut akan mendapatkan post-test
6. Konselor meriview Anggota
untuk mengetahui hasil setelah diberikan treatmen.
kegiatan yang telah di kelompok
Adapun data yang dapat diperoleh dari hasil post-test
lakukan sebelumnya, di memperhatikan
adalah sebagai berikut:
muali dari pertemuan penjelasan
Tabel 4.3
pertama hingga konselor tentang
Hasil post-test manajemen waktu belajar
pertemuan kelima. pertemuan-
pertemuan yang No. Nama Skor Kategori
telah dilakukan.
1 AL 113 Sedang
7. Konselor mengevaluasi Anggota
2 AF 137 Tinggi
pertemuan yang sudah kelompok
dilakukan. bertanya apabila 3 PH Tinggi
ada yang kurang 143
dipahami 4 ST Tinggi
127
mengenai tugas
rumah dan 5 EP 117 Sedang
kegiatan yang
sudah 6 NK 104 Sedang
berlangsung.
7 ZA 125 Tinggi
8. Konselor mengucapkan Anggota
pesan dan kesan kelompok
kepada anggota memperhatikan Hasil post-test manajemen waktu belajar
kelompok terkait penjelasan diatas menunjukkan kondisi akhir setelah subjek
bimbingan kelompok konselor tentang diberikan perlakuan atau treatment, adapun hasil
yang telah dilakukan. pesan dan kesan tersebut digambarkan dengan diagram sebagai berikut:
selama
melaksanakan
bimbingan
Pengukuran Post-Test
kelompok dengan 200
penerapan teknik
mind mapping. 150

9. Konselor meminta Anggota 100 Pengukuran


anggota kelompok kelompok Post-Test
untuk mengungkapkan mengucapkan 50
kesan dan pesan selama kesan dan pesan
0
mengikuti kegiatan selama mengikuti
bimbingan kelompok kegiatan AL AF PH ST EP NK ZA
dengan penerapan bimbingan Diagram 4.2
teknik mind mapping. kelompok dengan Hasil pengukuran post-test
penerapan teknik
mind mapping.
Hasil analisis pengukuran pre-test dan pengukuran
post-test
10. Pertemuan kelima Salah satu
Setelah dilakukan pre-test kepada peserta
ditutup dengan doa anggota kelompok
didik kelas XI diperoleh hasil sebanyak tujuh peserta
oleh konselor dan memimpin doa
didik yang akan dijadikan subjek penelitian,
anggota kelompok. untuk menutup
selanjutnya diberikan perlakuan teknik mind mapping
Konselor pertemuan hari
dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan
menyampaikan ini. Seluruh
manajemen waktu belajar. Berikutnya konselor
terimakasih dan anggota kelompok
mengadakan post-test kepada tujuh peserta didik untuk
mempersilahkan meninggalkan
mengetahui perubahan atau ada tidaknya peningkatan
konseli untuk kembali tempat dan
terhadap manajemen waktu belajar siswa yang skornya
ke kelas. kembali ke kelas.
rendah setelah diberikan perlakuan atau treatmen.
Adanya perubahan pada subjek sebelum dan setelah
mendapat perlakuan atau treatmen bertujuan untuk
23
mendapatkan data yang lebih akurat, data yang telah Analisis individu
didapat dapat di analisis dengan statistik non a. Subjek AL
parametric dengan menggunakan uji Wilcoxon untuk Subjek AL merupakan siswa kelas XI-IIS3
mengetahui perbedaan hasil pengukuran sebelum dan yang memliki tingkat manajemen waktu belajar yang
sesudah diberikannya perlakuan teknik mind mapping rendah dengan skor 93 pada saat di lakukan pre-test.
dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan Subjek AL merasa binggung dengan manajemen waktu
manajemen waktu belajar. Untuk dapat menganalisis belajar yang sesuai dengan keadaan dirinnya. Subjek
data peneliti menyajikan data dalam bentuk tabel 4.4. AL takut salah dalam memanajemen waktu belajarnya.
Subjek AL sangat ingin bisa memanajemen waktu
Tabel 4.4 Hasil pengukuran pre-test dan post-test belajarnya, akan tetapi ia masih binggung harus
manajemen waktu belajar memulainya dari mana. Sehingga pada saat bimbingan
Pengukur Pengukur kelompok konselor membantu subjek AL untuk
Sub Selisih membuat manajemen waktu belajar sesuai dengan
No an pre- an post- Ket
jek skor dirinya dan melakukan pertimbangan-pertimbangan
test test
1 AL 93 113 +20 Meningkat yang berguna bagi dirinya dalam memanajemen waktu
2 AF 97 137 +40 Meningkat belajar. Selama proses penelitian dilakukan subjek AL
3 PH 97 143 +46 Meningkat merupakan sosok yang aktif dalam kegiatan diskusi.
Subjek AL juga ikut memberikan informasi kepada
4 ST 93 127 +34 Meningkat
anggota kelompok yang lain mengenai manajemen
5 EP 85 117 +32 Meningkat
waktu belajar yang diketahuinya. Setelah proses
6 NK 98 104 +6 Meningkat
bimbingan kelompok yang dilakukan konselor, subjek
7 ZA 94 125 +31 Meningkat
AL dapat memanajemen waktu belajarnya ketika di
Rata-rata 576,4285 758,7142 pagi hari sebelum berangkat ke sekolah, setelah pulang
sekolah dan ketika malam hari. Dan diakhir pertemuan
Hasil pengukuran pre-test dan pengukuran subjek AL membuat proritas dalam setiap waktu
post-test tersebut kemudian dapat dianalisis dengan belajar yaitu ketika pagi hari sebelum berangkat ke
menggunakan SPSS 23 dan didapatkan hasil wilcoxon sekolah ia akan memanfaatkan waktunya untuk
signed rank test sebagai berikut: menghafalkan bahan pelajaran, ketika pulang sekolah
Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test ia akan belajar keperpustakaan untuk mencari sumber
bacaan dan ketika malam hari ia akan belajar untuk
Test Statisticsa mengerjakan tugas rumah. Dari hasil pre-test subjek
post-test - pre-test AL terdpat dua item terendah yaitu item nomer 7 “Saya
Z -2.366b mengerjakan tugas rumah tepat waktu” dan item nomer
.018 11 “Saya langsung bermain ketika pulang sekolah”.
Asymp. Sig. (2-tailed) Sementara itu hasil post-test menunjukan dua item
a. Wilcoxon Signed Ranks Test terendah yaitu nomer 15 “Saya mengulur-ulur waktu
b. Based on positive ranks. untuk mengerjakan tugas rumah dan item nomer 28
“Saya mengelompokkan kegiatan yang akan dilakukan
Berdasarkan output “Test Statistics”, diketahui saat belajar”.
Asymp.Sig (2-tailed) bernilai ρ = 0,018 dengan taraf Dilihat dari jurnal aktivitas manajemen waktu
kesalahan 5 % atau 0,05. Karena nilai 0,018 lebih kecil belajar yang dikerjakan oleh konseli, pada awal
dari 0,05 maka dapat diputuskan Ha diterima. Artinya pertemuan konseli belum dapat memanajemen waktu
teknik mind mapping dalam bimbingan kelompok dapat belajar ketika berada dirumah. Dan ketika pertemuan
meningkatkan manajemen waktu belajar sisiwa. berakhir konseli telah dapat membuat manajemen
Berikut akan disajikan diagram hasil pengukuran pre- waktu belajar. Hasil skor post-test manajemen waktu
test dan pengukuran post-test setelah diberikan belajar adalah 113. Sehingga skor manajemen waktu
perlakuan. belajar konseli mengalami peningkatan yaitu dari 93 ke
113. Kesimpulannya konseli sudah mampu
200 meningkatkan manajemen waktu belajar yang dimiliki.
Dari diagram hasil pengukuran pre-test dan
150
Pengukuran post-test akan terlihat perubahan peningkatan skor
100 Pre-test yakni sebagai berikut :

50 Pengukuran
Post-Test
0
AL AF PH ST EP NK ZA

Diagram 4.3
Perbedaan pengukuran pre-test dan pengukuran
pre-test manajemen waktu belajar
24
137. Kesimpulannya konseli sudah mampu
AL meningkatkan manajemen waktu belajar yang dimiliki.
Dari diagram hasil pengukuran pre-test dan
150 post-test akan terlihat perubahan peningkatan skor
yakni sebagai berikut :
100

50 AL
AF
150
0
Pengukuran Pengukuran
Pre-Test Post Test 100

50 AF
Diagram 4.4
Hasil pengukuran pre-test dan post-test subjek AL.
0
b. Subjek AF Pengukuran Pengukuran
Subjek AF merupakan siswa kelas XI-IIS3 Pre-Test Post Test
yang memiliki tingkat manajemen waktu belajar rendah
Diagram 4.5
dengan skor 97. Subjek AF merasa tidak yakin dengan
Hasil pengukuran pre-test dan post-test subjek AF
kemampuan yang dimiliki karena subjek AF belum tau
harus bagaimana cara memanajemen waktu belajar
c. Subjek PH
dengan baik. Subjek AF takut jika manajemen waktu Subjek PH merupakan siswa kelas XI-IIS3
belajar yang dibuat tidak sesuai dengan kondisinya.
yang memilii tingkat manajemen waktu belajar rendah
Selama proses penelitian dalam bimbingan kelompok dengan skor 97. Konseli yang sekarang merupakan
subjek AF merupakan konseli yang malu-malu, tetapi siswa IPS merasa bahwa untuk memanajemen waktu
koseli selalu mengerjakan tugas dari konselor dengan belajar itu sulit karena konseli sudah terbiasa dengan
tepat waktu dan konseli juga berani mengunggkapkan kebebasan tanpa memperhatikan waktu. Akan tetapi
pendapatnya ketika disuruh oleh konselor untuk konseli menyadari bahwa manajemen waktu belajar
menjelaskan tugas yang telah dibuat. Konselor yang dimiliki masih harus diperbaiki lagi. Konseli
membantu konseli untuk menemukan atau menentukan merasa membutuhkan bantuan orang lain untuk
manajemen waktu belajar yang sesuai dengan keadaan memperbaikinya. Selama proses penelitian konseli aktif
konseli. Melalui banyak pertimbangan-pertimbangan dalam mengutarakan pendapatnya dalam kegiatan
yang nantinya diharapkan dapat membantu konseli. diskusi. Konseli juga sudah mencari informasi tentang
Konseli bisa menentukan manajemen waktu belajarnya manajemen waktu belajar ketika dirumah. Konselor
yaitu dipagi hari sebelum berangkat ke sekolah dan membantu konseli untuk membuat manajemen waktu
malam hari. Konseli juga mencari informasi mengenai belajar yang sesuai dengan dirinya dan melakukan
waktu yang ada dalam manajemen waktu belajar ketika pertimbangan-pertimbangan. Setelah melakukan
dirumah. Pada akhir pertemuan konseli membuat pertimbangan-pertimbangan konseli dapat menentukan
prioritas tugas dan kegiatan yang akan dilakukan saat manajemen waktu belajarnya yaitu pada malam hari.
belajar yaitu ketika malam hari konseli akan Dan diakhir pertemuan konseli membuat prioritas
mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah dan pada pagi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan saat belajar
hari sebelum berangkat kesekoah koseli akan dimalam hari yaitu akan mengerjakan tugas atau
menghafal bahan pelajaran yang penting. Dari hasil pekerjaan rumah, membuat ringkasan dan ikhtisar, seta
pre-test subjek AF terdapat dua item terendah yaitu menghafal bahan pelajaran. Dari hasil pre-test terdapat
item nomer 8 “Saya terkadang belajar diperpustakaan” dua item terendah yaitu item nomer 3 “Saya mengulang
dan item nomer 39 “Saya ketika membaca buku bahan pelajaran setelah pulang sekolah” dan item
menandai kata-kata penting”. Sementara dari hasil nomer 7 “Saya mengerjakan tugas rumah tepat waktu”.
post-test menunjukkan 2 item terendah yaitu pada item Sementara itu hasil post-test menunjukkan dua item
nomer 12 “Saya enggan menghafalkan bahan pelajaran terendah yaitu item nomer 8 “Saya terkadang belajar
yang penting” dan item nomer 37 “Saya kebinggungan diperpustakaan” dan item nomer 24 “Saya belajar
untuk menyimpulkan hasil bacaan”. sebelum berangkat kesekolah”
Dilihat dari jurnal aktivitas manajemen waktu Dilihat dari jurnal aktivitas manajemen waktu
belajar yang dikerjakan oleh konseli, pada awal belajar yang dikerjakan oleh konseli, pada awal
pertemuan konseli belum dapat memanajemen waktu pertemuan konseli belum dapat memanajemen waktu
belajar ketika berada dirumah. Dan ketika pertemuan belajar ketika berada dirumah. Dan ketika pertemuan
berakhir konseli telah dapat membuat manajemen
berakhir konseli telah dapat membuat manajemen
waktu belajar. Hasil skor post-test manajemen waktu waktu belajar secara mandiri. Hasil skor post-test
belajar adalah 137. Sehingga skor manajemen waktu manajemen waktu belajar adalah 143. Sehingga skor
belajar konseli mengalami peningkatan yaitu dari 97 ke manajemen waktu belajar konseli mengalami

25
peningkatan yaitu dari 97 ke 143. Kesimpulannya Dari diagram hasil pengukuran pre-test dan
konseli sudah mampu meningkatkan manajemen waktu post-test akan terlihat perubahan peningkatan skor
belajar yang dimiliki. yakni sebagai berikut :
Dari diagram hasil pengukuran pre-test dan
post-test akan terlihat perubahan peningkatan skor
yakni sebagai berikut : ST
PH 200
100
200
0 ST
150 Pengukuran Pengukuran
100 Pre-Test Post Test
PH Diagram 4.7
50
Hasil pengukuran pre-test dan post-test subjek ST
0
Pengukuran Pengukuran e. Subjek EP
Pre-Test Post Test Subjek EP merupakan siswa kelas XI-IIS3
yang memiliki tingkat manajemen waktu belajar rendah
dengan skor 85. Konseli belum memiliki pandangan
Diagram 4.6 tentang manajemen waktu belajar ataupun tentang
Hasil pengukuran pre-test dan post-test subjek PH kegiatan yang akan dilakukan saat belajar. Konseli
ingin membuat manajemen waktu belajar sesuai dengan
d. Subjek ST keadaan dirinya untuk mempermudah ia saat belajar.
Subjek ST merupakan siswa kelas XI-IIS3 Konselor membantu konseli untuk membuat
yang memiliki tingkat manajemen waktu belajar rendah manajemen waktu belajar dan melakukan
dengan skor 93. Konseli belum memiliki pandangan pertimbangan-pertimbangan yang berguna bagi dirinya.
tentang manajemen waktu belajar yang akan dibuat. Setelah melakukan pertimbangan-pertimbangan konseli
Konseli mengungkapkan bahwa ia ingin sekali memilih waktu belajar ketika malam hari saja. Konseli
membuat manajemen waktu belajar yang nantinya akan mencari informasi tentang manajemen waktu belajar
bermanfaat untuk dirinnya. Untuk kegiatan yang akan yang baik sesuai dengan waktu yang dipilih. Diakhir
di lakukan saat belajar masih belum ada. Konselor pertemuan konseli membuat prioritas kegiatan-kegiatan
membantu konseli untuk membuat manajemen waktu yang akan dilakukan yaitu mengerjakan tugas atau
sesuai dengan keadaannya dan melakukan pekerjaan rumah, menandai kata-kata penting saat
perimbangan-pertimbangan yang berguna bagi dirinya membaca dan membuat ringkasan atau ikhtisar. Dari
dalam memanajemen waktu belajar. Setelah melakukan hasil pre-test subjek EP terdapat dua item terendah
pertimbangan-pertimbangan konseli memilih waktu yaitu item nomer 9 “Saya bertanya pada teman ketika
belajar sepulang sekolah dan malam hari. Konseli akan belajar” dan item nomer 32 “Saya ketika
mencari informasi tentang manajemen waktu belajar membaca menandai kata-kata penting”. Sementara itu
ketika dirumah sesuai dengan waktu yang pilihnya hasil post-test menunjukkan dua tem terendah yaitu
yaitu ketika sepulang sekolah ia akan mengulang item nomer 19 “Saya mencari sumber-sumber bacaan
pelajaraan sekolah dan ketika malam hari konseli akan diperpustakaan” dan item nomer 22 “Saya belajar pada
mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah. Dari hasil malam hari ketika ada tugas”.
pre-test terdapat dua item terendah yaitu item nomer 5 Dilihat dari jurnal aktivitas manajemen waktu
“Saya membaca buku pelajaran” dan ite nomer 8 “Saya belajar yang dikerjakan oleh konseli, pada awal
terkadang belajar di perpustakaan”. Sementara itu hasil pertemuan konseli belum dapat memanajemen waktu
post-test dua item terendah yaitu nomer 24 “Saya belajar ketika berada dirumah. Dan ketika pertemuan
belajar sebelum berangkat ke sekolah” dan item nomer berakhir konseli telah dapat membuat manajemen
26 “Saya langsung berangkat ke sekolah tanpa belajar”. waktu belajar. Hasil skor post-test manajemen waktu
Dilihat dari jurnal aktivitas manajemen waktu belajar adalah 117. Sehingga skor manajemen waktu
belajar yang dikerjakan oleh konseli, pada awal belajar konseli mengalami peningkatan yaitu dari 85 ke
pertemuan konseli belum dapat memanajemen waktu 117. Kesimpulannya konseli sudah mampu
belajar ketika berada dirumah. Dan ketika pertemuan meningkatkan manajemen waktu belajar yang dimiliki.
berakhir konseli telah dapat membuat manajemen Dari diagram hasil pengukuran pre-test dan
waktu belajar secara mandiri. Hasil skor post-test post-test akan terlihat perubahan peningkatan skor
manajemen waktu belajar adalah 127. Sehingga skor yakni sebagai berikut :
manajemen waktu belajar konseli mengalami
peningkatan yaitu dari 93 ke 127. Kesimpulannya
konseli sudah mampu meningkatkan manajemen waktu
belajar yang dimiliki.

26
EP NK
150 106
104
100 102
100
50 EP 98 NK
96
94
0
Pengukuran Pengukuran
Pengukuran Pre- Pengukuran
Pre-Test Post Test
Test Post Test
Diagram 4.9
Diagram 4.8
Hasil pengukuran pre-test dan post-test subjek NK
Hasil pengukuran pre-test dan post-test subjek EP

f. Subjek NK g. Subjek ZA
Subjek NK merupakan siswa kelas XI-IIS3 Subjek ZA merupakan siswa kelas XI-IIS3
yang memiliki tingkat manajemen waktu belajar rendah yang memiliki tingkat manajemen waktu belajar rendah
dengan skor 98. Kondisi konseli sekarang sulit untuk dengan skor 94. Konseli sulit untuk membuat
membuat manajemen waktu belajar karena konseli manajemen waktu belajar. Akan tetapi konseli
tidak yakin apakah dirinya bisa membuat manajemen menyadari bahwa manajemen waktu belajar yang
waktu belajar dan melaksanakannya. Konseli juga dimiliki masih harus diperbaiki lagi. Konseli merasa
mempunyai keinginan untuk membuat manajemen membutuhkan bantuan orang lain untuk
waktu belajar dan melaksanakannya jika sesuai dengan memperbaikinya. Selama proses penelitian konseli aktif
keadaan dirinya. Konselor membantu koseli untuk dalam mengutarakan pendapatnya dalam kegiatan
membuat manajamen waktu belajar yang sesuai dengan diskusi. Konseli juga sudah mencari informasi tentang
dirinya serta melakukan pertimbangan-pertimbangan manajemen waktu belajar ketika dirumah. Konselor
yang berguna bagi dirinya. Setelah melakukan membantu konseli untuk membuat manajemen waktu
pertimbangan-pertimbangan konseli menentukan waktu belajar yang sesuai dengan dirinya dan melakukan
belajarnya yaitu pagi hari sebelum berangkat ke pertimbangan-pertimbangan. Setelah melakukan
sekolah dan malam hari. Konseli mencari informasi pertimbangan-pertimbangan konseli dapat menentukan
tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan saat manajemen waktu belajarnya yaitu pada malam hari.
belajar. Sehingga konseli membuat proritas manajemen Dan diakhir pertemuan konseli membuat prioritas
waktu belar yaitu ketika pagi hari sebelum berangkat ke kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan saat belajar
sekolah konseli akan menghafal bahan pelajaran yang dimalam hari yaitu akan mengerjakan tugas atau
penting dan saat malam hari konseli akan mengulang pekerjaan rumah, membuat ringkasan dan ikhtisar, seta
bahan pelajaran serta mengerjakan tugas atau pekerjaan menghafal bahan pelajaran. Dari hasil pre-test subjek
rumah. Dari hasil pre-test subjek NK terdapat dua item ZA terdapat dua item terendah yaitu item nomer 3
terendah yaitu item nomer 4 “Saya menghafalkan “Saya mengulang bahan pelajaran setelah pulang
bahan pelajaran yang penting” dan item nomer 19 sekolah” dan item nomer 21 “Saya enggan
“Saya mencari sumber-sumber belajar di perpustakaan”. menempelkan bahan belajar di dinding”. Sementara
Sementara hasil post-test menunjukkan dua item hasil post-test menunjukkan dua item terendah yaitu
terendah yaitu item nomer 8 “Saya terkadang belajar di item nomer 9 “Saya bertanya pada teman ketika akan
perpustakaan” dan item nomer 12 “Saya membaca belajar” dan item nomer 14 “Saya mengulur-ulur waktu
buku pelajaran ketika di suruh”. untuk mengerjakan tugas rumah”.
Dilihat dari jurnal aktivitas manajemen waktu Dilihat dari jurnal aktivitas manajemen waktu
belajar yang dikerjakan oleh konseli, pada awal belajar yang dikerjakan oleh konseli, pada awal
pertemuan konseli belum dapat memanajemen waktu pertemuan konseli belum dapat memanajemen waktu
belajar ketika berada dirumah. Dan ketika pertemuan belajar ketika berada dirumah. Dan ketika pertemuan
berakhir konseli telah dapat membuat manajemen berakhir konseli telah dapat membuat manajemen
waktu belajar. Hasil skor post-test manajemen waktu waktu belajar. Hasil skor post-test manajemen waktu
belajar adalah 104. Sehingga skor manajemen waktu belajar adalah 125. Sehingga skor manajemen waktu
belajar konseli mengalami peningkatan yaitu dari 98 ke belajar konseli mengalami peningkatan yaitu dari 94 ke
104. Kesimpulannya konseli sudah mampu 125. Kesimpulannya konseli sudah mampu
meningkatkan manajemen waktu belajar yang dimiliki. meningkatkan manajemen waktu belajar yang dimiliki.
Dari diagram hasil pengukuran pre-test dan Dari diagram hasil pengukuran pre-test dan
post-test akan terlihat perubahan peningkatan skor post-test akan terlihat perubahan peningkatan skor
yakni sebagai berikut : yakni sebagai berikut :

27
Konseli yang Konseli
ZA PH sekarang merupan
siswa IPS merasa
mampu
membuat
150 bahwa untuk manajemen
memanajemen waktu belajar
100 waktu belajar itu sesuai dengan
sulit karena keadaan
50 ZA konseli sudah dirinya secara
terbiasa dengan mandiri.
0
kebebasan tanpa Sehingga
Pengukuran Pengukuran memperhatikan konseli dapat
Pre-Test Post Test waktu. Akan menentukan
Diagram 4.10 tetapi konseli prioritas
Hasil pengukuran pre-test dan post-test subjek ZA menyadari bahwa kegiatan-
manajemen waktu kegiatan yang
Kondisi siswa sebelum dan sesudah perlakuan belajar yang akan
dimiliki masih dilakukan saat
harus diperbaiki belajar secara
Nama Konseli Sebelum Sesudah lagi. mandiri.

Konseli merasa Konseli dapat Konseli masih Konseli dapat


AL binggung dengan menentukan ST belum memiliki menentukan
manajemen waktu waktu untuk pandangan waktu untuk
belajar yang akan belajar beserta mengenai belajar beserta
dibuat. Karena prioritas kegiatan-kegiatan prioritas
konseli takut kegiatan- yang akan di kegiatan-
salah jika kegiatan yang lakukan saat kegiatan yang
manajemen waktu akan belajar bahkan akan
belajar yang di dilakukan saat untuk waktu dilakukan saat
buat nantinya belajar. belajar saja belajar secara
tidak sesuai Sehingga konseli masih mandiri.
dengan keadaan konseli binggung. Sehingga
dirinya. mampu Konseli konseli
membuat mengungkapkan mampu
manajemen bahwa ia ingin membuat
waktu belajar memiliki manajemen
sesuai dengan manajemen waktu waktu belajar
keadaan belajar yang baik sesuai dengan
dirinya. dan sesuai dengan keadaan
keadaan dirinya dirinya.
Konseli merasa Konseli saat ini. Sehingga
SF tidak yakin mampu dengan
dengan membuat kebingungan
kemampuan yang manajemen konseli tentang
dimiliki dalam waktu belajar manajemen waktu
memanajemen sesuai dengan belajar yang baik
waktu belajar. keadaan untuk dirinya
Sehingga konseli dirinya. membuat konseli
masih belum tau Sehingga belum berani
prioritas kegiatan- manajemen membuatnya.
kegiatan yang waktu belajar Konseli belum Konseli
akan dilakukan yang di buat EP memiliki mampu
saat belajar. sudah ada pandangan membuat
waktu yang tentang manajemen
jelas beserta manajemen waktu waktu belajar
kegiatan- belajar ataupun sesuai dengan
kegiatan yang tentang kegiatan keadaan
akan yang akan dirinya secara
dilakukan saat dilakukan saat mandiri.
belajar. belajar. Konseli Sehingga
ingin membuat manajemen

28
manajemen waktu waktu belajar tertentu. Pengambilan sampel ini tidak dilakukan secara
belajar sesuai yang di buat acak tetapi diambil sesuai dengan tujuan penelitian. Hal
dengan keadaan sudah ada ini yang membuat hasilnya belum bisa disama ratakan
dirinya untuk waktu yang pada kelompok yang lebih luas. Penelitian ini hanya
mempermudah ia jelas beserta dilakukan kepada siswa kelas XI di SMA Negeri 1
saat belajar. prioritas Menganti Gresik yang memiliki manajemen waktu
kegiatan- belajar yang rendah.
kegiatan yang Untuk meningkatkan manajemen waktu
akan belajar siswa, peneliti memberikan perlakuan
dilakukan saat (treatment) berupa penerapan mind mapping dalam
belajar. bimbingan kelompok yang sekaligus menjadi salah satu
layanan bimbingan sebanyak lima kali pertemuan.
Kondisi konseli Konseli Beberapa alasan tentang perlunya pemberian layanan
NK sekarang sulit mampu bimbingan kelompok teknik mind mapping untuk
untuk membuat membuat meningkatkan manajemen waktu belajar siswa kelas XI
manajemen waktu manajemen di SMA Negeri 1 Menganti Gresik yaitu permasalahan
belajar karena waktu belajar manajemen waktu belajar ini perlu diselesaikan
konseli tidak sesuai dengan sehingga siswa dapat membuat manajemen waktu
yakin apakah keadaan belajar secara mandiri tanpa bergantung dengan pihak
dirinya bisa dirinya. luar. Sedangkan jika dilihat dari segi waktu kegiatan
membuat Manajemen pemberian layanan bimbingan kelompok ini lebih
manajemen waktu waktu belajar efektif dikarenakan latar belakang permasalahan yang
belajar dan yang dibuat dihadapi oleh siswa cenderung sama.
melaksanakannya. oleh konseli Penelitian ini berusaha menguji teknik mind
Konseli juga sudah melalui mapping dalam bimbingan kelompok untuk
mempunyai pertimbangan- meningkatkan manajemen waktu belajar di rumah pada
keinginan untuk pertimbangan siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Menganti Gresik.
membuat yang berguna manajemen waktu belajar adalah suatu proses
manajemen waktu untuk dirinya. mengelola waktu belajar berdasarkan prioritas dan
belajar dan Sehingga tujuan yang ingin di capai untuk memenuhi kewajiban
melaksanakannya manajemen sebagai pelajar. Manajemen waktu belajar ini akan
jika sesuai dengan waktu belajar mempermudah siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas
keadaan dirinya. yang di buat yang di miliki. Sehingga akan berdampak positif
sudah ada terhadap niali akademik dan non-akademi siswa, hal ini
waktu yang berbanding lurus dengan pendapat Humes ( dalam
jelas beserta Adebisi, 2013) Manajemen waktu di artikan sebagai
kegiatan- seni untuk membuat jadwal, mengatur atau mengelola
kegiatan yang waktu agar hasil kerja lebih efektif, serta
akan mengorganisasi waktu yang di miliki. Bijaksan dalam
dilakukan saat penggunaan waktu yang berharga bisa mempermudah
belajar. seseorang dalam menyelesaikan tugas-tugas hariannya.
Manajemen waktu merupakan suatu proses untuk
mengelola waktu berdasarkan prioritas dan tujuan
hidup yang ingin dicapai. Kemampuan dalam mengatur
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN waktu akan mempermudah seseorang untuk
Penelitian kuantitatif ini merupakan penelitian menyelesaikan tugas-tugas yang di miliki. Serta
eksperimen dengan menggunakan metode one group menurut Soeharsono (dalam Irianto, 1990)
pretest-postest design, dengan alasan hanya terdapat mengemukakan bahwa waktu sesorang dalam sehari-
satu kelompok perlakuan tanpa adanya kelompok hari dapat di kelompokkan menjadi tiga yaitu: waktu
pembanding, peneliti hanya akan membandingkan hasil berkerja, waktu pemeliharaan dan waktu luang. Waktu
pre-test dan post-test. Penelitian ini berdasar pada berkerja adalah waktu yang di gunakan oleh seseorang
kasus yang terjadi di SMA Negeri 1 Menganti Gresik, untuk memenuhi kebutuhannya. Bagi remaja waktu
yakni siswa yang memiliki manajemen waktu belajar berkerja dapat di sebut juga dengan waktu belajar di
yang rendah ketika berada di rumah. Sehingga sekolah karena statusnya sebagai pelajar. Waktu
berdampak pada kedisiplinan dalam menyelesaikan pemeliharaan adalah waktu untuk merawat diri agar
tugas sekolah atau pekerjaan rumah serta kebiasaan penampilannya layak. Dan waktu luang adalah waktu
belajar siswa ketika berada di rumah. Dan jika hal ini yang di miliki oleh seseorang di luar dai aktifitas dari
terus di biarkan maka nilai akademik dan non akademik waktu belajar atau berkerja maupun waktu
siswa juga akan terkena dampaknya. Pengambilan pemeliharaan.
subjek penelitian ini dilakukan dengan cara purposive Berdasarkan hasil analisis data terdapat
sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan tujuan peningkatan manajemen waktu belajar pada siswa kelas

29
XI setelah pemberian perlakuan berupa teknik mind membantu siswa meningkatkan manajemen waktu
mapping dalam bimbingan kelompok, meskipun belajar.
penelitian-penelitian sebelumnya belum banyak yang Berdasarkan hasil yang didapatkan dalam
meneliti tentang teknik mind mapping dalam penelitian ini bahwa teknik mind mapping dalam
bimbingan kelompok untuk meningkatkan manajemen bimbingan kelompok dapat meningkatkan manajemen
waktu belajar siswa, namun hasil penelitian yang waktu belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 Menganti
dilakukan peneliti membuktikan bahwa teknik mind Gresik tingkat manajemen waktu belajar pada siswa
mapping mampu meningkatkan manajemen waktu terbukti naik, akan tetapi teknik mind mapping dalam
belajar siswa. Hal ini karenakan teknik mind mapping bimbingan kelompok tidak dapat diterapkan
dalam bimbingan kelompok lebih mempermudah siswa sembarangan pada siswa, harus ada bimbingan
dalam menentukan prioritas yang ingin dicapai ketika langsung dari guru Bimbingan dan Konseling karena
belajar dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan bisa saja terjadi perbedaan pemahaman anatar individu,
untuk mencapai tujuan tersebut. tentang manajemen waktu belajar yang sesuai dengan
Penelitian sebelumnya juga telah dilakukan keadaan siswa ketika berada di rumah. Selain itu siswa
Ahmad Kuseni (2014) dengan judul “ Penerapan dengan manajemen waktu belajar rendah akan
Layanan Bimbingan Kelompok Metode Mind Mapping cenderung mengalami kebinggungan dalam
Untuk Meningkatkan Pemahaman Diri Siswa Kelas menentukan prioritas dan tujuan saat belajar, sehingga
VIII C SMP Darussalam Baureno Bojonegoro” guru bimbingan dan konseling atau dalam hal ini
menujukan bahwa dengan metode mind mapping dapat fasilitator harus membimbing dan memberikan
meningkatkan pemahaman diri. Pemahaman diri pemahaman sebelum siswa benar-benar siap untuk
menurut Santrock (2003: 333) adalah kondisi melakukan bimbingan kelompok.
memahami kemampuan, minat, keterampilan, Di lihat dari penelitian yang sudah ada yakni
kepribadian, dan nilai yang ada dalam diri mereka penelitian ini memperkaya penelitian terdahulu.
dengan memiliki arah dan tujuan hidup yang realistis. Didapatkan informasi dan hasil yang diperoleh dari
Relevansi dengan penelitian yang akan di lakukan penelitian ini yakni adanya perbedaan yang ditunjukkan
adalah penerapan metode mind mapping untuk oleh peserta didik dalam manajemen waktu belajar
meningkatkan pemahaman diri. Dimana keterampilan ketika berada di rumah, dampak yang terjadi ketika
diri untuk mengelola waktu yang dimiliki berdasarkan peserta didik memanajemen waktu belajar ketika
prioritas dan tujuan hidup termasuk ke dalam berada di rumah tanpa bimbingan dari guru bimbingan
pemahaman diri. Sehingga dengan diterapkannya dan konseling sebagai faslitator, subjek dalam
metode mind mapping dapat membantu siswa penelitian, teknik mind mapping dalam bimbingan
meningkatkan manajemen waktu belajar. kelompok, cara atau bagaimana penelitian dilakukan
Penelitian yang dilakukan Riyani, Rina Sefti, dan penggunaan instrument penelitian yang
2017. “Meningkatkan Manajemen Waktu Belajar dikembangkan sendiri oleh peneliti.
Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Penerapan teknik mind mapping dalam
Teknik Sosiodrama Pada Siswa Kelas XI IPS 5 SMA 1 bimbingan kelompok ini diharapkan menjadi alternatif
Gebog Kudus”. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dalam penanganan masalah-masalah manajemen waktu
layanan bimbingan kelompok dengan teknik belajar peserta didik. Masalah peserta didik tentang
sosiodrama dapat meningkatkan manajemen waktu manajemen waktu belajar jika dapat segera di tangani
belajar siswa. Bimbingan kelompok dalam penelitian maka pesrta didik dapat mencapai tugas perkembangan
ini hampir sama dari segi pengertian dan juga proses nya secara maksimal. Dengan demikian, penelitian ini
berlangsungnya. memberikan manfaat bagi siswa untuk meningkatkan
Selain itu penelitian yang lain juga telah manajemen waktu belajarnya. Berkaitan dengan
dilakukan Rijal Darusman (2014) dengan judul rekomendasi yang telah dipaparkan, dapat dilakukan
“Penerapan Metode Mind Mapping (Peta Pikiran) penelitian lanjutan pada permasalahan peserta didik
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif tentang manajemen waktu belajar di rumah. Karena
Matematik Siswa SMP” yang mendapatkan hasil permasalahan manajemen waktu belajar di rumah tidak
berupa kesimpulan bahwa peningkatan kemampuan hanya terjadi pada peserta didik SMA saja, namun juga
berpikir kreatif matematik siswa SMP yang terjadi pada peserta didik SD, SMP hingga Perguruan
pembelajarannya menggunakan metode mind mapping Tinggi. Hambatan ketika melaksanaan teknik mind
lebih baik dari pada cara biasa.Berpikir kreatif menurut mapping dalam bimbingan kelompok ini adalah adanya
Azhari (2013) memiliki ciri-ciri yaitu keterampilan kegiatan rekreasi ke Bali pada kelas XI selama satu
berpikir secara terperinci dengan mengatur atau minggu dan juga ada pelatihan untuk membuat karya
menentukan prioritas, memperinci tujuan dan ilmiah remaja. Sehingga ada beberapa hari yang
mengembangkan suatu gagasan. Relevansi dengan pelaksanaan bimbingan bersamaan dengan pelatihan
penelitian yang akan dilakukan adalah penerapan membuat karya imiah remaja. Pelatihan membuat karya
metode mind mapping untuk meningkatkan imiah remaja diikuti oleh seluruh siswa kelas X, XI dan
kemampuan berpikir kreatif. Dimana kemampuan XII secara bergilir. Namun dalam hal ini peneliti
mengelola waktu yang dimiliki berdasarkan prioritas membantu mengurus perizinan untuk subjek yang akan
dan tujuan termasuk kedalam berpikir kreatif. Sehingga melaksanakan pelatihan agar dapat mengikuti proses
dengan diterapkannya metode mind mapping dapat bimbingan kelompok dengan efektif.

30
Jurnal Pendidikan Matematika. Vol. 7 (2): hal.
SIMPULAN 1-9.
Simpulan dari penelitian yang telah dilakukan
ini adalah untuk menguji penerapan teknik mind Azwar, S. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta:
mapping dalam bimbingan kelompok dapat Pustaka Pelajar.
meningkatkan manajemen waktu belajar pada siswa
kelas XI ketika berada di rumah. Dilakukan Beetlestone, F. 2012. Creative Learning: Strategi
pengukuran pre-test kepada peserta didik kelas XI IIS3 Pembelajaran Untuk Melesatkan Kreativitas
dengan diperoleh hasil bahwa terdapat tujuh peserta Siswa. Bandung: Nus Media.
didik yang terindikasi memiliki skor kategori
manajemen waktu belajar yang rendah, sehingga siswa Buzan, T. 2011. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT
tersebut akan dijadikan subjek penelitian oleh peneliti. Gramedia Pustaka Utama.
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Menganti
Gresik. Setelah dilakukan pengukuran pre-test, subjek Darusman, R. 2013.”Penerapan Metode Mind Mapping
diberikan perlakuan berupa teknik mind mapping (Peta Pikiran) Untuk Meningkatkan
dalam bimbingan kelompok. Selanjutnya subjek Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Siswa
melakukan pengukuran post-test untuk mengetahui SMP”. Jurnal Ilmiah Program Studi
hasil perbedaan dari pengukuran pre-test hingga post- Matematika Stikip Siliwangi Bandung. Vol.
test. Kemudian di uji Wilcoxon mengunakan uji 3(2): hal. 1-10.
statistik non-parametrik dengan diperoleh hasil
Asymp.Sig (2-tailed) bernilai ρ = 0,018. Bila dalam Dejanasz, S. 2002. Interpersonal Skill In Organization.
ketetapan α (taraf kesalahan) sebesar 5% adalah 0,05 Boston: Mc-Graw Hill.
maka dapat disimpulkan bahwa nilai 0,018 lebih kecil
dari nilai taraf kesalahan yakni 0,05 berdasarkan hasil Djamarah, S. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: PT
ini maka Ha diterima. Artinya teknik mind mapping Rineka Cipta.
dalam bimbingan kelompok dapat meningkatkan
manajemen waktu belajar pada siswa kelas XI SMA Ilhamudin dan Setiawati. 2013.”Penerapan Bimbingan
Negeri 1 Menganti Gresik. Kelompok Dengan Topik Tugas Untuk
Meningkatkan Pemahaman Studi Lanjut Pada
Siswa Kelas IX Di MTS Roudlotul Ulum
SARAN Jatirejo Mojokerto”. Jurnal BK Unesa. Vol. 1
Saran yang dapat peneliti berikan yakni, (2): hal. 2-9.
pertama kepada guru BK atau konselor dapat
menggunakan teknik mind mapping dalam bimbingan Kusmanto dan Juliasari. 2016. Hubungan Antara
kelompok untuk menangani permasalahan peserta didik Manajemen Waktu Belajar, Motivasi Belajar,
yang berkaitan dengan manajemen waktu belajar. Dan Fasilitas Belajar Dengan Prestasi Belajar
Kedua penelitian ini terbuka untuk di kaji ulang dengan Matematika Siswa SMP Kelas VIII Sekecamatan
menggunakan metode dan sampel yang berbeda. Danurejan Yogyakarta, (Online),
(http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/union/artic
DAFTAR PUSTAKA le/viewFile/435/pdf, diakses 6 Desember 2018).
Adebisi, J. 2013. “Time Management Practices And Its
Nurihsan, J. 2005. Strategi Layanan Bimbingan
Effect On Business Performance”. Journal of
Konseling. Bandung: Refika Aditama.
Canadian Social Scence. Vol. 9 (1): pp 464-471.
Prayitno dan Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan Dan
Aprilia, F. 2013. “Penerapan Latihan Regulasi Diri
Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengelola Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Waktu Belajar Siswa Kelas X-G SMA Negeri 3
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan Dan Konseling
Mojokerto”. Jurnal BK Unesa. Vol. 4 (1): hal.
Kelompok (Dasar Dan Profil). Jakarta: Ghalia
1-9.
Indonesia.
Arikunto, S. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT
Riyani, S. 2017. Meningkatkan Manajemen Waktu
Rineka Cipta.
Belajar Melalui Layanan Bimbingan Kelompok
Dengan Teknik Sosiodrama Pada Siswa Kelas
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu
XI IPS 5 SMA 1 Gebog Kudus, (Online),
Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
(http://eprints.umk.ac.id/7878/1/HALAMAN_J
UDUL.pdf, diakses 6 Desember 2018).
Azhari. 2013. “Peningkatan Kemampuan Berpikr
Kreatif Matematik Siswa Melalui Pendekatan
Romlah, T. 2001. Teori Dan Praktik Bimbingan
Konstruktivisme Di Kelas VII Sekolah
Kelompok. Malang: Universitas Negeri Malang.
Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Banyuasin”.

31
Sadiman, dkk. 2011. Media Pendidika: Pengertian, Winkel dan Hastutik. 2004. Bimbingan Dan Konseling
Pengembangan Dan Pemanfaatannya. Jakarta: Di Institut Pendidikan. Jakarta: Media Abadi.
PT Raja Grafindo.

Santrock, J. 2003. Adolescence: Perkembangan


Remaja. Jakarta: PT Erlangga.

Sari, A. 2010. Hubungan Antara Manajemen Waktu


Dengan Prokrastinasi Akademik Pada
Mahasiswa Yang Berwirausaha, (Online),
(https://core.ac.uk/download/pdf/148579721.pdf
, diakses 6 Oktober 2018).

Siswono. 2011. Penelitian Pendidikan Matematika.


Surabaya: Unesa University Press.

Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Somers. 2014. Using Mind Maps To Study How


Business School Students And Faculty Organize
And Apply General Business Knowledge,
(Online), (www.sciencedirect.com, diakses 17
November 2018).

Siswaono. 2011. Penelitian Pendidikan Matematik.


Surabaya: Unesa University Press.

Sugiyono. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan


Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan


Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

Sukardi, K. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program


Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. Jakarta:
PT Rineka Cipta.

Syah, M. 2013. Psikologi Pendidikan: Dengan


Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya

The Liang Gie. 1995. Cara Belajar Yang Efisien.


Yogyakarta: Liberty.
.
Vitulli and Giles. 2016. Mind Mapping: Making
Connection With Images And Color, (Online)
(www.deltastate.edu, diakses pada 28 November
2018).
Widitya dan Setiawati. 2013.”Penerapan Bimbingan
Kelompok Dengan Topik Tugas Untuk
Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap
Kenakalan Remaja Pada Siswa Kelas X di SMA
Negeri 1 Kasiman Bojonegoro”. Jurnal BK
Unesa. Vol. 4 (2): hal. 2-9.
Widura, S. 2008. Mind Map Langkah Demi Langkah.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

32

Anda mungkin juga menyukai