Anda di halaman 1dari 6

HEMATURIA

Tanggal Terbit Ditetapkan

PROSEDUR TETAP

dr. Hj. Umi Aliyah, MARS


Direktur Utama
Pengertian Terdapatnya darah di dalam urine. Adanya eritrosit pada urine
lebih dari 3 per lapang pandang besar mikroskopik (> 3/HPF,
high-power microscopic field) menunjukkan derajat yang
bermakna (signifikan)
Anamnesis Gali informasi secara cermat melalui heteroanamnesis dan/atau
aloanamnesis, mengenai hematuria tersebut
 apakah gross (makroskopik) atau mikroskopik
 apakah muncul di awal proses miksi (inisial), di akhir
(terminal), atau di sepanjang proses miksi (total)
 apakah disertai dengan nyeri
 apakah disertai dengan keluarnya clot (jendalan/bekuan
darah), bila ya apakah bentuk clot tersebut spesifik
(wormlike/vermiform/ seperti cacing) atau bentuknya tak
berupa/tak spesifik/amorf)
 riwayat trauma abdomen, trauma pelvis, dan trauma organ
genetalia eksterna lainnya
 riwayat operasi (open atau endourologi), kemoradiasi, atau
instrumentasi lainnya pada traktus urinarius
 riwayat pemakaian obat-obatan (fibrinolitik, antikoagulan,
antiagregasi trombosit)
 singkirkan kemungkinan pseudohematuria (pemakaian obat-
obatan, fitofarmaka/herbal, aktivitas fisik berlebih)
 keluhan upper tract urine dan lower tract urine lainnya
 penyakit sistemik, kelainan darah, dan underlying diseases
lainnya
HEMATURIA

Pemeriksaan Fisik  Vital sign, VAS atau skor nyeri lainnya


 Tanda-tanda SIRS/Sepsis
 Status generalis : pemeriksaan head to toe
 Status urologi :
- Area flank kanan/kiri
- Area suprapubik
- Genetalia eksterna
 Inspeksi :
- Area flank kanan/kiri : jejas, massa, ballotment, tanda
radang, scar pascaoperasi
- Area suprapubik : jejas, massa, ballotment, tanda radang,
scar pascaoperasi
- Area perineum dan genetalia eksterna : bloody
discharge/clot, jejas (hematome), massa, tanda radang, scar
pascaoperasi
 Palpasi/perkusi :
- Area flank kanan/kiri : massa, ballotment (palpasi
bimanual), nyeri ketok sudut kostovertebra
- Area suprapubik : ballotement (vesica urinaria penuh),
nyeri tekan
- Area perineum dan genetalia eksterna : massa, undulasi,
tanda radang, pemeriksaan penis (stenosis meatal, batu
urethra anterior)
 Auskultasi : menilai gerakan/bising usus
 Pemeriksaan colok dubur : tonus singter ani dan refleks
bulbokavernosa, area perianal (hemoroid, fistula anocutan,
ruptur), pemeriksaan intralumen (massa, robekan/ruptur,
fragmen tulang, darah, feses), prostate (floating, konsistensi,
ukuran, nodul, nyeri tekan)
 Pemeriksaan vagina : bloody discharge, fluor albus, massa
serviks atau massa vagina
Kriteria Diagnosis Klinis dan laboratoris
Diagnosis Kerja Hematuria
Diagnosis Banding  Pesudohematuria
HEMATURIA

Pemeriksaan  Pemeriksaan Laboratorium :


Penunjang 1. Urinalysis, bisa didapatkan eritrosit yang bermakna (>3
eritorist/HPF), leukosit dan/atau bakteri di dalam urine.
Perhatian ditujukan pada gambaran urinalysis untuk
membantu membedakan hematuria glomerular dan non-
glomerular
2. Complete Blood Count (CBC, darah lengkap), bisa
didapatkan gambaran leukositosis, penurunan hemoglobin
atau hematokrit, atau gambaran lain yang mendukung
underlying disease
3. Fungsi ginjal (creatinine serum)
4. Pemeriksaan lain, selektif/sesuai dengan penyakit dasar
atau underlying disease yang menyertai
 Pemeriksaan Radiologi :
1. USG urologi, bisa didapatkan gambaran :
- vesica urinaria yang penuh
- clot intravesica, batu, atau massa intravesica
- hidronefrosis dan/atau patologi lainnya pada ginjal
(pyonefrosis, massa, batu, kista kompleks dan multipel)
- pembesaran prostate, atau protrusi prostate intravesica
2. BOF, didapatkan bayangan radioopaque di sepanjang
traktus urinarius, gambaran ground glass di cavum pelvis
3. Urethrografi, dikerjakan pada kondisi :
- Bloody discharge urethra, butterfly sign di area
perineum (trias trauma urethra)
- Gagal pasang kateter pada percobaan pertama dengan
lubrikasi yang adekuat
- Curiga balon kateter dikembangkan sebelum masuk
vesica
Penyulit  Syok hipovolemik
 Anemia
 SIRS/sepsis
 Peningkatan creatinine serum (AKI/ACKD)
 Blood clot retention
HEMATURIA

Terapi  Pemasangan kateter urethra pada kondisi blood clot retention


atau gross hematuria dengan penyulit
- Insersi kateter dengan lubrikasi edekuat
- Lubrikasi : prilocain atau lidocain 2 % dalam jel, atau
campuran modifikasi
- Kateter kaliber besar (minimal 22 Fr) tipe 3 way pada
dewasa
- Evakuasi clot pasif (irigasi) maupun aktif melalui kateter
3 way
- Perhatikan prosedur sterilitas dan universal precaution
- Tidak dianjurkan (hindari) :
º Insersi dengan kateter kaliber kecil atau NGT
º Insersi dengan bantuan mandrine metal
º Insersi kateter pada kecurigaan trauma urethra
º Pungsi suprapubik pada kecurigaan massa intravesica
º Pengisian balon kateter (fiksasi) dengan cairan selain
aquabides
 Analgetik adekuat (golongan NSAID dan/atau opioid)
Edukasi  Pasien dipulangkan (KRS) : hematuria mikroskopik tanpa
penyulit, nyeri berkurang (VAS berkurang lebih dari 2 poin)
 Kontrol ke Klinik Urologi 1-3 hari setelah KRS
 Pasien MRS bila : nyeri menetap atau meningkat, terdapat
penyulit, gross hematuria persisten, gagal pasang kateter
 Bila MRS, dijelaskan kemungkinan adanya prosedur
diagnostik dan/atau tindakan intervensi lanjutan (urgent
urethrocystoscopy, NCCT abdomen, CT Urography,
pemeriksaan PSA, sitologi urine; atau prosedur diagnostik dan
terapi lainnya)
Konsultasi Spesialis Urologi, Spesialis Penyakit Dalam/Nephrolog (pada
kasus hematuria tipe glomerular dan disertai insufisiensi renal)
Prognosis Variatif (tergantung penyakit dasar)

Kepustakaan 1. Gerber GS, Brendler CB. Evaluation of the Urologic Patient :


History, Physical Examination, and Urinalysis. In : Campbell-
Walsh Urology, 11th ed. Philadelphia : Elsevier Saunders, 2016;
11 : 2—3.
2. Chiong E, Grossman HB. Hematuria, Gross and Microscopic,
Adult. In : The 5-minutes Urology Consult, 2 nd ed.
Philadelphia : Lippincott Wiliams & Wilkins, 2010; 2 : 149.
HEMATURIA

Anda mungkin juga menyukai