A. Identitas
Nama Pasien : Tn. R
Umur : 53 tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Manukan Kesuma, Surabaya
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Masuk Rumah Sakit :
Klien datang dengan diantar oleh keluarganya setelah mengalami kelemahan dan
merasa pusing. Klien merasa badannya terasa berat. Klien memiliki riwayat
penyakit kencing manis.
Hal yang paling dirasakan saat ini adalah sesak nafas. Sesak dialami oleh klien
dirasakan sejak tanggal 16 Januari 2002 dan dirasakan semakin berat bila klien
duduk di tempat tidur. Sesak nafas dirasakan berkurang bila klien berbaring di
tempat tidur, namun sesak tidak hilang. Sesak dirasakan hingga membuat klien
tidak mampu untuk berdiri atau berjalan dari tempat tidur. Sesak dirasakan pada
seluruh lapang dada namun tidak mengalami nyei pada saat bernafas.
Pria
Wanita
Klien
b. Blood (Kardiovaskuler)
Subyektif : -
Obyektif :
Nadi 118 X/mnt, reguler kuat;TD : 140/90 mmHg, Suara Jantung S 1S2 tanpa
suara tambahan, mur-mur/split (-), Kulit Pucat, CRT 2 menit.
c. Brain (Persyarafan)
Subyektif : -
Obyektif :
GCS 3 (M 1 V 1 E 1), Refleks pupil (+) isokhor, gelisah, koordinasi gerak
tidak terkaji.
d. Bowel (Pencernaan)
Subyektif : -
Obyektif :
Mulut kotor,bibir kering, lidah tidak tremor, pharing tidak hiperemis, nafas
bau aseton, pembesaran kel leher (-). Abdomen supel simetris, masa (-)
skibala tidak teraba, pembesaran hati (-) limpha (-) ascites (-). Bising usus (+)
tidak meningkat. b.a.b belum sejak dua hari yang lalu.
e. Bladder (Perkemihan)
Subyektif : -
Obyektif :
Distensi kandung kemih (-), Produksi urine 1400 cc/24 jam, warna kuning
jernih. Terpasang kateter
f. Bone (Muskuloskeletal)
Subyektif : -
Obyektif :
Kekuatan otot tidak terkaji, atropi otot tidak ditemukan, deformitas
ekstremitas tidak ditemukan, Kemampuan bergerak tidak beraturan kuat.
g. Skin (Integumen)
Subyektif : -
Obyektif :
BB saat masuk 53 kg, TB 149 Cm. Warna kulit pucat, cyanosis (-) Icterus (-),
spider nevi/perdarahan kulit (-) lesi (-) oedema (-)
Data Laboratorium
Tanggal 10 Juli 2001
Hb : 15, 6 mg%
PCV : 0,48 ( 0,38 – 0,42)
Leukosit : 4.5000 (< 100.000)
Trombosit : 387
Glukosa : 651 mmol
SGOT : 31
Kreatinin : 1,56
Analisa Darah
pH : 7,429 (7,35 – 7,54)
pCO2 : 18,9 mmol (25 – 45 mmol)
pO2 : 10,8 mmol ( 80 – 104 mmol)
HCO3 : 12,2 mmol (21 – 25 mmol)
O2 sat : 98,3 %
Elektrolit :
K : 6,45 mEq (3,8 – 5,0 mEq)
Na : 115 mEq (136 – 144 mEq)
Cl : 105 mEq (105 – 120 mEq)
Urinalisis
Eritrosit 3 – 4, Leukosit 5 – 6, Epitel 9 – 11, Kristal - , Kuman (+)
Analisa Data
Data Etiologi Masalah
DS : - Penurunan insulin/reseptor insulin
DO :
Pernafasan kusmaull, Peningkatan katabolisme tubuh
RR 36 X/mnt (glukolisis, glukoneolisis)
GCS 3 (M1 V1 E1)
Pernafasan
HCO3 12,2 mmol Peningkatan produk keton dan
peningkatan keasaman darah
Penurunan kesadaran
Gelisah
DS : - Penurunan Insulin/ggn reseptor
DO :
Kesadaran menurun Uptake sel <<
GCS 3 (M1 V1 E1)
Kemampuan makan (-) Rangsang Katabolisme >> Nutrisi
Terpasang NGT
Pemakaian simpanan energi >>
Energi >>
Diagnosa Keperawatan :
Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan kompensasi asidosis metabolik
Gangguan keseimbangan cairan dan elektolit berhubungan dengan peningkatan
osmolaritas sekundr terhadap hiperglikemia
Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan katabolisme, intake
yang kurang
Resiko tinggi cedera berhubungan dengan penurunan kesadaran
Rencana Perawatan
Intervensi Rasional
Kaji pola nafas tiap hari Pola dan kecepatan pernafasan dipengaruhi oleh
status asam basa, status hidrasi, status
cardiopulmonal dan sistem persyarafan. Keseluruhan
faktor harus dapat diidentifikasi untuk menentukan
faktor mana yang berpengaruh/paling berpengaruh
Kaji kemungkinan adanya Penurunan kesadaran mampu merangsang
secret yang mungkin pengeluaran sputum berlebih akibat kerja reflek
timbul parasimpatik dan atau penurunan kemampuan
menelan
Kaji pernafasan kusmaul Paru-paru mengeluarkan asam karbonat melalui
atau pernafasan keton pernafasan yang menghasilkan kompensasi alkalosis
respiratorik terhadap keadaan ketoasidosis.
Pernafasn yang berbau keton berhubungan dengan
pemecahan asam ketoasetat dan harus berkurang bila
ketosis harus terkoreksi
Pastikan jalan nafas tidak Pengaturan posisi ekstensi kepala memfasilitasi
tersumbat terbukanya jalan nafas, menghindari jatuhnya lidah
dan meminimalkan penutupan jalan nafas oleh sekret
yang munkin terjadi
Berikan bantuan oksigen Pernafasan musmaull sebagai kompensasi keasaman
memberikan respon penurunan CO2 dan O2,
Pemberian oksigen sungkup dalam jumlah yang
minimal diharapkan dapat mempertahankan level
CO2
Kaji Kadar AGD setiap Evaluasi rutin konsentrasi HCO3, CO2 dan O2
hari merupakan bentuk evaluasi objektif terhadap
keberhasilan terapi dan pemenuhan oksigen
Gangguan keseimbangan cairan dan elektolit berhubungan dengan peningkatan
osmolaritas sekunder terhadap hiperglikemia
Tujuan : Keseimbangan cairan dan elektrolit tercapai dengan nilai laboratorium
dalam batas normal.
Intervensi Rasional
Kaji riwayat pengeluaran Memperkirakan volume cairan yang hilang. Adanya
berlebih : poliuri, muntah, proses infeksi mengakibatkan demam yang
diare meningkatkan kehilangan cairan IWL
Pantau tanda vital Hipovolemia dapat dimanivestasikan dengan
hipotensi dan takikardi. Perkiraan berat ringannya
hipovolemia dapat dibuat ketika tekanan darah
sistolik pasien turun lebih dari 10 mmHg dari posisi
berbaring ke posisi duduk/berdiri
Kaji nadi perifer, Indikator tingkat hidrasi atau volume cairan yang
pengisian kapiler, turgor adekuat
kulit dan membrana
mukosa
Ukur BB tiap hari Memberikan hasil pengkajian yang terbaik dari
status cairan yang sedang berlangsung dan
selanjtunya dalam pemberian cairan pengganti
Pantau masukan dan Memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan
pengeluaran, catat BJ pengganti, fungsi ginjal, dan keefektifan terapi yang
Urine diberikan
Berikan cairan paling Mempertahankan hidrasi dan volume sirkulasi
sedikit 2500 cc/hr
Catat hal-hal seperti mual, Kekurangan cairan dan elektrolit mengubah motilitas
nyeri abdomen , muntah, lambung, yang seringkali akan menimbulkan muntah
distensi lambung dan secara potensial akan menimbulkan kekurangan
cairan atau elektrolit
Kolaborasi
Berikan NaCl, ½ NaCl, Tipe dan jumlah cairan tergantung pada derajad
dengan atau tanpa kekurangan cairan dan respon pasien individual
dekstrose
Berikan Plasma, albumin Plasma ekspander kadang dibutuhkan jika
kekuranggan tersebut mengancam kehidupan atau
tekanan darah sudah tidak dapat kembali normal
dengan usaha rehidrasi yang telah dilakukan
Pantau pemeriksaan Na menurun mencerminkan perpindahan cairan dari
laboraorium : Ht, intrasel (diuresis osmotik). Na tinggi mencerminkan
BUN/Creatinin, Na, K dehidrasi berat atau reabsorbsi Na akibat sekresi
aldosteron.
Hiperkalemia sebagai repon asidosis dan selanjutnya
kalium hilang melalui urine. Kadar Kalium absolut
tubuh kurang
Berikan Kalium atau Kalium untuk mencegah hipokalemia harus
elektrolit IV/Oral ditambahkan IV. Kalium fosfat dapat diberikan
untuk menngurangi beban Cl berlebih dari cairan
lain
Berikan Bikarbonat Diberikan dengan hati-hati untuk memperbaiki
asidosis
Pasang selang NG dan Mendekompresi lambung dan dapat menghilangkan
lakukan penghisapan muntah
Intervensi Rasional
Timbang BB tiap hari Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat
termasuk absorbsi dan utilisasinya
Tentukan program diet dan pola Mengidentifikasi kekurangan dan
makan pasien dan bandingkan penyimpangan dari kebutuhan teraupetik
dengan makanan yang dapat
dihabiskan pasien
Auskultasi bising usus, catat Hiperglikemia dan gangguan keseimbangan
adanya nyeri abdomen, perut cairan dan elektrolit dapat menurunkan
kembung, mual, muntahan motilitas/fungsi lambung (distensi dan ileus
makanan yang belum sempat paralitik) yang akan mempengaruhi pilihan
dicerna, pertahankan keadaan intervensi
puasa sesuai indikasi
Berikan makanan cair yang Pemberian makanan peroral lebih baik jika
mengandung zat makanan dan pasien sadar dan fungsi gastrointestinal baik
elektrolit dengan segera jika
pasien sudah dapat mentoleransi
melalui oral
Libatkan keluarga/pasien dalam Meningkatkan rasa keterliatan keluarga;
perencanaan makanan memeberikan informasi pda keluarga untuk
memahami kebutuhan nutrisi klien
Observasi tanda hipoglikemia : Karena metabolisme karbohidrat mulai
penurunan kesadaran, kulit terjadi (gula darah akan berkurang, dan
lembab/dingin, nadi cepat, lapar, sementara tetap diberikan insulin maka
sakit kepala, peka rangsang hipoglikemia mungkin terjadi tanpa
memperhatikan perubahan tingkat kesadaran.
Ini harus ditangani dengan cepat dan
ditangani melalui protokol yang
direncanakan
Kolaborasi
Lakukan pemeriksaan gula darah Analisa di tempat tidur terhadap gula darah
denggan menggunakan finger lebih akurat dibandingkan dengan reduksi
stick urine
Pantau pemeriksaan laboratorium Gula darah akan menurun perlahan dengan
seperti glikosa darah, aseton, pH pengantian cairan dan terapi insulin
dan HCO3 terkontrol. Dengan pemberian insulin
optimal, glukosa akan masuk dalam sel dan
digunakan untuk sumber kalori. Jika hal ini
terjadi kadar aseton akan menurun dan
asidosis dapat dikoreksi
Berikan pengobatan insulin secara Insulin reguler memiliki awitan cepat
teratur dengan IV intermiten/ karenanya dengan cepat pula membantu
kontinyu (5 – 10 IU/jam) sampai memindahkann glukosa dalam sel. Pemberian
glukosa darah 250 mg/dl melalui IV merupakan rute pilihan utama
karena absorbsi jaringan subkutan tidak
menentu/lambat.
Lakukan konsultasi dengan ahli Bermanfaat dalam perhitungan dan
diet penyesuaian diet untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi pasien, menjawab pertanyaan dan
dapat pula membantu pasien atau orang
terdekat untuk mengembangkan rencana
makanan
Resiko tingi cidera berhubungan dengan penurunan kesadaran
Tujuan : Tidak terjadi cidera
Intervensi Rasional
Kaji tingkat kesadaran klien Perubahan/dinamika derajad kesadaran
dipengaruhi oleh level dehidrasi, racun keton
dan keseimbangan asam-basa sebagai
akumulasi gejala penyakit
diabetik(hiperosmolar)
Kaji faktor-faktor resiko yang Resiko jatuh, resiko terluka dan resiko
mungkin timbul kerusakan jaringan kulit merupakan hal yang
perlu diperhatikan
Pasang restrain Kegelisahan dan adanya gerak yang tidak
terkontrol perlu dibatasi dengan baik dengan
pemasangan restrain
Kaji tanda-tanda vital Tanda vital merupakan patokan umum
kondisi dan keparahan penyakit yang munkin
muncul
Berikan lingkungan yang nyaman, Resiko cidera dapat diakibatkan benda-benda
bersih dan kering tajam dan berbahaya, adanya tempat tidur
yang basah atau kotor serta tidak rapi serta
pengaman yang kurang kuat
IMPLEMENTASI & EVALUASI