Perbandingan Keefekt ifan PBL Berset ing T GT Dan Gi Dit injau Dari Prest asi Belajar, Kemampu…
Hart ono Hart ono
Keefekt ifan pendekat an PBL dan CT L dit injau dari komunikasi mat emat is dan mot ivasi belajar siswa …
abdul khamid
Perbandingan Keefekt ifan Ant ara Problem-Based Learning Set t ing Numbered Head Toget her Dan Set …
Hart ono Hart ono
PYTHAGORAS: Jurnal Pendidikan Matematika
Volume 11 – Nomor 1, Juni 2016, (1-10)
Available online at: http://journal.uny.ac.id/index.php/pythagoras
Keefektifan Model PBL dan PjBL Ditinjau dari Prestasi, Kemampuan Berpikir Kritis,
dan Motivasi Belajar Matematika Siswa SMP
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan membandingkan keefektifan antara model
PBL setting GI dan PjBL setting GI ditinjau dari prestasi belajar, kemampuan berpikir kritis, dan
motivasi belajar matematika siswa SMP. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan
pretest-posttest nonequivalent group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII
SMPN 3 Pengadegan Kabupaten Purbalingga, sedangkan sampel yang diperoleh melalui pemilihan
secara acak yaitu siswa kelas VIII C dan VIII B. Instrumen yang digunakan adalah tes prestasi belajar,
tes kemampuan berpikir kritis, dan angket motivasi belajar matematika. Data dianalisis secara
univariat dengan statistik uji one sample t-test untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran,
sedangkan data dianalisis secara multivariat dengan statistik uji two group MANOVA untuk
membandingkan keefektifan model pembelajaran. Setiap analisis menggunakan taraf signifikansi 5%.
Hasil penelitian menunjukan bahwa model PBL setting GI dan PjBL setting GI efektif dan tidak ada
perbedaan keefektifan antara kedua model pembelajaran ditinjau dari prestasi belajar, kemampuan
berpikir kritis, dan motivasi belajar matematika.
Kata Kunci: model PBL setting GI, model PjBL setting GI, prestasi belajar, kemampuan berpikir
kritis, dan motivasi belajar.
The Effectiveness of PBL and PjBL Models in Term of Achievement, Critical Thinking
Skills, and Motivation in Mathematics Learning of SMP Students
Abstract
This study aimed to describe and to compare the effectiveness of PBL model in the setting of GI
and PjBL model in the setting of GI in term of learning achievement, critical thinking skills, and
motivation in mathematics learning of SMP students. This study was a quasi-experimental research
employing the pretest-posttest nonequivalent group design. The research population comprised all
students in grade VIII of SMPN 3 Pengadegan Purbalingga. The Samples were students of class VIII
C and D were selected randomly from the population.. The data collecting instruments were a test of
learning achievement, a test of critical thinking skills, and a questionnaire of motivation in
mathematics learning. The data were analyzed using the univariatetechnique with the one sample t-
test to determine the effectiveness of learning models, while to compare the effectiveness of learning
models, the data were analyzed using the multivariate technique with the two groups MANOVA. Each
analysis was done at the significance level of 5%. The results of the study show that the PBL and PjBL
models in the setting of GI is effective and there is no difference the effectiveness of the two models in
term of learning achievement, critical thinking skills, and motivation in mathematics learning.
Keywords: PBL model in the setting of GI, PjBL model in the setting of GI, learning achievement,
critical thinking skills, and learning motivation.
How to Cite: Rahayu, E., & Hartono, H. (2016). Keefektifan model PBL dan PjBL ditinjau dari prestasi,
kemampuan berpikir kritis, dan motivasi belajar matematika siswa SMP. PYTHAGORAS: Jurnal Pendidikan
Matematika, 11(1), 1-10. doi:http://dx.doi.org/10.21831/pg.v11i1.9629
Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.21831/pg.v11i1.9629
ngaruh terhadap prestasi belajar siswa Selain itu, hasil penelitian Farhan & Retnawati
(Fahrurrozi & Mahmudi, 2014, p. 1). Melalui (2014) menunjukkan bahwa penerapan PBL
investigasi matematika, siswa secara aktif meng- dalam pembelajaran matematika efektif ditinjau
konstruksi atau merekonstruksi kembali penge- dari prestasi dan motivasi belajar siswa. Ber-
tahuannya serta mampu mengaplikasikannya dasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bah-
dalam penyelesaian masalah. Terdapat enam wa PBL efektif diterapkan dalam pembelajaran
langkah dalam GI menurut Kagan & Kagan matematika dan merupakan pembelajaran yang
(2009, p.17.9), Sharan & Sharan (Arends & berpusat pada siswa, karena siswa terlibat secara
Kilcher, 2010, p.316), dan Slavin (1995, p.113), aktif dalam kegiatan penyelesaian masalah.
yaitu mengidentifikasi topik dan pengorganisasi- Model pembelajaran selanjutnya yang
an siswa dalam kelompok penelitian, peren- juga berpusat pada siswa adalah adalah PjBL.
canaan, investigasi (penyelidikan), menyiapkan Holbrook (Capraro, Capraro, & Morgan, 2013,
laporan akhir, mempresentasikan laporan akhir, p.50) mendefinisikan PjBL merupakan model
dan evaluasi. untuk kegiatan kelas yang berpusat pada siswa,
Salah satu materi yang harus dipelajari interdisipliner dan terintegrasi dengan isu-isu
oleh siswa Sekolah Menengah Pertama adalah dan praktek dunia nyata. Interdisipliner adalah
Geometri. Pada kenyataannya di sekolah, siswa keterlibatan secara sadar dan integrasi beberapa
masih mengalami kesulitan dalam materi ini. disiplin akademis dan metode untuk mempel-
Prestasi belajar materi geometri siswa masih ajari masalah atau proyek sentral. Menurut Kose
rendah. Permasalahan geometri dapat didekati (Chang, Wong & Chang, 2011, p.266), pembel-
dengan beberapa cara, yaitu dengan cara diuji- ajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran
cobakan, dipraktikan secara langsung dimana yang melatih siswa untuk menggunakan penge-
permasalahan diselesaikan dengan mengukur, tahuan yang diperoleh, keterampilan, dan sikap
dan menghitung (French, 2004, p.2). untuk menyelesaikan masalah dan beradaptasi
Senada dengan pendapat tersebut, terda- dengan keadaan yang tidak terduga dalam
pat beberapa model pembelajaran yang sesuai kehidupan nyata. Senada dengan hal tersebut,
dengan tujuan pembelajaran geometri sekaligus Aiedah & Audrey (2012, p.38) menyatakan
juga model pembelajaran yang berpusat pada bahwa pembelajaran berbasis proyek merupakan
siswa (student centered). Model pembelajaran penugasan kompleks dengan memberikan perta-
tersebut adalah model Problem-Based Learning nyaan berupa tantangan atau permasalahan yang
(PBL) dan Project-Based Learning (PjBL). melibatkan siswa untuk mendesain, menyelesai-
Barrows (Barrett, 2005, p.14) menyatakan bah- kan masalah, dan melakukan kegiatan
wa PBL merupakan pembelajaran yang dihasil- penyelidikan.
kan dari proses bekerja untuk memahami penye- Berdasarkan uraian tersebut, dapat disim-
lesaian masalah. Selanjutnya Savery (2006, pulkan bahwa pembelajaran berbasis proyek
p.12) menyatakan bahwa PBL adalah pende- adalah model pembelajaran yang memberdaya-
katan pembelajaran berpusat pada siswa yang kan siswa untuk mencapai konten pengetahuan
memberdayakan siswa untuk melakukan penye- mereka sendiri melalui kegiatan penugasan
lidikan, mengintegrasikan teori beserta praktek, kompleks dan pada akhirnya siswa menghasil-
dan menerapkan pengetahuan serta keterampilan kan produk karya siswa bernilai dan realistik.
untuk mengembangkan solusi yang tepat bagi Pada PjBL siswa belajar secara mandiri dan
masalah yang ditetapkan. Mendukung pendapat terlibat aktif dalam penyelesaian masalah dan
tersebut, Arends & Kilcher (2010, p.326) meng- penyelidikan. Berbagai langkah dalam pembel-
ungkapkan bahwa PBL adalah pendekatan yang ajaran PjBL pada setting pembelajaran koope-
berpusat pada siswa yang melibatkan siswa da- ratif tipe GI dalam penelitian ini yaitu dimulai
lam penyelidikan pada situasi masalah yang dengan mengatur siswa ke dalam kelompok,
kompleks. Titik awal pembelajaran PBL meru- menetapkan tema tugas/proyek, membuat desain
pakan masalah yang menarik. Siswa diharapkan proyek, membuat jadwal pelaksanaan proyek,
dapat mencari solusi realistis dari masalah dunia mengumpulkan informasi, melaksanakan pe-
nyata. Selanjutnya Scot dan Laura (Eggen & nyelidikan atau investigasi, menyiapkan laporan,
Kauchak, 2012, p.307) menyatakan bahwa PBL mempresentasikan laporan, dan evaluasi.
memiliki tiga karakteristik, yaitu berfokus pada Terkait dengan permasalahan dan solusi
penyelesaian masalah, siswa bertanggung jawab yang diajukan, maka tujuan penelitian ini adalah
dalam menyelesaikan masalah, dan guru men- untuk mendeskripsikan keefektifan model PBL
dukung proses penyelesaian masalah oleh siswa. dan PjBL setting GI serta untuk mengetahui
model manakah yang lebih efektif digunakan perlakuan, dan (4) memberikan postest kemam-
dari kedua model pembelajaran yang menjadi puan berpikir kritis dan prestasi belajar matema-
fokus dalam penelitian ini. tika setelah perlakuan. Instrumen pengumpulan
data terdiri atas instrumen tes dan nontes.
METODE
Instrumen tes terdiri atas instrumen tes prestasi
Jenis penelitian ini adalah penelitian eks- belajar dan kemampuan berpikir kritis. Bentuk
perimen semu (quasi experiment) yang dilaksa- instrumen tes prestasi belajar yaitu tes pilihan
nakan di SMPN 3 Pengadegan Kabupaten Pur- ganda, yang terdiri atas 25 soal. Bentuk instru-
balingga, Provinsi Jawa Tengah. Pengambilan men tes kemampuan berpikir kritis yaitu tes
data dilaksanakan pada semester genap tahun uraian, yang terdiri atas lima soal. Instrumen
pelajaran 2014/2015 pada materi Geometri non tes terdiri atas instrumen angket motivasi
Ruang Sisi Datar pada 16 Maret sampai 27 April belajar matematika yang terdiri atas 30
2015. Populasi dalam penelitian ini adalah selu- pernyataan.
ruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pengadegan Validitas instrumen pada penelitian ini
yang terdiri atas 3 kelas dengan jumlah keselu- terdiri atas validitas isi dan validitas konstruk.
ruhan 84 siswa. Selanjutnya peneliti memilih Validitas isi dilakukan pada instrumen tes (pres-
dua kelas secara acak sebagai sampel. Sampel tasi dan kemampuan berpikir kritis) dan non tes
penelitian ini adalah kelas VIII C dengan jumlah (motivasi belajar). Validitas isi diperoleh dengan
siswa 28 sebagai kelas eksperimen 1 yang diberi cara meminta pertimbangan ahli (expert judg-
perlakuan model PBL setting GI, sedangkan ment) dan ketiga instrumen tersebut dinyatakan
kelas VIII B dengan jumlah siswa 26 merupakan valid. Validitas konstruk dilakukan pada instru-
kelas eksperimen 2 yang diberi perlakuan model men non tes. Bukti validitas konstruk dapat
PjBL setting GI. Desain penelitian dalam peneli- diperoleh dari data hasil uji coba yang sudah
tian ini adalah pretest-posttest non equivalent dianalisis dengan analisis faktor dan diperoleh
group design, dimana variabel terikat diukur dua lima faktor.
kali yaitu pada saat sebelum dan setelah per- Koefisien reliabilitas dihitung untuk tes
lakuan diberikan. Secara skematis, desain ekspe- uji coba prestasi belajar, kemampuan berpikir
rimen dalam penelitian ini dapat dilihat pada kritis dan motivasi belajar. Estimasi koefisien
Gambar 1. reliabilitas tes prestasi belajar matematika yang
Pretest PBL Postest berbentuk pilihan ganda dihitung dengan meng-
Setting gunakan formula KR-20. Formula KR-20 dapat
E1
GI digunakan hanya pada skor tes dikotomi (0 atau
Angket Angket 1), yaitu bernilai satu jika jawaban benar dan
bernilai nol jika jawaban salah (Ebel & Frisbie,
1991, p.84). Estimasi koefisien reliabilitas tes
kemampuan berpikir kritis, dan motivasi belajar
Pretest Postest
dihitung dengan menggunakan formula alpha
PjBL
E2 Setting Cronbach. Menurut Cronbach (Ebel & Frisbie,
GI 1991, p.85), koefisien alpha dapat digunakan un-
Angket Angket tuk mengestimasi reliabilitas pengukuran yang
memiliki skor selain 0 dan 1. Koefisien reliabili-
Gambar 1. Diagram Desain Penelitian tas yang diperoleh diinterpretasikan dengan
menentukan nilai Standard Error of Measure-
Keterangan: ment (SEM). Hasil estimasi koefisien reliabilitas
E1: kelas eksperimen 1 dan SEM ketiga instrumen dapat dilihat pada
E2: kelas eksperimen 2 Tabel 1.
Secara berurutan, teknik pengumpulan Tabel 1. Estimasi Reliabilitas Instrumen
data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu,
(1) memberikan angket motivasi belajar mate- Koefisien
Instrumen SEM
matika kepada siswa untuk diisi sebelum mela- Reliabilitas
kukan pretest, (2) melakukan pretsest kemam- Prestasi Belajar 0,71 1,90
puan berpikir kritis dan prestasi belajar matema- Kemampuan Berpikir Kritis 0,75 1,84
Motivasi Belajar 0,71 5,16
tika sebelum perlakuan, (3) memberikan angket
motivasi belajar matematika kepada siswa untuk Data prestasi belajar diperoleh melalui
diisi sebelum dilakukan postest dan setelah pengukuran menggunakan instrumen tes yang
berbentuk pilihan ganda, sedangkan data tentang kriteria pengambilan keputusan diambil pada
kemampuan berpikir kritis diperoleh melalui taraf signifikansi 5%.
pengukuran dengan instrumen tes yang berben-
HASIL DAN PEMBAHASAN
tuk essay yang berjumlah lima butir soal. Selan-
jutnya, skor yang diperoleh dikonversi menjadi Data hasil tes prestasi belajar matematika
nilai dengan rentang 0 s.d. 100. Skor tersebut yang akan dideskripsikan terdiri atas data pretest
kemudian digolongkan berdasarkan Kriteria Ke- dan posttest. Pretest merupakan tes yang diberi-
tuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan kan pada kedua kelompok yang diteliti, yaitu
di sekolah untuk pelajaran matematika kelas kelompok PBL setting GI dan kelompok PjBL
VIII, yaitu 70. setting GI sebelum perlakuan dan dilaksanakan
Selanjutnya data motivasi belajar mate- untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada
matika diperoleh dengan menggunakan ins- materi bangun ruang sisi datar. Posttest merupa-
trumen non tes yang berbentuk angket dengan kan tes yang diberikan kepada kedua kelompok
skala Likert. untuk menentukan kriteria variabel setelah perlakuan dilaksanakan dan tes ini dilak-
motivasi belajar digunakan klasifikasi berdasar- sanakan untuk mengetahui prestasi belajar mate-
kan rata-rata (M) dan standar deviasi (S). M = matika siswa setelah perlakuan. Hasil tes pres-
(30+150)/2 = 90 dan S = (150-30)/6 = 20. Kate- tasi belajar matematika pada kedua kelompok
gori hasil pengukuran menggunakan kriteria sebelum perlakuan dan setelah perlakuan dapat
yang dikembangkan oleh Azwar (2014, p.163) dilihat pada Tabel 3.
dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 3. Deskripsi Data Prestasi Belajar
Tabel 2. Kategori Motivasi Belajar Matematika
PBL – GI PjBL – GI
Skor(X) Kategori Motivasi Pre Post Pre Post
121 – 150 Sangat tinggi Rata-rata 32,86 83,57 31,38 78,15
101 – 120 Tinggi SD 15,29 12,66 15,54 15,10
81 – 100 Sedang Max 56,00 100 56,00 100
61 – 80 Rendah Min 4,00 56,00 4,00 44,00
30 – 60 Sangat rendah
Selain data yang telah dijabarkan pada
Pengukuran keefektifan model PBL sett- Tabel 3, data hasil tes kemampuan berpikir kritis
ing GI dan PjBL setting GI terhadap masing- matematika juga dideskripsikan atas data pretest
masing variabel, yaitu prestasi belajar, kemam- dan posttest. Pretest dilaksanakan untuk me-
puan berpikir kritis, dan motivasi belajar meng- ngetahui kemampuan berpikir kritis siswa sebe-
gunakan statistik uji one sample t-test, sedang- lum perlakuan pada materi bangun ruang sisi
kan untuk menyelidiki perbedaaan keefektifan datar, sedangkan Posttest dilaksanakan untuk
model PBL setting GI dan PjBL setting GI ditin- mengetahui kemampuan berpikir kritis matema-
jau dari prestasi belajar, kemampuan berpikir tika siswa setelah perlakuan. Hasil tes kemam-
kritis, dan motivasi belajar dilakukan dengan uji puan berpikir kritis matematika pada kedua
multivariat, yaitu satistik uji two-group kelompok sebelum perlakuan dan setelah perla-
MANOVA dengan asumsi yang harus dipenuhi kuan disajikan pada Tabel 4.
yaitu normalitas multivariat dan homogenitas
Tabel 4. Deskripsi Data Kemampuan Berpikir
matriks kovarian. Kedua pengujian tersebut dila-
Kritis
kukan dengan bantuan program SPSS 22 dan
kriteria pengambilan keputusan diambil pada PBL – GI PjBL – GI
taraf signifikansi 5%. Pre Post Pre Post
Pemeriksaan asumsi normalitas multiva- Rata-rata 30,87 81,11 31,71 75,73
riat digunakan kriteria , yaitu bila sekitar 50% SD 7,47 12,37 5,35 10,50
Max 46,67 97,78 40,00 95,56
nilai lebih kecil dari ( ) maka dapat dika- Min 17,78 55,56 17,78 53,33
takan bahwa data populasi berdistribusi normal
multivariat (Jhonson & Wichern, 2007, p.183). Data selanjutnya yang dikumpulkan oleh
Selanjutnya uji Box-M digunakan untuk menge- peneliti adalah data motivasi belajar matematika
tahui homogenitas matriks kovarians dua kelom- siswa pada saat sebelum dan setelah perlakuan.
pok dengan tiga variabel terikat secara simultan Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan
(Stevens, 2009, p.230). Pengujian tersebut juga statistik deskriptif. Deskripsi data hasil angket
dilakukan dengan bantuan program SPSS 22 dan motivasi belajar matematika siswa sebelum dan
setelah perlakuan disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Deskripsi Data Motivasi Belajar persentase masing-masing sebesar 50% nilai
PBL – GI PjBL – GI ( ) . Berdasarkan hasil perhitungan ter-
Pre Post Pre Post sebut dapat disimpulkan pula bahwa data berasal
Rata-rata 99,25 115,89 97,42 116,65 dari populasi yang berdistribusi normal.
SD 10,16 8,56 10,87 9,35 Uji yang dilaksanakan selanjutnya adalah
Max 119,00 130,00 121,00 137,00 uji Box-M yang digunakan untuk mengetahui
Min 78,00 98,00 80,00 99,00 homogenitas matriks kovarians dua kelompok
Kriteria Sedang tinggi sedang tinggi dengan tiga variabel terikat secara simultan. Ha-
Setelah keseluruhan data terkumpul, pe- sil uji Box’s M sebelum dan setelah perlakuan
neliti melaksanakan analisis terhadap data-data dapat dilihat pada Tabel 7.
tersebut. Analisis data yang dilakukan dalam Tabel 7. Hasi Uji Box’s-M Sebelum dan Setelah
penelitian ini meliputi uji kondisi awal dan uji Perlakuan
kondisi akhir. Uji kondisi awal dilaksanakan un-
Pretest Posttest
tuk menguji perbedaan kemampuan awal antara
Box’s M 8,678 5,080
kelompok PBL setting GI dan kelompok PjBL F 1,355 0,793
setting GI ditinjau dari prestasi belajar, kemam- Sig. 0,229 0,575
puan berpikir kritis, dan motivasi belajar mate-
matika. Uji kondisi akhir dilaksanakan untuk Berdasarkan hasil uji Box’s M sebelum
menguji keefektifan model PBL setting GI dan dan setelah perlakuan, masing-masing diperoleh
PjBL setting GI ditinjau dari masing-masing nilai signifikansi sebesar 0,229 dan 0,575. Ke-
aspek yang telah disebutkan sebelumnya, serta dua hasil perhitungan tersebut bernilai lebih dari
untuk menguji model manakah diantara kedua 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa matriks
model pembelajaran tersebut yang lebih efektif, kovarians pada kedua kelompok sebelum dan
ditinjau ketiga aspek yang telah disebutkan setelah perlakuan adalah homogen.
sebelumnya. Sebelum data dianalisis mengguna- Selanjutnya, uji MANOVA dilakukan ba-
kan statistik uji two-group MANOVA, asumsi ik pada data yang diperoleh sebelum dan setelah
prasyarat pengujian tersebut harus harus terpe- perlakuan karena asumsi normalitas multivariat
nuhi. Kedua asumsi tersebut adalah normalitas dan homogenitas matriks kovarian terpenuhi.
multivariat dan homogenitas matriks kovarians Analisis menggunakan bantuan program SPSS
dari kedua kelompok. Hasil uji normalitas 22. Hasil uji MANOVA sebelum dan setelah
multivariat sebelum dan setelah perlakuan dapat perlakuan dapat dilihat pada Tabel 8.
dilihat pada Tabel 6. Tabel 8. Hasil Uji MANOVA (Hotelling’s
Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Multivariat Trace) Sebelum dan Setelah Perlakuan
Sebelum dan Setelah Perlakuan Pretest Posttest
Persentase F 0,337 1,316
( )
Kelompok Sig. 0,799 0,280
Pretest Posttest
PBL-GI 46,43% 50,00% Berdasarkan hasil uji MANOVA sebelum
PjBL-GI 50,00% 50,00% perlakuan, angka signifikansi yang diperoleh
Berdasarkan Tabel 6, diperoleh hasil bah- adalah 0,799. Nilai signifikansi tersebut lebih
wa pada kelompok PBL setting GI sebelum dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa kedua
perlakuan diperoleh persentase sebesar 46,43% kelompok memiliki mean kelompok yang sama.
Hal tersebut memiliki makna bahwa sebelum
nilai ( ) . Persentase tersebut memiliki
perlakuan dilakukan, peneliti telah memastikan
nilai yang tidak jauh dari 50% sehingga dapat bahwa kedua kelompok berasal kelompok-
disimpulkan bahwa data berasal dari populasi kelompok yang memiliki mean yang sama
yang berdistribusi normal. Uji normalitas multi- secara multivariat atau tidak terdapat perbedaan
variat data pada kelompok PjBL setting GI sebe- kemampuan awal antara kelompok PBL setting
lum perlakuan diperoleh persentase sebesar 50% GI dan PjBL setting GI. Sedangkan hasil uji
nilai ( ) . Berdasarkan hasil perhitung- MANOVA setelah perlakuan menunjukkan ang-
an tersebut dapat disimpulkan pula bahwa data ka signifikansi 0,280. Nilai signifikansi tersebut
berasal dari populasi yang berdistribusi normal. lebih dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
Selanjutnya pada kelompok PBL dan PjBL sett- setelah diberikan perlakuan, kedua kelompok
ing GI yang telah diberikan perlakuan, diperoleh tidak memiliki perbedaan mean multivariat atau
tidak terdapat perbedaan keefektifan antara anggota kelompok harus memahami langkah-
kelompok PBL setting GI dan PjBL setting GI. langkah penyelesaiannya. Hal tersebut membuat
Keefektifan yang dimaksud adalah keefektifan setiap siswa berusaha dengan sungguh-sungguh
ditinjau dari variabel prestasi belajar, kemam- agar dapat menguasai dan memahami cara pe-
puan berpikir kritis, dan motivasi belajar. Untuk nyelesaian masalah yang diberikan serta mampu
mengetahui keefektifan masing-masing kelom- memberikan alasan logis atas penyelesaian ma-
pok belajar, dilakukan uji one sample t-test. salah tersebut. Dalam proses penyelesaian masa-
Adapau hasil uji one sample t-test dapat dilihat lah, bukan hanya hasil akhir yang diperhatikan
pada Tabel 9. akan tetapi proses penyelesaian masalah menjadi
bagian yang penting. Siswa dibiasakan untuk
Tabel 9. Uji One Sample t-test Kelompok PBL
menggunakan kemampuan berpikir kritisnya da-
Setting GI dan PjBL Setting GI
lam menyelesaikan permasalahan. Hal ini yang
Kelompok Variabel t Sig. menyebabkan model PBL setting GI efektif
PBL – GI Prestasi belajar 5,67 0,00 ditinjau dari kemampuan berpikir kritis.
Kemampuan Berpikir 4,75 0,00 Senada dengan uraian tersebut, kerjasama
Kritis dalam kelompok PBL setting GI juga membuat
Motivasi Belajar 9,21 0,00 siswa tidak mudah merasa bosan dalam pem-
PjBL – Prestasi Belajar 2,75 0,01
belajaran, karena siswa dapat berdiskusi dengan
GI Kemampuan Berpikir 2,78 0,01
Kritis
sesama anggota kelompoknya untuk menyele-
Motivasi belajar 8,54 0,00 saikan masalah. Siswa lebih termotivasi dalam
mengikuti pembelajaran karena fokus dalam
Berdasarkan Tabel 9, diperoleh nilai sig- penyelesaian masalah sehingga waktu pembel-
nifikansi untuk variabel prestasi belajar, ke- ajaran terasa menjadi lebih singkat. Hal ini
mampuan berpikir kritis, dan motivasi belajar menyebabkan model PBL setting GI efektif
kelompok PBL setting GI dan PjBL setting GI ditinjau dari motivasi belajar matematika siswa.
kurang dari 0,05. Hal ini berarti pembelajaran Berbeda dengan kedua jenis pembelajaran
dengan menggunakan model PBL setting GI dan sebelumnya, pada pembelajaran konvensional,
PjBL setting GI efektif ditinjau dari prestasi para siswa hanya pasif menerima materi yang
belajar, kemampuan berpikir kritis, dan motivasi diberikan oleh guru. Sedangkan dalam pembel-
belajar matematika. ajaran PBL setting GI, siswa dituntut untuk aktif
Hasil analisis menunjukkan bahwa pe- menggali pengetahuan melalui kegiatan investi-
nerapan model pembelajaran PBL setting GI pa- gasi dan penyelesaian masalah. Hal ini disebab-
da kelompok eksperimen pertama, berdasarkan kan dalam pembelajaran matematika dengan
kriteria keputusan pada t-test one sample, efektif menerapkan model PBL setting GI dirancang
ditinjau dari prestasi belajar, kemampuan untuk membantu siswa untuk mengembangkan
berpikir kritis, dan motivasi belajar matematika. keterampilan berpikir, keterampilan menyelesai-
Hal ini disebabkan langkah-langkah atau sintak kan masalah dan keterampilan intelektualnya
dalam pembelajaran PBL setting GI yang telah serta menjadikan siswa menjadi pembelajar
ditentukan sudah terlaksana. Dalam pembelajar- yang mandiri. Pembelajaran matematika yang
an matematika dengan menerapkan model PBL menerapkan model pembelajaran PBL setting GI
setting GI, siswa aktif terlibat dalam penyelidik- efektif ditinjau dari prestasi belajar, kemampuan
an/investigasi dalam kerja kelompok untuk me- berpikir kritis dan motivasi belajar matematika.
nyelesaikan suatu masalah yang diberikan Pernyataan tersebut sejalan dengan kajian teori
kemudian mereka mampu mempresentasikan dan hasil penelitian yang telah dilakukan sebe-
temuan mereka kepada anggota kelompok yang lumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh
lain. Kegiatan investigasi dan penyelesaian ma- Farhan & Retnawati (2014) yang menyatakan
salah dalam kelompok membantu siswa belajar bahwa PBL efektif ditinjau dari prestasi dan
lebih mendalam dan mengarahkan siswa pada motivasi belajar matematika. Mendukung hasil
pemahaman yang lebih luas, sehingga tujuan penelitian tersebut, Sholikhah (2014) berdasar-
pembelajaran yang telah ditetapkan dapat terca- kan hasil penelitian yang telah dilakukannya
pai. Hal ini menyebabkan model PBL setting GI juga mengemukakan bahwa PBL efektif ditinjau
efektif ditinjau dari prestasi belajar matematika dari kemampuan berpikir kritis. Senada dengan
siswa. kedua pendapat sebelumnya tersebut, Baki, et al
Selain itu, kerjasama dalam menyelesai- (2010, p.183) juga menyatakan bahwa siswa
kan masalah sangat dibutuhkan karena setiap yang diajar dengan menerapkan pembelajaran
Capraro, R. M., Capraro, M. M., & Morgan, J. Imawan, O. (2015). Perbandingan antara
R. (2013). Stem project-based learning. keefektifan model guided discovery
Rotterdam, The Netherlands: Sense learning dan project-based learning pada
Publishers matakuliah geometri. PYTHAGORAS:
Chang, C. S., Wong, W. T., & Chang, C. Y. Jurnal Pendidikan Matematika, 10(2),
(2011). Integration of project based 179-188.
learning strategy with mobile learning: doi:http://dx.doi.org/10.21831/pg.v10i2.9
case study of mangrove wetland ecology 156
exploration project. Tamkang Journal of Jhonson, R.A., & Wichern, D.W. (2007).
Science and Engineering, 14 (3), 265 – Applied Multivariate Statistical Analysis.
273. Upper Saddle River, NJ: Pearson Prentice
Ebel, R. I. & Frisbie, D. A.(1991). Essential of Hall.
educational measurement. (5th ed). New Kagan, S., & Kagan, M. (2009). Kagan
Delhi, India: Prentice-Hall, Inc. cooperative learning. San Clemente, CA:
Eggen, P & Kauchak, D. (2012). Strategi dan Kagan Publishing.
model pembelajaran: mengajarkan Kurniawan, D., & Wustqa, D. (2014). Pengaruh
konten dan keterampilan berpikir. perhatian orangtua, motivasi belajar, dan
(Terjemahan Satrio Wahono). Boston, lingkungan sosial terhadap prestasi belajar
MA: Pearson Education. (Buku asli matematika siswa SMP. Jurnal Riset
diterbitkan tahun 2012). Pendidikan Matematika, 1(2), 176-187.
Fahrurrozi, F., & Mahmudi, A. (2014). doi:http://dx.doi.org/10.21831/jrpm.v1i2.
Pengaruh PBM dalam setting 2674
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan Quigley, D. (2010). Project-based learning and
GI terhadap prestasi belajar dan student achievement. Disertasi. Walden
kecerdasan emosional siswa. Jurnal Riset University, United States.
Pendidikan Matematika, 1(1), 1-11. Savery, J. R. (2006). Overview of problem-
doi:http://dx.doi.org/10.21831/jrpm.v1i1. based learning: definitions and
2653 distinctions. Interdisciplinary Journal of
Farhan, M., & Retnawati, H. (2014). Problem-Based Learning, 1 (1), 9-20.
Keefektifan PBL dan IBL ditinjau dari Slavin, R. E. (1995). Cooperative learning:
prestasi belajar, kemampuan representasi theory, research, and practice. (2nd ed.).
matematis, dan motivasi belajar. Jurnal Boston, MA: Allyn & Bacon.
Riset Pendidikan Matematika, 1(2), 227-
Sholikhah. (2014). Perbandingan keefektifan
240.
problem-based learning (PBL) setting
doi:http://dx.doi.org/10.21831/jrpm.v1i2.
model pembelajaran kooperatif tipe
2678
numbered head together (NHT) dengan
Filippatou, D., & Kaldi, S. (2010). The tipe jigsaw pada materi geometri ditinjau
effectiveness of project-based learning on dari prestasi belajar matematika,
pupils with learning difficulties regarding kemampuan berpikir kritis dan disposisi
academic performance, group work and matematis siswa kelas X SMA. Tesis
motivation. International Journal of tidak diterbitkan. Universitas Negeri
Special Education, 25 (1), 17-26. Yogyakarta, Yogyakarta
French, D. (2004). Teaching and learning Stevens, J. P. (2009). Applied multivariate
geometry: issues and methods in statistic for the social sciences (5th ed.).
mathematical education. New York, NY: New York, NY: Taylor and Francis
Continuum International Publishing Group
Group.