Anda di halaman 1dari 20

BAB IV

HASIL DAN PEMNAHASAN

A. HASIL

1. Langkah/strategi pemilihan (bagan literatur)

Langkah pemilihan pustaka dilakukan dengan menggunakan diagram alur

PRISMA yang terdiri dari : identifikasi, skrining, kelayakan, dan diterima.

Selengkapya dapat digambarkan dalam bagan sebagaimana gambar di bawah ini.

Identifikasi artikel yang diperoleh dari


Identifikasi

Identifikasi artikel yang diperoleh


dari google scholar ( n=17.800 ) Pubmed ( n=45 )

Jumlah artikel setelah seleksi duplikasi Jumlah artikel yang


Skrining

( n=17.845) duplikasi( n=0)

Jumlah artikel yang lolos kriteria inklusi


Jumlah artikel yang diekslusi
( n=50)
( n=17.795)
)
Kelayakan

Jumlah artikel yang tidak lolos uji


kelayakan
Jumlah artikel yang lolos uji kelayakan(
(n=40)
n=10 )
Diterima

Jumlah artikel diterima untuk studi


pustaka ( n= 10)

Gambar 1. Grafik literatur menggunakan prisma pengaruh oral hygiene terhadap kejadian
ventilator associated pneumonia di ruang icu
Table 1. menunjukan sintesis berdasarkan hasil pencarian dengan kriteria yang sudah ditentukan maka terdapat 10 artikel

yang dijadikan rujukan untuk mengulas pengaruh oral hygiene terhadap kejadian ventilator associated pneumonia (VAP) di

ruang icu

Tabel 1. Tabel sintesis literatur

No Judul Penulis Tahun Jenis Tujuan Metode Karakteristik Hasil Rekomendasi


literature Sampel
1. Perbandinga Agus 2020 Artikel Tujuan Pada Sampel pada Kebersihan mulut unuk Oral hygiene dengan
n effectives purnam penelitian penelitian ini penelitian penelitian ini pencegahan VAP lektoperoksidase dan
oral hygiene a, adalah ini, dilakukan mengunakan klorheksidine
menggunaka Rausha membandingk peneliti pada 20 Lektoperoksidasi 20 menggunakan pasta gigi
n enzym n Fikri an efektifitas menggun subjek terdiri dan mengunakan yang mengandung
lactoperoxsid kebersihan akan dari 16 wanita klorheksidine 20 system lektopero
ase dengan mulut rencana dan 4 pria
chlorhexidine menggunakan C Kontrol yang berusia
dalam enzim kelompok rata-rata 81,3
pencegahan lektoperoksida pretes- Tahun.
VAP di icu se dengan posttes.
RS x klorheksidine
dalam
pencegahan
VAP di RS x
No Judul Penulis Tahun Jenis Tujuan Metode Karakteristik Hasil Rekomendasi
literature Sampel
2. Perbandinga Ahmad 2022 Artikel Penelitian ini Desain: Sampel Hasil penelitian Oral hygiene
n Kebersihan Fauzi penelitian bertujuan Jenis penelitian menunjukkan bahwa tidak menggunakan
Mulut untuk penelitian adalah 34 terdapat perbedaan yang chlorhxidine dan
Menggunaka mengetahui ini adalah responden signifikan antara oral hexadol dengan sikat
n Larutan pengaruh oral penelitian yang terbagi hygiene menggunakan gigi bayi selama 5 hari
Klorheksidin hygiene eksperim menjadi dua Chlorhexidine dan berturut-turut.
dan Larutan menggunakan en semu kelompok. Hexadol dalam
Hexadol larutan dengan Kelompok pencegahan VAP di
Terhadap klorheksidin desain penelitian RSUD Bekasi dengan
Pencegahan dan larutan penelitian dibagi menjadi nilai p = 0,933 (p value >
Pneumonia heksanol Control 2 kelompok alpha 0,05).
Terkait terhadap Group yaitu kelompok
Ventilator pencegahan Pretest- kontrol (pasien
Pada Pasien pneumonia Posttest dengan
Dengan terkait Data yang ventilator
Ventilator ventilator pada digunaka mekanik) oral
Mekanik pasien dengan hygiene
n dalam
ventilator dengan
penelitian
mekanik. klorheksidin
ini adalah dan kelompok
data perlakuan
primer (pasien

dengan dengan
ventilator
teknik
mekanik) oral
No Judul Penulis Tahun Jenis Tujuan Metode Karakteristik Hasil Rekomendasi
literature Sampel
pengump hygiene
ulan data dengan larutan
menggun heksanol.
akan
lembar
observasi.
Uji
hipotesis
menggun
akan
metode
Independ
ent T-Test
3. Komparasi Hadi 2019 Artikel Penelitian ini Penelitian Sampel adalah Pasien dengan ventilator Penggunaan oral
pemberian Kusuma penelitian bertujuan ini 30 responden mekanik diruang ipi hygiene 2 (dua) kali per
hexadol dan Atmaja untuk merupaka 15 responden hamper seluruh hari menggunakan
chlorhexidine mengetahui n pada responden tidak terdapat hexsadol (Hexsatidine)
sebagai oral perbedaan penelitian kelompok tanda tanda VAP sama baiknya dengan
hygiene CPIS pada Kuantitatif hexsadol dan (96,67%)taetapi hanya 1 penggunaan oral
terhadap pemberian dengan 15 responden 93,33%) responden hygiene menggunakan
pencegahan Heksadol dan menggun pada terdiagnosa VAP pada clorhexsidine.
ventilator Chlorheksidine akan kelompok kelompok didapatkan
associated sebagai oal desain chlorhexidine terbanyak pada rentang
pneumonia hygiene kuasi 36,5 c-38,4c sebanyak 22
(vap) terhadap ekxperim responden (73,3%), untuk
No Judul Penulis Tahun Jenis Tujuan Metode Karakteristik Hasil Rekomendasi
literature Sampel
pencegahan ental dua kategori keluaran secret
VAP pada grop pada kedua kelompok
pasien paling tinggi adalah tidak
terpasang adanya secret ataupun
Ventilator tidak ada secret sebanyak
mekanik 25 responden (83,3%)
untuk kada leukosit pada
kedua kelompok berada
pada <4000 atau >11000
sebanyak 24 responden
(80%).
4. Pengaruh Amat 2019 Artikel Tujuan Penelitian Pengambilan Kejadian VAP sebelum Pelaksanaan kebersihan
oral hygiene Tohirin, penelitian penelitian ini konjugasi sampel pengobatan oral hygiene mulut dengan
menggunaka Mona untuk Pra- dilakukan menggunakan hexadol menggunakan hexadol
n hexadol Saparw mengetahui Eksperim secara gargle adalah rata-rata gargle adalah skor 3,2
gargle dalam ati pengeuh ental berurutan skor CPIS 3,2 dengan kemudian ratarata skor
meminimalka pelaksanaan dengan sampling skor terrendah 1 dan skor CPIS sebelum
n kejadian Kebersihan desainSat sejumlah 15 tertinggi 6. Hasil pelaksanaan kebersihan
ventilator mulut u responden. ditemukan ada 1 (6,7%) mulut menggunakan
associated menggunakan Kelompok Kriteria yang dari 15 pasien memiliki hexadol gargle adalah
pneumonia obat kumur Pretest – termasuk skor CPIS 6, artinya skor 1,6 dalam 8 jam
(vap) hexadol posttest sampel adalah pasien tersebut sekali dalam 4 hari
antiseptikdala Desain. usia pasien 25 mengalami VAP. bertutut-turut.
m tahun sampai
kejadianPneu 60 tahun,
No Judul Penulis Tahun Jenis Tujuan Metode Karakteristik Hasil Rekomendasi
literature Sampel
monia Terkait menggunakan
Penggemar(V antibiotik yang
AP) sama.
5. Komparasi Hadi 2014 Artikel Penelitian ini Penelitian Jumlah Gambaran CPIS pada Penggunaan oral
pemberian Kusuma penelitian bertujuan ini sampel adalah pada pasien dengan hygiene 2 (dua) kali
hexadol dan Atmaja untuk merupaka 30 responden: Ventilator mekanik perhari menggunakan
chlorhexidine mengidentifika n 15 responden diruang IPI Hampir hexadol (hexetidine)
sebagai oral si kejadian penelitian pada seluruh reponden tidak sama baiknya dengan
hygiene VAP pada kuantitatif kelompok terdapat tanda-tanda VAP penggunaan oral
terhadap kelompok dengan hexadol dan (96,67%), tetapi hanya 1 hygiene menggunakan
pencegahan Chlorhexidine menggun 15 responden (3,33%) responden Clorhexidine.
ventilator dan kelompok akan pada terdiagnosis VAP pada
associated hexadol desain kelompok kelompok chlorhexidine,
pneumonia (hexetidine) quasy chlorhexidine. dari kategori suhu pada
(vap) melalui experime kedua kelompok
penilaian 5 ntal dua didapatkan terbanyak
kategori, yaitu: group. pada rentang 36,50C-
Suhu keluaran Populasi 38,40C sebanyak 22
secret, hasil dalam respoden (73,3%), untuk
foto rontgent, penelitian kategori keluaran secret
jumlah ini adalah pada kedua kelompok
Leukosit dan pasien paling tinggi adalah tidak
kadar kritis adanya secret ataupun
Oksigen, terpasang tidak ada secret sebanyak
apabila total ventilator 25 responden (83,3%),
No Judul Penulis Tahun Jenis Tujuan Metode Karakteristik Hasil Rekomendasi
literature Sampel
skor dari 5 mekanik untuk dan untuk kategori
kategori ini ≥ 6 di IPI di kadar Leukosit pada
maka dapat RS kedua kelompok berada
dinyatakan Pantiwilas pada < 4000 atau >11000
VAP. a Citarum sebanyak 24 responden
dan RS. (80%).
Pantiwilas
a dr.
Cipto
Semaran
g. Sampel
yang
direkrut
dengan
tehnik
purposive
sampling.
6. Perbandinga Indriana 2022 Artikel Penelitian ini Data yang sampel Hasil penelitian Oral hygiene
n Kebersihan Natalia penelitian bertujuan digunaka penelitian menunjukkan bahwa tidak menggunakan
Mulut Ahmad untuk n dalam adalah 34 terdapat perbedaan yang chlorhxidine dan
Menggunaka Fauzi mengetahui penelitian responden bermakna antara oral hexadol dengan sikat
n Larutan pengaruh oral ini adalah yang terbagi hygiene menggunakan gigi bayi selama 5 hari
Klorheksidin hygiene data menjadi dua Chlorhexidine dan berturut-turut.
dan Larutan menggunakan primer kelompok. Hexadol dalam
Hexadol larutan dengan Kelompok pencegahan VAP di
No Judul Penulis Tahun Jenis Tujuan Metode Karakteristik Hasil Rekomendasi
literature Sampel
Terhadap klorheksidin teknik penelitian RSUD Bekasi dengan
Pencegahan dan larutan pengump dibagi menjadi nilai p = 0,933 (p value >
Pneumonia heksanol ulan data 2 kelompok alpha 0,05).
Terkait terhadap menggun yaitu kelompok
Ventilator pencegahan akan kontrol (pasien
Pada Pasien pneumonia lembar dengan
Dengan terkait observasi. ventilator
Ventilator ventilator pada Uji mekanik) oral
Mekanik pasien dengan hipotesis hygiene
ventilator menggun dengan
mekanik. akan klorheksidin
metode dan kelompok
Independ perlakuan
ent T-Test (pasien
dengan
ventilator
mekanik) oral
hygiene
dengan larutan
heksanol.
7. Faktor-Faktor Riasta 2017 Artikel Tujuan Jenis Sempel Pasien yang Oral Hygiene dilakukan
yang A, Nana penelitian Penelitian penelitian penelitian ini menggunakan ventilator selama 8 jam sekali
berhubungan R untuk ini adalah seluruh mekanik dengan jenis dalam 4 hari berturut-
dengan mengetahui Eksperim pasien yang kelamin laki laki sebanyak turut.
kejadian factor factor ental, manggunakan 16 orang (55,2%) dan
No Judul Penulis Tahun Jenis Tujuan Metode Karakteristik Hasil Rekomendasi
literature Sampel
ventilator yang penetlitian ventilator di icu pasien dengan jenis
associated berhubungan ini sebanyak 23 kelamin perempuan
pneumonia kejadian VAP dilakuakn orang sebanyak 13 orang
di icu pada pasien pada (44,8%)
yang bulan juni
menggunakan dan juli
ventilator 2017
mekanik di icu
8. Efektifitas Putri 2017 Artikel Mengetahui penelitian sampel yang Rata-rata frekuensi VAP “Efektifitas oral hygiene
oral hygiene yanti1) penelitian efektifitas oral kuantitatif digunakan awal pada kelompok dengan suction
dengan erwin2)j hygiene menggun dalam eksperimen adalah 0,27 menggunakan cairan
suction umaini) dengan akan penelitian ini sedangkan pada Chlorhexidine 0,2%
menggunaka suction rancanga adalah kelompok kontrol adalah dilakukan oleh perawat
n larutan menggunakan n purpossive 0,4. Hasil uji statistik T sebanyak 2 kali sehari
chlorhexidine cairan penelitian sampling Test didapatkan nilai p pada pagi dan sore hari
0,2% Chlorhexidine yaitu dengan jumlah value= 0,456 berarti p selama 30 menit dalam
terhadap 0,2% terhadap Quasi sampel value > α (0,05) maka Ho waktu 3 hari bertutut-
pencegahan pencegahan Experime sebanyak 30 gagal ditolak. Kedua turut.
ventilator Ventilator ntal orang dengan kelompok adalah
associated Associated dengan rincian 15 homogen sehingga
pneumonia Pneumonia pendekat orang sebagai penelitian dapat
(vap) pada (VAP) pada an kelompok dilanjutkan.
pasien yang pasien yang Randomiz kontrol dan 15
terpasang terpasang ed orang sebagai
ventilator ventilator Posttest kelompok
No Judul Penulis Tahun Jenis Tujuan Metode Karakteristik Hasil Rekomendasi
literature Sampel
mekanik mekanik Only eksperimen.
Control
Design
9. Perbedaan Widya 2017 Artikel Tujuan Penelitian jumlah sampel Jumlah koloni bakteri Oral Hygiene
jumlah A.Patab penelitian penelitian ini ini 10 orang. rongga mulut sebelum menggunakan obat
pertumbuhan ang, untuk merupaka Kriteria inklusi berkumur dengan obat kumur yang
koloni bakteri Michael mengetahui n dalam kumur Chlorheksidine mengandung
rongga mulut A.Lema perbedaan penelitian penelitian ini terlihat yang paling kecil Chlorheksidine 0,2%
sebelum dan n, jumlah koloni eksperim adalah berusia yaitu pada sampel 5 dengan alat yang
sesudah Jimmy bakteri yang en semu 20-25 tahun, dengan jumlah 10 3CFU / digunakan yaitu: pipet
menggunaka Maryon tumbuh di (quasi memiliki oral mL sedangkan, jumlah ukur, tabung reaksi,
n obat kumur o rongga mulut eksperim clearens yang bakteri koloni paling penampungan steril,
yang sebelum dan en) baik, dan banyak terdapat pada penghitung koloni,
mengandung sesudah dengan bersedia sampel 1, 7, 9, 10 dengan stopwatch, dan media
chlorheksidin menggunakan rancanga berpartisipasi jumlah 107CFU / mL. anger nutrien.
e obat kumur n dalam Jumlah bakteri koloni
yang penelitian penelitian sebelum berkumur obat
mengandung pretest kumur yang mengandung
klorheksidin. and chlorheksidine terlihat
posttest hasil yang bervariasi juga.
control
group

10. Pengaruh Liliana 2017 Artikel Tujuan Metode Dilakukan Insiden VAP yang lebih Oralhygiene
kebersihan Noemi, penelitian ini dalam pada pasien rendah diamati pada grup menggunakan teknik
No Judul Penulis Tahun Jenis Tujuan Metode Karakteristik Hasil Rekomendasi
literature Sampel
mulut dan maria penelitian untuk penelitian yang 1 (2,7%-95% CI 0,7-7,8) bass yang dimodifikasi
bilas mulut del mengetahui ini Kuasi- menjalani CVS dibandingkan dengan terdiri dari memiringkan
Chlorhexsidi carme efek menyikat Ekperime di RS kelompok 2 (8,7%,95% CI sikat gigi pada sudut 45o
ne Gluconate gigi ditambah ntal 4,9-147) (p 04) dan menyikat tidak lebih
0,12% dalam bilas oral dari 3 gigi
mencegah klorhexsidine sekaligus ,menggunaka
pneumonia glokonat n Gerakan melingkar
terkait 0,12% dalam yang lembut selama 10-
ventilator mencegah 15 detik, memastikan
VAP bahwa setiap gigi disikat
pada setiap permukaan.
Kebersihan dilengkapi
dengan benang gigi dan
sikat interdenal, dan gigi
tiruan Sebagian
dibersihkan dengan
sesuai kebutuhan.
Pasien berkumur
dengan Klorheksidine
0,12% setiap 12 Jam
selama 3 hari.
B. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelusuran pustaka lebih banyak hasil penelitian yang

menemukan bahwa perawatan mulut berpengaruh pada pengurangan kejadian

VAP. Perawatan mulut mampu mencegah kolonisasi faringeal dan mencegah

perkembangan laju patogen VAP seperti Streptococcus pneumoniae,

Pseudomonas aeruginosa, dan Acinetobacter sehingga kejadian VAP mampuh

dicega. Berdasarkan analisis jurnal yang dilakukan pada 10 artikel pada table

diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

Penelitian yang dilakukan oleh Agus purnama, Raushan Fikri (2020)

bertujuan untuk membandingkan efektifitas kebersihan mulut menggunakan

enzim lektoperoksidase dengan klorheksidine dalam pencegahan VAP,

menggunakan metode rencana C Kontrol kelompok pretes-posttes. Sampel

dilakukan pada 20 subjek terdiri dari 16 wanita dan 4 pria yang berusia rata-rata

81,3 Tahun. Hasil menunjukan bahwa pencegahan VAP mengunakan

Lektoperoksidasi 20 dan mengunakan klorheksidine Oral hygiene dengan

lektoperoksidase dan klorheksidine menggunakan pasta gigi yang mengandung

system lektopero

Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Fauzi (2022), bertujuan uantuk

mengetahui pengaruh oral hygiene menggunakan larutan klorheksidin dan

larutan heksanol terhadap pencegahan pneumonia terkait ventilator pada pasien

dengan ventilator. Desain Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu

dengan desain penelitian Control Group Pretest-Posttest Sampel yang di

gunakan 34 responden yang terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok penelitian

dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol (pasien dengan ventilator

mekanik) oral hygiene dengan klorheksidin dan kelompok perlakuan (pasien


dengan ventilator mekanik) oral hygiene dengan larutan heksanol. Hasil

menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara oral hygiene

menggunakan Chlorhexidine dan Hexadol dalam pencegahan VAP dengan nilai

p = 0,933 (p value > alpha 0,05). Oral hygiene menggunakan chlorhxidine dan

hexadol dengan sikat gigi bayi selama 5 hari berturut-turut.

Penelitian yang dilakukan oleh Hadi Kusuma Atmaja (2019) bertujuan uantuk

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan CPIS pada pemberian

Heksadol dan Chlorheksidine sebagai oal hygiene terhadap pencegahan VAP

pada pasien terpasang Ventilator mekanik. Penelitian ini merupakan penelitian

Kuantitatif dengan menggunakan desain kuasi ekxperimental dua grop. Dengan

sampel penelitian yang diambil 30 responden 15 responden pada kelompok

hexsadol dan 15 responden pada kelompok chlorhexidine. Hasil yang didapat

hamper seluruh responden tidak terdapat tanda tanda VAP (96,67%) taetapi

hanya 1 93,33%) responden terdiagnosa VAP pada kelompok didapatkan

terbanyak pada rentang 36,5 c-38,4c sebanyak 22 responden (73,3%), untuk

kategori keluaran secret pada kedua kelompok paling tinggi adalah tidak adanya

secret ataupun tidak ada secret sebanyak 25 responden (83,3%) untuk kada

leukosit pada kedua kelompok berada pada <4000 atau >11000 sebanyak 24

responden (80%). Penggunaan oral hygiene 2 (dua) kali per hari menggunakan

hexsadol (Hexsatidine) sama baiknya dengan penggunaan oral hygiene

menggunakan clorhexsidine pada pasien terpasang ventilator mekani untuk

pencegahan ventilator Asscociated pneumonia (VAP) di ruang IPI sampai

ektubasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Amat Tohirin, Mona Saparwati (2019)

bertujuan untuk mengetahui pengeuh pelaksanaan Kebersihan mulut

menggunakanobat kumur hexadol antiseptikdalam kejadianPneumonia Terkait


Penggemar (VAP). Pra-Eksperimental dengan desain Satu Kelompok Pretest –

posttest Desain. Pengambilan sampel dilakukan secara berurutan sampling

sejumlah 15 responden. Kriteria yang termasuk sampel adalah usia pasien 25

tahun sampai 60 tahun, menggunakan antibiotik yang sama. Hampir seluruh

reponden tidak terdapat tanda-tanda VAP (96,67%), tetapi hanya 1 (3,33%)

responden terdiagnosis VAP pada kelompok chlorhexidine, dari kategori suhu

pada kedua kelompok didapatkan terbanyak pada rentang 36,50C-38,40C

sebanyak 22 respoden (73,3%), untuk kategori keluaran secret pada kedua

kelompok paling tinggi adalah tidak adanya secret ataupun tidak ada secret

sebanyak 25 responden (83,3%), untuk dan untuk kategori kadar Leukosit pada

kedua kelompok berada pada < 4000 atau >11000 sebanyak 24 responden

(80%). Pelaksanaan kebersihan mulut dengan menggunakan hexadol gargle

adalah 3,2 kemudian ratarata skor CPIS sebelum pelaksanaan kebersihan mulut

menggunakan hexadol gargle adalah 1,6. Hasil penelitian menunjukkan Ada

jilduh yang barmakna antara kejadianPneumonia Terkait Penggemar (VAP).

Pelaksanaan kebersihan mulut dengan menggunakan hexadol gargle adalah

skor 3,2 kemudian ratarata skor CPIS sebelum pelaksanaan kebersihan mulut

menggunakan hexadol gargle adalah skor 1,6 dalam 8 jam sekali dalam 4 hari

bertutut-turut.

Penelitian yang dilakukan oleh Hadi Kusuma Atmaja (2017) bertujuan untuk

mengidentifikasi kejadian VAP pada kelompok Chlorhexidine dan kelompok

hexadol (hexetidine). Dengan desain penelitian kuantitatif dengan menggunakan

desain quasy experimental dua group. Sampel yang digunakan 330 responden:

15 responden pada kelompok hexadol dan 15 responden pada kelompok

chlorhexidine. Hampir seluruh reponden tidak terdapat tanda-tanda VAP

(96,67%), tetapi hanya 1 (3,33%) responden terdiagnosis VAP pada kelompok

chlorhexidine, dari kategori suhu pada kedua kelompok didapatkan terbanyak


pada rentang 36,50C-38,40C sebanyak 22 respoden (73,3%), untuk kategori

keluaran secret pada kedua kelompok paling tinggi adalah tidak adanya secret

ataupun tidak ada secret sebanyak 25 responden (83,3%), untuk dan untuk

kategori kadar Leukosit pada kedua kelompok berada pada < 4000 atau >11000

sebanyak 24 responden (80%). Penggunaan oral hygiene 2 (dua) kali perhari

menggunakan hexadol (hexetidine) sama baiknya dengan penggunaan oral

hygiene menggunakan Clorhexidine pada pasien terpasang ventilator mekanik

untuk pencegahan Vetilator Associated Pneumonia (VAP).

Penelitian yang dilakukan oleh Indriana Natalia Ahmad Fauzi (2022)

bertujuan untuk mengetahui pengaruh oral hygiene menggunakan larutan

klorheksidin dan larutan heksanol terhadap pencegahan pneumonia terkait

ventilator pada pasien dengan ventilator. Desain penelitian data primer dengan

teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Uji hipotesis

menggunakan metode Independent T-Test. Hasil menujukan bahwa tidak

terdapat perbedaan yang bermakna antara oral hygiene menggunakan

Chlorhexidine dan Hexadol dalam pencegahan VAP di RSUD Bekasi dengan

nilai p = 0,933 (p value > alpha 0,05). Oral hygiene menggunakan chlorhxidine

dan hexadol dengan sikat gigi bayi selama 5 hari berturut-turut.

Penelitian yang dilakuakn oleh Putri yanti, Erwin,,Jumaini (2017) bertujuan

uantuk Mengetahui efektifitas oral hygiene dengan suction menggunakan cairan

Chlorhexidine 0,2% terhadap pencegahan Ventilator Associated Pneumonia

(VAP) pada pasien yang terpasang ventilator mekanik. Dengan desain penelitian

Quasi Experimental dengan pendekatan Randomized Posttest Only Control

Design. Hasil menunjuakan Rata-rata frekuensi VAP awal pada kelompok

eksperimen adalah 0,27 sedangkan pada kelompok kontrol adalah 0,4. Hasil uji

statistik T Test didapatkan nilai p value= 0,456 berarti p value > α (0,05) maka Ho
gagal ditolak. “Efektifitas oral hygiene dengan suction menggunakan cairan

Chlorhexidine 0,2% dilakukan oleh perawat sebanyak 2 kali sehari pada pagi dan

sore hari selama 30 menit dalam waktu 3 hari bertutut-turut.

Penelitian yang dilakukan oleh Widya A. Patabang, Michael A. vLeman,

Jimmy Maryono (2017) bertujuan untuk mengetahui perbedaan jumlah koloni

bakteri yang tumbuh di rongga mulut sebelum dan sesudah menggunakan obat

kumur yang mengandung klorheksidin. Metode penelitian eksperimen semu

(quasi eksperimen) dengan rancangan penelitian pretest and posttest control

group. sampel 10 orang kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah berusia 20-25

tahun. Dengan hasil Jumlah koloni bakteri rongga mulut sebelum berkumur

dengan obat kumur Chlorheksidine terlihat yang paling kecil yaitu pada sampel 5

dengan jumlah 10 3CFU / mL sedangkan, jumlah bakteri koloni paling banyak

terdapat pada sampel 1, 7, 9, 10 dengan jumlah 107CFU / mL. Jumlah bakteri

koloni sebelum berkumur obat kumur yang mengandung chlorheksidine terlihat

hasil yang bervariasi juga. Oral Hygiene menggunakan obat kumur yang

mengandung Chlorheksidine 0,2% dengan alat yang digunakan yaitu: pipet ukur,

tabung reaksi, penampungan steril, penghitung koloni, stopwatch, dan media

anger nutrien.

Penelitian yang dilakukan oleh Liliana Noemi, maria del carme (2017)

bertujuan untuk untuk mengetahui efek menyikat gigi ditambah bilas oral

klorhexsidine glokonat 0,12% dalam mencegah VAP. Dengan desain penelitian

Kuasi-Ekperimentalyang. Sampel yang digunakan pasien yang menjalani CVS.

Dengan hasil Insiden VAP yang lebih rendah diamati pada grup 1 (2,7%-95% CI

0,7-7,8) dibandingkan dengan kelompok 2 (8,7%,95% CI 4,9-147) (p 04).

Oralhygiene menggunakan teknik bass yang dimodifikasi terdiri dari memiringkan

sikat gigi pada sudut 45o dan menyikat tidak lebih dari 3 gigi
sekaligus ,menggunakan Gerakan melingkar yang lembut selama 10-15 detik,

memastikan bahwa setiap gigi disikat pada setiap permukaan. Kebersihan

dilengkapi dengan benang gigi dan sikat interdenal, dan gigi tiruan Sebagian

dibersihkan dengan sesuai kebutuhan. Pasien berkumur dengan Klorheksidine

0,12% setiap 12 Jam selama 3 hari.

Hasil review menunjukkan secara menyeluruh oral hygiene berpengaruh

pada pengurangan kejadian VAP. Oral Hygiene mampu mencegah kolonisasi

faringeal dan mencegah perkembangan laju patogen VAP seperti Streptococcus

pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, dan Acinetobacter sehingga kejadian

VAP dapat dicegah.

Chlorehexidine (CHX) menjadi larutan yang paling banyak digunakan dan

paling efektif dalam perawatan mulut. Oralhygiene menggunakan teknik bass

yang dimodifikasi terdiri dari memiringkan sikat gigi pada sudut 45o dan menyikat

tidak lebih dari 3 gigi sekaligus ,menggunakan Gerakan melingkar yang lembut

selama 10-15 detik, memastikan bahwa setiap gigi disikat pada setiap

permukaan. Kebersihan dilengkapi dengan benang gigi dan sikat interdenal, dan

gigi tiruan Sebagian dibersihkan dengan sesuai kebutuhan. Pasien berkumur

dengan Klorheksidine 0,12% setiap 12 Jam selama 3 hari.

Larutan CHX memiliki berbagai macam konsentrasi yaitu 0,2%, dan 0,12%.

Semakin tinggi konsentrasi larutan CHX semakin tinggi pula keefektifitasannya

dalam pencegahan kejadian VAP. CHX merupakan cairan antiseptik dengan

spektrum yang luas, mampu melawan bakteri gram negatif patogen VAP, dan

berfungsi sebagai anti plak mukosa (Timsit et al., 2017). Meskipun larutan ini

memiliki efek samping pada perubahan warna gigi jika digunakan dalam jangka

panjang, Institute for Health Improvement (IHI) tetap menyarankan larutan ini
sebagai perawatan mulut dalam Bundel VAP (Hua et al., 2016). Pada penelitian

yang membandingkan cairan Hexsadol dengan CHX 0,12% menunjukkan tidak

ada perbedaan yang signifikan terkait kejadian VAP (Indriana Natalia Ahmad

Fauzi 2022). Penelitian yang membandingkan Lektoperoksidasi dan

klorheksidine Terlihat tidak ada perbedaan yang signifikan antara oral hygiene

dengan lektoperoksidase dengan klorheksidine (Agus purnama, Raushan Fikri

2020). Pada penelitian lain yang dilakukan (Putri yanti erwin jumaini 2017) yang

membandingkan efek perawatan mulut dengan larutan CHX 0,2% dengan CHX

0,12% menunjukkan kelompok CHX 0,12% memiliki hasil yang lebih baik. Hal

tersebut dikarenakan semakin tinggi konsentrasi larutan Chlorehexidine yang

digunakan maka akan semakin efektif dalam pencegahan VAP (Guler & Turk,

2018).
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis pada artikel yang dilakukan maka dapat disimpulkan

adalah oral hygiene berpengaruh pada pengurangan kejadian VAP.

Chlorehexidine (CHX) menjadi larutan yang paling banyak digunakan dan

paling efektif dalam perawatan mulut. Oralhygiene menggunakan teknik bass

yang dimodifikasi terdiri dari memiringkan sikat gigi pada sudut 45 o dan

menyikat tidak lebih dari 3 gigi sekaligus ,menggunakan Gerakan melingkar

yang lembut selama 10-15 detik, memastikan bahwa setiap gigi disikat pada

setiap permukaan. Kebersihan dilengkapi dengan benang gigi dan sikat

interdenal, dan gigi tiruan Sebagian dibersihkan dengan sesuai kebutuhan.

Pasien berkumur dengan Klorheksidine 0,12% setiap 12 Jam selama 3 hari.

Larutan CHX memiliki berbagai macam konsentrasi yaitu 0,2%, dan 0,12%.

Semakin tinggi konsentrasi larutan CHX semakin tinggi pula

keefektifitasannya dalam pencegahan kejadian VAP.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran yang dapat diberikan kepada

peneliti selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian serupa untuk

pencegahan VAP meliputi Penghentian sedasi dan penilaian kesiapan

ekstubasi, Profilaksi ulkus pepticum dan Profilaksis tombosis vena dalam

berdasarkan Komponen dari Ventilator Bundle.

Anda mungkin juga menyukai