Editor :
Anggitya Nareswari
Desain Cover :
Bima Aditya Fajrian
Penerbit :
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Jl. KH. Ahmad Dahlan nomor 103, Yogyakarta
ii | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
DAFTAR
ISI
Analisis SOAR............................................................................................................................................................................................................30
ii | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
RESOLUSI MARTAPURA
Muktamar IPM XXI memiliki peran yang penting bagi IPM untuk dapat
menjadi pengawal strategi gerakan menghadapi era yang baru. berdasarkan hasil
tanwir di Martapura tahun 2018, IPM sudah mulai memasuki era yang baru. Zaman
yang harus dihadapi sehingga memiliki budaya tanding yang cukup menjual.
Dengan berbagai macam perangkat organisasi yang telah diletakkan oleh
muktamar – muktamar sebelumnya tidak menjadikan muktamar XXI kali ini
terlihat mudah karena menjadi sebuah tantangan untuk tim materi muktamar XXI
pada kali ini agar dapat menyusun strategi juti jihad lil muwajahah IPM tanpa
melupakan berbagai macam fondasi yang telah disusun sebelumnya.
Demikian, harapan agar Muktamar IPM XXI memberikan manfaat bagi semua
pihak.
A. Pendahuluan
Pengenalan atas kondisi konstelasi peradaban yang ada akan membantu
organisasi memetakan jalan yang tepat dan bermakna bagi semua kalangan.
Muktamar sebagai permusyawaratan penting dalam proses penyusunan
kebijakan – kebijakan yang ada di organisasi sangat bergantung pada
pemahaman atas kondisi-kondisi mendesak yang tengah terjadi, baik itu
melingkupi kondisi lokal, nasional, hingga internasional. Oleh karena itu,
materi Muktamar IPM XXI disusun melalui pemahaman-pemahaman atas
kondisi yang mendesak hari ini dan bagi masa yang akan datang dengan tujuan
supaya roda organisasi berjalan maksimal. Materi Muktamar IPM XXI disusun
atas kajian mengenai beragam kondisi yang terjadi di Indonesia, dengan
harapan dapat memajukan gerak IPM.
Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) adalah bagian dari kelompok sipil
(generasi muda) yang memiliki peran penting, terutama dalam memfasilitasi
segala aspirasi dan kebutuhan untuk kemajuan peradaban. Ketika Muktamar
IPM XX menjadi momentun untuk memikirkan ulang apa saja yang dapat
dilakukan oleh IPM, maka Muktamar IPM XXI kali ini akan menjadi momentum
penting dalam menyusun strategi positioning IPM di tengah masyarakat hari
ini. IPM telah menghasilkan banyak karya dalam kontribusi besar advokasi
serta memfasilitasi kepentingan pelajar. Perlu disebutkan beberapa di
antaranya ialah mengembangkan paradigma pendidikan yang tercermin lewat
upaya serius merumuskan Sistem Perkaderan IPM (SPI); mendorong
kebijakan yang ramah terhadap perkembangan kualitas pelajar dengan
menolak standardisasi Ujian Nasional (UN) sebagai patokan kelulusan;
memastikan hak-hak pelajar tidak dilangkahi oleh penyedia jasa pendidikan;
sistematisasi gerakan dan spirit Iqro’ (literasi) dalam setiap kegiatan dan
aktivitas IPM; melakukan kampanye – kampanye terkait gaya hidup sehat
generasi muda, serta kepekaan pelajar terhadap berbagai hal, hingga
menempatkan posisi pelajar sebagai stakeholder langsung negara.
10 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
sosial dimasa yang akan datang. Secara bahasa, komunitas berasal dari bahasa
Yunani fellowship, (perkawanan). Dalam bahasa Indonesia sering pula
diterjemahkan sebagai masyarakat atau kumpulan. Komunitas (Latin:
communitas) berarti “kesamaan”, Kemudian dapat diturunkan dari communis
menjadi “sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak”. Komunitas adalah
“kelompok sosial dari berbagai lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan
habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, mereka dapat memiliki maksud,
kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi
lain yang sama” (Wikipedia.org). Secara operasionalnya komunitas dapat
dipahami melalui pengertian people (sejumlah atau sekumpulan orang), place
(tempat), interaksi sosial diantara orang-orang di tempat/lokasi tersebut.
Komunitas menjadi bagian dari jati diri anggota, anggota merasa menjadi bagian
atau milik dari komunitas tersebut. Komunitas (community) berarti kumpulan
orang (lebih dari 3 orang) yang mempunyai kesamaan hobby (minat dan bakat)
untuk mengembang-kan potensi yang terdapat pada setiap individu. Komunitas
tidak bersifat mengikat (bebas) dalam mengekspresikan diri. Oleh karena itu
penting bagi IPM untuk menangkap kecenderungan strategi gerakan baru untuk
terus menunjukkan eksistensi dan kebermanfaatannya.
11 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
– 2015, sekolah merupakan tempat mendapat ilmu dan menemukan apa yang
menjadi kesukaan kita. Sekolah sangat memegang peranan penting dalam
meningkatkan minat kewirausahaan siswa. “sekolah harusnya memberikan
kesempatan untuk mempraktekkan entrepreneurship, bukan berarti anak-anak
jadi lupa sekolah,tapi menurut saya kewirausahaan harus sejak dini,” katanya.
Dalam empat tahun terakhir, Ekonomi Kreatif (ekraf) adalah era baru peradaban
ekonomi dunia, jadi ekraf bukan hanya sekedar style kekinian yang alay-alay-an.
Kita pastinya tidak mau ketinggalan dengan terjadinya sebuah pergeseran
peradaban dunia, kecuali kita sudah tidak hidup lagi di dunia ini. Pengembangan
ekraf akan memaksa generasi menjadi produktif, mengaktivasi jiwa
kewirausahaan muda membangun bisnis industri kreatif yang tepat guna sesuai
dengan hobi dan karakternya, serta melahirkan dan menumbuhkan kepekaan
sosial untuk bergotong royong agar sukses bersama-sama. Menjadi penggiat
ekraf adalah jalan menuju kebahagiaan, membuka pintu kemakmuran
dan kesejahteraan bagi insan kehidupan. Agar pengembangan ekonomi kreatif
selalu hidup. Sehingga terjadi percepatan serta lompatan pembangunan.
Tujuan pembangunan adalah mewujudkan kebahagian dan keceriaan warga
masyarakat, bukan hanya meraih kebahagiaan dan keceriaan birokrasi dan
para petinggi di Negara ini.
12 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
merupakan keniscayaan atau konsekuensi dari doktrin keagamaan Islam yang
meletakkannya sebagai acuan historis sekaligus kontemporal. Dalam konteks
historis Muhammadiyah, makna dari jargon kembali kepada Al-Qur’an serta
Sunnah merupakan bagian dari implikasi kehendak gerakan untuk
mengkonsolidasi pemahaman bahwa hanya dengan memahami Islam secara utuh
dari sumber utamanya, umat Islam dapat mencapai kemajuan. Berhubungan
dengan kehendak tersebut, maka proses ajakan untuk kembali kepada tauhid
yang murni, seringkali dilekatkan dengan persuasi merujuk Al-Qur’an dan
Sunnah sebagai faktor kunci dalam membangun kemajuan umat Islam.
Fondasi pertama tersebut berhubungan secara khas dengan kenyataan bahwa
Islam Berkemajuan sebagai konsepsi mengharuskan terdapatnya pemahaman
sumber-sumber epistemologi, ontologi, dan aksiologi Islam yang mendalam.
Sumber-sumber tersebut, di antara yang utama tentu saja adalah Al-Qur’an dan
Sunnah. Oleh karena itu, antara fondasi pertama dan kedua, berhubungan sangat
erat dan membentuk satu relasi yang integratif.
Dalam doktrin Islam sebagai agama tauhid, dimensi manusia didekati melalui
fungsi-fungsi perubahan evolutif manusia menjadi komunitas yang komunal.
Artinya, manusia dalam pandangan Islam memanifestasikan kehidupannya
melalui dua dimensi pertama berkaitan dengan manusia sebagai makhluk yang
mampu liberatif (merdeka, bebas, dan berdaulat), sekaligus sebagai makhluk
yang meniscayakan kehidupan komunal atau saling membutuhkan. Maka tidak
heran dalam Islam, manusia mengemban misi selain untuk menjadi individu yang
taat kepada Allah SWT, sekaligus melakukan transformasi sosial sebagai bentuk
amal shalih. Dalam bahasa normatif disebutkan bahwa manusia harus
berkelompok dan berbuat, menyeru, mengajak kepada yang makruf dan
meninggalkan yang mungkar. Berkaitan dengan eksplanasi tersebut, maka
fondasi tiga, empat, dan lima diderivasikan, sehingga mewujud dalam kehidupan
manusia.
Paradigma Islam Berkemajuan penting untuk dipahami oleh setiap aktivis IPM
karena berkaitan sebagai landasan epistemologi, ontologi, dan aksiologi Islam
menurut Muhammadiyah. Paradigma Islam Berkemajuan akan memberi arah
bagi aktivis IPM dalam membaca realitas. Paradigma Islam Berkemajuan
memberi implikasi bahwa segala gerak IPM harus memuat dimensi dakwah
Muhammadiyah
13 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
B. Kebijakan Program Jangka Panjang 2014-2024 IPM
Program IPM bukan semata-mata rencana dan pelaksanaan seperangkat kegiatan
yang praktis. Program IPM ialah perwujudan dari misiutama IPM
yaitu “Terbentuknya pelajar muslim yang berilmu, berakhlak mulia, dan
terampil dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai
ajaran Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”.
Adapun visi ideal (tujuan utama), misi ideal (misi utama), dan agenda aksi IPM
diwujudkan melalui program sebagai berikut.
1. VISI IDEAL IPM
Terwujudnya pelajar muslim yang berkemajuan
3. LANDASAN YURIDIS
Bahwa program Muhammadiyah dengan rangkaian kebijakan dan
kegiatannya senantiasa berpijak pada:
a. Al Quran dan As Sunnah sebagai sumber ajaran dan hukum Islam.
b. Mengindahkan falsafah dan dan dasar negara serta hukum yang sah dalam
kehidupan kebangsaan dan kenegaraan.
c. Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan Peraturan-peraturan yang
berlaku dalam Persyarikatan.
14 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
a. Prinsip Ketauhidan; maksudnya program IPM hendaknya merupakan
perwujudan dari iman dan tauhid kepada Allah
b. Prinsip Kerahmatan; maksudnya program IPM hendaknya
merupakan penjabaran dan pelaksanaan dari fungsi rahmatan lil
alamin
c. Prinsip Kerisalahan; maksudnya program IPM hendaknya merupakan
penjabaran dan pelaksanaan dari fungsi kerisalahan umat Islam, yaitu
dakwah amar makruf nahi munkar dalam arti yang luas
d. Prinsip Kemaslahatan; maksudnya program IPM hendaknya
memperhatikan kemaslahatan umum
e. Prinsip Keilmuan; maksudnya program IPM direncanakan dan
dilaksanakan secara rasional dengan memperhatian dan
memanfaatkan secara ilmu pengetahuan dan teknologi yang
memungkinkan
f. Prinsip Kekaderan; maksudnya program IPM selalu dijiwai nilai-nilai
kekaderan. Semua yang dilakukan IPM dalam rangka proses kaderisasi
yang bersifat pemberdayaan anggota
g. Prinsip Kemandirian; maksudnya program IPM direncanakan dan
dilaksanakan secara mandiri dengan tujuan menciptakan kemandirian
pelajar.
h. Prinsip Kreativitas; maksudnya program IPM hendaknya merupakan
penjabaran dan pelaksanaan dari fungsi kekhalifahan umat Islam
dalam mengelola kehidupan secara kreatif
i. Prinsip Kemanusiaan; maksudnya program IPM direncanakan dan
dilaksanakan tidak secara ekslusif. Artinya orientasi program IPM
selalu diarahkan untuk kemanusiaan, tanpa memandang suku, agama,
ras, dan budaya.
15 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
Pelajar Indonesia disertai Nilai-nilai Ajaran Islam sebagai Komponen
Masyarakat Islam yang Sebenar-Benarnya ”, yang ditandai dengan:
a. Tebentuknya sistem gerakan IPM sebagai gerakan pelajar Indonesia
yang unggul di bandingkan gerakan-gerakan pelajar lain dalam
melaksanakan misi dakwah dan pencerdasan yang ditunjukkan dengan
sistem gerakan yang maju, profesional, modern yang dilandasi nilai
keikhlasan dan komitmen penggerakknya, disertai dengan
pemahaman ideologi, paradigma, dan visi gerakan IPM yang didalam
individu- individu teraktualisasi nilai-nilai publik dan sosial dalam
ruang organisasi.
b. Terbentuknya sistem manajemen organisasi dan kepemimpinan
kolektif-kolegial yang efektif, produktif, dinamis sehingga mampu
menghadirkan keteladanan, memproyeksikan masa depan
(berkemajuan) untuk perubahan dengan memobilisasi seluruh potensi
pelajar Indonesia untuk kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara yang berkualitas dengan meningkatnya kehidupan
keagamaan, moralitas, keilmuan, dan etos kerja kemanusiaan.
c. Terbentukknya model dan pola jaringan pada level komunitas,
keummatan, kebangsaan dan cita-cita menuju peradaban global
dengan mendorong berkembangnya fungsi-fungsi kekuatan sosial dan
pemerintahan yang menjamin terwujudnya kehidupan bangsa dan
negara yang maju, adil, makmur, bermartabat, dan berdaulat di bawah
naungan ridha Alah SWT (baldatun tayyibatun wa rabbun ghafur).
d. Terbentukknya sumberdaya sebagai wahana melahirkan generasi
Islami yang berkemajuan (sumberdaya manusia) ditandai dengan
sistem kaderisasi yang berkelanjutan dan anggota organisasi sebagai
subyek gerakan serta transformasi kader di berbagai lini kehidupan,
juga tersedianya modal bagi berjalannya roda organisasi yang
berorintasi sosial (sumberdaya finansial), serta membangun tatanan
infrastruktur seperti sistem informasi,komunikasi dan karya yang
memadai untuk keberlangsungan IPM.
16 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
e. Terbentuknya kesadaran bahwa IPM dalam melakukan aksi dan
pelayanan ialah sebagai wahana dakwah di dunia pelajar, baik lewat
karya kreatif, program dan kegiatan unggul yang sesuai dengan
kebutuhan pelajar Indonesia. Sehingga nilai-nilai ajaran Islam dan
tumbuhnya kesadaran sebagai warga dunia yang lebih luas akan
keutamaan kehidupan Islami, yang menjamin terciptanya tatanan
kehidupan (pergaulan) yang utama di segala bidang kehidupan
sebagai wujud kehadiran Islam yang bersisifat rahmatan lil’’alamin.
17 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
Berkemajuan untuk melakukan transformasi individu, transformasi
sosial, dan transformasi kebudayaan di tengah masyarakat global.
e. Muktamar XXII (2020-2022), diarahkan transformasi (perubahan
cepat ke arah kemajuan) dan terciptanya seluruh elemen sistem
organisasi dan jaringan IPM yang maju, profesional, dan modern;
berkembangnya sistem kaderisasi, gerakan ilmu, serta peningkatan
dan pengembangan peran strategis IPM dalam kehidupan umat,
bangsa, dan dinamika global
f. Muktamar XXIII (2022-2024), diarahkan perjuangan pembentukan
masyarakat ilmu sebagai cikal bakal terwujudnya tujuan
Muhammadiyah, yaitu masyarakat Islam yang sebenar-benarnya atau
masyarakat utama, yang bertujuan terbentuknya peradaban utama.
8. HIRARKI KEBIJAKAN
a. PP IPM
1) Penentu kebijakan organisasi secara nasional
2) Melakukan koordinasi dengan PW IPM Se-Indonesia
3) Melakukan kerja-kerja dalam lingkup menggagas nilai-nilai baru dan
penguatan kapasitas kader IPM
4) Melakukan kerja – kerja aksi nyata untuk kemajuan Pelajar ditingkat
nasional dan internasional
18 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
b. PW IPM
1) Menerjemahkan kebijakan-kebijakan Muktamar atau kebijakan yang
telah diputuskan oleh PP IPM di tingkat wilayahnya
2) Mensosialisasikan keputusan-keputusan PP IPM atau keputusan
bersama di tingkat nasional
3) Mengatur kebijakan-kebijakan strategis dalam lingkup kewilayahannya
4) Melakukan koordinasi dengan PP IPM dan konsolidasi dengan PD
IPM-nya
5) Melakukan kerja-kerja konkrit di tingkat wilayah sebagai upaya
pengembangan jaringan dan penguatan kapasitas pelajar dan
organisasi
c. PD IPM
1) Motor penggerak IPM secara daerah
2) Melakukan aksi-aksi riil yang telah menjadi keputusan Muktamar dan
keputusan musywarah di atasnya
3) Selalu berkoordinasi dengan PW IPM dan konsolidasi dengan PC IPM
atau PR IPM di tingkat daerahnya.
d. PC IPM
1) Melakukan aksi-aksi riil yang telah menjadi keputusan Muktamar
dan keputusan musywarah di atasnya
2) Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang langsung tertuju dan
bermanfaat pada sekolah dan kalangan pelajar
3) Selalu berkoordinasi dengan PD IPM dan konsolidasi dengan PR IPM
di tingkat daerahnya
e. PR IPM
1) Melaksanakan kebijakan-kebijakan kongkrit yang telah menjadi
keputusan Muktamar dan keputusan musywarah di atasnya
2) Selalu berkoordinasi dengan PD IPM atau PC IPM-nya
19 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
dalam satu periode tertentu. Di sini, IPM telah merumuskan empat ranah
yang menjadi tolok ukur keberhasilan gerakan IPM dalam setiap satu
periodenya di berbagai jenjang struktur, baik dari Ranting hingga Pusat.
Keempat ranah itu adalah ranah kepemimpinan, ranah kaderisasi, ranah
program kerja, dan ranah produk. Masing-masing ranah memiliki indikator
yang menjadi tolok ukur keberhasilan dari masing-masing ranah tersebut.
Berikut ini penjelasannya:
N R
o. a
1.
V
is
i
t
e
1 Ke n
. pe t
mi a
m n
pi g
na I
n P
M
P
e
l
a
k
s
a
2 K n
. a a
d a
e n
r
i T
s a
a r
s u
A
d
a
n
y
20 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
2.
A
3 Pr d
. og a
ra n
m y
K a
er f
ja o
ll
1.
S
et
4 P ia
. rp
o bi
dd
ua
kn
g
C. Bedah Tema Muktamar XXI IPM
Dasar acuan dalam perumusan konsep Muktamar IPM XXI terutama
yang menyangkut dengan materi bahasan kali ini, sebagain besar berangkat
dari penjabaran penting kondisi fenomena yang terjadi di tengah pelajar saat
ini, dan tetap berpijak pada hasil – hasil penggalian potensi, capaian, serta
pengalaman terbaik yang dimiliki oleh Pelajar Muhamamdiyah sebagai core
gerakan Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Oleh karena itu penting untuk
memahami penjelasan-penjelasan pada BAGIAN I sebelum ini sebagai bagian
dari khazanah yang menyusun dasar-dasar asumsi materi ini secara
keseluruhan hingga ke strategi bidang-bidang yang dibutuhkan IPM dan
agenda aksi. Sebelum membahas konsep dasar Muktamar IPM XXI, ada
baiknya kita membaca jalan panjang yang dilalui oleh Ikatan Pelajar
Muhammadiyah.
Serangkaian transformasi penting di tubuh Ikatan Pelajar
Muhammadiyah (IPM) menjadi petunjuk bagaimana dinamika gerakan ini
terus hidup. Dinamika tersebut tidak saja pada diskursus formal semacam
keputusan Muktamar yang sifatnya internal organisasi, melainkan juga sikap
IPM dalam merespon fenomena. Satu hal yang seringkali terlupakan adalah
peran IPM dalam sejarah pembentukan identitas pelajar Muslim Indonesia.
21 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
Peran tersebut terkoneksi kuat dengan sejarah benturan ideologis yang
terjadi di arena kebudayaan populer. Gerakan Membaca, Gerakan Matikan
TV, Gerakan Tolak UN, Gerakan Anti-Kekerasan Tanpa Kekerasan, Gerakan
Komunitas Kreatif, hingga pelajar berkarya nyata adalah beberapa polarisasi
eksperimentasi kebudayaan populer IPM. Tentu saja jika hari ini kelas
menengah muslim tengah memanen kesadaran baru identitas pelajar
Muslim, maka IPM tak bisa lepas dari proses tersebut. Dua tahun belakangan
ini antara
2016 hingga 2018, eksperimentasi IPM semakin berwarna, yakni gerakan
berbasis komunitas yang konsisten menunjukkan perhatiannya terhadap isu
literasi serta pengembangan kapasitas diri pelajar.
Perkembangan gerakan pelajar di Indonesia sesungguhnya menerima
cukup banyak tantangan seperti distribusi bahan literasi, kasus-kasus
kekerasan yang dialami oleh pelajar, eksploitasi pelajar, kebijakan yang
memicu kekerasan-kekerasan baru terhadap pelajar, hingga rekonstruksi
pop culture yang menyajikan kelaziman teror, intimidasi, dan kekerasan
pada pelajar. Sejak tahun 1945, bahan-bahan literasi banyak tertumpuk di
kota- kota besar Indonesia. Jumlah rata-rata buku yang diterbitkan di
Indonesia menurut data IKAPI hanya berjumlah 30.000. Hal ini berbeda
dengan Inggris yakni sebesar 184.000, dan Amerika yang mencapai 304.912
publikasi. Kasus-kasus korupsi juga kerap menghantui pengadaan buku di
Indonesia. Tantangan-tantangan yang dihadapi IPM bagaimana pun akan
merefleksikan arti penting keberadaannya. Jika IPM tak mampu
membangun dialektika terhadap tantangan-tantangan tersebut, bisa jadi
IPM akan kehilangan perannya menyusul sejumlah gerakan pelajar yang
redup ditelan pragmatisme. IPM harus mampu merumuskan siapa manusia
sejatinya? Apa esensi serta eksistensinya di dunia? Ketika pertanyaan ini
mampu dijawab, niscaya akan mempermudah IPM untuk mempertajam visi
dan misi gerakannya.
Beberapa kali IPM melakukan berbagai terobosan untuk terus dapat
hadir menebar kebermanfaatannya, dalam dua tahun terakhir ini, IPM
mampu menunjukkan keseriusannya melakukan kopdar pegiat media
pelajar, serta aktif mengedukasi kemampuan mengolah media pelajar
untuk dapat
22 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
mendistribusikan sumber informasi ke seluruh penjuru negeri. Dengan dua
kali melakukan Literacy Camp, IPM mampu menunjukkan dapat terus
berkontribusi melalui jejaringnya dalam jalan perjuangan literasi di
Indonesia, tidak hanya itu, dua tahun terakhir ini IPM telah dapat
menggerakkan kesadaran pelajar untuk peka terhadap isu – isu lingkungan
dan kebencanaan melalui berbagai aksi baik di sosial media maupun di dunia
nyata, sejalan dengan itu IPM juga terus melakukan kampanye tentang
pentingnya kesehatan bagi pelajar millenial saat ini seperti dalam
mengurangi dampak negatif Iklan Rokok bagi pelajar para generasi penerus
bangsa, membudayakan olahraga sebagai instrumen penting kehidupan,
membangun kesadaran kolektif pelajar untuk menjadi konselor sebaya bagi
sesamanya, mendorong pengembangan pusat – pusat aktivitas seni budaya
pelajar, membentuk, mendorong, serta melakukan akselerasi aktivitas –
aktivitas entrepreneurship pelajar, serta berbagai macam upaya lainnya
untuk mengembangkan kapasitas, minat, dan potensi pelajar.
Dengan banyaknya karya nyata yang lahir, tumbuh, dan berkembang di
tubuh pelajar Muhammadiyah, sangat penting bagi IPM untuk terus
meneguhkan segala pencapaian tersebut agar dapat terus mengembangkan
apapun yang dimilikinya sebagai kekuatan penting dalam menggerakkan
pelajar untuk menyikapi berbagai tantangan zaman yang ada. IPM harus
mampu menggerakkan karya nyata melalui banyak strategi. Sebagai bentuk
Era IPM yang baru bersandar pada Sharing dan kolaborasi dengan siapapun
seluas-luasnya dalam rangka memperkaya khazanah gerakan.
Meskipun IPM tergolong gerakan lama, namun semangat terbarukan
harus muncul dalam tiap denyut nadi para penggerak didalamnya yang
tergolong dalam kelompok The Student Millenials, menurut Yoris Sebastian
dalam bukunya, ini merupakan kelompok millenial yang paling dekat
dengan kemajuan zaman karena sejak lahir mereka sudah langsung terpapar
oleh tekhnologi dan segala instrumen kemajuan zaman. Dengan kemampuan
efisien, keingintahuan tinggi, serta banyaknya refrensi pada kelompok
millenail ini, maka etos kolaborasi dan sharing yang dicanangkan pada
muktamar XX IPM tahun 2016 kemarin akan terus melekat dan memberi
IPM
23 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
banyak kesempatan dalam mengolah strategi-strategi gerakannya.
Kesetiakawanan yang tinggi, serta kemampuan berkelompok pada kelompok
millenial ini akan dengan mudah mendorong kehadiran banyaknya
komunitas sebagai salah satu strategi gerakan IPM yang akan menjadi
sumberdaya baru membantu menemukan solusi menghadapi berbagai
tantangan. Dengan Perkembangan gerakan sosial berbentuk komunitas
dapat memberikan kesempatan bagi karya nyata IPM memperdalam
gerakan Muhammadiyah yang kreatif, menjawab tantangan zaman, dan
mampu mendorong sebuah perubahan sosial kedepan.
Sebagaimana melanjutkan kebijakan musyawarah sebelumnya, Karya
Nyata IPM tidak akan lepas pada kemampuannya berkolaborasi dan
berbagi. Melalui etos kolaborasi, IPM akan semakin memperkuat
gerakannya sekaligus memperkuat berbagai inisiasi-inisiasi eksternal
lainnya. Kerja-kerja kolaboratif IPM harus dapat menjadi mitra kolaborasi
yang setara. Hal ini untuk menghindarkan model kolaborasi yang selama
ini diperankan oleh IPM misalnya dengan Negara yang selalu saja timpang.
IPM memiliki kualitas-kualitas yang seharusnya menjadi kebanggaan
aktivisnya; kekuatan massa aktif yang besar, dinamika yang terus dirawat
dalam setiap muktamar, gerakan pelajar dengan kordinasi yang kolektif-
setara. Kualitas- kualitas itu harusnya menjadi identitas penting IPM ketika
berhadap dengan mitra kolaborasi semacam Negara. Kualitas itu juga
menjadi peluang IPM dalam memperkuat berbagai gerakan-gerakan
berbasis komunitas yang diinisiasi oleh masyarakat sipil.
Melalui etos berbagi (sharing). IPM dapat menemukan kembali
kesegaran cara-cara IPM berpartisipasi dalam transformasi sosial. Era baru
yang tengah dihadapi oleh IPM adalah era distribusi informasi. Era sharing
ditandai dengan munculnya ruang-ruang publik baru baik digital maupun
non-digital. Perubahan ruang-ruang publik baru ini juga diikuti oleh
perebutan arah diskursus. Maka etos sharing akan menjaga IPM dari
kecenderungan yang sangat laten terjadi dalam perebutan arah diskursus
yakni sikap pasif. Jika IPM tak mampu mengambil bagian dari perebutan
arah diskursus, dengan mudah dapat ditenggelamkan. Pada tahun 2015
24 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
dapat menjadi titik balik era distribusi informasi ditubuh IPM dengan
diluncurkannya aplikasi IPM berbasis sistem android smartphone, dan
banyak lagi wujud sharing IPM sampai hari ini. Etos berbagi IPM harus
dibarengi oleh spirit berdaya aktivisnya. Artinya, masing-masing aktivis
IPM memiliki caranya masing-masing dalam berpartisipasi. Aktivis IPM
yang memiliki bakat dalam bidang teknologi tentu akan menentukan jalan
sendiri dibandingkan dengan aktivis IPM yang menyenangi sastra.
Sehingga dengan banyak nya jalan untuk berbagi dapat menjadikan
IPM sebagai entitas yang produktif dalam menghasilkan berbagai karya –
nyata yang bermanfaat.
Dengan dua etos tadi, dan dengan Perubahan konstelasi gerakan
sosial menjadi komunitas harus menjadikan IPM sebagai rumah besar
berbagai komunitas generasi millenial menghasilkan berbagai macam
karya nyata saat ini untuk merespon berbagai fenomena yang terjadi. Disisi
lain, Big data sebagai konsentrasi baru peradaban 4.0 dengan banyaknya
muncul platform semacam petisi online misalnya merupakan cerminan
dari pemutakhiran platform inisiasi model baru. Petisi online misalnya
mendorong perubahan cara partisipasi banyak individu atau kelompok
menembus batas-batas geografis. Tentu saja dengan berbagai kelemahan
latennya, perubahan partisipasi individu atau kelompok melalui platform
era baru ini tetap patut diperhatikan. Harus dapat juga ditangkap dengan
cantik oleh IPM saat ini dalam meneguhkan karya – karya nyatanya.
Generasi Berkemajuan ditandai oleh keberhasilannya menemukan
ruang diri yang selalu kontekstual dengan semangat zaman. KH. Ahmad
Dahlan menjadi contoh generasi muda yang berhasil mengejawantahkan
etos kolaborasi dan etos berbagi yang sangat kuat bagi kemanusiaan. KH.
Ahmad Dahlan tak segan-segan berkolaborasi dengan gerakan lainnya
semacam Syarikat Dagang Islam (berdiri tahun 1905, kemudian berubah
nama menjadi Syarikat Islam pada tahun 1906) atau Budi Utomo (berdiri
tahun 1908). Begitu juga yang terjadi ketika KH. Ahmad Dahlan
membangun komunikasi dengan Jami’atul Khair yang baru berdiri pada
tahun 1919, lebih muda dari Muhammadiyah yang didirikan bersama
para muridnya.
25 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
Etos kolaborasi dan berbagi yang dirawat oleh KH. Ahmad Dahlan
merupakan salah-satu topik yang seringkali kurang diapresiasi sebagai
salah-satu faktor daya-tahan dan daya-kreatif Muhammadiyah sejak tahun
1912. Catatan penting dari contoh kerja kolaborasi dan berbagi KH. Ahmad
Dahlan terletak pada orientasi kemanusiaan yang dibangunnya, bukan
sekedar pada siapa mitranya. Bagi KH. Ahmad Dahlan, tujuan transformatif
merupakan tujuan utamanya memperkuat Muhammadiyah dengan
berkolaborasi dengan berbagai gerakan lain.
Karya Nyata
Karya dalam KBBI merujuk pada makna pekerjaan / hasil perbuatan
/ buatan / ciptaan sedangkan nyata memiliki makna terang (kelihatan,
kedengaran, dan sebagainya), jelas sekali, kentara, benar-benar ada, ada
buktinya, berwujud, terbukti sehingga jika digabung akan menghasilkan
makna hasil perbuatan yang terbukti dan benar – benar ada. Generasi
muda (pelajar) dalam kelompok masyarakat dikategorikan sebagai
generasi modern yang aktif bekerja, penelitian, dan berpikir inovatif,
memiliki rasa optimisme dan kemauan untuk bekerja dengan kompetitif,
terbuka, dan fleksibel. Beberapa hal diatas akan mendorong generasi muda
saat ini menjadi generasi yang sangat aktif dalam menghasilkan ide –
ide serta gagasan yang akan menjadi karya – karya baru bagi peradaban
dunia.
Makna diksi “karya nyata” yang digunakan kali ini terletak pada dua
pertimbangan. Pertama, pada ranah internal organisasi dimana IPM
selama
57 tahun terus menunjukkan peran – peran nya dalam menghadapi segala
perkembangan zaman yang ada. Makna karya – nyata juga merujuk pada
semangat IPM untuk menjadi rumah besar berbagai komunitas generasi
muda dalam berkarya – nyata mewujudkan suatu perubahan sosial untuk
mimpi di masa depan. Karya nyata dapat dilihat sebagai proses IPM dalam
melakukan discovery baik dari segi history kelembagaan IPM, juga dari sisi
tiap – tiap anggota serta penggerak yang ada di dalamnya hingga saat ini
sebelum dapat menyusun berbagai macam strategi gerakan kedepannya
sehingga diperlukan spirit meneguhkan untuk dapat menjadi refleksi bagi
26 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
kita agar dapat terus memperkuat segala karya – nyata yang ada, lahir, dan
berkembang saat ini.
IPM adalah organisasi non-profit yang berfungsi sebagai wadah
pengembangan kapasitas pelajar harus dapat mengapresiasi segala karya –
nyata sebagai upaya untuk mendorong replikasi yang bermakna bagi setiap
anggota dan struktur yang tercermin dalam kebijakan-kebijakannya. Hal
tersebut membentuk IPM dalam mengembangkan eksistensinya yang
padat karya serta dapat menyelesaikan masalah di lingkungan sekitar kita
karena sebuah komunitas generasi haruslah memunculkan ide – ide
inovatif dalam menyelesaikan masalah yang terjadi di lingkungan
sekitarnya dan mencari solusi yang efektif sehingga memungkinkan
generasinya dapat merespon perubahan zaman dengan pemahaman yang
matang dan visioner.
Generasi Berkemajuan
Generasi berkemajuan menurut Muhammadiyah, merujuk pada
kelompok, atau komunitas yang “mendorong pada kebaikan, dan
mencegah kemungkaran” (amar ma’ruf dan nahy munkar). Generasi
berkemajuan memanfaatkan etos kolaborasi dan etos berbagi sebagai
caranya memperoleh inspirasi sekaligus
caranya memperkuat proses amar ma’ruf dan nahy munkar.
Bercermin dari KH. Ahmad Dahlan, generasi berkemajuan merupakan
kelompok, atau komunitas yang mampu berpikir mendalam atas kondisi
realitas, potensi mengubahnya, dan cara memanfaatkan kekuatan yang
tersedia. KH. Ahmad Dahlan memiliki visi mendalam terhadap kondisi
masyarakat yang tertindas di bawah hegemoni suprastruktur baik yang
dijalankan oleh kolonial maupun feodalisme para priyayi. Dengan
demikian berpikir kritis-analitis melalui telaah literasi yang mendalam
akan menjadi landasan penting generasi berkemajuan.
Arti penting menjadi generasi berkemajuan bagi aktivis IPM terletak
pada lima hal. Pertama, sebagai proses pemurnian tauhid, yang juga berarti
purifikasi motif segala tindakan transformasi sosial sebagai bentuk
pengabdian terhadap Allah SWT. Kedua, sebagai proses pembelajaran
kembali nilai-nilai al-Qur‟an dan hadits yang mendorong inisiasi kreatif
bagi
27 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
ummat dalam rangka rahmatan lil alamin. Ketiga, pelembagaan inisiasi-
inisiasi kreatif dalam rangka merawat keberlanjutan transformasi sosial
sehingga mudah direplikasi. Keempat, berorientasi pada pembaruan-
pembaruan yang mampu mendukung kebermanfaatan yang bermakna.
Kelima, bersikap kolaboratif dengan berbagai pihak sebagai kehendak
murni mendorong kemajuan kehidupan
S
H
K
e
m
eDi
re
kt
or
K
P o
e m
n isi
K
di o
di U
k ni
a t
n P
K
d e
28 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
L
e
U
ni
te
d
St
P
ea
C
e
nt
re
fo
K
e
m
eK
e
m
eJa
K ri
e K
w e
M
ir aj
a el
us is
a E
h K
aa e
K
e
m
eG
re
M
aj
K
e
M
Li u
n h
g aK
k e
u m
n eK
ga e
n m
eK
e
m
e
29 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
K
e
m
eK
e
K
e
B
a
G d
e aU
n NI
K
er e
as m
i eM
P aj
el el
aj is
M
ar aj
2. Analisis SOAR
S:
- Komunitas Literasi
- Komunitas Media hingga akar rumput
S:
- Ide kreatif
- Jaringan Struktur Internal
- Ideologi Muhammadiyah
- Administrasi tertata
O:
- Pendidikan baik
- Pertumbuhan ekonomi kretif
- Pemuda menyukai produk ramah lingkungan
30 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
- Peduli kesehatan
- Kecil akan buta huruf
- Pengguna Media
- Tertarik pada pembaharuan Iklim
- Kebijakan Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pembangunan ekonomi
nasional
A:
- Inklusi
- Akselator dan Inkubator Bisnis Milenial
- Lingkungan Hidup
- Jaringan lokal dan Internasional
- Generasi Pelajar Sehat
R:
- Munculnya komunitas lingkungan
- Difabel
- Munculnya Komunitas Kreatif
- Tumbuh dan berkembang aktivitas wirausaha
- Terjalin hubungan kerjasama Lokal dan Internasional
SA
- Campaign Media tentang Inklusi
- Menggerakan Medi untuk peduli pada Inklusi
31 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
- Kajian melaui komunitas Literasi tentang Inklusi
- Infografis tentang Lingkungan melului media
- Menggerakkan massa untuk melakukan aksi tanggap lingkungan
- Jaringan struktur Internal menjadi akselerator dan Inkubator Bisnis
- Dengan Idieologi Muhammadiyah yang kuat dapat memaksimalkan jaringan
Lokal dan Internasional yang sudah tersebar
- Dengan jaringan Struktur serta pengelolaan media yang baik dapat
memkasimalkan hubungan lokal dan Internasional
OA :
- Dengan Pendidikan yang baik dapat membangun Isu-isu Inklusi
- Dengan tumbuhnya pertumbuhan ekonomi kreatif dapat memberikan ruang bagi
Inklusi untuk berekspreasi
- Pengguna media yang cukup banyak mempermudah akses entrenprenur
- Dengan tumbuhan kesadaran pemuda tentang produk ranah lingkungan
memberikan ruang bagi lingkungan yang baik
- Dengan tumbuhnya kepedulian kesehatan memberikan ruang untuk kegiatan
aksi tentang pelajar sehat
- Dengan pendidikan yang baik serta kecilnya akan buta huruf, memberikan
ruang bagi generasi milenial untuk menjadi agent peduli Inklusi
- Dengan makin banyaknya pengguna Media di Indonesia memberikan ruang
Campaign Inforgrafis tentang Inklusi
- Dengan makin banyak yang peduli terhadap perubahan Iklim depat
menggerakkan aksi-aksi peduli lingkungan
- Adanya kebijakan revitlisasi pendidikan vokasi dan ekonomi nasional
memberikan ruang bagi Inklusi untuk bereksplorasi lebih
SR :
- Memaksimalkan komunitas media untuk mengkoordinir komunitas –
komunitas media yang tumbuh dan berkembang
- Memaksimalkan jaringan struktur Internal dan tertatanya administrasi IPM
untuk memantau dan memaksimalkan komunitas kreatif
32 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
- Melalui massa dan media yang terhimpun rapih membetuk komunitas-
komunitas difabel dengan berbentuk wadah beragam
- Memberikan akses kepada kader-kader yang memiliki Ideologi
Muhammadiyah untuk membentuk jaringan Internasional (Beasiswa) /
Jaringan Kerjasama
- Memaksimalkan jaringan media untuk menggalakkan campaign maupun
media bisnis yang universal
OR :
- Adanya kebijakan revitalisasi vokasi dan ekonomi memberikan ruang dan
mempertegas melalui media maupun secara litigasi tentang UMKM yang
care akan difabel
- Dengan perkembangan pendidikan yang baik menjadikan mereka sebagai
agent-agent (kader) peduli lingkungan
- Dengan munculnya revitalisasi pendidikan yaitu dalam bidang vokasi
memberikan ruang – ruang baik untuk difabel maupun ekonomi kreatif mulai
dari komunitas sampai UMKM.
- Dengan pertumbuhan ekonomi kreatif dapat membuka akses hubungan
kerjasama lokal dan Internasional
33 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
3. Analisis Apreciative Inquiry
34 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
b. Dream
Berkaitan dengan apa yang diimpikan oleh organisasi. Dream adalah visi
dan atau misi yang ditentukan oleh organisasi dalam jangka waktu
tertentu.
c. Design
Berkaitan dengan apa yang harus dilakukan, disediakan, atau
dikondisikan agar Dream muncul.
d. Destiny
Berkaitan dengan strategi atau bentuk aksi semacam apa yang harus
dilakukan agar Design dapat berjalan?
e. Delivery
Berkaitan dengan strategi apa yang dibutuhkan agar destiny mampu
berjalan maksimal. Delivery juga berkaitan dengan upaya mendampingi
proses penerapan rancangan strategi, hingga mengevaluasinya.
35 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
dari sisi tiap – tiap anggota serta penggerak yang ada di dalamnya
hingga saat ini sebelum dapat menyusun berbagai macam strategi
gerakan kedepannya sehingga diperlukan spirit meneguhkan
untuk dapat menjadi refleksi bagi kita agar dapat terus memperkuat
segala karya nyata yang ada, lahir, dan berkembang saat ini.
b. Dream (mimpi apa yang dibangun oleh IPM untuk periode 2018 – 2020)
: berdasarkan pada tahapan kebijakan, mimpi utama IPM pada periode
2018 – 2020 tidak akan terlepas pada VISI besar IPM 2024 yaitu
membumikan Gerakan Pelajar Berkemajuan dengan Menjadikan IPM
sebagai Rumah Minat dan bakat Pelajar Indonesia disertai nilai – nilai
ajaran Islam sebagai komponen Masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya.
c. Design (apa yang harus dirancang oleh IPM?): Demi mewujudkan visi
besar pada 2024, serta melalui proses discovery yang dilakukan IPM
hari ini. Maka desain yang dapat dirancang adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan Program Literasi,
sebagai basis gerakan IPM. Literasi harus tetap menjadi salah satu
strategi penting untuk dapat dijadikan sebagai dasar dalam
melakukan berbagai hal kedepannya. Pengembangan program
literasi kali ini dapat berbentuk pengembangan lapak – lapak/ pojok
– pojok baca yang sudah dilakukan oleh ipm beberapa tahun
belakang ini, selain itu jaringan – jaringan literasi juga harus dapat
terrealisasi sebagai wadah sharing dan kolaborasi berbagai ide dan
gagasan didunia literasi.
2. Gerakan Inklusif,
sebagai sebuah gerakan yang modern dalam mewujudkan visi besar
IPM 2024 perlu bagi ipm untuk peka terhadap isu – isu inklusif
dalam gerakannya. Melalui proses analisis hal ini dapat diwujudkan
periode ini melalui pengembangan campaign-campaign kreatif, serta
kajian tentang isu inklusif baik di media maupun di dunia nyata,
memberikan akses - akses difabel untuk dapat
mengembangkan potensi –
36 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
potensinya serta menciptakan lingkungan usaha yang care terhadap
difabel dan.
Selain lingkungan hidup, generasi muda hari ini juga peduli terhadap
isu – isu kesehatan maka dapat menjadi dasar bagi IPM untuk dapat
merancang program – program campaign kreatif, serta aksi – aksi
generasi pelajar sehat.
4. Pengembangan entrepreneurship
Sebagai gerakan yang sedang menumbuhkan gerakan kemandirian
pelajar, maka penting bagi IPM untuk dapat menggunakan jaringan
struktur internal, kekuatan media, serta basis masa sebagai dasar
dalam gerakan incubator serta akselerator bisnis pelajar.
37 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
dapat menjadi strategi penting dalam melakukan program – program
penguatan pengelolaan media IPM, penguatan aksi – aksi nyata, dan
menumbuh kembangkan komunitas – komunitas kreatif berbasis
potensi pelajar.
38 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
Surat Al-Qolam ayat 1 berbunyi “Nûn, WalQalami Wamâ Yasthurûn”.
Nun dapat dimaknai sebagai “nur” atau “cahaya”. Allah Swt di dalam surat
Al- Qolam ayat 1 mengumpakan Al-Qolam (pena) sebagai media untuk
mengekspresikan pikiran, perasaan, dan pengalaman. Al-Qolam menjadi
simbol pencerahan bagi akal dan nurani manusia (tanwir al-.uqul wa al-
qulub). Melalui Al-Qolam manusia diajak untuk mendorong perubahan,
sebagaimana sifat tajdid Muhammadiyah (Z. Baidhawy, dalam Azaki
Khoirudin, 2015).
Nû n adalah salah satu huruf hijaiyah, unsur sebuah kalimat. Nû n
sebagai huruf yang bergerak-dinamis, menjadi tanda atau simbol yang
mengandung pesan untuk memahami realitas sosial. Nû n juga dapat
dimaknai sebagai teori-teori atau rumus-rumus pengetahuan yang meru-
pakan hasil kerja keras keilmuan para ilmuan terdahulu (Azaki Khoirudin,
2015). Kesadaran Al-Qolam atau kesadaran Nû n dengan demikian
menuntun manusia untuk membaca, menulis, dan mengupayakan
transformasi sosial sebagai konsekuensi logisnya. Kesadaran Nû n
mengajarkan manusia bahwa realitas dapat dipahami dengan
memaksimalkan peran akal. Segala upaya yang ditempuh atas kesadaran
Nû n akan membawa manusia mengenal Allah Swt sebagai Yang Maha
Memiliki Ilmu. Dengan demikian kesadaran Al-Qolam atau kesadaran Nû n
tidak saja menuntun manusia ke jalan yang lurus tetapi juga membuka
pemahaman atas tanggungjawabnya sebagai khalifah filardh. Di antara
beberapa tugas manusia ialah menjaga alam semesta dari kerusakan yang
ditimbulkan akibat pengabaian kesadaran Nû n. Maka penting bagi IPM
untuk menjadikan kesadaran Al-Qolam atau kesadaran Nû n
sebagai basis dari ideologi, paradigma, dan gerakannya.
Al-Qalam /
Nuun
39 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
sebagai panduan mengimplementasikan keyakinan dan cita-citanya
secara konkret di kehidupan pelajar Indonesia. Ideologi juga
mempengaruhi cara pandang IPM dalam empat aspek pokok
pembahasan; kebangsaan, kenegaraan, kemanusiaan, dan persyarikatan.
Dalam perihal kebangsaan sudah jelas, berdasarkan nilai Al-Qolam yang
berarti melek terhadap realitas sejarah mengakui bahwa sifat
kebangsaan Indonesia adalah “bhineka tunggal ika” yang tidak keras
menghadapi perbedaan.
Dalam perihal kenegaraan berarti IPM memegang prinsip darul ahdi
wa syahadah, dan tidak mengakui kategori selain itu karena akan
bertentangan dengan ajaran Islam Berkemajuan. Perihal kemanusiaan,
ideologi IPM sudah sangat jelas mengacu pada prinsip “pencerdasan,
pembelaan, pemberdayaan, dan pembebasan”. Sedangkan perihal
persyarikatan, ideologi dituntun oleh konsep Islam Berkemajuan yang
memegang teguh tauhid dan sikap moderat serta mengedepankan amal
sosial.
Paradigma sebagai aspek kedua dari Al-Qolam berarti kerangka
berpikir utama IPM selalu disandarkan pada nilai-nilai Al-Qolam.
Paradigma bagi IPM didefinisikan sebagai seperangkat konsep yang
berhubungan sama lain secara logis dan membentuk sebuah kerangka
pemikiran yang berfungsi untuk memahami, menafsirkan dan
menjelaskan realitas yang dihadapi. Paradigma Al-Qolam dengan
demikian membantu IPM untuk menerjemahkan konsep Islam
Berkemajuan yang sesuai dengan konteks gerakan IPM. Terdapat paling
tidak tiga paradigma Al-Qolam IPM:
40 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
Tertib Belajar,
Tertib Ibadah, Tertib
Organisasi
Pencerdasan,
pemberdayaan, dan
pembebasan
Tiga Paradigma IPM
Penyadaran,
pemberdayaan, dan
pembelaan
Pelajar Berkemajuan
41 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
Diri Sendiri
Lingkungan
42 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
b. Ketaatan beribadah
c. Istiqamah
d. Keikhlasan
e. Berjiwa gerakan
f. Suka beramal
g. Bermasyarakat
h. Keteladanan
i. Moderat
j. Tajdid
k. Ekoliterasi
2. Nilai Berorganisasi
a. Good Governance s. Kemashlahatan umum
b. Tersistem t. Ekoliterasi
c. Kolektif-kolegial u. Pro-dhuafa
d. Musyawarah v. Keandalan
e. Menggembirakan w. Keterpaduan
(tabsyir) x. Kesinambungan
f. Shidiq y. Pencerahan
g. Amanah z. Demokrasi
h. Fathonah aa. Transparansi
i. Disiplin bb. Toleransi
j. Komitmen Ukhuwah cc. Anti kekerasan
k. Visioner
l. Dinamis
m. Ekoliterasi
n. Nilai Sosial
o. Keunggulan
p. Amar ma‟ruf Nahi
munkar
q. Orientasi misi
r. Amal shalih
43 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
BAGIAN II PROGRAM KERJA IPM PERIODE 2018 – 2020
Keilmuan
Kekaderan
Keberpihakan
Keislaman
Kemanusiaan
Keorganisasian
44 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
Keilmuan juga berarti segala program dan aktivitas IPM harus karena
tujuan keilmuan yakni sebagai sarana mempelajari ilmu dan pengetahuan
3. Keberpihakan
Keberpihakan maksudnya ialah segala program dan aktivitas IPM harus
jelas letak keberpihakannya terhadap aspirasi pelajar. IPM memiliki
tanggungjawab untuk membawa aspirasi pelajar dan mengadvokasinya.
Kata “keberpihakan” menunjukkan bahwa posisi IPM tidak netral terhadap
keadaan. IPM harus terlibat aktif atas kepentingan pelajar. Keberpihakan
adalah salah-satu kriteria capaian umum yang sangat penting bagi IPM.
Dalam banyak kasus IPM harus mampu berpihak pada mengadvokasi
kepentingan kelompok pelajar-rentan (pelajar difabel, pelajar perempuan,
pelajar putus sekolah, pelajar dari kelas sosial menengah ke bawah).
Dengan demikian capaian umum keberhasilan IPM terletak pada
kemampuannya menunjukkan keberpihakan yang semakin dibutuhkan.
4. Pemberdayaan
Pemberdayaan sebagai kriteria capaian umum IPM berarti segala gerak
IPM senantiasa ditujukan bagi proses pengembangan kemampuan
anggotanya. Pemberdayaan berarti proses pengembangan kapasitas,
kemampuan, kreatifitas, dan kekuatan pelajar. Konsep pemberdayaan
yang digunakan oleh IPM selalu bersifat partisipatoris dan dua arah.
Proses pemberdayaan dalam IPM bertujuan sebagai cara membentuk
integritas, kemandirian,
45 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
kecakapan, dan keterampilan yang dibutuhakn dalam kehidupan sehari-
hari.
5. Keislaman
IPM merupakan organisasi berbasis pelajar dengan nilai-nilai keislaman;
tauhid. Keislaman sebagai salah-satu kriteria capaian umum berarti IPM
dalam menjalankan organisasi harus menyadari posisinya sebagai sayap
dakwah Islam Muhammadiyah. IPM bertanggungjawab memformulasikan
model dakwah yang ramah, menyenangkan, dan membawa manfaat bagi
pelajar dan remaja pada umumnya. IPM dituntut untuk selalu
menawarkan inovasi dakwah bagi mad‟u muda.
6. Kemanusiaan
Kemanusiaan berarti segala proses yang terjadi di dalam pengembangan
organisasi harus bersifat manusiawi. Mengakomodir segala kapasitas yang
ada pada anggota IPM. IPM bertanggungjawab untuk menjadi wadah bagi
pelajar secara keseluruhan tanpa terkecuali. IPM tidak hanya mewadahi
aspirasi kelompok sosial pelajar tertentu, tetapi secara menyeluruh.
7. Keorganisasian
Keorganisasi berarti berfungsinya IPM sebagai sebuah sistem. Landasan
semua program IPM adalah sistem, di mana IPM bergerak atas sistem yang
berfungsi. Pemimpin IPM harus mampu mengayomi dan mewadahi setiap
anggota agar dengan ikhlas berperan maksimal di IPM, dengan berbagai
strategi manusiawi yang dapat ditempuhnya. IPM adalah organisasi, maka
sudah sewajarnya dijalankan berdasarkan pada sifat keorganisasian.
Semua program dan kebijakan IPM harus didasarkan pada musyawarah
mufakat. Organisasi IPM dijalankan dengan melibatkan kesepakatan
semua pihak.
46 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
1. Sistem Gerakan: Sistem Gerakan berkaitan dengan alur internalisasi dan
eksternalisasi nilai organisasi. Internalisasi nilai berarti nilai apa saja yang
diharapkan menjadi pegangan bersama antara setiap anggota organisasi.
Jika berkaitan dengan bidang-bidang, berarti nilai semacam apakah yang
diharapkan oleh bidang yang bersangkutan menjadi pegagan dan
komitmen bersama. Sedangkan eksternalisasi nilai berarti nilai apa sajakah
yang diharapkan mampu menjadi tujuan organisasi atau secara spesifik
setiap bidang yang ada di IPM. Sistem gerakan disusun dengan
berpedoman pada nilai-nilai yang tertuang dalam Aktualisasi Sistem
Gerakan IPM.
2. Organisasi dan Kepemimpinan: organisasi dan kepemimpinan berarti hal
apa saja yang dibutuhkan atau harus disediakan oleh organisasi dan
kepemimpinan dalam memfasilitasi perjalanan organisasi menuju
terwujudnya visi.
3. Jaringan: jaringan berkaitan dengan apa yang harus dilakukan oleh bidang
atau organisasi dalam memfasilitasi tercapainya visi yang berkaitan dengan
kemitraan. Misalnya untuk mencapai visi gerakan Iqro‟ maka perlu
ditentukan bagaimana, dengan siapa, IPM harus membangun jejaring.
4. Sumber daya: sumber daya adalah hal apa saja yang dapat dicapai oleh
kerja organisasi atau bidang berkaitan dengan peningkatan kapasitas
anggota dan sasaran program. Sumber daya juga berarti dukungan apa
yang dibutuhkan oleh organisasi atau bidang agar visinya tercapai
(dukungan finansial atau infrastruktur).
5. Aksi: aksi adalah wujud konkret dari strategi perencanaan visi. Aksi juga
berarti garis besar dari apa yang dapat dilakukan agar visi tercapai.
N A
o pe
BIDANG
ORGANIS
T
1 V
i e
s r
47 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
p
e
r
k
M
2 Si e
st n
e g
M
e
n
3 O i
r n
g g
a k
ni a
t
M
e
4 m
Ja p
ri e
n r
g k
M
e
5
ni
S
n
u
g
m
k
6 A
k
s
i
BIDANG
PERKAD
B
e
1 V r
is
k
i
e
m
b
48 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
di
n
a
m
ik
a
k
e
m
M
e
m
p
2 S e
i r
s k
t u
e a
m t
M
e
n
O d
3 r u
g k
a u
n n
i g
s
M
e
4 J
ni
a
n
r
g
i
k
M
e
m
5 S b
u e
m n
b t
e u
r k
49 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
6 A
k
s
i
BIDANG
PENGKAJ
T
e
r
b
1 V e
i n
s t
i u
k
n
M
e
2 S n
i g
s e
t m
e b
M
e
n
3 O g
r u
g a
a t
n k
a
M
e
4 J
m
a
b
r
e
i
n
50 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
5 S
u
m
b
e
6 A
k
s
i
BIDANG
KAJIAN
B
e
r
k
1 V e
is m
i b
a
n
g
M
e
n
2 Si g
st h
e i
m d
G u
e p
O
3 r
g
a
n
is
a
si
51 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
M
e
m
4 Ja b
ri a
n n
g g
a u
n n
M
e
5 S n
u i
m n
b g
e k
6 A
k
si
BIDANG
APRESIASI
B
1 V e
i r
s k
i e
52 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
m
a
n
u
M
e
n
i
2 Si n
st g
e k
m a
G t
e k
M
O e
3 r
n
g g
a u
n at
M
e
4 J n
a g
r u
i a
n tM
e
5 S
n
u
g
m
a
b
n
M
e
6 A
m
k
b
si
e
BIDANGn
ADVOK
T
e
r
w
u
1 V
j
i
u
s
d
i
n
y
a
53 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
M
e
n
g
e
2 Si
m
st
b
e
a
m
n
G
g
e
k
r
aM
e
O n
3 g
r u
g a
t
a
k
n a
M
e
n
4 J i
a n
r g
i k
n a
g tM
e
5 S m
u f
m a
b s
e i
6 A
k
s
i
54 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
a
d
v
o
k
a
t
i
f
p
e
l
a
j
a
r
,
BIDANG s
PENGEMBAN
B
e
1 V
r
is
k
i
e
m
M
e
n
u
2 Si m
st b
e u
m h
G k
e a
M
e
O
3 r n
g
g
u
a
a
n
t
is M
e
4 Ja n
ri g
n i
g n
a t
55 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
M
5 S e
u n
m ci
6 A
k
si
BIDANG
IPMAWA
M
e
m
p
1 V e
is r
i k
u
a
t
2 Si
st
e
m
G
e
r
a
56 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
O
3 r
g
a
n
is
a
si
d
57 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
p
e
r
d
a
g
a
n
g
a
n
4 Ja
ri
n
g
a
n
T
e
r
5 S u
u s
m
b m
e e
58 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
te
r
m
a
6 A
k
si
BIDANG
HUBUNG
M
e
1 V
m
is
b
i
a
n
Si
2 st
e
m
G
e
r
a
k
59 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
M
e
O n
3 r g
g g
a e
n r
is a
k
4 Ja M
ri e
n m
5 S M
u el
m a
6 A
k
si
LEMBAG
A
M
e
1 V m
is b
i a
n
g
M
e
2 Si n
st i
e n
m g
G k
60 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
O
3 r
g
a
n
is
a
si
d
a
n
K
e
p
M
a
m
4 Ja p
ri u
n
g m
a e
n Mm
e
n
g
5 S u
u a
m t
b k
e a
r n
6 A
k
si
61 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
Lembaga
Media,
B
e
1 V r
is k
i e
m
b
M
e
n
g
2 Si e
st m
e b
m a
G n
e g
M
O e
3 r
m
g p
a e
n rM
4 Ja e
ri m
n b
62 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
in
fo
r
m
M
e
5 S l
u a
m h
b i
e rM
e
6 A
n
k
g
si
e
LEMBAGA m
PENGEMBAN
M
e
1 V m
is b
i a
n
g
M
e
2 Si
ni
st
n
e
g
m
k
M
O e
3 r
m
g p
a e
n r
M
e
4 Ja m
ri b
n a
g n
a gM
5 S el
u a
m hi
6 A
k
si
63 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
Membudayakan kajian isu-isu strategis
Mengembangkan budaya riset
64 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
BAGIAN III STRATEGI KOMUNITAS KREATIF
Melanjutkan spirit sharing dan kolaborasi yang telah dihasilkan pada Muktamar
XX 2016 di Samarinda, IPM hari ini akan mencoba tetap konsisten mengapresiasi
serta mengembangkan kreatifitas, minat, dan bakat pelajar ditambah dengan
munculnya komunitas - komunitas beragam hari ini yang lebih disukai daripada IPM,
seperti komunitas pecinta alam, komunitas suka film, komunitas menulis, komunitas
online, komunitas etnis, dll. Ini harus dijawab oleh IPM karena pada dasarnya
memiliki berbagai potensi dengan karakteristik :
65 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, mereka dapat
memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan
sejumlah kondisi lain yang sama”. (Wikipedia.org).
Istilah komunitas dalam Al-Qur’an adalah ummah yaitu berakar dari kata al-umm
(induk, ibu). “Komunitas” sejajar dengan “ummat”. Ummat asal kata dari amma-
yaummu, berarti “menuju”, “menumpu”, “meneladani”. Kata “amm” juga berati berniat
dan bermaksud, berarti komunitas harus dibangun atas maksud, niat dan cita-cita
yang sama. Tidak ditemukan satupun penggunaan istilah komunitas (Arab: al-
mujtama’) dalam al-Qur’an. Namun lebih banyak menggunakan istilah ummah.
Walaupun, ada 12 term Komunitas, dalam penelitian Ali Nurdin (2006: 57-99), yaitu
qaum, ummah, sya’b, qabilah, firqah, thaifah, hizb, fauj, ahl, alu, al-Nas, dan asbath.
Menurutnya ada tiga kata inti dari ummah, (1) suatu golongan manusia (jamaah,
komunitas); (2) setiap kelompok manusia yang dinisbatkan kepada nabi; (3) setiap
generasi manusia sebagai satu ummat. Dari makna harfiah di atas, ummah adalah
suatu komunitas yang hidup teratur, mempunyai tujuan (impian) dan aturan main
berkelompok untuk mewujudkan tujuannya (utopianya). Intinya komunitas itu
memiliki satu impian yang sama. Sebuah perkumpulan manusia yang anggotanya
memiliki tujuan yang sama satu sama lain, saling bahu membahu agar bisa bergerak
menuju tujuan yang dicita-citakan berdasarkan kepemimpinan kolektif.
66 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
dalam sebuah aktivitas yang dapat dirasakan orang lain. Ini kemudian dapat
dijadikan sebuah strategi gerakan IPM untuk melakukan perubahan sosial dan
kebudayaan.
67 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
3. Dakwah Pembebasan. Ialah perubahan dari kondisi tertinggal menjadi tumbuh
dan berkembang, dari terbelenggu dan tertindas menjadi terbebaskan. Mereka
menjadi manusia seutuhnya.
A. Orientasi
Komunitas kreatif IPM haruslah dapat mewadahi minat dan bakat pelajar dalam
keahlian (softskill) khusus yang mempunyai nilai-nilai Intelektualitas dan kreatifitas
dalam meninggkatkan dan menggembangkan potensi dan keahlian generasi muda
dengan tujuan :
1. Formal
Formal berarti komunitas akan secara resmi berada dibawah system organisasi
pimpinan IPM ditingkatannya. Seperti Kopaska di jawa timur dan beberapa
komunitas di tempat lain yang pengelolaan nya bersifat formal diatur oleh
pimpinan IPM pada tingkatannya masing – masing. Dalam sifat formal ini, berbeda
dengan posisi lembaga. Komunitas dapat berbentuk sebagai salah satu program
dari sebuah bidang yang ada di ipm pada tingkatannya dan inisiasinya haruslah
berdasar pada sebuah rancangan program pimpinan IPM pada periode tertentu.
2. Non Formal
Non Formal berarti komunitas akan dibuat suluwes mungkin, walau terinisiasi
oleh pimpinan IPM pada tingkatannya namun setiap pegiat komunitas tersebut
diberikan kebebasan dan keleluasaan dalam mengelola komunitasnya tersebut
dengan tetap menjalankan nilai – nilai yang ada namun tidak secara formal
melekat
68 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
pada tiap kebijakan yang ada pada pimpinan IPM di tingkatannya seperti
komunitas Teaching and Trip di Kalimantan Selatan yang dapat menjalankan
komunitas tanpa melekat pada kebijakan IPM ditingkatannya dengan tetap bisa
ada dalam koordinasi dengan secara resmi berada dibawah sistem organisasi
pimpinan IPM ditingkatannya. Dengan sifat non formal ini, komunitas dapat
muncul dan terinisiasi hanya dengan minat bakat yang dimiliki pimpinan IPM pada
periode tertentu sehingga Berbeda dengan formal, inisiasi komunitas ini tidak
harus selalu atas dasar sebuah kerja pada sebuah bidang di ipm pada tingkatannya
dan setiap aktivitas nya tidak perlu dilaporkan pada tiap musyawarah pimpinan
IPM ditingkatannya.
Dalam sebuah strategi panjang dakwah IPM, komunitas kreatif IPM menjadi salah
satu strategi yang harus menjadi titik tekan dalam langkah IPM menghadapi
tantangan zaman. Dengan berbagai macam sifat, model, dan metode nya masing –
masing IPM pada tingkatan, dan wilayah tertentu yang namun tetap bertumpu
pada mimpi besar nilai - nilai IPM sehingga pada suatu ketika akan banyak
aktivitas pelajar yang terinisiasi oleh dan dari Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
B. Nilai - Nilai
Komunitas kreatif IPM berbasis pada kesatuan kelompok pelajar yang bergabung dalam
satu minat dan hobbi tertentu Anggota pelajar Muhammadiyah maupun pelajar lainnya
yang memiliki minat dan bakat yang sama . sehingga komunitas ini tetap pada bentuknya
sebagai wadah pengambangan minat, dan bakat pelajar.
kesukarelaan harus muncul dalam tiap – tiap aktivitas karena tiap – tiap orang dalam
inti komunitas haruslah Memiliki kesamaan ide ataupun gagasan yang digulirkan dalam
komunitas tersebut, Merasa tujuan yang diemban dalam komunitas tersebut dapat
mewadahi keinginannya sehingga dapat terwujud Suasana komunitas yang menyenangkan
dan membuat mereka bahagia, serta produktif. Dalam menjalankan aktivitasnya maka
komunitas kreatif IPM haruslah memiliki pembeda dari komunitas lain, yaitu :
69 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
Islam yang dimaksud adalah agama rahmatan til 'alamin yang membawa
kebenaran, keadilan, kesejahteraan, dan ketentraman bagi seluruh umat manusia
yang bersumber dari Al- Qur'an dan as-Sunnah. Artinya, nilai Islam yang
dihadirkan dalam komunitas ini adalah Islam yang sesuai dengan konteks zaman
yang selalu berubah-ubah dari satu masa ke masa selanjutnya sesuai dengan apa
yang diyakini oleh Muhammadiyah.
2. Nilai Keilmuan
Nilai ini menunjukkan bahwa komunitas kreatif ini memiliki perhatian serius
terhadap ilmu pengetahuan sebagai dasar penting dalam mengetahui dunia
secara luas, serta menjadi dasar dalam tiap aktivitasnya.
3. Nilai Kemandirian
Nilai ini ingin mewujudkan pegiat – pegiat komunitas yang memiliki jiwa yang
independen dan memiliki ketrampilan pada bidang tertentu (skill) sebagai
bentuk kemandirian personal dan gerakan tanpa selalu bergantung.
4. Nilai Kemasyarakatan
Nilai kemasyarakatan dalam komunitas ini harus berangkat dari kesadaran IPM
untuk selalu berpihak kepada cita-cita penguatan masyarakat sipil. Sehingga
komunitas yang diinisiasi ipm apapun bentuknya haruslah bernafas dan
bertujuan untuk membuat sebuah social change dan kebermanfaatan bagi
masyarakat.
C. Stakeholder
Sebuah komunitas kreatif dalam beraktivitas dan menghasilkan karya – karya
nyata nya ditengah era Disrupsi hari ini tidak dapat menutup dirinya dari dunia luar.
Sebagai bentuk mengimplementasikan Spirit Pelajar Berkemajuan (Sharing, dan
Kolaborasi) yang telah di hasilkan pada Muktamar yang lalu maka memang sangat
dibutuhkan sinergitas dengan berbagai stakeholders yaitu :
1. Pemerintah
Sesuai dengan perannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi
stakeholder penting dalam melakukan aktivitas kerja – kerja menghasilkan karya
nyata untuk kemajuan generasi penerus bangsa.
70 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
2. Researcher
Research /penelitan atau hasil – hasil kerja ilmiah akan berperan penting dalam
membuat dan membangun dasar – dasar sebuah transformasi kehidupan
3. Komunitas lain/asosiasi
Posisi dan peran Komunitas lain / asosiasi sangat strategis karena akan membentuk
sebuah ekosistem (jaringan) untuk menumbuhkan inisiatif, partisipatif dan antusias
sebagai implementasi spirit Sharing dan Kolaborasi
4. Jaringan Internasional
Dalam rangka menjawab tantangan zaman, maka posisi dan peran jaringan
internasional juga cukup penting untuk dapat membentuk sebuah jaringan sharing dan
kolaborasi, karena hari ini kita tidak hidup hanya untuk Indonesia saja namun kita ada
ditengah masyarakat dunia yang tanpa sekat serta batas ruang, dan waktu lagi.
5. Media
Sesuai dengan perannya maka media bermanfaat untuk memberitakan,
mensosialisasikan dan menginformasikan yang baik dan benar serta membackup
proses pengembangan dan pemberdayaan.
71 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
BAGIAN IV AGENDA AKSI
A. Generasi Pendaur
1. Kerangka Dasar
Generasi pendaur adalah salah satu bentuk agenda aksi dari problematika
lingkungan yaitu membentuk generasi milenial untuk peduli pada aksi –
aksi bidang lingkungan. Bentuk aksi dari generasi pendaur ini dapat fleksibel
sesuai dengan ranah masing – masing. Dimulai dari generakan paling ringan
yaitu memisahkan mendaur - sampai menjadi barang yang siap guna. Generasi
pendaur ini pula tidak hanya berhenti pada tahapan sampah saja namun pada
persoal an lingkungan.
Realitas sosial yang terjadi di lingkungan kita telah banyak mengalami
kerusakan. Kerusakan lingkungan memberikan dampak negatif terhadap
kehidupan manusia. Oleh karena itu, diperlukan cara - cara mengatasi kerusakan
lingkungan maka generasi pendaur ini bergerak dalam beberapa lini diantaranya
: reboisasi atau penghijauan di lahan yang telah rusak, mencegah penebangan liar
dengan melakukan aksi campaign, mengurangi penggunaan bahan bakar fosil,
dan menggantinya dengan bahan bakar alternatif, melakukan gerakan kampanye
penggunaan kantong kresek yang dapat di daur ulang, membuat sengkedan di
daerah lereng pegunungan yang digunakan sebagai lahan pertanian, mengolah
limbah terlebih dahulu sebelum dibuang kelingkungan, menggunakan bahan-
bahan yang mudah diuraikan mikroorganisme di tanah, melakukan upaya
remidiasi yaitu membersihkan permukaan tanah dari berbagai macam polutan.
Menerapkan prinsip 4R yaitu :
a. Reduce, artinya mengurangi pemakaian
b. Reuse, artinya memakai ulang
c. Recycle, artinya mendaur ulang
d. Replant, artinya menanam atau menimbun sampah organik
72 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
Unsur unsur pembentuk lingkungan
2. Tujuan :
Adapun tujuan dari agenda aksi ini adalah :
1) Gerakan penyadaran, hal yang paling fundamental dalam setiap aksi adalah
tumbuhnya kesadaran dari lini pelajar dan masyarakat umum secara
luasnya.
2) Munculnya kampanye – kampanye peduli lingkungan melalui media sosial.
3) Adanya kecenderungan lembaga - lembaga pendidikan akan pentiangnya
pesantren ekologi dalam program kerja mereka.
4) Munculnya relawan-relawan peduli lingkungan.
5) Terjalinnya relasi lokal maupun internasional baik melalui
lembaga/organisasi mapun Komunitas lingkungan yang terbentuk
3. Pengorganisasian
Sub judul diatas buka bermaksud menekan pada tahap struktur IPM
namun lebih luas dari pada itu. Pengorganisasian disini lebih kepada pelaku
dan bagaimana, serta siapa pelaksana agenda aksi ini. Agenda aksi ini dapat
diterapkan seluruh level struktur IPM mulai dari ranting sampai wilayah, serta
komunitas-komunitas yang dikembangkan oleh gerakan IPM. Gerakannya
lebih disederhakan tergantung level atau tingkatannya. Tentunya kelas
kelompok ranting akan sulit masuk terhadap problem lingkungan
(kerusakan hutan). Maka untuk tahap seperti ranting lebih di utama pesantren
ekologi yaitu seperti pengelolaan limbah botol, kertas sisa yang sudah tidak
terpakai atau koran bekas, kain perca, daun-daun serta lainnya sebagainya.
73 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
Masing-masing tingkatan struktur boleh atau dapat mengambil
masalah sesuai dengan kemampuannya ataupun kondisi kedaerahannnya.
Sehingga tidak terpatok pada struktur tertentu mapun Isu tertentu dalam
konteks lingkungan.
4. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaanya kami tidak membatasi masing-masing tingkatan
organisasi maupun komunitas untuk bereksplorasi. Namun hanya sebatas
memberikan gambaran agenda aksi :
1. Tahap Penyadaran : Dalam tahap ini harus memulai campaign Infografis
tentang lingkungan, perlu diingat bahwasanya campaign harus jelas
sasarannya bukan hanya sekederan share melalui media sosial. Adapun
tahp ini dimulai dengan jangka waktu 1-3 bulan
2. Tahap Pembentukan : Setelah adanya campaign penyadaran maka
mulailah
dikelompokkan. Ingat jangan terburu-buru untuk membentuk struktur
seperti di IPM biarkan forum berkolaborasi dengan keadaan terlebih
dahulu. Dalam tahap ini pula peserta akan dibimbing oleh fasilitator yag
berasalah dari NGO, Pemerintahan (Dinas Lingkungan), mapun penyuluh
dalam lembaga Kemenag.
3. Tahap Aksi : tahap ini mereka digiring untuk melakuan pengelolaan.
Secara simpel seperti bank sampah, mulai di bentuk struktur ketua,
sekretaris, bendara. Jika dimungkinkan dapat berkembang dalam bidang
yang sekiranya dibutuhkan. Dalam tahap aksi ini kelompok atau forum
belum berjalam secara mandiri sehingga perlu pemantaun mengingat usia
komunitas yang masih 3 – 4 bulan. Sampai terbentuk karya-karya yang
ringan namun menarik.
4. Tahap Pengujian : Setelah selesai semua, forum akan diajak ke ajang
pameran atau lomba-lomba yang diadakan oleh pemerintah maupun
Muhammadiyah.
5. Tahap Monitoring : Barulah mereka yang terlibat sejak awal, boleh dilepas
untuk dapat bereksplorasi sesuai apa yang telah dilatih, kita sebagai IPM
74 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
dapat memantau seperti memeriksa kegiatan bulanan mapun ikut terlibat
di dalamnya.
B. Campaign Inklusi
1. Kerangka Dasar
Munculnya agenda aksi dari Campaign Inklusi ini adalah dari keprihatinan
terhadap wawasan dari mayoritas masyarakat disekitar kita utamanya para
pelajar yang cenderung memarginalkan saudara-saudara kita yang memiliki
keistimewaan tersendiri. Dalam realitanya di dunia pendidikan selama ini anak-
anak berkebutuhan khusus mengikuti pendidikan yang sesuai dengan
kelainannya. Secara tidak disadari akan membangun tembok eksklusifisme bagi
anak-anak tersebut. Akibatnya dalam lingkungan masyarakat anak berkebutuhan
khusus tersingkirkan dari masyarakat. Sementara anak-anak inklusi sendiri
merasa mereka menjadi bagian yang tidak integral dengan realitas
kemasyarakatan. Secara dasar hukum mulainya agenda inklusif muncul dalam
Conventional on the right of person with Disabiliteis and optional protocol yang
disahkan pada maret 2007 dalam pasal 24. Adapun tujuannya adalah untuk
menjalin partisipasi penuh anak berkebutuhan khusus dalam masyarakat.
Mungkin yang menjadi pertanyaan adalah kenapa hanya sekedar campaign?
Realitas di Indonesia banyak kasus bermunculan misalnya minimya sarana
penunjang sistem pendidikan inklusif, terbatasnya pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat maupun para tenaga pendidik,
sisitem pendidikan di Indonesia pada umumnya masih disiapkan untuk mereka
yang normal saja dan baru sedikit yang dapat melakukan sekolah inklusif secara
masif. Pendidikan inklusif hanya sebatas eksperimental. Maka gerakan
penyadaran kepada lapisan masyarakat yang paling terdidik yaitu pelajar,
menjadi tujuan untuk untuk menjadi agen - agen di periode kedua untuk
bergerak dan terus masif melakukan aksi-aksi kepedulian.
2. Tujuan :
1. Tumbuhnya pengetahuan tentang anak berkebutuhan khusus
75 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
2. Munculnya pemahaman akan pentingnya memberikan penghargaan mulai
dari perkembangan, motivasi serta berinteraksi dengan media pembelajaran
3. Pemahaman tentang hamabatan belajar, baik disebabkan kelainan fisik
maupun mental
4. Pemahaman tentang menciptakan lingkungan yang ramah bagi para inklusi.
5. Terbentuk rasa kepedulian untuk berkolaborasi dan berdaya tanpa
membedakan kelas sosial
6. Tumbuhnya forum-forum diskusi tentang inklusi yang memberikan dampak
pada pemahaman ke masyarakat
3. Pengorganisasian
Di era 4.0 ini campign lebih di uatamakan melalui media sosial. Karena mayoritas
masyarakat kita adalah generasi muda dengan ledakan bonus demografi. Tentu
ini dapat menjadi objek sosialisasi. Maka IPM saat ini memiliki aset yaitu Team
Media. Melalui potensi ini nantinya merekalah yang melakukan kegiatan
campaign dengan pengorganisasian melalui IPM dalam hal ini bisa di bawah
bidang advokasi, maupun bidang umum. Selanjutnya dapat pula dimulai dari
komunitas literasi yang sudah berjalan di IPM. Maka hanya tinggal menggiring
kajian-kajian tentang Inklusi.
4. Pelaksanaan
1. Tahap Pengumpulan Data : IPM menjadi Litbank terhadap kajian mengenai
Inklusi mulai dari siapa itu inklusi, bagaimana perkembangannya, serta hal-
hal lainnya yang sekiranya mendukung hal tersebut. Serta dibutuhkan kajian
bersama akademisi untuk mendukung data-data IPM hari ini.
2. Tahap Menyusun Infografis : Setelah data terkumpul lengkap disertai data-
data pendukung lainnya, maka disusunlah konten-konten infografis yang
mudah dan menarik, perlu diingat tahap ini harus jelas. Apa isu yang akan
diangkat pada bulan pertama, serta apa capaian informasi yang akan
disampaiakan
3. Tahap Evaluasi : Buatlah poling melalui media sosial tentang kepuasan atas
infografis yang IPM berikatan terhadap khalayak. Perlu juga mengevaluasi
bagaimana khalayak memahami tentang inklusi.
76 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
C. Sociopreneur Pelajar
1. Kerangka Dasar
Agenda aksi ini menajdi upaya yang dilakukan untuk menjawab tantangan
perkembangan zaman di era 4.0 dan juga menjaga khittah perjuangan
Muhammadiyah dan IPM, IPM perlu untuk membangun kemandirian diri dan
juga kemandirian pelajar dengan memanfaatkan perkembangan teknologi
sekaligus membentengi diri dari dampak negatif perkembangan zaman yang jika
tidak diterima dengan positif maka akan menggerus tubuh IPM. Hal ini tentunya
membuat IPM harus berdaya dan memberdayakan pihak disekitarnya sebagai
upaya gerakan pemberdayaan di IPM. Pihak di sekitarnya dalam konteks ini juga
termasuk pelajar difabal, sudah saatnya IPM peduli dengan pelajar difabel yang
tentunya menjadi bagian dari pelajar itu sendiri. Upaya pemberdayaan juga
merupakan upaya tindak lanjut dari proses pencerdasan di IPM. Sehingga kelak
pelajar dan kader IPM setelah paham dan sadar akan realitas juga mampu
membangun kemandirian diri untuk kemudian dapat memberdayakan pelajar
yang lain dengan gaya milenial sesuai dengan zaman dan diterima oleh basis
masanya sehingga tercipta sociopreneur atau kewirausahaan yang inklusif.
Dalam agenda aksi ini diupayakan untuk membangkitkan kesadaran dan
membangun aktivitas kewirausahaan yang inklusif di IPM yang bukan hanya
berorientasi pada “self profit”, tetapi juga memberdayakan lingkungan sekitar dan
memberi dampak sosial yang baik dari aktivitas kewirausahaan tersebut.
2. Tujuan
1. Mebangkitkan kesadaran dan ketertarikan pelajar dalam
dunia kewirausahaan.
2. Melakukan upaya pemberdayaan ekonomi yang inklusif bagi kader IPM
khususnya dan pelajar umumnya.
3. Membangun kemandirian Ikatan khususnya dan pelajar umumnya.
4. Mengupayakan aktivitas yang memiliki dampak sosial yang positif
melalui kewirausahaan yang inklusif.
5. Memanfaatkan teknologi dan tren masyarakat dalam
memberdayakan ekonomi pelajar
77 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
3. Pengorganisasian
Dalam agenda aksi ini keterlibatan seluruh elemen dan lintas struktur sangat
didorong. Dari tataran grassroad hingga pusat perlu keterlibatan dalam
mengkampanyekan sadar dan aksi kewirausahaan yang bernilai sosial.
Kemudian di organisir dalam wadah untuk menjaga keproduktivitasannya.
Selain itu dalam agenda aksi sociopreneur ini juga memberikan satu media yang
dapat menjadi sarana displai dan penjagaan etosnya.
4. Pelaksanaan
1. Campaign Pelajar Berdaya
Proses pertama dalam agenda aksi ini adalah Campaign Pelajar Berdaya, yang
dilakukan oleh seluruh tataran kepemimpinan IPM dengan memaksimalkan
media yang dimiliki. Campaign ini menjadi upaya membangkitakan
kesadaran dan ketertarikan pelajar pada dunia sosiopreneur yang inklusif
dengan gaya yang milenial. Dengan campaign ini mengajak pelajar untuk
memulai menjadi pelajar yang berdaya.
2. Komunitas Sociopreneur Pelajar
Tumbuhnya kesadaran dan minat pelajar pada dunia sosiopreneur perlu terus
diberdayakan untuk terus produktif dan berkembang lewat Komunitas.
Komunitas yang diberi nama Sociopreneur Pelajar akan menjadi wadah
penumbuh-kembangan pemberdayaan ekonomi pelajar dan penjagaannya
hingga munculnya jaringan saudagar pelajar.
3. Market Place Usaha Pelajar
Memberdayakan ekonomi pelajar dan menciptakan kemandirian baik pelajar
maupun ikatan tidak berhenti pada proses penyadaran dan pemberdayaan
akan produktivitas ekonomi pelajar. Problem yang terjadi pada
pemberdayaan ekonomi pelajar adalah pemasaran dan distribusi produk
dalam lingkup pasar yang lebih luas, maka perlu menciptakan inovasi media
promosi dan distribusi yang diwujudkan dalam sebuah market place usaha
pelajar yang dibuat oleh pimpinan pusat sebagai media akselerasi dan
inkubator bisnis.
78 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
D. Gerakan Pelajar Sehat
1. Kerangka Dasar
Generasi muda hari ini menunjukkan kepeduliannya yang cukup baik
terhadap isu – isu kesehatan, namun belum pada proses pembiasaan pola hidup
sehat itu sendiri. Selain itu sehat juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar,
bagaimana kebiasaan, kepedulian, dan kecendurugan pelajar terhadap
kesehatannya maka dapat dilihat dari kondisi sosial yang melingkupinya. Atas
dasar inilah IPM dituntut untuk dapat mewadahi pelajar menjadi generasi yang
sehat. Gerakan Pelajar Sehat bukan hanya pada tindakan penanggulangan
kesehatan pelajar akan tetapi dalam bentuk promotive preventif, konsultatif
hingga partisipatif. Sehingga gerakan pelajar sehat menjadi proses pembentukan
karakter pelajar yang sehat secara jasmani dan rohani bukan hanya pada korban
akan tetapi juga pada pelaku dan pelajar awam.
Dengan mendorong kepedulian pelajar mejadi gerakan yang terorganisir
dan masif dalam upaya promotive preventif, konsultatif hingga partisipatif
pelajar untuk menciptakan pelajar sehat. Tujuan akhir inilah yang akan menjadi
input dan mempengaruhi agenda aksi yang lainnya, dengan logika bahwa
ketika pelajar sehat maka dia akan berkembang kecerdasannya dan produktif
dalam aksi-aksi baik.
2. Tujuan
1. Mendorong kepedulian pelajar yang diwujudkan dalam aksi-aksi pelajar
sehat
2. Melakukan pencerdasan kepada pelajar tetang upaya promotif-preventif,
konsultatif hingga partisipatif untuk memasifkan gerkan pelajar sehat
3. Menciptakan agen-agen pelajar sehat yang akan menjadi aktor campaign
dan
aksi gerakan pelajar sehat
3. Pengorganisasian
Gerakan pelajar sehat menjadi aksi kolektif dalam pelaksanaannya.
Campaign pelajar sehat untuk mendorong kepedulian pelajar menjadi aksi yang
kemudian di wadahi dalam bentuk komunitas. Hal ini harus dijalankan secara
kolektif diseluruh tataran pimpinan. Selain itu untuk membangun dan
memberdayakan pelajar sehat
79 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
perlu mengorganisir dan menjadikan pelajar menjadi pendamping dan konselor
kesehatan bagi teman sebayanya.
4. Pelaksanaan
1. Campaign pelajar sehat
Sebagai langkah awal Gerakan pelajar sehat maka perlu digalakkan campaign
pelajar sehat, sesuai dengan tren pelajar melalui media sosial. Campaign ini
bertujuan untuk meningkatkan kepedulian pelajar terhadap kesehatan
menjadi aksi-aksi promotif preventif, konsultatif hingga partsipatif dalam
upaya mewujudkan pelajar sehat. Karena pada proses penyadaran maka
campaign ini akan terus berjalan walaupun kesadaran pelajar akan kesehatan
sudah meningkat sebagai upaya terus menerus.
2. Komunitas Pelajar Sehat
Setelah kesadaran kolektif terbangun terhadap gerakan pelajar sehat, maka
akan muncul pelajar-pelajar yang secara kolektif melakukan pola hidup
sehat dan aksi-aksi kesehatan lainnya. Untuk itu perlu diwadahi dalam
komunitas pelajar sehat untuk menjaga aksi dan memperluas cakupannya.
3. Peer Counselour of IPM
Peer Counselour of IPM (PCI) adalah wadah berkumpulnya para pelajar untuk
berbagi kepedulian terhadap sesama dalam bentuk pendampingan teman
sebaya melalui upaya promosi-prefentif, konsultatif dan partisipatif dalam
ranah kesehatan dan kesehatan reproduksi, guna membentuk pelajar yang
bernilai, berpengetahuan, dan memiliki skill untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. PCI inilah yang akan menjadi agen-agen kampanye, pendamping
dan pemberdayaan pelajar sehat
80 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
BAGIAN V REKOMENDASI
81 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
Sudah barang tentu, sebagai organisasi Nasional IPM haruslah memiliki
hirarki kepemimpinan terstruktur dari mulai Pusat, Wilayah, Daerah, Cabang,
hingga Ranting namun hal ini haruslah menjadi kekuatan bagi IPM bukan justru
membuah pergerakan IPM menjadi sangat birokratis. Pelajar sebagai basis masa
IPM terkadang hanya akan menjadi gimik dalam setiap pergumulan Muktamar,
Tanwir, Muswil, dllnya. Pada kesempatan ini, kami memandang perlu untuk IPM
dapat merumuskan peran – peran pelajar dalam tiap – tiap aktivitasnya. Bahwa
Pusat, Wilayah, Daerah, Cabang, dan Ranting haruslah bergerak, berfikir, dan
beraksi untuk pelajar sebagai basis masa yang dipilih oleh IPM.
Bagaimana Pusat dapat berfikir tentang peran – peran pelajar ditingkat
nasional, dan internasional semisal menciptakan wadah lomba – lomba pelajar
tingkat nasional, dan sebagainya, begitupun tingkat Wilayah, Daerah, Cabang, dan
Ranting untuk dapat berpikir, bergerak, dan beraksi untuk pengembangan minat,
dan bakat pelajar pada porsinya masing – masing sehingga Pusat tidak hanya
diminta untuk berfikir tentang wilayah, wilayah berfikir tentang daerah, dan
sebagai nya yang terkesan sangatlah birokratis dan menciptakan gap yang cukup
besar antara struktur IPM disetiap jenjang dengan pelajar sebagai basis masanya.
Pengikutsertaan pelajar dalam tiap agenda IPM juga menjadi cukup penting
sebagai salah satu bahasan ini, semisal pelajar ikut urun rembug dalam tiap tiap
musyawarah seperti muktamar, muswil, tanwir, dll atau juga bagaimana pelajar
dapat ikut memilih formatur dalam Muktamar, Muswil, dll. Sehingga pelajar
sebagai basis masa yang dipilih IPM merasa memiliki dan dekat dengan organisasi
yang selalu menggembar gemborkan namanya tersebut
82 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8
BAGIAN VI PENUTUP
IPM dalam beberapa tahun belakangan ini semakin kuat dalam dua hal. Pertama
adalah gerakan literasi, sebagai proses pematangan IPM dalam menjaga spirit Iqro‟.
Kedua adalah keberhasilan IPM dalam gerakan sosio-entrepreneurship dalam
kategori organisasi. Dua hal ini tentu saja menjadi catatan penting bagi IPM, tidak
saja bagi beberapa wilayah yang telah dengan kerja keras melakukan inovasi-inovasi
penting. Lebih daripada itu, semuanya adalah hasil dari kerja keras kolaborasi semua
pihak. IPM seluruh Indonesia punya andil penting dalam mengembangkan dan
meneruskan langkah positif organisasi.
Pada masa yang ini IPM dengan massa nasional terbesar sebagai gerakan
pelajar, dituntut untuk terus memperlihatkan kontribusinya yang bersifat global,
terutama dalam isu-isu ekologi (lingkungan hidup) dan teknologi informasi. Pelajar
memegang peranan penting dalam mengontrol atau mengerem kerusakan alam dan
mengawal adanya transfer keterampilan dalam hal teknologi informasi. menjadi
kewajiban setiap aktivis ipm untuk dapat mewujudkannya.
Pelajar IPM pada masa ini harus dapat memiliki kreativitas untuk dapat
menjawab tantangan zaman. Dengan berbagai macam gerakan social baru yang
semakin menjamur. Strategi komunitas sebagai strategi dakwah penting IPM di era
Millenial ini cukuplah penting untuk direnungkan dan dipikirkan bersama oleh
pimpinan IPM diberbagai jenjang.
Demikian, materi Muktamar IPM XXI disusun atas bantuan banyak pihak, oleh
karena itu diucapkan penghargaan yang sebesar-besarnya. Semoga Allah senantiasa
membantu kita dalam menggerakkan IPM.
83 | B l u e p r i n t M a t e r i M u k t a m a r 2 0 1 8