Anda di halaman 1dari 86

BLUEPRINT MATERI

i|Blueprint Materi Muktamar 2018


TIM MATERI
Fathya Fikri Izzuddin
Ghasan Nikko Hasbi
Hanifa Syafina
Monica Subastia
Syarif Syamsurrizal

Editor :
Anggitya Nareswari

Desain Cover :
Bima Aditya Fajrian

Penerbit :
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Jl. KH. Ahmad Dahlan nomor 103, Yogyakarta

ii | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
DAFTAR
ISI

DAFTAR ISI .....................................................................................................................................ii


RESOLUSI MARTAPURA.............................................................................................................. 1
PENGANTAR TIM MATERI .......................................................................................................... 2
BAGIAN I SEKAPUR SIRIH ........................................................................................................... 4
A. Pendahuluan .................................................................................................................. 4
B. Kebijakan Program Jangka Panjang 2014-2024 IPM.............................................. 14
C. Bedah Tema Muktamar XXI IPM ................................................................................ 21
D. Alur Logika Materi Muktamar XXI IPM ..................................................................... 28
Stake Holder IPM ....................................................................................................................................................................................................28

Analisis SOAR............................................................................................................................................................................................................30

Analisis Apreciative Inquiry ............................................................................................................................................................................34

Dasar Gerakan IPM................................................................................................................................................................................................38

Aktualisasi Gerakan IPM....................................................................................................................................................................................42

BAGIAN II PROGRAM KERJA IPM PERIODE 2018 – 2020 ........................................................ 44


A. Dasar Program Kerja................................................................................................... 44
B. Lima Aspek Pengembangan Program Kerja............................................................. 46
C. Program Kerja Bidang dan Lembaga ........................................................................ 47
BAGIAN III STRATEGI KOMUNITAS KREATIF .......................................................................... 65
BAGIAN IV AGENDA AKSI ......................................................................................................... 72
A. Generasi Pendaur ........................................................................................................ 72
B. Campaign Inklusi ......................................................................................................... 75
C. Sociopreneur Pelajar .................................................................................................. 77
D. Gerakan Pelajar Sehat................................................................................................. 79
BAGIAN V REKOMENDASI ........................................................................................................ 81
A. Big Data IPM ................................................................................................................. 81
B. IPM Back to Student ..................................................................................................... 81
BAGIAN VI PENUTUP ................................................................................................................ 83

ii | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
RESOLUSI MARTAPURA

Dari kota intan, Martapura


Sidang tanwir Ikatan Pelajar Muhammadiyah menyampaikan resolusi optimalisasi
gerakan keilmuan, kemandirian, dan keadilan sosial untuk mewujudkan pelajar
berkemajuan sebagai berikut :
1. Sejak berdirinya Ikatan Pelajar Muhammadiyah sebagai gerakan islam dakwah
amar makruf nahi munkar dikalangan pelajar menegaskan komitmen Ikatan
Pelajar Muhammadiyah untuk menegakkan ajaran islam dan ikut serta dalam
membangun generasi berkemajuan dengan spirit membebaskan, memberdayakan
dan mencerdaskan
2. Dengan semangat nuun, walqolami wamaa yashturun, pelajar muhammadiyah
akan selalu berkomitmen untuk terus berkarya sebagai pelopor, pelangsung, dan
penyempurna amanah gerakan Muhammadiyah
3. Gerakan iqra dengan mewujudkan komunitas literasi pelajar merupakan wujud
jihad literasi ikatan pelajar muhammadiyah sebagai tradisi habitus iqra pelajar
berkemajuan
4. Gerakan kemandirian pelajar sebagai proses optimalisasi pemberdayaan segala
bentuk potensi kreatif pelajar di setiap pimpinan
5. Adanya agen pendampingan teman sebaya merupakan wujud dari advokasi
pelajar sebagai bentuk pendampingan sebayanya dalam membangun generasi
yang berkemajuan
6. Hentikan Segala bentuk pembatasan atas pengembangan kreativitas dan potensi
pelajar guna mendorong generasi yang berkemajuan.
7. Kesadaran akan lingkungan harus menjadi ruh pelajar muhammadiyah dalam
menjaga keseimbang alam sebagai rahmat Allah yang maha kuasa.
8. Pelajar Muhammadiyah akan terus mendorong cikal bakal masyarakat madani
yang berperan lebih luas sebagai perwujudkan masyarakat Islam yang sebenar –
benarnya dengan habitus iqra sebagai dasar dan identitasnya.
Demikian resolusi optimalisasi gerakan keilmuan, kemandirian, dan keadilan sosial
untuk mewujudkan pelajar berkemajuan sebagai semangat dan komitmen bersama
kami untuk menjadikan IPM sebagai rumah minat bakat pelajar disertai nilai – nilai
Islam sebagai komponen masyarakat Islam yang sebenar – benarnya.
Nuun Walqalami Wamaa Yashturun

Martapura, 9 Februari 2018

1|Bl uepri nt Materi Muktamar 2018


PENGANTAR TIM MATERI

Syukur dan alhamdulillah perjalanan pembuatan buku materi muktamar ini


telah selesai. Puji serta rasa syukur kita haturkan kepada Tuhan Alam Semesta,
Sang Maha Pemilik Ilmu, Allah SWT. Segala yang telah diberikan-Nya menjadi
pemberian istimewa bagi umat manusia.

Muktamar IPM XXI memiliki peran yang penting bagi IPM untuk dapat
menjadi pengawal strategi gerakan menghadapi era yang baru. berdasarkan hasil
tanwir di Martapura tahun 2018, IPM sudah mulai memasuki era yang baru. Zaman
yang harus dihadapi sehingga memiliki budaya tanding yang cukup menjual.
Dengan berbagai macam perangkat organisasi yang telah diletakkan oleh
muktamar – muktamar sebelumnya tidak menjadikan muktamar XXI kali ini
terlihat mudah karena menjadi sebuah tantangan untuk tim materi muktamar XXI
pada kali ini agar dapat menyusun strategi juti jihad lil muwajahah IPM tanpa
melupakan berbagai macam fondasi yang telah disusun sebelumnya.

Kedua, kerja, posisi, mekanisme, hingga daya-jangkau wewenang tim materi


sepenuhnya disandarkan pada renstra IPM 2014 – 2024 dan tanpa bertentangan
dengan beberapa hasil muktamar yang ada sebelumnya serta melanjutkan hasil
pada resolusi martapura tahun 2018.

Ketiga, “materi” yang dimaksud sebagai pengertian dari “Materi Muktamar”


adalah sejumlah bahan yang penting untuk disampaikan dalam forum muktamar
dengan komposisi mencakup; (1) Pemaparan mengenai kondisi yang dihadapi
oleh IPM pada masa ini dengan menggunakan analisis SOAR. (2) Skema strategi
gerakan
, pengembangan program serta rekomendasi yang disandarkan pada hasil – hasil
diskusi, mini riset, serta naskah-naskah legal forum – forum IPM sebelum ini. (3).
Kompilasi dari laporan organisasi selama satu periode (PP IPM).

Keempat, dalam rangka mengakomodir berbagai masukan mengenai


bagaimana seharusnya IPM berkembang di masa yang akan datang, maka tim
materi berusaha semaksimal mungkin untuk turut merespon sejumlah inovasi-
inovasi yang dilakukan pelajar Muhammadiyah secara umum. Diskusi-diskusi yang
dilakukan oleh tim materi selalu disandarkan pada apa saja yang tengah dilakukan

2|Bl uepri nt Materi Muktamar 2018


oleh aktivis IPM di seluruh Indonesia melalui miniriset yang sempat disebar oleh
tim materi muktamar XXI, forum – forum seperti Taruna Melati Utama, Pelatihan
Dai Pelajar Muhammadiyah Nasional, Kopdarnas Pegiat Media IPM, Literacy Camp,
Pelatihan Kewirausahaan, Pelatihan Ipmawati nasional, dan forum – forum lainnya
serta pada kebijakan Muhammadiyah yang mengikat hingga ke organisasi
otonomnya secara niscaya. Dengan segala hasil yang ada, dapat memberikan tim
materi banyak hal untuk dipelajari. Tim materi terdiri atas perwakilan dari PP IPM,
PW IPM Sumatera Utara, PW IPM Kalimantan Barat, dan PW IPM Jawa tengah
sebagaimana amanat dari Tanwir Martapura.

Kelima, Tim materi berusaha sebaik mungkin untuk menyajikan dan


memperkuat hal-hal baik yang telah dicapai oleh IPM. Tim materi berusaha
semaksimal mungkin untuk menangkap esensi dari dinamika IPM yang terjadi di
masa lampau, masa sekarang, dan kemungkinan di masa yang akan datang
sehingga dapat membungkusnya sebagai sebuah strategi ciamik menghadapi tiap-
tiap tantangan zaman.

Demikian, harapan agar Muktamar IPM XXI memberikan manfaat bagi semua
pihak.

Jakarta, 04 Oktober 2018


Fathya Fikri Izzuddin
Ketua Tim Materi Muktamar XXI

3|Bl uepri nt Materi Muktamar 2018


BAGIAN I SEKAPUR SIRIH

A. Pendahuluan
Pengenalan atas kondisi konstelasi peradaban yang ada akan membantu
organisasi memetakan jalan yang tepat dan bermakna bagi semua kalangan.
Muktamar sebagai permusyawaratan penting dalam proses penyusunan
kebijakan – kebijakan yang ada di organisasi sangat bergantung pada
pemahaman atas kondisi-kondisi mendesak yang tengah terjadi, baik itu
melingkupi kondisi lokal, nasional, hingga internasional. Oleh karena itu,
materi Muktamar IPM XXI disusun melalui pemahaman-pemahaman atas
kondisi yang mendesak hari ini dan bagi masa yang akan datang dengan tujuan
supaya roda organisasi berjalan maksimal. Materi Muktamar IPM XXI disusun
atas kajian mengenai beragam kondisi yang terjadi di Indonesia, dengan
harapan dapat memajukan gerak IPM.
Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) adalah bagian dari kelompok sipil
(generasi muda) yang memiliki peran penting, terutama dalam memfasilitasi
segala aspirasi dan kebutuhan untuk kemajuan peradaban. Ketika Muktamar
IPM XX menjadi momentun untuk memikirkan ulang apa saja yang dapat
dilakukan oleh IPM, maka Muktamar IPM XXI kali ini akan menjadi momentum
penting dalam menyusun strategi positioning IPM di tengah masyarakat hari
ini. IPM telah menghasilkan banyak karya dalam kontribusi besar advokasi
serta memfasilitasi kepentingan pelajar. Perlu disebutkan beberapa di
antaranya ialah mengembangkan paradigma pendidikan yang tercermin lewat
upaya serius merumuskan Sistem Perkaderan IPM (SPI); mendorong
kebijakan yang ramah terhadap perkembangan kualitas pelajar dengan
menolak standardisasi Ujian Nasional (UN) sebagai patokan kelulusan;
memastikan hak-hak pelajar tidak dilangkahi oleh penyedia jasa pendidikan;
sistematisasi gerakan dan spirit Iqro’ (literasi) dalam setiap kegiatan dan
aktivitas IPM; melakukan kampanye – kampanye terkait gaya hidup sehat
generasi muda, serta kepekaan pelajar terhadap berbagai hal, hingga
menempatkan posisi pelajar sebagai stakeholder langsung negara.

4|Bl uepri nt Materi Muktamar 2018


Berbagai macam karya yang hadir tersebut diatas bukanlah suatu perkara
mudah karena organisasi ini harus berjibaku demikian keras dan konsisten
untuk mencapai hasil yang demikian gemilang. Materi ini disusun bukan untuk
mengutarakan apa saja yang telah dicapai oleh IPM sebagai kebanggaan yang
nostalgik. Lebih daripada itu, proses penggalian berbagai macam karya nyata
yang ada merupakan dasar yang cukup penting dalam melakukan penyusunan
strategi gerakan IPM kedepannya, karena untuk terus eksis melangkah dan
berlari dibutuhkan lagi banyak terobosan yang menjawab kebutuhan
mendasar pelajar pada khususnya, dan masyarakat Indonesia secara umum
karena apresiasi beberapa pencapaian IPM baik yang dilakukan secara
individual atau organisatoris dapat menjadi ajang pembelajaran yang berguna
bagi IPM.
Memahami dan siap mengambil peran sekecil apapun adalah awal yang
penting untuk dapat memetakan strategi taktis gerakan IPM kedepannya.
Berikut beberapa pemetaan kondisi yang dialami oleh pelajar Indonesia secara
umum, yang harus disadari oleh IPM, dan membuka kemungkinan strategi
seperti apa yang dapat dilakukan oleh IPM. Informasi-infomasi di bawah ini
berfungsi secara praktis bagi perencanaan-perencaaan program terutama bagi
struktur Pimpinan Pusat IPM karena berkaitan dengan realitas di tingkat
nasional dan menjadi isu tingkat global

1. Kelompok Muda Indonesia


Indonesia sebagai rumah bagi 63,37 juta jiwa kaum muda atau 1 dari 4
penduduk indonesia adalah pemuda, dimana indonesia terus bergerak pasti
menuju bonus demografi saat jumlah masyarakat usia produktif akan menjadi
dua kali lipat dibanding dengan masyarakat usia non produktif. Dengan 53,8%
dari pemuda di Indonesia masih berusia dibawah 30 tahun, dalam statistik
sensus tahun 2017 menjelaskan bahwa 71,2% kelompok usia pelajar tingkat
SMA (16-18 tahun) mendapatkan layanan pendidikan yang baik, hal ini
mengisyaratkan bahwa sebagian besar generasi muda telah mendapatkan hak
nya untuk menempuh pendidikan formal, hal ini dapat dilihat sebagai
kekuatan baru untuk terus mendorong perubahan sosial yang diimpikan di
masa yang akan datang, ditambah dengan data BPS yang menjelaskan bahwa
pengguna internet terbanyak ada pada rentang usia pelajar, dimana hampir
semua orang

5|Bl uepri nt Materi Muktamar 2018


pada rentang usia ini telah terpapar dengan akses informasi yang mudah.
Sejalan dengan hal tersebut kelompok usia muda dengan berbagai
karakteristiknya memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan kapasitas
dan mengembangkan segala kemampuannya, karena pada tahun 2017 tecatat
bahwa angka buta huruf pada rentang usia ini hanya bersika 0,44% walau
UNDP menyatakan pada 2014 bahwa dalam 100% Indeks Pembangunan
Manusia di Indonesia, instrumen pendidikan / literasi hanya berkontribusi
sebesar 14,8 % atau dalam penelitian lain UNESCO menyatakan bahwa dalam
1000 masyarakat Indonesia baru ada 1 yang memiliki minat membaca hal ini
berbeda jauh dengan beberapa negara seperti Finlandia, Malaysia, Singapura,
bahkan Thailand.

2. Kesehatan dan Generasi Muda


Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai indikator penting pembangunan
dunia memiliki berbagai macam poin titik tekan salah satunya pada indikator
nomor 3 yaitu tentang menjamin kehidupan sehat dan meningkatkan
kesejahteraan seluruh umat manusia, dalam konteks ini kita dapat melihat bahwa
perlunya membangun kesadaran pentingnya memelihara kesehatan dan menjaga
diri pada setiap pelajar. Karena potensi terjadinya penyakit degerenatif ini harus
menjadi perhatian pelajar Indonesia. Menurut statistik kualitas kesehatan dari
BPS
2017, sebesar 18,53% pemuda pernah mengalami keluhan kesehatan dalam
sebulan terakhir dan Sekitar 36,35% pemuda menindaklanjuti keluhan
kesehatannya dengan berobat jalan, hal ini menunjukkan bahwa kepedulian
pemuda terhadap kondisi kesehatannya cukup tinggi. Salah satu alasan terbesar
yang menyebabkan para pemuda memiliki kesadaran yang tinggi akan kesehatan
adalah karena lebih dari separuh pemuda telah memiliki jaminan kesehatan yaitu
sebesar 59,37%. Walau disisi lain, sekitar satu dari empat pemuda di Indonesia
adalah perokok, dimana hampir separuh pemuda laki-laki merokok dalam
sebulan terakhir. Jumlah batang rokok yang dihisap meningkat seiring
peningkatan umur pemuda. Pemuda di setaip kelompok umur terbanyak
menghabiskan rata-rata rokok 7-12 batang sehari, dengan persentase 40,51%.
Tidak hanya berfokus pada kondisi fisik yang sehat seperti tercukupinya
kebutuhan gizi seimbang pada generasi muda dan juga adanya pemahaman serta

6|Bl uepri nt Materi Muktamar 2018


kesadaran akan pentingnya hidup sehat dan seimbang, namun sehat secara psikis
juga dibutuhkan untuk menyokong terwujudnya generasi yang berkemajuan.
Fenomena pelajar saat ini yang rentan terkena penyakit degeneratif, mengalami
kekurangan gizi pembangun, dan pelajar yang rentan dengan depresi
dikarenakan kondisi dunia yang semakin kompleks. Banyaknya tugas dan
tanggung jawab yang harus dijalankan dan stres yang kerap menghimpit
sehingga mengabaikan pentingnya kesehatan. Faktor risiko perilaku remaja yang
kerap membahayakan dan memperparah kondisi kesehatan yaitu pola hidup dan
pola tidur yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, perilaku merokok sejak
usia dini, jajan sembarangan, kurangnya konsumsi protein, buah dan sayur,
bahkan konsumsi minuman beralkohol. Oleh karenanya dibutuhkan kembali
sebuah pendekatan baik jangka pendek maupun jangka panjang untuk
melakukan edukasi dan penyadaran akan hal ini.

3. Kerusakan Lingkungan Hidup


Kerusakan lingkungan hidup merupakan salah satu tantangan yang tak bisa
dihindari oleh manusia. Dalam statistik lingkungan hidup yang dikeluarkan BPS
menyatakan semakin bertambahnya populasi akan berkesinambungan dengan
meningkatnya pencemaran air dan kualitas sumber daya alam yang ada. Pelajar
di Indonesia harus segera menyadari tantangan yang bersumber dari
kerusakan lingkungan hidup sebelum terlambat. Kerusakan lingkungan tidak saja
mengakibatkan konflik kemanusiaan tetapi juga mengakitbakan sumber daya
alam yang tidak terwarisi untuk generasi selanjutnya di masa depan. Sekitar 70%
kerusakan diakibatkan oleh eksploitasi pertambangan. Sebesar 34% daratan di
Indonesia telah diserahkan.
Indonesia sebagai negara tropis, dalam data BPS dinyatakan bahwa selama
satu tahun jumlah curah hujan di Indonesia dapat mencapai hampir2.500 mm
pertahun, namun dengan kurangnya daerah resapan membuat ketersediaan air
sebagai instrumen penting kehidupan akan terus berkurang dan mengakibatkan
pada berbagai ancaman seperti ancaman buruknya sanitasi pemukiman,
kekurangan pangan (sayur, ikan, daging, dsb) hingga ancaman kekurangan gizi/
kelaparan.

7|Bl uepri nt Materi Muktamar 2018


Survei Pew Research pada 2010 terkait pandangan milenial soal hidup dengan
gaya ramah lingkungan menunjukkan bahwa hanya 69% dari milenial memilih
tindakan mendaur ulang kertas, plastik atau kaca bekas. Ini juga diikuti oleh isu
lain terkait anjuran pembelian produk ramah lingkungan, di mana milenial hanya
menempati 53% dibanding orang tuanya yang memiliki persentase sedikit lebih
baik sebesar 55%. Mengenai pembelian makanan organik, generasi Milenial
hanya mencatatkan 36%.
Data terbaru yang dirilis World Economic Forum bersama Global Shapers
Annual Survey 2016 menunjukkan mayoritas para milenial masih
mempertahankan isu- isu global seperti perubahan iklim, konflik, bencana, dan
krisis lainnya. Namun persentase masing-masing isu tidak mencapai 50%.
Survei yang dihimpun dari 26.000 milenial di 181 negara ini menunjukkan
prioritas terbesar mereka ada pada perubahan iklim dan perusakan sumber daya
alam dengan persentase total 45,2%. Namun hanya sebesar 15,1% milenial yang
merasa prihatin atas krisis pangan dan ketersedian air. Milenial di Amerika Utara
yang paling besar perhatiannya dengan 27,3% diikuti oleh milenial eropa sebesar
21,5%.

4. Revolusi Industri 4.0 dan Big data


Salah satu hal penting bagi pelajar adalah hak akses informasi dan
ketersediaan informasi bermutu bagi pelajar. Kendati demikian akses informasi
pelajar masih sangat terbatas. Sarana dan prasarana yang mendukung akses
informasi bagi pelajar sangat terbatas, Selain mendapatkan akses informasi yang
mudah, pelajar juga memiliki hak untuk disediakan informasi yang berkualitas.
Pelajar Indonesia yang berasal dari kelas menengah ke bawah pada umumnya
hanya diberikan informasi dengan kualitas terburuk; sinetron TV, channel berita
yang tidak edukatif, dan program-program TV yang tidak bermutu (infotainment
selebriti, kuis game yang mengandung rasisme dan kekerasan).
Revolusi ociall keempat (atau biasa disebut sebagai ociall 4.0) adalah istilah
yang menunjukkan fenomena perubahan besar-besaran dalam ociall pengolahan
pada awal abad 21. Industri 4.0 ditandai dengan penyatuan teknologi-teknologi
yang sebelumnya terpisah sehingga batas-batas antara ruang fisik, ruang digital

8|Bl uepri nt Materi Muktamar 2018


dan ruang biologi menjadi kabur. Teknologi-teknologi tersebut antara lain
mencakup artificial intelligence, machine learning, robotics, nanotechnology, 3D
printing dan genetics and biotechnology. Sistem produksi yang cerdas terkoneksi
secara ociall dan terintegrasi secara horizontal.
Seiring dengan era milenial yang semuanya serba canggih, perkembangan
ilmu dan teknologi terutama teknologi informasi turut bertambah cepat.
Teknologi informasi melesat jauh melebihi bidang lainnya. Faktor penentunya
antara lain globalisasi informasi, yaitu penyebaran akses dan produksi informasi
ke seluruh dunia. Informasi sekarang dapat diakses oleh siapa saja dan di mana
saja. Saat ini, hampir semua lapisan masyarakat mulai dari orang tua, anak muda,
hingga anak SD sudah tidak asing lagi dengan keberadaan internet. Keberadaan
internet sudah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat
bahkan cenderung menjadi gaya hidup bagi sebagian orang. Hal tersebut turut
menjadi salah satu indikator yang dapat digunakan untuk melihat simbiosis
antara pemuda dan teknologi informasi berupa internet.
Big Data adalah istilah yang menggambarkan volume data yang besar, baik
data yang terstruktur maupun data yang tidak terstruktur. Big Data telah banyak
digunakan dalam bisnis. Tidak hanya besar data yang menjadi poin utama tetapi
apa yang harus dilakukan sebuah entitas dengan data tersebut. Big Data dapat
dianalisis untuk wawasan yang mengarah pada pengambilan keputusan dan
strategi bisnis yang lebih baik. Jumlah data yang telah dibuat dan disimpan pada
tingkat global hari ini hampir tak terbayangkan jumlahnya. Data tersebut terus
tumbuh tanpa henti. Artinya, Big Data memiliki potensi tinggi untuk
mengumpulkan wawasan kunci dari informasi bisnis. Sayangnya sampai saat ini,
baru sebagian kecil data yang telah dianalisis. Pentingnya Big Data, tidak hanya
berputar pada jumlah data yang organisasi miliki, tetapi hal yang penting adalah
bagaimana mengolah data internal dan eksternal.
Kita dapat mengambil data dari sumber manapun dan menganalisanya,
Contoh termudah dimana Big Data digunakan misalnya adalah pemanfaatan data
dari social media, twitter, facebook dsbnya dipadukan dengan data di relasional
database internal. Dengan demikian bisa didapatkan analisis untuk melakukan
strategi campaign yang jitu Misalnya dengan menganalisis orang-orang di social

9|Bl uepri nt Materi Muktamar 2018


media yang berpengaruh untuk meningkatkan sebuah engagment. Personalisasi
aplikasi dan situs pencarian sesuai kecenderungan penggunanya merupakan
salah satu bentuk penerapan big data. Tidak hanya menjadikan analisis yang
bersifat deskriptif, big data juga memungkinkan untuk analisis prediktif dan
kelak preskriptif. Sayangnya, big data masih terbilang baru di Indonesia.Seiring
penggunaan ponsel pintar yang makin meluas, itu artinya semakin banyak data
personal pengguna yang bisa dikumpulkan, termasuk jenis situs yang biasa
dibuka. Bagi Anda yang terbiasa menonton di Youtube misalnya, mestinya
menyadari bahwa situs berbagi video tersebut memberikan rekomendasi video
sesuai jenis yang sering ditonton sebelumnya. Nama lengkap, nomor kartu tanda
penduduk, alamat, dan jenis kelamin, merupakan informasi standar yang bisa
dikumpulkan provider telepon setiap kali seorang pengguna meregistrasikan
nomornya. Namun, pengumpulan data yang dilakukan tidak berhenti sampai di
situ. Provider seperti Telkomsel bisa mencatat ke mana saja pengguna pergi, ke
toko atau restoran seperti apa dia biasa masuk, bepergian untuk tujuan liburan
atau bisnis, bahkan mencatat apakah percakapan telepon biasanya seputar
kerjaan atau urusan personal.Dalam kasus virus ebola contohnya, dengan
melihat big data pun bisa membantu untuk melacak penyebarannya, maka
penting bagi IPM untuk menangkap segala kemajuan zaman ini menjadi sebuah
kekuatan penting dalam menyusun strategi gerakannya karena Revolusi Industri
4.0 membuka jalan bagi sebuah masyarakat baru yang berbeda dengan
sebelumnya.

5. Gerakan sosial baru Komunitas Kreatif


Beberapa tahun terakhir, gerakan sosial baru berkembang begitu pesat di
Indonesia. Gerakan sosial baru tidak saja muncul sebagai gerakan sosial yang
memperjuangkan gender, hak politik sipil, gerakan pasifisme / perdamaian.
Muncul juga dua jenis gerakan sosial baru yakni berbentuk komunitas, dan
berbentuk kolektif. Jenis yang pertama disebut sebagai gerakan sosial berbasis
komunitas. Sedangkan jenis kedua disebut sebagai Kolektif.
Komunitas Kreatif hadir sebagai solusi selain berkomunitas juga membangun
konektivitas keseluruh stakeholders, serta berjejaring, bersinergi dan
berkolaborasi (gotong royong) untuk mewujudkan sebuah cita – cita perubahan

10 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
sosial dimasa yang akan datang. Secara bahasa, komunitas berasal dari bahasa
Yunani fellowship, (perkawanan). Dalam bahasa Indonesia sering pula
diterjemahkan sebagai masyarakat atau kumpulan. Komunitas (Latin:
communitas) berarti “kesamaan”, Kemudian dapat diturunkan dari communis
menjadi “sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak”. Komunitas adalah
“kelompok sosial dari berbagai lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan
habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, mereka dapat memiliki maksud,
kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi
lain yang sama” (Wikipedia.org). Secara operasionalnya komunitas dapat
dipahami melalui pengertian people (sejumlah atau sekumpulan orang), place
(tempat), interaksi sosial diantara orang-orang di tempat/lokasi tersebut.
Komunitas menjadi bagian dari jati diri anggota, anggota merasa menjadi bagian
atau milik dari komunitas tersebut. Komunitas (community) berarti kumpulan
orang (lebih dari 3 orang) yang mempunyai kesamaan hobby (minat dan bakat)
untuk mengembang-kan potensi yang terdapat pada setiap individu. Komunitas
tidak bersifat mengikat (bebas) dalam mengekspresikan diri. Oleh karena itu
penting bagi IPM untuk menangkap kecenderungan strategi gerakan baru untuk
terus menunjukkan eksistensi dan kebermanfaatannya.

6. Entrepreneurship dan Ekonomi Kreatif


Perekonomian Indonesia diharapkan terus menunjukkan kinerja yang
membaik dan melanjutkan perkembangan positif pertumbuhan ekonomi
Indonesia karena Pada tahun 2017, realisasi pertumbuhan ekonomi merupakan
yang tertinggi yaitu 5,07%, apa yang terjadi belakangan ini adalah buah dari
ketidakseimbangannya neraca perdagangan indonesia. Dengan tidak hanya
bergantung pada pengeluaran pemerintah maka passion to create a new business
adalah hal penting dalam menggairahkan kondisi perekonomian yang mandiri
dan lebih kuat.
Pendidikan memegang peranan penting untuk mengajak dan menanamkan
sejak dini agar kita dapat melihat pasar dunia sebagai pasarnya enterpreneuship
, bukan hanya di dalam negeri. Yang tentunya dari kegiatan kewirausahaan ini
dapat mendukung kemajuan negara. Menurut Handito Joewono Ketua Kadin
2010

11 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
– 2015, sekolah merupakan tempat mendapat ilmu dan menemukan apa yang
menjadi kesukaan kita. Sekolah sangat memegang peranan penting dalam
meningkatkan minat kewirausahaan siswa. “sekolah harusnya memberikan
kesempatan untuk mempraktekkan entrepreneurship, bukan berarti anak-anak
jadi lupa sekolah,tapi menurut saya kewirausahaan harus sejak dini,” katanya.
Dalam empat tahun terakhir, Ekonomi Kreatif (ekraf) adalah era baru peradaban
ekonomi dunia, jadi ekraf bukan hanya sekedar style kekinian yang alay-alay-an.
Kita pastinya tidak mau ketinggalan dengan terjadinya sebuah pergeseran
peradaban dunia, kecuali kita sudah tidak hidup lagi di dunia ini. Pengembangan
ekraf akan memaksa generasi menjadi produktif, mengaktivasi jiwa
kewirausahaan muda membangun bisnis industri kreatif yang tepat guna sesuai
dengan hobi dan karakternya, serta melahirkan dan menumbuhkan kepekaan
sosial untuk bergotong royong agar sukses bersama-sama. Menjadi penggiat
ekraf adalah jalan menuju kebahagiaan, membuka pintu kemakmuran
dan kesejahteraan bagi insan kehidupan. Agar pengembangan ekonomi kreatif
selalu hidup. Sehingga terjadi percepatan serta lompatan pembangunan.
Tujuan pembangunan adalah mewujudkan kebahagian dan keceriaan warga
masyarakat, bukan hanya meraih kebahagiaan dan keceriaan birokrasi dan
para petinggi di Negara ini.

7. Paradigma Islam Berkemajuan Muhammadiyah


Konsep Islam Berkemajuan menurut Abdul Mu’ti dapat dilandaskan pada lima
fondasi dasar. Pertama adalah karakter tauhid yang murni. Kedua, memahami Al-
Qur’an dan Sunnah secara mendalam. Ketiga, melembagakan amal shalih yang
fungsional dan solutif. Keempat berorientasi kekinian dan masa depan. Kelima,
bersikap toleran, moderat, dan suka bekerjasama.
Fondasi pertama yang menyatakan bahwa Tauhid yang murni sebagai
landasan primer atau yang utama didasarkan pada kenyataan historis bahwa
Muhammadiyah lahir dari satu model “puritanisme” dalam pendekatan gerakan
sosial-keagamaan. Fondasi pertama tersebut menyatakan bahwa Muhammadiyah
sebagai sosial-keagamaan senantiasa membuat rujukan literer atau kepustakaan
dari kitab Al-Qur’an serta Sunnah. Posisi sentral Kitab Al-Qur’an serta Sunnah

12 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
merupakan keniscayaan atau konsekuensi dari doktrin keagamaan Islam yang
meletakkannya sebagai acuan historis sekaligus kontemporal. Dalam konteks
historis Muhammadiyah, makna dari jargon kembali kepada Al-Qur’an serta
Sunnah merupakan bagian dari implikasi kehendak gerakan untuk
mengkonsolidasi pemahaman bahwa hanya dengan memahami Islam secara utuh
dari sumber utamanya, umat Islam dapat mencapai kemajuan. Berhubungan
dengan kehendak tersebut, maka proses ajakan untuk kembali kepada tauhid
yang murni, seringkali dilekatkan dengan persuasi merujuk Al-Qur’an dan
Sunnah sebagai faktor kunci dalam membangun kemajuan umat Islam.
Fondasi pertama tersebut berhubungan secara khas dengan kenyataan bahwa
Islam Berkemajuan sebagai konsepsi mengharuskan terdapatnya pemahaman
sumber-sumber epistemologi, ontologi, dan aksiologi Islam yang mendalam.
Sumber-sumber tersebut, di antara yang utama tentu saja adalah Al-Qur’an dan
Sunnah. Oleh karena itu, antara fondasi pertama dan kedua, berhubungan sangat
erat dan membentuk satu relasi yang integratif.
Dalam doktrin Islam sebagai agama tauhid, dimensi manusia didekati melalui
fungsi-fungsi perubahan evolutif manusia menjadi komunitas yang komunal.
Artinya, manusia dalam pandangan Islam memanifestasikan kehidupannya
melalui dua dimensi pertama berkaitan dengan manusia sebagai makhluk yang
mampu liberatif (merdeka, bebas, dan berdaulat), sekaligus sebagai makhluk
yang meniscayakan kehidupan komunal atau saling membutuhkan. Maka tidak
heran dalam Islam, manusia mengemban misi selain untuk menjadi individu yang
taat kepada Allah SWT, sekaligus melakukan transformasi sosial sebagai bentuk
amal shalih. Dalam bahasa normatif disebutkan bahwa manusia harus
berkelompok dan berbuat, menyeru, mengajak kepada yang makruf dan
meninggalkan yang mungkar. Berkaitan dengan eksplanasi tersebut, maka
fondasi tiga, empat, dan lima diderivasikan, sehingga mewujud dalam kehidupan
manusia.
Paradigma Islam Berkemajuan penting untuk dipahami oleh setiap aktivis IPM
karena berkaitan sebagai landasan epistemologi, ontologi, dan aksiologi Islam
menurut Muhammadiyah. Paradigma Islam Berkemajuan akan memberi arah
bagi aktivis IPM dalam membaca realitas. Paradigma Islam Berkemajuan
memberi implikasi bahwa segala gerak IPM harus memuat dimensi dakwah
Muhammadiyah

13 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
B. Kebijakan Program Jangka Panjang 2014-2024 IPM
Program IPM bukan semata-mata rencana dan pelaksanaan seperangkat kegiatan
yang praktis. Program IPM ialah perwujudan dari misiutama IPM
yaitu “Terbentuknya pelajar muslim yang berilmu, berakhlak mulia, dan
terampil dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai
ajaran Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”.
Adapun visi ideal (tujuan utama), misi ideal (misi utama), dan agenda aksi IPM
diwujudkan melalui program sebagai berikut.
1. VISI IDEAL IPM
Terwujudnya pelajar muslim yang berkemajuan

2. MISI IDEAL IPM


a. Membebaskan pelajar dengan Tauhid yang murni berdasarkan Al-
Quran dan As-Sunnah.
b. Mencerdaskan pelajar dari kebodohan, dengan melakukan tradisi
Iqra‟ dan keilmuan
c. Memberdayakan individu dan komunitas pelajar, dengan
pendekatan apresiatif terhadap minat, bakat dan potensi pelajar.

3. LANDASAN YURIDIS
Bahwa program Muhammadiyah dengan rangkaian kebijakan dan
kegiatannya senantiasa berpijak pada:
a. Al Quran dan As Sunnah sebagai sumber ajaran dan hukum Islam.
b. Mengindahkan falsafah dan dan dasar negara serta hukum yang sah dalam
kehidupan kebangsaan dan kenegaraan.
c. Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan Peraturan-peraturan yang
berlaku dalam Persyarikatan.

4. PRINSIP PELAKSANAAN PROGRAM


Program IPM dirumuskan dan dilaksanakan dengan berpedoman pada
prinsip-prinsip sebagai berikut:

14 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
a. Prinsip Ketauhidan; maksudnya program IPM hendaknya merupakan
perwujudan dari iman dan tauhid kepada Allah
b. Prinsip Kerahmatan; maksudnya program IPM hendaknya
merupakan penjabaran dan pelaksanaan dari fungsi rahmatan lil
alamin
c. Prinsip Kerisalahan; maksudnya program IPM hendaknya merupakan
penjabaran dan pelaksanaan dari fungsi kerisalahan umat Islam, yaitu
dakwah amar makruf nahi munkar dalam arti yang luas
d. Prinsip Kemaslahatan; maksudnya program IPM hendaknya
memperhatikan kemaslahatan umum
e. Prinsip Keilmuan; maksudnya program IPM direncanakan dan
dilaksanakan secara rasional dengan memperhatian dan
memanfaatkan secara ilmu pengetahuan dan teknologi yang
memungkinkan
f. Prinsip Kekaderan; maksudnya program IPM selalu dijiwai nilai-nilai
kekaderan. Semua yang dilakukan IPM dalam rangka proses kaderisasi
yang bersifat pemberdayaan anggota
g. Prinsip Kemandirian; maksudnya program IPM direncanakan dan
dilaksanakan secara mandiri dengan tujuan menciptakan kemandirian
pelajar.
h. Prinsip Kreativitas; maksudnya program IPM hendaknya merupakan
penjabaran dan pelaksanaan dari fungsi kekhalifahan umat Islam
dalam mengelola kehidupan secara kreatif
i. Prinsip Kemanusiaan; maksudnya program IPM direncanakan dan
dilaksanakan tidak secara ekslusif. Artinya orientasi program IPM
selalu diarahkan untuk kemanusiaan, tanpa memandang suku, agama,
ras, dan budaya.

5. TUJUAN PROGRAM JANGKA PANJANG (VISI IPM 2024)


Program IPM Jangka Panjang adalah suatu tahapan pencapaian tujuan
IPM itu sendiri. Secara spesifik rumusan tujuan Program Jangka Panjang
sebagai Visi IPM 2024 adalah: “Membumikan Gerakan Pelajar
Berkemajuan dengan Menjadikan IPM sebagai Rumah Minat dan
Bakat

15 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
Pelajar Indonesia disertai Nilai-nilai Ajaran Islam sebagai Komponen
Masyarakat Islam yang Sebenar-Benarnya ”, yang ditandai dengan:
a. Tebentuknya sistem gerakan IPM sebagai gerakan pelajar Indonesia
yang unggul di bandingkan gerakan-gerakan pelajar lain dalam
melaksanakan misi dakwah dan pencerdasan yang ditunjukkan dengan
sistem gerakan yang maju, profesional, modern yang dilandasi nilai
keikhlasan dan komitmen penggerakknya, disertai dengan
pemahaman ideologi, paradigma, dan visi gerakan IPM yang didalam
individu- individu teraktualisasi nilai-nilai publik dan sosial dalam
ruang organisasi.
b. Terbentuknya sistem manajemen organisasi dan kepemimpinan
kolektif-kolegial yang efektif, produktif, dinamis sehingga mampu
menghadirkan keteladanan, memproyeksikan masa depan
(berkemajuan) untuk perubahan dengan memobilisasi seluruh potensi
pelajar Indonesia untuk kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara yang berkualitas dengan meningkatnya kehidupan
keagamaan, moralitas, keilmuan, dan etos kerja kemanusiaan.
c. Terbentukknya model dan pola jaringan pada level komunitas,
keummatan, kebangsaan dan cita-cita menuju peradaban global
dengan mendorong berkembangnya fungsi-fungsi kekuatan sosial dan
pemerintahan yang menjamin terwujudnya kehidupan bangsa dan
negara yang maju, adil, makmur, bermartabat, dan berdaulat di bawah
naungan ridha Alah SWT (baldatun tayyibatun wa rabbun ghafur).
d. Terbentukknya sumberdaya sebagai wahana melahirkan generasi
Islami yang berkemajuan (sumberdaya manusia) ditandai dengan
sistem kaderisasi yang berkelanjutan dan anggota organisasi sebagai
subyek gerakan serta transformasi kader di berbagai lini kehidupan,
juga tersedianya modal bagi berjalannya roda organisasi yang
berorintasi sosial (sumberdaya finansial), serta membangun tatanan
infrastruktur seperti sistem informasi,komunikasi dan karya yang
memadai untuk keberlangsungan IPM.

16 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
e. Terbentuknya kesadaran bahwa IPM dalam melakukan aksi dan
pelayanan ialah sebagai wahana dakwah di dunia pelajar, baik lewat
karya kreatif, program dan kegiatan unggul yang sesuai dengan
kebutuhan pelajar Indonesia. Sehingga nilai-nilai ajaran Islam dan
tumbuhnya kesadaran sebagai warga dunia yang lebih luas akan
keutamaan kehidupan Islami, yang menjamin terciptanya tatanan
kehidupan (pergaulan) yang utama di segala bidang kehidupan
sebagai wujud kehadiran Islam yang bersisifat rahmatan lil’’alamin.

6. TAHAPAN KEBIJAKAN PROGRAM


Pokok kebijakan program jangka panjang merupakan pedoman dan
arah gerak Persyarikatan yang dilaksanakan secara bertahap melalui
program dua (2) tahunan selama sepuluh (10) tahun. Tahapan-tahapan
program jangka panjang tersebut adalah sebagai berikut.
a. Muktamar XVIII (2012-2014) : diarahkan kepada penumbuhan
kesadaran kritis dan aksi kreatif pelajar serta penjagaan karakter
pelajar dengan paradigma gerakan pelajar berkemajuan menuju
gerakan yang kritis dan progresif.
b. Muktamar XIX (2014-2016): diarahkan kepada pembangunan
kekuatan dan kualitas pelaku gerakan, ideologi gerakan IPM dengan
mengoptimalkan sistem perkaderan sebagai pendukung terwujudnya
“Gerakan Pelajar Berkemajuan” dan berorientasi ke masa depan,
sehingga IPM memiliki sumberdaya yang siap menjadi aktor dan
subyek gerakan.
c. Muktamar XX (2016-2018) : diarahkan kepada IPM sebagai gerakan
ilmu sebagai manifestasi Gerakan Pelajar Berkemajuan yang unggul di
kalangan pelajar serta terciptanya tradisi dan habitus iqra’ di dunia
pelajar sebagai faktor-faktor pendukung bagi terwujudnya masyarakat
utama yang berperadaban.
d. Muktamar XXI (2018-2020), diarahkan kepada pembangunan
komunitas kreatif sebagai strategi kultural Gerakan Pelajar

17 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
Berkemajuan untuk melakukan transformasi individu, transformasi
sosial, dan transformasi kebudayaan di tengah masyarakat global.
e. Muktamar XXII (2020-2022), diarahkan transformasi (perubahan
cepat ke arah kemajuan) dan terciptanya seluruh elemen sistem
organisasi dan jaringan IPM yang maju, profesional, dan modern;
berkembangnya sistem kaderisasi, gerakan ilmu, serta peningkatan
dan pengembangan peran strategis IPM dalam kehidupan umat,
bangsa, dan dinamika global
f. Muktamar XXIII (2022-2024), diarahkan perjuangan pembentukan
masyarakat ilmu sebagai cikal bakal terwujudnya tujuan
Muhammadiyah, yaitu masyarakat Islam yang sebenar-benarnya atau
masyarakat utama, yang bertujuan terbentuknya peradaban utama.

7. SASARAN KEBIJAKAN IPM


Sasaran kebijakan IPM diarahkan pada dua, sasaran persoal dan
sasaran institusional. Berikut ini penjelasannya.
a. Sasaran Personal. Diarahkan pada terwujudnya tradisi kesadaran kritis-
progresif dalam berfikir dan bertindak sesuai dengan maksud dan
tujuan IPM.
b. Sasaran Institusional. Diarahkan pada terciptanya struktur
kelembagaan yang kuat dan fungsional melalui pengembangan ranting
serta mekanisme kepemimpinan yang mantap dalam mendukung
gerakan Ikatan menuju gerakan ilmu yang berparadigma pelajar
berkemajuan.

8. HIRARKI KEBIJAKAN
a. PP IPM
1) Penentu kebijakan organisasi secara nasional
2) Melakukan koordinasi dengan PW IPM Se-Indonesia
3) Melakukan kerja-kerja dalam lingkup menggagas nilai-nilai baru dan
penguatan kapasitas kader IPM
4) Melakukan kerja – kerja aksi nyata untuk kemajuan Pelajar ditingkat
nasional dan internasional

18 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
b. PW IPM
1) Menerjemahkan kebijakan-kebijakan Muktamar atau kebijakan yang
telah diputuskan oleh PP IPM di tingkat wilayahnya
2) Mensosialisasikan keputusan-keputusan PP IPM atau keputusan
bersama di tingkat nasional
3) Mengatur kebijakan-kebijakan strategis dalam lingkup kewilayahannya
4) Melakukan koordinasi dengan PP IPM dan konsolidasi dengan PD
IPM-nya
5) Melakukan kerja-kerja konkrit di tingkat wilayah sebagai upaya
pengembangan jaringan dan penguatan kapasitas pelajar dan
organisasi
c. PD IPM
1) Motor penggerak IPM secara daerah
2) Melakukan aksi-aksi riil yang telah menjadi keputusan Muktamar dan
keputusan musywarah di atasnya
3) Selalu berkoordinasi dengan PW IPM dan konsolidasi dengan PC IPM
atau PR IPM di tingkat daerahnya.
d. PC IPM
1) Melakukan aksi-aksi riil yang telah menjadi keputusan Muktamar
dan keputusan musywarah di atasnya
2) Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang langsung tertuju dan
bermanfaat pada sekolah dan kalangan pelajar
3) Selalu berkoordinasi dengan PD IPM dan konsolidasi dengan PR IPM
di tingkat daerahnya
e. PR IPM
1) Melaksanakan kebijakan-kebijakan kongkrit yang telah menjadi
keputusan Muktamar dan keputusan musywarah di atasnya
2) Selalu berkoordinasi dengan PD IPM atau PC IPM-nya

9. INDEKS PROGRESIVITAS GERAKAN IPM


Indeks Progresivitas Gerakan (IGP) IPM merupakan satu metode
yang digunakan oleh IPM untuk mengukur keberhasilan sebuah organisasi

19 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
dalam satu periode tertentu. Di sini, IPM telah merumuskan empat ranah
yang menjadi tolok ukur keberhasilan gerakan IPM dalam setiap satu
periodenya di berbagai jenjang struktur, baik dari Ranting hingga Pusat.
Keempat ranah itu adalah ranah kepemimpinan, ranah kaderisasi, ranah
program kerja, dan ranah produk. Masing-masing ranah memiliki indikator
yang menjadi tolok ukur keberhasilan dari masing-masing ranah tersebut.
Berikut ini penjelasannya:

N R
o. a
1.
V
is
i
t
e
1 Ke n
. pe t
mi a
m n
pi g
na I
n P
M
P
e
l
a
k
s
a
2 K n
. a a
d a
e n
r
i T
s a
a r
s u
A
d
a
n
y

20 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
2.
A
3 Pr d
. og a
ra n
m y
K a
er f
ja o
ll
1.
S
et
4 P ia
. rp
o bi
dd
ua
kn
g
C. Bedah Tema Muktamar XXI IPM
Dasar acuan dalam perumusan konsep Muktamar IPM XXI terutama
yang menyangkut dengan materi bahasan kali ini, sebagain besar berangkat
dari penjabaran penting kondisi fenomena yang terjadi di tengah pelajar saat
ini, dan tetap berpijak pada hasil – hasil penggalian potensi, capaian, serta
pengalaman terbaik yang dimiliki oleh Pelajar Muhamamdiyah sebagai core
gerakan Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Oleh karena itu penting untuk
memahami penjelasan-penjelasan pada BAGIAN I sebelum ini sebagai bagian
dari khazanah yang menyusun dasar-dasar asumsi materi ini secara
keseluruhan hingga ke strategi bidang-bidang yang dibutuhkan IPM dan
agenda aksi. Sebelum membahas konsep dasar Muktamar IPM XXI, ada
baiknya kita membaca jalan panjang yang dilalui oleh Ikatan Pelajar
Muhammadiyah.
Serangkaian transformasi penting di tubuh Ikatan Pelajar
Muhammadiyah (IPM) menjadi petunjuk bagaimana dinamika gerakan ini
terus hidup. Dinamika tersebut tidak saja pada diskursus formal semacam
keputusan Muktamar yang sifatnya internal organisasi, melainkan juga sikap
IPM dalam merespon fenomena. Satu hal yang seringkali terlupakan adalah
peran IPM dalam sejarah pembentukan identitas pelajar Muslim Indonesia.

21 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
Peran tersebut terkoneksi kuat dengan sejarah benturan ideologis yang
terjadi di arena kebudayaan populer. Gerakan Membaca, Gerakan Matikan
TV, Gerakan Tolak UN, Gerakan Anti-Kekerasan Tanpa Kekerasan, Gerakan
Komunitas Kreatif, hingga pelajar berkarya nyata adalah beberapa polarisasi
eksperimentasi kebudayaan populer IPM. Tentu saja jika hari ini kelas
menengah muslim tengah memanen kesadaran baru identitas pelajar
Muslim, maka IPM tak bisa lepas dari proses tersebut. Dua tahun belakangan
ini antara
2016 hingga 2018, eksperimentasi IPM semakin berwarna, yakni gerakan
berbasis komunitas yang konsisten menunjukkan perhatiannya terhadap isu
literasi serta pengembangan kapasitas diri pelajar.
Perkembangan gerakan pelajar di Indonesia sesungguhnya menerima
cukup banyak tantangan seperti distribusi bahan literasi, kasus-kasus
kekerasan yang dialami oleh pelajar, eksploitasi pelajar, kebijakan yang
memicu kekerasan-kekerasan baru terhadap pelajar, hingga rekonstruksi
pop culture yang menyajikan kelaziman teror, intimidasi, dan kekerasan
pada pelajar. Sejak tahun 1945, bahan-bahan literasi banyak tertumpuk di
kota- kota besar Indonesia. Jumlah rata-rata buku yang diterbitkan di
Indonesia menurut data IKAPI hanya berjumlah 30.000. Hal ini berbeda
dengan Inggris yakni sebesar 184.000, dan Amerika yang mencapai 304.912
publikasi. Kasus-kasus korupsi juga kerap menghantui pengadaan buku di
Indonesia. Tantangan-tantangan yang dihadapi IPM bagaimana pun akan
merefleksikan arti penting keberadaannya. Jika IPM tak mampu
membangun dialektika terhadap tantangan-tantangan tersebut, bisa jadi
IPM akan kehilangan perannya menyusul sejumlah gerakan pelajar yang
redup ditelan pragmatisme. IPM harus mampu merumuskan siapa manusia
sejatinya? Apa esensi serta eksistensinya di dunia? Ketika pertanyaan ini
mampu dijawab, niscaya akan mempermudah IPM untuk mempertajam visi
dan misi gerakannya.
Beberapa kali IPM melakukan berbagai terobosan untuk terus dapat
hadir menebar kebermanfaatannya, dalam dua tahun terakhir ini, IPM
mampu menunjukkan keseriusannya melakukan kopdar pegiat media
pelajar, serta aktif mengedukasi kemampuan mengolah media pelajar
untuk dapat

22 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
mendistribusikan sumber informasi ke seluruh penjuru negeri. Dengan dua
kali melakukan Literacy Camp, IPM mampu menunjukkan dapat terus
berkontribusi melalui jejaringnya dalam jalan perjuangan literasi di
Indonesia, tidak hanya itu, dua tahun terakhir ini IPM telah dapat
menggerakkan kesadaran pelajar untuk peka terhadap isu – isu lingkungan
dan kebencanaan melalui berbagai aksi baik di sosial media maupun di dunia
nyata, sejalan dengan itu IPM juga terus melakukan kampanye tentang
pentingnya kesehatan bagi pelajar millenial saat ini seperti dalam
mengurangi dampak negatif Iklan Rokok bagi pelajar para generasi penerus
bangsa, membudayakan olahraga sebagai instrumen penting kehidupan,
membangun kesadaran kolektif pelajar untuk menjadi konselor sebaya bagi
sesamanya, mendorong pengembangan pusat – pusat aktivitas seni budaya
pelajar, membentuk, mendorong, serta melakukan akselerasi aktivitas –
aktivitas entrepreneurship pelajar, serta berbagai macam upaya lainnya
untuk mengembangkan kapasitas, minat, dan potensi pelajar.
Dengan banyaknya karya nyata yang lahir, tumbuh, dan berkembang di
tubuh pelajar Muhammadiyah, sangat penting bagi IPM untuk terus
meneguhkan segala pencapaian tersebut agar dapat terus mengembangkan
apapun yang dimilikinya sebagai kekuatan penting dalam menggerakkan
pelajar untuk menyikapi berbagai tantangan zaman yang ada. IPM harus
mampu menggerakkan karya nyata melalui banyak strategi. Sebagai bentuk
Era IPM yang baru bersandar pada Sharing dan kolaborasi dengan siapapun
seluas-luasnya dalam rangka memperkaya khazanah gerakan.
Meskipun IPM tergolong gerakan lama, namun semangat terbarukan
harus muncul dalam tiap denyut nadi para penggerak didalamnya yang
tergolong dalam kelompok The Student Millenials, menurut Yoris Sebastian
dalam bukunya, ini merupakan kelompok millenial yang paling dekat
dengan kemajuan zaman karena sejak lahir mereka sudah langsung terpapar
oleh tekhnologi dan segala instrumen kemajuan zaman. Dengan kemampuan
efisien, keingintahuan tinggi, serta banyaknya refrensi pada kelompok
millenail ini, maka etos kolaborasi dan sharing yang dicanangkan pada
muktamar XX IPM tahun 2016 kemarin akan terus melekat dan memberi
IPM

23 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
banyak kesempatan dalam mengolah strategi-strategi gerakannya.
Kesetiakawanan yang tinggi, serta kemampuan berkelompok pada kelompok
millenial ini akan dengan mudah mendorong kehadiran banyaknya
komunitas sebagai salah satu strategi gerakan IPM yang akan menjadi
sumberdaya baru membantu menemukan solusi menghadapi berbagai
tantangan. Dengan Perkembangan gerakan sosial berbentuk komunitas
dapat memberikan kesempatan bagi karya nyata IPM memperdalam
gerakan Muhammadiyah yang kreatif, menjawab tantangan zaman, dan
mampu mendorong sebuah perubahan sosial kedepan.
Sebagaimana melanjutkan kebijakan musyawarah sebelumnya, Karya
Nyata IPM tidak akan lepas pada kemampuannya berkolaborasi dan
berbagi. Melalui etos kolaborasi, IPM akan semakin memperkuat
gerakannya sekaligus memperkuat berbagai inisiasi-inisiasi eksternal
lainnya. Kerja-kerja kolaboratif IPM harus dapat menjadi mitra kolaborasi
yang setara. Hal ini untuk menghindarkan model kolaborasi yang selama
ini diperankan oleh IPM misalnya dengan Negara yang selalu saja timpang.
IPM memiliki kualitas-kualitas yang seharusnya menjadi kebanggaan
aktivisnya; kekuatan massa aktif yang besar, dinamika yang terus dirawat
dalam setiap muktamar, gerakan pelajar dengan kordinasi yang kolektif-
setara. Kualitas- kualitas itu harusnya menjadi identitas penting IPM ketika
berhadap dengan mitra kolaborasi semacam Negara. Kualitas itu juga
menjadi peluang IPM dalam memperkuat berbagai gerakan-gerakan
berbasis komunitas yang diinisiasi oleh masyarakat sipil.
Melalui etos berbagi (sharing). IPM dapat menemukan kembali
kesegaran cara-cara IPM berpartisipasi dalam transformasi sosial. Era baru
yang tengah dihadapi oleh IPM adalah era distribusi informasi. Era sharing
ditandai dengan munculnya ruang-ruang publik baru baik digital maupun
non-digital. Perubahan ruang-ruang publik baru ini juga diikuti oleh
perebutan arah diskursus. Maka etos sharing akan menjaga IPM dari
kecenderungan yang sangat laten terjadi dalam perebutan arah diskursus
yakni sikap pasif. Jika IPM tak mampu mengambil bagian dari perebutan
arah diskursus, dengan mudah dapat ditenggelamkan. Pada tahun 2015

24 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
dapat menjadi titik balik era distribusi informasi ditubuh IPM dengan
diluncurkannya aplikasi IPM berbasis sistem android smartphone, dan
banyak lagi wujud sharing IPM sampai hari ini. Etos berbagi IPM harus
dibarengi oleh spirit berdaya aktivisnya. Artinya, masing-masing aktivis
IPM memiliki caranya masing-masing dalam berpartisipasi. Aktivis IPM
yang memiliki bakat dalam bidang teknologi tentu akan menentukan jalan
sendiri dibandingkan dengan aktivis IPM yang menyenangi sastra.
Sehingga dengan banyak nya jalan untuk berbagi dapat menjadikan
IPM sebagai entitas yang produktif dalam menghasilkan berbagai karya –
nyata yang bermanfaat.
Dengan dua etos tadi, dan dengan Perubahan konstelasi gerakan
sosial menjadi komunitas harus menjadikan IPM sebagai rumah besar
berbagai komunitas generasi millenial menghasilkan berbagai macam
karya nyata saat ini untuk merespon berbagai fenomena yang terjadi. Disisi
lain, Big data sebagai konsentrasi baru peradaban 4.0 dengan banyaknya
muncul platform semacam petisi online misalnya merupakan cerminan
dari pemutakhiran platform inisiasi model baru. Petisi online misalnya
mendorong perubahan cara partisipasi banyak individu atau kelompok
menembus batas-batas geografis. Tentu saja dengan berbagai kelemahan
latennya, perubahan partisipasi individu atau kelompok melalui platform
era baru ini tetap patut diperhatikan. Harus dapat juga ditangkap dengan
cantik oleh IPM saat ini dalam meneguhkan karya – karya nyatanya.
Generasi Berkemajuan ditandai oleh keberhasilannya menemukan
ruang diri yang selalu kontekstual dengan semangat zaman. KH. Ahmad
Dahlan menjadi contoh generasi muda yang berhasil mengejawantahkan
etos kolaborasi dan etos berbagi yang sangat kuat bagi kemanusiaan. KH.
Ahmad Dahlan tak segan-segan berkolaborasi dengan gerakan lainnya
semacam Syarikat Dagang Islam (berdiri tahun 1905, kemudian berubah
nama menjadi Syarikat Islam pada tahun 1906) atau Budi Utomo (berdiri
tahun 1908). Begitu juga yang terjadi ketika KH. Ahmad Dahlan
membangun komunikasi dengan Jami’atul Khair yang baru berdiri pada
tahun 1919, lebih muda dari Muhammadiyah yang didirikan bersama
para muridnya.

25 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
Etos kolaborasi dan berbagi yang dirawat oleh KH. Ahmad Dahlan
merupakan salah-satu topik yang seringkali kurang diapresiasi sebagai
salah-satu faktor daya-tahan dan daya-kreatif Muhammadiyah sejak tahun
1912. Catatan penting dari contoh kerja kolaborasi dan berbagi KH. Ahmad
Dahlan terletak pada orientasi kemanusiaan yang dibangunnya, bukan
sekedar pada siapa mitranya. Bagi KH. Ahmad Dahlan, tujuan transformatif
merupakan tujuan utamanya memperkuat Muhammadiyah dengan
berkolaborasi dengan berbagai gerakan lain.
Karya Nyata
Karya dalam KBBI merujuk pada makna pekerjaan / hasil perbuatan
/ buatan / ciptaan sedangkan nyata memiliki makna terang (kelihatan,
kedengaran, dan sebagainya), jelas sekali, kentara, benar-benar ada, ada
buktinya, berwujud, terbukti sehingga jika digabung akan menghasilkan
makna hasil perbuatan yang terbukti dan benar – benar ada. Generasi
muda (pelajar) dalam kelompok masyarakat dikategorikan sebagai
generasi modern yang aktif bekerja, penelitian, dan berpikir inovatif,
memiliki rasa optimisme dan kemauan untuk bekerja dengan kompetitif,
terbuka, dan fleksibel. Beberapa hal diatas akan mendorong generasi muda
saat ini menjadi generasi yang sangat aktif dalam menghasilkan ide –
ide serta gagasan yang akan menjadi karya – karya baru bagi peradaban
dunia.
Makna diksi “karya nyata” yang digunakan kali ini terletak pada dua
pertimbangan. Pertama, pada ranah internal organisasi dimana IPM
selama
57 tahun terus menunjukkan peran – peran nya dalam menghadapi segala
perkembangan zaman yang ada. Makna karya – nyata juga merujuk pada
semangat IPM untuk menjadi rumah besar berbagai komunitas generasi
muda dalam berkarya – nyata mewujudkan suatu perubahan sosial untuk
mimpi di masa depan. Karya nyata dapat dilihat sebagai proses IPM dalam
melakukan discovery baik dari segi history kelembagaan IPM, juga dari sisi
tiap – tiap anggota serta penggerak yang ada di dalamnya hingga saat ini
sebelum dapat menyusun berbagai macam strategi gerakan kedepannya
sehingga diperlukan spirit meneguhkan untuk dapat menjadi refleksi bagi

26 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
kita agar dapat terus memperkuat segala karya – nyata yang ada, lahir, dan
berkembang saat ini.
IPM adalah organisasi non-profit yang berfungsi sebagai wadah
pengembangan kapasitas pelajar harus dapat mengapresiasi segala karya –
nyata sebagai upaya untuk mendorong replikasi yang bermakna bagi setiap
anggota dan struktur yang tercermin dalam kebijakan-kebijakannya. Hal
tersebut membentuk IPM dalam mengembangkan eksistensinya yang
padat karya serta dapat menyelesaikan masalah di lingkungan sekitar kita
karena sebuah komunitas generasi haruslah memunculkan ide – ide
inovatif dalam menyelesaikan masalah yang terjadi di lingkungan
sekitarnya dan mencari solusi yang efektif sehingga memungkinkan
generasinya dapat merespon perubahan zaman dengan pemahaman yang
matang dan visioner.
Generasi Berkemajuan
Generasi berkemajuan menurut Muhammadiyah, merujuk pada
kelompok, atau komunitas yang “mendorong pada kebaikan, dan
mencegah kemungkaran” (amar ma’ruf dan nahy munkar). Generasi
berkemajuan memanfaatkan etos kolaborasi dan etos berbagi sebagai
caranya memperoleh inspirasi sekaligus
caranya memperkuat proses amar ma’ruf dan nahy munkar.
Bercermin dari KH. Ahmad Dahlan, generasi berkemajuan merupakan
kelompok, atau komunitas yang mampu berpikir mendalam atas kondisi
realitas, potensi mengubahnya, dan cara memanfaatkan kekuatan yang
tersedia. KH. Ahmad Dahlan memiliki visi mendalam terhadap kondisi
masyarakat yang tertindas di bawah hegemoni suprastruktur baik yang
dijalankan oleh kolonial maupun feodalisme para priyayi. Dengan
demikian berpikir kritis-analitis melalui telaah literasi yang mendalam
akan menjadi landasan penting generasi berkemajuan.
Arti penting menjadi generasi berkemajuan bagi aktivis IPM terletak
pada lima hal. Pertama, sebagai proses pemurnian tauhid, yang juga berarti
purifikasi motif segala tindakan transformasi sosial sebagai bentuk
pengabdian terhadap Allah SWT. Kedua, sebagai proses pembelajaran
kembali nilai-nilai al-Qur‟an dan hadits yang mendorong inisiasi kreatif
bagi

27 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
ummat dalam rangka rahmatan lil alamin. Ketiga, pelembagaan inisiasi-
inisiasi kreatif dalam rangka merawat keberlanjutan transformasi sosial
sehingga mudah direplikasi. Keempat, berorientasi pada pembaruan-
pembaruan yang mampu mendukung kebermanfaatan yang bermakna.
Kelima, bersikap kolaboratif dengan berbagai pihak sebagai kehendak
murni mendorong kemajuan kehidupan

D. Alur Logika Materi Muktamar XXI IPM

1. Stake Holder IPM

S
H
K
e
m
eDi
re
kt
or
K
P o
e m
n isi
K
di o
di U
k ni
a t
n P
K
d e

28 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
L
e
U
ni
te
d
St
P
ea
C
e
nt
re
fo
K
e
m
eK
e
m
eJa
K ri
e K
w e
M
ir aj
a el
us is
a E
h K
aa e
K
e
m
eG
re
M
aj
K
e
M
Li u
n h
g aK
k e
u m
n eK
ga e
n m
eK
e
m
e

29 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
K
e
m
eK
e
K
e
B
a
G d
e aU
n NI
K
er e
as m
i eM
P aj
el el
aj is
M
ar aj
2. Analisis SOAR

S:
- Komunitas Literasi
- Komunitas Media hingga akar rumput

S:
- Ide kreatif
- Jaringan Struktur Internal
- Ideologi Muhammadiyah
- Administrasi tertata
O:
- Pendidikan baik
- Pertumbuhan ekonomi kretif
- Pemuda menyukai produk ramah lingkungan

30 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
- Peduli kesehatan
- Kecil akan buta huruf
- Pengguna Media
- Tertarik pada pembaharuan Iklim
- Kebijakan Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pembangunan ekonomi
nasional
A:
- Inklusi
- Akselator dan Inkubator Bisnis Milenial
- Lingkungan Hidup
- Jaringan lokal dan Internasional
- Generasi Pelajar Sehat
R:
- Munculnya komunitas lingkungan
- Difabel
- Munculnya Komunitas Kreatif
- Tumbuh dan berkembang aktivitas wirausaha
- Terjalin hubungan kerjasama Lokal dan Internasional

SA
- Campaign Media tentang Inklusi
- Menggerakan Medi untuk peduli pada Inklusi

31 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
- Kajian melaui komunitas Literasi tentang Inklusi
- Infografis tentang Lingkungan melului media
- Menggerakkan massa untuk melakukan aksi tanggap lingkungan
- Jaringan struktur Internal menjadi akselerator dan Inkubator Bisnis
- Dengan Idieologi Muhammadiyah yang kuat dapat memaksimalkan jaringan
Lokal dan Internasional yang sudah tersebar
- Dengan jaringan Struktur serta pengelolaan media yang baik dapat
memkasimalkan hubungan lokal dan Internasional

OA :
- Dengan Pendidikan yang baik dapat membangun Isu-isu Inklusi
- Dengan tumbuhnya pertumbuhan ekonomi kreatif dapat memberikan ruang bagi
Inklusi untuk berekspreasi
- Pengguna media yang cukup banyak mempermudah akses entrenprenur
- Dengan tumbuhan kesadaran pemuda tentang produk ranah lingkungan
memberikan ruang bagi lingkungan yang baik
- Dengan tumbuhnya kepedulian kesehatan memberikan ruang untuk kegiatan
aksi tentang pelajar sehat
- Dengan pendidikan yang baik serta kecilnya akan buta huruf, memberikan
ruang bagi generasi milenial untuk menjadi agent peduli Inklusi
- Dengan makin banyaknya pengguna Media di Indonesia memberikan ruang
Campaign Inforgrafis tentang Inklusi
- Dengan makin banyak yang peduli terhadap perubahan Iklim depat
menggerakkan aksi-aksi peduli lingkungan
- Adanya kebijakan revitlisasi pendidikan vokasi dan ekonomi nasional
memberikan ruang bagi Inklusi untuk bereksplorasi lebih

SR :
- Memaksimalkan komunitas media untuk mengkoordinir komunitas –
komunitas media yang tumbuh dan berkembang
- Memaksimalkan jaringan struktur Internal dan tertatanya administrasi IPM
untuk memantau dan memaksimalkan komunitas kreatif

32 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
- Melalui massa dan media yang terhimpun rapih membetuk komunitas-
komunitas difabel dengan berbentuk wadah beragam
- Memberikan akses kepada kader-kader yang memiliki Ideologi
Muhammadiyah untuk membentuk jaringan Internasional (Beasiswa) /
Jaringan Kerjasama
- Memaksimalkan jaringan media untuk menggalakkan campaign maupun
media bisnis yang universal

OR :
- Adanya kebijakan revitalisasi vokasi dan ekonomi memberikan ruang dan
mempertegas melalui media maupun secara litigasi tentang UMKM yang
care akan difabel
- Dengan perkembangan pendidikan yang baik menjadikan mereka sebagai
agent-agent (kader) peduli lingkungan
- Dengan munculnya revitalisasi pendidikan yaitu dalam bidang vokasi
memberikan ruang – ruang baik untuk difabel maupun ekonomi kreatif mulai
dari komunitas sampai UMKM.
- Dengan pertumbuhan ekonomi kreatif dapat membuka akses hubungan
kerjasama lokal dan Internasional

33 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
3. Analisis Apreciative Inquiry

Alur materi Muktamar IPM XXI disusun menggunakan kombinasi 2


siklus alat analisis. Appreciative Inquiry (AI) sebagai “that inquires into,
identifies, and further develops the best of what is in an organization in order
to create a better future” (Coghlan, Preskill, Catsambas, 2003) diletakkan
sebagai analisis akhir, karena AI adalah pendekatan yang digunakan untuk
mempelajari, menganalisis, dan membuat perencanaan pengembangan
organisasi berdasarkan pada kekuatan apa saja yang selama ini berfungsi
dan bermakna bagi organisasi. AI memanfaatkan best practice atau
keberhasilan- keberhasilan yang selama ini dicapai oleh organisasi,
kemudian mengembangkannya sebagai kekuatan yang akan mendorong
perubahan lebih baik di masa ini dan di masa yang akan datang. Discovery,
Dream, Design, Delivery. Masing-masing siklus akan dijelaskan sebagai
berikut:
a. Discovery
Berkaitan dengan proses penemuan inti kekuatan yang menggerakkan
organisasi. Pertanyaannya diawali dengan apa yang selama ini berfungsi
dan bermakna bagi setiap aktivis IPM? Bagaimana semua aktivis IPM
memaknai keberadaannya bersama IPM?

34 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
b. Dream
Berkaitan dengan apa yang diimpikan oleh organisasi. Dream adalah visi
dan atau misi yang ditentukan oleh organisasi dalam jangka waktu
tertentu.
c. Design
Berkaitan dengan apa yang harus dilakukan, disediakan, atau
dikondisikan agar Dream muncul.
d. Destiny
Berkaitan dengan strategi atau bentuk aksi semacam apa yang harus
dilakukan agar Design dapat berjalan?
e. Delivery
Berkaitan dengan strategi apa yang dibutuhkan agar destiny mampu
berjalan maksimal. Delivery juga berkaitan dengan upaya mendampingi
proses penerapan rancangan strategi, hingga mengevaluasinya.

Alur logika materi Muktamar IPM XXI dibuat untuk memfasilitasi


diskursus bagi periode kepemimpinan IPM 2018 – 2020. Alur logika materi
Muktamar IPM XXI dengan demikian tidak saja menyangkut dengan
kepentingan muktamar, melainkan juga berkaitan dengan keseluruhan
rancangan besar arah kebijakan IPM selama 2018 – 2020. Segala yang
tergambar pada bagan alur logika materi merupakan dasar dari
pembahasan materi secara keseluruhan. Cara membaca alur logika materi
adalah sebagai berikut:
a. Discovery (kekuatan yang ditemukan dalam IPM): Kekuatan atau faktor
mendasar yang menggerakkan aktivitas IPM adalah Karya Nyata.
Karya- nyata yang digunakan kali ini terletak pada dua pertimbangan.
Pertama, pada ranah internal organisasi dimana IPM selama 57 tahun
terus menunjukkan peran – peran nya dalam menghadapi segala
perkembangan zaman yang ada. Makna karya nyata juga merujuk pada
semangat IPM untuk menjadi rumah besar berbagai komunitas generasi
muda dalam berkarya nyata mewujudkan suatu perubahan sosial untuk
mimpi di masa depan. Karya nyata dapat dilihat sebagai proses IPM
dalam melakukan Discovery baik dari segi history kelembagaan IPM,
juga

35 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
dari sisi tiap – tiap anggota serta penggerak yang ada di dalamnya
hingga saat ini sebelum dapat menyusun berbagai macam strategi
gerakan kedepannya sehingga diperlukan spirit meneguhkan
untuk dapat menjadi refleksi bagi kita agar dapat terus memperkuat
segala karya nyata yang ada, lahir, dan berkembang saat ini.
b. Dream (mimpi apa yang dibangun oleh IPM untuk periode 2018 – 2020)
: berdasarkan pada tahapan kebijakan, mimpi utama IPM pada periode
2018 – 2020 tidak akan terlepas pada VISI besar IPM 2024 yaitu
membumikan Gerakan Pelajar Berkemajuan dengan Menjadikan IPM
sebagai Rumah Minat dan bakat Pelajar Indonesia disertai nilai – nilai
ajaran Islam sebagai komponen Masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya.
c. Design (apa yang harus dirancang oleh IPM?): Demi mewujudkan visi
besar pada 2024, serta melalui proses discovery yang dilakukan IPM
hari ini. Maka desain yang dapat dirancang adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan Program Literasi,
sebagai basis gerakan IPM. Literasi harus tetap menjadi salah satu
strategi penting untuk dapat dijadikan sebagai dasar dalam
melakukan berbagai hal kedepannya. Pengembangan program
literasi kali ini dapat berbentuk pengembangan lapak – lapak/ pojok
– pojok baca yang sudah dilakukan oleh ipm beberapa tahun
belakang ini, selain itu jaringan – jaringan literasi juga harus dapat
terrealisasi sebagai wadah sharing dan kolaborasi berbagai ide dan
gagasan didunia literasi.

2. Gerakan Inklusif,
sebagai sebuah gerakan yang modern dalam mewujudkan visi besar
IPM 2024 perlu bagi ipm untuk peka terhadap isu – isu inklusif
dalam gerakannya. Melalui proses analisis hal ini dapat diwujudkan
periode ini melalui pengembangan campaign-campaign kreatif, serta
kajian tentang isu inklusif baik di media maupun di dunia nyata,
memberikan akses - akses difabel untuk dapat
mengembangkan potensi –

36 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
potensinya serta menciptakan lingkungan usaha yang care terhadap
difabel dan.

3. Program pro lingkungan dan kesehatan


Dengan berkembangnya media di dalam IPM, maka perlu bagi IPM
untuk dapat melakukan campaign kreatif ataupun infografis media
tentang isu – isu lingkungan. Dengan adanya kesadaran para generasi
muda dalam menggunakan prodak ramah lingkungan serta
kepedulian terhadap perubahan iklim serta tingkat pendidikan yang
baik dapat dijadikan sebagai dasar untuk mendorong adanya agen –
agen, kajian, komunitas serta aksi – aksi pro lingkungan ditengah –
tengah pelajar ditambah dengan jaringan internal Muhammadiyah
yang sudah terbangun pada isu – isu lingkungan hidup.

Selain lingkungan hidup, generasi muda hari ini juga peduli terhadap
isu – isu kesehatan maka dapat menjadi dasar bagi IPM untuk dapat
merancang program – program campaign kreatif, serta aksi – aksi
generasi pelajar sehat.

4. Pengembangan entrepreneurship
Sebagai gerakan yang sedang menumbuhkan gerakan kemandirian
pelajar, maka penting bagi IPM untuk dapat menggunakan jaringan
struktur internal, kekuatan media, serta basis masa sebagai dasar
dalam gerakan incubator serta akselerator bisnis pelajar.

5. Penguatan hubungan stakeholder


dengan tumbuhnya gerakan wirausaha di IPM, pengembangan
media, serta besarnya potensi jaringan internal IPM dan
Muhammadiyah dapat dijadikan sebagai jalur utama IPM dalam
menjalin hubungan – hubungan kerjasama dengan berbagai pihak
baik itu didalam maupun luar negeri.

6. Penguatan media, aksi, dan komunitas kreatif


Dengan basis masa yang banyak, terbuka dan ramah terhadap
teknologi, serta jaringan yang ada baik didalam maupun luar negeri

37 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
dapat menjadi strategi penting dalam melakukan program – program
penguatan pengelolaan media IPM, penguatan aksi – aksi nyata, dan
menumbuh kembangkan komunitas – komunitas kreatif berbasis
potensi pelajar.

d. Destiny (strategi apa yang harus digunakan IPM): Dalam mewujudkan


Visi IPM pada tahun 2024 maka pada periode 2018 – 2020 akan
diarahkan kepada pembangunan komunitas kreatif sebagai strategi
kultural gerakan pelajar berkemajuan untuk melakukan transformasi
individu, transformasi social, dan transformasi kebudayaan di tengah
masyrakat global, strategi lain yang dibutuhkan untuk diwujudkan IPM
mewujudkan visi sebagai gerakan ilmu, setidaknya dapat menggunakan
kolaborasi AI dan ansos sebagai metode pengembangan organisasi
(struktur dan wujud program).
e. Delivery: IPM harus mendampingi proses untuk mewujudkan visi
gerakan ilmu melalui program-program yang telah dirancang dan
sedang digerakkan. Setiap jenjang kepemimpinan IPM wajib
mendampingi perkembangan pelajar sebagai basis masa, dan struktur
kepemimpinannya (internal) mau pun struktur kepemimpinan di
bawahnya (PP → PW → PD → PC → PR).

4. Dasar Gerakan IPM


Sistem Gerakan IPM berkaitan dengan nilai-nilai yang mendasari
seluruh program dan aktivitas IPM. Sistem Gerakan IPM dirumuskan
sebagai acuan utama yang mendasar untuk IPM sebagai gerakan dakwah
dan gerakan amar ma’ruf nahyi munkar. Sistem Gerakan IPM dilandaskan
pada Al-Qur‟an dan As-Sunnah. Secara spesifik, dasar nilai dari Sistem
Gerakan IPM adalah surat Al-Qolam ayat 1. Sistem Gerakan IPM juga dapat
dimaknai sebagai “kesadaran mendasar” yang dimiliki oleh setiap aktivis
IPM. Sistem Gerakan IPM sebagai kesadaran mendasar mengambil inspirasi
dari surat Al- Qolam ayat 1, sehingga bisa disebut sebagai kesadaran Al-
Qolam atau kesadaran Nûn.

38 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
Surat Al-Qolam ayat 1 berbunyi “Nûn, WalQalami Wamâ Yasthurûn”.
Nun dapat dimaknai sebagai “nur” atau “cahaya”. Allah Swt di dalam surat
Al- Qolam ayat 1 mengumpakan Al-Qolam (pena) sebagai media untuk
mengekspresikan pikiran, perasaan, dan pengalaman. Al-Qolam menjadi
simbol pencerahan bagi akal dan nurani manusia (tanwir al-.uqul wa al-
qulub). Melalui Al-Qolam manusia diajak untuk mendorong perubahan,
sebagaimana sifat tajdid Muhammadiyah (Z. Baidhawy, dalam Azaki
Khoirudin, 2015).
Nû n adalah salah satu huruf hijaiyah, unsur sebuah kalimat. Nû n
sebagai huruf yang bergerak-dinamis, menjadi tanda atau simbol yang
mengandung pesan untuk memahami realitas sosial. Nû n juga dapat
dimaknai sebagai teori-teori atau rumus-rumus pengetahuan yang meru-
pakan hasil kerja keras keilmuan para ilmuan terdahulu (Azaki Khoirudin,
2015). Kesadaran Al-Qolam atau kesadaran Nû n dengan demikian
menuntun manusia untuk membaca, menulis, dan mengupayakan
transformasi sosial sebagai konsekuensi logisnya. Kesadaran Nû n
mengajarkan manusia bahwa realitas dapat dipahami dengan
memaksimalkan peran akal. Segala upaya yang ditempuh atas kesadaran
Nû n akan membawa manusia mengenal Allah Swt sebagai Yang Maha
Memiliki Ilmu. Dengan demikian kesadaran Al-Qolam atau kesadaran Nû n
tidak saja menuntun manusia ke jalan yang lurus tetapi juga membuka
pemahaman atas tanggungjawabnya sebagai khalifah filardh. Di antara
beberapa tugas manusia ialah menjaga alam semesta dari kerusakan yang
ditimbulkan akibat pengabaian kesadaran Nû n. Maka penting bagi IPM
untuk menjadikan kesadaran Al-Qolam atau kesadaran Nû n
sebagai basis dari ideologi, paradigma, dan gerakannya.

Al-Qalam /
Nuun

Ideologi Paradigma Gerakan

Ideologi berarti teori atau strategi perjuangan untuk mewujudkan


nilai-nilai Al-Qolam dalam kehidupan sehari-hari. IPM memaknai
ideologi

39 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
sebagai panduan mengimplementasikan keyakinan dan cita-citanya
secara konkret di kehidupan pelajar Indonesia. Ideologi juga
mempengaruhi cara pandang IPM dalam empat aspek pokok
pembahasan; kebangsaan, kenegaraan, kemanusiaan, dan persyarikatan.
Dalam perihal kebangsaan sudah jelas, berdasarkan nilai Al-Qolam yang
berarti melek terhadap realitas sejarah mengakui bahwa sifat
kebangsaan Indonesia adalah “bhineka tunggal ika” yang tidak keras
menghadapi perbedaan.
Dalam perihal kenegaraan berarti IPM memegang prinsip darul ahdi
wa syahadah, dan tidak mengakui kategori selain itu karena akan
bertentangan dengan ajaran Islam Berkemajuan. Perihal kemanusiaan,
ideologi IPM sudah sangat jelas mengacu pada prinsip “pencerdasan,
pembelaan, pemberdayaan, dan pembebasan”. Sedangkan perihal
persyarikatan, ideologi dituntun oleh konsep Islam Berkemajuan yang
memegang teguh tauhid dan sikap moderat serta mengedepankan amal
sosial.
Paradigma sebagai aspek kedua dari Al-Qolam berarti kerangka
berpikir utama IPM selalu disandarkan pada nilai-nilai Al-Qolam.
Paradigma bagi IPM didefinisikan sebagai seperangkat konsep yang
berhubungan sama lain secara logis dan membentuk sebuah kerangka
pemikiran yang berfungsi untuk memahami, menafsirkan dan
menjelaskan realitas yang dihadapi. Paradigma Al-Qolam dengan
demikian membantu IPM untuk menerjemahkan konsep Islam
Berkemajuan yang sesuai dengan konteks gerakan IPM. Terdapat paling
tidak tiga paradigma Al-Qolam IPM:

40 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
Tertib Belajar,
Tertib Ibadah, Tertib
Organisasi

Pencerdasan,
pemberdayaan, dan
pembebasan
Tiga Paradigma IPM
Penyadaran,
pemberdayaan, dan
pembelaan

Pelajar Berkemajuan

Gerakan sebagai aspek ketiga dari Al-Qolam berarti IPM harus


konsisten dengan tiga identitas besarnya yakni sebagai gerakan ilmu,
gerakan aksi, gerakan transformatif. Muktamar XIX merumuskan gerakan
ilmu IPM sebagai berikut:
“..(gerakan ilmu adalah) perwujudan dari etos pengabdian sebagai
dasar
dalam paradigma pelajar berkemajuan. Nilai utama dari ilmu
adalah
”beribadah” sebagai ”pengabdian”, penghambaan. Penghambaan
atau
pengabdian ini dalam Islam berupa rukun
Islam.
Dalam “paradigma gerakan ilmu”, pengabdian ditransformasikan menjadi
pengabdian pada lima hal, yakni pada (a) Allah; (b) Pengetahuan; (c) diri-
sendiri;(d) sesama dan (e) alam [baca: tiga implikasi praktis; diri-sendiri,
sosial, dan lingkungan].”

41 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
Diri Sendiri

Implikasi praktis Sosial

Lingkungan

Dengan demikian gerakan ilmu memiliki cakupan; yakni gerakan ilmu


sebagai proses transformasi diri menjadi dekat dengan Allah Swt. Gerakan
ilmu juga sebagai proses menimba pengetahuan yang berguna bagi diri
sendiri, orang lain, dan bagi alam semesta (ilmu pengetahuan sebagai cara
mengerem kerusakan alam). Oleh karena itu dalam IPM muncul empat
narasi besar gerakan IPM: Gerakan Tiga T; Gerakan Kritis-Transformatif
(GKT); Gerakan Pelajar Kreatif (GPK); dan Gerakan Pelajar Berkemajuan
(GPB). Empat narasi besar gerakan IPM itu bersumber dari inspirasi surat
Al-Qolam ayat 1.
Gerakan ilmu mendapat prioritas utama karena basis IPM berasal dari
komunitas pelajar. IPM memaknai gerakan ilmu sebagai proses
mengejawantahkan pemikiran-pemikiran yang memungkinkan masyarakat
terberdayakan sehingga membuat kehidupan sosial semakin dinamis dan
transformatif. Oleh karena itu gerakan ilmu selalu bersamaan dengan dua
jenis gerakan aksi dan gerakan transformatif. Ketiganya tidak dapat
dipisahkan. Gerakan ilmu akan memperkuat basis pengetahuan aksi
sehingga memungkinkan proses transformatif terjadi.

5. Aktualisasi Gerakan IPM


Aktualisasi Sistem Gerakan IPM adalah sejumlah nilai-nilai yang
dipegang oleh IPM dalam menyusun sistem gerakan, baik untuk program
kerja organisasi maupun untuk program kerja bidang. Aktualisasi nilai
dibagi ke dalam tiga aspek; individu, organisasi, dan sosial, yakni sebagai
berikut:
1. Nilai Individu bagi setiap aktivis IPM
a. Kemurnian Aqidah

42 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
b. Ketaatan beribadah
c. Istiqamah
d. Keikhlasan
e. Berjiwa gerakan
f. Suka beramal
g. Bermasyarakat
h. Keteladanan
i. Moderat
j. Tajdid
k. Ekoliterasi

2. Nilai Berorganisasi
a. Good Governance s. Kemashlahatan umum
b. Tersistem t. Ekoliterasi
c. Kolektif-kolegial u. Pro-dhuafa
d. Musyawarah v. Keandalan
e. Menggembirakan w. Keterpaduan
(tabsyir) x. Kesinambungan
f. Shidiq y. Pencerahan
g. Amanah z. Demokrasi
h. Fathonah aa. Transparansi
i. Disiplin bb. Toleransi
j. Komitmen Ukhuwah cc. Anti kekerasan
k. Visioner
l. Dinamis
m. Ekoliterasi
n. Nilai Sosial
o. Keunggulan
p. Amar ma‟ruf Nahi
munkar
q. Orientasi misi
r. Amal shalih

43 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
BAGIAN II PROGRAM KERJA IPM PERIODE 2018 – 2020

A. Dasar Program Kerja


Sistem Gerakan IPM adalah seperangkat nilai spesifik yang melandasi
segala aktivitas IPM, baik dalam manajemen organisasi, landasan program,
atau aktvitias IPM. Sistem Gerakan IPM berarti apa saja yang menjadi kriteria
keberhasilan gerakan IPM baik itu yang melingkupi pendekatan struktural
(struktur kepemimpinan) atau pun pendekatan kultural (komunitas).
Terdapat enam Sistem Gerakan IPM; keilmuan, kekaderan, keberpihakan,
pemberdayaan,
keislaman, kemanusiaan, dan keorganisasian.

Keilmuan

Kekaderan

Keberpihakan

Capaian Umum Pemberdayaan

Keislaman

Kemanusiaan

Keorganisasian

1. Keilmuan, maksudnya program dan aktivitas IPM sebagai organisasi


harus dilandasi oleh prinsip keilmuan yang dicirikan sebagai berikut:
a. Rasional/logis
b. Berbasis kebutuhan pelajar
c. Berbasis riset
d. Memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan yang sedang terjadi.

44 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
Keilmuan juga berarti segala program dan aktivitas IPM harus karena
tujuan keilmuan yakni sebagai sarana mempelajari ilmu dan pengetahuan

2. Kekaderan, maksudnya program dan aktivitas IPM selalu dilandasi oleh


nilai-nilai kekaderan. Semua yang dilakukan IPM dalam proses
berorganisasi selalu bersifat pemberdayaan anggota. Kekaderan meliputi:
a. IPM memfasilitasi pengembangan kapasitas diri anggotanya dalam
aspek pemahaman ideologi.
b. IPM memfasilitasi pengembangan kapasitas diri anggotanya dalam
aspek pemahaman paradigma.
c. IPM memfasilitasi pengembangan kapasitas diri anggotanya dalam
aspek pemahaman gerakan.

3. Keberpihakan
Keberpihakan maksudnya ialah segala program dan aktivitas IPM harus
jelas letak keberpihakannya terhadap aspirasi pelajar. IPM memiliki
tanggungjawab untuk membawa aspirasi pelajar dan mengadvokasinya.
Kata “keberpihakan” menunjukkan bahwa posisi IPM tidak netral terhadap
keadaan. IPM harus terlibat aktif atas kepentingan pelajar. Keberpihakan
adalah salah-satu kriteria capaian umum yang sangat penting bagi IPM.
Dalam banyak kasus IPM harus mampu berpihak pada mengadvokasi
kepentingan kelompok pelajar-rentan (pelajar difabel, pelajar perempuan,
pelajar putus sekolah, pelajar dari kelas sosial menengah ke bawah).
Dengan demikian capaian umum keberhasilan IPM terletak pada
kemampuannya menunjukkan keberpihakan yang semakin dibutuhkan.
4. Pemberdayaan
Pemberdayaan sebagai kriteria capaian umum IPM berarti segala gerak
IPM senantiasa ditujukan bagi proses pengembangan kemampuan
anggotanya. Pemberdayaan berarti proses pengembangan kapasitas,
kemampuan, kreatifitas, dan kekuatan pelajar. Konsep pemberdayaan
yang digunakan oleh IPM selalu bersifat partisipatoris dan dua arah.
Proses pemberdayaan dalam IPM bertujuan sebagai cara membentuk
integritas, kemandirian,

45 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
kecakapan, dan keterampilan yang dibutuhakn dalam kehidupan sehari-
hari.
5. Keislaman
IPM merupakan organisasi berbasis pelajar dengan nilai-nilai keislaman;
tauhid. Keislaman sebagai salah-satu kriteria capaian umum berarti IPM
dalam menjalankan organisasi harus menyadari posisinya sebagai sayap
dakwah Islam Muhammadiyah. IPM bertanggungjawab memformulasikan
model dakwah yang ramah, menyenangkan, dan membawa manfaat bagi
pelajar dan remaja pada umumnya. IPM dituntut untuk selalu
menawarkan inovasi dakwah bagi mad‟u muda.
6. Kemanusiaan
Kemanusiaan berarti segala proses yang terjadi di dalam pengembangan
organisasi harus bersifat manusiawi. Mengakomodir segala kapasitas yang
ada pada anggota IPM. IPM bertanggungjawab untuk menjadi wadah bagi
pelajar secara keseluruhan tanpa terkecuali. IPM tidak hanya mewadahi
aspirasi kelompok sosial pelajar tertentu, tetapi secara menyeluruh.
7. Keorganisasian
Keorganisasi berarti berfungsinya IPM sebagai sebuah sistem. Landasan
semua program IPM adalah sistem, di mana IPM bergerak atas sistem yang
berfungsi. Pemimpin IPM harus mampu mengayomi dan mewadahi setiap
anggota agar dengan ikhlas berperan maksimal di IPM, dengan berbagai
strategi manusiawi yang dapat ditempuhnya. IPM adalah organisasi, maka
sudah sewajarnya dijalankan berdasarkan pada sifat keorganisasian.
Semua program dan kebijakan IPM harus didasarkan pada musyawarah
mufakat. Organisasi IPM dijalankan dengan melibatkan kesepakatan
semua pihak.

B. Lima Aspek Pengembangan Program Kerja


Sistem Gerakan IPM adalah bentuk konkret penerapan sistem gerakan.
Capaian bidang berbasis program ditentukan melalui lima aspek
pengembangan program kerja yang menjadi penerjemah visi IPM visi yang
bersifat adiluhung, berjangka panjang, dan menunjukkan kedalaman nilai.

46 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
1. Sistem Gerakan: Sistem Gerakan berkaitan dengan alur internalisasi dan
eksternalisasi nilai organisasi. Internalisasi nilai berarti nilai apa saja yang
diharapkan menjadi pegangan bersama antara setiap anggota organisasi.
Jika berkaitan dengan bidang-bidang, berarti nilai semacam apakah yang
diharapkan oleh bidang yang bersangkutan menjadi pegagan dan
komitmen bersama. Sedangkan eksternalisasi nilai berarti nilai apa sajakah
yang diharapkan mampu menjadi tujuan organisasi atau secara spesifik
setiap bidang yang ada di IPM. Sistem gerakan disusun dengan
berpedoman pada nilai-nilai yang tertuang dalam Aktualisasi Sistem
Gerakan IPM.
2. Organisasi dan Kepemimpinan: organisasi dan kepemimpinan berarti hal
apa saja yang dibutuhkan atau harus disediakan oleh organisasi dan
kepemimpinan dalam memfasilitasi perjalanan organisasi menuju
terwujudnya visi.
3. Jaringan: jaringan berkaitan dengan apa yang harus dilakukan oleh bidang
atau organisasi dalam memfasilitasi tercapainya visi yang berkaitan dengan
kemitraan. Misalnya untuk mencapai visi gerakan Iqro‟ maka perlu
ditentukan bagaimana, dengan siapa, IPM harus membangun jejaring.
4. Sumber daya: sumber daya adalah hal apa saja yang dapat dicapai oleh
kerja organisasi atau bidang berkaitan dengan peningkatan kapasitas
anggota dan sasaran program. Sumber daya juga berarti dukungan apa
yang dibutuhkan oleh organisasi atau bidang agar visinya tercapai
(dukungan finansial atau infrastruktur).
5. Aksi: aksi adalah wujud konkret dari strategi perencanaan visi. Aksi juga
berarti garis besar dari apa yang dapat dilakukan agar visi tercapai.

C. Program Kerja Bidang dan Lembaga

N A
o pe
BIDANG
ORGANIS
T
1 V
i e
s r

47 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
p
e
r
k
M
2 Si e
st n
e g
M
e
n
3 O i
r n
g g
a k
ni a
t
M
e
4 m
Ja p
ri e
n r
g k
M
e
5
ni
S
n
u
g
m
k

6 A
k
s
i

BIDANG
PERKAD
B
e
1 V r
is
k
i
e
m
b

48 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
di
n
a
m
ik
a
k
e
m
M
e
m
p
2 S e
i r
s k
t u
e a
m t
M
e
n
O d
3 r u
g k
a u
n n
i g
s
M
e
4 J
ni
a
n
r
g
i
k
M
e
m
5 S b
u e
m n
b t
e u
r k

49 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
6 A
k
s
i

BIDANG
PENGKAJ
T
e
r
b
1 V e
i n
s t
i u
k
n
M
e
2 S n
i g
s e
t m
e b
M
e
n
3 O g
r u
g a
a t
n k
a
M
e
4 J
m
a
b
r
e
i
n

50 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
5 S
u
m
b
e

6 A
k
s
i

BIDANG
KAJIAN
B
e
r
k
1 V e
is m
i b
a
n
g
M
e
n
2 Si g
st h
e i
m d
G u
e p

O
3 r
g
a
n
is
a
si

51 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
M
e
m
4 Ja b
ri a
n n
g g
a u
n n
M
e
5 S n
u i
m n
b g
e k

6 A
k
si

BIDANG
APRESIASI
B
1 V e
i r
s k
i e

52 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
m
a
n
u
M
e
n
i
2 Si n
st g
e k
m a
G t
e k
M
O e
3 r
n
g g
a u
n at
M
e
4 J n
a g
r u
i a
n tM
e
5 S
n
u
g
m
a
b
n
M
e
6 A
m
k
b
si
e
BIDANGn
ADVOK
T
e
r
w
u
1 V
j
i
u
s
d
i
n
y
a

53 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
M
e
n
g
e
2 Si
m
st
b
e
a
m
n
G
g
e
k
r
aM
e
O n
3 g
r u
g a
t
a
k
n a
M
e
n
4 J i
a n
r g
i k
n a
g tM
e
5 S m
u f
m a
b s
e i

6 A
k
s
i

54 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
a
d
v
o
k
a
t
i
f
p
e
l
a
j
a
r
,
BIDANG s
PENGEMBAN
B
e
1 V
r
is
k
i
e
m
M
e
n
u
2 Si m
st b
e u
m h
G k
e a
M
e
O
3 r n
g
g
u
a
a
n
t
is M
e
4 Ja n
ri g
n i
g n
a t

55 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
M
5 S e
u n
m ci

6 A
k
si

BIDANG
IPMAWA
M
e
m
p
1 V e
is r
i k
u
a
t

2 Si
st
e
m
G
e
r
a

56 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
O
3 r
g
a
n
is
a
si
d

57 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
p
e
r
d
a
g
a
n
g
a
n

4 Ja
ri
n
g
a
n

T
e
r
5 S u
u s
m
b m
e e

58 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
te
r
m
a

6 A
k
si

BIDANG
HUBUNG
M
e
1 V
m
is
b
i
a
n

Si
2 st
e
m
G
e
r
a
k

59 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
M
e
O n
3 r g
g g
a e
n r
is a
k
4 Ja M
ri e
n m
5 S M
u el
m a

6 A
k
si

LEMBAG
A
M
e
1 V m
is b
i a
n
g
M
e
2 Si n
st i
e n
m g
G k

60 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
O
3 r
g
a
n
is
a
si
d
a
n
K
e
p
M
a
m
4 Ja p
ri u
n
g m
a e
n Mm
e
n
g
5 S u
u a
m t
b k
e a
r n

6 A
k
si

61 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
Lembaga
Media,
B
e
1 V r
is k
i e
m
b
M
e
n
g
2 Si e
st m
e b
m a
G n
e g
M
O e
3 r
m
g p
a e
n rM
4 Ja e
ri m
n b

62 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
in
fo
r
m
M
e
5 S l
u a
m h
b i
e rM
e
6 A
n
k
g
si
e
LEMBAGA m
PENGEMBAN
M
e
1 V m
is b
i a
n
g
M
e
2 Si
ni
st
n
e
g
m
k
M
O e
3 r
m
g p
a e
n r
M
e
4 Ja m
ri b
n a
g n
a gM
5 S el
u a
m hi
6 A
k
si

63 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
Membudayakan kajian isu-isu strategis
Mengembangkan budaya riset

64 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
BAGIAN III STRATEGI KOMUNITAS KREATIF

Sepanjang perjalanan organisasi ini, strategi komunitas sudah seringkali


disinggung hingga pada periode 2006-2008 saat itu nama IPM masih IRM mulai
menggagas gerakan “IPM base on hobby”. Artinya, membuat program yang sesuai
dengan selera generasi saat ini. Selain itu bidang PIP PP IPM Periode 2008-2010
memiliki gagasan membuat buku “membentuk dan mengelola komunitas”, Konsep
“Membangun Komunitas Dalam Organisasi” juga dilanjutkan pada periode 2010-
2012 dengan digagasnya konsep “Gerakan Pelajar Kreatif” pada Muktamar ke-17
tahun
2010. Pada Muktamar 2014-pun Komunitas Kreatif telah digagas menjadi strategi
kultural dalam gerakan IPM karena Gerakan IPM terkesan struktural, rutinitas,
menjenuhkan, dan tidak sesuai dengan selera anak-anak muda sekarang Tantangan
zaman yang semakin terus berubah (arus globalisasi: budaya pop). Sehingga sangat
perlu sebuah breakthrough (terobosan baru) agar IPM tetap eksis dan disukai di
kalangan pelajar.

Melanjutkan spirit sharing dan kolaborasi yang telah dihasilkan pada Muktamar
XX 2016 di Samarinda, IPM hari ini akan mencoba tetap konsisten mengapresiasi
serta mengembangkan kreatifitas, minat, dan bakat pelajar ditambah dengan
munculnya komunitas - komunitas beragam hari ini yang lebih disukai daripada IPM,
seperti komunitas pecinta alam, komunitas suka film, komunitas menulis, komunitas
online, komunitas etnis, dll. Ini harus dijawab oleh IPM karena pada dasarnya
memiliki berbagai potensi dengan karakteristik :

1. Nge-Group, berkumpul dengan kawan sebaya.


2. Memiliki kecendrungan menciptakan hal yang baru serta menantang
(inovatif).
3. Kreatif (menemukan jalan lain atau arus yang berbeda dari yang sebelumnya)
dan lain sebagainya.
Secara bahasa, komunitas berasal dari bahasa Yunani fellowship, (perkawanan).
Dalam bahasa Indonesia sering pula diterjemahkan sebagai masyarakat atau
kumpulan. Komunitas (Latin: communitas) berarti “kesamaan”, Kemudian dapat
diturunkan dari communis menjadi “sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak”.
Komunitas adalah “kelompok sosial dari berbagai lingkungan, umumnya
memiliki

65 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, mereka dapat
memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan
sejumlah kondisi lain yang sama”. (Wikipedia.org).

Secara operasionalnya komunitas dapat dipahami melalui pengertian people


(sejumlah atau sekumpulan orang), place (tempat), interaksi sosial diantara orang-
orang di tempat/lokasi tersebut. Komunitas menjadi bagian dari jati diri anggota,
anggota merasa menjadi bagian atau milik dari komunitas tersebut. Komunitas
(community) berarti kumpulan orang (lebih dari 3 orang) yang mempunyai kesamaan
hobby (minat dan bakat) untuk mengembang-kan potensi yang terdapat pada setiap
individu. Komunitas tidak bersifat mengikat (bebas) dalam mengekspresikan diri. So,
komunitas ikatannya lebih ke batin dan kultural. Bukan formal birokratis, apalagi
administratif.

Istilah komunitas dalam Al-Qur’an adalah ummah yaitu berakar dari kata al-umm
(induk, ibu). “Komunitas” sejajar dengan “ummat”. Ummat asal kata dari amma-
yaummu, berarti “menuju”, “menumpu”, “meneladani”. Kata “amm” juga berati berniat
dan bermaksud, berarti komunitas harus dibangun atas maksud, niat dan cita-cita
yang sama. Tidak ditemukan satupun penggunaan istilah komunitas (Arab: al-
mujtama’) dalam al-Qur’an. Namun lebih banyak menggunakan istilah ummah.
Walaupun, ada 12 term Komunitas, dalam penelitian Ali Nurdin (2006: 57-99), yaitu
qaum, ummah, sya’b, qabilah, firqah, thaifah, hizb, fauj, ahl, alu, al-Nas, dan asbath.

Menurutnya ada tiga kata inti dari ummah, (1) suatu golongan manusia (jamaah,
komunitas); (2) setiap kelompok manusia yang dinisbatkan kepada nabi; (3) setiap
generasi manusia sebagai satu ummat. Dari makna harfiah di atas, ummah adalah
suatu komunitas yang hidup teratur, mempunyai tujuan (impian) dan aturan main
berkelompok untuk mewujudkan tujuannya (utopianya). Intinya komunitas itu
memiliki satu impian yang sama. Sebuah perkumpulan manusia yang anggotanya
memiliki tujuan yang sama satu sama lain, saling bahu membahu agar bisa bergerak
menuju tujuan yang dicita-citakan berdasarkan kepemimpinan kolektif.

Adapun maksud Komunitas Kreatif, kumpulan orang-orang (lebih dari satu


orang) yang memiliki visi dan misi (keinginan) yang sama dan dirasa dapat
berkembang bersama, bergerak bersama, untuk melakukan perubahan yang terealisir

66 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
dalam sebuah aktivitas yang dapat dirasakan orang lain. Ini kemudian dapat
dijadikan sebuah strategi gerakan IPM untuk melakukan perubahan sosial dan
kebudayaan.

Dalam tanfidz Konpiwil 2011, Kreatif ialah kemampuan seseorang untuk


melahirkan sesuatu yang baru maupun kombinasi terhadap hal yang sudah ada.
Kreativitas ialah suatu proses yang menghasilkan sesuatu baru dalam bentuk gagasan
atau suatu objek dalam bentuk atau susunan yang baru. Strategi gerakan untuk
melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan, karya nyata baik dalam bentuk
karya baru maupun kombinasi terhadap hal-hal yang sudah ada dalam rangka
memperjuangkan nilai - nilai yang diperjuangkan IPM di kalangan pelajar. Sebuah
generasi membentuk identitas kolektifnya dari sekumpulan pengalaman yang sama,
yang melahirkan sebuah identitas dalam cara-cara merespon dan rasa keterikatan
tertentu dalam suatu cara di mana semua anggotanya bergerak dengan dan terbentuk
oleh kesamaan pengalaman-pengalaman mereka. IPM harus menjadi organisasi aksi
kolektif yang mempertautkan minoritas kreatif yang berserak menjadi blok nasional
pengubah sejarah.

Dalam karakter Gerakan Pelajar Berkemajuan (Azaki, 2012) dapat digunakan


tiga karakter utama dalam membentuk komunitas yaitu, pencerdasan,
pemberdayaan, dan pembebasan sebagai prinsip membentk komunitas. Unsur-unsur
tersebut meliputi :

1. Dakwah Pencerdasan. Ini adalah strategi dakwah yang berorientasi pemecahan


masalah yang dihadapi oleh pelajar (basis massa). Jika ingin mendakwahi anak
jalanan, maka harus memecahkan masalah - masalah mereka, seperti kemiskinan,
aleniasi, keterbatasan akses, dan ketertindasan. Dakwah bersifat problem solving,
pencerdasan untuk memajukan. Pencerdasan dengan nilai-nilai utama (positif)
untuk kehidupan mereka.
2. Dakwah Pemberdayaan. Ini adalah dakwah yang bersifat melibatkan pelajar.
Kegiatan dimulai dari mengidentifikasi problem-problem pelajar, potensi-potensi
yang mereka miliki, dan melakukan analisis sehingga dapat dipetakan masalah
dan kebutuhan pelajar. Pelajar diajak bersama mengenali masalah yang mereka
hadapi, juga menemukan kekuatan energi positif yang kemudian digunakan
untuk menghadapi persoalan hidup dengan kekuatan positif yang dinamis.

67 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
3. Dakwah Pembebasan. Ialah perubahan dari kondisi tertinggal menjadi tumbuh
dan berkembang, dari terbelenggu dan tertindas menjadi terbebaskan. Mereka
menjadi manusia seutuhnya.

A. Orientasi
Komunitas kreatif IPM haruslah dapat mewadahi minat dan bakat pelajar dalam
keahlian (softskill) khusus yang mempunyai nilai-nilai Intelektualitas dan kreatifitas
dalam meninggkatkan dan menggembangkan potensi dan keahlian generasi muda
dengan tujuan :

1. Menciptakan wadah untuk mengapresiasi potensi dan minat pelajar dalam


bidang keilmuan dan kreatifitas.
2. Mengembangkan dan meningkatkan berbagai ragam minat dan potensi kader
Ikatan sehingga terwujud kader-kader yang kompeten dalam berbagai bidang Ilmu
Pengetahuan.
3. Pelajar dapat menyalurkan minat dan bakat dengan membentuk komunitas
4. Pelajar mempunyai keahlian (softskill) khusus.
5. Terbinanya pelajar yang dapat mengokohkan organisasi dalam bidang Keilmuan,
kesenian, kebudayaan, dan teknologi.
Dalam prakteknya, komunitas dapat memiliki 2 sifat yaitu :

1. Formal
Formal berarti komunitas akan secara resmi berada dibawah system organisasi
pimpinan IPM ditingkatannya. Seperti Kopaska di jawa timur dan beberapa
komunitas di tempat lain yang pengelolaan nya bersifat formal diatur oleh
pimpinan IPM pada tingkatannya masing – masing. Dalam sifat formal ini, berbeda
dengan posisi lembaga. Komunitas dapat berbentuk sebagai salah satu program
dari sebuah bidang yang ada di ipm pada tingkatannya dan inisiasinya haruslah
berdasar pada sebuah rancangan program pimpinan IPM pada periode tertentu.
2. Non Formal
Non Formal berarti komunitas akan dibuat suluwes mungkin, walau terinisiasi
oleh pimpinan IPM pada tingkatannya namun setiap pegiat komunitas tersebut
diberikan kebebasan dan keleluasaan dalam mengelola komunitasnya tersebut
dengan tetap menjalankan nilai – nilai yang ada namun tidak secara formal
melekat

68 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
pada tiap kebijakan yang ada pada pimpinan IPM di tingkatannya seperti
komunitas Teaching and Trip di Kalimantan Selatan yang dapat menjalankan
komunitas tanpa melekat pada kebijakan IPM ditingkatannya dengan tetap bisa
ada dalam koordinasi dengan secara resmi berada dibawah sistem organisasi
pimpinan IPM ditingkatannya. Dengan sifat non formal ini, komunitas dapat
muncul dan terinisiasi hanya dengan minat bakat yang dimiliki pimpinan IPM pada
periode tertentu sehingga Berbeda dengan formal, inisiasi komunitas ini tidak
harus selalu atas dasar sebuah kerja pada sebuah bidang di ipm pada tingkatannya
dan setiap aktivitas nya tidak perlu dilaporkan pada tiap musyawarah pimpinan
IPM ditingkatannya.

Dalam sebuah strategi panjang dakwah IPM, komunitas kreatif IPM menjadi salah
satu strategi yang harus menjadi titik tekan dalam langkah IPM menghadapi
tantangan zaman. Dengan berbagai macam sifat, model, dan metode nya masing –
masing IPM pada tingkatan, dan wilayah tertentu yang namun tetap bertumpu
pada mimpi besar nilai - nilai IPM sehingga pada suatu ketika akan banyak
aktivitas pelajar yang terinisiasi oleh dan dari Ikatan Pelajar Muhammadiyah.

B. Nilai - Nilai
Komunitas kreatif IPM berbasis pada kesatuan kelompok pelajar yang bergabung dalam
satu minat dan hobbi tertentu Anggota pelajar Muhammadiyah maupun pelajar lainnya
yang memiliki minat dan bakat yang sama . sehingga komunitas ini tetap pada bentuknya
sebagai wadah pengambangan minat, dan bakat pelajar.

kesukarelaan harus muncul dalam tiap – tiap aktivitas karena tiap – tiap orang dalam
inti komunitas haruslah Memiliki kesamaan ide ataupun gagasan yang digulirkan dalam
komunitas tersebut, Merasa tujuan yang diemban dalam komunitas tersebut dapat
mewadahi keinginannya sehingga dapat terwujud Suasana komunitas yang menyenangkan
dan membuat mereka bahagia, serta produktif. Dalam menjalankan aktivitasnya maka
komunitas kreatif IPM haruslah memiliki pembeda dari komunitas lain, yaitu :

1. Nilai Keislaman (Menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran


Islam).

69 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
Islam yang dimaksud adalah agama rahmatan til 'alamin yang membawa
kebenaran, keadilan, kesejahteraan, dan ketentraman bagi seluruh umat manusia
yang bersumber dari Al- Qur'an dan as-Sunnah. Artinya, nilai Islam yang
dihadirkan dalam komunitas ini adalah Islam yang sesuai dengan konteks zaman
yang selalu berubah-ubah dari satu masa ke masa selanjutnya sesuai dengan apa
yang diyakini oleh Muhammadiyah.

2. Nilai Keilmuan
Nilai ini menunjukkan bahwa komunitas kreatif ini memiliki perhatian serius
terhadap ilmu pengetahuan sebagai dasar penting dalam mengetahui dunia
secara luas, serta menjadi dasar dalam tiap aktivitasnya.

3. Nilai Kemandirian
Nilai ini ingin mewujudkan pegiat – pegiat komunitas yang memiliki jiwa yang
independen dan memiliki ketrampilan pada bidang tertentu (skill) sebagai
bentuk kemandirian personal dan gerakan tanpa selalu bergantung.

4. Nilai Kemasyarakatan
Nilai kemasyarakatan dalam komunitas ini harus berangkat dari kesadaran IPM
untuk selalu berpihak kepada cita-cita penguatan masyarakat sipil. Sehingga
komunitas yang diinisiasi ipm apapun bentuknya haruslah bernafas dan
bertujuan untuk membuat sebuah social change dan kebermanfaatan bagi
masyarakat.

C. Stakeholder
Sebuah komunitas kreatif dalam beraktivitas dan menghasilkan karya – karya
nyata nya ditengah era Disrupsi hari ini tidak dapat menutup dirinya dari dunia luar.
Sebagai bentuk mengimplementasikan Spirit Pelajar Berkemajuan (Sharing, dan
Kolaborasi) yang telah di hasilkan pada Muktamar yang lalu maka memang sangat
dibutuhkan sinergitas dengan berbagai stakeholders yaitu :

1. Pemerintah
Sesuai dengan perannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi
stakeholder penting dalam melakukan aktivitas kerja – kerja menghasilkan karya
nyata untuk kemajuan generasi penerus bangsa.

70 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
2. Researcher
Research /penelitan atau hasil – hasil kerja ilmiah akan berperan penting dalam
membuat dan membangun dasar – dasar sebuah transformasi kehidupan

3. Komunitas lain/asosiasi
Posisi dan peran Komunitas lain / asosiasi sangat strategis karena akan membentuk
sebuah ekosistem (jaringan) untuk menumbuhkan inisiatif, partisipatif dan antusias
sebagai implementasi spirit Sharing dan Kolaborasi

4. Jaringan Internasional
Dalam rangka menjawab tantangan zaman, maka posisi dan peran jaringan
internasional juga cukup penting untuk dapat membentuk sebuah jaringan sharing dan
kolaborasi, karena hari ini kita tidak hidup hanya untuk Indonesia saja namun kita ada
ditengah masyarakat dunia yang tanpa sekat serta batas ruang, dan waktu lagi.

5. Media
Sesuai dengan perannya maka media bermanfaat untuk memberitakan,
mensosialisasikan dan menginformasikan yang baik dan benar serta membackup
proses pengembangan dan pemberdayaan.

71 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
BAGIAN IV AGENDA AKSI

A. Generasi Pendaur
1. Kerangka Dasar
Generasi pendaur adalah salah satu bentuk agenda aksi dari problematika
lingkungan yaitu membentuk generasi milenial untuk peduli pada aksi –
aksi bidang lingkungan. Bentuk aksi dari generasi pendaur ini dapat fleksibel
sesuai dengan ranah masing – masing. Dimulai dari generakan paling ringan
yaitu memisahkan mendaur - sampai menjadi barang yang siap guna. Generasi
pendaur ini pula tidak hanya berhenti pada tahapan sampah saja namun pada
persoal an lingkungan.
Realitas sosial yang terjadi di lingkungan kita telah banyak mengalami
kerusakan. Kerusakan lingkungan memberikan dampak negatif terhadap
kehidupan manusia. Oleh karena itu, diperlukan cara - cara mengatasi kerusakan
lingkungan maka generasi pendaur ini bergerak dalam beberapa lini diantaranya
: reboisasi atau penghijauan di lahan yang telah rusak, mencegah penebangan liar
dengan melakukan aksi campaign, mengurangi penggunaan bahan bakar fosil,
dan menggantinya dengan bahan bakar alternatif, melakukan gerakan kampanye
penggunaan kantong kresek yang dapat di daur ulang, membuat sengkedan di
daerah lereng pegunungan yang digunakan sebagai lahan pertanian, mengolah
limbah terlebih dahulu sebelum dibuang kelingkungan, menggunakan bahan-
bahan yang mudah diuraikan mikroorganisme di tanah, melakukan upaya
remidiasi yaitu membersihkan permukaan tanah dari berbagai macam polutan.
Menerapkan prinsip 4R yaitu :
a. Reduce, artinya mengurangi pemakaian
b. Reuse, artinya memakai ulang
c. Recycle, artinya mendaur ulang
d. Replant, artinya menanam atau menimbun sampah organik

72 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
Unsur unsur pembentuk lingkungan

2. Tujuan :
Adapun tujuan dari agenda aksi ini adalah :
1) Gerakan penyadaran, hal yang paling fundamental dalam setiap aksi adalah
tumbuhnya kesadaran dari lini pelajar dan masyarakat umum secara
luasnya.
2) Munculnya kampanye – kampanye peduli lingkungan melalui media sosial.
3) Adanya kecenderungan lembaga - lembaga pendidikan akan pentiangnya
pesantren ekologi dalam program kerja mereka.
4) Munculnya relawan-relawan peduli lingkungan.
5) Terjalinnya relasi lokal maupun internasional baik melalui
lembaga/organisasi mapun Komunitas lingkungan yang terbentuk

3. Pengorganisasian
Sub judul diatas buka bermaksud menekan pada tahap struktur IPM
namun lebih luas dari pada itu. Pengorganisasian disini lebih kepada pelaku
dan bagaimana, serta siapa pelaksana agenda aksi ini. Agenda aksi ini dapat
diterapkan seluruh level struktur IPM mulai dari ranting sampai wilayah, serta
komunitas-komunitas yang dikembangkan oleh gerakan IPM. Gerakannya
lebih disederhakan tergantung level atau tingkatannya. Tentunya kelas
kelompok ranting akan sulit masuk terhadap problem lingkungan
(kerusakan hutan). Maka untuk tahap seperti ranting lebih di utama pesantren
ekologi yaitu seperti pengelolaan limbah botol, kertas sisa yang sudah tidak
terpakai atau koran bekas, kain perca, daun-daun serta lainnya sebagainya.

73 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
Masing-masing tingkatan struktur boleh atau dapat mengambil
masalah sesuai dengan kemampuannya ataupun kondisi kedaerahannnya.
Sehingga tidak terpatok pada struktur tertentu mapun Isu tertentu dalam
konteks lingkungan.

4. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaanya kami tidak membatasi masing-masing tingkatan
organisasi maupun komunitas untuk bereksplorasi. Namun hanya sebatas
memberikan gambaran agenda aksi :
1. Tahap Penyadaran : Dalam tahap ini harus memulai campaign Infografis
tentang lingkungan, perlu diingat bahwasanya campaign harus jelas
sasarannya bukan hanya sekederan share melalui media sosial. Adapun
tahp ini dimulai dengan jangka waktu 1-3 bulan
2. Tahap Pembentukan : Setelah adanya campaign penyadaran maka
mulailah
dikelompokkan. Ingat jangan terburu-buru untuk membentuk struktur
seperti di IPM biarkan forum berkolaborasi dengan keadaan terlebih
dahulu. Dalam tahap ini pula peserta akan dibimbing oleh fasilitator yag
berasalah dari NGO, Pemerintahan (Dinas Lingkungan), mapun penyuluh
dalam lembaga Kemenag.
3. Tahap Aksi : tahap ini mereka digiring untuk melakuan pengelolaan.
Secara simpel seperti bank sampah, mulai di bentuk struktur ketua,
sekretaris, bendara. Jika dimungkinkan dapat berkembang dalam bidang
yang sekiranya dibutuhkan. Dalam tahap aksi ini kelompok atau forum
belum berjalam secara mandiri sehingga perlu pemantaun mengingat usia
komunitas yang masih 3 – 4 bulan. Sampai terbentuk karya-karya yang
ringan namun menarik.
4. Tahap Pengujian : Setelah selesai semua, forum akan diajak ke ajang
pameran atau lomba-lomba yang diadakan oleh pemerintah maupun
Muhammadiyah.
5. Tahap Monitoring : Barulah mereka yang terlibat sejak awal, boleh dilepas
untuk dapat bereksplorasi sesuai apa yang telah dilatih, kita sebagai IPM

74 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
dapat memantau seperti memeriksa kegiatan bulanan mapun ikut terlibat
di dalamnya.

B. Campaign Inklusi
1. Kerangka Dasar
Munculnya agenda aksi dari Campaign Inklusi ini adalah dari keprihatinan
terhadap wawasan dari mayoritas masyarakat disekitar kita utamanya para
pelajar yang cenderung memarginalkan saudara-saudara kita yang memiliki
keistimewaan tersendiri. Dalam realitanya di dunia pendidikan selama ini anak-
anak berkebutuhan khusus mengikuti pendidikan yang sesuai dengan
kelainannya. Secara tidak disadari akan membangun tembok eksklusifisme bagi
anak-anak tersebut. Akibatnya dalam lingkungan masyarakat anak berkebutuhan
khusus tersingkirkan dari masyarakat. Sementara anak-anak inklusi sendiri
merasa mereka menjadi bagian yang tidak integral dengan realitas
kemasyarakatan. Secara dasar hukum mulainya agenda inklusif muncul dalam
Conventional on the right of person with Disabiliteis and optional protocol yang
disahkan pada maret 2007 dalam pasal 24. Adapun tujuannya adalah untuk
menjalin partisipasi penuh anak berkebutuhan khusus dalam masyarakat.
Mungkin yang menjadi pertanyaan adalah kenapa hanya sekedar campaign?
Realitas di Indonesia banyak kasus bermunculan misalnya minimya sarana
penunjang sistem pendidikan inklusif, terbatasnya pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat maupun para tenaga pendidik,
sisitem pendidikan di Indonesia pada umumnya masih disiapkan untuk mereka
yang normal saja dan baru sedikit yang dapat melakukan sekolah inklusif secara
masif. Pendidikan inklusif hanya sebatas eksperimental. Maka gerakan
penyadaran kepada lapisan masyarakat yang paling terdidik yaitu pelajar,
menjadi tujuan untuk untuk menjadi agen - agen di periode kedua untuk
bergerak dan terus masif melakukan aksi-aksi kepedulian.

2. Tujuan :
1. Tumbuhnya pengetahuan tentang anak berkebutuhan khusus

75 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
2. Munculnya pemahaman akan pentingnya memberikan penghargaan mulai
dari perkembangan, motivasi serta berinteraksi dengan media pembelajaran
3. Pemahaman tentang hamabatan belajar, baik disebabkan kelainan fisik
maupun mental
4. Pemahaman tentang menciptakan lingkungan yang ramah bagi para inklusi.
5. Terbentuk rasa kepedulian untuk berkolaborasi dan berdaya tanpa
membedakan kelas sosial
6. Tumbuhnya forum-forum diskusi tentang inklusi yang memberikan dampak
pada pemahaman ke masyarakat

3. Pengorganisasian
Di era 4.0 ini campign lebih di uatamakan melalui media sosial. Karena mayoritas
masyarakat kita adalah generasi muda dengan ledakan bonus demografi. Tentu
ini dapat menjadi objek sosialisasi. Maka IPM saat ini memiliki aset yaitu Team
Media. Melalui potensi ini nantinya merekalah yang melakukan kegiatan
campaign dengan pengorganisasian melalui IPM dalam hal ini bisa di bawah
bidang advokasi, maupun bidang umum. Selanjutnya dapat pula dimulai dari
komunitas literasi yang sudah berjalan di IPM. Maka hanya tinggal menggiring
kajian-kajian tentang Inklusi.

4. Pelaksanaan
1. Tahap Pengumpulan Data : IPM menjadi Litbank terhadap kajian mengenai
Inklusi mulai dari siapa itu inklusi, bagaimana perkembangannya, serta hal-
hal lainnya yang sekiranya mendukung hal tersebut. Serta dibutuhkan kajian
bersama akademisi untuk mendukung data-data IPM hari ini.
2. Tahap Menyusun Infografis : Setelah data terkumpul lengkap disertai data-
data pendukung lainnya, maka disusunlah konten-konten infografis yang
mudah dan menarik, perlu diingat tahap ini harus jelas. Apa isu yang akan
diangkat pada bulan pertama, serta apa capaian informasi yang akan
disampaiakan
3. Tahap Evaluasi : Buatlah poling melalui media sosial tentang kepuasan atas
infografis yang IPM berikatan terhadap khalayak. Perlu juga mengevaluasi
bagaimana khalayak memahami tentang inklusi.

76 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
C. Sociopreneur Pelajar
1. Kerangka Dasar
Agenda aksi ini menajdi upaya yang dilakukan untuk menjawab tantangan
perkembangan zaman di era 4.0 dan juga menjaga khittah perjuangan
Muhammadiyah dan IPM, IPM perlu untuk membangun kemandirian diri dan
juga kemandirian pelajar dengan memanfaatkan perkembangan teknologi
sekaligus membentengi diri dari dampak negatif perkembangan zaman yang jika
tidak diterima dengan positif maka akan menggerus tubuh IPM. Hal ini tentunya
membuat IPM harus berdaya dan memberdayakan pihak disekitarnya sebagai
upaya gerakan pemberdayaan di IPM. Pihak di sekitarnya dalam konteks ini juga
termasuk pelajar difabal, sudah saatnya IPM peduli dengan pelajar difabel yang
tentunya menjadi bagian dari pelajar itu sendiri. Upaya pemberdayaan juga
merupakan upaya tindak lanjut dari proses pencerdasan di IPM. Sehingga kelak
pelajar dan kader IPM setelah paham dan sadar akan realitas juga mampu
membangun kemandirian diri untuk kemudian dapat memberdayakan pelajar
yang lain dengan gaya milenial sesuai dengan zaman dan diterima oleh basis
masanya sehingga tercipta sociopreneur atau kewirausahaan yang inklusif.
Dalam agenda aksi ini diupayakan untuk membangkitkan kesadaran dan
membangun aktivitas kewirausahaan yang inklusif di IPM yang bukan hanya
berorientasi pada “self profit”, tetapi juga memberdayakan lingkungan sekitar dan
memberi dampak sosial yang baik dari aktivitas kewirausahaan tersebut.

2. Tujuan
1. Mebangkitkan kesadaran dan ketertarikan pelajar dalam
dunia kewirausahaan.
2. Melakukan upaya pemberdayaan ekonomi yang inklusif bagi kader IPM
khususnya dan pelajar umumnya.
3. Membangun kemandirian Ikatan khususnya dan pelajar umumnya.
4. Mengupayakan aktivitas yang memiliki dampak sosial yang positif
melalui kewirausahaan yang inklusif.
5. Memanfaatkan teknologi dan tren masyarakat dalam
memberdayakan ekonomi pelajar

77 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
3. Pengorganisasian
Dalam agenda aksi ini keterlibatan seluruh elemen dan lintas struktur sangat
didorong. Dari tataran grassroad hingga pusat perlu keterlibatan dalam
mengkampanyekan sadar dan aksi kewirausahaan yang bernilai sosial.
Kemudian di organisir dalam wadah untuk menjaga keproduktivitasannya.
Selain itu dalam agenda aksi sociopreneur ini juga memberikan satu media yang
dapat menjadi sarana displai dan penjagaan etosnya.

4. Pelaksanaan
1. Campaign Pelajar Berdaya
Proses pertama dalam agenda aksi ini adalah Campaign Pelajar Berdaya, yang
dilakukan oleh seluruh tataran kepemimpinan IPM dengan memaksimalkan
media yang dimiliki. Campaign ini menjadi upaya membangkitakan
kesadaran dan ketertarikan pelajar pada dunia sosiopreneur yang inklusif
dengan gaya yang milenial. Dengan campaign ini mengajak pelajar untuk
memulai menjadi pelajar yang berdaya.
2. Komunitas Sociopreneur Pelajar
Tumbuhnya kesadaran dan minat pelajar pada dunia sosiopreneur perlu terus
diberdayakan untuk terus produktif dan berkembang lewat Komunitas.
Komunitas yang diberi nama Sociopreneur Pelajar akan menjadi wadah
penumbuh-kembangan pemberdayaan ekonomi pelajar dan penjagaannya
hingga munculnya jaringan saudagar pelajar.
3. Market Place Usaha Pelajar
Memberdayakan ekonomi pelajar dan menciptakan kemandirian baik pelajar
maupun ikatan tidak berhenti pada proses penyadaran dan pemberdayaan
akan produktivitas ekonomi pelajar. Problem yang terjadi pada
pemberdayaan ekonomi pelajar adalah pemasaran dan distribusi produk
dalam lingkup pasar yang lebih luas, maka perlu menciptakan inovasi media
promosi dan distribusi yang diwujudkan dalam sebuah market place usaha
pelajar yang dibuat oleh pimpinan pusat sebagai media akselerasi dan
inkubator bisnis.

78 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
D. Gerakan Pelajar Sehat
1. Kerangka Dasar
Generasi muda hari ini menunjukkan kepeduliannya yang cukup baik
terhadap isu – isu kesehatan, namun belum pada proses pembiasaan pola hidup
sehat itu sendiri. Selain itu sehat juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar,
bagaimana kebiasaan, kepedulian, dan kecendurugan pelajar terhadap
kesehatannya maka dapat dilihat dari kondisi sosial yang melingkupinya. Atas
dasar inilah IPM dituntut untuk dapat mewadahi pelajar menjadi generasi yang
sehat. Gerakan Pelajar Sehat bukan hanya pada tindakan penanggulangan
kesehatan pelajar akan tetapi dalam bentuk promotive preventif, konsultatif
hingga partisipatif. Sehingga gerakan pelajar sehat menjadi proses pembentukan
karakter pelajar yang sehat secara jasmani dan rohani bukan hanya pada korban
akan tetapi juga pada pelaku dan pelajar awam.
Dengan mendorong kepedulian pelajar mejadi gerakan yang terorganisir
dan masif dalam upaya promotive preventif, konsultatif hingga partisipatif
pelajar untuk menciptakan pelajar sehat. Tujuan akhir inilah yang akan menjadi
input dan mempengaruhi agenda aksi yang lainnya, dengan logika bahwa
ketika pelajar sehat maka dia akan berkembang kecerdasannya dan produktif
dalam aksi-aksi baik.

2. Tujuan
1. Mendorong kepedulian pelajar yang diwujudkan dalam aksi-aksi pelajar
sehat
2. Melakukan pencerdasan kepada pelajar tetang upaya promotif-preventif,
konsultatif hingga partisipatif untuk memasifkan gerkan pelajar sehat
3. Menciptakan agen-agen pelajar sehat yang akan menjadi aktor campaign
dan
aksi gerakan pelajar sehat

3. Pengorganisasian
Gerakan pelajar sehat menjadi aksi kolektif dalam pelaksanaannya.
Campaign pelajar sehat untuk mendorong kepedulian pelajar menjadi aksi yang
kemudian di wadahi dalam bentuk komunitas. Hal ini harus dijalankan secara
kolektif diseluruh tataran pimpinan. Selain itu untuk membangun dan
memberdayakan pelajar sehat

79 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
perlu mengorganisir dan menjadikan pelajar menjadi pendamping dan konselor
kesehatan bagi teman sebayanya.

4. Pelaksanaan
1. Campaign pelajar sehat
Sebagai langkah awal Gerakan pelajar sehat maka perlu digalakkan campaign
pelajar sehat, sesuai dengan tren pelajar melalui media sosial. Campaign ini
bertujuan untuk meningkatkan kepedulian pelajar terhadap kesehatan
menjadi aksi-aksi promotif preventif, konsultatif hingga partsipatif dalam
upaya mewujudkan pelajar sehat. Karena pada proses penyadaran maka
campaign ini akan terus berjalan walaupun kesadaran pelajar akan kesehatan
sudah meningkat sebagai upaya terus menerus.
2. Komunitas Pelajar Sehat
Setelah kesadaran kolektif terbangun terhadap gerakan pelajar sehat, maka
akan muncul pelajar-pelajar yang secara kolektif melakukan pola hidup
sehat dan aksi-aksi kesehatan lainnya. Untuk itu perlu diwadahi dalam
komunitas pelajar sehat untuk menjaga aksi dan memperluas cakupannya.
3. Peer Counselour of IPM
Peer Counselour of IPM (PCI) adalah wadah berkumpulnya para pelajar untuk
berbagi kepedulian terhadap sesama dalam bentuk pendampingan teman
sebaya melalui upaya promosi-prefentif, konsultatif dan partisipatif dalam
ranah kesehatan dan kesehatan reproduksi, guna membentuk pelajar yang
bernilai, berpengetahuan, dan memiliki skill untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. PCI inilah yang akan menjadi agen-agen kampanye, pendamping
dan pemberdayaan pelajar sehat

80 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
BAGIAN V REKOMENDASI

A. Big Data IPM


Big Data adalah istilah yang menggambarkan volume data yang besar, baik
data yang terstruktur maupun data yang tidak terstruktur. Big Data telah banyak
digunakan dalam bisnis. Tidak hanya besar data yang menjadi poin utama tetapi
apa yang harus dilakukan sebuah entitas dengan data tersebut. Big Data dapat
dianalisis untuk wawasan yang mengarah pada pengambilan keputusan dan
strategi bisnis yang lebih baik. Jumlah data yang telah dibuat dan disimpan pada
tingkat global hari ini hampir tak terbayangkan jumlahnya. Data tersebut terus
tumbuh tanpa henti. Artinya, Big Data memiliki potensi tinggi untuk
mengumpulkan wawasan kunci dari informasi bisnis. Sayangnya sampai saat ini,
baru sebagian kecil data yang telah dianalisis. Pentingnya Big Data, tidak hanya
berputar pada jumlah data yang organisasi miliki, tetapi hal yang penting adalah
bagaimana mengolah data internal dan eksternal.
Sebagai organisasi yang besar dan nasional IPM memiliki pengalaman baik
dalam hal Administrasi, beberapa kali IPM diakui sebagai organisasi pelajar dan
proses Administrasi terbaik. Berdasarkan pada pengalaman terbaik tersebut dan
juga fenomena zaman yang ada, maka sangat penting menurut kami untuk IPM
kedepannya dapat juga merumuskan bagaimana BIG DATA sebagai era kemajuan
zaman ini juga dapat dijawab dan di Implementasikan oleh IPM. Tidak hanya
menggunakannya namun juga dapat menjadikan entitas IPM sebagai bagian dari
BIG data yang ada saat ini. Karena hal ini dapat mendorong IPM menjadi organisasi
yang modern, berkemajuan, transparan, kredibel dan akuntabel.

B. IPM Back to Student


Gerakan pelajar berkemajuan menyaratkan kita pada Pendampingan Teman
Sebaya adalah basis gerakan. Namun belakangan ini IPM terus bertransformasi
sebagai seb uah entitas yang cukup birokratis. Untuk dapat mengembalikan ghirah
dan marwah IPM sebagai gerakan pelajar maka sangat diperlukan upaya untuk
dapat mengembalikan IPM betul – betul berfikir, bergerak, beraksi, dan berkarya
nyata untuk pelajar.

81 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
Sudah barang tentu, sebagai organisasi Nasional IPM haruslah memiliki
hirarki kepemimpinan terstruktur dari mulai Pusat, Wilayah, Daerah, Cabang,
hingga Ranting namun hal ini haruslah menjadi kekuatan bagi IPM bukan justru
membuah pergerakan IPM menjadi sangat birokratis. Pelajar sebagai basis masa
IPM terkadang hanya akan menjadi gimik dalam setiap pergumulan Muktamar,
Tanwir, Muswil, dllnya. Pada kesempatan ini, kami memandang perlu untuk IPM
dapat merumuskan peran – peran pelajar dalam tiap – tiap aktivitasnya. Bahwa
Pusat, Wilayah, Daerah, Cabang, dan Ranting haruslah bergerak, berfikir, dan
beraksi untuk pelajar sebagai basis masa yang dipilih oleh IPM.
Bagaimana Pusat dapat berfikir tentang peran – peran pelajar ditingkat
nasional, dan internasional semisal menciptakan wadah lomba – lomba pelajar
tingkat nasional, dan sebagainya, begitupun tingkat Wilayah, Daerah, Cabang, dan
Ranting untuk dapat berpikir, bergerak, dan beraksi untuk pengembangan minat,
dan bakat pelajar pada porsinya masing – masing sehingga Pusat tidak hanya
diminta untuk berfikir tentang wilayah, wilayah berfikir tentang daerah, dan
sebagai nya yang terkesan sangatlah birokratis dan menciptakan gap yang cukup
besar antara struktur IPM disetiap jenjang dengan pelajar sebagai basis masanya.
Pengikutsertaan pelajar dalam tiap agenda IPM juga menjadi cukup penting
sebagai salah satu bahasan ini, semisal pelajar ikut urun rembug dalam tiap tiap
musyawarah seperti muktamar, muswil, tanwir, dll atau juga bagaimana pelajar
dapat ikut memilih formatur dalam Muktamar, Muswil, dll. Sehingga pelajar
sebagai basis masa yang dipilih IPM merasa memiliki dan dekat dengan organisasi
yang selalu menggembar gemborkan namanya tersebut

82 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
BAGIAN VI PENUTUP

IPM dalam beberapa tahun belakangan ini semakin kuat dalam dua hal. Pertama
adalah gerakan literasi, sebagai proses pematangan IPM dalam menjaga spirit Iqro‟.
Kedua adalah keberhasilan IPM dalam gerakan sosio-entrepreneurship dalam
kategori organisasi. Dua hal ini tentu saja menjadi catatan penting bagi IPM, tidak
saja bagi beberapa wilayah yang telah dengan kerja keras melakukan inovasi-inovasi
penting. Lebih daripada itu, semuanya adalah hasil dari kerja keras kolaborasi semua
pihak. IPM seluruh Indonesia punya andil penting dalam mengembangkan dan
meneruskan langkah positif organisasi.

Pada masa yang ini IPM dengan massa nasional terbesar sebagai gerakan
pelajar, dituntut untuk terus memperlihatkan kontribusinya yang bersifat global,
terutama dalam isu-isu ekologi (lingkungan hidup) dan teknologi informasi. Pelajar
memegang peranan penting dalam mengontrol atau mengerem kerusakan alam dan
mengawal adanya transfer keterampilan dalam hal teknologi informasi. menjadi
kewajiban setiap aktivis ipm untuk dapat mewujudkannya.

Pelajar IPM pada masa ini harus dapat memiliki kreativitas untuk dapat
menjawab tantangan zaman. Dengan berbagai macam gerakan social baru yang
semakin menjamur. Strategi komunitas sebagai strategi dakwah penting IPM di era
Millenial ini cukuplah penting untuk direnungkan dan dipikirkan bersama oleh
pimpinan IPM diberbagai jenjang.

Demikian, materi Muktamar IPM XXI disusun atas bantuan banyak pihak, oleh
karena itu diucapkan penghargaan yang sebesar-besarnya. Semoga Allah senantiasa
membantu kita dalam menggerakkan IPM.

83 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8

Anda mungkin juga menyukai